GNP PERKAPITA)
OLEH:
ARNIATI ALIMUDDIN E321 18 050
1|Makalah Makro
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala pujian yang paling tinggi, yang paling agung, yang
paling layak hanyalah kita peruntukkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan nikmat dan karunia yang diberikan kepada junjungan kita Nabi Besar
Muhammad SAW, para keluarga, para sahabat dan para pengemban dakwah
yang setia sampai akhir zaman
Tidak kata yang lebih indah dan lebih pantas untuk diucapkan penulis,
kecuali kalimat syukur tersebut, atas selesainya makalah ini. Sebuah kerja yang
cukup melelahkan dan membutuhkan kesabaran ekstra untuk merampungkan
penulisan makalah ini. Hanya karena berkat kekuatan, bimbingan dan petunjuk-
Nnyalah, akhirnya semuanya dapat diselesaikan.
Harapan saya semoga makalah ini bisa memberi dampak positif terhadap
mahasiswa di bidang akademik dan menambah pengetahuan mengenai materi
“Gross National Bruto, Gross Domestic Bruto dan Pendapatan Perkapita
Indonesia Pada Tahun 2017 ” pada khususnya. Teori ini biasanya dipakai untuk
mengukur beberapa kegiatan ekonomi yang berpengaruh langsung dengan
pendapatan nasional dalam suatu negara tertentu.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna
karena pengelaman yang saya miliki masih sangat kurang. Oleh karna itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
2|Makalah Makro
KATA PENGANTAR.....................................................................1
DAFTAR ISI....................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3 Tujuan..............................................................................4
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................12
BAB 1 PENDAHULUAN
3|Makalah Makro
1.1 Latar Belakang
4|Makalah Makro
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB 2 PEMBAHASAN
5|Makalah Makro
GROSS NASIONAL BRUTO, GROSS DOMESTIC BRUTO DAN PENDAPATAN
PERKAPITA INDONESIA PADA TAHUN 2017
Produk nasional Bruto Indonesia dilaporkan sebesar 253.86 USD bn pada 2017-09.
Rekor ini naik dibanding sebelumnya yaitu 244.26 USD bn untuk 2017-06. Data Produk
nasional Bruto Indonesia diperbarui triwulanan,, dengan rata-rata 66.55 USD bn dari 1993-03
sampai 2017-09, dengan 99 observasi. Data ini mencapai angka tertinggi sebesar 253.86 USD
bn pada 2017-09 dan rekor terendah sebesar 20.15 USD bn pada [Gross National
Product.MIN_DATE. Data Produk nasional Bruto Indonesia tetap berstatus aktif di CEIC dan
dilaporkan oleh CEIC. Data dikategorikan dalam Global Economic Monitor World Trend
Plus – Table: Gross National Product: USD: Asia
a. Pasar
Mata Uang
6|Makalah Makro
Obligasi Pemerintah 10 Tahun Kembali
Pasar Saham
b. PDB
Pertumbuhan PDB (Y-On-Y)
PDB Atas Dasar Harga Konstan
PDB Sektor Pertanian
PDB Dari Konstruksi
PDB Dari Manufaktur
PDB Dari Pertambangan
PDB Dari Jasa
PDB Dari Utilitas
Pertumbuhan PDB (Q-To-Q)
Pdb Per Kapita
PDB Per Kapita KKB
Pembentukan Modal Tetap Bruto
c. Buruh
Pekerja
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Biaya Hidup Keluarga
Biaya Hidup Perorangan
Upah Minimum
Populasi
Usia Pensiun - Pria
Usia Pensiun - Wanita
Pengangguran
Tingkat Pengangguran
Upah Tenaga Trampil
Upah Sektor Manufaktur
Upah Tenaga Kurang Trampil
d. Harga
Indeks Harga Konsumen Cpi
Inflasi Inti
Tingkat Inflasi Inti
Utilitas Perumahan CPI
Indeks Harga Konsumen Sektor Transportasi
Harga Ekspor
Inflasi Pangan
PDB Deflator
Harga Impor
Tingkat Inflasi
Tingkat Inflasi (Bulanan)
7|Makalah Makro
Harga Produsen
Perubahan Harga Produsen
e. Uang
Rasio Persediaan Tunai
Bunga Deposito
Cadangan Devisa
Tingkat Suku Bunga Antarbank
Suku Bunga
Tingkat Bunga Pinjaman
Pertumbuhan Kredit
Pinjaman Kepada Sektor Swasta
Uang Beredar M0
Uang Beredar M1
Uang Beredar M2
f. Perdagangan
Neraca Perdagangan
Produksi Minyak Mentah
Transaksi Berjalan
Transaksi Berjalan Dibandingkan Dengan PDB
Ekspor
Utang Luar Negeri
Penanaman Modal Asing
Cadangan Emas
Impor
Remitansi
Aturan Perdagangan
Indeks Terorisme
Kedatangan Wisatawan
Penjualan Senjata
g. Pemerintah
h. Bisnis
i. Konsumen
j. Perumahan
k. Pajak
l. Iklim
8|Makalah Makro
Gambar 1.2 Gross Domestic Bruto priode 2010 dan prediksi ditahun 2020
Antara tahun 1965 sampai dengan 1997 perekonomian Indonesia tumbuh dengan
persentase rata-rata per tahunnya hampir tujuh persen. Pencapaian ini memampukan
perekonomian Indonesia bertumbuh dari peringkat ‘negara berpendapatan rendah’ masuk ke
dalam kategori ‘negara berpendapatan menengah ke bawah’. Kendati begitu, Krisis Finansial
Asia yang "meletus" pada akhir tahun 1990-an mengakibatkan dampak sangat negatif untuk
perekonomian Indonesia, menyebabkan penurunan Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar
13,6 persen pada tahun 1998 dan pertumbuhan yang sangat terbatas pada 0,3 persen pada
tahun 1999.
Namun antara periode 2000-2004, pemulihan ekonomi Indonesia terjadi dengan rata-
rata pertumbuhan PDB pada 4,6 persen per tahun. Setelah itu, pertumbuhan PDB
berakselerasi (dengan pengecualian pada tahun 2009 waktu, akibat guncangan dan
ketidakjelasan finansial global, terjadinya arus modal keluar dari Indonesia maka
pertumbuhan PDB Indonesia jatuh menjadi 4,6 persen - sebuah angka yang sebenarnya masih
mengagumkan - pada tahun itu) dan kemudian memuncak pada 6,5 persen pada tahun 2011.
Periode pemulihan dan percepatan pertumbuhan ekonomi yang mengesankan antara tahun
2000 dan 2011 itu terutama disebabkan oleh meningkatnya konsumsi rumah tangga (di
tengah menguatnya PDB per kapita serta daya beli konsumen) dan ledakan harga komoditas
pada tahun 2000-an (2000s commodities boom).
Namun, era boom komoditas pada tahun 2000-an juga merupakan sebuah peluang
yang terlewatkan karena pemerintah Indonesia gagal mengurangi ketergantungan negaranya
terhadap ekspor komoditas (mentah). Maka, ketika harga komoditas merosot setelah 2011
ekspansi ekonomi Indonesia mulai melambat dengan cepat. Antara tahun 2011 dan 2015
suatu periode perlambatan ekonomi muncul; sebuah perlambatan yang memprihatinkan.
9|Makalah Makro
Pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02% di 2016, lebih tinggi dari 2015
yang sebesar 4,8%. Pendapatan per kapita mencapai Rp 47,96 juta/tahun, lebih tinggi
dibanding 2015 yang sebesar Rp 45,14 juta/tahun.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, dalam rapat paripurna dengan
agenda tanggapan pemerintah terhadap fraksi-fraksi atas RUU tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) tahun anggaran 2016
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini menjelaskan kondisi perekonomian dunia
masih belum menunjukkan pemulihan dan masih mengalami tekanan perlemahan yang
terlihat dari masih rendahnya harga komoditas pertambangan dan perkebunan, dan rendahnya
volume perdagangan dunia. Kondisi ini sangat mempengaruhi perekonomian Indonesia dan
tentunya mempengaruhi pendapatan negara.
Rasio gini membaik dari 2015 sebesar 0,402 menjadi sebesar 0,397. Tingkat inflasi
mencapai 3,02%, menurun dibandingkan tingkat inflasi di 2015 sebesar 3,35%. Angka inflasi
ini merupakan inflasi tahunan terendah sejak 2010. Tingkat pengangguran mencapai 5,6%,
menurun dibandingkan 2015 sebesar 6,2%.
Angka pendapatan per kapita merupakan ukuran paling sederhana yang dapat
merepresentasikan tingkat kesejahteraan sebuah negara. Menurut International Monetary
Fund dalam laporannya yang dirilis akhir tahun lalu menyebutkan pendapatan perkapita
Indonesia per Oktober 2017 sebesar US$13.120.
Pendapatan per kapita itu dinilai berdasarkan paritas daya beli. Paritas daya beli
digunakan untuk menentukan produktivitas ekonomi dan standar hidup di antara negara-
negara di seluruh dunia dalam periode waktu tertentu.
Dari sebelas negara yang ada di Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat
kelima dengan angka pendapatan per kapita tersebut. Berikut ini urutan pendapatan per kapita
negara Asia Tenggara:
10 | M a k a l a h M a k r o
1. Singapura - US$93.680
2. Brunei Darussalam - US$77.700
3. Malaysia - US$30.430
4. Thailand - US$18.730
5. Indonesia - US$13.120
6. Philipina - US$8.780
7. Laos - US$7.910
8. Vietnam - US$7.380
9. Myanmar - US$6.850
10. Timor Leste - US$4.990
11. Kamboja - US$4.300
11 | M a k a l a h M a k r o
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia adalah negara yang sangat kuas dan kaya namun dari hasil telaan data yang
berkaitan dengan 3 ukuran yakni, pendapatan nasional bruto, pendapatan domestic bruto dan
pendapatan perkapita tentunya membuka mata kita bahwa Indonesia masih jauh dari kata
sejahteraan, ia berada posisi kelima dari beberapa negara asia lainnya.
Tentunnya ini bisa menjadi perhatian yang serius bagi pemerintah selajutnya untuk
meningkatakan pemarataan ekonomi dengan meningkatkan kegitan ekspor produk-produk
lokal Indonesia dengan karifan lokal yang dimilki bangsa ini demi terwujudnya ekonomi
berkelanjutan.
12 | M a k a l a h M a k r o
DAFTAR PUSTAKA
13 | M a k a l a h M a k r o