Anda di halaman 1dari 36

PENGARUH USAHA TERHADAP ASPEK

KEUANGAN DAN KINERJA UMKM

OLEH :

KADEK PASTIKA DIANA ARTHA

NIM. 2117051241

EKONOMI DAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2021

ii
PENGARUH USAHA TERHADAP ASPEK
KEUANGAN DAN KINERJA UMKM

PROPOSAL

Diajukan Kepada

Universitas Pendidikan Ganesha

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan

Program Sarjana Akuntansi

Oleh

Kadek Pastika Diana Artha

NIM 2117051241

PRODI S1 AKUNTANSI

JURUSAN EKONOMI DAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

SINGARAJA

2023

iii
A. Latar Belakang

UMKM merupakan salah satu pilar penyangga perekonomian


Indonesia. UMKM sangat berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi
dan penyerapan tenaga kerja. Hal tersebut dapat dilihat dari dominasi pelaku
UMKM di Indonesia yang saat ini berjumlah mencapai 95% dari jumlah
keseluruhan pelaku usaha di Indonesia. Tidak hanya itu, UMKM juga
memiliki potensi yang besar dalam hal penyerapan tenaga kerja yaitu
sebesar 96,92%, dan juga berkontirbusi dalam pembentukan PDB sebesar
60% (Kemenkop dan UMKM, 2019). UMKM juga memiliki ketahanan
yang kuat dalam mengahadapi krisis ekonomi pada tahun 1997-1998
(Hamzah & Agustien, 2019). Namun sayangnya UMKM tidak mampu
mempertahankan eksistensinya ditengah gempuran virus Covid-19 pada
tahun 2020 .
Covid-19 (Coronavirus Disease 2019) atau virus corona merupakan
penyebab satu kasus baru penyakit pneumonia. Pandemi Covid-19
memberikan dampak yang cukup serius tidak hanya pada sektor kesehatan,
tetapi juga pada perekonomian di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan untuk
memutus mata rantai penyebaran Covid-19, pemerintah menetapkan dengan
menganjurkan masyarakat untuk tetap berdiam diri di rumah, menghindari
kerumunan dan menjaga jarak. Kebijakan tersebut berpengaruh pada
aktivitas bisnis yang kemudian berimbas pada perekonomian (Heriyanto &
Kusumawati, 2021). Dengan adanya pembatasan mobilitas masyarakat
memberikan dampak signifikan pada penurunan kinerja dan perdagangan
ritel yang mayoritas pelakunya adalah UMKM Dampak yang dialami.

1
Tabel 1.Perkembangan Jumlah UMKM berdasarkan Sektor Usaha di
Kabupaten Buleleng Tahun 2017-2019

2017 2018 2019


Sektor FOR INFOR JUML FOR INFOR JUML FOR INFOR JUML
MAL MAL AH MAL MAL AH MAL MAL AH

Perdagan
gan 5.633 19.770 25.403 6.942 20.056 26.998 7.557 20.156 27.713
Perindust
rian
234 3.193 3.427 244 3.203 3.447 404 3.213 3.617
Pertanian
& Non
Pertanian 508 1.918 2.426 513 1.923 2.436 583 1.927 2.510
Aneka
Jasa 209 1.442 1.651 219 1.452 1.671 260 1.455 1.715

Total
6.584 26.323 32.907 7.918 26.634 34.552 8.804 26.751 35.555
Sumber : Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kabupaten Buleleng
Besarnya peran UMKM dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia

membutuhkan tenaga kerja yang banyak sehingga secara tidak langsung

mampu menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat. Selain itu, peran

UMKM juga dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) di mana UMKM memiliki kontribusi besar terhadap Produk

Domestik Bruto (PDB) di Indonesia sebesar 60,34% pada tahun 2017.

UMKM mampu menyerap tenaga kerja yang cukup meningkat dan juga

mampu meningkatkan pendapatan masyarakat sehingga UMKM dianggap

memiliki peran yang strategis dalam memerangi kemiskinan dan

pengangguran.

Adanya penurunan kinerja UMKM yang merupakan penyangga pilar

perekonomian di Indonesia membuat pemerintah mengambil berbagai

kebijakan untuk tetap mempertahankan kinerja pertumbuhan perekonomian

2
Indonesia, salah satunya adalah dengan memaksimalkan potensi UMKM

pada sektor ekonomi tersebut.

Perkembangan UMKM sejalan dengan munculnya berbagai

permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM salah satunya yaitu

pengelolaan keuangan terkait penyusunan laporan keuangan dan bagaimana

cara melaporkannya. Sebagian besar UMKM dikelola perorangan yang

merangkap sebagai pemilik sekaligus pengelola, sehingga pemilik merasa

tidak memiliki waktu untuk membuat laporan keuangan yang memadai.

Kesulitan melakukan pencatatan menjadikan pelaku UMKM hanya

membuat catatan mengenai kas masuk dan kas keluar. Selain itu, kurangnya

pemahaman tentang akuntansi juga membuat pelaku UMKM beranggapan

bahwa laporan keuangan tidaklah begitu penting dan pelaku UMKM juga

merasa apatis terhadap laporan keuangan. Dapat dikatakan bahwa

keberhasilan sebuah usaha dilihat dari laporan keuangan yang memadai.

Melalui penyusunan laporan keuangan yang baik dan akurat, pelaku

UMKM akan mengetahui kinerja keuangan maupun kinerja usaha yang

dijalani. Pentingnya laporan keuangan juga dilihat dari fungsinya dalam

pemberian kredit oleh lembaga keuangan formal seperti bank, karena pihak

bank tentu akan meminta laporan keuangan sebagai penilaian kredit yang

akan disalurkan. Saat ini pemerintah Tengah berupa memaksimalkan

potensi UMKM berbasis ekonomi kreatif untuk menjadi tulang punggung

perekonomian yang ada di Indonesia.

Pengelolaan keuangan merupakan hal yang penting dalam menjalankan

sebuah usaha. Pengelolaan keuangan membutuhkan orang-orang yang

3
mempunyai keahlian dan keterampilan untuk menghasilkan laporan

keuangan yang baik. Pengelolaan keuangan masih menjadi salah satu

masalah utama dalam UMKM karena jika pengelolaan keuangan dalam

UMKM tidak berjalan dengan baik maka akan menghambat kinerja dan

sulit mendapatkan akses pembiayaan. Jika keuangan UMKM dikelola

secara transparan dan akurat tentu akan meningkatkan keberlangsungan

usaha. UMKM dalam menjalankan aktivitas bisnisnya masih banyak

ditemukan belum memiliki laporan keuangan yang baik sehingga laporan

keuangan belum dapat difungsikan sebagai pengontrol usaha dalam

menghitung laba bersih suatu usaha selama suatu periode Jika pengelolaan

keuangan UMKM tidak memiliki kemajuan dan masih secara manual maka

usaha tidak akan berkembang.

Adanya kondisi seperti ini pada UMKM, IAI telah mengesahkan SAK

EMKM (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah)

yang berlaku secara efektif sebagai pedoman dalam penyusunan laporan

keuangan mulai 1 Januari 2018.SAK EMKM ini merupakan standar

akuntansi keuangan yang lebih sederhana bila dibandingkan dengan SAK

ETAP, karena mengatur transaksi yang umum dilakukan oleh UMKM dan

dasar pengukurannya murni menggunakan biaya historis, sehingga UMKM

cukup mencatat aset dan liabilitas sebesar biaya perolehannya.

Tata kelola administrasi dan penyusunan laporan keuangan yang belum

memadai bagi sebagian besar UMKM mendapat perhatian pemerintah

bersama Kementrian Koperasi dan UMKM Republik Indonesia untuk

mengeluarkan sebuah aplikasi dalam menyusun laporan keuangan, aplikasi

4
tersebut yakni aplikasi “Lamikro” (Laporan Akuntansi Usaha Mikro).

Lamikro merupakan aplikasi pembukuan akuntansi sederhana untuk usaha

mikro yang diluncurkan pertama kali pada September 2023. Pemerintah

mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) agar

mampu menyajikan pembukuan usaha yang layak di tengah era revolusi

industry. Aplikasi ini dirancang secara sederhana dan fleksibel untuk

mempermudah pelaku usaha mikro untuk menyusun laporan keuangan

usahanya. Selain itu, aplikasi ini dapat diakses di mana pun dan kapan pun

melalui smartphone berbasis Android dan sudah memenuhi Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM).

Pada hasil obervasi ini penelitian yang pertama yaitu mengenai

karakteristik usaha yang menunjukan bahwa ada 1 UMKM yang merupakan

salah satu usaha makro dan berbasis ekonomi kreatif usaha kecil, ukuran

usaha yang dapat berpengaruh terhadap kinerja UMKM. Hal ini

berdasarkan penelitian yang akan dilakukan oleh (Iskandar et al, 2020). Jadi

usaha menengah akan memiliki manajemen usaha yang lebih baik

dibandingkan dengan usaha kecil hasil observasi menunjukan bahwa ada

juga 3 dari 5 UMKM yang berbasis ekonomi kreatif baru berdiri dan berusia

kurang dari 5 tahun. Hal tersebut dikarenakan ketiga subsector tersebut

paling banyak berkontribusi terhadap PDB di Indonesia dan berdasarkan

observasi penelitian tersebut paling banyak ditemui di Buleleng.

Sejak diluncurkannya aplikasi Lamikro ini diharapkan UMKM dapat

membuat laporan keuangan yang akuntabel dalam mengelola usahanya

serta laporan keuangan tersebut dapat digunakan sebagai dasar pengambilan

5
keputusan. Pernyataan ini didukung oleh pernyataan Deputi Bidang

Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementrian Koperasi dan UMKM

yaitu Bapak Prakoso BS yang menyatakan bahwa penggunaan aplikasi

laporan keuangan ini sangat diperlukan bagi UMKM agar memiliki laporan

keuangan yang akuntabel dan dapat menunjang pengembangan usaha

kedepan.

Diterapkannya aplikasi Lamikro ini juga sangat diharapkan mampu

menciptakan efektivitas dalam penggunaannya untuk menyusun laporan

keuangan. Windayani (2018) dalam penelitiannya menyatakan bahwa

masih terdapat kendala dalam penerapan aplikasi Lamikro ini yakni pada

aplikasi ini tidak dapat membuat akun baru sesuai kebutuhan pengguna.

Atas dasar pernyataan tersebut pelaku usaha mikro perlu mengetahui apakah

aplikasi ini sudah efektif atau belum dalam penggunannya, karena dengan

mengetahui tingkat efektivitas penggunaan aplikasi Lamikro ini pelaku

UMKM dapat mengukur keberhasilan dari aplikasi tersebut sesuai yang

diharapkan khususnya dalam pengelolaan keuangan. Prinsip efektivitas

sangat diperlukan agar penerapan maupun penggunaannya dapat sesuai

dengan kebutuhan pelaku UMKM.

Alasan melakukan penelitian UMKM di Kecamatan Buleleng

didasarkan bahwa perkembangan UMKM yang tinggi di Kabupaten

Buleleng yang juga termasuk dalam wilayah terbesar di Provinsi Bali dan

dari 9 kecamatan yang merupakan daerah dari Kabupaten Buleleng,

Kecamatan Buleleng menempati posisi pertama dengan jumlah UMKM

paling banyak. Selain itu, berdasarkan laporan perekonomian Provinsi Bali

6
periode 2020 nilai digitalisasi transaksi di Buleleng terbilang paling rendah

dengan nilai hanya 2,84% dibandingkan kabupaten lain di Bali (Bank

Indonesia, 2020). Hal ini menunjukkan masih rendahnya penerapan

digitalisasi dalam pengelolaan keuangan pada UMKM di Kabupaten

Buleleng. Pada dasarnya semakin meningkatnya kualitas tata kelola

keuangan dalam mendukung pengembangan usaha, maka hal ini secara

langsung akan memperkuat daya saing usaha kecil dan menengah melalui

efisiensi dan efektivitas bisnis serta finansial proses yang dimiliki. Bapak

Agus Satuhedi selaku Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin)

Kabupaten Buleleng mengungkapkan bahwa dalam situasi pandemi ini

memberdayakan UMKM go digital akan menjadi prioritas yang utama

karena di era revolusi industri 4.0 UMKM go digital sudah menjadi suatu

keharusan (Wibisono, 2020). Selain itu, Bupati Buleleng yaitu Bapak Putu

Agus Suradnyana tentunya berkomitmen meningkatkan sektor UMKM

untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan kinerja usaha (Vijaya

dan Irwansyah, 2017). Pertumbuhan UMKM di Kecamatan Buleleng

sangatlah diperhatikan, terlihat dari banyaknya kegiatan yang dilakukan

dalam rangka meningkatkan pertumbuhan UMKM diantaranya melalui

pameran dan festival budaya yang diadakan di Kecamatan Buleleng

(Widyawati dan Yudantara, 2020).

Kebaruan dari penelitian ini yaitu pada penelitian ini, saya

menambahkan 3 indikator dari penelitian sebelumnya yang hanya

menggunakan 7 indikator. Saya mengkolaborasikan 10 indikator tersebut

yakni 7 indikator dari penelitian Lestari (2018) diantaranya keamanan data,

7
kecepatan (waktu), ketelitian, variasi laporan (output), relevansi,

keakuratan, dan kualitas informasi serta 3 indikator dari penelitian Santi

(2014) yaitu integrasi data, independensi data, dan standarisasi data

didasarkan bahwa aplikasi Lamikro memiliki keterkaitan dengan sistem

informasi akuntansi (SIA) yang merupakan sebuah sistem yang digunakan

untuk menyimpan dan mengolah data keuangan yang berhubungan dengan

data transaksi dalam siklus akuntansi sehingga dihasilkan sebuah laporan

keuangan yang digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan. Kebaruan

pada penelitian ini juga terletak pada metode penelitian yang mana pada

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lestari (2018) hanya

menggunakan satu metode yaitu kuantitatif saja dan juga penelitian oleh

Windayani (2018) yang hanya menggunakan metode kualitatif, sedangkan

pada penelitian ini menggunakan mix metod atau metode campuran untuk

menggali lebih dalam terkait efektivitas penggunaan aplikasi Lamikro pada

pengelolaan keuangan UMKM.

Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas,penelitian ini berupaya

melakukan penelitian dengan mengangkat judul “PENGARUH USAHA

TERHADAP ASPEK KEUANGAN DAN KINERJA UMKM”.

B. Identifikasi Masalah

Sebagian besar pelaku UMKM cendrung memiliki permasalahan dalam

pengelolaan keuangan terkait penyusunan laporan keuangan yang

disebabkan kurangnya pemahaman akuntansi. dalam penelitiannya

menyatakan bahwa masih terdapat kendala dalam penerapan ini yakni pada

8
aplikasi ini tidak dapat membuat akun baru sesuai kebutuhan pengguna.

Sejalan dengan permasalahan tersebut tentu di era revolusi industri 4.0 ini

mengembangkan usaha dengan menggunakan sebuah aplikasi sudah

menjadi sebuah keharusan sehingga aplikasi Lamikro ini sangat berguna

bagi pelaku UMKM dalam menyusun laporan keuangan yang memadai

walaupun kurang dalam pemahaman akuntansi. Dengan demikian, pelaku

UMKM perlu mengetahui apakah aplikasi ini sudah efektif atau belum

dalam penggunannya.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pemaparan terkait permasalahan di atas, maka penulis

membatasi masalah yang hanya pada PENGARUH USAHA TERHADAP

ASPEK KEUANGAN DAN KINERJA UMKM pada pengelolaan

keuangan UMKM di Kecamatan Buleleng.

D. Rumusan Masalah

1. Bagaimana karakteristik usaha pada pengelolaan keuangan UMKM?

2. Apakah aspek keuangan berpengaruh terhadap kinerja UMKM berbasis

ekonomi kreatif?

3. Apakah technology capital berpengaruh terhadap kinerja UMKM?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

9
1. Untuk mengetahui efektivitas pengaruh dari karakteristik usaha

terhadap kinerja UMKM.

2. Untuk mengetahui pengaruh aspek keuangan terhadap keuangan kinerja

UMKM.

3. Untuk mengetahui pengaruh innovation capital terhadap kinerja

UMKM.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan

pengetahuan di bidang akuntansi bagi mahasiswa ataupun pihak yang

terkait. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi

untuk penelitian selanjutnya dan digunakan sebagai bahan penelitian sejenis

serta dapat memperkuat penelitian sebelumnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai latihan dan penerapan disiplin

ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan dan dapat menambah

pengetahuan serta wawasan mengenai efektivitas penggunaan aplikasi

Lamikro pada pengelolaan keuangan UMKM di Kecamatan Buleleng.

a. Bagi pelaku UMKM Di kabupaten Buleleng

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan

membantu pelaku UMKM untuk meningkatkan kemampuan dalam

menyajikan laporan keuangan yang baik dan memadai dengan

10
memanfaatkan kecanggihan teknologi yang dapat mempengaruhi

kinerja di suatu usaha.

b. Bagi Masyarakat/Pembaca

Diharapkan dengan adanya penelitian ini mampu menambah

informasi dan wawasan masyarakat luas/pembaca mengenai

efektivitas penggunan aplikasi Lamikro pada pengelolaan keuangan

UMKM serta digunakan sebagai referensi untuk mendapatkan

tambahan ilmu yang beragam.

G. Teori Pengukuran Kinerja Usaha

Pengukuran kinerja adalah proses dimana organisasi menetapkan

parameter hasil untuk dicapai oleh program, Investasi, dan akuisisi yang

dilakukan proses pengukuran kinerja sering kali membutuhkan

penggunaan bukti statistic untuk menentukan tingkat kemajuan suatu

organisasi dalam meraih tujuannya. Tujuan mendasar di balik

dilakukannya pengukuran adalah untuk meningkatkan kinerja secara

umum. Pengukuran kinerja juga merupakan hasil dari suatu penilaian yang

sistematis dan didasarkan pada kelompok indicator kinerja kegiatan yang

berupa indicator indicator masukan, keluhan, hasil, manfaat, dan dampak.

Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan

dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan

yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi.

11
H. Kajian Teori

1. Teori Kinerja Usaha

Kinerja sering didefinisikan hanya sebagai hasil atau pencapaian tujuan

yang telah diukur. Tetapi yang sebenarnya kinerja adalah tidak hanya dari apa

yang telah dicapai dan bagaimana pun mereka mencapainya. Kinerja adalah

penentuan secara periodic efektifitas operasional organisasi, bagian organisasi dan

karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah diterapkan

sebelumnya. Pengertian kinerja usaha Perusahaan juga dikemukakan oleh bastian

(2001) sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksana tugas disuatu

organisasi dalam Upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi

tersebut. Dari berbagai definisi Perusahaan di atas maka dapat disimpulan bahwa

kinerja Perusahaan ialah hasil yang ditunjukan oleh sebuah Perusahaan organisasi

atau yang disebut dengan tingkat pencapaian pelaksanaan tugas disuatu organisasi

dalam Upaya mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi tersebut.

Dalam definisi diatas disimpulkan bahwa system pengukuran

kinerja adalah suatu system yang bertujuan untuk membantu manajer Perusahaan

penilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur keuangan dan non keuangan.

Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan

memberikan infomasi tentang prestasi pelaksanaan atau rencana dan titik dimana

Perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian dan aktivitas perencanaan dan

pengendalian. Pencatatan laporan keuangan yang dilakukan oleh pelaku UMKM

dengan menggunakan aplikasi Lamikro tentunya karena dipengaruhi oleh niat dari

pemilik usaha. Niat atau keinginan pemilik usaha untuk mengembangkan

12
usahanya telah membuat pengusaha tersebut termotivasi untuk melakukan

pencatatan atas setiap transaksinya dengan rapi.

Penelitian terdahulu

Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini yaitu diawali dengan begitu

besarnya peran UMKM bagi Indonesia dan merupakan roda penggerak

perekonomian nasional. Perkembangan UMKM sejalan dengan munculnya

berbagai permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM salah satunya yaitu

pengelolaan keuangan terkait penyusunan laporan keuangan yang

disebabkan kurangnya pemahaman akuntansi. Pada era revolusi industri 4.0

ini mengembangkan usaha dengan menggunakan sebuah aplikasi sudah

menjadi sebuah keharusan sehingga pemerintah bersama kemenkop dan

UMKM RI berupaya membantu permasalahan UMKM dengan

meluncurkan aplikasi Lamikro. Aplikasi ini sangat berguna bagi pelaku

UMKM dalam menyusun laporan keuangan yang memadai walaupun

kurang dalam pemahaman akuntansi. Dengan demikian, penelitian ini akan

mengukur tingkat keberhasilan penggunaan aplikasi Lamikro pada

pengelolaan keuangan UMKM di Kecamatan Buleleng. Berikut gambaran

kerangka berpikir dari penelitian ini.

13
Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kecamatan
Buleleng

Pengelolaan Keuangan UMKM

Penggunaan Aplikasi Lamikro

Efektivitas Penggunaan Minat Pelaku UMKM


Aplikasi Lamikro pada terhadap Penggunaan
Pengelolaan Keuangan Aplikasi Lamikro
UMKM

Gambar 5. Kerangka Pemikiran


Sumber : (Pemikiran Penulis, 2021)

H. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian campuran (mixed methods).

Metode penelitian campuran yaitu pendekatan penelitian yang menggabungkan

antara penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif (Creswell, 2010:5).

Menurut Sugiyono (2016:404) menyatakan bahwa metode penelitian kombinasi

(mixed methods) adalah suatu metode penelitian yang menggabungkan atau

mengkombinasikan dua metode sekaligus yaitu kuantitatif dan metode kualitatif

dalam suatu kegiatan penelitian sehingga diperoleh data yang lebih

14
komprehensif, valid, realibel, dan objektif. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui efektivitas penggunaan aplikasi Lamikro pada pengelolaan

keuangan UMKM.

Dari ketiga strategi di atas, dalam penelitian ini menggunakan strategi

metode campuran bertahap yaitu strategi eksplanatoris sekuensial. Pada tahap

pertama yaitu melakukan penyebaran kuisioner penelitian dan menganalisis data

kuantitatif untuk mengetahui bagaimana efektifivitas penggunaan aplikasi

lamikro pada pengelolaan keuangan UMKM. Selanjutnya, melakukan

wawancara lalu menganalisis data kualitatif yaitu untuk mengetahui minat

pelaku UMKM terhadap penggunaan aplikasi Lamikro untuk memperkuat hasil

penelitian dengan metode kuantitatif.

dengan menggunakan desain mixed methods dengan status sepadan, tidak

terlalu dominan di salah satunya. Berikut rancangan penelitian yang dapat

digambarkan.

15
Efektivitas Penggunaan Aplikasi Lamikro Pada Pengeloaan Keuangan
UMKM di Kecamatan Buleleng

Merumuskan Masalah

Menetapkan Tujuan Masalah

Kajian Teori

Menetapkan Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan Data

Kuisioner Wawancara dan Observasi

Analisis data
kualitatif :
Uji Instrumen
Penelitian : Reduksi Data
Uji Validitas Penyajian Data
Uji Reabilitas Verifikasi
Uji Keabsahan Data

Analisis Data Deskriptif

Hasil Penelitian

Kesimpulan

Gambar 6. Rancangan Penelitian


Sumber : (Pemikiran Penulis, 2021)

16
I. Hipotesis Penelitian

1. PENGARUH USAHA TERHADAP ASPEK KEUANGAN DAN


KINERJA UMKM
Pengaruh usaha terhadap aspek keuangan dan kinerja Usaha Mikro, Kecil,

dan Menengah (UMKM) sangat signifikan. Usaha yang berhasil dalam

mengelola UMKM dapat membawa dampak positif yang besar. Secara

khusus, usaha yang efisien dan inovatif cenderung meningkatkan pendapatan

dan laba UMKM, menciptakan peluang investasi yang mendukung

pertumbuhan, dan menjaga keuangan yang sehat dengan rasio utang terhadap

ekuitas yang rendah. Kualitas manajemen yang baik dalam usaha, termasuk

kepemimpinan yang efektif dan perencanaan strategis yang bijak, juga

memainkan peran penting dalam mengarahkan UMKM menuju kesuksesan

keuangan. Selain itu, kemampuan UMKM untuk beradaptasi dengan

perubahan pasar, mengelola risiko, dan membangun reputasi yang baik juga

dapat memengaruhi kinerja mereka. Pengaruh eksternal, seperti regulasi,

kebijakan pemerintah, dan kondisi pasar, juga memainkan peran penting

dalam menentukan keberhasilan UMKM. Dalam rangka mencapai

17
pertumbuhan yang berkelanjutan, UMKM juga harus memperhatikan aspek

keberlanjutan lingkungan dan sosial serta menjaga hubungan positif dengan

pelanggan. Keseluruhan, pengaruh usaha yang baik dan strategi yang terarah

dapat memainkan peran penting dalam meningkatkan aspek keuangan dan

kinerja UMKM.

H1 : Usaha berpengaruh positif terhadap Pengaruh Usaha Terhadap


Aspek Keuangan dan Kinerja UMKM
Usaha yang dikelola dengan baik dan efisien memiliki pengaruh positif yang kuat

terhadap aspek keuangan dan kinerja Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

(UMKM). Dalam konteks ini, usaha yang sukses cenderung meningkatkan

pendapatan dan laba UMKM secara signifikan. Ini mungkin karena mereka

memiliki strategi pemasaran yang baik, mengoptimalkan operasi mereka, dan dapat

menarik lebih banyak pelanggan. Selain itu, usaha yang berkembang cenderung

dapat mengakses lebih banyak sumber daya keuangan dan investasi yang

memungkinkan mereka untuk memperluas operasi, meningkatkan kualitas produk

atau layanan, dan menginvestasikan lebih banyak dalam pengembangan bisnis.

Dengan modal yang memadai, UMKM dapat berinvestasi dalam peralatan,

teknologi, dan sumber daya manusia yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi

dan produktivitas mereka. Hasilnya adalah kinerja keuangan yang lebih baik, yang

mencakup rasio keuangan yang sehat, seperti rasio utang terhadap ekuitas yang

rendah. Selain itu, keberhasilan usaha ini juga tercermin dalam kualitas manajemen

yang tinggi, kepemimpinan yang efektif, dan strategi bisnis yang berorientasi pada

masa depan. Semua faktor ini bersama-sama menciptakan lingkungan yang

kondusif bagi pertumbuhan dan keberhasilan UMKM, serta memperkuat kontribusi

18
sektor UMKM terhadap perekonomian secara keseluruhan. Dengan demikian,

pengaruh usaha yang positif sangat penting dalam memajukan aspek keuangan dan

kinerja UMKM.

2. Pengaruh Usaha Terhadap Aspek Keuangan dan Kinerja UMKM

Pengaruh Usaha terhadap Aspek Keuangan merujuk pada bagaimana

teman-teman dekat dan lingkaran sosial mereka dapat memengaruhi sikap

mereka terhadap keuangan. Teman-teman seringkali memiliki peran

penting dalam membentuk persepsi, pengetahuan, dan perilaku finansial

seseorang. Hal ini lebih khusus lagi dalam konteks Usaha, di mana diskusi,

berbagi pengalaman, dan dukungan antar-teman dapat berpengaruh besar

terhadap keputusan finansial mahasiswa. Penelitian sebelumnya telah

menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki teman-teman yang aktif

dalam investasi cenderung lebih mungkin untuk juga tertarik untuk kinerja

UMKM.oleh karena itu hubungan pertemanan bisa mempengaruhi untuk

memulai berinvestasi

H2: Usaha berpengaruh positif terhadap Pengaruh Usaha Terhadap

Aspek Keuangan dan Kinerja UMKM

19
J. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif sebagai kerangka kerja

metodologinya. Pengumpulan data dilakukan melalui metode survei dengan

menggunakan instrumen berupa kuesioner. Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui pengaruh dari tingkat pengetahuan tentang keuangan melalui

Pengaruh Usaha Terhadap Aspek Keuangan dan Kinerja UMKM, khususnya

pada mahasiswa program studi S1 akuntansi. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah Usaha Terhadap Aspek Keuangan, dan kinerja UMKM,

sementara variabel dependen adalah minat berinvestasi mahasiswa..

a) Variabel Penelitian

a) Variabel terikat (dependent variabel), yaitu Keuangan

b) terikat (dependent variabel), yaitu Usaha

b) Populasi, Sampel, dan Metode Sampling

Sugiyono (2009) menyatakan bahwa populasi yaitu wilayah generalisasi

yang terdiri dari objek ataupun subjek yang memiliki kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk nantinya dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi yang diambil dalam penelitian

ini yaitu seluruh pemilik Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah yang sudah

memiliki Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK). Kecamatan Buleleng merupakan

salah satu kecamatan yang memiliki jumlah UMKM paling banyak dan

kebanyakan UMKM di kecamatan ini sudah memiliki IUMK dibandingkan

kecamatan lainnya. Kecamatan Buleleng dikatakan memiliki jumlah UMKM

terbanyak karena segala aktivitas pemerintahan berpusat di Kecamatan

20
Buleleng dan juga banyak anak muda menjalankan usaha kecil dengan

memanfaatkan kecanggihan teknologi.

Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan terdapat 82 UMKM yang

telah menggunakan aplikasi tersebut dimana aplikasi ini telah efektif dalam

menghasilkan informasi akuntansi berupa laporan keuangan dan mempermudah

pelaku UMKM dalam membuat laporan keuangan tanpa harus memiliki

pemahaman tentang akuntansi secara mendalam. Berdasarkan data yang

diperoleh dari Dinas Perdagangan, Perindustrian dan Koperasi, Usaha Kecil dan

Menengah Kabupaten Buleleng tahun 2019 jumlah UMKM yang terdaftar dan

sudah memiliki IUMK di Kecamatan Buleleng sebanyak 153 UMKM.

1. Sampel Penelitian Kuantitatif

Yusuf (2014: 150) memaparkan bahwa sampel merupakan sebagian dari

populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut

Sugiyono (2012: 118) sampel adalah bagian dari karakteristik dan jumlah yang

dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan demikian, dapat didefinisikan bahwa

sampel yaitu anggota dari populasi yang dipilih dengan menggunakan metode

maupun prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasi tersebut. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini untuk pemilihan responden adalah metode

purposive sampling. Alasan menggunakan metode tersebut karena tidak semua

sampel memiliki kriteria yang penulis inginkan. Adapun kriteria pertama yaitu

UMKM yang tidak terlalu rentan terkena dampak covid-19, yang mana kriteria

dari sampel tersebut artinya UMKM yang masih melakukan transaksi di tengah

pandemi dan tentunya aplikasi Lamikro tersebut masih tetap diperlukan bagi

21
pelaku UMKM dalam melaporkan pemasukan maupun pengeluaran sehingga

pelaku UMKM dapat memiliki laporan keuangan yang akuntabel dan dapat

menunjang pengembangan usaha. Kriteria kedua yaitu UMKM yang telah

memiliki izin usaha dan kriteria ketiga yaitu UMKM yang melakukan transaksi

keuangan. Pemilihan sampel dengan metode yang tepat dapat menggambarkan

kondisi populasi yang sesungguhnya dengan akurat dan dapat menghemat

penelitian secara efektif (Lestari, 2018). Pada penelitian ini menggunakan

rumus Slovin untuk menentukan besarnya sampel. Adapun rumus Slovin dapat

dinyatakan sebagai berikut :

𝑵
n=
𝟏+ 𝑵𝒆𝟐

Keterangan :

n : Jumlah Sampel

N : Jumlah Populasi

e : Margin of error (kesalahan maksimum yang bisa ditolerir sebesar 10%

atau 0,1

Berdasarkan rumus Slovin di atas, maka dengan jumlah sampel yang

dapat ditentukan sampel penelitian ini yaitu sebesar :

153
n=
1+ 153 (0,1)2

= 60,67 (dibulatkan menjadi 61)

22
Jadi sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini sebesar 61

sampel.

3. Sampel Penelitian Kualitatif

Sampel penelitian kualitatif digunakan dalam wawancara untuk

menjawab rumusan masalah mengenai bagaimana minat pelaku UMKM

terhadap penggunaan aplikasi Lamikro yaitu pemilik UMKM yang ada di

Kecamatan Buleleng. Pada penelitian ini akan mewawancarai beberapa

pemilik UMKM dengan kunci informan yaitu pemilik UMKM yang telah

menggunakan aplikasi Lamikro dan juga beberapa pelaku UMKM yang tidak

menggunakan aplikasi Lamikro.

K. Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan data

kuantitatif dan data kualitatif. Menurut Sugiyono (2016: 7) data kuantitatif

adalah jenis data yang dapat diukur secara langsung dimana penjelasannya

dinyatakan dalam bentuk angka atau bilangan. Sedangkan data kualitatif

adalah jenis data yang tidak yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka atau

bilangan. Data kuantitatif dalam penelitian ini yaitu jawaban angket

kuisioner mengenai efektitivitas penggunaan aplikasi Lamikro pada

pengelolaan keuangan UMKM, sedangkan data kualitatif dalam penelitian

ini yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan beberapa pemilik

23
UMKM mengenai minat pelaku UMKM terhadap penggunaan aplikasi

Lamikro.

2. Sumber Data

Sumber data penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah data

primer. Sugiyono (2016: 137) memaparkan bahwa data primer adalah data

yang secara langsung dapat diperoleh oleh pengumpul data dan data yang

diperoleh biasanya dari pengisian kuisioner atau hasil wawancara yang

dilakukan. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dalam bentuk

wawancara dengan beberapa pemilik UMKM dan kuisioner kepada

responden (Pemilik UMKM) yang berisi sejumlah item pertanyaan

mengenai efektivitas penggunaan aplikasi Lamikro pada pengelolaan

keuangan UMKM.

K. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan mixed

methods teknik campuran bertahap dengan strategi eksplanatoris sekuensial.

Strategi ini yaitu menggabungkan data yang ditemukan dari satu metode dengan

metode lainnya. Pertama melakukan penyebaran kuisioner terlebih dahulu

untuk memperoleh data kuantitatif kemudian melakukan wawancara untuk

memperoleh data kualitatif. Berikut metode pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini, diantaranya :

24
1. Analisi Data

Analisis data merupakan rangkaian sejumlah item pertanyaan tertulis

yang berkaitan dengan topik tertentu dimana responden diminta untuk

memberikan tanggapan sesuai perspesinya. Pada penelitian ini

menggunakan skala Likert untuk mengkuantitatifkan data yang diperoleh

dari responden yang bersifat kualitatif. Skala likert berfungsi untuk

mengukur sikap maupun persepsi seseorang atau kelompok. Melalui skala

Likert tersebut variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator

variabel kemudian indikator tersebut dijadikan item untuk menyusun

sejumlah item instrumen dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan (Lestari,

2018). Hasil atau jawaban yang diperoleh dengan menggunakan instrumen

penelitian diberi skor dan pemberian skor tersebut bergradasi dari yang

sangat positif hingga sangat negatif (Sugiyono, 2012).

Jawaban sangat positif mempunyai skor 5

Jawaban positif mempunyai skor 4

Jawaban netral mempunyai skor 3

Jawaban negatif mempunyai skor 2

Jawaban sangat negatif mempunyai skor 1

Selanjutnya, untuk mengkategorikan rata-rata jawaban responden maka

dibuat skala interval. Skala interval yaitu skala yang memenuhi skala

nominal dan ordinal yang menunjukkan jarak (interval) tertentu. Skala

interval tersebut dihitung dengan cara skor tertinggi dikurangi skor terendah

25
dibagi 5 sehingga diperoleh kategori sebesar 0,80. Berikut kategori jawaban

responden ditentukan berdasarkan skala yang dilihat pada tabel 3

Tabel 3. Skala Interval

No. Skala Ketegori Jawaban Kategori Skor


1 1,00-1,80 Sangat Negatif
2 1,81-2,60 Negatif
3 2.61-3,40 Netral
4 3,41-4,20 Positif
5 4,21-5,00 Sangat Positif
Sumber : (Sugiyono, 2012)

L. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Lestari (2018) memaparkan bahwa variabel penelitian yaitu sesuatu yang

berbentuk apa saja untuk dapat dipelajari sehingga menghasilkan suatu

informasi dan dapat ditarik kesimpulan. Masing-Masing dari variabel harus

didefinisikan dengan jelas agar tidak menimbulkan penafsiran ganda (Lestari,

2018). Setiap variabel harus didefinisikan secara operasional sehingga dapat

dengan mudah untuk mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya serta lebih terukur. Mendefinisikan opersional variabel bertujuan untuk

memberikan gambaran bagaimana suatu variabel akan diukur sehingga harus

memiliki pengeetian yang spesifik. Variabel dalam penelitian ini adalah

efektivitas penggunaan aplikasi Lamikro. Variabel ini akan diukur dengan

menggunakan 10 indikator yang mana 7 indikator mengacu pada penelitian

yang dilakukan oleh Lestari (2018) dan 3 indikator mengacu pada penelitian

Santi (2014). Berikut definisi operasional terkait dengan variabel dalam

penelitian ini yaitu efektivitas penggunaan aplikasi Lamikro yaitu :

26
1. Keamanan Data

Merupakan kemampuan sistem dalam mengantisipasi akses data dari

orang yang tidak berhak dan kemampuan sistem untuk melakukan proses

back-up untuk menghindari dan mengantisipasi adanya kejadian-kejadian

buruk yang tidak terduga.

2. Variasi Laporan atau Output

Merupakan kemampuan sistem untuk membuat laporan keuangan yang

bervariasi dan sesuai yang dibutuhkan sehingga dapat berguna bagi para

pengguna informasi.

a. Tingkat variasi laporan sistem dalam menyajikan laporan

b. Tingkat variasi laporan sistem dalam memberikan laporan untuk

masing-masing bagian.

M. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Pengujian Instrumen Penelitian

a. Uji Validitas

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif sebagai

pendekatannya. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan

melalui teknik survei, atau angket sebagai instrumen pengumpulan data.

Instrument pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah

dengan menggunakan (angket). Angket adalah suatu teknik pengumpulan

27
data atau informasi melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan yang

akan dilakukan pengisian oleh beberapa responden untuk mendapatkan

tanggapan atau jawaban yang akan dianalisa oleh pihak yang memiliki

tujuan tertentu (Cahyo et al., 2019). Angket yang digunakan dalam

penelitian ini termasuk dalam kategori angket tertutup, yang berarti

responden hanya perlu memilih jawaban dari opsi yang telah disediakan.

b. Uji Reliabilitas

Menurut Purnami dkk (2018) reliabilitas adalah suatu indeks yang

menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat diandalkan. Setiap alat

pengukur harus memiliki kemampuan untuk memberikan hasil

pengukuran yang konsisten dari waktu ke waktu. Ghozali (2006: 47)

memaparkan bahwa uji reliabilitas yaitu alat untuk mengukur kuisioner

yang merupakan indikator dari konstruk atau variabel. Menurut

Sugiyono (2009: 172) instrumen yang reliable adalah instrumen yang

dapat digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang sama dan

akan menghasilkan data yang sama.

Dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan teknik

Cronbach’s Alpha. Pengujian reabilitas akan dilakukan dengan bantuan

SPSS Statistics 20.0 For Windows. Kriteria kuisioner dikatakan reliabel

atau tidak jika memberikan nilai Cronbach’s Alpha ˃ 0,60

(Sulistiyawati, 2017). Lestari (2018) menyatakan bahwa reabilitas

merupakan hubungan dengan konsistensi dari pengukurannya sehingga

suatu alat pengukur dikatakan reliabel jika dapat dipercaya.

28
2. Keabsahan Data

Uji keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian yang

dilakukan merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk menguji data yang

diperoleh. Menurut Windayani (2018), uji keabsahan data yang dilakukan agar

penelitian kualitatif dapat dipertanggung jawabkan.

a. Kepercayaan (Credibility)

Uji kepercayaan dilakukan terhadap data hasil penelitian yang

diperoleh agar hasil penelitian tidak meragukan sebagai sebuah

karya ilmiah. Beberapa kriteria dalam menguji kepercayaan yaitu :

(a) perpanjangan keikutsertaan penulis di lapangan, (b) ketekunan

pengamatan penulis dalam melakukan pengecekan atas data yang

diperoleh, (c) triangulasi data yakni teknik pemeriksaan keabsahan

data dengan memanfaatkan sesuatu lain, dan (d) pengecekan

sejawat, yaitu mendiskusikan hasil sementara dengan rekan-rekan.

b. Keteralihan (Transferability)

Keteralihan menjadi persoalan empiris bergantung pada pengamatan

antara konteks pengirim dan penerima. Seorang penulis perlu

mencari dan mengumpulkan data kejadian dalam konteks yang sama

untuk melakukan pengalihan tersebut.

c. Kebergantungan (Dependability)

Melakukan pemeriksaan terhadap keseluruhan proses penelitian

dilakukan dalam penelitian pada uji kebergantungan. Penulis harus

mendiskusikan dengan pembimbing secara bertahap mengenai data

yang telah diperoleh di lapangan mulai dari proses penelitian hingga

29
taraf kebenaran data untuk mengetahui dan memastikan apakah hasil

tersebut benar atau tidak.

d. Kepastian (Confirmability)

Dalam penelitian kualitatif uji kepastian dan uji kebergantungan

dapat dilakukan secara bersamaan karena kedua uji tersebut

memiliki kemiripan. Menguji kepastian berarti menguji hasil

penelitian dan dikaitkan dengan proses yang dilakukan dalam

penelitian, jangan sampai tidak ada proses tetapi ada hasil.

3. Analisis Data Deskriptif

Analisis data adalah upaya untuk mengolah data yang telah diperoleh

menjadi suatu informasi sehingga karakteristik dan sifat-sifat data dapat mudah

dipahami serta dapat menjawab masalah penelitian. Statistik deskriptif adalah

proses tranformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga dapat

dipahami dan diinterpretasikan (Indriantoro dan Supomo, 2002). Tabulasi

biasanya menyajikan dalam bentuk ringkasan maupun penyusunan data dalam

bentuk tabel numerik dan grafik (Lestari, 2018).

Dalam menganalisis efektivitas penggunaan aplikasi Lamikro penelitian ini

menggunakan ukuran frekuensi untuk memberikan gambaran data yang telah

terkumpul berdasarkan jawaban dari responden melalui distribusi item dari

masing-masing variabel. Frekuensi adalah ukuran dalam statistik deskriptif

yang menunjukkan nilai distribusi data penelitian yang memiliki kesamaan

katagori (Lestari, 2018). Frekuensi suatu distribusi data penelitian dapat

dinyatakan dengan ukuran absolut dan penyajian ukuran frekuensi

menggunakan tabel numerik atau grafik. Pada ukuran frekuensi nantinya akan

30
menghitung jumlah dari masing-masing presentase untuk setiap pilihan

jawaban reponden sehingga presentase tersebut dapat menunjukkan tingkat

keberhasilan atau efektivitas dari penggunaan aplikasi Lamikro pada

pengelolaan keuangan UMKM. Pada penelitian ini juga akan menghitung nilai

rata-rata tertimbang dari masing-masing variabel untuk menyimpulkan

efektivitas penggunaan aplikasi Lamikro ke dalam kategori sangat negatif,

negatif, netral, positif, dan sangat positif.

a. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas berguna untuk menilai apakah model regresi

yang diterapkan dalam penelitian memiliki asumsi bahwa variabel

pengganggu memiliki distribusi data yang mengikuti distribusi

normal (Ghozali, 2011:160). Uji ini dapat digunakan untuk menilai

distribusi data yang memiliki skala ordinal, interval, atau rasio.

Dalam penelitian ini, metode yang akan digunakan adalah uji One

Sample Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi sebesar

0,05. Data dianggap mengikuti distribusi normal jika hasil

signifikansinya lebih besar daripada 0,05.

2. Uji Multikolineralitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengevaluasi apakah

ada korelasi yang signifikan antara variabel independen dalam

model regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi keberadaan

multikolinieritas dalam model regresi adalah dengan memeriksa

nilai tolerance dan faktor inflasi varian (VIF). Keberadaan

31
multikolinieritas dianggap ada jika nilai tolerance kurang dari 0,10

atau jika nilai VIF lebih besar dari 10. Sebaliknya, jika tidak ada

multikolinieritas, maka nilai tolerance akan lebih besar dari 0,10

atau nilai VIF akan kurang dari 10 (Perdana, 2016: 47).

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menentukan apakah

ada perbedaan dalam variasi dari residual antar pengamatan dalam

sebuah model regresi. Pengujian heteroskedastisitas dilakukan

menggunakan uji Glejser dengan bantuan perangkat lunak SPSS.

Jika hasil signifikansi dari uji ini lebih besar dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa tidak terdapat heteroskedastisitas dalam model.

Sebaliknya, jika nilai signifikansi kurang dari 0,05, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat heteroskedastisitas (Raharjo, 2019,

diakses pada 20 April 2020).

b. Uji Hipotesis

1. Uji Regresi Linier Berganda

Uji ini bertujuan untuk mengidentifikasi keterkaitan fungsional

antara variabel independen dan variabel dependen. Secara umum,

rumusan dari regresi linear berganda adalah:

𝑌 = 𝛼 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4 + 𝑒

Keterangan :

Y = Minat Berinvestasi Mahasiswa

Αα = Konstanta

β1,2,3,4 = Koefisien Regresi dari variabel independen

32
e = Error term

X1 = Mata Kuliah Investasi dan Pasar Modal

X2 = Hubungan Pertemanan

33
DAFTAR RUJUKAN

Ahmar, dkk. 2020. “Implementasi Industri 4.0 dan Aplikasi Lamikro Untuk Entitas
Mikro, Kecil, dan Menengah”.

Andriani, Lilya, dkk. 2014. Analisis Penerapan Pencatatan Keuangan Berbasis


SAK ETAP pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) (Sebuah Studi
Intrepetatif pada Peggy Salon). e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha, Jurusan Akuntansi Program S1Vol: 2 No: 1.

Bank Indonesia. 2015. Profil Bisnis Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Diakses
dari www.bi.go.id pada tanggal 27 September 2020.

Bank Indonesia. 2020. Laporan Perekonomian Provinsi Bali November 2020.


Diakses dari www.bi.go.id pada tanggal 29 Maret 2022.

“Persepsi Pengguna Informasi tentang Efektivitas Penerapan Sistem Informasi


Akintansi Berbasis Komputer pada PT. Federal Internasional Finance Cabang
Singaraja”. e-journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha, Jurusan
Akuntansi Program S1.

34

Anda mungkin juga menyukai