Anda di halaman 1dari 37

1.

Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu
Ibu Eksklusif
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-
2019
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2015 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2016
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 224/Menkes/SK/II/2007 Tahun 2007
tentang Spesifikasi Teknis Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI).
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 899/Menkes/SK/X/2009 tentang
Spesifikasi Teknis Makanan Tambahan Anak Balita 2-5 Tahun, Anak Usia
Sekolah Dasar dan Ibu Hamil
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 41 tahun 2014 tentang Pedoman
Gizi Seimbang (PGS)
8. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/Menkes/52/2015
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019
9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 51 Tahun 2016 tentang Standar
Produk Suplementasi Gizi.
Memberikan informasi kepada petugas
kesehatan dan pihak terkait tentang :

1. Jenis dan karaktristik produk makanan


tambahan Balita, Anak Sekolah dan Ibu
Hamil
2. Pengiriman, penyimpanan dan
pendistribusian MT

3. Pemberian MT kepada sasaran

4. Pemantauan dan Evaluasi kegiatan MT


MT Balita adalah suplementasi gizi
berupa makanan tambahan dalam bentuk
biskuit dengan formulasi khusus dan
difortifikasi dengan vitamin dan mineral
yang diberikan kepada bayi dan anak
balita usia 6-59 bulan dengan kategori
kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24
bulan, makanan tambahan ini digunakan
bersama Makanan Pendamping Air
Susu Ibu (MP-ASI)
MT Ibu Hamil adalah suplementasi
gizi berupa biskuit lapis yang dibuat
dengan formulasi khusus dan
difortifikasi dengan vitamin dan
mineral yang diberikan kepada ibu
hamil dengan kategori Kurang Energi
Kronis (KEK) untuk mencukupi
kebutuhan gizi
Sasaran utama MT Balita adalah balita
kurus usia 6-59 bulan dengan indikator
Berat Badan (BB) menurut Panjang Badan
(PB)/Tinggi Badan (TB) kurang dari minus
2 standar deviasi (<- 2 Sd) yang tidak
rawat inap dan tidak rawat jalan.
Sasaran utama MT Ibu
Hamil adalah Ibu
Hamil risiko Kurang
Energi Kronis (KEK)
yang Mempunyai
Lingkar Lengan Atas
(LiLA) kurang dari 23,5
cm.
MAKANAN TAMBAHAN BALITA 6-59 BULAN
DENGAN KATEGORI KURUS
Kandungan Zat Gizi
• Makanan Tambahan Balita adalah suplementasi gizi berupa makanan
tambahan dalam bentuk biskuit dengan formulasi khusus dan difortifikasi
dengan vitamin dan mineral yang diberikan kepada bayi dan anak balita usia 6-
59 bulan dengan kategori kurus. Bagi bayi dan anak berumur 6-24 bulan,
makanan tambahan ini digunakan bersama Makanan Pendamping Air Susu Ibu
(MP-ASI).
• Tiap kemasan primer (4 keping/40 gram) Makanan Tambahan Balita
mengandung minimum 160 Kalori, 3,2-4,8 gram protein, 4-7,2 gram lemak.
• Makanan Tambahan Balita diperkaya dengan 10 macam vitamin (A, D, E, K,
B1, B2, B3, B6, B12, Asam Folat) dan 7 macam mineral (Besi, Iodium, Seng,
Kalsium, Natrium, Selenium, Fosfor).
Karakteristik Produk
• Bentuk :
biskuit yang pada permukaan atasnya tercantum tulisan “MT Balita”
• Tekstur/Konsistensi :
renyah, bila dicampur dengan cairan menjadi lembut.
• Berat :
berat rata-rata 10 gram/keping.
• Warna :
sesuai dengan hasil proses pengolahan yang normal (tidak gosong).
• Rasa : Manis.
• Mutu dan keamanan :
produk makanan tambahan balita memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan sesuai untuk bayi dan anak balita.
• Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa kedaluwarsa 24 bulan.
Kemasan
• Setiap 4 (empat) keping biskuit dikemas dalam 1 (satu) kemasan primer
(berat 40 gram).
• Setiap 21 (dua puluh satu) kemasan primer dikemas dalam 1 (satu)
kotak kemasan sekunder (berat 840 gram).
• Setiap 4 (empat) kemasan sekunder dikemas dalam 1 (satu) kemasan
tersier.
MAKANAN TAMBAHAN IBU HAMIL KURANG
ENERGI KRONIS (KEK)
Kandungan Zat Gizi
• Makanan Tambahan Ibu Hamil adalah suplementasi gizi
berupa biskuit lapis yang dibuat dengan formulasi khusus
dan difortifikasi dengan vitamin dan mineral yang
diberikan kepada ibu hamil dengan kategori Kurang Energi
Kronis (KEK) untuk mencukupi kebutuhan gizi.
• Tiap kemasan primer (3 keping/60 gram) Makanan
Tambahan Ibu Hamil mengandung minimum 270 Kalori,
minimum 6 gram protein, minimum 12 gram lemak.
• Makanan Tambahan Ibu Hamil diperkaya 11 macam
vitamin(A, D E, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, Asam Folat)
dan 7 macam mineral (Besi, Kalsium, Natrium, Seng,
Iodium, Fosfor, Selenium
Karakteristik Produk
• Bentuk :
biskuit lapis (sandwich) yang pada permukaan atas
biskuit tercantum
tulisan “MT Ibu Hamil” .
• Tekstur/Konsistensi :
- biskuit : renyah
- isi : krim/selai padat dan lembut
• Berat : berat rata-rata 20 gram/biskuit lapis.
• Warna : sesuai dengan hasil proses pengolahan yang
normal (tidak gosong).
• Rasa :
- Biskuit : manis
- Isi : manis rasa strawberry/nenas/lemon
• Mutu dan keamanan :
produk makanan tambahan ibu hamil
memenuhi persyaratan mutu dan
keamanan sesuai untuk ibu hamil.
• Masa kedaluwarsa :
waktu antara selesai diproduksi sampai
batas akhir masih layak
dikonsumsi, produk MT mempunyai masa
kedaluwarsa 24 bulan
Kemasan
• Setiap 3 (tiga) biskuit lapis
dikemas dalam 1 (satu) kemasan
primer (berat 60 gram).
• Setiap 7 (tujuh) kemasan
primer dikemas dalam 1 (satu)
kotak kemasan sekunder (berat
420 gram).
• Setiap 4 (empat) kemasan
sekunder dikemas dalam 1
(satu) kemasan tersier.
Mekanisme Pengiriman MT Balita dan MT Ibu Hamil dari Pusat ke Provinsi
(pranko Provinsi) sebagai berikut :
1. Sebelum dilakukan pengiriman ke daerah, terlebih dahulu dilakukan
pemeriksaan MT di gudang produsen/penyedia barang dan dibuatkan Berita
Acara Penerimaan Barang (BAPT) oleh Panitia Penerima Barang di tingkat pusat.

2. Direktorat Gizi Masyarakat membuat surat pemberitahuan yang ditujukan


kepada seluruh Kepala Dinas Kesehatan tentang rencana pengiriman MT sesuai
alokasi yang sudah ditetapkan.

3. Produsen/penyedia barang memberitahukan tentang jumlah dan waktu


pengiriman MT kepada Kepala Dinas Kesehatan/Petugas Pengelola MT
Dinas Kesehatan Provinsi.
4. Produsen/penyedia barang mengirim MT ke gudang yang telah disiapkan
oleh Dinas Kesehatan Provinsi dalam jumlah sesuai dengan alokasi yang
telah ditetapkan.
5. Apabila kapasitas gudang tidak mencukupi sesuai dengan alokasi
pengiriman, maka dapat dilakukan penyesuaian jadwal dan jumlah
pengiriman MT berdasarkan kesepakatan bersama antara produsen/penyedia barang
dengan Dinas Kesehatan Provinsi setempat

6. Setelah MT diterima, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi atau Petugas yang


ditunjuk membuat dan menandatangani berita acara penerimaan barang sesuai
jumlah, jenis, dan kualitas yang diterima. Berita Acara Penerimaan Barang yang
asli diserahkan ke produsen/penyedia barang dan tembusan dikirim ke Direktorat
Gizi Masyarakat.
• Tempat Penyimpanan harus selalu higienis, tidak
berdebu dan bebas dari tikus, kecoa dan binatang
pengerat lainnya;
• Tempat penyimpanan tidak bocor dan lembab
ruangan mempunyai ventilasi dan pencahayaan yang
baik;
• Makanan tambahan hendaknya tidak diletakkan
langsung di lantai;
• Penyusunan/peletakan/penumpukan makanan
tambahan sedemikian rupa sehingga barang tetap
dalam kondisi baik.
• Makanan tambahan yang masuk ke tempat
penyimpanan yang lebih awal dikeluarkan terlebih
dahulu (First in First Out = FIFO);
• Penyimpanan makanan tambahan tidak dicampur
dengan bahan pangan lain dan bahan bukan pangan;
• Makanan tambahan yang rusak selama penyimpanan,
diambil dan dipisahkan dari makanan tambahan yang
masih baik;
• Makanan tambahan yang telah dinyatakan rusak
perlu dibuatkan Berita Acara Penghapusan oleh
Kepala Puskesmas setempat;
• Makanan tambahan dinyatakan rusak apabila
kemasan berlubang, robek, pecah, kempes dan
teksturnya berubah.
BAGAN MEKANISME PENDISTRIBUSIAN PMT

PRODUSEN/PENYEDIA MT
DIREKTORAT
GIZI MASYARAKAT

DINKES PROVINSI

DINKES PUSKESMAS
KABUPATEN/KOTA

SASARAN
: Distribusi

: Koordinasi

: Alternatif Distribusi
Prinsip Dasar Pemberian

Prinsip Dasar Pemberian Makanan Tambahan Anak


Balita adalah untuk memenuhi kecukupan gizi agar
mencapai berat badan sesuai umur.
 MT diberikan pada balita 6-59 bulan dengan
kategori kurus yang memiliki status gizi berdasarkan
indeks BB/PB atau BB/TB dibawah -2 Sd
 Tiap bungkus MT Balita berisi 4 keping biskuit (40
gram)
 Usia 6 -11 bulan diberikan 8 keping (2 bungkus) per
hari Usia 12-59 bulan diberikan 12 keping (3
bungkus) per hari
 Pemantauan pertambahan berat badan dilakukan tiap
bulan di Posyandu
 Bila sudah mencapai status gizi baik, pemberian MT
pemulihan pada Balita dihentikan. Selanjutnya
mengonsumsi makanan keluarga gizi seimbang
 Dilakukan pemantauan tiap
bulan untuk mempertahankan
status gizi baik. Biskuit dapat
langsung dikonsumsi atau
terlebih dahulu ditambah air
matang dalam mangkok
bersih sehingga dapat
dikonsumsi dengan
menggunakan sendok
 Setiap pemberian MT harus
dihabiskan
Prinsip Dasar Pemberian

Pemberian makanan tambahan dilakukan untuk


memenuhi kecukupan gizi ibu hamil
 MT diberikan pada ibu hamil KEK yaitu ibu hamil
yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LiLA)
dibawah 23,5 cm
 Pemberian MT pada ibu hamil terintegrasi dengan
pelayanan Antenatal Care (ANC)
 Tiap bungkus MT ibu hamil berisi 3 keping biskuit
lapis (60 gram)
 Pada kehamilan trimester I diberikan 2 keping per
hari hingga ibu hamil tidak lagi berada dalam
kategori Kurang Energi Kronis (KEK) sesuai dengan
pemeriksaan Lingkar Lengan Atas (LiLA)
 Pada kehamilan trimester
II dan III diberikan 3
keping per hari hingga ibu
hamil tidak lagi berada
dalam kategori Kurang
Energi Kronis (KEK) sesuai
dengan pemeriksaan
Lingkar Lengan Atas (LiLA)
 Pemantauan pertambahan
berat badan sesuai standar
kenaikan berat badan ibu
hamil. Apabila berat badan
sudah sesuai standar
kenaikan berat badan
selanjutnya mengonsumsi
makanan keluarga gizi
seimbang.
Pemantauan Penyimpanan dan pendistribusian MT
di tingkat Kabupaten/Kota

 Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gudang, ventilasi,


kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak
 Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak,
bebas binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan
pangan dan non-pangan lainnya.
 Catatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT masuk,
keluar, sisa dan jumlah MT yang rusak.
 Rencana pendistribusian MT dari Provinsi ke Puskesmas
(alokasi rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke
Puskesmas).
 Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak).
 Kondisi fisik gudang meliputi: kapasitas gedung, ventilasi,
kelembaban, kebersihan, lingkungan, atap bocor/tidak
 Cara penyimpanan meliputi: penggunaan palet, tata letak,
bebas binatang pengganggu, tidak disatukan dengan bahan
pangan dan non-pangan lainnya
 Pencatatan dan laporan administrasi gudang meliputi MT
masuk, keluar, sisa dan jumlah MT yang rusak
 Rencana pendistribusian MT dari Puskesmas ke sasaran
(alokasi rencana pendistribusian dan pemberitahuan ke
BDD/petugas yang ditunjuk/kader)
 Pelaksanaan pendistribusian (jumlah dan jenis MT yang telah
didistribusikan, cara pendistribusian, dan jumlah yang rusak)
Dalam melakukan pemantauan petugas menggunakan
Lampiran 3 (Formulir Pemantauan Penyimpanan dan
Pendistribusian MT di Tingkat Puskesmas)
Pemantauan dilaksanakan oleh BDD/petugas yang
ditunjuk/kader, dengan melakukan pengamatan
terhadap:
 Cara penyimpanan (wadah, letak)
 Cara penyajian (besar porsi, daya terima)
 Persediaan MT
 Keluhan sasaran terhadap MT Dalam melakukan
pemantauan petugas menggunakan Lampiran 4
dan 5 (Formulir Pemantauan Pemanfaatan MT
Balita dan Ibu Hamil)
 Laporan hasil pemantauan distribusi MT yang
mencakup data kualitatif dan kuantitatif
dilakukan pada di setiap jenjang.
 Distribusi MT (stok opname) dari tingkat Pusat
sampai Puskesmas direkam dalam aplikasi
Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis
Masyarakat (e-PPGBM) pada menu
Distribusi MT. Aplikasi ini juga dapat
menghasilkan format BAST untuk keperluan
administrasi.
 Formulir bantu manual stock opname seperti
pada lampiran 9-11
 Formulir BAST seperti pada lampiran 13
Pencatatan dan pelaporan dilakukan secara berjenjang
sebagai berikut:
• Semua Puskesmas memberikan MT kepada balita kurus
dan ibu hamil KEK kemudian dicatat ke dalam formulir
pencatatan bantu di Puskesmas seperti pada lampiran 12.
-
• Hasil pencatatan pada formulir bantu kemudian di entri
kedalam aplikasi ePPGBM agar dapat diamati perubahan
pertumbuhan berat badan dan status gizinya
• Kabupaten/Kota dan Provinsi - Data sasaran balita dan
ibu hamil penerima MT yang sudah dientri oleh
puskesmas ke dalam aplikasi ePPGBM dapat amati dan
dianalisis oleh kabupaten/kota secara online melalui
menu konsumsi PMT - Umpan balik dapat dilakukan
setiap saat
Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai tujuan
yang diharapkan dan mengkaji masalah-masalah
yang ada untuk perbaikan program selanjutnya.
Evaluasi yang perlu dilakukan mencakup aspek
kegiatan maupun hasil kegiatan untuk dapat
menjawab apakah kegiatan pemberian MT telah
berjalan dengan baik dan dapat meningkatkan
status gizi sasaran sesuai yang diharapkan.
Pemberian makanan tambahan kepada kelompok rawan
gizi pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan
asupan gizi yang pada akhirnya dapat meningkatkan
status gizi sasaran. Peran serta semua pihak sangat
diharapkan dalam mendukung keberhasilan kegiatan
pemberian MT kepada sasaran.
Dalam kegiatan pemberian makanan tambahan disertai
dengan kegiatan konseling dan pendidikan gizi
masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang
pentingnya gizi bagi kesehatan dan upaya-upaya
yang dapat dilakukan dalam rangka pencegahan dan
penanggulangan masalah gizi yang terjadi di
masyarakat sebagai bagian dari pembangunan
sumberdaya manusia.
RENCANA DISTRIBUSI PMT TAHUN 2017
KABUPATEN KOLAKA

JUMLAH YANG DIKIRIM ( KG) 2017


NO KABUPATEN PUSKESMAS

PMT BALITA (KG) PMT - BUMIL (KG)

KOLAKA 1. Kolaka 281 117

2. Latambaga 194 225

3. Wundulako 529 108

4. Baula 367 117

5. Pomalaa 54 90

6. Tanggetada 162 135

7. Polinggona 54 243

8. Watubangga 227 135

9. Toari 86 171

10. Tosiba 335 315

11. Wolo 335 261

12. Iwoimendaa 108 171

Anda mungkin juga menyukai