HALAMAN SAMPUL
OLEH :
NIM. 1817051148
FAKULTAS EKONOMI
SINGARAJA
2022
PENERAPAN SAK EMKM SEBAGAI DASAR ANALISA PROFITABILITAS PADA
Halaman Judul
PROPOSAL
Diajukan kepada
Oleh
NIM 1817051148
PRODI S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
SINGARAJA
2022
ii
SURAT KETERANGAN PERSETUJUAN UJIAN PROPOSAL
Telah selesai menjalani proses bimbingan penulisan Rancangan Proposal sehingga yang
bersangkutan berhak mendaftarkan diri untuk Ujian Proposal.
Putu Riesty Madiantini, S. E.,M. Si. I Putu Julianto, S.E., M.Si., Ak.
NIP. 199103302019032015 NIP.198207062014041001
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.....................................................................................................................i
Halaman Judul.................................................................................................................................ii
Lembar Persetujuan Pembimbing..................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv
DAFTAR TABEL...........................................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................vi
A. Latar Belakang.........................................................................................................................1
B. Identifikasi Masalah..................................................................................................................10
C. Pembatasan Masalah.................................................................................................................10
D. Rumusan Masalah.....................................................................................................................11
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................11
F. Manfaat Penelitian.....................................................................................................................12
G. Kajian Pustaka..........................................................................................................................12
1. Kajian Teori...........................................................................................................................12
a. Teori Sinyal (Signalling Theory).......................................................................................12
b. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah..................................................................................13
c. Laporan Keuangan.............................................................................................................17
d. Standar Akuntansi..............................................................................................................22
e. Standar Akuntansi Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM).........................22
f. Profitabilitas.......................................................................................................................27
2. Kajian Penelitian yang Relevan..........................................................................................28
3. Kerangka Berpikir.................................................................................................................35
H. Rancangan Penelitian................................................................................................................37
I. Lokasi Penelitian........................................................................................................................38
J. Jenis dan Sumber Data...............................................................................................................38
K. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data................................................................................40
L. Teknik Analisis Data.................................................................................................................41
M. Uji Keabsahan Data..................................................................................................................43
iv
N. Daftar Rujukan..........................................................................................................................43
Lampiran........................................................................................................................................48
DAFTAR TABEL
Tabel 1...………………………………………………………………………………………….3
Tabel 2……………………………………………………………………………………………4
Tabel 3………………………………………………………………………………………......28
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1..……………………………………………………………………………………….36
vi
A. Latar Belakang
UMKM merupakan bentuk usaha yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas ekonomi
UMKM terus berkembang pesat di Indonesia. Pertumbuhan yang cepat tersebut menjadikan
UMKM sebagai sektor yang memiliki peranan yang penting serta strategis dalam pembangunan
ekonomi. Hal tersebut dikarenakan rendahnya tingkat pendidikan masyarakat Indonesia sehingga
memilih menggantungkan hidupnya dari UMKM, baik UMKM tradisional maupun modern.
Selain itu adanya UMKM juga dapat menyerap tenaga kerja baik di wilayah desa maupun
perkotaan (Nurul Hidayati, 2016). Kristiyanti dalam (Nurul Hidayati, 2016) mengemukakan
bahwa ketahanan UMKM sudah teruji. Saat terjadinya krisis ekonomi pada tahun 1998, UMKM
dapat bertahan ditengah guncangan krisis, sementara sektor usaha yang lebih besar sulit bertahan
dan cenderung tumbang karena krisis. Kuatnya pertahanan UMKM disebabkan oleh permodalan
dalam usahanya yang relative kecil dan tidak bergantung pada mata uang asing sehingga UMKM
tidak terpengaruh oleh kondisi fluktuasi mata uang asing seperti perusahaan-perusahaan besar.
Hal tersebut juga menjadi faktor masyarakat hingga kini terus melakukan upaya untuk berinovasi
dalam menciptakan produk UMKM guna bersaing dipasaran. Berdasarkan data kementrian
Koperasi dan UMKM jumlah UMKM pada tahun 2021 mencapai 64,2 juta. Dengan jumlah yang
tinggi tersebut UMKM memberikan sumbangan PDB sebesar 61,07% atau senilai dengan
8.573,89 triliun rupiah. Secara persentase kemampuan UMKM dalam menyerap tenaga kerja
aadalah sebesar 97% dan dapat menghimpun hingga 60,4% dari total keseluruhan investasi
(Limanseto, 2021).
1
UMKM tercipta dalam berbagai sektor usaha, berkembang dan berinovasi sesuai dengan
perkembangan zaman serta kebutuhan masyarakat. Terlebih pada saat situasi pandemi dimana
masyarakat sangat mengutamakan kebutuhan pangan daripada kebutuhan lainnya. Akibat adanya
virus Covid-19 memberikan dampak pada berbagai sektor terutama sektor ekonomi. Pemulihan
ekonomi tentu sangat dibutuhkan dan menjadi sebuah tantangan besar bagi pemerintah.
Pemulihan ekonomi dikatakan dapat dilakukan dengan menjaga ketahanan dan keberlangsungan
pada sektor riil (Pamela, 2020). Hal tersebut disebabkan karena ditengah pandemi Covid-19
masyarakat hanya terfokus dalam pemenuhan pangan maka dengan demikian sektor riil menjadi
kunci pemulihan perekonomian nasional. Sektor riil pangan terdiri dari peternakan, perkebunan,
makanan dasar dan lain sebagainya. Salah satu sub sektor dengan penghasil PDB yang tinggi
adalah peternakan. Menurut (Ermansyah, 2021) dalam Statistik dan Kesehatan Hewan Produk
Domestik Bruto subsektor peternakan tahun 2020 sebesar Rp167,1 Triliun. Angka tersebut
tentunya bukan angka yang kecil. Selain kontribusi PDB nilai ekspor produk peternakan tahun
2020 sebesar US$964,5 juta, angka tersebut meningkat 29,61% dibandingkan tahun sebelumnya
yakni tahun 2019 (Ermansyah, 2021). Badan Pusat Statistik melansir data produksi hasil
peternakan paling tinggi adalah pada perunggasan yaitu produksi telur yang berjumlah 7.309 di
tahun 2020 (Direktorat Statistik Peternakan, 2021). Selain pemeliharaan yang mudah ayam
petelur juga memiliki omset usaha yang cukup tinggi dengan modal yang relative rendah. Namun
usaha peternakan unggas petelur juga memiliki resiko yang cukup tinggi dikarenakan peternak
ayam petelur mesti menyesuaikan harga telur sesuai dengan yang beredar di pasaran. Telur juga
merupakan salah satu makanan pokok masyarakat Indonesia sehingga konsumi yang tinggi juga
2
Perkembangan perunggasan di seluruh Indonesia kian berkembang pesat,
pertumbuhannya juga dipengaruhi oleh kondisi perekonomian serta sektor-sektor lainnya. Sebab
pendapatan pada sebuah daerah akan mempengaruhi konsumsi pada daerah tersebut. Seperti
halnya pada provinsi Bali, sektor pariwisata yang terus tumbuh juga memberikan pengaruh pada
sektor lainnya yaitu peternakan. Hal tersebut dikarenakan sektor pariwisata tidak dapat
dipisahkan dengan konsumsi, turis domestik dan mancanegara tentu akan membeli makanan
serta mengkonsumsi makanan ketika mereka berwisata. Terlebih daging dan telur adalah hasil
peternakan yang mudah diolah. Produk ternak unggas juga bias dijadikan beragam olahan
makanan yang bervariasi, masyarakat kelas bawah hingga retoran bintang lima sudah tentu
menyediakan menu makanan berbahan dasar daging ayam dan telur. Peternakan unggas di Bali
sudah muncul sejak sekitar tahun 1975. Bisnis ternak ayam terus berkembang dan menarik minat
masyarakat lokal (Poultry, 2021). Berikut adalah data produksi telur unggas di Provinsi Bali
Tabel 1
3
7 6 7 4 2 5 1 0 9
Sumber: Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali (BPS, 2021)
Terlihat pada tabel tersebut terdapat 4 kabupaten dengan produksi telur ayam ras tertinggi
yaitu Kabupaten Bangli, Badung, Tabanan dan Karangasem. Kabupaten Karangasem menempati
posisi keempat dalam data tersebut. Peternakan telur di Kabupaten Karangasem juga didorong
oleh tingkat pendidikan masyarakatnya yang masih rendah sehingga memilih untuk membuka
usaha peternakan yang mudah serta memberikan keuntungan yang cukup untuk memenuhi
Karangasem dengan jumlah keseluruhan ternak ayam ras petelur yaitu 1.029.500 ekor dan ternak
ayam ras pedaging sejumlah 1.070.452 ekor (RPI, 2020). Populasi ternak unggas menurut jenis
Tabel 2
Populasi Ternak Unggas menurut Jenis Ternak di Setiap Kecamatan Tahun 2020
Karangasem, 2021)
4
Kecamatan Manggis menempati urutan teratas pada populasi ayam ras petelur dengan
jumlah 806.000. Yang kemudian kembali tersebar ke dalam masing-masing desa di Kecamatan
Manggis. Potensi yang sangat berharga ini terus berkembang seiring dengan munculnya peluang
serta kebutuhan konsumsi pangan masyarakat kecamatan Manggis. Desa Nyuhtebel merupakan
salah satu desa yang berada di Manggis dengan produksi telur yang tinggi. Desa Nyuhtebel
memiliki populasi warga 2.866 jiwa yang dimana mata pencaharian dominan pada sektor primer
dan sekunder yakni sebagai peternak, buruh tani ternak, dan buruh bangunan mencapai 68% dan
pegawai negeri mencapai 32%. Hal tersebut tentu menjadi faktor utama sektor peternakan sangat
menumbuhkan UMKM usaha telur yang dimana para peternak kemudian menjualbelikan hasil
ternaknya sendiri. Melakukan distribusi, merawat, serta mengelola secara mandiri. Hal ini juga
dilakukan oleh Bapak Ketut Dantik bersama sang istri Ibu Nirawati. Bapak Ketut Dantik
merupakan peternak ayam ras petelur sejak tahun 2004. Dari observasi awal yang dilakukan
beliau memilih untuk beternak ayam ras petelur dikarenakan modal awal serta resikonya dirasa
lebih rendah dibanding dengan ternak lainnya. Bapak Ketut Dantik memiliki 10.000 ekor ayam
ras petelur yang dapat menghasilkan 8000 butir telur dalam satu hari. Dengan perkiraan
pendapatan sebesar 10 juta rupiah. Pendapatan hanya bias dikira-kira oleh beliau sebab beliau
tidak melakukan pencatatan sama sekali pada tiap-tiap transaksi yang dilakukan.
Beliau juga memaparkan bahwa usahanya tidak berjalan mulus begitu saja. Ternak beliau
sempat diserang virus yang menyebabkan setengah dari ayam yang beliau pelihara mati. Untuk
menghadapi permasalahan usaha tersebut Bapak Ketut Dantik menggunakan dana cadangan
yang sempat dikumpulkan untuk membangkitkan kembali usahanya. Semenjak saat itu beliau
tidak dapat lagi mengumpulkan dana cadangan dikarenakan harga telur yang rendah sementara
5
harga pakan kian meningkat. Hal inilah yang seharusnya diwaspadai. Pengelolaan keuangan
yang sama sekali tidak menggunakan pencatatan membuat Bapak Ketut Dantik tidak dapat
mengetahui secara pasti biaya-biaya serta pendapatan bersih yang ia peroleh dari usahanya.
Terlebih beliau tidak memiliki dana cadangan jika dimasa mendatang mengalami kerugian. Oleh
karena itu pembuatan laporan keuangan sangat dibutuhkan. Laporan keuangan tidak hanya dapat
membantu untuk dapat mengetahui laju profitabilitas usaha tetapi juga dapat digunakan sebagai
dasar serta memberikan gambaran apabila dimasa mendatang memerlukan pinjaman modal dari
pihak ketiga atau pihak eksternal. Oleh karena fungsinya yang digunakan untuk kepentingan
pihak eksternal maka penyusunannya perlu disesuaikan dengan aturan penyusunan laporan
keuangan yang berlaku. Menurut (Wiradnyani, 2021) terdapat pernyataan mengenai tujuan
laporan keuangan pada Exposure Draft Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan
Menengah yaitu adalah untuk menyediakan informasi mengenai posisi keuangan serta kinerja
keuangan sebuah entitas yang dapat memberikan manfaat dalam pengambilan keputusan. Terkait
tujuan yang penting tersebut pada tahun 2016 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan
Akuntan Indonesia melakukan penegsahan Exposure Draft SAK EMKM yang kemudian
dimaksudkan untuk dapat digunakan oleh pelaku UMKM ataupun pemilik entitas tanpa
akuntabilitas publik yang signifikan namun melakukan penerbitan laporan keuangan yang
bertujuan untuk umum bagi penggunanya (Wiradnyani, 2021). Pelaku UMKM diarahkan untuk
menyusun laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM hal tersebut dikarenakan Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) dapat lebih mudah
untuk dipahami oleh pengusaha kecil atau pelaku UMKM sehingga hal tersebut dapat membantu
mengetahui bagaimana kondisi yang sebenarna dari perusahaan mereka serta dapat melakukan
6
pengukuran terhadap kinerja perusahaan yang tengah dijalankan (Widiastiawati & Hambali,
2020).
Pada UMKM kinerja perusahaan yang utama adalah profitabilitas. Sebab Usaha Mikro
Kecil dan Menengah didirikan untuk dapat menghasilkan laba dan memberikan keuntungan guna
memenuhi kebutuhan pelaku usaha. Kinerja perusahaab dalam menghasilkan keuntungan disebut
keuntungan atau laba perusahaan dari hasil operasional perusahaan. Profitabilitas juga
(Tampubolon & Prima, 2020). Menurut Wira (2015) dalam (Parhusip, 2019) Profitabilitas diukur
dengan beberapa indikator yang disesuaikan dengan usaha yang ingin diketahui tingkat
profitabilitasnya. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang diperuntukan untuk dapat mengukur
yang sering digunakan yaitu net profit margin, return on sales, return on equity, dan return on
assets,dan Return on Equity. Pada UMKM rasio yang sesuai untuk mengukur tingkat
profitabilitasnya adalah Return On Sales. Hal tersebut dikarenakan pada UMKM hanya berfokus
pada penjualan dan laba. Return On Sales merupakan rasio yang diperoleh dari membagi laba
usaha dengan jumlah atau total keseluruhan penjualan. ROS dapat memberikan gambaran tingkat
keuntungan yang ddidapat dari setiap penjualan yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat nilai
rasio ROS maka akan semakin baik sebab dapat menunjukkan UMKM menghasilkan laba yang
Pencegahan resiko kerugian dimasa mendatang dapat dicegah dengan lebih kompleks
apabila melakukan pencatatan serta mengukur rasio profitabilitas. Hal tersebut yang penelliti
akan terapkan dalam penelitian ini. Pembuatan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK
7
EMKM kemudian melakukan pengukuran kinerja usaha dalam memperoleh laba dengan rasio
profitabilitas Return On Sales. Penelitian dengan topik sejenis sudah beberapa kali dilakukan.
Penelitian yang dilakukan oleh (Lesmana, 2021) dengan judul Penerapan Laporan Keuangan
Berbasis SAK EMKM pada UMKM Telur Asin Mujijaya Di Desa Sigambir Brebes
menghasilkan bahwa UMKM Mujijaya masih melakukan penyusunan laporan keuangan secara
manual meliputi pemasukan dan pengeluaran. Hal serupa juga dihasilkan pada penelitian yang
dilakukan oleh (Suprapti, 2021) yang berjudul Penyusunan Laporan Keuangan Berbasis Sak
Emkm Sebagai Upaya Pengembangan Kinerja Keuangan Umkm (Studi Empiris Pada Ud.
Makmur Jaya Santoso, Desa Slumbung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar) dimana hasil
penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pemilik belum mengetahui bahwa keberadaan
laporan keuangan sangat penting dan bermnafaat untuk dapat mengetahui perkembangan usaha
dan dapat digunakan untuk menarik pihak eksternal dalam hal pendanaan, peneliti memberikan
solusi untuk melakukan penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM. (Uno
et al., 2019) melakukan penelitian yang menghasilkan bahwa pencatatan di UMKM Rumah
Karawo sangat sederhana dimana didalamnya hanya meliputi penjualan produk dan pemilik
Rumah Karawo belum menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM yang
disebabkan oleh minimnya pemahaman akan penyusunan laporan keuangan. Penelitian tersebut
berjudul Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, Dan Menengah
(Sak Emkm) Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Studi Kasus Pada Rumah Karawo Di
Kota Gorontalo). Penelitian yang dilakukan (Septriana & Vitriyani, 2016) dengan judul
Implementasi Akuntansi Keuangan Berbasis Sak Etap (Studi Kasus Pada Umkm Batik Di Kota
Semarang) menyatakan bahwa persepsi dan pemahaman pengusah UMKM Batik di Kota
Semarang mengenai SAK ETAP nyatanya masih sangat sederhana, hal tersebut disebabkan oleh
8
kurangnya pengetahuan para pelaku usaha mengenai teknis penyusunan laporan keuangan
berdasarkan SAK ETAP. Hal serupa juga dikemukakan oleh (Ismadewi et al., 2017) dalam
Entitas Mikro, Kecil dan Menengah (SAK EMKM Pada Usaha Ternak Ayam Boiler (Studi
Kasus Pada Usaha I Wayan Sudiarsa Desa Pajahan Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan),
bahwa pemilik usaha tersebut masih menerapkan laporan keuangan sederhana dimana hal
tersebut disebabkan oleh faktor SDM, tingkat kompetensi, dan lingkup organisasi yang kecil.
Masih dengan hasil yang sama, penelitian yang dilakukan oleh (Amani, 2018) dengan judul
Penerapan SAK EMKM sebagai dasar penyusunan laporan keuangan UMKM (Studi Kasus di
UD Dua Putri Solehah Probolinggo) menunjukkan bahwa UMKM tersebut belum menerapkan
SAK EMKM pada laporan keuangannya. Selain menunjukkan penyebab penyusunan laporan
keuangan yang masih sederhana, (Wiradnyani, 2021) menunjukkan implikasi pada penerapan
SAK EMKM pada laporan keuangan UMKM, pada penelitian yang dilakukan dengan judul
Penyusunan Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM Pada UMKM Jasa Kecantikan Salon
Sandat Bali. Wiradnyani juga menyatakan bahwa setelah dilakukan penyusunan laporan ulang
yang dilakukan dengan berdasarkan SAK EMKM terdapat perbedaan perolehan laba pada
UMKM Jasa Kecantikan Salon Sandat Bali. Hasil penelitian tersebut sama dengan (Apriliani,
2015) dengan judul Penerapan Laporan Keuangan Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) Pada Usaha Pengerajin Rotan di Ata Shop
Tenganan (Studi Kasus Pada Bapak I Nyoman Uking Desa Tenganan Kecamatan Manggis
Kabupaten Karangasem). Terdapat perbedaan jumlah perolehan pada tiap-tiap laporan setelah
9
Penelitian ini berfokus pada penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil
dan Menengah dan pertumbuhan profitabiltas pada Usaha Telur milik Bapak Ketut Dantik.
Karena berdasarkan observasi awal yang dilakukan, bahwa Bapak Ketut Dantik tidak membuat
laporan keuangan untuk usahanya. Pembuatan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM
masih belum bisa diterapkan oleh Bapak Ketut Dantik, selain karena menyita waktu beliau juga
keuangan berstandar SAK EMKM. Kebaruan dalam penelitian ini ialah pengukuran profitabilitas
pada UMKM Usaha Telur Bapak Ketut Dantik dengan rasio Return On Sales berdasarkan
Laporan Keuangan yang akan disusun berdasarkan SAK EMKM. Maka dari itu peneliti
mengambil judul penelitian mengenai : “Penerapan SAK EMKM sebagai Dasar Analisa
B. Identifikasi Masalah
sebagai berikut:
1. Pada Usaha Telur Bapak Ketut Dantik terdapat masalah pada proses pengelolaan
keuangan yang tidak menggunakan laporan keuangan melainkan hanya dengan nota
dimana hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan kemampuan pemilik usaha tersebut.
2. Laju pertumbuhan profitabilitas yang tidak dapat diketahui pasti akibat tidak
mengaku terkadang tidak mendapatkan keuntungan dari usaha yang dijalankan dan
10
3. Tidak terdapat laporan keuangan sama sekali sebagai wujud pengelolaan keuangan
C. Pembatasan Masalah
Akuntansi Keuangan pada UMKM. Namun penelitian yang dilakukan pada Usaha Telur milik
Bapak Ketut Dantik berfokus pada penerapan SAK EMKM pada laporan keuangan UMKM yang
nantinya dapat digunakan sebagai dasar analisa profitabilitas usaha yang kemudian akan dihitung
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka permasalahan yang
1. Bagaimana penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada usaha telur
2. Bagaimana profitabilitas usaha telur Bapak Ketut Dantik sebelum dan sesudah
3. Apa implikasi penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada Usaha Telur
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
11
1. Untuk mengetahui penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada
2. Untuk mengetahui profitabilitas usaha telur Bapak Ketut Dantik sebelum dan sesudah
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak. Adapun
1. Manfaat Teoritis
Menengah pada UMKM Usaha Telur Bapak Ketut Dantik serta dapat pula dijadikan
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Usaha Telur Bapak Ketut Dantik, peneliti berharap penelitian ini dapat
12
c. Bagi mahasiswa, peneliti berharap penelitian ini kelak dapat memberikan
G. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori
Signalling Theory pertama kali digagas oleh Ackerlof, Spence dan Stigliz. Melalui
gagasan Teori sinyal tersebut mereka memperoleh nobel ekonomi pada tahun 2001. Teori Sinyal
dikembangkan pada ilmu ekonomi dan keuangan yang dimana menggunakan informasi yang
tidak sesuai atau asimetris antara pemilik usaha dengan pihak luar atau pihak eksternal. Hal
tersebut dikarenakan pihak manajemen terlalu banyak mengetahui mengenai prospek perusahaan
serta peluang usaha di masa mendatang dibanding dengan investor. Asimetri informasi akan
terjadi apabila manajemen tidak secara utuh memberikan semua informasi yang dapat
memberikan pengaruh pada nilai perusahaan pada di pasar modal (Tillah et al., 2019). Teori
seperti pencatatan transaksi ataupun laporan keuangan kepada pihak luar yang berkepentingan.
Pengungkapan dilakukan dengan harapan dapat memperoleh respon positif serta memberikan
dampak yang baik bagi entitas dan bagi insentif yang akan diterima. Hubungan keagenan
menjadi dasar yang dapat memberikan pengaruh manajer dalam mengungkapkan secara
sukarela. Pengungkapan yang dilakukan tersebut bertujuan untuk membuat pemegang saham
memiliki keyakinan akan tindakan yang telah dilakukan oleh manajer tersebut telah sejalan
dengan kepentingan dari para pemegang saham. Teori sinyal dapat memberikan gambaran
dorongan kesediaan secara sukarela menyajikan informasi keuanggan sebagai bentuk untuk bisa
13
memperoleh respon yang positif dari pengguna informasi keuangan. Hal tersebut juga dapat
terjadi pada UMKM dimana memahami kebutuhan untuk dapat mendorong adanya pencatatan
1. Definisi UMKM
Banyak pihak yang memiliki kepentingan dengan UMKM sehingga muncul banyak
pendapat pula mengenai definisi atau pengertian UMKM itu sendiri. Salah satunya Badan Pusat
Statistik atau BPS menggolongkan UMKM menjadi empat berdasarkan jumlah tenaga kerja yang
diperkerjakan. Yang pertama yaitu industri rumah tangga jika memiliki tenaga kerja berjumlah
antara 1 hingga 4 orang. Kedua yaitu industri kecil dengan jumlah tenaga kerja antara 5 hingga 9
orang. Ketiga yakni industri sedang atau menengah jika memiliki tenaga kerja dengan jumlah 10
sampai 99 orang. Kemudian terakhir merupakan industri besar jika memiliki jumlah tenaga kerja
(Kemudahan, Pelindungan, Dan Pemberdayaan Koperasi Dan Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah, 2021), usaha mikro merupakan usaha yang produktif milik orang perorangan
dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam
peraturan pemerintah nomor 7. Kemudian Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri secara mandiri atau berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan
usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik secara langsung ataupun tidak langsung dari usaha menengah
atau usaha besar yang memenuhi kriteria. Dan usaha menengah adalah usaha ekonomi yang
14
produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usha yang
bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian baik langsung ataupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar yang
memenuhi kriteria usaha menengah sebagaimana diatur dalam peraturan pemerintah nomor 7
tahun 2021.
pengelolaan atau struktur kepemimpinan usahanya dilakukan oleh pemilik sendiri sehingga tidak
dapat dihindarkan dari permasalahan. Pemilik usaha juga bertindak sebaga manajer produksi,
sebagai manajer keuangan, secara bersamaan juga sebagai manajer pemasaran. Hal tersebut yang
memicu pengelolaan usaha pada UMKM juga tidak dapat maksimal. Sebab kemampuan orang
tidak dapat menguasai berbagai hal pada waktu yang bersamaan (Farida, 2016).
2. Potensi UMKM
Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah merupakan sektor usaha yang memiliki
potensi yang sangat besar untuk dapat dikembangkan. Beberapa potensi sektor UMKM yang
1) UMKM tidak memiliki banyak ketergantungan pada faktor luar atau eksternal, seperti
krisisi perekonomian dunia, utang dalam valuta asing dan bahan baku yang diimpor
4) Beberapa usaha UMKM adalah kegiatan yang padat karya serta mampu mengasah
15
5) UMKM dapat menciptakan lapangan kerja baru dengan tingkat biaya modal yang rendah.
6) UMKM memiliki kemampuan forward dan backward linkage antar berbagai sektor.
7) Memiliki peluang yang besar jika dikembangkan dalam adaptasi berbagai teknologi.
8) UMKM dapat mengisi aneka ceruk pasar yang dinilai tidak efisien bagi perusahaan
berukuran besar.
mulus. Banyak hambatan serta kendala internal dan eksternal yang mesti dihadapi pelaku
UMKM. Berikut beberapa kendala yang seringkali muncul dalam UMKM menurut (Wiradnyani,
2021) :
a) Modal
permodalan. Sekitar 60-70% UMKM belum dapat mengakses perbankan. Selain kendala
tersebut, kendala lainnya juga dalam hal administratif. Manajemen dalam bisnis UMKM
masih dikelola secara manual atau secara tradisional, utamanya dalam hal manajemen
keuangan. Pemilik atau pengelola UMKM belum dapat mengelola keuangan dengan
memisahkan antara uang operasional rumah tangga dan uang untuk usaha.
Minimnya pengetahuan mengenai teknlogi produksi dan cara untuk melakukan quality
control pada produk yang diproduksi membuat SDM dalam UMKM menjadi salah satu
16
mumpuni untuk dapat membaca kebutuhan pasar hal tersebut menyebabkan pelaku
UMKM belum dapat mencermati kebutuhan serta peluang di pasaran. Pemasaran yang
dilakukan oleh sebagian besar UMKM juga masih relatif tradisional, dengan
mengandalkan cara sederhana seperti dari mulut ke mulut. Keterbatasan modal juga
membuat pelaku UMKM tidak dapat memperkerjakan tenaga kerja yang dalam jumlah
c) Hukum
Di Indonesia UMKM pada umumnya pelaku usaha masih berbadan hukum perorangan.
d) Akuntabilitas
Akibat minimnya pengetahuan mengenai akuntansi masih banyak pelaku usaha yang
sama sekali.
e) Iklim Usaha
Koordinasi antara stakeolder UMKM terkait masih belum terjalin dengan baik. Antara
lembaga pemerintah, institusi pendidikan, lembaga keuangan, serta asosiasi usaha masih
sering berjalan sendiri-sendiri. Selain hal itu, lembaga terkait belum menyelesaikan
penanganan dalam aspek legalitas badan usaha dan kelancaran dalam prosedur perizinan,
penataan lokasi usaha, biaya transaksi atau biaya usaha yang masih tinggi, infrastruktur,
f) Infrastruktur
menggunakan teknologi yang masih sederhana. Selain itu keterbatasan sarana serta
17
prasarana usaha yang berhubungan dengan alat-alat teknologi juga menjadi faktor
lainnya.
g) Akses
Akses yang dimaksud dalam hal ini adalah terkait bahan baku produksi produk UMKM.
Seringkali pelaku UMKM memperoleh bahan baku dengan kualitas yang rendah. Selain
itu sulitnya akses terhadap teknologi juga menjadi salah satu polemik terlebih apabila
c. Laporan Keuangan
Menurut IAI, laporan keuangan adalah catatan yang mengandung informasi keuangan sebuah
perusahaan dalam periode akuntansi tertentu yang menggambarkan kinerja dari perusahaan
tersebut. Laporan keuangan yang dibuat tersebut dapat digunakan oleh pihak eksternal seperti
banker, kreditor, pemilik, dan pihak-pihak yang berkepentingan dalam melakukan analisa kinerja
keuangan serta kondisi perusahaan (Warsadi et al., 2017). Segala aktivitas dan output atau hasil
yang dilaksanakan oleh perusahaan akan tergambarka dalam laporan keuangan. Perusahaan
berkembang menjadi ekselen dalam artian dapat mencapai kinerja yang profit, jaringan luas,
efisien, dan berdaya saing. Beragam prestasi tersebut dapat dilihat dari laporan keuangan. Hal
tersebut menimbulkan tren, dengan tren laporan keuangan yang semakin memburuk tentu saja
bisa menjadi gejala perusahaan akan mengalami kerugian atau gulung tikar. Penyebab kerugian
tersebut dapat ditanyakan pada laporan keuangan itu sendiri. Laporan keuangan adalah satu-
satunya dokumen yang bisa diperoleh untuk dapat mengetahui serta memahami kondisi
18
2. Tujuan Laporan Keuangan
Dalam APB (Accounting Principles Board) statement No. 4 terdapat tujuan khusus dari
laporan keuangan adalah menyajikan posisi keuangan, hasil dari usaha, serta perubahan posisi
keuangan lainnya secara wajar yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum
(Wiradnyani, 2021). Kemudian tujuan umum dari penyajian laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
kekayaan bersih yang bersumber dari kegiatan usaha dalam memperoleh laba.
memperoleh laba.
kewajiban.
laporan keuangan.
tujuan dari penyusunan laporan keuangan adalah untuk dapat memberikan informasi tentang
posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas, dimana hal tersebut sangat bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan yang berkaitan
19
liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk laba serta kerugian, kontribusi dan distribusi
kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik serta arus kas (Wiradnyani, 2021).
yang lengkap terdiri dari 5 jenis laporan yaitu laporan laba rugi, laporan perubahan modal,
laporan neraca, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan (Wiradnyani, 2021).
a) Laporan laba rugi (Income Statement), laporan ini adalah laporan yang tersusun secara
sistematis mengenai pendapatan dan beban perusahaan dalam suatu periode waktu tertentu.
Laporan laba rugi memuat informasi tentang hasil usaha perusahaan, yakni laba/rugi
bersih, dimana laba/rugi bersih tersebut merupakan hasil dari pendapatan yang dikurangi
degan beban.
didalamnya tersaji ikhtisar perubahan dalam modal pemilik sebuah perusahaan dalam
periode waktu tertentu. Modal pemilik dapat bertambah dengan adanya investasi dan laba
bersih, hal sebaliknya juga dapat terjadi yakni modal pemilik dapat berkurang apabila
c) Laporan Neraca (Balance Sheet), merupakan sebauh laporan yang disusun secara
sistematis mengenai posisi aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan per tanggal tertentu.
Tujuan dari pembuatan neraca ini adalah untuk memberikan gambaran posisi keuangan
perusahaan.
20
d) Laporan arus kas (Statement of Cash Flows), merupakan laporan yang menyajikan arus kas
masuk dan arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, mulai dari
aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai dengan aktivitas pendanaan dalam satu periode
tertentu. Laporan arus kas dapat menunjukkan besarnya kenaikan serta penurunan kas
bersih dari seluruh aktivitas selama periode yang sedang berjalan serta saldo kas yang
e) Catatan atas laporan keuangan (Notes of the Financial Statement), adalah bagian integral
yang tidak dapat dipisahkan dari semua komponen dalam laporan keuangan lainnya.
Tujuan dari adanya CALK adalah untuk dapat memberikan penjelasan yang lengkap
Pengguna informasi dalam laporan keuangan ini dikategorikan ke dalam dua kategori
yakni pihak internal yang meliputi; Direktur dan Manajer Keuangan, Direktur Operasi dan
Manajer Pemasaran, serta Manajer dan Supervisor Produksi, dan pihak eksternal diantaranya;
Investor, Kreditor, Pemerintah, Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM), serta Ekonom,
sanggup atau tidaknya perusahaan dalam melakukan pelunasan utang secara tepat waktu
kepada pihak kreditur. Informasi akuntansi yang diperlukan yaitu mengenai besarnya
uang kas yang tersedia pada perusahaan saat menjelang waktu pembayaran utang.
b) Direktur Operasional dan Manajer Pemasaran memerlukan laporan keuangan untuk dapat
memutuskan efektif atau tidaknya saluran distribusi produk ataupun aktivitas pemasaran
21
yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Dalam hal ini, informasi akuntansi yang
c) Manajer dan Supervisor Produksi memerlukan informasi akuntansi biaya agar dapat
menentukan besarnya harga pokok produksi, yang kemudian akhirnya sebagai dasar
d) Investor memerlukan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan guna mengambil
keputusan dalam hal melakukan pembelian atau melepas saham investasinya. Investor
selaku pihak eksternal dari investee dapat memberikan nilai prospek terhadap dana yang
e) Kreditur (supplier dan banker) memerlukan informasi akuntansi debitur guna melakukan
evaluasi besarnya tingkat risiko pada pemberian pinjaman uang. Kreditur dapat
memperkecil risiko dengan cara mencari informasi seberapa besar tingkat bonafiditas dan
pajak) untuk melakukan perhitungan dan penetapan besarnya pajak penghasilan yang
melampirkan laporan keuangan secara rutin untuk dapat mengetahui kinerja keuangan
h) Ekonom, Praktisi, dan Analis memerlukan informasi akuntansi guna melakukan prediksi
22
d. Standar Akuntansi
Standar akuntansi dikembangkan oleh para akuntan agar dapat dijadikan sebagai dasar
atau patokan dalam melakukan penyusunan laporan keuangan yang baku dan dapat diterima
umum. Dengan adanya standar tersebut, pihak manajemen selaku pengelola dan pengolah dana
serta aktivitas perusahaan dapat melakukan pencatatan, mengikhtisarkan, dan melaporkan semua
hasil kegiatan operasional ataupun finansial perusahaan secara baku atau sesuai dengan standar
SAK EMKM dibuat dengan tujuan untuk dapat digunakan oleh entitas mikro kecil dan
menengah. Entitas mikro kecil dan menengah merupakan entitas tanpa akuntabilitas
publik sesuai dengan definisi dalam Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik dimana yang memenuhi definisi serta kriteria usaha mikro kecil dan
Indonesia (Azizah Rachmanti et al., 2019). Standar ini disusun secara khusus oleh Ikatan
Indonesia. SAK EMKM selain sebagai standar juga merupakan salah satu dorongan agar
pengembangan UMKM yang lebih maju, sebab laporan keuangan adalah hal yang sangat
karakteristik kualitatif, elemen, asumsi, prinsip, dan konstrain. Jika disusun layaknya
23
sebuah rumah, kearangka tersebut dapat dipisahkan menjadi tiga lantai. Lantai pertama
yakni tujuan laporan keuangan, lantai kedua merupakan karakteristik kualitatif dan
elemen laporan keuangan, dan lantai ketiga adalah asumsi, prinsip, dan konstrain.
Pada lantai pertama terdapat tujuan dari SAK EMKM. Tujuan tersebut adalah
sebagai penyedia informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan sebuah entitas yang
dapat memberikan manfaat bagi sebagian besar pengguna untuk pengambilan keputusan
ekonomi. Pihak yang membutuhkan informasi tersebut tidak selalu pemegang saham non
manajemen, sebab dalam bentuk usaha EMKM tidak hanya PT. Tetapi demikian, banyak
pihak yang membutuhkan informasi tersebut seperti otoritas pajak guna memastikan
besaran dan fasilitas pajak, serta banyak instansi lainnya yang memilki maksud untuk
kualitatif dan elemen lapoeran keuangan. Ada 4 karakteristik kualitatif SAK EMKM
b. Representasi yang berarti bahwa informasi disajikan dengan tepat atau sesuai
dengan yang seharusnya disajikan serta bebas dari kesalahan material dan
bias.
24
d. Keterpahaman, artinya informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
Dalam laporan keuangan pada SAK EMKM terdapat 3 elemen yaitu sebagai
berikut:
periode. Jika diibaratkan, laporan posisi keuangan ini adalah potret situasi
b. Laporan Laba Rugi, yaitu laporan yang didalamnya terdapat penghasilan dan
potret maka laporan laba rugi adalah rekaman video yang memberikan
gambaran kejadia yang berkaitan dengan pendapatan dan beban dalam satu
dan metode yang digunakan dalam laporan posisi keuangan dan laporan laba
rugi.
Pada lantai ketiga dari kerangka SAK EMKM terdapat asumsi, prinsip, dan
a. Akrual.
akun-akun tersebut, bukan didasarkan pada ada atau tidaknya penerimaan kas.
25
b. Entitas Bisnis.
Entitas bisnis yang dikatakan baik adalah entitas yang merupakan usaha
perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hokum, ataupun badan usaha
yang berbadan hokum, hal tersebut harus dapat dipisahkan secara jelas oleh
c. Kelangsungan Usaha.
dibangun untuk terus beroperasi, bukan untuk ditutup jika sudah akhir
periode.
Keuangan (SAK)
b. Materialitas
terkait.
26
c. Saling Hapus
pengurangan pada hasil penjualan asset tetap dari jumlah tercatat asset
d. Frekuensi Laporan
e. Informasi Komparatif
berjalan.
f. Konsistensi Penyajian
yang cukup signifikan atas sifat operasi entitas atau apabila perubahan
27
f. Profitabilitas
menghasilkan laba atau keuntungan. Profitabilitas juga dapat diartikan sebagai rasio yang
digunakan dengan tujuan untuk dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam meraup
keuntungan selama periode tertentu dan memberikan gambaran mengenai efektivitas manajemen
dalam melaksanakan kegiatan operasional perusahaan (Pratiwi, 2021). Setiap usaha dan
perusahaan tentu menginginkan keuntungan yang besar, selain untuk memutar modal juga untuk
mendapatkan pendapatan bersih. Sebab tujuan seseorang membuka usaha adalah memang untuk
memperoleh laba atau keuntungan. Mengukur seberapa jauh sebuah usaha dapat menghasilkan
adalah hal yang penting bagi kelangsungan sebuah usaha. Profitabilitas diukur menggunakan
rasio, dimana rasio profitabilitas adalah perbandingan untuk dapat mengetahui kemampuan
perusahaan untuk memperoleh profit dari pendapatan yang terkait dengan penjualan yang
dilakukan, asset yang dimiliki, dan ekuitas yang menggunakan dasar pengukuran tertentu. Salah
satu rasio profitabilitas adalah Rasio Pengembalian Penjualan atau Return on Sales Ratio. Rasio
ini dirasa peneliti cocok untuk melakukan pengukuran pada usaha sejenis UMKM. Return on
Sales merupakan rasio profitabilitas yang memberikan gambaran tingkat keuntungan perusahaan
setelah pembayaran biaya-biaya variabel produksi seperti upah pekerja, bahan baku, dan lain-lain
sebelum dikurangi pajak dan bunga. Rasio ini akan menampilkan hasil tingkat keuntungan yang
diperoleh dari setiap hasil penjualan (Pratiwi, 2021). Menurut Carton (2004) dalam (Trisnawati
& Elsye, 2015) Return on Sales (ROS) mengukur presentase penjualan dari margin laba bersih.
ROS dapat dipengaruhi oleh struktur keuangan yang berasal dari organisasi karena laba bersih
dihitung setelah beban bunga. Berikut rumus untuk menghitung rasio Return on Sales menurut
Carton (2004),
28
Operating Income
X 100%
Return on Sales =
Sales
2. Kajian
Penelitian yang Relevan
Tabel 3
Penelitian Terdahulu
Standar Akuntansi
(SAK-ETAP) ternyata
dikarenakan kurangnya
penyusunan laporan
29
bahwa laporan keuangan
Standar Akuntansi
Akuntabilitas Publik.
30
Tabanan). laporan keuangan sesuai
keuangan.
31
Sebagai Dasar Penyusunan menunjukkan laporan
Probolinggo).
dikarenakan minimnya
pemahaman akan
penyusunan laporan
32
Standar Akuntansi penyusunan laporan
lancar sebesar Rp
2.026.778.300, sebanding
ekuitas sebesar Rp
1.982.138.000, dan(3)
33
Kerajinan Ata Shop
laporan keuangan,
tingkat kompetensi,
lingkungan organisasi.
mencakup laporan
pemasukan dan
pengeluaran.
34
Jaya Santoso, Desa usahanya dan juga bisa
memberikan rekomendasi
penyusunan laporan
pengembangan kinerja
UMKM.
laporan keuangan
35
pemahaman mengenai
3. Kerangka Berpikir
Kerangka pemikiran yang digambarkan dalam penyusunan penelitian ini bertujuan untuk
menghasilkan sebuah penelitian yang terarah. Agar mempermudah memahami inti pemikiran
peneliti, maka peneliti menggambarkan kerangka pemikiran dari permasalahan yang diangkat
sebagai berikut:
LAPORAN KEUANGAN
HASIL PENELITIAN :
-PENERAPAN SAK
EMKM 36
-PROFITABILITAS
-IMPLIKASI
KESIMPULAN
Gambar 1
Kerangka Berpikir
b. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah dan Return on Sales
Setelah informasi data dan kebutuhan terkumpul, peneliti akan menelaah dan mendalami
c. Penerapan dan Implikasi Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil,
dan Menengah
penelitian dilakukan sesuai dengan data laporan keuangan perusahaan. Kemudian peneliti
dapat melihat implikasi apa saja yang terjadi atas penerapan laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM dan perolehan laba setelah penghitungan menggunakan rumus
Return on Sales.
37
d. Kesimpulan
H. Rancangan Penelitian
Pada rancangan penelitian disajikan alur penelitian yang diawali dari proses persiapan
keperluan penelitian, pengumpulan data, penyusunan data, analisis data hingga sampai pada
tahap akhir yaitu pembuatan kesimpulan sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan
berdasarkan rumusan masalah yang ada. Untuk dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan
guna melengkapi penelitian maka peneliti akan melakukan wawancara, kajian terhadap
penelitian terdahulu serta memberikan solusi terhadap permasalahan yang dialami oleh Bapak
Ketut Dantik yakni membuat laporan keuangan sesuai dengan SAK EMKM serta melakukan
Penelitian ini merupakan penelitian dengan metode kualitatif. Menurut (Moleong, 2007)
penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan agar dapat memahami fenomena tentang
apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-
lain, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Terdapat lima tahapan yang harus dilalui para peneliti dalam melakukan sebuah penelitian
yang relevan, melakukan analisis data, dan menjawab pertanyaan penelitian sehingga
menghasilkan kesimpulan.
38
I. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada UMKM Usaha Telur Bapak Ketut Dantik yang beralamat di
memilih lokasi ini berdasarkan pada beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut yaitu masih
terbatasnya penelitian terkait Usaha Telur dan dikarenakan Usaha Telur Dantik termasuk ke
dalam jenis UMKM maka pembuatan atau penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK
EMKM merupakan hal yang sangat penting dan merupakan sebuah keharusan.
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari kegiatan diskusi
atau wawancara dengan sumber informasi pertama tanpa melalui perantara. Beberapa
data primer yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil wawancara dengan
pemilik UMKM Usaha Telur Bapak Ketut Dantik terkait dengan permasalahan
penelitian. Beberapa data yang diperoleh dari kegiatan wawancara dengan Bapak
a. Pemilik Usaha Telur Bapak Ketut Dantik memiliki latar belakang pendidikan
Ketut Dantik mendirikan usaha atas dasar tuntutan ekonomi tanpa melakukan
39
b. Bapak Ketut Dantik tidak melakukan pencatatan keuangan sesuai dengan standar
atau secara baik karena tidak mengetahui seberapa penting serta fungsi laporan
keuangan.
2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek yang
diteliti, berupa sumber informasi seperti artikel, jurnal dan buku yang digunakan
sebagai panduan serta pedoman untuk memahami data penelitian serta dokumen
pendukung lainnya seperti laporan keuangan UMKM, bukti transaksi berupa nota dan
lain-lain.
Pengumpulan data adalah salah satu tahapan yang harus dilalui untuk memperoleh hasil.
Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara dalam penelitian ini. Pengumpulan data ini
relevan dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Obervasi
Menurut (Moleong, 2007), pengumpulan data observasi mempunyai ciri yang spesifik
bila dibandingkan dengan teknik yang lain. Karena observasi tidak terbatas pada orang
sebagai respondennya tapi bisa juga objek-objek yang lain. Peneliti melakukan obervasi
untuk mengetahui projek, kondisi, dan bagaimana pencatatan keuangan UMKM Usaha
40
2. Wawancara
Wawancara kepada narasumber yaitu pemilik Usaha Telur Bapak Ketut Dantik bertujuan
untuk memperoleh informasi yang dapat menjawab rumusah masalah yang ada di dalam
pencatatan akuntansi yang telah dilakukan selama usaha berdiri dan tentang transaksi-
transaksi yang sudah terjadi serta dapat mempengaruhi laporan keuangan perusahaan
yang bertujuan untuk memvalidasi data yang dibutuhkan. Peneliti juga mengajukan
UMKM mengenai Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah
(SAK EMKM).
3. Dokumentasi
Menurut (Arikunto, 2010) dokumentasi adalah kegiatan mencari dan mengumpulkan data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, majalah, agenda,
dokumen milik Bapak Ketut Dantik dimana dokumen tersebut berkaitan dengan
Alat bantu berfungsi sebagai alat bantu instrument penelitian guna tercapainya teknik-
teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi
yaitu kamera untuk mendokumentasikan kejadian penting pada saat observasi dilakukan baik
dalam bentuk foto ataupun video. Dokumentasi tersebut dilakukan dengan menggunakan
smartphone sebagai alat perekam pada saat melakukan pengumpulan data. Pada saat wawancara
alat bantu yang digunakan seperti pulpen dan buku catatan untuk menuliskan atau mencatat
41
informasi data yang didapat dari narasumber, serta pedoman wawancara dalam bentuk draft
Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif tidak
diinterpretasikan. Menurut (Moleong, 2007) analisis deskriptif kualitatif adalah teknik untuk
menggambarkan dan menginterpretasikan arti dari data-data yang telah dikumpulkan dengan
berfokus pada perhatian sebanyak mungkin terhadap aspek yang diteliti, sehingga dapat
memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh mengenai keadaan yang sebenarnya.
Aktivitas dalam menganalisis data yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan
kesimpulan/verifikasi.
1. Reduksi Data
Tahapan pada reduksi data adalah dengan menajamkan analisis, menggolongkan atau
data sehingga dapat ditarik kesimpulan dan diverifikasi. Data yang direduksi adalah
seluruh data terkaitn permasalahan yang diangkat. Reduksi ini dilakukan dengan
tujuan agar data tidak bertumpuk, sehingga tidak akan mempersulit analisis
selanjutnya.
2. Penyajian Data
42
Pada tahap ini dilakukan pengelompokkan serta penyusunan data dalam pola
hubungan sehingga lebih mudah untuk dipahami. Data akan disajikan dalam bentuk
tabel yang diuraikan dengan kata-kata. Peneliti akan menjelaskan mengenai SAK
EMKM pada Usaha Telur milik Bapak Ketut Dantik kemudian peneliti akan
menyajikan data secara naratif dari pengolahan data dan informasi terkait pencatatan
laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil dan Menengah. Data tersebut akan dijadikan sebagai dasar penilaian terhadap
3. Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah hasil yang diperoleh dari penelitian yang diperketat
lapangan. Tahap ini merupakan ujung penelitian dimana rumusan masalah akan
Menurut (Moleong, 2007), triangulasi dapat dilakukan saat pengumpulan data seperti
wawancara yang dipadukan dengan dokumen yang terkait. Triangulasi bisa pula dilakukan
dengan membandingkan secara cek silang antara data yang diperoleh informan satu dengan yang
lainnya. Dengan demikian keabsahan data lebih terjamin sehingga hasil penelitian nantinya dapat
Penelitian ini menggunakan uji kredibilitas data dengan menggunakan traingulasi metode dan
triangulasi sumber data. Peneliti membandingkan informasi data atau informasi yang telah
didapat guna melalukan pengecekan dengan metode yang berbeda dan dengan cara menggali
43
kebenaran informasi tertentu dengan berbagai sumber perolehan data, sehingga peneliti dapat
membandingkan data dan informasi secara cermat untuk mendapatkan data dan informasi yang
N. Daftar Rujukan
Azizah Rachmanti, D. A., Hariyadi, M., & Andrianto, A. (2019). Analisis Penyusunan Laporan
Keuangan Umkm Batik Jumput Dahlia Berdasarkan SAK-EMKM. BALANCE: Economic,
Business, Management And Accounting Journal, 16(1).
Https://Doi.Org/10.30651/Blc.V16i1.2453
BPPD Kabupaten Karangasem. (2021). Buku Saku Potensi Kabupaten Karangasem. Pemerintah
Kabupaten Karangasem.
BPS. (2021). Produksi Telur Unggas Provinsi Bali Menurut Kabupaten/Kota (Ton). Badan Pusat
Statistik. Https://Bali.Bps.Go.Id/Indicator/24/208/1/Produksi-Telur-Unggas-Provinsi-Bali-
Menurut-Kabupaten-Kota.Html
Direktorat Statistik Peternakan, P. Dan K. (2021). Statistik Perunggasan 2020. Badan Pusat
Statistik.
Ermansyah, R. A. Dan L. (2021). Statistik Peternakan Dan Kesehatan Hewan 2021. Direktorat
44
Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan.
Ismadewi, N. K., Herawati, N. T., & Atmaja, A. T. (2017). Penyusunan Laporan Keuangan
Sesuai Dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, Dan Menengah ( SAK
EMKM ) Pada Usaha Ternak Ayam Boiler ( Study Kasus Pada Usaha I Wayan Sudiarsa
Desa Pajahan Kecamatan Pupuan Kabupaten Tabanan ). E-Journal Universitas Pendidikan
Ganesha, 8(2).
Kareja, N., Alfiyah, N., & Setiadevi, S. (2022). TANTANGAN PENINGKATAN PENERAPAN
SAK EMKM PADA UMKM DI BANYUWANGI. JURNAL ILMIAH AKUNTANSI DAN
KEUANGAN, 4.
Lesmana, H. (2021). Penerapan Laporan Keuangan Berbasis SAK EMKM Pada UMKM Telur
Asin Mujijaya Di Desa Sigambir Brebes. Jurnal Sistem Informasi Akuntansi (JASIKA),
1(2), 105–112. Http://Jurnal.Bsi.Ac.Id/Index.Php/Jasika
Nurul Hidayati. (2016). Pengaruh Pertumbuhan Usaha Mikro, Kecil Dan Menengah Terhadap
Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Bogor Periode 2012-2015.
Https://Doi.Org/Http://Repository.Uinjkt.Ac.Id/Dspace/Handle/123456789/38609
Pamela. (2020). Sektor Riil: Salah Satu Kunci Untuk Pulihkan Ekonomi New Normal.
Https://Ajaib.Co.Id/Sektor-Riil-Salah-Satu-Kunci-Untuk-Pulihkan-Ekonomi-New-Normal/
45
(ROE), RETURN ON SALES (ROS), BOOK VALUE (BV) TERHADAP HARGA
SAHAM PT. KIMIA FARMA (PERSERO) TBK DI BURSA EFEK
INDONESIAPERIODE 2015-2018. Repository UHN.
Septriana, I., & Vitriyani, E. (2016). Implementasi Akuntansi Keuangan Berbasis Sak Etap
(Studi Kasus Pada Umkm Batik Di Kota Semarang). Jurnal Penelitan Ekonomi Dan Bisnis,
1(2), 139–150. Https://Doi.Org/10.33633/Jpeb.V1i2.2001
Tampubolon, S., & Prima, A. P. (2020). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Profitabilitas Pada
Bank Perkreditan Rakyat Di Kota Batam. Jurnal AKRAB JUARA, 5(3), 101–117.
Https://Www.Akrabjuara.Com/Index.Php/Akrabjuara/Article/View/1168%0Ahttp://
Akrabjuara.Com/Index.Php/Akrabjuara/Article/View/1168/1025
Tillah, M., Sebrina, N., & Mulyani, E. (2019). Pengaruh Kinerja Perusahaan, Komite Audit,
Pergantian Auditor Eksternal Terhadap Ketepatwaktuan Pelaporan Keuangan. Jurnal
Eksplorasi Akuntansi, 1(3), 1530–1540. Https://Doi.Org/10.24036/Jea.V1i3.160
Trisnawati, D., & Elsye, S. (2015). Pengaruh Marketing Activity Terhadap Profitability Dan
Market Value Perusahaan Retail Dan Produksi Besar. Business Accounting Review, 3(1),
46
362–373.
Uno, M. O., Kalangi, L., Pen, R. J. A., Penerapan, A., Akuntansi, S., Entitas, K., Menengah, D.
A. N., Emkm, S. A. K., Usaha, P., Menengah, D. A. N., Kasus, S., Rumah, P., Di, K., &
Gorontalo, K. (2019). Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil, Dan Menengah (Sak Emkm) Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Studi Kasus
Pada Rumah Karawo Di Kota Gorontalo). Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3), 3887–3898.
Wahyudiono, B. (2014). Mudah Membaca Laporan Keuangan (I). Penebar Swadaaya Grup.
Warsadi, K. A., Herawati, N. T., & Julianto, P. (2017). Penerapan Penyusunan Laporan
Keuangan Pada Usaha Kecil Menengah Berbasis Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Mikro, Kecil, Dan Menengah Pada PT. Mama Jaya. E-Journal S1 Ak Universitas
Pendidikan Ganesha, 8(2), 1–11.
47
Lampiran
Transkip Wawancara
Kapan bapak mulai merintis usaha ternak ayam ras petelur ini?
Kenapa bapak memilih usaha ternak ayam ras petelur bukan ternak hewan lain?
Bagaimana system usaha peternakan ayam ras petelur milik bapak ini?
Berapa tenaga kerja yang bapak pekerjakan dan bagaimana pembagian tugasnya?
Apakah bapak tahu manfaat melakukan pencatatan dan membuat laporan keuangan?
Kas dari usaha ini saat ini dipegang sendiri atau ditaruh di bank?
Biaya-biaya apa saja yang terjadi dalam satu periode pemeliharaan ayam?
Berapa penjualan yang dapat dilakukan dalam satu periode pemeliharaan ayam?
48
49