PKM Ekonomi
PKM Ekonomi
PROPOSAL
STRATEGI USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH (UMKM)
DALAM MENGAHADAPI REVOLUSI INDUSTI 4.0 DI KOTA
BENGKULU
BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN
Diusulkan Oleh :
UNIVERSITAS BENGKULU
BENGKULU
2019
ii
HALAMAN PENGESAHAN
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kontribusi UMKM sektor kuliner dibandingkan sektor lainnya pada
industri kreatif tahun 2016.................................................................... 7
Tabel 2.2 Jumlah pelaku UMKM di Kota Bengkulu 2013-2017 .......................... 8
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya PKM - P...................................................... 9
Tabel 4.2 Jadwal kegiatan.................................................................................... 9
1
BAB 1 PENDAHULUAN
Tabel 2.1
Kontribusi UMKM sektor kuliner dibandingkan sektor lainnya pada
industri kreatif tahun 2016
7
No. Sub Sektor UMKM Industri Kreatif Kontribusi terhadap PDB (%)
1 Sektor Kuliner 32,5 %
2 Sektor Fashion 28,3 %
3 Sektor Kerajinan 14,4 %
4 Lainnya 24,8 %
Total 100 %
Sumber : CNN Indonesia, 2016
yang seluruh bagiannya saling tergantung satu sama lain dan bekerja sama
menciptakan keseimbangan (equilibrium). Functionalist menganalogikan
masyarakat sebagai suatu tubuh manusia yang terdiri dari elemen atau
organ tubuh yang saling berkaitan, menyatu dan menjaga keseimbangan.
Jika terjadi perubahan atau perpindahan organ maka akan mempengaruhi
kerja seluruh sistem. Talcott Parson salah satu Functionalist yang lebih
menyoroti tindakan di dalam suatu sistem sosial, menawarkan empat
imperatif fungsional dengan skema AGIL yang tersohor. Skema AGIL
adalah suatu kumpulan kegiatan-kegiatan yang bertujuan untuk
pemenuhan kebutuhan sistem dengan terjaganya keharmonisan di
dalamnya. Berikut keempat skema tersebut :
1. Adaptation : Relasi sosial antar individu menimbulkan suatu
kepentingan dan kebutuhan yang mendesak. Dalam keadaan yang
mendesak individu dalam sistem sosial harus mampu beradaptasi
dengan lingkungan secara sosial maupun fisik.
2. Goal Attainment : Tindakan yang diarahkan bukan untuk mencapai
tujuan pribadi individu, melainkan tujuan bersama para anggota
sistem sosial. Fungsi pencapaian tujuan dikendalikan oleh sistem
kepribadian dengan mendefinisikan tujuan dan mengelola
kemampuan yang dimiliki.
3. Integration : Agar dari suatu sistem dapat bekerja secara baik maka
harus diperlukan adanya tindakan dari solidaritas diantara
individuindividu yang terlihat. Integration mengarah pada kebutuhan
yang menjamin keseimbangan emosional yang nantinya dapat
dipertahankan dan bisa dikembangkan.
4. Latency : Sistem sosial yang diharapkan mampu untuk mengatasi
kemungkinan bahwa suatu saat para anggotanya akan merasa jenuh
sehingga mengarah pada terhentinya interaksi. Hal ini dapat
dikatakan wajar, tetapi harus diperhatikan secara utuh sehingga
interaksi sistem tersebut bisa dapat dilanjutkan (Ritzer, 2012:
409410).
10
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyo, H., & Sutopo, W. (2018). Industri 4.0: Telaah Klasifikasi Aspek dan
Arah Perkembangan Riset. J@ti Undip: Jurnal Teknik Industri, 13, 17-26.
Sri Lestari Rahayu, 2005, Analisis Peranan Perusahaan Modal Ventura Dalam
Mengembangkan UKM Di Indonesia, Kajian Ekonomi dan
Keuangan,Badan Pengkajian Ekonomi, Keuangan dan Kerjasama
Internasional.