Anda di halaman 1dari 61

RANCANGAN AKTUALISASI

PEMBUATAN MEDIA MONITORING PEMROSESAN LETTER


OF INTENT (LOI) DI DIREKTORAT DEREGULASI
PENANAMAN MODAL

Disusun oleh :

Nama : Siti Sarah Anjani, SE.


NIP : 199112232022032007
Jabatan : Analis Data Kebijakan Bidang Usaha dan Sistem Insentif
Unit Kerja : Direktorat Deregulasi Penanaman Modal
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal
Kementerian Investasi/BKPM

PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III


ANGKATAN XXXII KELOMPOK 2

PUSAT PELATIHAN PEGAWAI ASN


KEMENTERIAN DESA, PDT DAN TRANSMIGRASI BEKERJA SAMA
DENGAN KEMENTERIAN INVESTASI/BKPM
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : Pembuatan Media Monitoring Pemrosesan Letter of


Intent (LoI) di Direktorat Deregulasi Penanaman Modal
NAMA : Siti Sarah Anjani, SE.
NIP : 199112232022032007
JABATAN : Analis Data Kebijakan Bidang Usaha dan Sistem
Insentif
UNIT KERJA : Direktorat Deregulasi Penanaman Modal
Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman
Modal, Kementerian Investasi/BKPM

Jakarta, 22 Agustus 2022

Menyetujui,

Coach, Mentor,

Dra. Nora Ekaliana Hanafie, M.M. Hesthi Setyoprathiwi, S.P.


NIP. 195807011958032001 NIP. 197906212005012010

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya
penyusunan rancangan aktualisasi Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil
(Latsar CPNS) ini dapat berjalan dengan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah banyak
membantu dalam proses penyusunan rancangan aktualisasi ini, yaitu :
1. Pusat Pelatihan Pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Desa, PDT
dan Transmigrasi yang bekerja sama dengan Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Investasi/BKPM;
2. Ibu Hesthi Setyoprathiwi, S.P. selaku mentor yang telah memberikan banyak
arahan/masukan, dukungan, dan bimbingan dalam proses penyusunan
rancangan aktualisasi;
3. Dra. Nora Ekaliana Hanafie, M.M. selaku coach atas dukungan, bimbingan,
dan arahan pada penyusunan rancangan aktualisasi;
4. Para tutor Pelatihan Dasar CPNS yang telah memberikan banyak ilmu
pengetahuan mengenai nilai-nilai dasar ASN, Kode Etik, Peran dan
Kedudukan ASN;
5. Seluruh Pejabat dan Staff di Lingkungan Direktorat Deregulasi Penanaman
Modal yang telah memberikan arahan selama penyusunan rancangan
aktualisasi,
6. Keluarga penulis atas doa dan dukungan yang selalu diberikan,
7. Rekan-rekan CPNS peserta Pelatihan Dasar CPNS Golongan III Angkatan
XXXII Tahun 2022 atas dukungan dan saran yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa penyusunan rancangan aktualisasi ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan untuk memperoleh hasil yang lebih baik kedepannya. Semoga
rancangan aktualisasi ini dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak.

Jakarta, 22 Agustus 2022

Penulis

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................. 2


KATA PENGANTAR ........................................................................................... 3
DAFTAR ISI........................................................................................................ 4
DAFTAR TABEL ................................................................................................. 5
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. 6
BAB I .................................................................................................................. 7
PENDAHULUAN ................................................................................................ 7
A. Latar Belakang ........................................................................................... 7
B. Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 8
C. Nilai-Nilai Dasar........................................................................................ 10
D. Kedudukan dan Peran PNS Menuju Smart Governance (Manajemen ASN
dan Smart ASN)............................................................................................ 20
E. Landasan Hukum ..................................................................................... 22
BAB II ............................................................................................................... 24
DESKRIPSI ORGANISASI ............................................................................... 24
A. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi .......................................................... 24
B. Struktur Organisasi................................................................................... 27
C. Gambaran Unit Kerja ................................................................................ 28
D. Tugas Peserta di Unit Kerja...................................................................... 30
BAB III .............................................................................................................. 32
ANALISA ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU .................................. 32
A. Identifikasi Isu-Isu..................................................................................... 32
B. Isu Terpilih ................................................................................................ 34
C. Penyebab Isu Terpilih dan Gagasan Pemecahan Isu .............................. 35
BAB IV .............................................................................................................. 38
RANCANGAN AKTUALISASI .......................................................................... 38
A. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi ................................................. 38
B. Potensi Kendala dan Rencana Antisipasi ................................................. 46
C. Jadwal Rancangan Aktualisasi ................................................................. 47

4
DAFTAR TABEL

1.1. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik…………………...…...............................11


3.1. Identifikasi Isu-Isu di Direktorat Deregulasi Penanaman Modal ………….32
3.2. Metode Analisis APKL dalam Menentukan Isu Terpilih …………………...34
3.3. Penjelasan Analisis Penyebab dengan Metode Fishbone Diagram……...36
4.1. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi……………………………………39
4.2. Potensi Kendala dan Rencana Antisipasi…………………………………...46

5
DAFTAR GAMBAR

2.1. Struktur Organisasi Kementerian Investasi/BKPM…………………………28


2.2. Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal
BKPM………………………..………………………..…………………………29
2.3. Struktur Organisasi Direktorat Deregulasi Penanaman Modal……………..30
3.1. Fishbone Diagram Isu Terpilih………………………………………………...35
4.1. Jadwal Rancangan Aktualisasi………………………………………………..47

6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) memiliki fungsi yang berkaitan dengan
kebijakan dan pelayanan kepada masyarakat. Berdasarkan Undang-undang
Nomor 5 Tahun 2014 Pasal 10 disebutkan bahwa fungsi ASN yaitu sebagai
pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa. Sejalan dengan fungsi ASN tersebut, ASN harus mampu bekerja
secara profesional, memiliki integritas tinggi dan mampu menjadi bagian dari
problem solver dalam lingkungan kerja dan bermasyarakat. Penerapan nilai-
nilai dasar ASN yang tercantum dalam Surat Edaran PermenpanRB Nomor
20 Tahun 2021 tentang operasional Nilai-Nilai Dasar ASN BerAKHLAK yaitu
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan
Kolaboratif (BerAkhlak) dapat membantu ASN dalam mendukung terciptanya
kinerja yang baik dan optimal.

Agar memiliki seluruh kompetensi dan nilai-nilai dasar ASN tersebut,


maka seorang ASN pada saat masih menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) di awal masa kerja selama 1 (satu) tahun pertama wajib mengikuti
kegiatan Pelatihan Dasar (Latsar). Hal tersebut sesuai dengan Peraturan
LAN Nomor 1 Tahun 2021 Tentang Pelatihan Dasar. Di akhir pelatihan dasar
tersebut, CPNS harus mampu mengaktualisasikan dan menghabituasi nilai-
nilai dasar ASN, peran dan fungsi ASN pada unit kerja masing-masing.

Direktorat Deregulasi Penanaman Modal merupakan bagian dari


Kedeputian Pengembangan Iklim Penanaman Modal (PIPM) di lingkungan
Kementerian Investasi/BKPM. Tugas Deputi Bidang Pengembangan Iklim
Penanaman Modal (PIPM) berdasarkan Peraturan Menteri Investasi/ Kepala
Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2021 yaitu
menyelenggarakan koordinasi, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan di
bidang pengembangan iklim penanaman modal. Tugas Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal sejalan dengan tugas yang ada di Deputi PIPM yaitu

7
melaksanakan koordinasi, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang
deregulasi usaha, sistem insentif, dan administrasi penanaman modal.

Penyampaian informasi mengenai kebijakan dan/atau peraturan


perundang-undangan terkait dengan Penanaman Modal salah satu nya
dengan cara menjawab Letter of Intent (LoI) yang disampaikan oleh Pelaku
Usaha atau Konsultan Hukum kepada Kementerian Investasi/BKPM
khususnya Direktorat Deregulasi Penanaman Modal. Penyelesaian Letter of
Intent (LoI) merupakan salah satu bentuk kegiatan dari indikator kinerja
program yaitu jumlah fasilitasi permasalahan Badan Usaha terkait kebijakan
Penanaman Modal pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) di Direktorat
Deregulasi Penanaman Modal.

Namun, dalam proses penyusunan draft jawaban atas Letter of Intent


(LoI) tersebut masih belum dilakukan sesuai dengan waktu pengerjaan yang
telah disepakati. Selain itu, masih didapati bahwa terkadang ada beberapa
permohonan Letter of Intent (LoI) dari Pelaku Usaha atau Konsultan Hukum
yang tidak terlayani. Hal ini dikarenakan lemahnya pengawasan atas proses
pengerjaan Letter of Intent (LoI) tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya
media yang dapat membantu fungsi pengawasan atas pemrosesan Letter of
Intent (LoI). Pembuatan media tersebut bertujuan untuk mengetahui progres
dan status penyelesaian atas permohonan Letter of Intent (LoI) dari Pelaku
Usaha atau Konsultan Hukum.

B. Tujuan dan Manfaat


1. Tujuan
Tujuan penyusunan rancangan aktualisasi yaitu :
a. Untuk memenuhi tahapan aktualisasi yang merupakan bagian dari
rangkaian Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS);
b. Mampu mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN serta Peran dan
Kedudukan ASN dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi di
lingkungan kerja;

8
c. Melaksanakan pembuatan media monitoring pemrosesan Letter of
Intent (LoI) atas penyelesaian permasalahan yang disampaikan oleh
Pelaku Usaha atau Konsultan Hukum kepada Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal.

2. Manfaat
Manfaat untuk berbagai pihak atas penyusunan rancangan aktualisasi ini
yaitu :
1. Manfaat bagi Penulis
a. Sebagai panduan dalam pelaksanaan aktualisasi Penulis dalam
kegiatan Latihan Dasar CPNS di linkungan Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal;
b. Sebagai sarana bagi Penulis untuk dapat ikut berkontribusi
menyelesaikan isu di lingkungan kerja dengan menerapkan nilai-
nilai dasar ASN dan kode etik maupun kode perilaku ASN.

2. Manfaat bagi Institusi


a. Mendukung fungsi pengawasan/monitoring atas pemrosesan Letter
of Intent (LoI) yang disampaikan oleh Pelaku Usaha maupun
Konsultan Hukum kepada Direktorat Deregulasi Penanaman
Modal;
b. Mendukung fungsi Direktorat Deregulasi Penanaman Modal dalam
menyampaikan informasi kebijakan dan/atau peraturan perundang-
undangan terkait Penanaman Modal kepada para pemangku
kepentingan Penanaman Modal.

3. Manfaat bagi Stakeholders


a. Mendapatkan informasi dan kepastian pengerjaan atas
penyelesaian permasalahan yang disampaikan kepada Direktorat
Deregulasi Penanaman Modal dengan lebih cepat dan terpantau.

9
b. Memperlancar pelayanan kepada masyarakat terkait informasi
kebijakan dan/atau peraturan perundang-undangan terkait
Penanaman Modal.

C. Nilai-Nilai Dasar
Nilai-nilai dasar ASN merupakan pedoman yang harus dimiliki oleh
setiap ASN dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi di lingkungan kerja.
Nilai-nilai dasar ASN yang harus diimplementasikan yaitu Berorientasi
Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif
(BerAKHLAK). Penerapan nilai-nilai dasar ASN juga berkaitan dengan fungsi
ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, serta perekat dan
pemersatu bangsa untuk mendorong perbaikan mutu dan pelayanan
masyarakat.

1. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi pelayanan merupakan salah satu nilai dasar ASN, yang
bertujuan untuk memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat
dan tercapainya kinerja terbaik. Panduan perilaku/kode etik atas nilai dasar
berorientasi pelayanan yaitu :
1. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
2. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan; dan
3. Melakukan perbaikan tiada henti.

Dalam pelaksanaan nilai dasar ASN berorientasi pelayanan, tidak


terlepas dari istilah pelayanan publik atau pelayanan yang ditujukan kepada
masyarakat. Pelayanan publik merupakan salah dari fungsi dan tugas ASN
yaitu memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Perlu
adanya pendukung agar penyelenggaraan pelayanan publik dapat
terlaksana dengan baik. Unsur-unsur pelayanan publik yaitu :
1. ASN yang berfungsi sebagai penyelenggara;
2. Publik/ masyarakat sebagai penerima layanan; dan
3. Kepuasaan masyarakat/pelanggan (customer satisfaction)

10
Penyelenggara Pelayanan Publik menurut Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (UU 25/2009) adalah setiap institusi
penyelenggara negara, korporasi, lembaga independen yang dibentuk
berdasarkan undang-undang untuk kegiatan pelayanan publik dan badan
hukum lain yang dibentuk semata-mata untuk kegiatan pelayanan publik.
Terdapat hal-hal fundamental dalam pelaksanaan pelayanan publik, yaitu :
1. Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai amanat
konstitusi;
2. Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang dibayar oleh warga
negara;
3. Pelayanan publik diselenggarakan dengan tujuan untuk mencapai hal-hal
yang strategis bagi kemajuan bangsa di masa depan; dan
4. Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya memenuhi kebutuhan dasar
warga negara sebagai manusia, akan tetapi juga berfungsi untuk
memberikan perlindungan bagi warga negara (proteksi).

Selain hal-hal fundamental, dalam pelaksanaan pelayanan publik harus


mengacu pada prinsip-prinsip pelayanan publik yaitu :

Tabel 1.1. Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik


No. Prinsip Keterangan
Melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
1. Partisipatif
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
Memberikan akses bagi masyarakat untuk
mengetahui segala hal yang terkait dengan
Transparan
2. pelayanan publik yang diselenggarakan, akses
untuk mempertanyakan dan menyampaikan
pengaduan.
Mendengar dan memenuhi tuntutan kebutuhan
masyarakat, terkait dengan bentuk, jenis, dan
3. Responsif
mekanisme penyelenggaraan pelayanan publik
yang diperlukan.

11
No. Prinsip Keterangan
Tidak Tidak membedakan antara satu warga negara
4.
Diskriminatif dengan warga negara yang lain.
- Mudah : persyaratan yang dibutuhkan masuk
akal dan mudah untuk dipenuhi.
Mudah dan
5. - Murah : biaya yang dibutuhkan untuk
Murah
mendapatkan layanan terjangkau oleh seluruh
warga negara.
Prosedur atas penyelenggaraan pelayanan publik
Efektif dan
6. dilakukan secara sederhana, tenaga kerja yang
Efisien
sedikit, dan biaya yang murah.
Dapat dijangkau oleh warga negara yang
7. Aksesibel
membutuhkan dalam arti fisik maupun non fisik.
Menggunakan fasilitas dan sumber daya manusia
8. Akuntabel yang dibiayai oleh warga negara melalui pajak
yang mereka bayar.
Melindungi warga negara dari praktik buruk yang
9. Berkeadilan
dilakukan oleh warga negara yang lain.

2. Akuntabel
Akuntabel/akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab
kepada seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Berikut adalah
panduan perilaku nilai dasar akuntabel berkaitan dengan nilai dasar ASN :
1. Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin,
dan berintegrasi tinggi;
2. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif, dan efisien; dan
3. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
Dalam konteks ASN, akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan

12
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik
(Matsiliza dan Zonke, 2017). Aspek-aspek akuntabilitas yaitu :
1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan antara individu/kelompok/institusi
dengan negara dan masyarakat.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil yaitu perilaku aparat pemerintah yang
bertanggung jawab, adil dan inovatif.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan, seperti laporan kinerja.
4. Akuntabilitas dapat memperbaiki kinerja, terutama kinerja ASN dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Selain itu, menurut Bovens : 2007, akuntabilitas memiliki tiga fungsi


utama, yaitu :
1. Menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi).
2. Mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran
konstitusional).
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Di Indonesia terdapat alat akuntabilitas agar pelaksanaan pelayanan


dapat dipertanggungjawabkan dengan baik, yaitu :
1. Perencanaan Strategis (Strategic Plans) yang berupa RPJP-D, RPJM-D,
RKP-D, SKPD (untuk perangkat daerah) dan SKP untuk setiap PNS.
2. Kontrak kinerja untuk semua PNS, yang merupakan implementasi dari PP
No. 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS dan PP No. 30
Tahun 2019 tentang Penilaian Prestasi Kerja PNS.
3. Laporan Kinerja yaitu berupa Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (LAKIP) yang berisi perencanaan dan perjanjian kinerja pada
tahun tertentu, pengukuran dan analisis capaian kinerja, serta
akuntabilitas keuangan.

3. Kompeten
Kompeten memiliki arti bahwa setiap ASN akan terus belajar dan
mengembangkan diri agar tercipta hasil kerja terbaik. Indikator nilai dasar
kompeten yaitu, setiap ASN senantiasa meningkatkan kompetensi diri yang

13
dimiliki, membantu orang lain untuk belajar, dan senantiasa melaksanakan
tugas terbaiknya. Kompetensi adalah perpaduan aspek pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang terindikasikan dalam kemampuan dan perilaku
seseorang sesuai tuntutan pekerjaan. Kompetensi yang harus dimiliki oleh
setiap ASN yaitu :
1. Kompetensi teknis, yang diukur dari tingkat dan spesialisasi pendidikan,
pelatihan teknis fungsional dan pengalaman bekerja secara teknis;
2. Kompetensi manajerial, yang diukur dari tingkat pendidikan, pelatihan
struktural atau manajemen, dan pengalaman kepemimpinan. Bentuk-
bentuk kompetensi manajerial seperti integritas, kerjasama, komunikasi,
orientasi pada hasil, pelayanan publik, pengembangan diri, mengelola
perubahan, dan pengambilan keputusan;
3. Kompetensi sosial kultural, yang diukur dari pengalaman kerja berkaitan
dengan masyarakat majemuk dalam hal agama, suku, dan budaya
sehingga memiliki wawasan kebangsaan.

Pengembangan kompetensi dapat dilakukan dengan beberapa cara


yaitu melalui pendidikan dan pelatihan. Pengembangan kompetensi melalui
pendidikan dapat dilakukan dalam bentuk pemberian tugas belajar, yang
bertujuan untuk meningkatkan pengetahun dan keahlian ASN melalui
pendidkan formal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pelatihan dapat dilakukan dalam bentuk klasikal (pembelajaran tatap muka)
dan non-klasikal (pembelajaran jarak jauh/e-learning).

Terdapat beberapa prinsip dalam melakukan pengembangan


kompetensi ASN, yaitu :
1. Pengembangan kompetensi dilakukan oleh organisasi maupun individu
melalui proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi sesuai dengan
kebutuhan organisasi dan pegawai;
2. Pengembangan kompetensi merupakan hak dari setiap ASN;
3. Pengembangan kompetensi diarahkan sesuai dengan kebutuhan jabatan;
4. Pengembangan kompetensi merupakan salah satu dasar dalam
pengangkatan jabatan dan pengembangan karir.

14
4. Harmonis
Negara Indonesia yang memiliki baragam perbedaan, baik itu suku,
bahasa, dan budaya, dapat menjadi potensi maupun tantangan dalam
pelaksanaan sistem pemerintahan. Tantangan akan timbulnya konflik juga
menjadi lebih besar dengan adanya keanekaragaman tersebut. Timbulnya
konflik dapat berdampak pada suasana kerja dan lingkungan yang tidak
nyaman, pekerjaan menjadi terbengkalai, kinerja yang buruk, dan pelayanan
kepada masyarakat menjadi tidak optimal.

Suasana yang harmoni diperlukan agar tidak terjadi konflik yang dapat
memicu perpecahan. Suasana yang harmoni dalam lingkungan kerja dapat
menciptakan lingkungan yang tenang dan kondusif sehingga memungkinkan
untuk saling berkolaborasi dengan baik, meningkatkan produktivitas dan
kualitas pelayanan kepada masyarakat. Berkaitan dengan nilai dasar ASN,
aspek harmoni memiliki beberapa kode etik/panduan perilaku, yaitu :
1. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya;
2. Suka menolong orang lain;
3. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Upaya menuju ASN yang harmonis juga sesuai dengan salah satu
tugas ASN berdasarkan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 pasal 11 tentang
ASN, yaitu mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Berikut adalah beberapa peran ASN dalam mewujudkan suasana
harmoni yaitu :
1. Dapat bersikap netral, adil dan tidak diskriminatif, dapat bersikap obyektif,
jujur, dan transparan;
2. Dapat membuat kebijakan yang dapat dirasakan manfaatnya oleh semua
pihak, tanpa mengesampingkan kepentingan kelompok-kelompok
minoritas;
3. Memiliki sikap toleran atas perbedaan;
4. Selalu menolong masyarakat dan sesama rekan kerja yang membutuhkan
pertolongan; dan
5. Dapat menjadi figur dan teladan di lingkungan masyarakat.

15
5. Loyal
Arti loyal secara harfiah yaitu setia atau suatu kesetiaan, yang timbul
tanpa adanya paksaan, namun melalui kesadaran sendiri. Pemaknaan loyal
dalam nilai dasar ASN adalah setiap ASN berdedikasi dan mengutamakan
kepentingan Bangsa dan Negara dengan panduan perilaku sebagai berikut :
1. Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD 1945, setia pada NKRI serta
Pemerintahan yang sah;
2. Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan, Instansi dan Negara;
3. Menjaga rahasia jabatan dan negara.

Sementara untuk kata kunci (aktualisasi) dari nilai dasar ASN Loyal
yaitu komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian.
Terdapat beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan untuk mengukur
loyalitas seorang ASN, yaitu :
1. Taat pada aturan;
2. Bekerja dengan integritas;
3. Tanggung jawab pada organisasi;
4. Kemauan untuk bekerja sama;
5. Rasa memilliki yang tinggi;
6. Hubungan antar pribadi;
7. Kesukaan terhadap pekerjaan;
8. Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan; dan
9. Menjadi teladan bagi pegawai lain.

Agar rasa loyal terbangun dalam diri setiap ASN maka hendaknya
dilakukan beberapa hal berikut, yaitu :
1. Membangun Rasa Kecintaaan dan Memiliki;
2. Meningkatkan Kesejahteraan;
3. Memenuhi Kebutuhan Rohani;
4. Memberikan Kesempatan Peningkatan Karir; dan
5. Melakukan Evaluasi secara Berkala.

16
6. Adaptif
Saat ini perkembangan dan perubahan lingkungan di dunia semakin
cepat, termasuk dengan lingkungan strategis. Berbagai aspek, mulai dari
ekonomi maupun kreativitas dari tiap-tiap negara saling berkompetisi untuk
menjadi unggul. Termasuk Indonesia, khususnya terjadi kompetisi kinerja di
sektor publik.

Menjadi adaptif adalah salah satu cara yang tepat untuk menghadapi
segala perubahan yang terjadi agar dapat bertahan dan mengikuti
perkembangan zaman. Adaptif adalah kemampuan menyesuaikan diri
dengan lingkungan. Adaptif diperlukan oleh setiap ASN agar dapat
mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan serta dapat
memanfaatkan peluang yang berubah-ubah. Adaptif juga merupakan proses
untuk menyesuaikan diri dengan budaya, norma-norma, situasi yang
berubah, dan mengatasi berbagai halangan dari lingkungan. Adaptif sebagai
salah satu nilai dasar ASN memiliki panduan perilaku/kode etik sebagai
berikut :
1. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
2. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas; dan
3. Bertindak proaktif.

Mampu berpikir kritis dan kreatif merupakan modal yang harus dimiliki
oleh setiap ASN agar dapat beradaptasi dengan perubahan yang ada.
Terdapat beberapa dimensi kreativitas yaitu :
1. Fluency (kefasihan/kelancaran);
2. Flexibility (fleksibilitas);
3. Elaboration (elaborasi);
4. Originality (orisinalitas).

Adaptif juga merupakan nilai dan budaya ASN, yang menandakan


bahwa tiap-tiap ASN harus :
1. Terus mengasah pengetahuannya hingga ke tingkat mahir (personal
mastery);

17
2. Terus berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang sama atau
gelombang yang sama terhadap suatu visi atau cita-cita yang akan dicapai
bersama (shared vision);
3. Memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang ingin diwujudkan
oleh organisasi (mental model);
4. Selalu bersinergi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk
mewujudkan visi organisasi (team learning); dan
5. Selalu berpikir sistemik atau bermental silo (system thinking).

Pemerintah sebagai bentuk lain dari organisasi dapat melakukan


pengembangan kapasitas pemerintah adaptif dengan cara pengembangan
SDM adaptif, penguatan organisasi/pemerintahan yang adaptif, dan
pembaharuan institusional adaptif. Untuk mencapai organisasi atau
pemerintahan yang adaptif, terdapat beberapa dimensi pembentuk
organisasi kuat dan imajinatif yaitu melalui :
1. Kecerdasan organisasi, dengan cara berhasil mengakomodasi banyak
suara dan pemikiran yang beragam.
2. Memperkuat sumber daya, berupa akal atau pemikiran dari kelompok
organisasi, dengan cara mengurangi atau memanfaatkan kelangkaan
sumber daya untuk melakukan inovasi.
3. Memperkokoh rancangan/desain organisasi/pemerintahan, dengan cara
memperkuat ketahanan yang didukung oleh karakteristik strukturalnya
dan menghindari jebakan sistemik.
4. Senantiasa melatih perubahan agar organisasi menjadi adaptif dan fit.
5. Penerapan nilai-nilai/budaya yang menjadikan anggotanya senantiasa
bangkit dalam menghadapi tantangan.

7. Kolaboratif
Dalam menghadapi tantangan global saat ini untuk mendukung
pemerintahan yang baik diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak.
Berdasarkan KBBI kolaborasi adalah kerja sama. Kaitannya dengan
pemerintah maka ada pula kolaborasi pemerintahan yaitu proses melibatkan

18
norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar pihak dalam
pemerintahan. Kolaboratif/kolaborasi adalah salah satu nilai dasar yang
harus dimiliki orang setiap ASN, dengan panduan perilaku/kode etik sebagai
berikut :
1. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
2. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah; dan
3. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

Pada pelaksanaanya, agar kolaborasi antar pihak dalam organisasi


pemerintah dapat berhasil terdapat faktor-faktor yang harus diperhatikan,
yaitu (Custumato 2021) :
1. Kepercayaan;
2. Pembagian kekuasaan;
3. Gaya kepemimpinan;
4. Strategi manajemen; dan
5. Formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara
entitas publik.

Dalam kaitannya dengan kolaborasi pemerintah terdapat istilah


pendekatan yang disebut dengan WoG. WoG atau Whole-of-Government
adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai tujuan-tujuan
pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan publik. WoG
juga dikenal dengan pendekatan interagency, yaitu pendekatan yang
melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan urusan-urusan yang
relevan.

Penerapan WoG memberikan dampak positif dalam pelaksanaan


kegiatan pemerintahan, yaitu :
1. Outcomes – focused, WoG berfokus pada Outcomes yang tidak dapat
dicapai oleh K/L sektoral secara masing-masing;
2. Boundary – spanning, implementasi kebijakan tidak hanya melibatkan
satu instansi, tetapi lintas instansi;

19
3. Enabling, WoG membuat pemerintah lebih mampu menangani tantangan
kebijakan yang kompleks; dan
4. Strengthening prevention, WoG mendorong pencegahan terhadap
masalah yang mungkin berkembang lebih jauh.

WoG dibedakan berdasarkan jenis dan pola, dengan penjelasan


sebagai berikut :
1. WoG berdasarkan jenis
a. Pelayanan yang bersifat administratif
b. Pelayanan jasa
c. Pelayanan barang
d. Pelayanan regulatif

2. WoG berdasarkan pola


a. Pelayanan teknis fungsional
b. Pelayanan satu atap
c. Pelayanan satu pintu
d. Pelayanan terpusat
e. Pelayanan elektronik

D. Kedudukan dan Peran PNS Menuju Smart Governance (Manajemen


ASN dan Smart ASN)
Kedudukan dan peran ASN dalam NKRI tertuang dalam pasal 10
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dimana
pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik
serta perekat dan pemersatu bangsa. Kedudukan dan peran tersebut masuk
kedalam pembahasan mengenai Manajemen ASN. Selain itu, agar
terciptanya penyelenggaraan pemerintahan berbasis digital yang
bermartabat, berkeadilan dan berdaya saing, diperlukan penerapan literasi
digital yang diwakili oleh materi pembahasan mengenai Smart ASN.

20
1. Manajemen ASN
Manajemen ASN membahas mengenai kedudukan, peran, hak &
kewajiban, serta kode etik ASN. Manajemen ASN diperlukan dalam rangka
pengelolaan ASN untuk menghasilan pegawai ASN yang profesional,
memiliki nilai-nilai dasar, beretika, bebas dari intervensi politik dan bersih dari
praktik KKN. Kode etik dan kode perilaku ASN dibuat bertujuan untuk
menjaga martabat dan kehormatan ASN.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 tahun 2014, kedudukan ASN


dibagi kedalam 2 (dua) jenis yaitu Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). PNS adalah warga negara
Indonesia yang memenuhi persyaratan tertentu sehingga diangkat menjadi
pegawai ASN dan menjalankan kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan
instansi. Sedangkan PPPK adalah warga negara Indonesia yang memenuhi
persyaratan tertentu, diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka
waktu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. Atas dua jenis
kedudukan ASN tersebut, memiliki perbedaan terkait dengan hak yang
dimilikinya, yaitu jaminan pensiun dan hari tua. PPPK tidak memiliki hak atas
jaminan pensiun dan hari tua, namun untuk hak lainnya sama-sama dimiliki
oleh PNS dan PPPK.

Untuk mendukung peningkatan manajemen ASN, maka dibentuklah


sistem Merit. Berdasarkan UU ASN No. 5 tahun 2014 pada pasal 1 mengenai
ketentuan umum, sistem Merit yaitu kebijakan dan manajemen ASN yang
berdasarkan pada kualifikasi, kompetensi dan kinerja secara adil dan wajar
dengan tanpa membedakan latar belakang politik, ras, warna kulit, agama,
asal usul, jenis kelamin, status pernikahan, umur atau kondisi kecacatan.
Selain itu, dengan adanya sistem Merit dapat membuka kesempatan untuk
mencapai puncak karir dan kompetisi yang semakin sehat atau fair,
kompensasi yang semakin baik, serta pengelolaan yang akuntabel.

2. Smart ASN
ASN yang smart adalah ASN yang memiliki kemampuan untuk

21
mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan transformasi digital yang
berlangsung sangat cepat, dengan kompetensi literasi digital yang mumpuni
sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi pada jabatannya.
Smart ASN membahas mengenai literasi digital bagi ASN, pelaksanaan nya
dalam bekerja dan kerangka kerja literasi digital yang dimiliki oleh ASN,
seperti digital skills, digital culture, digital ethics, dan digital safety.

Dalam bermedia digital, seringkali seorang ASN dihadapkan pada


tindakan yang tidak baik, seperti hoaks, perundungan dunia
maya/cyberbullying, dan hate speech. Untuk menangkal tindakan tersebut,
kita harus dapat memilah dan mengetahui sumber pasti atas informasi
tersebut. Kegiatan-kegiatan yang dapat kita lakukan sesuai dengan etika
digital, seperti berpartisipasi aktif dalam berbagi data dan informasi yang
bermanfaat dan berkolaborasi dengan pihak-pihak tertentu dalam
mendistribusikan informasi yang jujur, akurat dan etis.

E. Landasan Hukum
Adapun landasan hukum yang digunakan dalam aktualisasi kegiatan ini
adalah :
1. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Manajemen
Pegawai Negeri Sipil;
3. Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia
Nomor 12 Tahun 2018 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
Dasar CPNS Golongan III;
4. Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 Tentang Implementasi Core Values dan
Employer Branding Aparatur Sipil Negara;
5. Peraturan Lembaga Administrasi Negara Nomor 1 Tahun 2021 Tentang
Peraturan Lembaga Administrasi Negara tentang Pelatihan Dasar Calon
Pegawai Negeri Sipil;

22
6. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang tentang Pelayanan
Publik;
7. Peraturan Kepala BKPM No 9 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Pegawai
badan Koordinasi Penanaman Modal;
8. Peraturan BKPM Nomor 5 Tahun 2019 tentang Pedoman dan Tata Cara
Perizinan dan Fasilitas Penanaman Modal;
9. Peraturan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Investasi/ Badan Koordinasi Penanaman Modal.

23
BAB II
DESKRIPSI ORGANISASI

A. Visi, Misi dan Nilai-Nilai Organisasi


Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) awalnya merupakan
Lembaga Pemerintah yang bertugas melaksanakan koordinasi kebijakan
dan pelayanan di bidang penanaman modal berdasarkan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Namun pada tanggal 28 April 2021, BKPM
mengalami perubahan nomenklatur menjadi Kementerian Investasi/ BKPM
berdasarkan Peraturan Presiden No. 31 Tahun 2021 oleh Presiden Joko
Widodo dalam perombakan kedua Kabinet Indonesia Maju.

Sejalan dengan perubahan tersebut, merujuk pada Peraturan Menteri


Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2021
Tentang Organisasi dan tata Kerja Kementerian Investasi/ Kepala Badan
Koordinasi Penanaman Modal yang terdapat pada Pasal 4, menyatakan
bahwa Kementerian Investasi/BKPM mempunyai tugas membantu Presiden
dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang investasi dan
koordinasi pelaksanaan kebijakan dan pelayanan di bidang penanaman
modal berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

1. Visi Organisasi
Visi Kementerian Investasi/ BKPM mengacu pada visi Presiden dan
Wakil Presiden. Hal tersebut sesuai dengan arahan Presiden pada Sidang
Kabinet Paripurna yang diselenggarakan pada tanggal 24 Oktober 2019.
Berdasarkan Dokumen Renstra Kementerian/Lembaga Tahun 2020-
2024, untuk mendukung Visi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2020 –
2024 maka Kementerian Investasi/BKPM berkomitmen menjadi BKPM
yang Andal, Profesional, Inovatif, dan Berintegritas dalam Pelayanan
kepada Presiden dan Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi
Presiden dan Wakil Presiden yaitu “Indonesia Maju yang Berdaulat,
Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong”.

24
2. Misi Organisasi
Kementerian Investasi/ BKPM melaksanakan 2 (dua) Misi Presiden
dan Wakil Presiden pada nomor 2 (dua) dan nomor 8 (delapan) dari 9
(sembilan) Misi Presiden dan Wakil Presiden dalam upaya mewujudkan
Visi tersebut, yaitu :
1. Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia;
2. Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan Berdaya Saing;
3. Pembangunan yang Merata dan Berkeadilan;
4. Mencapai Lingkungan Hidup yang Berkelanjutan;
5. Kemajuan Budaya yang Mencerminkan Kepribadian Bangsa;
6. Penegakan Sistem Hukum yang Bebas Korupsi, Bermartabat, dan
Terpercaya;
7. Perlindungan bagi Segenap Bangsa dan Memberikan Rasa Aman
pada Seluruh Warga;
8. Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan Terpercaya;
dan
9. Sinergi Pemerintah Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan.

3. Nilai-Nilai Organisasi
Nilai-nilai dalam suatu organisasi diperlukan agar terciptanya suatu
organisasi yang baik yang mampu mencapai visi dan misi organisasi.
Berdasarkan Peraturan Kepada BKPM No 9 Tahun 2011 Tentang Kode
Etik Pegawai badan Koordinasi Penanaman Modal, Kementerian
Investasi/ BKPM memiliki 7 (tujuh) nilai-nilai dasar kode etik, yaitu :

1. Integritas
Nilai integritas ditunjukkan dengan bersikap, berperilaku dan bertindak
jujur terhadap diri sendiri dan lingkungan, obyektif terhadap
permasalahan, memiliki komitmen terhadap visi dan misi, konsisten
dalam bersikap dan bertindak, berani dan tegas dalam mengambil
keputusan dan resiko kerja, disiplin dan bertanggungjawab;

25
2. Profesional
Pengimplementasian nilai profesional yaitu memiliki berpengetahuan
luas, berketerampilan yang tinggi sehingga mampu bekerja sesuai
dengan kompetensi, mandiri dan bersungguh-sungguh dalam
menjalankan tugas;

3. Inovatif
Setiap ASN Kementerian Investasi/ BKPM harus kaya akan ide baru
dan selalu meningkatkan kemampuan dalam rangka melaksanakan
tugas kedinasan;

4. Transparan
Setiap pelaksanaan tugas dapat terukur dan dapat
dipertanggungjawabkan, serta senantiasa dievaluasi secara berkala
dan terbuka untuk semua pemangku kepentingan di Lingkungan
Kementerian Investasi/ BKPM;

5. Produktif
Setiap ASN Kementerian Investasi/ BKPM harus mampu bekerja keras
dengan berorientasi pada hasil kerja yang sistematis, terarah dan
berkualitas sesuai dengan standar kinerja yang telah ditetapkan dengan
menggunakan sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien
serta dapat dipertanggungjawabkan;

6. Religius
Pengamalan religius yaitu berkeyakinan bahwa setiap tindakan yang
dilakukan berada di bawah pengawasan Tuhan Yang Maha Esa, tekun
melaksanakan ajaran agama, mengawali tindakan selalu didasari
dengan niat ibadah, sehingga apa yang dilakukan akan selalu lebih baik
secara berkelanjutan;

7. Kepemimpinan
Setiap ASN Kementerian Investasi/ BKPM berani menjadi pelopor dan
penggerak perubahan dalam penyelenggaraan kepemerintahan yang

26
baik dan dapat dipercaya untuk mencapai kinerja yang melebihi
harapan.

B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi menggambarkan garis hirarki penyusun instansi
atau organisasi. Struktur organisasi dibuat bertujuan untuk memberikan
kejelasan mengenai posisi, fungsi, peran, tanggung jawab dan hak seluruh
pegawai ASN Kementerian Investasi/ BKPM.

Berdasarkan Peraturan Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi


Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2021 Pasal 6 ayat (1) tentang Susunan
Organisasi, Kementerian Investasi/ BKPM terdiri atas :
1. Sekretariat Kementerian/Sekretariat Utama;
2. Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal;
3. Deputi Bidang Hilirisasi Investasi Strategis;
4. Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal;
5. Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal;
6. Deputi Bidang Kerja Sama Penanaman Modal;
7. Deputi Bidang Pelayanan Penanaman Modal;
8. Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal;
9. Deputi Bidang Teknologi Informasi Penanaman Modal;
10. Staf Ahli Bidang Peningkatan Daya Saing Penanaman Modal;
11. Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro;
12. Staf Ahli Bidang Hubungan Kelembagaan;
13. Staf Ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas;
14. Staf Ahli Bidang Pemerataan dan Kemitraan Penanaman Modal;
15. Inspektorat; dan
16. Pusat Pendidikan dan Pelatihan.

27
Berikut adalah gambaran struktur organisasi Kementerian Investasi/BKPM :

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Kementerian Investasi/ BKPM


Sumber : Lampiran A, Peraturan Menteri Investasi/ Kepala BKPM Nomor 6 Tahun 2021

C. Gambaran Unit Kerja


Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal merupakan
salah satu kedeputian yang berada di lingkungan kerja Kementerian
Investasi/ BKPM. Berdasarkan Peraturan Menteri Investasi/ Kepala BKPM
Nomor 6 Tahun 2021 Tentang Organisasi dan tata Kerja Kementerian
Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal pasal 94 mengenai
Susunan Organisasi, Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman
Modal terdiri atas :

28
a. Direktorat Deregulasi Penanaman Modal;
b. Direktorat Pengembangan Potensi Daerah; dan
c. Direktorat Pemberdayaan Usaha.

Mengacu pada peraturan yang sama, Direktorat Deregulasi


Penanaman Modal mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, perumusan,
dan pelaksanaan kebijakan di bidang deregulasi usaha, sistem insentif, dan
administrasi penanaman modal. Berikut adalah gambaran struktur organisasi
pada Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal.

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Iklim Penanaman Modal BKPM
Sumber : Lampiran E, Peraturan Menteri Investasi/ Kepala BKPM Nomor 6 Tahun 2021

29
D. Tugas Peserta di Unit Kerja
Saat ini penulis ditempatkan di Direktorat Deregulasi Penanaman
Modal, dengan jabatan sebagai Analis Data Kebijakan Bidang Usaha dan
Sistem Insentif. Secara lebih jelas, berikut adalah bagan struktur organisasi
Direktorat Deregulasi Penanaman Modal.

Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal

Subdirektorat Sektor Subdirektorat Sektor Subdirektorat Sektor


Primer Sekunder Tersier

Seksi Industri Seksi Pariwisata,


Seksi Pertanian,
Logam, Mesin, Perdagangan dan
Kelautan, dan
Transportasi Telekomunikasi
Perikanan
dan Telematika

Seksi Energi, Seksi Industri Seksi


Sumber Daya Agro, Kimia, Perhubungan,
Mineral dan Tekstil dan Pekerjaan Umum
Kehutan Aneka dan Jasa Lainnya

Analis Data
Kebijakan Bidang
Usaha dan Sistem
Insentif

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Direktorat Deregulasi Penanaman Modal

Merujuk pada tugas pokok dan fungsi Direktorat Deregulasi


Penanaman Modal, maka tugas pokok dan fungsi Analis Data Kebijakan
Bidang Usaha dan Sistem Insentif diantaranya :
1. melakukan koordinasi perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
deregulasi usaha, sistem insentif dan administrasi penanaman modal
sektor sekunder;
2. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang deregulasi
penanaman modal; dan
3. pemantauan, analisis, evaluasi, dan pelaporan di bidang deregulasi
penanaman modal.

30
Secara spesifik, berikut ini adalah beberapa tugas yang dikerjakan oleh
penulis di unit kerja:
1. membantu tugas ketatausahaan di Direktorat Deregulasi Penanaman
Modal;
2. Membantu pelaksanaan rapat dan kegiatan lainnya sesuai arahan
pimpinan; dan
3. menghadiri rapat dan membuat notulensi rapat sesuai dengan arahan
pimpinan.

31
BAB III
ANALISA ISU-ISU DAN GAGASAN PEMECAHAN ISU

A. Identifikasi Isu-Isu
Hasil dari pengamatan yang dilakukan oleh Penulis selama
ditempatkan di Direktorat Deregulasi Penanaman Modal, diidentifikasi
terdapat beberapa isu yang menjadi konsen Penulis dan berdampak negatif
bagi kinerja pelayanan Direktorat Deregulasi Penanaman Modal kepada
berbagai pihak. Identifikasi isu-isu tersebut dilakukan dengan mencari
penyebab isu dan dampak yang ditimbulkan apabila isu tersebut tidak
tertangani dengan baik. Isu-isu tersebut sebagai berikut :

Tabel 3.1. Identifikasi Isu-Isu di Direktorat Deregulasi Penanaman Modal

No. Isu Penyebab Dampak


1. Tidak sebandingnya 1. Kurangnya SDM. 1. Manajeman waktu
jumlah SDM dengan 2. Tidak ada PPPK/ pengerjaan tugas
beban kerja yang tenaga pendukung menjadi kurang
terdapat di yang membantu optimal.
Direktorat pekerjaan 2. Tekanan/stres yang
Deregulasi administrasi. dihadapi dalam
Penanaman Modal. pengerjaan tugas.
2. Belum adanya 1. Sebagian besar 1. Dapat menjadi
pengarsipan notulensi hasil rapat hambatan dalam
paparan materi, draft dibuat dalam laporan pengambilan
kebijakan (RPP, yang dikirimkan via keputusan yang
Raperpres) dan aplikasi WhatsApp. memerlukan
notulensi rapat. 2. Belum adanya sistem informasi dari hasil
untuk pengarsipan. rapat sebelumnya.
3. Materi paparan rapat 2. Tidak meratanya
dan draft kebijakan distribusi informasi.
masih disimpan oleh 3. Terhambatnya
salah satu PIC nya proses evaluasi atas
saja. draft kebijakan jika
PIC berhalangan
hadir.

32
No. Isu Penyebab Dampak
3. Lemahnya 1. Kurang memadainya 1. Pelayanan publik
pengawasan SDM yang terdapat di menjadi tidak
terhadap Direktorat Deregulasi maksimal.
pemrosesan Letter Penanaman Modal. 2. Menurunnya citra
of Intent (LoI) yang 2. Belum adanya media ASN di Lingkungan
diajukan oleh Pelaku monitoring Direktorat
Usaha/Konsultan pemrosesan Letter of Deregulasi
Hukum. Intent (LoI). Penanaman Modal.
3. Lemahnya 3. Terhambatnya
pengawasan dari penyelesaian
atasan. masalah yang
4. Monitoring yang dihadapi oleh
dilakukan tidak Pelaku Usaha
berkala. terkait dengan
Penanaman Modal.
4. Belum optimalnya 1. Sistem persuratan Menghambat
distribusi jawaban yang dimiliki oleh penerimaan informasi/
atas pengajuan Kementerian jawaban atas Letter of
Letter of Intent (LoI) Investasi/BKPM Intent (LoI) dari Pelaku
kepada Pelaku belum dapat Usaha/Konsultan
Usaha/Konsultan menjangkau Hukum yang telah
Hukum. pengiriman diselesaikan oleh
persuratan ke Direktorat Deregulasi
eksternal. Penanaman Modal.
2. Proses pemberian
jawaban Letter of
Intent (LoI) dilakukan
secara langsung
ketika Pelaku
Usaha/Konsultan
Hukum berkunjung
kembali ke kantor
Kementerian
Investasi/BKPM

33
B. Isu Terpilih
Dari 4 (empat) isu yang telah diidentifikasi, dilakukan pemilihan isu yang memiliki
prioritas tertinggi untuk diselesaikan melalui teknik tapisan isu. Teknik tapisan isu
digunakan untuk menetapkan isu melalui penetapan rentang penilaian (1-5) pada
berbagai kriteria. Teknik analisis tapisan isu yang digunakan yaitu teknik analisis
APKL (Aktual, Problematik, Kekhayalakan, dan Layak) dengan kriteria berikut :
a. Aktual (A), artinya isu tersebut hangat dibicarakan dan masih menjadi masalah
hingga saat ini.
b. Problematik (P), artinya isu tersebut menarik, mendesak, dan kompleks,
sehingga perlu segera ditemukan solusi atas isu tersebut.
c. Kekhalayakan (K), artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak,
berpengaruh terhadap banyak pihak yang berkepentingan.
d. Layak (L), artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan.
Skala/rentang penilaian yang digunakan pada teknis analisis APKL yaitu,:
1 = Sangat tidak tinggi
2 = Tidak tinggi
3 = Biasa saja
4 = Tinggi
5 = Sangat tinggi

Tabel 3.2. Metode Analisis APKL dalam Menentukan Isu Terpilih


Kriteria Penilaiain
No. Isu Nilai Peringkat
A P K L
1. Tidak sebandingnya jumlah SDM
3 3 3 4 13 IV
dengan beban kerja.
2. Belum adanya pengarsipan
4 4 5 4 17 II
paparan/materi/notulensi rapat.
Lemahnya pengawasan terhadap
pemrosesan Letter of Intent (LoI)
3. 4 5 5 4 18 I
yang diajukan oleh Pelaku
Usaha/Konsultan Hukum.
Belum optimalnya distribusi jawaban
atas pengajuan Letter of Intent (LoI)
4. 4 3 5 3 15 III
kepada Pelaku Usaha/Konsultan
Hukum.

34
Berdasarkan Tabel 3.2. dapat diketahui bahwa isu mengenai “Lemahnya
pengawasan terhadap pemrosesan Letter of Intent (LoI) yang diajukan oleh
Pelaku Usaha/Konsultan Hukum” memiliki nilai tertinggi dibandingkan dengan
isu-isu lainnya, sehingga isu tersebut ditetapkan menjadi prioritas utama dalam
penyelesaiannya.

C. Penyebab Isu Terpilih dan Gagasan Pemecahan Isu


1. Analisis Penyebab Isu Terpilih

Setelah ditentukan isu utama dari beberapa isu yang ada di lingkungan
Direktorat Deregulasi Penanaman Modal, langkah selanjutnya yaitu melakukan
analisis lebih mendalam untuk mengetahui faktor utama penyebab isu tersebut
dengan menggunakan metode diagram fishbone.

Lingkungan atau Individu


Organisasi

Pengawasan
Lemah Lalai
Jumlah SDM
kurang
Lemahnya
pengawasan
pengerjaan
Letter of
Cara Monitoring
Monitoring Tidak Tidak Ada Media Intent (LoI)
Manual
Berkala Monitoring

Skill/Metode System/Alat

Gambar 3.1. Fishbone Diagram Isu Terpilih

Jika dilihat dari isu yang telah dibahas sebelumnya, penyebab atas isu
terpilih tersebut dapat berasal dari Individu, Lingkungan atau Organisasi,
System/Alat, dan Skill/Metode nya. Berikut adalah tabel keterangan penyebab
sesuai dengan fishbone diagram yang telah dibuat :

35
Tabel 3.3. Penjelasan Analisis Penyebab dengan Metode Fishbone Diagram

Aspek/Faktor Keterangan Penyebab


Individu Kelalaian dari staf untuk melakukan pengecekan
progres atas setiap Letter of Intent (LoI) yang telah
didisposisi kepada PIC terkait.
Lingkungan/Organisasi 1. Lemahnya sistem pengawasan dari atasan.
2. Kurang memadainya jumlah staf di bagian TU
Direktorat Deregulasi Penanaman Modal.
System/Alat Tidak adanya alat/media yang digunakan untuk
membantu memonitoring progres pengerjaan Letter
of Intent (LoI) dari Pelaku Usaha/Konsultan Hukum.
Metode 1. Pengecekan dilakukan secara manual.
2. Pengecekan progres pengerjaan Letter of Intent
(LoI) tidak dilakukan secara berkala dan
konsisten. Pengecekan hanya dilakukan ketika
ada komplain atau pertanyaan dari Pelaku Usaha
terkait dengan progres permohonan Letter of
Intent (LoI) tersebut.

Berdasarkan hasil analisis fishbone diagram, diketahui bahwa faktor utama


penyebab atas isu terpilih yaitu “tidak adanya media/alat monitoring” yang
khusus digunakan untuk memantau progres pengerjaan Letter of Intent (LoI)
yang diajukan oleh Pelaku Usaha/Konsultan Hukum kepada Direktorat
Deregulasi Penanaman Modal.

2. Gagasan Pemecahan Isu

Atas isu terpilih terkait dengan lemahnya pengawasan terhadap


pengerjaan Letter of Intent (LoI) yang diajukan oleh Pelaku
Usaha/Konsultan Hukum maka Penulis mengajukan gagasan solusi atas
pemecahan isu tersebut yaitu dengan cara melakukan “pembuatan media
monitoring pemrosesan Letter of Intent (LoI) di Direktorat Deregulasi

36
Penanaman Modal”. Adapun kegiatan yang akan dilakukan dalam
gagasan pemecahan isu tersebut adalah :
1. Membuat rancangan media monitoring pemrosesan Letter of Intent
(LoI).
2. Melakukan uji coba rancangan media monitoring pemrosesan Letter of
Intent (LoI).
3. Membuat panduan penggunaan media monitoring pemrosesan Letter
of Intent (LoI).
4. Melakukan sosialisasi penggunaan media monitoring pemrosesan
Letter of Intent (LoI) kepada Direktorat Deregulasi Penanaman Modal.

Gagasan yang diajukan oleh Penulis, diharapkan, dapat memberikan


kontribusi dan pengaruh positif dalam rangka meningkatkan kinerja dan fungsi
pengawasan di lingkungan kerja Direktorat Deregulasi Penanaman Modal
sesuai dengan visi, misi dan nilai-nilai organisasi di Lingkungan Kementerian
Investasi/BKPM.

37
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Unit Kerja : Direktorat Deregulasi Penanaman Modal, Deputi Bidang Pengembangan Iklim
Penanaman Modal
Identifikasi Isu : 1. Tidak sebandingnya jumlah SDM dengan beban kerja yang terdapat di Direktorat
Deregulasi Penanaman Modal.
2. Belum adanya pengarsipan paparan materi, draft kebijakan (RPP, Raperpres)
dan notulensi rapat.
3. Lemahnya pengawasan terhadap pemrosesan Letter of Intent (LoI) yang
diajukan oleh Pelaku Usaha/Konsultan Hukum.
4. Belum optimalnya distribusi jawaban atas pengajuan Letter of Intent (LoI)
kepada Pelaku Usaha/Konsultan Hukum.
Isu yang Diangkat : Lemahnya pengawasan terhadap pemrosesan Letter of Intent (LoI) yang diajukan
oleh Pelaku Usaha/Konsultan Hukum.
Gagasan Pemecahan Isu : Pembuatan media monitoring pemrosesan Letter of Intent (LoI) di Direktorat
Deregulasi Penanaman Modal.

38
Tabel 4.1. Matriks Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan


No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Membuat a. Berdiskusi Template data a. Memberi kesempatan Visi organisasi : Profesional,
rancangan media dengan mentor yang dibutuhkan.. kepada berbagai “BKPM yang Inovatif,
monitoring dan rekan-rekan pihak untuk andal, Produktif dan
pemrosesan LoI. untuk berkontribusi profesional, Kepemimpinan.
mengidentifikasi (Kolaboratif). inovatif, dan
kebutuhan data. b. Bertindak proaktif saat berintegritas
berdiskusi (Adaptif). dalam pelayanan
b. Menentukan Aplikasi a. Memiliki pengetahuan kepada Presiden
aplikasi pendukung media (Kompeten). dan Wakil
pendukung media monitoring yang b. Memanfaatkan Presiden untuk
monitoring yang akan digunakan. teknologi dan Mewujudkan Visi
sesuai. berinovasi (Adaptif). dan Misi Presiden
c. Bersifat solutif dan Wakil
(Berorientasi Presiden :
Pelayanan). Indonesia Maju
c. Menyusun Database a. Cermat dan disiplin yang Berdaulat,
database untuk permohonan LoI. (Akuntabel). Mandiri, dan

39
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
diaplikasikan (pengajuan sejak b. Memenuhi kebutuhan Berkepribadian
pada aplikasi 29 Agt – 30 Sept (Berorientasi berlandaskan
pendukung. 2022). Pelayanan). Gotong Royong”.
d. Menghubungkan Aplikasi a. Memiliki pengetahuan
database pada pendukung media (Kompeten). Misi organisasi
aplikasi monitoring yang b. Memanfaatkan no. 1 :
pendukung. terintegrasi teknologi dan Struktur ekonomi
dengan database. berinovasi (Adaptif). yang produktif,
e. Menyesuaikan Rancangan a. Memiliki pengetahuan mandiri, dan
desain media media monitoring (Kompeten). berdaya saing.
monitoring pada yang akan b. Memanfaatkan
aplikasi digunakan. teknologi dan
pendukung. berinovasi (Adaptif).
c. Cermat (Akuntabel).
2. Uji coba rancangan a. Simulasi tampilan Arahan/masukan a. Memiliki pengetahuan Visi organisasi : Integiritas,
media monitoring dan penggunaan dari Mentor. (Kompeten). “BKPM yang Profesional,
pemrosesan LoI. media monitoring b. Cermat (Akuntabel). andal, Inovatif,
bersama mentor. profesional,

40
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
c. Memanfaatkan inovatif, dan Transparan dan
teknologi, berinovasi berintegritas Produktif
(Adaptif). dalam pelayanan
d. Menghargai masukan kepada Presiden
(Harmonis). dan Wakil
e. Terbuka dalam Presiden untuk
bekerjasama Mewujudkan Visi
(Kolaboratif). dan Misi
b. Simulasi tampilan Arahan/masukan a. Memiliki pengetahuan Presiden dan
dan penggunaan dari rekan-rekan (Kompeten). Wakil Presiden :
media monitoring Direktorat b. Cermat (Akuntabel). Indonesia Maju
bersama rekan- Deregulasi c. Memanfaatkan yang Berdaulat,
rekan Direktorat Penanaman teknologi, berinovasi Mandiri, dan
Deregulasi Modal. (Adaptif). Berkepribadian
Penanaman d. Menghargai masukan berlandaskan
Modal. (Harmonis). Gotong Royong”.

41
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
e. Terbuka dalam
bekerjasama Misi organisasi
(Kolaboratif). no. 2 :
c. Memperbaiki Media monitoring a. Menerima masukan Pengelolaan
rancangan media yang siap (Harmonis). pemerintah yang
monitoring digunakan. b. Cermat (Akuntabel). bersih, efektif,
berdasarkan c. Melakukan perbaikan dan terpercaya.
masukan dari (Berorientasi
mentor dan Pelayanan).
rekan-rekan
Direktorat
Deregulasi..
3. Membuat panduan a. Menyusun Rancangan a. Cermat dan disiplin Visi organisasi : Transparan,
penggunaan media rancangan panduan (Akuntabel). “BKPM yang Inovatif, dan
monitoring panduan penggunaan b. Memiliki kompetensi andal, Produktif
pemrosesan LoI penggunaan media monitoring (Kompeten). profesional,
dalam bentuk media monitoring. c. Solutif (Berorientasi inovatif, dan
leaflet Pelayanan). berintegritas

42
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
b. Berdiskusi Arahan/masukan a. Bekerja sama dalam pelayanan
dengan mentor. (Kolaboratif). kepada Presiden
b. Bertindak proaktif saat dan Wakil
berdiskusi (Adaptif) Presiden untuk
c. Cermat (Akuntabel) Mewujudkan Visi
c. Memperbaiki Panduan a. Menghargai masukan dan Misi
rancangan penggunaan dari mentor Presiden dan
panduan media monitoring (Harmonis Wakil Presiden :
penggunaan pemrosesan LoI b. Cermat (Akuntabel). Indonesia Maju
media monitoring. siap c. Melakukan perbaikan yang Berdaulat,
disosialisasikan. (Berorientasi Mandiri, dan
Pelayanan). Berkepribadian
d. Menjaga nama baik berlandaskan
ASN (Loyal). Gotong Royong”.

Misi organisasi
no. 2:
Pengelolaan

43
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
pemerintah yang
bersih, efektif,
dan terpercaya.
4. Sosialisasi a. Membuat dan Undangan a. Sopan (Berorientasi Visi organisasi : Profesional,
penggunaan media mendistribusikan sosialisasi.yang Pelayanan). “BKPM yang Transparan, dan
monitoring Undangan terdistiribusi b. Memanfaatkan sistem andal, Kepemimpinan.
pemrosesan LoI Sosialisasi. persuratan (Adaptif profesional,
kepada Unit dan Kolaboratif). inovatif, dan
Direktorat c. Informatif dan jelas berintegritas
Deregulasi (Akuntabel). dalam pelayanan
Penanaman Modal b. Mempersiapkan Materi Sosialisasi a. Cermat (Akuntabel). kepada Presiden
materi sosialisasi. b. Memanfaatkan dan Wakil
teknologi (Adaptif). Presiden untuk
c. Melakukan Pemahaman a. Ramah (Berorientasi Mewujudkan Visi
Sosialisasi. mengenai cara Pelayanan). dan Misi
penggunaan b. Menggunakan Presiden dan
media monitoring. paparan yang kreatif Wakil Presiden :

44
Keterkaitan Substansi Kontribusi Penguatan
No. Kegiatan Tahapan Kegiatan Output / Hasil Mata Pelatihan terhadap Visi Nilai
(BerAKHLAK) Misi Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
(Adaptif & Indonesia Maju
Kompeten). yang Berdaulat,
c. Tersedianya sesi Mandiri, dan
tanya jawab Berkepribadian
(Harmonis & berlandaskan
Kolaboratif). Gotong Royong”.
d. Membuat laporan Laporan a. Cermat, bertanggung
sosialisasi. sosialisasi. jawab (Akuntabel). Misi organisasi
b. Menjaga nama baik no. 1 :
ASN, pimpinan dan Struktur ekonomi
instansi (Loyal). yang produktif,
mandiri, dan
berdaya saing.

45
B. Potensi Kendala dan Rencana Antisipasi
Pada saat pelaksanaan rancangan aktualisasi mungkin saja ditemui
kendala-kendala yang dapat menghambat keberhasilan pelaksanaannya.
Oleh karena itu, diperlukan rencana antisipisasi sebagai bentuk
kewaspadaan agar kendala-kendala tersebut dapat dihindari. Berikut adalah
beberapa kendala dan rencana antisipasi pada saat pelaksanaan aktualisasi
Penulis atas gagasan dari isu yang terpilih di Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal.

Tabel 4.2. Potensi Kendala dan Rencana Antisipasi

No. Potensi Kendala Rencana Antisipasi


1. Adanya kesibukan atau a. Memanfaatkan waktu secara
penugasan dinas luar kantor efektif dan efisien sesuai dengan
oleh Pimpinan. jadwal.
b. Menentukan skala prioritas untuk
menyelesaikan pekerjaan.
2. Adanya pegawai yang tidak Sosialisasi dapat dilakukan secara
dapat hadir secara fisik pada luring maupun daring.
saat sosialisasi.
3. Sarana penyimpanan Mengakses media monitoring
komputer yang tidak dapat menggunakan ponsel melalui tautan
diakses karena kendala yang sudah diinformasikan pada
jaringan internet atau leaflet.
gangguan teknis lainnya.

46
C. Jadwal Rancangan Aktualisasi
Berikut adalah tabel jadwal rancangan aktualisasi yang akan dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2022 s/d 30
September 2022 agar pelaksanaan aktualisasi dapat terlaksana dengan baik dan sistematis.
Agustus September
No Kegiatan Tahapan Kegiatan
25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
a.Berdiskusi untuk mengidentifikasi
kebutuhan data.
b.Menentukan aplikasi pendukung
media monitoring yang sesuai.
c.Menyusun database untuk
Pembuatan rancangan media
1. diaplikasikan pada aplikasi
monitoring pemrosesan LoI.
pendukung.
d.Menghubungkan database pada
aplikasi pendukung.
e.Menyesuaikan desain media
monitoring pada aplikasi pendukung.
a.Simulasi tampilan dan penggunaan
media monitoring bersama mentor.
b.Simulasi tampilan dan penggunaan
Uji coba rancangan media
2. media monitoring bersama rekan-
monitoring pemrosesan LoI.
rekan Direktorat Deregulasi.

c.Memperbaiki rancangan media


monitoring.
a.Menyusun rancangan panduan
Membuat panduan penggunaan media monitoring.
penggunaan media
3. b.Berdiskusi dengan mentor.
monitoring pemrosesan LoI
dalam bentuk leaflet c.Memperbaiki rancangan panduan
penggunaan media monitoring
a. Membuat dan mendistribusikan
Sosialisasi panduan undangan Sosialisasi
penggunaan media b. Mempersiapkan materi sosialisasi
4. monitoring pemrosesan LoI
kepada Unit Direktorat c. Melakukan Sosialisasi.
Deregulasi d. Membuat laporan sosialisasi.

Gambar 4.1. Jadwal Rancangan Aktualisasi

47
Rancangan Aktualisasi

Pembuatan Media Monitoring


Pemrosesan Letter of Intent (LoI)
di Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal
Disusun oleh : Siti Sarah Anjani, SE.
Jabatan : Analis Data Kebijakan Bidang
Usaha dan Sistem Insentif
Mentor : Hesthi Setyoprathiwi, S.P.
Coach : Dra. Nora Ekaliana Hanafie, M.M.
Tanggal : 24 Agustus 2022
PENDAHULUAN
Latar Belakang Tujuan
1 Instansi Pemerintah WAJIB memberikan Pendidikan dan 1. Memenuhi tahapan aktualisasi pada Latsar CPNS;
Pelatihan Terintegrasi bagi CPNS selama 1 tahun masa 2. Mengaktualisasikan nilai-nilai dasar ASN, Peran dan
percobaan (PerLAN No. 1 Tahun 2021).
Kedudukan ASN; dan
3. Membuat media monitoring sebagai gagasan pemecahan isu.
Membentuk ASN yang profesional, memiliki integritas
2
tinggi, dan mampu menerapkan Nilai-Nilai Dasar ASN
Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Harmonis, Kompeten, Manfaat
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (SE PermenpanRB No. 20
Penulis Institusi Stakeholder
Tahun 2021).
1. Panduan dalam 1. Mendukung 1. Kepastian
pelaksanaan fungsi pengerjaan
Penyelesaian Letter of Intent (LoI) merupakan salah satu
3 kegiatan dari indikator kinerja program yaitu jumlah Aktualisasi pengawasan permohonan LoI.
Latsar CPNS. pemrosesan LoI. 2. Memperlancar
fasilitasi permasalahan Badan Usaha terkait kebijakan
2. Sarana untuk 2. Mendukung pelayanan
Penanaman Modal pada Kerangka Acuan Kerja (KAK) di
berkontribusi penyampaian informasi
Direktorat Deregulasi Penanaman Modal.
menyelesaikan informasi kebijakan
isu di kebijakan dan/atau
Adanya isu-isu di Direktorat Deregulasi Penanaman Modal lingkungan dan/atau peraturan
4 yang dapat menghambat pelayanan dan penyampaian kerja. peraturan perundang-
informasi kepada masyarakat terkait kebijakan dan/atau perundang- undangan PM.
perundang-undangan. undangan PM.
DESKRIPSI ORGANISASI
BKPM yang Andal, Profesional, Inovatif, dan
VISI
Berintegritas dalam Pelayanan kepada Presiden dan
Wakil Presiden untuk Mewujudkan Visi dan Misi
Presiden dan Wakil Presiden : “Indonesia Maju yang
Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan
Gotong Royong”.

MISI • Struktur Ekonomi yang Produktif, Mandiri, dan


Berdaya Saing (nomor 2).
Kementerian Investasi mempunyai tugas • Pengelolaan Pemerintahan yang Bersih, Efektif, dan
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Terpercaya (nomor 8).
investasi untuk membantu Presiden dalam
1. Integritas
menyelenggarakan pemerintahan negara (Perpres No. NILAI 2. Profesional
63 Tahun 2021 Pasal 4).
DASAR 3. Inovatif
Visi dan Misi Kementerian Investasi/BKPM sesuai 4. Transparan
dengan Visi & Misi Presiden dan Wakil Presiden Tahun 5. Produktif
PerKa BKPM No. 9
2020 – 2024 (Rencana Strategi BKPM 2020-2024). 6. Religius
Tahun 2011 Pasal 3
7. Kepemimpinan
STRUKTUR ORGANISASI
Stuktur Organisasi Deputi Bidang Pengembangan Iklim
Stuktur Organisasi Direktorat Deregulasi Penanaman Modal
Penanaman Modal (PIPM)
Direktorat Deregulasi
Penanaman Modal

Subdirektorat Sektor Subdirektorat Sektor Subdirektorat Sektor


Primer Sekunder Tersier

Seksi Industri Seksi Pariwisata,


Seksi Pertanian,
Logam, Mesin, Perdagangan dan
Kelautan, dan
Transportasi Telekomunikasi
Perikanan
dan Telematika

Seksi Energi, Seksi Industri Seksi


Sumber Daya Agro, Kimia, Perhubungan,
Mineral dan Tekstil dan Pekerjaan Umum
Kehutan Aneka dan Jasa Lainnya

Analis Data
Kebijakan Bidang
Usaha dan Sistem
Insentif

Direktorat Deregulasi Penanaman Modal mempunyai tugas untuk 1. Membantu tugas ketatausahaan di Direktorat Deregulasi
melaksanakan koordinasi, perumusan, dan pelaksanaan kebijakan Penanaman Modal;
di bidang deregulasi usaha, sistem insentif, dan administrasi 2. Membantu pelaksanaan rapat dan kegiatan lainnya sesuai arahan
penanaman modal. pimpinan; dan
3. Menghadiri rapat dan membuat notulensi rapat sesuai dengan
PerKa BKPM No. 6 arahan pimpinan.
Tahun 2021 Pasal 95 Tugas Penulis di Direktorat
Deregulasi Penanaman Modal
IDENTIFIKASI ISU
Identifikasi Isu-Isu Identifikasi Isu Terpilih
Kriteria Penilaian
Tidak sebandingnya jumlah SDM dengan No Isu Nilai Peringkat
1 beban kerja yang terdapat di Direktorat A P K L
Deregulasi Penanaman Modal. Tidak sebandingnya jumlah SDM
dengan beban kerja yang terdapat
1. 3 3 3 4 13 IV
di Direktorat Deregulasi
Belum adanya pengarsipan paparan Penanaman Modal.
2 materi, draft kebijakan dan notulensi Belum adanya pengarsipan
rapat. 2. paparan materi, draft kebijakan 4 4 5 4 17 II
dan notulensi rapat.
Lemahnya pengawasan terhadap Lemahnya pengawasan terhadap
3 pemrosesan Letter of Intent (LoI) yang 3. pemrosesan LoI dari Pelaku 4 5 5 4 18 I
diajukan oleh Pelaku Usaha/Konsultan Usaha/Konsultan Hukum.
Hukum.
Belum optimalnya distribusi
jawaban atas pengajuan LoI
4. 4 3 5 3 15 III
Belum optimalnya distribusi jawaban atas kepada Pelaku Usaha/Konsultan
Hukum.
4 pengajuan Letter of Intent (LoI) kepada
Pelaku Usaha/Konsultan Hukum. Pemilihan isu menggunakan teknik tapisan isu APKL
A = Aktual K = Kekhalayakan
P = Problematik L = Layak
ANALISA PENYEBAB ISU TERPILIH
Analisis Fishbone Diagram Aspek/Faktor Keterangan Penyebab
Kelalaian dari pejabat dan staf untuk
Lingkungan atau Individu Individu melakukan pengecekan progres atas setiap LoI
Organisasi
yang telah didisposisi kepada PIC terkait.
Pengawasan 1. Lemahnya sistem pengawasan dari
Lemah Lalai
Jumlah SDM atasan.
kurang
Lingkungan atau
Lemahnya 2. Kurang memadainya jumlah staf di bagian
pengawasan Organisasi
TU Direktorat Deregulasi Penanaman
pengerjaan
Letter of Modal.
Cara Monitoring
Monitoring Tidak Tidak Ada Media Intent (LoI)
Manual
Berkala Monitoring Tidak adanya alat/media yang digunakan untuk
System/Alat membantu memonitoring progres pengerjaan
Skill/Metode System/Alat LoI dari Pelaku Usaha/Konsultan Hukum.

1. Pengecekan progres LoI melalui media


komunikasi (secara langsung atau
Faktor utama penyebab atas isu terpilih yaitu “tidak adanya WhatsApp).
media/alat monitoring” yang khusus digunakan untuk Metode 2. Pengecekan progres LoI hanya dilakukan
memantau progres pengerjaan Letter of Intent (LoI) yang diajukan ketika ada komplain atau pertanyaan dari
oleh Pelaku Usaha/Konsultan Hukum kepada Direktorat Pelaku Usaha terkait dengan progres
Deregulasi Penanaman Modal. permohonan LoI tersebut.
GAGASAN PEMECAHAN ISU
ISU TERPILIH : GAGASAN PEMECAHAN ISU :
Lemahnya pengawasan terhadap pemrosesan “Pembuatan Media Monitoring Pemrosesan
Letter of Intent (LoI) yang diajukan oleh Pelaku Letter of Intent (LoI) di Direktorat Deregulasi
Usaha/Konsultan Hukum. Penanaman Modal”

PENYEBAB UTAMA ISU TERPILIH :


KETERKAITAN MATA PELATIHAN :
Tidak adanya media/alat monitoring yang
Agenda III
khusus digunakan untuk memantau progres
“Manajemen ASN dan Smart ASN”
pengerjaan Letter of Intent (LoI).

DAMPAK ISU :
KEGIATAN RANCANGAN AKTUALISASI :
1. Pelayanan publik menjadi tidak maksimal.
1. Membuat Rancangan Media Monitoring
2. Menurunnya citra ASN di Lingkungan Direktorat
Pemrosesan LoI.
Deregulasi Penanaman Modal karena pelayanan
2. Uji Coba Rancangan Media Monitoring LoI.
yang tidak maksimal.
3. Membuat Panduan Penggunaan Media
3. Terhambatnya penyelesaian masalah yang
Monitoring LoI.
dihadapi oleh Pelaku Usaha terkait dengan
4. Sosialisasi Penggunaan Media Monitoring LoI.
Penanaman Modal.
RANCANGAN MEDIA MONITORING LoI
TAHAPAN KEGIATAN RANCANGAN AKTUALISASI
Kegiatan 1 Membuat Rancangan Media Monitoring Pemrosesan Letter of Intent (LoI)

TAHAPAN KEGIATAN NILAI DASAR BerAKHLAK NILAI ORGANISASI


1. Berdiskusi untuk mengidentifikasi kebutuhan 1. BERORIENTASI PELAYANAN (Solutif,
data. Profesional, Inovatif, Produktif
Memenuhi Kebutuhan). dan Kepemimpinan
2. Menentukan aplikasi pendukung media 2. AKUNTABEL (Cermat, Disiplin).
monitoring yang sesuai. 3. KOMPETEN (Memiliki Pengetahuan).
3. Menyusun database permohonan LoI 4. HARMONIS (Tidak Membeda- VISI & MISI ORGANISASI
(pengajuan sejak 29 Agt – 30 Sept 2022). bedakan, Menerima Masukan).
4. Menghubungkan database pada aplikasi VISI & MISI ORGANISASI
5. LOYAL (Menjaga Nama Baik).
pendukung. 6. ADAPTIF (Bertindak Proaktif, Visi :
5. Menyesuaikan desain media monitoring pada Memanfaatkan Teknologi, Inovatif). “BKPM yang andal, profesional, inovatif, dan
aplikasi pendukung. 7. KOLABORATIF (Memberi Kesempatan berintegritas dalam pelayanan kepada
Orang Lain untuk Berkontribusi). Presiden dan Wakil Presiden untuk
OUTPUT Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan
1. Template data yang dibutuhkan. Wakil Presiden : Indonesia Maju yang
2. Aplikasi pendukung media monitoring. Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
3. Database permohonan LoI. berlandaskan Gotong Royong”.
4. Aplikasi pendukung media monitoring yang
terintegrasi dengan database. Misi :
5. Rancangan media monitoring yang akan Struktur ekonomi yang produktif, mandiri,
digunakan. dan berdaya saing.
TAHAPAN KEGIATAN RANCANGAN AKTUALISASI
Kegiatan 2 Uji Coba Rancangan Media Monitoring Pemrosesan Letter of Intent (LoI)

TAHAPAN KEGIATAN NILAI DASAR BerAKHLAK NILAI ORGANISASI


1. Simulasi tampilan dan penggunaan media
1. BERORIENTASI PELAYANAN Integiritas, Profesional, Inovatif,
monitoring bersama mentor.
(Melakukan Perbaikan). Transparan dan Produktif
2. Simulasi tampilan dan penggunaan media
2. AKUNTABEL (Cermat, Disiplin).
monitoring bersama Direktorat Deregulasi
3. KOMPETEN (Memiliki
Penanaman Modal.
Pengetahuan).
3. Memperbaiki rancangan media monitoring
4. HARMONIS (Menerima Masukan). VISI & MISI ORGANISASI
berdasarkan masukan dari mentor dan
5. LOYAL (Menjaga Nama Baik).
rekan-rekan Direktorat Deregulasi Visi :
6. ADAPTIF (Bertindak Proaktif,
Penanaman Modal. “BKPM yang andal, profesional, inovatif, dan
Memanfaatkan Teknologi, Inovatif).
7. KOLABORATIF (Terbuka dalam berintegritas dalam pelayanan kepada
OUTPUT Kerjasama). Presiden dan Wakil Presiden untuk
Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan
1. Arahan/Masukan dari Mentor. Wakil Presiden : Indonesia Maju yang
2. Arahan/Masukan dari Rekan-rekan Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
Direktorat Deregulasi Penanaman berlandaskan Gotong Royong”.
Modal.
3. Media monitoring yang siap Misi :
digunakan. Pengelolaan pemerintah yang bersih, efektif,
dan terpercaya.
TAHAPAN KEGIATAN RANCANGAN AKTUALISASI
Kegiatan 3 Membuat Panduan Penggunaan Media Monitoring Pemrosesan Letter of Intent (LoI)

TAHAPAN KEGIATAN NILAI DASAR BerAKHLAK NILAI ORGANISASI


1. Menyusun rancangan panduan penggunaan Transparan, Inovatif, dan
1. BERORIENTASI PELAYANAN
media monitoring LoI. Produktif
(Solutif).
2. Berdiskusi dengan Mentor.
2. AKUNTABEL (Cermat, Disiplin,
3. Memperbaiki rancangan panduan
Bertanggung Jawab).
penggunaan media monitoring.
3. KOMPETEN (Memiliki
Pengetahuan).
VISI & MISI ORGANISASI
4. HARMONIS (Tidak Membeda- Visi :
bedakan, Menerima Masukan). “BKPM yang andal, profesional, inovatif, dan
OUTPUT 5. LOYAL (Menjaga Nama Baik). berintegritas dalam pelayanan kepada
6. ADAPTIF (Bertindak Proaktif, Presiden dan Wakil Presiden untuk
1. Rancangan panduan penggunaan media Inovatif, Kreatif). Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan
monitoring. 7. KOLABORATIF (Bekerjasama).
Wakil Presiden : Indonesia Maju yang
2. Arahan/masukan.
3. Panduan penggunaan media monitoring Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
pemrosesan LoI yang siap berlandaskan Gotong Royong”.
disosialisasikan.
Misi :
Pengelolaan pemerintah yang bersih, efektif,
dan terpercaya.
TAHAPAN KEGIATAN RANCANGAN AKTUALISASI
Kegiatan 4 Sosialisasi Penggunaan Media Monitoring Pemrosesan Letter of Intent (LoI)

TAHAPAN KEGIATAN NILAI DASAR BerAKHLAK NILAI ORGANISASI

1. Membuat dan mendistribusikan undangan 1. BERORIENTASI PELAYANAN (Ramah). Profesional, Inovatif, Produktif
sosialisasi. 2. AKUNTABEL (Cermat, Disiplin, dan Kepemimpinan
2. Mempersiapkan materi sosialisasi. Menggunakan Sistem Persuratan
3. Melakukan sosialisasi. Kantor, Bertanggung Jawab).
4. Membuat laporan sosialisasi. 3. KOMPETEN (Memiliki Pengetahuan,
Informatif). VISI & MISI ORGANISASI
4. HARMONIS (Tidak Membeda-bedakan).
OUTPUT Visi :
5. LOYAL (Menjaga Nama Baik).
“BKPM yang andal, profesional, inovatif, dan
6. ADAPTIF (Memanfaatkan Teknologi,
1. Undangan sosialisasi yang terdistribusi. berintegritas dalam pelayanan kepada
Inovatif, Kreatif).
2. Materi sosialisasi. Presiden dan Wakil Presiden untuk
7. KOLABORATIF (Memberi Kesempatan
3. Pemahaman mengenai cara penggunaan Mewujudkan Visi dan Misi Presiden dan
Orang Lain untuk Berkontribusi,
media monitoring pemrosesan LoI. Wakil Presiden : Indonesia Maju yang
Memanfaatkan Sumber Daya).
4. Laporan sosialisasi. Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian
berlandaskan Gotong Royong”.

Misi :
Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan
berdaya saing.
JADWAL KEGIATAN RANCANGAN AKTUALISASI

Agustus 2022 September 2022


Minggu ke- Minggu ke-
No. Kegiatan
IV V I II III IV V

1. Membuat Rancangan Media Monitoring LoI.

2. Uji Coba Rancangan Media Monitoring LoI.

Membuat Panduan Penggunaan Media


3.
Monitoring LoI.
Sosialisasi Penggunaan Media Monitoring LoI
4. kepada Direktorat Deregulasi Penanaman
Modal.

Anda mungkin juga menyukai