Anda di halaman 1dari 20

HALAMAN SAMPUL

PROPOSAL
STRATEGI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
DALAM MENGAHADAPI REVOLUSI INDUSTI 4.0 DI KOTA
BENGKULU

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

Diusulkan Oleh :

Niken Kenanga Aviola; C1C016018; 2016

UNIVERSITAS BENGKULU
BENGKULU
2019
ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul Kegiatan : Strategi Usaha Mikro Kecil dan M


e Menengah (UMKM) dalam m
e Menghadapi Revolusi Industri 4.0 d
di Kota Bengkulu
2. Bidang Kegiatan : PKM-P
3. Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Niken Kenanga Aviola
b. NPM : C1C016018
c. Program Studi : S1 Akuntansi
d. Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP : Jalan Panti Asuhan Uju, Kecamatan
Selebar, Kota Bengkulu ,
082374661737
f. Email : niken.kenanga@yahoo.com
4. Biaya Kegiatan Total
a. Kemristekdikti : Rp. 10.000.000
b. Sumber Lain :-

Bengkulu, 8 Juli 2019

Menyetujui Pelaksana Kegiatan


Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
FEB Universitas Bengkulu

Drs. Handoko Hadiyanto, MS . Ph. D Niken Kenanga Aviola


NIP. 195906161986031027 NPM : C1C016018

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan


Universitas Bengkulu

Dr. Drs. Syahrial, MA, M.Phil


NIP.195806161985031003
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 2
1.5. Manfaat Penelitian .................................................................................... 2
1.6. Luaran ....................................................................................................... 2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 3
2.1. Strategi Bertahan Hidup ............................................................................... 3
2.2. Revolusi Industri 4.0 .................................................................................... 3
2.3. Dampak Revolusi Industri 4.0...................................................................... 5
2.4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Bengkulu .. Error! Bookmark not
defined.
2.5. Teori Yang Digunakan ................................................................................. 8
BAB 3. METODE PENELITIAN......................................................................... 10
3.1. Jenis Penelitian .......................................................................................... 10
3.2. Tempat dan Waktu .................................................................................... 10
3.3. Sumber Data ....................................................................................................... 10
3.4. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 10
3.5. Sampel Penelitian ...................................................................................... 11
3.6. Teknik Analisis Data ................................................................................. 11
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN .................................................... 12
4.1. Anggaran Biaya ......................................................................................... 12
4.2. Jadwal Kegiatan ........................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
LAMPIRAN ............................................................................................................ v
Lampiran I. Biodata Peneliti .................................................................................. vi
Lampiran I. Surat Pernyataan Peneliti .................................................................. vii
iv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kontribusi UMKM sektor kuliner dibandingkan sektor lainnya pada
industri kreatif tahun 2016.................................................................... 7
Tabel 2.2 Jumlah pelaku UMKM di Kota Bengkulu 2013-2017 .......................... 8
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya PKM - P...................................................... 9
Tabel 4.2 Jadwal kegiatan.................................................................................... 9
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Studi menyebutkan istilah revolusi industri 4.0 pertama kali muncul
pada 2012, ketika pemerintah Jerman memperkenalkan strategi pemanfaatan
teknologi yang disebut dengan Industrie 4.0. Industrie 4.0 sendiri
merupakan salah satu pelaksanaan proyek Strategi Teknologi Modern
Jerman 2020 (Germany’s High-Tech Strategy 2020). Strategi tersebut
diimplementasikan melalui peningkatan teknologi sektor manufaktur,
penciptaan kerangka kebijakan strategis yang konsisten, serta penetapan
prioritas tertentu dalam menghadapi kompetisi global
(www.hannovermesse.de, dikutip pada Selasa 08 Mei 2018).
Revolusi industri dan globalisasi seakan menjadi satu kesatuan yang
tak terlepas dari kehidupan manusia. Seperti yang telah diketahui banyak
orang bahwa zaman sekarang sudah menggunakan teknologi yang lebih
canggih mulai dari bidang industri sampai perdagangan pun menggunakan
teknologi. Banyak yang mengatakan bahwa globalisasi dan revolusi industri
mempunyai keuntungan, tetapi tidak sedikit pula yang menganggap bahwa
hal itu merugikan. Contohnya sudah terlihat di seluruh dunia, termasuk di
Provinsi Bengkulu.
Provinsi Bengkulu juga mengalami efek globalisasi dan beberapa
waktu yang lalu, pemerintah mulai mencanangkan revolusi industri 4.0 yang
menggantikan revolusi-revolusi sebelumnya. Revolusi ini diklaim mampu
bersaing di tingkat internasional tetapi permasalahan yang ada di negeri ini
belum terselesaikan. Masih banyak hal yang harus diselesaikan mulai dari
SDM, manajemen pemerintah, dan pelaku-pelaku yang terlibat dalam
revolusi industri ini. Salah satu pelaku yang terlibat dalam revolusi industri
ini adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kota Bengkulu.
UMKM di Kota Bengkulu sama seperti UMKM pada umumnya, didirikan
dengan modal yang tidak terlalu besar dan menggunakan sumber daya yang
ada di provinsi Bengkulu, sebelum adanya globalisasi dan revolusi industri
konsumen dari UMKM sendiri adalah masyarakat disekitar Provinsi
Bengkulu, seiring dengan perkembangan jaman UMKM tidak dapat
bertahan dengan menggunakan cara lama UMKM harus dapat mempunyai
cara yang baru dalam memasarkan produknya untuk mempertahankan
eksistensi dari UMKM itu sendiri.

1.2. Perumusan Masalah


1. Bagaimana Bentuk-Bentuk Revolusi Industri 4.0 ?
2. Bagamaimana dampak Revolusi industri 4.0 di kota Bengkulu?
3. Bagaimana Strategi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di kota Bengkulu
dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 ?
2

1.3. Tujuan Penelitian


1. Mengetahui Bentuk-Bentuk Revolusi Industri 4.0
2. Memberikan gambaran dampak Revolusi industri 4.0 di Kota Bengkulu
3. Mengetahui strategi Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kota Bengkulu
dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada
pemerintah sebagai bahan pertimbangan, untuk mengambil kebijakan dalam
menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0 yang dapat mempermudah
pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dalam mengembangkan
produk-produknya
1.5. Luaran
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah publikasi jurnal
ilmiah atau seminar nasional serta hak atas kekayaan intelektual.
3

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Strategi Bertahan Hidup
Strategi bertahan hidup artinya cara individu atau sekelompok individu
dalam berusaha memenuhi kebutuhan hidup dan mempertahankan
kehidupannya dari segala macam tantangan luar yang mengancam eksistensi
dirinya. Stretegi bertahan hidup adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh
setiap orang untuk dapat mempertahankan hidupnya melalui pekerjaan
apapun yang dilakukannya. Strategi bertahan pada hakikatnya adalah suatu
proses untuk memenuhi syarat dasar agar dapat melangsungkan hidupnya.
Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup dengan makhluk sosial lainnya
harus bertingkah laku sesuai tuntutan lingkungan tempat dimana manusia itu
tinggal, dan tuntutan itupun tidak hanya berasal dari dirinya sendiri.
Snel dan Staring dalam Resmi Setia (2006:6) mengemukakan bahwa
strategi bertahan hidup adalah sebagai rangkaian tindakan yang dipilih secara
standar oleh individu dan rumah tangga yang miskin secara sosial ekonomi.
Strategi ini seseorang bisa berusaha untuk menambah penghasilan lewat
pemanfaatan sumber-sumber lain ataupun mengurangi pengeluaran melalui
pengurangan kuantitas dan kualitas barang atau jasa. Cara-cara individu
menyusun strategi dipengaruhi oleh posisi individu atau kelompok dalam
struktur masyarakat, sistem kepercayaan dan jaringan sosial yang dipilih,
termasuk keahlian dalam memobilitasi sumber daya yang ada, tingkat
keterampilan, kepemilikan aset, jenis pekerjaan, status gender dan motivasi
pribadi. Nampak bahwa jaringan sosial dan kemampuan memobilitasi sumber
daya yang ada termasuk di dalamnya mendapatkan kepercayaan dari orang
lain membantu individu dalam menyusun strategi bertahan hidup.

2.2. Revolusi Industri 4.0


Pada era ini merupakan era digitalisasi yang merupakan bagian
dari revolusi industri 4.0. Namun, banyak masyarakat belum memahami
apa yang dimaksud dengan revolusi industri yang akhir-akhir ini
dibicarakan masyarakat dan apa tujuan pemerintah Indonesia
mencanangkan revolusi industri keempat (4.0) tersebut.
Sebenarnya, istilah Industri 4.0 lahir dari ide revolusi industri ke
empat. European Parliamentary Research Service (dalam Prasetyo, Hoedi,
Wahyudi Sutopo, 2018: 17) menyampaikan bahwa revolusi industri
terjadi empat kali. Revolusi industri pertama terjadi di Inggris pada tahun
1784 di mana penemuan mesin uap dan mekanisasi mulai menggantikan
pekerjaan manusia. Revolusi yang kedua terjadi pada akhir abad ke-19 di
mana mesin-mesin produksi yang ditenagai oleh listrik digunakan untuk
kegiatan produksi secara masal. Penggunaan teknologi komputer untuk
otomasi manufaktur mulai tahun 1970 menjadi tanda revolusi industri
ketiga. Saat ini, perkembangan yang pesat dari teknologi sensor,
4

interkoneksi, dan analisis data memunculkan gagasan untuk


mengintegrasikan seluruh teknologi tersebut ke dalam berbagai bidang
industri.
Istilah Industri 4.0 sendiri secara resmi lahir di Jerman tepatnya
saat diadakan Hannover Fair pada tahun 2011. Negara Jerman memiliki
kepentingan yang besar terkait hal ini karena Industri 4.0 menjadi bagian
dari kebijakan rencana pembangunannya yang disebut High-Tech Strategy
2020. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mempertahankan Jerman agar
selalu menjadi yang terdepan dalam industri manufaktur. Beberapa negara
lain juga turut serta dalam mewujudkan konsep Industri 4.0 namun
menggunakan istilah yang berbeda seperti Smart Factories, Industrial
Internet of Things, Smart Industri, atau Advanced Manufacturing. Meski
penyebutan istilah yang berbeda, istilah tersebut memiliki tujuan yang
sama yaitu untuk meningkatkan daya saing industri tiap negara dalam
menghadapi pasar global yang sangat dinamis. Kondisi tersebut
diakibatkan oleh pesatnya perkembangan pemanfaatan teknologi digital di
berbagai bidang.
Secara definisi, Angela Merkel, Kanselir Jerman berpendapat
bahwa Industri 4.0 adalah transformasi komprehensif dari keseluruhan
aspek produksi di industri melalui penggabungan teknologi digital dan
internet dengan industri konvensional. Tetapi, secara teknis, Industri 4.0
adalah integrasi dari Cyber Physical System (CPS) dan Internet of Things
and Services (IoT dan IoS) ke dalam proses industri yang meliputi
manufaktur dan logistik serta proses lainnya. CPS menurut Lee (dalam
Prasetyo, Hoedi, Wahyudi Sutopo, 2018:19) adalah teknologi untuk
menggabungkan antara dunia nyata dengan dunia maya. Penggabungan ini
dapat terwujud melalui integrasi antara proses fisik dan komputasi secara
close loop.
Berbeda dengan revolusi industri sebelumnya, revolusi ini ditandai
dengan munculnya robot, supercomputer, mobil pintar, dan sebagainya.
Pada era ini, ukuran perusahaan tidak menjadi jaminan, tetapi kelincahan
adalah kunci keberhasilan dalam waktu yang cepat. Oleh seebab itu,
perusahaan harus peka dan melakukan instropeksi diri sehingga mampu
bertahan di tengah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Revolusi Industri 4.0 tak hanya menawarkan sisi positif tapi juga
negatif dan mau tidak mau, siap tidak siap, Indonesia akan “ditelan” oleh
revolusi yang ditopang oleh teknologi-teknologi abad 21 seperti machine
learning, artificial intelligence, internet of things, hingga 3D printing Jadi,
masyarakat harus mempersiapkan diri, merencanakan, dan menyusun
strategi di tingkat negara untuk menghadapinya.
5

2.3. Dampak Revolusi Industri 4.0


Berbicara mengenai efek, memungkinkan untuk tetap waspada terhadap
kehidupan masyarakat. Bagaimana tidak, efek revolusi industri 4.0 mulai
dirasakan oleh sebagian masyarakat. Sebagai contoh, di era ini, muncul
berbagai pekerjaan yang sekarang menggunakan teknologi digital. Hal ini
membuat pekerjaan yang konvensional menjadi resah dengan kehadirannya.
Jika tak mampu beradaptasi dengan baik, maka pekerjaan yang berbasis
konvensional akan “punah” digerus oleh waktu.
1. Efek Disruptif.
Revolusi Industri 4.0 menghasilkan perubahan yang supercepat,
eksponensial, dan disruptif. Industri-industri lama “dirusak” (creative
destruction) sehingga menghasilkan industri-industri baru dengan pemain
yang baru, model bisnis baru, dan proposisi baru.
Perubahan disruptif Industri 4.0 ini memiliki kekuatan “membilas”
industri lama: ritel tradisional dibilas oleh e-commerce; media cetak
dibilas oleh media online; layanan taksi tradisional dibilas layanan taksi
berbasis sharing economy; layanan telekomunikasi dibilas oleh layanan
OTT (over-the-top) seperti WhatsApp; mass manufacturing bakal dibilas
oleh additive manufacturing yang tailor-made dengan adanya teknologi
3D printing; bahkan nilai tukar negara akan dibilas oleh cryptocurrency.
Perubahan sangat mendadak ini bukannya tanpa kerugian ekonomi-
sosial. Dampak paling mendasar adalah terjadinya migrasi nilai dari
pemain inkumben ke pemain-pemain baru. Migrasi nilai ini memicu
bergugurannya pemain inkumben karena pasarnya digerogoti oleh pemain-
pemain baru dengan model bisnis baru berbasis digital. Peritel tradisional
mulai berguguran, koran dan majalah tak lagi terbit, dan puluhan industri
mengalami pelemahan permintaan.
2. Ketimpangan Ekonomi.
Tantangan paling pelik dari Revolusi Industri 4.0 adalah melebarnya
ketimpangan ekonomi antara pemilik modal baik fisik maupun intelektual,
dengan penduduk yang mengandalkan tenaga kerja murah.
Pasar di berbagai sektor Industri 4.0 mengarah ke struktur pasar yang
bersifat monopolistik sebagai dampak dari apa yang disebut platform
effect. Dalam teori ekonomi, platform digital menghasilkan increasing
return to scale bagi produsen dimana tingkat hasil semakin meningkat
seiring meningkatnya skala ekonomi.
3. Pengangguran Massal.
Di era Industri 4.0 semakin banyak pekerjaan manusia yang
tergantikan oleh robot (otomasi). Tak hanya pekerjaan-pekerjaan yang
bersifat repetitif, pekerjaan-pekerjaan analitis dari beragam profesi seperti
6

dokter, pengacara, analis keuangan, konsultan pajak, wartawan, akuntan,


hingga penerjemah.
4. Agile Government.
Agile governement menuntut pemerintah bisa menjalankan proses
politik, legislatif, dan regulatif yang adaptif mengikuti setiap
perkembangan Revolusi Industri 4.0. Untuk bisa melakukannya ia harus
berkolaborasi secara intens dengan seluruh elemen stakeholders (bisnis,
akademis, komunitas, masyarakat) dalam menuntun proses trasformasi
digital di level negara, industri, dan masyarakat secara luas.
Menurut Prof. Dwikorita Karnawati (dalam Rosyadi, 2018: 7),
revolusi industri 4.0 dalam lima tahun mendatang akan menghapus 35
persen jenis pekerjaan bahkan 10 tahun yang akan datang jenis pekerjaan
yang akan hilang bertambah menjadi 75 persen. Hal ini disebabkan
pekerjaan yang diperankan oleh manusia setahap demi setahap digantikan
dengan teknologi digitalisasi program. Dampaknya, proses produksi
menjadi lebih cepat dikerjakan dan lebih mudah didistribusikan
secaramasif dengan keterlibatan manusia yang minim.

2.4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kota Bengkulu


Keberadaan UMKM di Indonesia tidak bisa dipungkiri merupakan suatu
badan usaha yang sangat membantu pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Berdasarkan data dari Kementrian Koperasi dan UMKM (2016), kontribusi
UMKM terhadap Product Domestic Bruto (PDB) di Indonesia adalah sebesar
60,34%. Selain itu, UMKM juga telah membantu penyerapan tenaga kerja
dalam negeri dengan kontribusi yang meningkat dari 96,99% menjadi 97,22%
dalam periode lima tahun terakhir.
Proporsi UMKM yang lebih dari 80% telah membuat UMKM menjadi
salah satu penunjang yang memiliki eksistensi terhadap perekonomian di
Indonesia, salah satunya adalah UMKM sektor kuliner. Kuliner merupakan
bisnis yang sedang berkembang di Indonesia pada saat ini. Munculnya
berbagai makanan yang unik, adanya wisata kuliner, dan tren kuliner sebagai
gaya hidup masyarakat, menjadi bukti bahwa bisnis ini berkembang dengan
pesat. Meski lingkup bisnis kuliner tidak terbatas, salah satu parameter yang
dapat dijadikan berkembangnya bisnis ini adalah semakin banyaknya jumlah
restoran ataupun kafe di Indonesia. Menurut Kementrian Koperasi dan
UMKM (2016), dari 15 Sektor UMKM pada industri kreatif, kontribusi
UMKM pada sektor kuliner yaitu sebesar 32,5% dari Product Domestic Bruto
(PDB) di Indonesia.

Tabel 2.1
Kontribusi UMKM sektor kuliner dibandingkan sektor lainnya pada
industri kreatif tahun 2016
7

No. Sub Sektor UMKM Industri Kreatif Kontribusi terhadap PDB (%)
1 Sektor Kuliner 32,5 %
2 Sektor Fashion 28,3 %
3 Sektor Kerajinan 14,4 %
4 Lainnya 24,8 %
Total 100 %
Sumber : CNN Indonesia, 2016

Namun, berdasarkan data dari BPS (2012), jumlah pemain bisnis


kuliner di Indonesia meningkat setiap tahunnya, namun pertumbuhannya
selalu menurun. Pertumbuhan terbesar yaitu sebesar 27,7% di tahun 2008,
kemudian melambat hingga 2,07 persen di tahun 2011. Oleh karena itu,
sebuah UMKM harus memiliki keunggulan bersaing (competitive advantage)
agar dapat terus bertahan dan berkembang di tengah arus globalisasi.
Menurut Ismail (2013), pentingnya peran UMKM terhadap
pertumbuhan ekonomi dan kemampuan mereka untuk memberikan
kesempatan kerja kepada masyarakat, terutama di daerah pedesaan telah
banyak membuat peneliti mempelajari tentang faktor-faktor keberhasilan
dan faktor-faktor kegagalan UMKM untuk mendapatkan keunggulan
bersaing. Menurut Williams dan Hare (2012), penentu utama dari UMKM
untuk mendapatkan keunggulan bersaing adalah kemampuan UMKM untuk
mengembangkan produk yang unik dan fleksibilitas mereka dalam
mengadopsi teknologi baru. Selain itu, UMKM juga harus mampu
mengelola sumber daya mereka dengan baik. Untuk itu, teori Resource Base
View yang dikemukan oleh Barney (1991), menyatakan bahwa keunggulan
bersaing berhubungan dengan pilihan strategik, menugaskan manajer
Kota Bengkulu merupakan ibu kota dari Provinsi Sumatera Barat.
Sebagai kota pusat pemerintahaan Sumatera Barat, Kota Bengkulu menjadi
salah satu sentral bisnis dengan jumlah UMKM yang lebih banyak dari
kabupaten lain di Sumatera Barat. Berdasarkan data Dinas Koperasi dan
UMKM Kota Bengkulu (2016), jumlah UMKM di Kota Bengkulu
meningkat dari 76.236 UMKM pada tahun 2015 menjadi
78.298 UMKM pada tahun 2016 dengan peningkatan sebanyak 2.062
UMKM dalam satu tahun.
Tabel 2.2
Jumlah pelaku UMKM di Kota Bengkulu 2013-2017

Tahun Menenga Kecil Mikro Jumlah


h
2013 12.260 25.606 558 38.424
2014 12.580 25.690 500 38.770
2015 34.620 38.634 808 74.062
8

2016 35.883 39.403 950 76.236


2017 36.570 40.443 1293 78.298
Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kota Bengkulu, 2018

Dari berbagai jenis UMKM, salah satu UMKM yang berpotensial


berkembang adalah UMKM sektor kuliner. Berdasarkan data Dinas Koperasi
dan UMKM Kota Bengkulu (2017), jumlah UMKM sektor kuliner di Kota
Bengkulu meningkat dari tahun 2016 sebanyak 4.809 UMKM kuliner
menjadi 5.176 UMKM kuliner pada tahun 2017 dengan peningkatan sebanyak
367 UMKM kuliner dalam satu tahun. Melihat hal tersebut, UMKM sektor
kuliner memiliki peran yang cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi
Kota Bengkulu. Namun, jika tidak dikembangkan dan memiliki keunggulan
dalam bersaing, maka UMKM tersebut tidak dapat bertahan dengan umur
yang lama dalam persaingan.

2.5. Teori yang Digunakan


1. Masyarakat Risiko
Teori masyarakat risiko menjelaskan bahwa masyarakat hidup
dalam kehidupan sosial yang penuh risiko. Perkembangan zaman yang
ditandai dengan meningkatnya industrialisasi melahirkan risiko-risiko
baru terhadap keseimbangan sistem pada wilayah fisik lingkungan dan
kesatuan sosial masyarakat. Ulrich Beck penggagas teori ini menjelaskan
bahwa modernitas selain menghasilkan risiko baru, juga menimbulkan
keadaan yang lebih maju. Dimana masyarakat tidak lagi terkungkung
dalam paksaan-paksaan sruktural namun mampu menciptkan refleksi
pemikiran yang lebih rasional dalam hubungan sosial.
Melalui refleksinya masyarakat menyadari bahwa modernitas dan
sumber-sumber kekayaan menghasilkan risiko dengan skala yang besar
bahkan mematikan bagi masyarakat. Sejatinya risiko tidak dapat
dihilangkan sebab korban risiko adalah pencipta dan penghalau risiko itu
sendiri. Meskipun demikian risiko yang melimpah dapat dikelola agar
keberlangsungan hidup masyarakat terjaga. Beck menambahkan, agar
manusia dapat bertahan hidup ia harus mampu melahirkan refleksi diri
dengan mulai mengamati, merenungkan, mengumpulkan data tentang
risiko dan akibat-akibat bagi manusia (Ritzer, 2012 :946-949).
Konsekuensi kemajuan dan perubahan-perubahan dalam masyarakat telah
membuat alam keropos dan teralienasi. Tanpa disadari degradasi alam
adalah akibat dari perbuatan manusia yang dampaknya juga
mempengaruhi masyarakat itu sendiri. Beck menegaskan bahwa alam
adalah masyarakat dan masyarakat juga adalah alam (Ritzer, 2012 : 950).
2. Teori Struktural Fungsional
Para penganut pendekatan fungsionalis (Wirawan, 2013:42)
melihat masyarakat dan lembaga-lembaga sosial sebagai suatu sistem
9

yang seluruh bagiannya saling tergantung satu sama lain dan bekerja sama
menciptakan keseimbangan (equilibrium). Functionalist menganalogikan
masyarakat sebagai suatu tubuh manusia yang terdiri dari elemen atau
organ tubuh yang saling berkaitan, menyatu dan menjaga keseimbangan.
Jika terjadi perubahan atau perpindahan organ maka akan mempengaruhi
kerja seluruh sistem. Talcott Parson salah satu Functionalist yang lebih
menyoroti tindakan di dalam suatu sistem sosial, menawarkan empat
imperatif fungsional dengan skema AGIL yang tersohor. Skema AGIL
adalah suatu kumpulan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
pemenuhan kebutuhan sistem dengan terjaganya keharmonisan di
dalamnya. Berikut keempat skema tersebut :
1. Adaptation : Relasi sosial antar individu menimbulkan suatu
kepentingan dan kebutuhan yang mendesak. Dalam keadaan yang
mendesak individu dalam sistem sosial harus mampu beradaptasi
dengan lingkungan secara sosial maupun fisik.
2. Goal Attainment : Tindakan yang diarahkan bukan untuk mencapai
tujuan pribadi individu, melainkan tujuan bersama para anggota
sistem sosial. Fungsi pencapaian tujuan dikendalikan oleh sistem
kepribadian dengan mendefinisikan tujuan dan mengelola
kemampuan yang dimiliki.
3. Integration : Agar dari suatu sistem dapat bekerja secara baik maka
harus diperlukan adanya tindakan dari solidaritas diantara
individuindividu yang terlihat. Integration mengarah pada kebutuhan
yang menjamin keseimbangan emosional yang nantinya dapat
dipertahankan dan bisa dikembangkan.
4. Latency : Sistem sosial yang diharapkan mampu untuk mengatasi
kemungkinan bahwa suatu saat para anggotanya akan merasa jenuh
sehingga mengarah pada terhentinya interaksi. Hal ini dapat
dikatakan wajar, tetapi harus diperhatikan secara utuh sehingga
interaksi sistem tersebut bisa dapat dilanjutkan (Ritzer, 2012:
409410).
10

BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian


Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian ini mengunakan
pendekatan kualitatif yang berbentuk studi kasus. Menurut Poerwandari
(2001), untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam dan khusus atas
suatu fenomena serta untuk dapat memahami manusia dalam segala
kompleksitasnya sebagai makhluk subjektif, maka pendekatan kualitatif
merupakan metode yang paling sesuai untuk digunakan. Penelitian studi
kasus ini menggunakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk
mempertahankan keutuhan dari objek penelitian. Data yang terkumpul
dipelajari sebagai satu kesatuan yang tujuannya adalah untuk
mengembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang diteliti
3.2. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu
3.3. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh melalui observasi di tempat UMKM
masyarakat Kota Bengkulu
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah lebih
lanjut dan disajikan oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain
dapat berbentuk tabel- tabel atau diagram-diagram. Data ini diperoleh dari
hasil penelitian, jurnal ilmiah, artikel-artikel baik dari media cetak maupun
elektronik, penelusuran pustaka terkait.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Dalam pengambilan data, peneliti menggunakan pendekatan purposive
sampling. Pendekatan ini peneliti akan memiliki fokus penelitian yang lebih
mendalam sesuai dengan tujuan penelitian sehingga proses pemaknaan yang
holistik-intepretatif dapat dicapai (Putra: 2013). Untuk memperoleh temuan-
temuan, peneliti memiliki beberapa metode pengambilan data. Berikut antara
lain :
1. Observasi : Melakukan pengamatan terhadap aktivitas keseharian pelaku
UMKM di kota Bengkulu dalam menjual produknya .
2. Wawancara : Wawancara dilakukan dengan pelaku UMKM di Kota
Bengkulu dan para stakeholder setempat.
3. Studi Literatur : Studi literatur diperlukan untuk mendapatkan teori-teori
yang akan digunakan sebagai dasar dalam studi kasus ini. Beberapa
sumber informasi yang digunakan adalah buku, literatur,jurnal ilmiah,
website, dan lain sebagainya.
11

4. Dokumentasi : Dokumentasi yang diambil oleh peneliti adalah foto


berupa lokasi penelitian dan audio rekaman untuk menyusun transkrip
wawancara.

3.5. Teknik Pengambilan Sample


Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah Purposive Sampling,
yaitu sampel dipilih berdasarkan penilaian atau pertimbangan peneliti bahwa
dia adalah pihak yang paling baik untuk dijadikan sampel penelitiannya
(Hasan Mustofa: 2000). Sampel yang saya jadikan informan dalam penelitian
ini adalah: Masyarakat yang menjalankan UMKM di Kota Bengkulu

3.6. Teknik Analisa Data

Teknik analisis data yang digunakan menggunakan teknik analisis interaktif,


dimana di dalamnya terdapat tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian
data dan penarikan kesimpulan.

1. Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan


perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data
“kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Data
yang relevan dikategorikan berdasarkan kerangka berfikir yang telah
dibuat seperti proses verifikasi oleh masyarakat terhadap perilaku
yang ditampilkan lalu proses negosiasi yang digunakan kemudian
penulis pahami secara utuh.
2. Penyajian data adalah sebagi sekumpulan informasi tersususn yang
memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Setelah data diperoleh dari tahap pengumpulan
data dan reduksi, maka data-data tersebut peneliti sajikan dalam
bentuk deskripsi maupun matriks. Penyajian secara deskripsi
bertujuan untuk mengurangi hasil penelitian ke dalam sebuah kalimat,
sedangkan penyajikan data menggunakan matriks bertujuan untuk
memudahkan pembaca dalam memahami hasil penelitian.
3. Kesimpulan merupakan sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi
yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverikasi selama penelitian
berlangsung. Verikasi tersebut mungkin sesingkat pemikiran kembali
yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu
tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan. Makna-makna yang
muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, dan
kecocokannya yang merupakan validitas (Miles & Huberman, 1992:
16-19). Untuk mengetahui secara mendalam bagaimana strategi
UMKM di kota Bengkulu dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0
12

BAB 4. BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


Rancangan anggaran biaya kegitan penelitian yang diusulkan ini dapat
dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya PKM – P

No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang (Vandel, kaos tim, Rp. 3.000.000,-
souvenir Informan)
2 Bahan habis pakai (Kertas, Tinta, ATK dan Rp. 3.000.000,-
konsumsi, pulsa, dll)
3 Perjalanan selama pelaksanaan kegiatan Rp. 3.000.000,-
4 Lain-lain: sewa kamera untuk dokumentasi Rp. 1.000.000,-
Jumlah Rp. 10.000.000-

4.2. Jadwal Kegiatan


Kegiatan penelitian ini dijadwalkan selama 5 bulan. Rencana kegiatan
penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 4.2 Jadwal kegiatan


Bulan
No Jenis Kegiatan
1 2 3 4 5
1 Persiapan Observasi
2 Observasi
3 Wawancara dan Dokumentasi
4 Analisis data dan hasil penelitian
5 Menyusun laporan penelitian
13

DAFTAR PUSTAKA

Baiquni, M. (2009, Januari). Revolusi Industri, Ledakan Penduduk, dan Masalah


Lingkungan. Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan, 1, 38-59.

Fakih, M. (2013). Runtuhnya Teori Pembangunan dan Globalisasi. Yogyakarta:


Insist Press dan Pustaka Pelajar.

Hady, Y. (2018, 04 29). Tantangan Revolusi Industri 4.0. Retrieved from


yuswohady.com: http://www.yuswohady.com/2018/04/29/tantangan-
revolusi-industri-4-0/

Nasiwan, Y. S. (2016). Seri Teori-Teori Sosial Inonesia. Yogyakarta: UNY Press.

Nurhaidah, M. I. (2015). Dampak Pengaruh Globalisasi Bagi Kehidupan Bangsa


Indonesia. Jurnal Pesona Dasar, 3, 1-14.

Prasetyo, H., & Sutopo, W. (2018). Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan
Arah Perkembangan Riset. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 13, 17-26.

Rosardi, R. G. (2018). Globalisasi.Essay.1-16.

Sri Lestari Rahayu, 2005, Analisis Peranan Perusahaan Modal Ventura Dalam
Mengembangkan UKM Di Indonesia, Kajian Ekonomi dan
Keuangan,Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama
Internasional.

Sri Winarni, 2006. Strategi Pengembangan Usaha Kecil Melalui Peningkatan


Aksesibilitas Kredit Perbankan. Infokop Nomor 29 Tahun XXII, 2006.

Suneki, S. (2012). Dampak Globalisasi Terhadap Eksistensi Budaya Daerah.


Jurnal Ilmiah CIVIS, 307-321.
Lampiran.I : Biodata
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Niken Kenanga Aviola
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi S1 Akuntansi
4 NIM C1C016018
5 Tempat dan Tanggal Lahir Curup, 23 Juni 1998
6 E-mail Niken.kenanga@yahoo.com
7 Nomor Telpon/Hp 082374661737
A. Riwayat Pendidikan
No Tingkat Nama Jurusan Nomor Ijazah Tempat Nama
Pendidikan Kepala
Sekolah
1. SD SDN 79 - DN-26 Dd Bengkulu Dra. Eva
0005232 2007-2010 Puja Yuniar
2. SLTP SMP N 18 - DN-26 DI Bengkulu Mukhtarimin.
0003271 2010-2013 S.pd
3. SLTA SMKN 1 Akuntansi DN-26 Mk/13 Bengkulu Dra. Hj.
0100917 2013-2016 Evriza. M.pd

B. Riwayat Prestasi Akademik


No Nama Kegiatan Tingkat Penyelenggara Tahun Keterangan

1 Lomba Cerdas Provinsi Universitas 2017 Juara 1


Cermat (LCC) Bengkulu Dehasen
Ekonomi
2 Lomba Cerdas Jurusan HIMASI UNIB 2017 Juara1
Tangkas(LCT) Akuntansi
UNIB
3 Sriwijaya Accounting Nasional Universitas 2018 TOP 15
Olympiad (SAO) Sriwijaya
4 UKMC Accounting Nasional Universitas 2018 Semifinalis
Days Katolik Musi
Charitas
C. Riwayat Prestasi Non Akademik
No Nama Kegiatan Kategori Tingkat Penyelenggara Tahun Keterangan

1 Accounting Ganda Jurusan HIMASI 2017 Harapan 1


Badminton Putri Akuntansi UNIB
Competition (ABC)
2 Liga Futsal Grup Jurusan HIMASI 2017 Juara 1
Akuntansi Putri Akuntansi UNIB
3 Accounting Ganda Jurusan HIMASI 2018 Juara 3
Badminton Putri Akuntansi UNIB
Competition (ABC)
4 Liga Futsal Grup Jurusan HIMASI 2018 Juara 1
Akuntansi Putri Akuntansi UNIB
5 Accounting Ganda Jurusan HIMASI 2019 Juara 2
Badminton Putri Akuntansi UNIB
Competition (ABC)
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila kemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM – P

Bengkulu, 8 Juli 2019

(Niken Kenanga Aviola)


C1C016018
Lampiran II. Surat Pernyataan Ketua Peneliti

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS BENGKULU
Jalan WR. Supratman Kandang Limun Bengkulu 38371 A
Telepon (0736) 21170, 21884 Faksimile (0736) 22105
Laman : www.unib.ac.id e-mail : rektorat@unib.ac.id

SURAT PERNYATAAN KETUA PENELITI


Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Niken Kenanga Aviola
NIM : C1C016018
Program Studi : S1 Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-Penelitian saya dengan judul :
STRATEGI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
DALAM MENGAHADAPI REVOLUSI INDUSTI 4.0 DI KOTA
BENGKULU yang diusulkan untuk tahun anggaran 2020 adalah asli karya saya
dan belum pernah dibiayai oleh lembaga atau sumber dana lain.
Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,
maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sudah diterima ke kas negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan sebenar-benarnya.

Bengkulu, 8 Juli 2019


Mengetahui, Yang menyatakan,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Drs. Handoko Hadiyanto, MS . Ph. D (Niken Kenanga Aviola)


NIP. 195906161986031027 NPM . C1C016018

Anda mungkin juga menyukai