Anda di halaman 1dari 29

SEJARAH BERDIRINYA DESA SETANGGOR

KECAMATAN PRAYA BARAT


KABUPATEN LOMBOK TENGAH

BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
1. Pengertian Sejarah
Sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari peristiwa atau kejadian yang
terjadi di masa lampau. sejarah tidak sekedar kejadian masa lampau, akan
tetapi suatu pemahaman yang didalamnya mengandung berbagai pristiwa
atau kejadian yang dapat dijadikan sebagai pengetahuan dan pelajaran bagi
perkembangan kehidupan manusia seterusnya.
Kata sejarah secara harfiah berasal dari kata bahasa arab ( :
Sajaratun) artinya pohon kayu yang bercabang-cabang. Pohon kayu yang
bercabang-cabang diibaratkan sebagai sejarah kehidupan, sebab sejarah
berkembang dari satu titik kejadian bercabang ke titik kejadian yang lain
yang saling berhubungan satu sama lain. Pohon yang bercabang-cabang juga
menjadi symbol suatu silsilah keturunan dari satu individu, Raja atau orang-
orang penting pada masa lampau.
Jadi menurut pengertian sejarah dalam kamus besar Bahasa Indonesia
sejarah mempunyai 3 arti penting yaitu:
1. Sejarah berarti silsilah atau Asal Usul.
2. Sejarah berarti kejadian atau pristiwa yang benar-benar pada masa
lampau.
3. Sejarah berarti Ilmu Pengetahuan, Ceritera, Pelajaran tentang kejadian
yang benar-benar terjadi di masa lampau.

2. Pengertian Desa
Desa menurut asal kata Bahasa Sanskerta "dhesi" yang berarti tanah
kelahiran, desa yang berarti tanah kelahiran selain menunjukkan tempat atau
daerah juga menggambarkan kehidupan sosial budaya, Adat Istiadat dalam
kegiatan kehidupan penduduknya.
Berdasarkan UU No. 6 tahun 2014 desa adalah suatu wilayah yang
ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai masyarakat termasuk didalamnya
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan
terendah langsung dibawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Desa merupakan basis perkembangan nilai-nilai adat istiadat dan tradisi
budaya. Adat istiadat merupakan suatu aturan kebiasaan yang tumbuh dan
berkembang dari suatu masyarakat yang memiliki nilai-nilai tinggi serta
dipertahankan oleh masyarakat penduduknya.
Desa adalah bentuk pemerintahan yang terkecil yang ada di negeri ini,
wilayah tidak terlalu luas dan dihuni oleh sejumlah keluarga yang mayoritas
penduduknya berkerja dibidang pertanian dan tingkat pendidikan cendrung
masih rendah, hubungan kekerabatan antar masyarakat terjalin kuat,
masyarakatnya juga percaya dan berpegang teguh pada nilai Adat Istiadat,
trasisi, budaya yang ditinggalkan para leluhurnya.
Jenis-jenis desa menurut perkembangan dan kemajuan masyarakat dapat
digolongkan menjadi 4 macam yaitu:
1. Desa Tradisional
Desa Tradisional adalah Desa yang terdapat pada daerah terpencil dan
terasing. Seluruh kehidupan masyarakatnya termasuk teknologi bercocok
tanam, cara pemeliharaan kesehatan, dan memasak tergantung pada
pemberian alam sekitarnya. Dengan kata lain, desa ini keseluruhan
hidupnya menggantungkan pada alam sekitarnya.
2. Desa Swadaya
Desa Swadaya adalah desa di mana sebagian besar masyarakat memenuhi
kebutuhan ssendiri. Desa ini umumnya terpencil dan masyarakatnya jarang
berhubungan dengan masyarakat luar sehingga proses kemajuannya sangat
lamban karena kurang bertintraksi dengan wilayah lain atau bahkan tidak
sama sekali.
3. Desa Swakarya
Desa Swakarta adalah keadaannya sudah lebih maju dibandingkan desa
swadaya. Masyarakat sudah mampu menjual kelebihan hasil produksi ke
daerah lain, selain untuk memenuhi kebutuhan sendiri. Interaksi dengan
masyarakat luar sudah mulai tampak, walapun interaksinya belum terlalu
sering.
4. Desa Swasambada
Desa Swasambada adalah desa yang sudah mampu mengembangkan
semua potensi yang dimiliki secara optimal. Hal ini tidandai oleh
kemampuan masyarakatnya untuk melakukan tukar menukar barang
dengan wilayah lain (fungsi perdagangann), dan kemampuan untuk saling
mempengaruhi dengan penduduk di wilayah lain. Dan hasil interaksi
tersubut, masyarakat dapat menyerap teknologi baru untuk memanfaatkan
sumber dayanya sehingga proses pembangunan berjalan dengan baik.

B. Tujuan dan Maksud


1. Tujuan dan Maksud dari karya tulis tentang sejarah berdirinya Desa
Setanggor ini antara lain:
a. untuk mengetahui bagaimana sejarah terbentuknya desa setanggur.
b. Untuk mengetahui kondisi dan perkembangan kemajuan dan perubahan
pembangunan dari berbagai aspek.
c. Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat desa, terutama kepada
generasi muda yang akan melanjutkan perjuangan para pejuang
sebelumnya.

2. Maksud dari karya tulis tentang sejarah berdirinya desa Setanggor ini
dibuat sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui proses terbentuknya wilayah desa setanggor.
b. Untuk menambah wawasan pengetahuan masyarakat, dan para pembaca
lainnya tentang keberadaan Desa Setanggor.
BAB II
PEMBAHASAN

1. DESA SETANGGOR ASAL WILAYAH DESA DAREK


Sebelum desa setanggur menjadi wilayah desa, asal merupakan bagian
wilayah desa darek sebagai desa induk, yaitu salah satu wilayah Keliang yang
dinamakan Keliang Pedek, nama ini diambil dari nama salah satu Dasan yang
berbatasan langsung dengan wilayah Desa Penujak. Wilayah Desa Darek
selain Keliang Pedek, juga Keliang Tanak Rarang dibagian Selatan.
Selama Wilayah Keliang Pedek ini menjadi Wilayah Desa Darek telah
mengalami 8 kali pergantian Keliang secara Musyawarah mufakat oleh para
Tokoh Masyarakat dan Pemangku Wilayah Kekeliangan pada waktu itu.
Nama-nama Keliang dari Keliang Pertama yang pernah memegang atau
menjabat sebagai Kepala wilayah Dusun yang disebut Keliang yaitu:
1. Amaq Jamal
2. Amaq Ayat
3. Amaq Jemahat
4. Amaq Midare
5. Amaq Nurian
6. Amaq Repiah
7. Amaq Senalim
8. Amaq Semirah / H. Sulaiman.
9. Mamiq Rustam (Tanak Rarang)
Asal-usul masyarakat Keliang Pedek Desa Darek pada waktu itu, sampai
sekarang adalah merupakan pembauran asal muasal dari Sukarara, Penujak,
Batujai dan Desa Darek yang sampai saat ini tetap merupakan satu kesatuan
masyarakat hukum yang berdomisili, hidup berdampingan secara rukun
berdasarkan asal usul dan nilai dat istiadat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Desa dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

2. DESA SETANGGOR SEBAGAI DESA PERSIAPAN PEMEKARAN


Seiring dengan perkembangan kemajuan terutama dibidang pemerintahan
dan pembangunan kemasyarakatan dari tingkat Dusun dan Desa maka pada
masa Kepala Desa Darek H. Lalu Sultan pada waktu itu wilayah keliang
Pedek yang dijabat oleh Amaq Semirah/H.Sulaiman dan Keliang Tanak
Rarang yang dijabat Oleh Mamiq Rustam dipersiapkan untuk menjadi Desa
Persiapan Pemekaran dan kedua Wilayah Kekeliangan ini digabung menjadi
satu Wilayah Desa baru.
Berdasarkan Narasumber yang terpercaya yaitu H. Lalu Adil,
menerangkan bahwa Desa Setanggor menjadi Desa Persiapan Pemekaran
pada tanggal, Oktober tahun 1969, dengan pejabat Kepala Desa
persiapan Pemekaran Desa Setanggor H. Lalu Adnan.
Dengan terbentuknya Wilayah Kekeliangan Pedek dan Tanak Rarang ini
menjadi Desa wilayah Desa ini diambil dan dinamakan Desa Setanggor,
sebagai nama desa baru Desa Persiapan Pemekaran Pada Waktu itu.
Menurut Bahasa Sasak asli, Setanggor berasal dari kata "Tanggor" yang
artinya "BEQUIH" atau "memanggil" pemberian nama Desa Setanggor ini
berdasarkan hasil musyawarah para Pemuka Masyarakat, Agama, Adat dan
semua unsur aparat dusun Keliang pada waktu itu. Pemberian nama
Setanggor sebagai nama Desa mengandung arti dan makna bahwa "dari tanah
kelahirannya akan memanggil" para Sultane / pemerintah agar datang untuk
memperbaiki kehidupan masyarakatnya, memanggil dalam arti seluruh
komponen lapisan masyarakat Desa Setanggor telah tiba waktunya untuk
diperbaiki kehidupannya agar lebih baik, lebih maju, makmur, sejahtera, adil
dan aman tentram dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan negara
dengan berpegang teguh pada nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945.
Dalam waktu 1 tahun Desa Setanggor yang telah dicanangkan menjadi
Desa persiapan Pemekaran dengan pejabat Kepala Desa H. Lalu Adnan,
struktur pemerintahan dan lembaga Desa masih sangat sederhana sekali
termasuk pembentukan wilayah Kekeliangan masih belum terbentuk, hal ini
mengingat anggaran belum ada, Fasilitas Kantor belum ada dan sistem
keamanan masyarakat dilakukan sebatas kebutuhan-kebutuhan yang ada
dengan cara sangat sederhana sekali.

3. DESA SETANGGOR MENJADI DESA DIFINITIF


Setelah wilayah Desa Setanggor menjadi Desa Persiapan selama 1 tahun
berjalan sejak tanggal, Oktober tahun 1969 yang dijabat oleh H. Lalu
Adnan. Berdadasarkan surat keputusan Bupati Kepala Daerah Kabupaten
Tingkat II Lombok Tengah pada waktu itu, maka wilayah Desa Setanggor
diresmikan menjadi desa Difinitif tepatnya pada tanggal, 06 Juni tahun 1970,
hal ini menunjukkan bahwa Wilayah Desa Setanggor secara formal telah
diakui keberadaanya dan berhak mengatur rumah tangganya sendiri, hal ini
berdasarkan keterangan dari H. Lalu Adil mantan Pejabat Kepala Desa
Setanggor yang Pertama.
Kemudian pada tahun itu juga diadakan pemilihan Kepala Desa yang
pertama sejak Desa Setanggor menjadi Desa Definitif. Menurut Penuturan H.
Lalu Adil jumlah Calon Kepala Desa waktu itu ada 4 orang yaitu: H. Lalu
Adnan, Lalu Mustahar, Raden Saidun, dan Lalu Adil sendiri, semua berasal
dari Desa Darek sebagai Desa induk. Dalam proses pemilihan Kepala Desa
tersebut yang terpilih sebagai pemenang adalah Lalu Adil, sehingga dalam
sejarah Desa Setanggor ini tercatat sejak tahun 1970 pemilihan Kepala Desa
yang Pertama Setelah Desa Setanggor menjadi Desa definitif sampai
sekarang.
Selama H. Lalu Adil menjadi Kepala Desa Setanggor yang pertama sejak
dari tahun 1970 sampai dengan 16 Oktober tahun 1976. Dalam kurun waktu 6
tahun sebagai Kepala Desa Setanggor keberhasilan yang telah dicapai dan
digagas bersama masyarakat Desa terutama di bidang pembangunan dan
kemasyarakatan anrata lain:
1. Sarana jalan yaitu pembukaan jalan baru dari Desa Setanggor menuju
Desa Penujak sepanjang 2,5 Km, secara swadaya gotong royong.
2. Sarana Pendidikan yaitu pembangunan SDN 1 Setanggor yang dibuka
pada tahun 1968 dalam bentuk bangunan darurat, tiang bambu, beratap
alang- alang pada waktu itu, mampu diubah dan dipindahkan dalam
bentuk bangunan permanen, dengan gedung tembok dan ruang kelas
belajar 3 Ruang (SDN 1 Setanggor) yang sekarang.
Sementara Fasilitas Kantor Desa pada waktu itu masih sangat darurat
dan sederhana dengan satu orang juru tulis yaitu Lalu Sayuti, Staf Desa
belum ada disamping itu juga Kepala Desa Setanggor H. Lalu Adil dapat
membagi wilayah Desa menjadi 5 Wilayah Keliang yaitu:
1. Keliang Setanggor Timur
2. Keliang Setanggor Barat
3. Keliang Pondok Rejeng
4. Keliang Tanak Rarang
5. Keliang Kelebuh
Setelah Kepala Desa Setanggor H. Lalu Adil berakhir dari tahun 1970
s/d tahun 1976 sebagai Kepala Desa Setanggor yang kedua adalah Lalu
Satibhi, dimana kehadiran Bapak Lalu Satibhi, tidak melalui Kepala Desa
pada waktu itu beliau sedang bertugas sebagai BABINSA Kecamatan Praya
Barat, yang ditunjuk secara langsung oleh Kepala Daerah Kabupaten Tingkat
II Lombok Tengah (BUPATI) sebagai pejabat Kepala Desa Setanggor, hal ini
berdasarkan atas permintaan para tokoh masyarakat dan Pemangku Wilayah
Desa waktu itu.
Dalam kurun waktu kurang lebih 8 tahun Lalu Satibhi sebagai Kepala
Desa Setanggor yaitu sejak tahun 1976 s/d tahun 1984 bersama-sama
masyarakat Desa telah banyak keberhasilan yang dibangun baik yang
menyangkut Bidang Pemerintahan maupun Bidang Kemasyarakatan yaitu:
1. Sarana jalan yaitu pembukaan jalan baru yang menghubungkan Desa
Setanggor menuju Desa Kabol sepanjang Km, dengan sistim
Swadaya gotong royong.
2. Sarana Olahraga yaitu pengadaan Lapangan Olahraga atau Lapangan
Desa dengan sistim Swadaya Murni Masyarakat Desa.
3. Di Bidang Pertanian yaitu mengembangkan pola tanam sistim Gogo
Rancah (gora).
4. Di Bidang Kesehatan yaitu membangun dan merubah kesadaran mental
Masyarakat Desa melalui Program Keluarga Berencana (KB).
5. Di Bidang Organisasi Kelembagaan Masyarakat khususnya para Ibu-ibu
dengan Program PKK dan Darma Wanita.
Pada masa kepala Desa Setanggor yang kedua ini yaitu Lalu Satibhi
melakukan pelayanan kepada masyarakat Desa denga Fasilitas Kantor Desa
yang sangat sederhana sengan berbagai Fasilitas yang ada dengan
Personalia/Aparat atau Staf yang ada seperti:
1. Kades
2. Sikdes
3. Kaur-kaur
4. Staf Desa
5. Keliang / Kadus
6. Hansip
7. Pengulu Desa
8. P3NTR
Dengan lembaga Desa seperti:
1. LMD Desa
2. LKMD
3. PKK
4. Darma Wanita
Seiring dengan perkembangan kemajuan program Pemerintah dan
Kemasyarakatan Desa Stanggor terus membenahi diri membangun
masyarakat dari berbagai aspek kehidupan, demikian juga pergantian kepala
Desa secara Periodik berdasarkan UU No. 5 tahun 1979 tentang Desa dan
Jabatan Kepala Desa selama 8 tahun waktu itu. Selanjutnya pemilihan Kepala
Desa Setanggor yang kedua sebagai penerus dari Kepala Desa Sebelumnya
Lalu Satibhi di ganti oleh H. Moh. Ramli sejak tahun 1984 s/d tahun 1992. H.
Moh. Ramli selama memimpin menjadi Kepala Desa Setanggor selama 8
tahun juga telah banyak membawa perubahan-perubahan kemajuan terutama
yang menyangkut dengan pembangunan Kemasyarakatan, Pembangunan
mental seperti Pemberantasan Buta Huruf dan mental Spiritual, dan Fasilitas
Infrastruktur jalan dan sarana Pendidikan.
Salah satu Program Pemerintah Pusat yang digalakkan pada waktu itu
adalah Program Inpres No. 10 tahun 1984 tentang perluasan saran Pendidikan
berupa pembanguna Gedung Sekolah Dasar, sehingga Desa Setanggor
memperoleh pembangunan Gedung Sekolah Dasar ada 3 buah yaitu: SDN 2
Setanggor, SDN Muntung Waru dan SDN Kelebuh.
Kemudian Program pembrantasan Buta Huruf (BBH) bagi kelompok
masyarakat yang tidak pernah sekolah atau buta huruf, program ini dilakukan
dengan sistim kelopok belajar diberbagai tempat Wilayah Desa dan Dusun,
yang dibimbing oleh seorang Tutor, kelompok belajar dengan sasaran bisa
membaca, menulis, dan bisa berhitung (calistung).
Di samping itu Program bantuan Ternak Sapi PDP kepada petani
peternak waktu itu dengan sistim kelompok kandang ternak sapi secara
konplek setengah permanen. Selain program Pemerintah tersebut diatas pada
masa Kepala Desa H. Moh. Ramli juga membuka jalan baru dari Desa
Setanggor menuju Desa Darek Km, yang sampai saat ini menjadi
penghubung antara kedua Desa.
Selanjutnya masa era Kepala Desa Setanggor ke-4 adalah H. Kamarudin
sebagai pengganti jabatan Kepala Desa Setanggor sebelumnya yaitu H. Moh.
Ramli yang berakhir pada tahu 1992. H. Kamarudin hadir sebagai Kepala
Desa Setanggor melalui proses pemilihan Kepala Desa Setanggor dalam 2
Periode. Periode Pertama Pasca UU No. 5 tahun 1979 selama 8 tahun yaitu
dari tahun 1992 s/d tahun 2001, kemudian periode Kedua adalah Pasca
undang-undang otonomi Daerah yang masa Jabatan Kepala Desa selama 5
tahun yaitu dari tahun 2001 s/d tahun 2006.
Jadi, H. Kamarudin Menjabat sebagai Kepala Desa Setanggor sela 13
tahun, dalam waktu tersebut telah banyak melakukan perubahan kemajuan
terutama di bidang Infrastruktur jalan untuk jelasnya dapat kita lihat dalam
paparan berikut ini:
1. Sarana Gedung Kantor Desa yaitu pemindahan gedung kantor Desa yang
lama yang lokasinya di Setanggor Timur dipindahkan ke Wilayah
Setanggor Barat yaitu Kantor Desa Setanggor yang sekarang.
2. Sarana Jalan yaitu pembukaan jalan gang-gang Lingkungan menuju
Gubuk atau Dasan dan jalan Gang menuju Pekuburan.
3. Penembokan Kubur Sewilayah Desa dengan sistim gotong royong dan
Swadaya murni Masyaralat.
4. Sarana Kesehatan berupa pembangunan Pos Persalinan Desa (Polindes).
5. Pembangunan Jembatan yaitu Jembatan Jalan Onde,Jembatan Brampes
dan Jembatan Terare menuju Pekuburan Terare.
Disamping Pembanginan Infrastruktur Jalan dan Fasilitas diatas H.
Kamarudin juga berhasil menambah Pengembangan Wilayah Dusun dari
Dusun yang sudah ada sebanyak 5 Dusun menjadi 8 Dusun.
Selanjutnya Kepala Desa Setanggor yanng ke-6 yaitu H. Mahsun selama
6 tahun 1 Periode berdasarkan undang-undang Pasca Otonomi Daerah yaitu
sejak tahun 2007 s/d tahun 2013. H. Mahsun selama menjabat menjadi
Kepala Desa Setanggor telah banyak kemajuan dan perubahan dibidang
pembangunan kemasyarakatan, salah satu keberhasilan yaitu di Bidanng
sarana Pendidikan berupa Pembangunan Gedung SMP NEGERI 4 Praya
Barat di Desa Setanggor. Selain itu Beliau Kepala Desa H. Mahsun
membangun Pos-Pos Kamling, dimasing-masing Dusun di tempat Strategis
untuk menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, kemudian Posyandu
dimasing-masing Wilayah Dusun sebagai pusat pelayanan Kesehatan
Masyarakat terutama para Ibu-ibu hamil dan penimbangan Anak balita.
Kemudian sarana Jalan berupa Rabat Gang / Lingkungan, Pengurugan jalan
Lingkungan dan lain sebagainya. Kemudian H. Mahsun sebagai Kepala Desa
Setanggor selama 6 tahun telah berhasil memperluas Wilayah Dusun dengan
sistim Pemekaran Dusun yang sebelumnya dari 8 Dusun menjadi 13 Dusun.
Setelah Kepala Desa Setanggor H. Mahsun berakhir pada tahun 2013,
maka sebagai penggantinya yaitu Srijaya yang merupakan periode Kepala
Desa yang ke 7, sejak Desa Setanggor menjadi Desa Divinitif. Kehadiran
Srijaya sebagai Kepala Desa melalui pemilihan Desa Setanggor pada tahun
2013.
Srijaya selama menjadi Kepala Desa Setanggor, selama satu masa periode
dari tahun 2013 s/d 2018, dengan melakukan berbagai upaya maksimal,
membawa banyak perubahan peningkatan di bidang pembangunan dan
kemasyarakatan Desa baik yang terkait dengan infrastruktur jalan Desa,
lingkungan, peningkatan pasilitas kantor Desa, sarana kesehatan dan di
bidang pertanian terutama sawah Tadah Hujan dengan sistem perpipaan,
melalui pran serta aktif dari kelompok tani yang ada di wilayah Desa.
Untuk lebih jelasnya prestasi yang telah diupayakan dalam kegiatan
pembangunan dan kemasyarakatan dapat kami paparkan di bawah ini antara
lain:
1. Perbaikan Sarana Jalan Desa yaitu rabat jalan gang lingkungan menuju
gubuk-gubuk, dasan dan pekuburan di wilayah Desa.
2. Peningkatan jalan lingkungan dan gang dengan cara Pengaspalan.
3. Pembukaan jalan gang baru yang belum ada berdasarkan tuntutan dan
kebutuhan masyarakat lingkungan setempat seperti gang di Montong
Waru Selatan, dan Wilayah Dusun Pondok Rejeng menuju Dasan
Montong Lego.
4. Pengadaan tanah lapangan sebagai tempat parkir penjiarah kubur.
5. Peningkatan Swadaya lembaga masyarakat dan Pemuda Karang Taruna,
Kelompok Tani, Kelompok Ternak, KWT, dan organisasi PKK Desa.
6. Pengadaan vasilitas gedung berupa pembangunan Badan Usaha Milik
Desa (BUMDES) yang bergerak dalam kegiatan pemberian modal usaha
kepada kelompok-kelompok masyarakat desa yang ada dengan sistem
simpen pinjem yaitu kelompok usaha kecil dan menengah sehingga
diharapkan dapat berkembang maju dalam usahanya, sebagai usaha
peningkatan, pendapatan dan kesejahteraan keluarganya dalam kehidupan
keluarganya.
Kemudian selama Kepala Desa Setanggor Srijaya, juga dapat
mengembangkan wilayah Dusun yaitu dari 13 Dusun menjadi 14 Dusun,
dengan demikian jumlah wilayah Dusun Desa Setanggor sebanyak 14
Wilayah dusun yaitu:
1. Wilayah Dusun Setanggor I
2. Wilayah Dusun Setanggor II
3. Wilayah Dusun Rungkang
4. Wilayah Dusun Pedek
5. Wilayah Dusun Setanggor Barat I
6. Wilayah Dusun Setanggor Barat II / Bagik Nunggal
7. Wilayah Dusun Mertak Seni
8. Wilayah Dusun Pondok Rejeng
9. Wilayah Dusun Montong Waru
10. Wilayah Dusun Montong Buwuh
11. Wilayah Dusun jalan Unde
12. Wilayah Dusun Bilang Beke
13. Wilayah Dusun Temopoh
14. Wilayah Dusun Tiwu Borok
Pada masa Kepala Desa Setanggor Srijaya, juga mampu mengangkat
Desa Setanggor sebagai Desa Wisata Seni dan Budaya dengan pembangunan
Gedung Sanggar, Seni Drama Gong dan Gendang Belek Mertak Mie, sebagai
tempat pelatihan dan pertunjukan Seni Tari dan Seni Baca Naskah Lontar
(Tulis Tekeppan), yang disajikan pada tamu wisata baik tamu Domistik
maupun tamu yang berasal dasi Mancanegara, semua kegiatan tersebut
ditampilkan dalam bentuk atraksi pertunjukan secara Serimonial.
Disamping Gedung Sanggar Seni dan Budaya juga ada gedung Balai
Ekonomi Desa (BALKOMDES), sebagai sarana titik sentral kegiatan wisata
desa dengan menampilkan hasil produksi unggulan masyarakat desa, seperti
hasil keterampilan kerajinan tenun (Inkra) dan keterampilan kreatif
masyarakat lainnya.
Dengan telah dicanangkan Desa Setanggor menjadi desa wisata seni dan
budaya, maka desa ini terus membenahi dan melakukan persiapan terutama
yang terkait dengan fasilitas jalan lingkungan, kebersihan lingkungan,
keindahan dan keamanan dan ketertiban serta keramah tamahan desa
khususnya di lingkungan objek wisata sebagai tempat kunjungan para tamu
wisata yang akan datang berkunjung di wilayah Desa Setanggor.
Dengan diangkatnya Desa Setanggor menjadi desa wisata seni dan
budaya tentu mengandung maksud dan tujuan agar dapat memberikan
kontribusi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh,
karena tujuan wisata desa itu sendiri bukan untuk kebutuhan dan keuntungan
pihak-pihak tertentu saja, akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan pendapatan
dan kesejahteraan masyarakat desa. Masyarakat desa jangan sekedar menjadi
penonton akan tetapi masyarakat diharapkan berperan aktif sebagai dan
pelaku wisata secara langsung dengan cara membuka usaha yang akan
menyediakan kebutuhan dan keperlukan para tamu yang akan dateng
berkunjung ke desa. Usaha dalam bentuk membuka lapak-lapak sebagai
tempat bejualan bahan makanan khas Sasak yang masih sipat alami seperti
Ambon Kolup, Puntik Kolup. Jagung Kolup, Pelecing Kangkung, Pecel,
serebuk, Tupat, Tekel, Jaje Abuk, Banget, Renggi Opak. Kemudian buah-
buahan alami seperti: Puntik Mansak, Buah Naga. Paok Mansak, Kelende
Beak, Kelende Kuning, Endes, Timun Odak dan buah-buahan lainnya yang
masih sifat alami.
Wilayah Desa Setanggor sebagai desa wisata seni dan budaya ini,
masyarakat diharapkan paham dan sadar akan manfaatnya, oleh karena itu di
sinilah tugas dan fungsi peran serta dari kelompok Sadar Wisata
(PODARWIS) yang ada mampu memberikan pemahaman dan kesadaran
pada masyarakat tentang desa wisata ini, POKDARWIS secara aktif
menjelaskan tujuan dan manfaat serta keuntungan pada masyarakat desa,
POKDARWIS sebagai kelompok yang akan memberikan penyuluhan secara
langsung kepada masyarakat desa, sehingga masyarakat desa benar-benar
paham dan sadar terhadap keberadaan wisata desa dengan sasaran objek
wisata yang ada di wilayah Desa Setanggor.
Bentuk Distinasi-distinasi sebagai sasaran objek desa wisata seni dan
budaya Desa Setanggor adalah sebagai berikut:
1. Seni Drama Gong dan Gendang Belek seperti adanya Gong Tua yang
mempunyai nilai sakral sebagai bukti peninggalan para leluhur sejak
zaman daulu.
2. Seni Baca Naskah Lontar (Tulis Takepan), seperti naskah lontar Jati
Suare, Rengganis, Bangbari, Prudaksine, Labangkare, Puspe Kerme,
Juwarsah, Bidag Sekar, Langit Gite, Hikayat Nabi, Guritan Gagag, Indar
Jaye dan Tulis Tekapan lontar lainnya. Budaya seni baca naskah lontar
(Tulis Tekapan) dibaca dengan lantunan Tembang-tembang seperti
Tembang Semarang Dane, Kumambang, Dang-dang Genis, Senom,
Pangkur, Ginanti dan tembang-tembang lainnya.
3. Seni Baca Kitab yang bernuansa Agama Islam seperti membaca Al-
Qur'an. Berzanji, Zikir Zaman, Hiziban yang dilakukan di tempat ibadah
maupun di tempat-tempat terbuka seperti lapangan, persawahan dan lain-
lain.
4. Berkunjung dan Ziarah kesalah satu situs yaitu Makam Gunung Mertak
Mie, yang mempunyai nilai sakral untuk melakukan kegiatan Ritualisasi
Keagamaan dengan cara Berzikir dan Berdo'a kepada Allah SWT Tuhan
Yang Maha Kuasa. Makam Mertak Mie ini yang berada di Puncak
Gunung Mertak Mie sebagai Wisata Alam yang ada di wilayah Desa
Setanggor.
5. Kelompok Kerajinan Tenun (Inkra) yaitu kelompok para Ibu-ibu rumah
tangga yang ada di wilayah desa sebagian besar 80% mempunyai
keterampilan dan kerajinan tenun yang tersebar di wilayah desa dengan
motif hasil tenun Khas Sasak seperti Kain Subanale, Kemalo, Ragi
Genap, Kembang Komak, Petak, Bintang, Keker, Ketujur dan motif-motif
lainnya.
6. Kelompok Tani Ternak Sapi yaitu destinasi kelompok ternak sapi ini ada
di wilayah Desa Setanggor dan khususnya di wilayah Dusun Pondok
Rejeng yaitu kelompok ternak Sapi Tunas Maju: dengan kegiatan
pengolahan pembuatan Bioges, Bioorin dan pengolahan pupuk Organik
(Kompos) sebagai pupuk alami non kimia.
Demikianlah bentuk-bentuk distinasi desa wisata yang harus dilakukan
sebagai upaya mewujudkan Desa Setanggor sebagai desa wisata seni dan
budaya sesuai dengan aset wisata tersebut di atas yang harus dipelihara dan
dijaga kelestariannya sebagai potensi kekayaan alam dan milik masyarakat
Desa Setanggor.
BAB III
LETAK GEOGRAFIS DESA SETANGGOR

1. KEADAAN WILAYAH
Berdasarkan letak Geografis Wilayah Desa Setanggor Kecamatan Praya
Barat yang berada di wilayah administrasi Pemerintah Kabupaten Lombok
Tengah dengan luas Wilayah 676. Ha yang terdiri dari 14 wilayah Dusun.
Jarak Desa Setanggor ke Kota Kecamatan 2,5 Km, dan jarak ke Ibukota
Kabupaten 10 Km, dan jarak dengan Ibukota ke Provinsi 35 Km.
Batas-batas Wilayah Desa Setanggor sebagai berikut:
Sebelah Utara : Desa Darek
Sebelah Selatan :Desa Tanak Rarang
Sebelah Barat : Desa Darek
Sebelah Timur : Desa Penujak dan Desa Bonder
Secara Umum letak Wilayah Desa Setenggor merupakan sebagian
Wilayah Pegunungan dan Hamparan Persawahan yang diapit oleh beberapa
datraan yang terdiri dari Gubuk-gubuk dan Dasan-dasan. Secara Khusus
Wilayah Desa Setanggor paling luas Wilayahnya adalah Persawahan atau
Pertanian.
Untuk Wilayah Persawahan yang terdiri dari Sawah Irigasi yang disuplay
oleh aliran Bendungan Batujai seluas 362 Ha. dan Sawah Tadah Hujan seluas
124 Ha., dengan demikian iklim Wilayah Desa Setanggor memiliki 2 musim
Musim Kemarau dan musim Hujan dengan suhu rata-rata 25 Derajat celsius
dan dengan tingkat curah hujan 2,300 Mm/tahun, di atas permukaan lauat 111
M, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap sistim pola tanam yang
ada di wilayah Desa Stanggor Kecamatan Paraya Barat.
Pola penggunaan tanah di Wilayah Desa Stanggor sebagian besar
dipergunakan untuk tanah sawah pertanian, dan sebagaian kecil untuk
perkebunan, sedangkan sisanya untuk lahan permukiman penduduk dan
Fasilitas bangnan lainnya. Letak Wilayah Desa Stanggor yang terdiri dari
tanah sawah pertanian baik sawah irigasi maupun sawah tadah hujan diatas
menunjukkan bahwa Wilayah Desa Stanggor juga mempunyai wilayah
pegunungan dan Gubuk-gubuk dan dasan yang berjajr terpisah dari arah
timur ke arah barat memanjanng dan mengelilingi sebuah gunung yang
dinamakan Gunung Mertak Mie, di puncak gunung Mertak Mie terdapat
sebuah Makam, menurut penuturann Arwah Alm. TGH. Lalu Abdul Hafiz,
puncak Gunung Mertak Mie sebagai bekas tempat berhalwat seorang Wali
yang dinamakan Raden Duhuran, sehingga dipugar oleh masyarakat desa
secara permanen sebagai Makam Gunung Mertak Mie pada masa Kepala
Desa H. Kamaru.
Di sekitar kaki Gunung Mertak Mie inilah sebagai pusat kantor Desa
Stanggor sejak tahun , ditempat inilah juga pusat permukiman
Masyarakat Desa yang paling banyak Bertempat tinggal. Kemudian Wilayah
Desa Stanggor terdiri dari Gubuk-gubuk dan Dasan- secara terpisah dan
Wilayah Montong, Bowun, Tiwu, Pondok, dan Jalan. Untuk lebih jelasnya
kami paparkan sebagai berikut:
1. Nama Gunung : Gunung Mertak Mie
2. Nama Gubuk dan Dasan :
1. Gubuk Tengak
2. Gubuk Runkang
3. Gubuk Mangin
4. Gubuk Pedek
5. Gubuk Pengerok
6. Gubuk Pondok Rejeng
7. Gubuk Terare
8. Gubuk Tebejang
9. Gubuk Temopoh
10. Gubuk Tenges-enges
11. Gubuk Bagik Nunggal
12. Gubuk Bilang Beke
13. Gubuk Jalan Unde
14. Gubuk Penyampet
15. Gubuk Bile
3. Nama Montong :
1. Montong Pati
2. Montong Prie
3. Montong Mait
4. Montong Jepun
5. Montong Sejeput
6. Montong Kombang
7. Montong Peresak
8. Montong Waru
9. Montong Buwuh
10. Montong Legowo
4. Nama Buwun :
1. Buwun Manteng
2. Buwun Bongak
3. Buwun Bote
4. Buwun Gedong
5. Buwun Tiong
5. Nama Tiwu :
1. Tiwu Borok
2. Tiwu Nuse
3. Tiwu Kemelik
4. Tiwu Mangin

Luas Wilayah Desa Setanggor menurut Penggunaan Tanah dapat diliat


dalam Tabel sebagai berikut:
1. Luas Tanah Sawah Irigasi 362 Ha./M2
2. Luas Tanah Tadah Hujan 124 Ha./M2
3. Luas Tanah Permukiman Penduduk 159,3 Ha./M2
4. Luas Tanah Perkebunan 7,0 Ha./M2
5. Luas Tanah Kuburan 3,0 Ha./M2
6. Luas Tanah Kantor dan Sekolah 20,7 Ha./M2
Jumlah Luas 676 Ha./M2

2. Keadaan Penduduk Desa Setanggor


Jumlah Penduduk Desa Setanggor terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun sampai pada akhir tahun 2017 s/d 2018 sebagai be sebagai
berikut:
Jumlah Penduduk : 4179 Jiwa
Jumlah KK : 1633 Jiwa
Jumlah Laki-laki : 2065 Jiwa
Jumlah Perempuan : 2114 Jiwa

Kedaan Jumlah Penduduk berdasarkan Umur:


1 0 - 15 Tahun
. Jiwa
2 15 - 65 Tahun
. Jiwa
3 65 - Ke atas
. Jiwa
Jumlah Jiwa

Tingkat Kesejahteraan Keluarga


1 Jumlah KK Prasejahtra
. 609 Jiwa
2 Jumlah KK Sejahtra I
. Jiwa
3 Jumlah KK Sejahtra II
. Jiwa
Jumlah
Jiwa

3. Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa Setanggor


Pada saat ini masih tergolong rendah, hal ini berdasarkan pendataan
statistik Kabopaten Lombok Tengah pada tahun .
Tingkat Pendidikan Masyarakat Desa ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
NO. TINGKAT PENDIDIKAN Jumlah
1. USIA 15 - 45 Tidak Pernah Sekolah
2. USIA 15 - 45 Pernah Sekolah SD /
Tidak Tamat
3. Tamat SD / MI / Tidak Tamat
4. Tamat SD / MI / Tamat
5. Tamat SMP / MTS
6. Tamat SLTA / MA
7. Tamat DI
8. Tamat D2
9. Tamat D3
10. Tamat S1
11. S2

4. Sarana Pendidikan
Sarana Pendidikan yang ada di Wilayah Desa Setanggor baik Pendidkan
Formal maupu Nonformal yang ada sampai saat ini yaitu: TK 1 Buah, PAUD
3 Buah, SDN 3 Buah, SMPN 1 Buah dan SMK Islam Nurul Qolbi 1 Buah.

5. Sarana Kesehatan
Sarana Kesehatan yang ada di Wilayah Desa Setanggor sebagai
Pelayanan Kesehatan Masyarakat para Ibu-ibu Hamil dan Melahirkan di Desa
Setanggor adalah Posyandu/ Pos Pelayanan Terpadu masing-masing di
Dusun, dengan tujuan untuk melayani para Ibu-ibu yang mempunyai anak
umur Balita secara gratis, yang dilakukan oleh Pihak Dinas Kesehatan
Kecamatan Praya Barat, disamping sarana Posyandu terdapat 1 buah
Puskesmas, 1 buah Polindes dan 1 buah Klinik Swasendiri milik Dokter
BASIRUN. M.M.RS,.

6. Sarana Agama / Peribadatan


Masyarakat Wilayah Desa Setanggor sejak dulu sampai saat ini mayoritas
beragama Islam, sehingga sarana ibadah ada di Wilayah Dusun masing-
masing, srana Ibadah yang dimaksud adalah Masjid 8 buah, Musholla 11
buah, ditambah dengan Sarana Wakaf lainnya.

7. Sarana Perekonomian / Usaha


Di Wilayah Desa Setanggor Kecamatan Praya Barat, yang
Masyarakatnya mempunyai mata pencharian sebagai petani dan peternak,
walaupun demikian ada sebagian masyarakat sudah mulai membuka Bidang
Usaha sebagai sarana Pemenuhan Kebutuhan Pokok Masyarakat sehari-hari
di Desa, hal ini terbukti dengan adanya sarana usaha atau perekonomian
seperti Toko Bangunan, Kios Bangunan, Kios Saprudi, Kios yang
menyediakan bahan baku kebutuhan pokok masyarakat seperti Warung-
warung, Conter, Bengkel, Pemandian Motor dan Mobil, Kolam Pemandian
dan Renang, Usaha Jahit, Usaha Ayam Telur, Usaha Ayam Potong, Service
Center dan Usaha Pedagang lainnya.
Walaupun demikian Fasilitas Sarana Perekonomian dan Usaha diatas
Masyarakat Desa Setanggor masih didominasi sebagai petani, buruh tani,
petani penggarap, hanya sebagian pedagang atau pengusaha lokal. Untuk
jelasnya yang terkait dengan mata pencaharian dan usaha Masyarakat Desa di
atas dapat kami gambarkan dalam bentuk tabel dibawah ini:
NO. Jenis Matapencaharian / Usaha Jumlah /
Orang
1. PETANI
2. BURUH TANI
3. PETANI PENGGARAP
4. PNS/TNI/POLRI
5. PNS GURU/DOKTER/PERAWAT
6. USAHA BENGKEL
7. PERTUKANGAN
8. PEDAGANG/PENGUSAHA KIOS
9. PENGEMUDI/TUKANG OJEK
10. PENGERAJIN TENUN (INKRA)
11. USAHA PEMANDIAN MOTOR & MOBIL
12. USAHA PEMANDIAN & KOLAM
RENANG
13. USAHA TUKANG JAHIT

8. Sarana Pertanian dan Perternakan


Wilayah masyarakat Desa Setanggor mempunyai mata pencaharian
paling besar sebagai petani, petani penggarap, buruh tani dan memelihara
ternak sapi, sehingga para petani mempunyai kelompok tani sebagai
wadah atau sarana untuk menyediakan segala kebutuhan pertanian,
kelompok tani yang mempunya peran menyediakan kebutuhan para
anggotanya seperti bibit padi unggul, pupuk, obat-obatan dan kebutuhan-
kebutuhan lainnya, demikian juga disamping menjadi peti juga
masyarakat Desa Setanggor mempunyai kelompok ternak sapi sebagai
wadah atau sarana untuk memelihara sapi dengan sistim Kandang
Kompleks Permanen di masing-masing tempat penduduk.
Di wilayah Desa Setanggor sampai saat ini, kelompok tani yang
ada sebanyak 16 kelompok tani yaitu:
1. Kelompok Tani Beriuk Tinjal
2. Kelompok Tani Cipta Karya
3. Kelompok Tani Dana Bakti I
4. Kelompok Tani Dana Bakti II
5. Kelompok Tani Tunas Maju
6. Kelompok Tani Suka Sedih
7. Kelompok Tani Semu Dane
8. Kelompok Tani Sinar Harapan
9. Kelompok Tani Mertak Mie
10. Kelompok Tani Hidup Baru I
11. Kelompok Tani Hidup Baru II
12. Kelompok Tani Bagik Nunggal
13. Kelompok Tani Tunas Paice I
14 Kelompok Tani Tunas Paice II
15. Kelompok Tani Sopok Ate
16. Kelompok Tani Trasne Gati
Di samping Kelompok tani di atas terdapat juga kelompok para
Ibu-ibu tani yang tergabung dalam kelompok wanita tani (KWT) dengan
tugas dan fungsi KWK adalah melakukankegiatan-kegiatan pemanfaatan
lahan perkebunan dan lahan pekarangan dengan menanam berbagai jenis
tanaman sebagai kebutuhan keluarga sehari-hari, di samping sebagai hasil
produksi yang bisa dipasarkan, para Ibu-ibu tani juga melalui kegiatan
KWT bisa melakukan kegiatan lain seperti menyediakan bahan-bahan
kebutuhan pokok keluarganya. Jumlah Kwt yang ada di Desa Setanggor
sebanyak 3 buah yaitu:
1. Kelompok Wanita Tani (KWT) Dana Bakti
2. Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Maju
3. Kelompok Wanita Tani (KWT) Tunas Rede
BAB IV
SISTEM PEMERINTAHAN

Sistem Pemerintahan Desa memiliki kedudukan dalam Pemerintahan


NKRI yan berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan dan
kebutuhan masyarakatnya berdasarkan nilai Adat istiadat dan peraturan
Perundang-undangan yang berlaku. Tujuan organisasi Pemerintahan adalah
terselenggaranya pemerintahan yang mewujudkan perlindungan bagi
masyarakat dan toritorial Desa, mencerdaskan kehidupan dan memajukan
kesejahteraan umum masyarakat desa serta keadilan sosial dan ketentraman,
ketertiban masyarakat Desa.
Berdasarkan UU No. 6 tahun 2014 tentang pengaturan organisasi
pemerintahan Desa, disebutkan bahwa pemerintahan Desa terdiri atas
pemerintah desa dan badan permusyawaratan desa (DPD), Pemerintah Desa
terdiri atas Kepala Desa dan Perangkat desa, perangkat desa terdiri atas
sekertaris desa, Kepala Urusan, Pelaksana Tenis Lapangan, Kepala Dusun
dengan sebutan sebagai unsur kewilayahan.
Mengacu pada UU No. 6 tahun 2014 tersebut diatas maka kepala desa
berkedudukan sebagi penyelenggara Pemerintahan d wilayah Desa yang berada
dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Camat.
1. Tusas-tugas Pokok Kepala Desa antara lain:
1. Menyelenggarakan urusan Pemerintahan.
2. Melaksanakan urusan Pembangunan.
3. Melaksanakan urusan Kemasyarakatan.
2. Kepala Desa mempunyai fungsi antara lain:
1. Melaksanakan kegiatan dalam urusan rumah tangganya sendiri.
2. Menggerakkan Partisipasi Masyarakat.
3. Melaksanakan tugas dalam rangka Trantip Mas.
4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang dibebankan oleh Pemerintah di
atasnya.

3. Sekretaris Desa
Sekretaris Desa berkedudukan sebagai Pimpinan Sekretariat Desa, yang
berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris
Kabupaten.
Tugas Pokok Sekretaris Desa natara lain:
1. Membantu Kepala Desa dalam melaksanakan tugas penyelenggaraan
pemerintah Desa.
2. Memberikan pelayanan administrasi.
3. Melaksanakan Administrasi Pemerintahan Desa.
Sekretaris Desa mempunyai fungsi antara lain:
1. Menyelenggarakan kegiatan urusan tata usaha (surat menyurat,
kearsipan dan pelaporan).
2. Menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dan keuangan Desa.
3. Menyelenggarakan Administrasi kependudukan dan administrasi
umum.
4. Melakukan fungsi Kepala Desa, apabila Kepala Desa berhalangan.

4. Kasi Pemerintahan
Kasi Pemerintahan berkedudukan sebagai unsur staf Sekretaris Desa yang
bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa.
Togas Pokok Kasi Pemerintahan Desa antara lain:
1. Mmebantu Kepala Desa dalam bidang Administrasi Kependudukan
dan Pertanahan.
2. Melaksanakan Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan Desa,
Organisasi Partai Politik dan kesatuan bangsa.
Kasi Pemerintahan Desa mempunyai fungsi antara lain:
1. Membantu Kepala Desa Dalam menyiapkann, menyusun rencana
Kerja.
2. Mengumpulkan, Mengolah dan megevaluasi kegiatan yang telah
dilaksanakan.
3. Menyusun laporan kegiatan yang telah dilaksanakan
4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan olek Kepala Desa.

5. Kaur Perencanaan
Kaur Perencanaan berkedudukan sebagai unsur staf Sekretaris Desa, yang
berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa.
Kaur Perencanaan mempunyai tugas pokok antara lain:
1. Membantu Kepala Desa dalam bidang Perekonomian Desa, Koperasi,
Produksi dan Distribusi serta Lingkungan Hidup.
Kaur Peerencanaan mempunyai fungsi antara lain:
1. Membantu Kepala Desa dalam menyiapkan, menyusun Rencana
Kegiatan Pembangunan Jangka Pendek, Jangka Menengah, dan
Janngka Panjang
2. Mengumpulkan, Mengolah dan Mengevaluasi kegiatan yang
dilaksanakan.
3. Menyusun Laporan kegiatan yang dilaksanakan.
4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala Desa.

6. Kasi Kesra
Kasi Kesra berkedudukan sebagai unsur staf Sekretaris Desa, yang berada
dalam dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa.
Kasi Kesra mempunyai tugas pokok antara lain:
1. Membantu Kepala Desa dalam bidang pelayanan sosial dan bantuan
sosial.
2. Melakukan Pembinaan kepemudaan dan Peranan Wanita.
3. Kesehatan Masyarakat
Kasi Kesra Mempunya fungsi antara lain:
1. Membantu Kepala Desa dalam menyiapkan, menyusun rencana kerja.
2. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi kegiatan yang
dilaksanakan.
3. Menyusun Laporan kegiatan yang dilaksanakan
4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa.

7. Kaur Keuangan
Kaur Keuangan berkedudukan sebagai unsur Staf Sekretaris Desa, yang
berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa.
Kaur Keuangan mempunyai tugas pokok antara lain:
1. Membantu Kepala Desa dalam bidang Administrasi Keuangan Desa
2. Membuat Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(RAPBDES)
3. Mencatatt Penerimaan dan Pengeluaran Keuangan Desa.
Kaur Keuangan mempunyai fungsi antara lain:
1. Membantu Kepala Desa dalam Menyiapkan, Menyusun Rencana
Kerja.
2. Mengumpulkan, Mengolah dan Mengevaluasi kegiatan yang
dilaksanakan.
3. Menyusun laporan kegiatan yang dilaksanakan.
4. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Kepala Desa.

8. Kaur Umum
Kaur Umum berkedudukan sebagai unsur staf Sekretaris Desa, yang
berada dan bertanggung jawab kepada Kepala Desa melalui Sekretaris Desa.
Kaur Umum Mempunyai tugas antara lain:
1. Membantu Kepala Desa dalam bidang surat menyurat (Agenda surat
masuk, surat Keluar)
2. Melaksanakan Administrasi Perlengkapan dan Inventaris kantor Desa.
3. Melaksanaan Pembinaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat
(Kamtibmas).
Kaur Umum mempunya fungsi antara lain:
1. Membantu Kepala Desa dalam menyapkan, menyusun rencana kerja.
2. Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi kegiatan yang
dilaksanakn.
3. Menyusun laporan kegiatan yang dilaksanakan
4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan olek Kepala Desa.

9. Bendahara Desa

10. Kepala Dusun


Kepala Dusun berkedudukan sebagai penyelenggara Pemerintah di
wilayah Dusun, yang berada di bawah, dan bertanggung jawab kepada Kepala
Desa.
Kepala Dusun mempunyai tugas, melaksanakan tugas Kepala Desa diwilayah
Dusun dalam bidang antara lain:
1. Menyelenggarakan urusan Pemerintahan.
2. Melaksanakan urusan Pembangunan.
3. Melaksanakan urusan Kemasyarakatan.
Kepala Dusun mempunyai fungsi antara lain:
1. Melaksanakan kegiatan dalam urusan Pemerintah, Pembangunan dan
Kemasyarakatan serta Kamtibmas.
2. Melaksanakan Kebijakan Kepala Desa.
BAB V
KEDUDUKAN BADAN DAN LEMBAGA DESA

1. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)


Sebagai unsur penyelenggara Pemerintah, Badan Permusyawaratan Desa
berkedudukan di Desa yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada
Bupati melaui Camat.
Tugas pokok Badan Permusyawaratan Desa (BPD) antara lain:
1. Menyelenggarakan pemilihan Kepala Desa dengan Membentuk Paniti
Pemilihan Kepala Desa (PPKD).
2. Menguslkan Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa desa melaui
Camat.
3. Menyusun Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Badan Permusyawaratan mempunyai fungsi antara lain:
1. Berama-sama Kepala Desa Menetapkan/Mengesahkan Kepala Desa
(Perdes).
2. Berama-sama Kepala Desa Menetapkan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa.
3. Melaksanakan Pengawasan terhadap pelaksanaan Perdes dan Perpu
lainnya.
4. Mengatur tentang Pemerintah Desa dan Pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.
5. Menampung dan Menyalurkan Aspirasi Masyarakat.

2. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPMD)


Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) adalah lembaga atau
wadah yang dibentuk atas Prakarsa Masyarakat sebagai Mitra Kerja
Pemerintah Desa dalam menampung dan mewujudkan Aspirasi serta
kebutuhan Masyarakat di Bidang Pembangunan.
Tugas Pokok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) antara lain:
1. Meningkatkan Partisipasi Masyarakat secara Aktif dalam
melaksanakan Pembangunan.
2. Meningkatkan Pran Aktif Masyarakat dalam menjaga Keamanan dan
Ketertibaan Lingkungan Desa
3. Merencanakan dan melaksanakanP Pembangunan Desa yang
Bertumpu pada Pada Partisipasi Masyarakat.
4. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diatir dalam Peraturan Desa.
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) mempunyau fungsi
antara lain:
1. Menampung dan Menyalurkan Aspirasi Masyarakat dalam
Pembangunan.
2. Menambah dan Memupuk Rasa Persatuan dan Kesatuan Masyarakat
dalam Rangka Memperkokoh Negara Kesatuan Republik Indonesia.
3. Peningkatan Kualitas dan Percepatan pelayana Pemerintah kepada
Masyarakat.
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan, Pelestariandan mengembangkan
hasil-hasil pembangunan secara Partisipatif
5. Menumbuh kembangakan dan Penggerak Prakarsa, Partisipatif,
Swadaya Gotong Royong masyarakat, Penggali Pendayagunaan dan
pengembangan Potensi Sumber Daya Alam serta Kesesuaian
Lingkungan Hidup.

3. Lembaga Adat Desa (LAD)


Lembaga Adat merupakan lembaga kemasyarakatan Desa baik yang
sengaja di bentuk maupun secara wajar tumbuh dan berkembang di dalam
sejarah masyarakat atau suatu masyarakat hukum adat tertentu, yang bertugas
membantu Pemerintah Desa dan sebagai mitra dalam memperdayakan,
melestarikan dan mengembangkan Adat Istiadat sebagai wujud nyata
pengakuan terhadap Adat Istiadat masyarakat desa. Berdasarkan PP No. 47
tahun 2015 tentang perubahan atas PP No. 34 tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU No. 6 tahun 2014 tentang desa di sebutkan bahwa Lembaga
Kemasyarakatan dan Lembaga Adat Desa di bentuk oleh Pemerintah Desa
berdasarkan pedoman yang di tetapkan dengan peraturan Mentri No 52 tahun
2007 tentang pelestarian dan pengembangan adat istiadat dan nilai sosial
budaya. Lembaga adat berkedudukan sebagai wadah organisasi
permusyawaratan dan permupakatan Kepala Adat atau Pemangku Adat yang
berada di luar susunan organisasi pemerintahan.
Tugas-tugas Lembaga Adat Desa antara lain:
1. Sebagai perantara dalam penyelesaian peselisihan yang menyangkut adat
istiadat dan kebiasaan masyarakat.
2. Membudayakan, menngembangkan dan melestarikan adat istiadat
kebiasaan-kebiasaan masyarakat dalam rangka memperkaya budaya daerah
sebagai bagian dari budaya nasional.
3. Membantu kelancaran roda pemerintahan, pelaksanaan pembangunan dan
atau harta kekayaan lembagga adat dengan dengan tetap memperhatikan
kepentingan masyarakat hukum adat setempat.
4. Membina dan melestarikan budaya dan adat istiadat sserta hubungan antar
tokoh adat dengan pemerintah desa dan lurah.
5. Mengayomi adat istiadat.
6. Memberikan saran, usul, pendapat berbagai perorangan, kelompok/lembaga
maupun pemerintah tentang masalah adat.
Fungsi-fungsi Lembaga Adat Desa antara lain:
1. Penampung dan penyalur pendapat/aspirasi masyarakat kepada Pemerintah
Desa/Lurah, menyelesaikan perselisihan yang menyangkut hukum adat, adat
istiadat dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.
2. Pemberdayaan, dan pengembangan adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan,
dalam rangka memperkaya budaya masyarakat serta memberdayakan
masyarakat dalam menunjang penyelenggar Pemdeskel, pelaksanaan
pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan.
3. Penciptaaan hubungan yang demokratis dan harmonis serta obyektif antara
kepala adat/pemangku adat/ketua adat atau pemuka adat dengan aparat
pemerintah desa/kelurahan
4. Melaksanakan kegiatan pendataan dalam rangka menyusun kebijakan unutk
mendukung kelancaran penyelenggaraan pemerintahan, kelangsungan
pembangunan dan pembinaan masyarakat.
Mengacu pada tugas dan fungsi Lembaga Adat Desa tersebut di atas,
sesuai dengan peraturan negeri dalam Negeri No. 12 tahun 2007 tentang profil
Desa, jenis adat istiadat yang ada di wilayah desa meliputi:
1. Adat Istiadat Perkawinan
2. Adat Istiadat Kelahiran
3. Adat Istiadat Upacara Kematian
4. Adat Istiadat dalam Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Perkebunan
5. Adat Istiadat dalam Pengelolaan Laut dan pantai
6. Adat Istiadat dalam Memecahkan Konflik
7. Adat Istiadat di Bidang Ketertiban, Ketentraman dan Keamanan
Lingkungan
8. Adat Istiadat dlam Menjauhkan Balak, Penyakit dan Bencana Alam
9. Adat Istiadat dalam Penanggullangan Kemiskinan bagi Keluarga tidak
Mampu, Pakir Miskin dan Anak Terlantar.
4. Badan Keamanan Desa (BKD)
Badan Keamanan Desa di bentuk atas prakarsa masyarakat desa sebagai
mitra kerja pemerintah desa unutk menjaga keamanan dan ketertiban
masyarakat desa. BKD dalam menjalankan tugas dan fungsinya yaitu sebagai
unsur petugas desa yang dapat mengendalikan kejadian-kejadian yang
menyangkut dengan keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat desa. Di
wilayah Desa Stanggor, jumlah anggota petugas BKD sebanyak 28 orang yang
terdiri dari masing-masing Wilayah Dusun 2 orang anggota BKD, hal ini
berdarkakn hasil pembentukan BKD di Desa Setanggor.
BAB V
PENUTUP

KESIMPULAM
Dari paparan penjelasan di atas maka tim perumus dan penulis dapat
menyimpulkan bahwa sesuai dengan "Karya Tulis tentang sejarah berdirinya
Desa Setanggur" dapat disimpulkan bahwa Desa Setanggor merupakan Desa
hasil pemekaran dari desa Darek Kecamatan Praya Barat Daya sejak tanggal, 06
Juni tahun 1970 menjadi desa Difinitif dengan pemberian nama Setanggor yang
berasal dari bahasa Sasak dari Asal Kata "Tanggor artinya : Bequih atau
memanggil". Hingga saat ini Desa Setanggor telah banyak mengalami
perubahan kemajuan dari berbagai aspek kehidupan masyarakat, segi keadaan
penduduk, pemerintahnya, infra struktur jalan, pertanian maupu fasilitas umum
lainnya.
Demikian karta tulis ini kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca dan tim perumus dan penulis khususnya serta masyarakat Desa
Setanggor pada umumnya. Kami yakin banyak kekurangan dan kesalahan, oleh
karena itu kami mohon maaf yang sebesar-besarnya dan kami siap menerima
saan, pendapat dan kritik yang positif demi perbaikan karya tulis kami
selanjutnya. Terima kasih Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai