Disusun oleh :
Menyetujui,
Coach, Mentor,
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penyusunan rancangan aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
(Latsar CPNS) ini dapat berjalan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu dalam proses penyusunan rancangan aktualisasi ini, yaitu :
1. Pusat Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi yang bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Investasi/BKPM;
2. Ibu Hesthi Setyoprathiwi, S.P. selaku mentor yang telah memberikan banyak
arahan/masukan, dukungan, dan bimbingan dalam proses penyusunan
rancangan aktualisasi;
3. Dra. Nora Ekaliana Hanafie, M.M. selaku coach atas dukungan, bimbingan,
dan arahan pada penyusunan rancangan aktualisasi;
4. Para tutor Pelatihan Dasar CPNS yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan mengenai nilai-nilai dasar ASN, Kode Etik, Peran dan
Kedudukan ASN;
5. Seluruh Pejabat dan Staff di Lingkungan Direktorat Deregulasi Penanaman
Modal yang telah memberikan arahan selama penyusunan rancangan
aktualisasi,
6. Keluarga penulis atas doa dan dukungan yang selalu diberikan,
7. Rekan-rekan CPNS peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
XXXII Tahun 2022 atas dukungan dan saran yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan rancangan aktualisasi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk memperoleh hasil yang lebih baik kedepannya. Semoga
rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.
Penulis
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki fungsi yang berkaitan dengan
kebijakan dan pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 10 disebutkan bahwa fungsi ASN yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa. Sejalan dengan fungsi ASN tersebut, ASN harus mampu bekerja
secara profesional, memiliki integritas tinggi dan mampu menjadi bagian dari
problem solver dalam lingkungan kerja dan bermasyarakat. Penerapan nilai-
nilai dasar ASN yang tercantum dalam Surat Edaran PermenpanRB Nomor
20 Tahun 2021 tentang operasional Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK yaitu
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif (BerAkhlak) dapat membantu ASN dalam mendukung terciptanya
kinerja yang baik dan optimal.
7
melaksanakan koordinasi, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
deregulasi usaha, sistem insentif, dan administrasi penanaman modal.
8
c. Melaksanakan pembuatan media monitoring pemrosesan Letter of
Intent (LoI) atas penyelesaian permasalahan yang disampaikan oleh
Pelaku Usaha atau Konsultan Hukum kepada Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal.
2. Manfaat
Manfaat untuk berbagai pihak atas penyusunan rancangan aktualisasi ini
yaitu :
1. Manfaat bagi Penulis
a. Sebagai panduan dalam pelaksanaan aktualisasi Penulis dalam
kegiatan Latihan Dasar CPNS di linkungan Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal;
b. Sebagai sarana bagi Penulis untuk dapat ikut berkontribusi
menyelesaikan isu di lingkungan kerja dengan menerapkan nilai-
nilai dasar ASN dan kode etik maupun kode perilaku ASN.
9
b. Memperlancar pelayanan kepada masyarakat terkait informasi
kebijakan dan/atau peraturan perundang-undangan terkait
Penanaman Modal.
C. Nilai-Nilai Dasar
Nilai-nilai dasar ASN merupakan pedoman yang harus dimiliki oleh
setiap ASN dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi di lingkungan kerja.
Nilai-nilai dasar ASN yang harus diimplementasikan yaitu Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif
(BerAKHLAK). Penerapan nilai-nilai dasar ASN juga berkaitan dengan fungsi
ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa untuk mendorong perbaikan mutu dan pelayanan
masyarakat.
1. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan merupakan salah satu nilai dasar ASN, yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
dan tercapainya kinerja terbaik. Panduan perilaku/kode etik atas nilai dasar
berorientasi pelayanan yaitu :
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; dan
3. Melakukan perbaikan tiada henti.
10
Penyelenggara Pelayanan Publik menurut Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU 25/2009) adalah setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Terdapat hal-hal fundamental dalam pelaksanaan pelayanan publik, yaitu :
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi;
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga
negara;
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa depan; dan
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk
memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi).
11
No. Prinsip Keterangan
Tidak Tidak membedakan antara satu warga negara
4.
Diskriminatif dengan warga negara yang lain.
- Mudah : persyaratan yang dibutuhkan masuk
akal dan mudah untuk dipenuhi.
Mudah dan
5. - Murah : biaya yang dibutuhkan untuk
Murah
mendapatkan layanan terjangkau oleh seluruh
warga negara.
Prosedur atas penyelenggaraan pelayanan publik
Efektif dan
6. dilakukan secara sederhana, tenaga kerja yang
Efisien
sedikit, dan biaya yang murah.
Dapat dijangkau oleh warga negara yang
7. Aksesibel
membutuhkan dalam arti fisik maupun non fisik.
Menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia
8. Akuntabel yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak
yang mereka bayar.
Melindungi warga negara dari praktik buruk yang
9. Berkeadilan
dilakukan oleh warga negara yang lain.
2. Akuntabel
Akuntabel/akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab
kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Berikut adalah
panduan perilaku nilai dasar akuntabel berkaitan dengan nilai dasar ASN :
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin,
dan berintegrasi tinggi;
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien; dan
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Dalam konteks ASN, akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
12
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017). Aspek-aspek akuntabilitas yaitu :
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan antara individu/kelompok/institusi
dengan negara dan masyarakat.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil yaitu perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, seperti laporan kinerja.
4. Akuntabilitas dapat memperbaiki kinerja, terutama kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.
3. Kompeten
Kompeten memiliki arti bahwa setiap ASN akan terus belajar dan
mengembangkan diri agar tercipta hasil kerja terbaik. Indikator nilai dasar
kompeten yaitu, setiap ASN senantiasa meningkatkan kompetensi diri yang
13
dimiliki, membantu orang lain untuk belajar, dan senantiasa melaksanakan
tugas terbaiknya. Kompetensi adalah perpaduan aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku
seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap ASN yaitu :
1. Kompetensi teknis, yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;
2. Kompetensi manajerial, yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan. Bentuk-
bentuk kompetensi manajerial seperti integritas, kerjasama, komunikasi,
orientasi pada hasil, pelayanan publik, pengembangan diri, mengelola
perubahan, dan pengambilan keputusan;
3. Kompetensi sosial kultural, yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya
sehingga memiliki wawasan kebangsaan.
14
4. Harmonis
Negara Indonesia yang memiliki baragam perbedaan, baik itu suku,
bahasa, dan budaya, dapat menjadi potensi maupun tantangan dalam
pelaksanaan sistem pemerintahan. Tantangan akan timbulnya konflik juga
menjadi lebih besar dengan adanya keanekaragaman tersebut. Timbulnya
konflik dapat berdampak pada suasana kerja dan lingkungan yang tidak
nyaman, pekerjaan menjadi terbengkalai, kinerja yang buruk, dan pelayanan
kepada masyarakat menjadi tidak optimal.
Suasana yang harmoni diperlukan agar tidak terjadi konflik yang dapat
memicu perpecahan. Suasana yang harmoni dalam lingkungan kerja dapat
menciptakan lingkungan yang tenang dan kondusif sehingga memungkinkan
untuk saling berkolaborasi dengan baik, meningkatkan produktivitas dan
kualitas pelayanan kepada masyarakat. Berkaitan dengan nilai dasar ASN,
aspek harmoni memiliki beberapa kode etik/panduan perilaku, yaitu :
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2. Suka menolong orang lain;
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Upaya menuju ASN yang harmonis juga sesuai dengan salah satu
tugas ASN berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 pasal 11 tentang
ASN, yaitu mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Berikut adalah beberapa peran ASN dalam mewujudkan suasana
harmoni yaitu :
1. Dapat bersikap netral, adil dan tidak diskriminatif, dapat bersikap obyektif,
jujur, dan transparan;
2. Dapat membuat kebijakan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh semua
pihak, tanpa mengesampingkan kepentingan kelompok-kelompok
minoritas;
3. Memiliki sikap toleran atas perbedaan;
4. Selalu menolong masyarakat dan sesama rekan kerja yang membutuhkan
pertolongan; dan
5. Dapat menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakat.
15
5. Loyal
Arti loyal secara harfiah yaitu setia atau suatu kesetiaan, yang timbul
tanpa adanya paksaan, namun melalui kesadaran sendiri. Pemaknaan loyal
dalam nilai dasar ASN adalah setiap ASN berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan Bangsa dan Negara dengan panduan perilaku sebagai berikut :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI serta
Pemerintahan yang sah;
2. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi dan Negara;
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Sementara untuk kata kunci (aktualisasi) dari nilai dasar ASN Loyal
yaitu komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian.
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan untuk mengukur
loyalitas seorang ASN, yaitu :
1. Taat pada aturan;
2. Bekerja dengan integritas;
3. Tanggung jawab pada organisasi;
4. Kemauan untuk bekerja sama;
5. Rasa memilliki yang tinggi;
6. Hubungan antar pribadi;
7. Kesukaan terhadap pekerjaan;
8. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan; dan
9. Menjadi teladan bagi pegawai lain.
Agar rasa loyal terbangun dalam diri setiap ASN maka hendaknya
dilakukan beberapa hal berikut, yaitu :
1. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki;
2. Meningkatkan Kesejahteraan;
3. Memenuhi Kebutuhan Rohani;
4. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir; dan
5. Melakukan Evaluasi secara Berkala.
16
6. Adaptif
Saat ini perkembangan dan perubahan lingkungan di dunia semakin
cepat, termasuk dengan lingkungan strategis. Berbagai aspek, mulai dari
ekonomi maupun kreativitas dari tiap-tiap negara saling berkompetisi untuk
menjadi unggul. Termasuk Indonesia, khususnya terjadi kompetisi kinerja di
sektor publik.
Menjadi adaptif adalah salah satu cara yang tepat untuk menghadapi
segala perubahan yang terjadi agar dapat bertahan dan mengikuti
perkembangan zaman. Adaptif adalah kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Adaptif diperlukan oleh setiap ASN agar dapat
mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan serta dapat
memanfaatkan peluang yang berubah-ubah. Adaptif juga merupakan proses
untuk menyesuaikan diri dengan budaya, norma-norma, situasi yang
berubah, dan mengatasi berbagai halangan dari lingkungan. Adaptif sebagai
salah satu nilai dasar ASN memiliki panduan perilaku/kode etik sebagai
berikut :
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas; dan
3. Bertindak proaktif.
Mampu berpikir kritis dan kreatif merupakan modal yang harus dimiliki
oleh setiap ASN agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Terdapat beberapa dimensi kreativitas yaitu :
1. Fluency (kefasihan/kelancaran);
2. Flexibility (fleksibilitas);
3. Elaboration (elaborasi);
4. Originality (orisinalitas).
17
2. Terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai
bersama (shared vision);
3. Memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang ingin diwujudkan
oleh organisasi (mental model);
4. Selalu bersinergi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mewujudkan visi organisasi (team learning); dan
5. Selalu berpikir sistemik atau bermental silo (system thinking).
7. Kolaboratif
Dalam menghadapi tantangan global saat ini untuk mendukung
pemerintahan yang baik diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak.
Berdasarkan KBBI kolaborasi adalah kerja sama. Kaitannya dengan
pemerintah maka ada pula kolaborasi pemerintahan yaitu proses melibatkan
18
norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar pihak dalam
pemerintahan. Kolaboratif/kolaborasi adalah salah satu nilai dasar yang
harus dimiliki orang setiap ASN, dengan panduan perilaku/kode etik sebagai
berikut :
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah; dan
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
19
3. Enabling, WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani tantangan
kebijakan yang kompleks; dan
4. Strengthening prevention, WoG mendorong pencegahan terhadap
masalah yang mungkin berkembang lebih jauh.
20
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN membahas mengenai kedudukan, peran, hak &
kewajiban, serta kode etik ASN. Manajemen ASN diperlukan dalam rangka
pengelolaan ASN untuk menghasilan pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai-nilai dasar, beretika, bebas dari intervensi politik dan bersih dari
praktik KKN. Kode etik dan kode perilaku ASN dibuat bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN.
2. Smart ASN
ASN yang smart adalah ASN yang memiliki kemampuan untuk
21
mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan transformasi digital yang
berlangsung sangat cepat, dengan kompetensi literasi digital yang mumpuni
sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pada jabatannya.
Smart ASN membahas mengenai literasi digital bagi ASN, pelaksanaan nya
dalam bekerja dan kerangka kerja literasi digital yang dimiliki oleh ASN,
seperti digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety.
E. Landasan Hukum
Adapun landasan hukum yang digunakan dalam aktualisasi kegiatan ini
adalah :
1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III;
4. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara;
5. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 Tentang
Peraturan Lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil;
22
6. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang tentang Pelayanan
Publik;
7. Peraturan Kepala BKPM No 9 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Pegawai
badan Koordinasi Penanaman Modal;
8. Peraturan BKPM Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pedoman dan Tata Cara
Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal;
9. Peraturan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal.
23
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI
1. Visi Organisasi
Visi Kementerian Investasi/ BKPM mengacu pada visi Presiden dan
Wakil Presiden. Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden pada Sidang
Kabinet Paripurna yang diselenggarakan pada tanggal 24 Oktober 2019.
Berdasarkan Dokumen Renstra Kementerian/Lembaga Tahun 2020-
2024, untuk mendukung Visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020 –
2024 maka Kementerian Investasi/BKPM berkomitmen menjadi BKPM
yang Andal, Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam Pelayanan
kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi
Presiden dan Wakil Presiden yaitu “Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.
24
2. Misi Organisasi
Kementerian Investasi/ BKPM melaksanakan 2 (dua) Misi Presiden
dan Wakil Presiden pada nomor 2 (dua) dan nomor 8 (delapan) dari 9
(sembilan) Misi Presiden dan Wakil Presiden dalam upaya mewujudkan
Visi tersebut, yaitu :
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia;
2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing;
3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;
4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;
5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa;
6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan
Terpercaya;
7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman
pada Seluruh Warga;
8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya;
dan
9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.
3. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai dalam suatu organisasi diperlukan agar terciptanya suatu
organisasi yang baik yang mampu mencapai visi dan misi organisasi.
Berdasarkan Peraturan Kepada BKPM No 9 Tahun 2011 Tentang Kode
Etik Pegawai badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian
Investasi/ BKPM memiliki 7 (tujuh) nilai-nilai dasar kode etik, yaitu :
1. Integritas
Nilai integritas ditunjukkan dengan bersikap, berperilaku dan bertindak
jujur terhadap diri sendiri dan lingkungan, obyektif terhadap
permasalahan, memiliki komitmen terhadap visi dan misi, konsisten
dalam bersikap dan bertindak, berani dan tegas dalam mengambil
keputusan dan resiko kerja, disiplin dan bertanggungjawab;
25
2. Profesional
Pengimplementasian nilai profesional yaitu memiliki berpengetahuan
luas, berketerampilan yang tinggi sehingga mampu bekerja sesuai
dengan kompetensi, mandiri dan bersungguh-sungguh dalam
menjalankan tugas;
3. Inovatif
Setiap ASN Kementerian Investasi/ BKPM harus kaya akan ide baru
dan selalu meningkatkan kemampuan dalam rangka melaksanakan
tugas kedinasan;
4. Transparan
Setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta senantiasa dievaluasi secara berkala
dan terbuka untuk semua pemangku kepentingan di Lingkungan
Kementerian Investasi/ BKPM;
5. Produktif
Setiap ASN Kementerian Investasi/ BKPM harus mampu bekerja keras
dengan berorientasi pada hasil kerja yang sistematis, terarah dan
berkualitas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien
serta dapat dipertanggungjawabkan;
6. Religius
Pengamalan religius yaitu berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang
dilakukan berada di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, tekun
melaksanakan ajaran agama, mengawali tindakan selalu didasari
dengan niat ibadah, sehingga apa yang dilakukan akan selalu lebih baik
secara berkelanjutan;
7. Kepemimpinan
Setiap ASN Kementerian Investasi/ BKPM berani menjadi pelopor dan
penggerak perubahan dalam penyelenggaraan kepemerintahan yang
26
baik dan dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang melebihi
harapan.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menggambarkan garis hirarki penyusun instansi
atau organisasi. Struktur organisasi dibuat bertujuan untuk memberikan
kejelasan mengenai posisi, fungsi, peran, tanggung jawab dan hak seluruh
pegawai ASN Kementerian Investasi/ BKPM.
27
Berikut adalah gambaran struktur organisasi Kementerian Investasi/BKPM :
28
a. Direktorat Deregulasi Penanaman Modal;
b. Direktorat Pengembangan Potensi Daerah; dan
c. Direktorat Pemberdayaan Usaha.
Gambar 2.2. Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM
Sumber : Lampiran E, Peraturan Menteri Investasi/ Kepala BKPM Nomor 6 Tahun 2021
29
D. Tugas Peserta di Unit Kerja
Saat ini penulis ditempatkan di Direktorat Deregulasi Penanaman
Modal, dengan jabatan sebagai Analis Data Kebijakan Bidang Usaha dan
Sistem Insentif. Secara lebih jelas, berikut adalah bagan struktur organisasi
Direktorat Deregulasi Penanaman Modal.
Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal
Analis Data
Kebijakan Bidang
Usaha dan Sistem
Insentif
30
Secara spesifik, berikut ini adalah beberapa tugas yang dikerjakan oleh
penulis di unit kerja:
1. membantu tugas ketatausahaan di Direktorat Deregulasi Penanaman
Modal;
2. Membantu pelaksanaan rapat dan kegiatan lainnya sesuai arahan
pimpinan; dan
3. menghadiri rapat dan membuat notulensi rapat sesuai dengan arahan
pimpinan.
31
BAB III
ANALISA ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU
A. Identifikasi Isu-Isu
Hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh Penulis selama
ditempatkan di Direktorat Deregulasi Penanaman Modal, diidentifikasi
terdapat beberapa isu yang menjadi konsen Penulis dan berdampak negatif
bagi kinerja pelayanan Direktorat Deregulasi Penanaman Modal kepada
berbagai pihak. Identifikasi isu-isu tersebut dilakukan dengan mencari
penyebab isu dan dampak yang ditimbulkan apabila isu tersebut tidak
tertangani dengan baik. Isu-isu tersebut sebagai berikut :
32
No. Isu Penyebab Dampak
3. Lemahnya 1. Kurang memadainya 1. Pelayanan publik
pengawasan SDM yang terdapat di menjadi tidak
terhadap Direktorat Deregulasi maksimal.
pemrosesan Letter Penanaman Modal. 2. Menurunnya citra
of Intent (LoI) yang 2. Belum adanya media ASN di Lingkungan
diajukan oleh Pelaku monitoring Direktorat
Usaha/Konsultan pemrosesan Letter of Deregulasi
Hukum. Intent (LoI). Penanaman Modal.
3. Lemahnya 3. Terhambatnya
pengawasan dari penyelesaian
atasan. masalah yang
4. Monitoring yang dihadapi oleh
dilakukan tidak Pelaku Usaha
berkala. terkait dengan
Penanaman Modal.
4. Belum optimalnya 1. Sistem persuratan Menghambat
distribusi jawaban yang dimiliki oleh penerimaan informasi/
atas pengajuan Kementerian jawaban atas Letter of
Letter of Intent (LoI) Investasi/BKPM Intent (LoI) dari Pelaku
kepada Pelaku belum dapat Usaha/Konsultan
Usaha/Konsultan menjangkau Hukum yang telah
Hukum. pengiriman diselesaikan oleh
persuratan ke Direktorat Deregulasi
eksternal. Penanaman Modal.
2. Proses pemberian
jawaban Letter of
Intent (LoI) dilakukan
secara langsung
ketika Pelaku
Usaha/Konsultan
Hukum berkunjung
kembali ke kantor
Kementerian
Investasi/BKPM
33
B. Isu Terpilih
Dari 4 (empat) isu yang telah diidentifikasi, dilakukan pemilihan isu yang memiliki
prioritas tertinggi untuk diselesaikan melalui teknik tapisan isu. Teknik tapisan isu
digunakan untuk menetapkan isu melalui penetapan rentang penilaian (1-5) pada
berbagai kriteria. Teknik analisis tapisan isu yang digunakan yaitu teknik analisis
APKL (Aktual, Problematik, Kekhayalakan, dan Layak) dengan kriteria berikut :
a. Aktual (A), artinya isu tersebut hangat dibicarakan dan masih menjadi masalah
hingga saat ini.
b. Problematik (P), artinya isu tersebut menarik, mendesak, dan kompleks,
sehingga perlu segera ditemukan solusi atas isu tersebut.
c. Kekhalayakan (K), artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak,
berpengaruh terhadap banyak pihak yang berkepentingan.
d. Layak (L), artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan.
Skala/rentang penilaian yang digunakan pada teknis analisis APKL yaitu,:
1 = Sangat tidak tinggi
2 = Tidak tinggi
3 = Biasa saja
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi
34
Berdasarkan Tabel 3.2. dapat diketahui bahwa isu mengenai “Lemahnya
pengawasan terhadap pemrosesan Letter of Intent (LoI) yang diajukan oleh
Pelaku Usaha/Konsultan Hukum” memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan
isu-isu lainnya, sehingga isu tersebut ditetapkan menjadi prioritas utama dalam
penyelesaiannya.
Setelah ditentukan isu utama dari beberapa isu yang ada di lingkungan
Direktorat Deregulasi Penanaman Modal, langkah selanjutnya yaitu melakukan
analisis lebih mendalam untuk mengetahui faktor utama penyebab isu tersebut
dengan menggunakan metode diagram fishbone.
Pengawasan
Lemah Lalai
Jumlah SDM
kurang
Lemahnya
pengawasan
pengerjaan
Letter of
Cara Monitoring
Monitoring Tidak Tidak Ada Media Intent (LoI)
Manual
Berkala Monitoring
Skill/Metode System/Alat
Jika dilihat dari isu yang telah dibahas sebelumnya, penyebab atas isu
terpilih tersebut dapat berasal dari Individu, Lingkungan atau Organisasi,
System/Alat, dan Skill/Metode nya. Berikut adalah tabel keterangan penyebab
sesuai dengan fishbone diagram yang telah dibuat :
35
Tabel 3.3. Penjelasan Analisis Penyebab dengan Metode Fishbone Diagram
36
Penanaman Modal”. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam
gagasan pemecahan isu tersebut adalah :
1. Membuat rancangan media monitoring pemrosesan Letter of Intent
(LoI).
2. Melakukan uji coba rancangan media monitoring pemrosesan Letter of
Intent (LoI).
3. Membuat panduan penggunaan media monitoring pemrosesan Letter
of Intent (LoI).
4. Melakukan sosialisasi penggunaan media monitoring pemrosesan
Letter of Intent (LoI) kepada Direktorat Deregulasi Penanaman Modal.
37
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
Unit Kerja : Direktorat Deregulasi Penanaman Modal, Deputi Bidang Pengembangan Iklim
Penanaman Modal
Identifikasi Isu : 1. Tidak sebandingnya jumlah SDM dengan beban kerja yang terdapat di Direktorat
Deregulasi Penanaman Modal.
2. Belum adanya pengarsipan paparan materi, draft kebijakan (RPP, Raperpres)
dan notulensi rapat.
3. Lemahnya pengawasan terhadap pemrosesan Letter of Intent (LoI) yang
diajukan oleh Pelaku Usaha/Konsultan Hukum.
4. Belum optimalnya distribusi jawaban atas pengajuan Letter of Intent (LoI)
kepada Pelaku Usaha/Konsultan Hukum.
Isu yang Diangkat : Lemahnya pengawasan terhadap pemrosesan Letter of Intent (LoI) yang diajukan
oleh Pelaku Usaha/Konsultan Hukum.
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan media monitoring pemrosesan Letter of Intent (LoI) di Direktorat
Deregulasi Penanaman Modal.
38
Tabel 4.1. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi
39
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
diaplikasikan (pengajuan sejak b. Memenuhi kebutuhan Berkepribadian
pada aplikasi 29 Agt – 30 Sept (Berorientasi berlandaskan
pendukung. 2022). Pelayanan). Gotong Royong”.
d. Menghubungkan Aplikasi a. Memiliki pengetahuan
database pada pendukung media (Kompeten). Misi organisasi
aplikasi monitoring yang b. Memanfaatkan no. 1 :
pendukung. terintegrasi teknologi dan Struktur ekonomi
dengan database. berinovasi (Adaptif). yang produktif,
e. Menyesuaikan Rancangan a. Memiliki pengetahuan mandiri, dan
desain media media monitoring (Kompeten). berdaya saing.
monitoring pada yang akan b. Memanfaatkan
aplikasi digunakan. teknologi dan
pendukung. berinovasi (Adaptif).
c. Cermat (Akuntabel).
2. Uji coba rancangan a. Simulasi tampilan Arahan/masukan a. Memiliki pengetahuan Visi organisasi : Integiritas,
media monitoring dan penggunaan dari Mentor. (Kompeten). “BKPM yang Profesional,
pemrosesan LoI. media monitoring b. Cermat (Akuntabel). andal, Inovatif,
bersama mentor. profesional,
40
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
c. Memanfaatkan inovatif, dan Transparan dan
teknologi, berinovasi berintegritas Produktif
(Adaptif). dalam pelayanan
d. Menghargai masukan kepada Presiden
(Harmonis). dan Wakil
e. Terbuka dalam Presiden untuk
bekerjasama Mewujudkan Visi
(Kolaboratif). dan Misi
b. Simulasi tampilan Arahan/masukan a. Memiliki pengetahuan Presiden dan
dan penggunaan dari rekan-rekan (Kompeten). Wakil Presiden :
media monitoring Direktorat b. Cermat (Akuntabel). Indonesia Maju
bersama rekan- Deregulasi c. Memanfaatkan yang Berdaulat,
rekan Direktorat Penanaman teknologi, berinovasi Mandiri, dan
Deregulasi Modal. (Adaptif). Berkepribadian
Penanaman d. Menghargai masukan berlandaskan
Modal. (Harmonis). Gotong Royong”.
41
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
e. Terbuka dalam
bekerjasama Misi organisasi
(Kolaboratif). no. 2 :
c. Memperbaiki Media monitoring a. Menerima masukan Pengelolaan
rancangan media yang siap (Harmonis). pemerintah yang
monitoring digunakan. b. Cermat (Akuntabel). bersih, efektif,
berdasarkan c. Melakukan perbaikan dan terpercaya.
masukan dari (Berorientasi
mentor dan Pelayanan).
rekan-rekan
Direktorat
Deregulasi..
3. Membuat panduan a. Menyusun Rancangan a. Cermat dan disiplin Visi organisasi : Transparan,
penggunaan media rancangan panduan (Akuntabel). “BKPM yang Inovatif, dan
monitoring panduan penggunaan b. Memiliki kompetensi andal, Produktif
pemrosesan LoI penggunaan media monitoring (Kompeten). profesional,
dalam bentuk media monitoring. c. Solutif (Berorientasi inovatif, dan
leaflet Pelayanan). berintegritas
42
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b. Berdiskusi Arahan/masukan a. Bekerja sama dalam pelayanan
dengan mentor. (Kolaboratif). kepada Presiden
b. Bertindak proaktif saat dan Wakil
berdiskusi (Adaptif) Presiden untuk
c. Cermat (Akuntabel) Mewujudkan Visi
c. Memperbaiki Panduan a. Menghargai masukan dan Misi
rancangan penggunaan dari mentor Presiden dan
panduan media monitoring (Harmonis Wakil Presiden :
penggunaan pemrosesan LoI b. Cermat (Akuntabel). Indonesia Maju
media monitoring. siap c. Melakukan perbaikan yang Berdaulat,
disosialisasikan. (Berorientasi Mandiri, dan
Pelayanan). Berkepribadian
d. Menjaga nama baik berlandaskan
ASN (Loyal). Gotong Royong”.
Misi organisasi
no. 2:
Pengelolaan
43
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pemerintah yang
bersih, efektif,
dan terpercaya.
4. Sosialisasi a. Membuat dan Undangan a. Sopan (Berorientasi Visi organisasi : Profesional,
penggunaan media mendistribusikan sosialisasi.yang Pelayanan). “BKPM yang Transparan, dan
monitoring Undangan terdistiribusi b. Memanfaatkan sistem andal, Kepemimpinan.
pemrosesan LoI Sosialisasi. persuratan (Adaptif profesional,
kepada Unit dan Kolaboratif). inovatif, dan
Direktorat c. Informatif dan jelas berintegritas
Deregulasi (Akuntabel). dalam pelayanan
Penanaman Modal b. Mempersiapkan Materi Sosialisasi a. Cermat (Akuntabel). kepada Presiden
materi sosialisasi. b. Memanfaatkan dan Wakil
teknologi (Adaptif). Presiden untuk
c. Melakukan Pemahaman a. Ramah (Berorientasi Mewujudkan Visi
Sosialisasi. mengenai cara Pelayanan). dan Misi
penggunaan b. Menggunakan Presiden dan
media monitoring. paparan yang kreatif Wakil Presiden :
44
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Adaptif & Indonesia Maju
Kompeten). yang Berdaulat,
c. Tersedianya sesi Mandiri, dan
tanya jawab Berkepribadian
(Harmonis & berlandaskan
Kolaboratif). Gotong Royong”.
d. Membuat laporan Laporan a. Cermat, bertanggung
sosialisasi. sosialisasi. jawab (Akuntabel). Misi organisasi
b. Menjaga nama baik no. 1 :
ASN, pimpinan dan Struktur ekonomi
instansi (Loyal). yang produktif,
mandiri, dan
berdaya saing.
45
B. Potensi Kendala dan Rencana Antisipasi
Pada saat pelaksanaan rancangan aktualisasi mungkin saja ditemui
kendala-kendala yang dapat menghambat keberhasilan pelaksanaannya.
Oleh karena itu, diperlukan rencana antisipisasi sebagai bentuk
kewaspadaan agar kendala-kendala tersebut dapat dihindari. Berikut adalah
beberapa kendala dan rencana antisipasi pada saat pelaksanaan aktualisasi
Penulis atas gagasan dari isu yang terpilih di Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal.
46
C. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Berikut adalah tabel jadwal rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2022 s/d 30
September 2022 agar pelaksanaan aktualisasi dapat terlaksana dengan baik dan sistematis.
Agustus September
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
a.Berdiskusi untuk mengidentifikasi
kebutuhan data.
b.Menentukan aplikasi pendukung
media monitoring yang sesuai.
c.Menyusun database untuk
Pembuatan rancangan media
1. diaplikasikan pada aplikasi
monitoring pemrosesan LoI.
pendukung.
d.Menghubungkan database pada
aplikasi pendukung.
e.Menyesuaikan desain media
monitoring pada aplikasi pendukung.
a.Simulasi tampilan dan penggunaan
media monitoring bersama mentor.
b.Simulasi tampilan dan penggunaan
Uji coba rancangan media
2. media monitoring bersama rekan-
monitoring pemrosesan LoI.
rekan Direktorat Deregulasi.
47
Rancangan Aktualisasi
Analis Data
Kebijakan Bidang
Usaha dan Sistem
Insentif
Direktorat Deregulasi Penanaman Modal mempunyai tugas untuk 1. Membantu tugas ketatausahaan di Direktorat Deregulasi
melaksanakan koordinasi, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan Penanaman Modal;
di bidang deregulasi usaha, sistem insentif, dan administrasi 2. Membantu pelaksanaan rapat dan kegiatan lainnya sesuai arahan
penanaman modal. pimpinan; dan
3. Menghadiri rapat dan membuat notulensi rapat sesuai dengan
PerKa BKPM No. 6 arahan pimpinan.
Tahun 2021 Pasal 95 Tugas Penulis di Direktorat
Deregulasi Penanaman Modal
IDENTIFIKASI ISU
Identifikasi Isu-Isu Identifikasi Isu Terpilih
Kriteria Penilaian
Tidak sebandingnya jumlah SDM dengan No Isu Nilai Peringkat
1 beban kerja yang terdapat di Direktorat A P K L
Deregulasi Penanaman Modal. Tidak sebandingnya jumlah SDM
dengan beban kerja yang terdapat
1. 3 3 3 4 13 IV
di Direktorat Deregulasi
Belum adanya pengarsipan paparan Penanaman Modal.
2 materi, draft kebijakan dan notulensi Belum adanya pengarsipan
rapat. 2. paparan materi, draft kebijakan 4 4 5 4 17 II
dan notulensi rapat.
Lemahnya pengawasan terhadap Lemahnya pengawasan terhadap
3 pemrosesan Letter of Intent (LoI) yang 3. pemrosesan LoI dari Pelaku 4 5 5 4 18 I
diajukan oleh Pelaku Usaha/Konsultan Usaha/Konsultan Hukum.
Hukum.
Belum optimalnya distribusi
jawaban atas pengajuan LoI
4. 4 3 5 3 15 III
Belum optimalnya distribusi jawaban atas kepada Pelaku Usaha/Konsultan
Hukum.
4 pengajuan Letter of Intent (LoI) kepada
Pelaku Usaha/Konsultan Hukum. Pemilihan isu menggunakan teknik tapisan isu APKL
A = Aktual K = Kekhalayakan
P = Problematik L = Layak
ANALISA PENYEBAB ISU TERPILIH
Analisis Fishbone Diagram Aspek/Faktor Keterangan Penyebab
Kelalaian dari pejabat dan staf untuk
Lingkungan atau Individu Individu melakukan pengecekan progres atas setiap LoI
Organisasi
yang telah didisposisi kepada PIC terkait.
Pengawasan 1. Lemahnya sistem pengawasan dari
Lemah Lalai
Jumlah SDM atasan.
kurang
Lingkungan atau
Lemahnya 2. Kurang memadainya jumlah staf di bagian
pengawasan Organisasi
TU Direktorat Deregulasi Penanaman
pengerjaan
Letter of Modal.
Cara Monitoring
Monitoring Tidak Tidak Ada Media Intent (LoI)
Manual
Berkala Monitoring Tidak adanya alat/media yang digunakan untuk
System/Alat membantu memonitoring progres pengerjaan
Skill/Metode System/Alat LoI dari Pelaku Usaha/Konsultan Hukum.
DAMPAK ISU :
KEGIATAN RANCANGAN AKTUALISASI :
1. Pelayanan publik menjadi tidak maksimal.
1. Membuat Rancangan Media Monitoring
2. Menurunnya citra ASN di Lingkungan Direktorat
Pemrosesan LoI.
Deregulasi Penanaman Modal karena pelayanan
2. Uji Coba Rancangan Media Monitoring LoI.
yang tidak maksimal.
3. Membuat Panduan Penggunaan Media
3. Terhambatnya penyelesaian masalah yang
Monitoring LoI.
dihadapi oleh Pelaku Usaha terkait dengan
4. Sosialisasi Penggunaan Media Monitoring LoI.
Penanaman Modal.
RANCANGAN MEDIA MONITORING LoI
TAHAPAN KEGIATAN RANCANGAN AKTUALISASI
Kegiatan 1 Membuat Rancangan Media Monitoring Pemrosesan Letter of Intent (LoI)
1. Membuat dan mendistribusikan undangan 1. BERORIENTASI PELAYANAN (Ramah). Profesional, Inovatif, Produktif
sosialisasi. 2. AKUNTABEL (Cermat, Disiplin, dan Kepemimpinan
2. Mempersiapkan materi sosialisasi. Menggunakan Sistem Persuratan
3. Melakukan sosialisasi. Kantor, Bertanggung Jawab).
4. Membuat laporan sosialisasi. 3. KOMPETEN (Memiliki Pengetahuan,
Informatif). VISI & MISI ORGANISASI
4. HARMONIS (Tidak Membeda-bedakan).
OUTPUT Visi :
5. LOYAL (Menjaga Nama Baik).
“BKPM yang andal, profesional, inovatif, dan
6. ADAPTIF (Memanfaatkan Teknologi,
1. Undangan sosialisasi yang terdistribusi. berintegritas dalam pelayanan kepada
Inovatif, Kreatif).
2. Materi sosialisasi. Presiden dan Wakil Presiden untuk
7. KOLABORATIF (Memberi Kesempatan
3. Pemahaman mengenai cara penggunaan Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan
Orang Lain untuk Berkontribusi,
media monitoring pemrosesan LoI. Wakil Presiden : Indonesia Maju yang
Memanfaatkan Sumber Daya).
4. Laporan sosialisasi. Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
berlandaskan Gotong Royong”.
Misi :
Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan
berdaya saing.
JADWAL KEGIATAN RANCANGAN AKTUALISASI