Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Ekonomika dan Bisnis

Volume 10 No. 1 April 2023, 61-69

Jurnal Ekonomika dan Bisnis


Journal homepage: https://journal.feb-uniss.ac.id/home
ISSN Paper : 2356-2439, ISSN Online : 2685-2446

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan UMKM Dalam


Menerapkan SAK-EMKM

Maya Aresteria(1), Apip(2)


(1)(2)
Sekolah Vokasi Univeritas Diponegoro
(1)
mayaaresteria3@gmail.com, (2)titihidayati996@gmail.com

INFO ARTIKEL ABSTRAK


Riwayat Artikel:
Diterima pada 10 Januari 2023 Penelitian ini dilakukan untuk menguji faktor-
Disetujui pada 30 Januari 2023
Dipublikasikan pada 24 Februari 2023 faktor yang mempengaruhi kesiapan UMKM
dalam menerapkan laporan sesuai SAK-EMKM.
Kata Kunci: Tujuan penerapan SAK EMKM tersebut
UMKM, Sosialisasi, Skala Usaha,
Umur Usaha, Budaya Organisasi, diharapkan dapat memberi gambaran kinerja
Laporan Keuangan, SAK EMKM. manajemen UMKM, serta laporan keuangan di
masa lalu dan gambaran di masa depan, sehingga
dapat dipercaya dan diandalkan baik oleh
pengurus, anggota UMKM, dan pihak eksternal
yang memiliki kepentingan yang berhubungan
dengan UMKM. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa hanya variable sosialisasi SAK EMKM
yang berpengaruh signifikan terhadap Kesiapan
UMKM menerapkan SAK EMKM. Sedang
variabela tingkat pendidikan pemilik, skala
usaha, umur usaha tidak berpengaruh signifikan
terhadap kesiapan implementasi SAK EMKM
pada UMKM.

PENDAHULUAN
Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang
paling banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal tersebut
didukung oleh data sensus yang diperoleh melalui Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah (KUKM) yang menunjukkan pada tahun 2018, Indonesia

61
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan UMKM Dalam Menerapkan SAK-EMKM (Maya Aresteria(1), Apip(2))

memiliki 64,19 juta usaha atau sekitar 99,99% dari total usaha yang tersebar di seluruh
negeri. Banyaknya jumlah UMKM di Indonesia tentunya menjadikan UMKM sebagai
tulang punggung perekonomian Indonesia dengan memberikan kontribusi dalam
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan pekerjaan dan penyerapan tenaga kerja,
pembentuk Produk Domestik Bruto (PDB) serta sumber ekspor non migas. UMKM
juga memiliki peranan sosial yang tinggi yaitu sebagai penyedia jaring pengaman,
terutama bagi masyarakat berpendapatan rendah supaya dapat menjalankan kegiatan
ekonomi produktif.
Berjalannya UMKM di Indonesia, tentunya memiliki banyak tantangan serta
hambatan. Tantangan yang dihadapi oleh UMKM pada saat ini adalah kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) yang rendah, kurang efektif kebijakan dan peraturan yang sudah
ditetapkan, serta peran sistem pendukung yang kurang optimal dalam memberikan
sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Sumber Daya Manusia yang rendah
disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan, sehingga menyebabkan masyarakat
kurang dalam pengalaman, keterampilan, serta akses informasi yang terbatas. Hal
tersebut menyebabkan pemerintah terus menyusun rancangan target untuk
pengembangan UMKM di Indonesia serta dapat meminimalisir tantangan dan
hambatan yang dihadapi.
Tantangan dan hambatan yang dihadapi oleh Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah (UMKM) yaitu masih terkendala dalam menyusun laporan keuangan yang
sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sehingga menyebabkan Ikatan
Akuntansi Indonesia (IAI) membuat trobosan baru yaitu Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) yang khusus untuk Entitas Mikro Kecil dan Menengah (EMKM). Pada tanggal
1 Januari 2018 Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sudah mulai memberlakukan SAK
EMKM, dengan diberlakukannya SAK EMKM maka diharapkan UMKM lebih maju
dan lebih mandiri.
Tujuan penerapan SAK EMKM tersebut diharapkan dapat memberi gambaran
kinerja manajemen UMKM, serta laporan keuangan di masa lalu dan gambaran di
masa depan, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan baik oleh pengurus, anggota
UMKM, dan pihak eksternal yang memiliki kepentingan yang berhubungan dengan
UMKM. Dengan adanya SAK EMKM ini diharapkan UMKM dapat memiliki
kemampuan dalam hal pembukuan akuntansi untuk menyajikan laporan keuangan
yang bersifat informatif dan terpercaya, untuk memberikan kemudahan bagi investor
ataupun bank dalam memberikan bantuan biaya bagi UMKM.
Penerapan SAK EMKM oleh IAI tersebut sayangnya kurang terealisasikan
terhadap keberjalanan UMKM yang ada di Indonesia. Hal tersebut disebabkan SAK
EMKM yang dianggap memberatkan bagi UMKM, karena mereka memiliki
pengetahuan yang rendah terhadap akuntansi, serta rendahnya kepedulian pelaku
UMKM mengenai pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi keberlangsungan

62
Jurnal Ekonomika dan Bisnis
Volume 10 No. 1 April 2023, 61-69

usahanya yang menyebabkan pelaku UMKM menyusun laporan keuangan yang apa
adanya, karena mereka beranggapan bahwa pencatatan laporan keuangan tidak penting
dan menyulitkan. Pemahaman pelaku UMKM tersebut akan menghambat keberhasilan
usaha yang dijalankan oleh pelaku UMKM yang mana hal tersebut menyebabkan
kendala dalam pengembangan UMKM. Perkembangan UMKM menjadi rendah
karena kurangnya modal dan kendala perbankan dalam menilai kelayakan pemerian
kredit pada pelaku UMKM ( Hendrawan, 2020).
Hambatan tersebut dapat diatasi dengan meningkatkan peran pemerintah
terhadap pelaku UMKM, dengan memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai
pentingnya menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK) EMKM dan cara untuk menyusun laporan keuangan. Pemerintah
juga dapat menggalakan penerapan SAK EMKM terhadap pelaku UMKM, guna
mengembangkan usaha UMKM.
Melihat pentingnya penerapan akuntansi bagi UMKM dan dengan
memperhatikan karekteristik transaksi UMKM, maka Dewan Standar Akuntansi
Keuangan (DSAK) dibawah naungan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) berupaya
menerbitkan satu standar akuntansi yang sesuai. Pada tahun 2009, DSAK telah
mengesahkan SAK-EMKM (Standar Akuntansi Keuagan Ekonomi Mikro Kecil
Menengah) dan sejak tanggal 1 Januari 2018 standar ini dinyatakan berlaku efektif.
SAK-EMKM adalah standar akuntansi untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas
kepada publik. Dengan adanya standar ini maka perusahaan kecil dan menengah
mampu menyusun laporan keuangannya untuk mendapatkan dana dan pengembangan
usaha (Hetika & Nurul Mahmudah, 2017).
Kota Tegal merupakan salah satu kota dengan data pelaku UMKM cukup
besar. Dari data yang terhimpun, terdapat sedikitnya 1940 UMKM sesuai data Dinas
Koperasi, UMK dan Perdagangan Kota Tegal tahun 2019. Pelaku UMKM di Kota
Tegal diharapkan dapat menyusun laporan keuangan sesuai standar yang telah
dikeluarkan oleh IAI yaitu SAK EMKM yang berlaku sejak 1 Januari 2018. Dari latar
belakang permasalahan yang telah dibahas di atas menjadi tujuan bagi peneliti untuk
melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kesiapan UMKM di Kota Tegal Dalam Menerapkan SAK EMKM”.

METODE
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini metode kuantitatif.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang didasarkan pada filsafat
positivisme, digunakan dalam meneliti sampel dan populasi penelitian, teknik
pengambilan sampel umumnya dilakukan secara acak atau random sampling,
sedangkan pengumpulan datanya dilakukan dengan cara memanfaatkan instrumen
penelitian yang dipakai, analisis data yang digunakan bersifat kuantitatif dan bisa

63
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan UMKM Dalam Menerapkan SAK-EMKM (Maya Aresteria(1), Apip(2))

diukur dengan tujuan untuk menguji hipotesa yang sudah ditetapkan sebelumnya.”
(Sugiyono, 2017).
Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan metode penyebaran kuiseoner (angket). Menurut (Sugiyono, 2017),
kuisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
beberapa pertanyaan dan pernyataan tertulis kepada responden, kemudian akan
dijawab oleh responden. Peneliti juga melakukan wawancara dan observasi terhadap
pemilik UMKM sebagai bahan pertimbangan hasil kuesioner.

Populasi dan Sampel


Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah UMKM
yang ada di Kota Tegal. Sampel dari penelitian ini adalah UMKM yang ada di
Kecamatan Tegal Selatan, Kota Tegal, Jawa Tengah.

Kerangka Penelitian

Sosialisasi (So)

H1

Tingkat Pendidikan (TP) H2

H3 Kesiapan Penerapan SAK EMKM


Skala Usaha (SU)

Umur Usaha (UU) H4

Variabel Dependent
Penyajian Laporan Keuangan Akuntansi Menurut SAK EMKM
Syarat penyajian laporan keuangan akuntansi menurur SAK EMKM dengan
wajar yaitu, penyajian yang jujur atas pengaruh transaksi, peristiwa, dan kondisi lain
yang sesuai dengan definisi serta kriteria pengakuan aset, liabilitas, penghasilan, dan
beban. Penyajian laporan keuangan akuntansi juga harus benar sehingga dapat
menghasilkan laporan keuangan akuntansi yang berkualitas dan berguna bagi entitas.
Elemen yang terdapat dalam laporan keuangan akuntansi UMKM yaitu:

64
Jurnal Ekonomika dan Bisnis
Volume 10 No. 1 April 2023, 61-69

1) Neraca, neraca menyajikan aset, kewajiban, dan ekuitas entitas pada periode
tertentu.
2) Laporan Laba Rugi, Laporan laba rugi menyajikan semua pos penghasilan dan
beban yang diakui entitas pada periode tertentu.
3) Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan perubahan ekuitas menyajikan laba rugi
entitas pada periode tertentu, pos pendapatan dan beban yang diakui secara
langsung dalam ekuitas untuk periode tertentu, perubahan kebijakan akuntansi
dan koreksi kesalahan yang diakui pada periode tertentu, jumlah investasi,
dividen, serta distribusi lain kepemlikan ekuitas selama periode tertentu.
4) Laporan Arus Kas, Laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis
antara kas dan setara kas entitas yang menunjukan perubahan selama satu
periode tertemtu akibat aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
5) Catatan Atas Laporan Keuangan, Catatan atas laporan keuangan menyajikan
tambahan informasi yang elah disajikan dalam laporan keuangan. Informaasi
yang dijelaskan pada catatan atas laporan keuangan berupa penjelasan naratif
atau rincian jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi pos-
pos yang tidak memenuhi dalam laporan keuangan akuntansi.

Variabel Independent
Sosialisasi SAK EMKM
Sosialisasi adalah proses seseorang memperoleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang diperlakukannya agar dapat berfungsi sebagai orang dewasa dan
sekaligus sebagai pemeran aktif dalam suatu kedudukan atau peranan tertentu
masyarakat (Parthusip, 2016) Sosialisasi SAK EMKM yaitu sosialisasi yang
didapatkan oleh pemilik UMKM mengenai SAK EMKM yang merupakan usaha yang
dilakukan oleh pihak-pihak terkait yang dapat memberikan sosialisasi SAK EMKM
seperti Dinas Koperasi dan UMKM, IAI, dan Lembaga lainnya (Rudiantoro dan
Siregar, 2012).
Tingkat Pendidikan
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tingkat pendidikan pemilik adalah tingkat pendidikan yang dimiliki oleh
pemilik UMKM (Rudiantoro dan Siregar, 2012). Indikator tingkat pendidikan pemilik
menurut Rudiantoro dan Siregar (2012) yaitu pendidikan yang diperoleh dibangku
sekolah formal antara lain: Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP),

65
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan UMKM Dalam Menerapkan SAK-EMKM (Maya Aresteria(1), Apip(2))

Sekolah Menengah Atas (SMA), Diploma, dan Sarjana.

Skala Usaha
Suryati (2021) menyatakan skala usaha yang bisa dipakai untuk menentukan
tingkatan perusahaan adalah: a. Tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan
honorer yang terdaftar atau bekerja di perusahaan pada suatu saat tertentu. b. Tingkat
penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu.
c. Total utang, merupakan jumlah utang perusahaan pada periode tertentu. d. Total
aset, merupakan keseluruhan aset yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu.
Umur Usaha
Umur usaha adalah lamanya sebuah perusahaan berdiri, berkembang dan
bertahan. Umur usaha merupakan lamanya perusahaan berdiri yang dihitung dari tahun
perusahaan berdiri. Indikator untuk mengukur umur usaha menurut penelitian
Rudiantoro dan Siregar (2012) yaitu umur perusahaan diukur berdasarkan waktu
(dalam tahun) sejak pendirian perusahaan sampai dengan penelitian dilakukan.
Tehnik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengantarkan kuisioner secara
langsung kepada pelaku UMKM di Kecamatan Tegal Selatan , Kota Tegal. Pada waktu
yang ditentukan kuisioner dijemput kembali. Pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan sensus. Artinya bahwa semua
populasi telah diketahui dan ditentukan sekaligus sebagai sampel.

PEMBAHASAN
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 6.765 4.422 1.061 .147

Sosialisasi .026 .604 .007 .051 .059


Ukuran .009 .039 .025 .226 .822
Umur Usaha .578 .283 .132 1.770 .083
Tingkat Pendidikan -.002 .008 -.037 -.329 .743

a. Dependent Variable: Pengungkapan SAK EMKM

Pengaruh Sosialisasi terhadap Penerapan SAK EMKM


Pemberian sosialisasi terkait penerapan SAK EMKM yang dilakukan oleh
pihak eksternal UMKM, baik Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) atau lembaga lainnya
mampu memberikan pemahaman pemilik terkait SAK EMKM dan memberikan
pengaruh kepada pemilik UMKM untuk menerapkan SAK EMKM dalam menyusun

66
Jurnal Ekonomika dan Bisnis
Volume 10 No. 1 April 2023, 61-69

laporan keuangan perusahaan. Sesuai hasil pengujian dengan nilai t= 0,051 dan sig =
0,059, dapat disimpulkan bahwa Sosialisasi berpengaruh positif signifikan terhadap
penerapan SAK EMKM oleh UMKM. Pemahaman terkait SAK EMKM erat kaitannya
dengan proses pemberian sosialisasi, apabila pemilik UMKM memperoleh cukup
informasi terkait penerapan SAK EMKM maka pelaku UMKM akan berupaya
menerapkan SAK EMKM. Sesuai dengan penelitian Sutapa (2020) dimana sosialisasi
penerapan SAK EMKM berpengaruh positif terhadap tingkap penerapan SAK EMKM
pada pelaku UMKM di Kota Denpasar.

Pengaruh Ukuran Usaha terhadap Penerapan SAK EMKM


Sesuai dengan hasil pengujian, dengan nilai t= 0,226 dan sig = 0,823, hal ini
berarti bahwa ukuran usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan SAK
EMKM yang dilakukan oleh UMKM dalam menyusun laporan keuangan. UMKM
dengan Ukuran perusahaan yang besar belum tentu mampu dan patuh pada standar
penyusunan laporan keuangan berdasar SAK EMKM.

Pengaruh Umur Usaha terhadap Penerapan SAK EMKM


Sesuai hasil pengujian, dengan nilai t= 1,770 dan nilai sig = 0,083, hal ini
berarti bahwa Umur Usaha tidak berpengaruh signifikan terhadap penerapan SAK
EMKM yang dilakukan UMKM dalam menyusun laporan keuangan. Sesuai dengan
hasil wawancara yang dilakukan dalam pendalaman penelitian, banyak UMKM yang
sudah berdiri lebih dari 10 tahun belum menggunakan SAK EMKM dalam menyusun
laporan keuangan. Sedangkan ada beberapa UMKM yang berdiri baru 2 -3 tahun sudah
menggunakan SAK EMKM dalam penyusunan laporan keuangannya.

Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Penerapan SAK EMKM


Sesuai hasil pengujian, dengan nilai t= -0,329 dan silai sig = 0,743, hal ini
berarti bahwa tingkat pendidikan pemilik UMKM tidak berpengaruh signifikan
terhadap penerapan SAK EMKM. Hal ini sejalan dengan hasil observasi di lapangan
bahwa tingkat pendidikan pemilik UMKM tidak berpengaruh terhadap kesiapan
penerapan SAK EMKM. Ada beberapa pemilik UMKM yang berpendidikan tinggi
(Strata 1) masih enggan untuk menerapkan SAK EMKM karena ketidak tahuan bentuk
pelaporan. Dan jenjang Strata satu (S1) yang dimiliki pemilik UMKM berasal dari
berbagai keilmuan, seperti kelautan, perikanan, pertanian, hokum, dan sastra. Bidang
keilmuan tersebut sama sekali tidak mempelajari ilmu penyusunan laporan keuangan.

67
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan UMKM Dalam Menerapkan SAK-EMKM (Maya Aresteria(1), Apip(2))

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan bahwa dari beberapa variable yang diajukan dari penelitian ini,
diantaranya Sosialisasi SAK EMKM, Ukuran Usaha, Umur Usaha, dan Tingkat
Pendidikan, hanya variable Sosialisasi SAK EMKM yang berpengaruh signifikan
terhadap Kesiapan UMKM menerapkan Laporan Keuangan sesuai standar SAK
EMKM.

SARAN
1. Memperluas obyek penelitian dan jenis UMKM
2. Memperluas periode pengamatan dengan harapan semakin banyak sampel yang
didapatkan, sehingga hasil penelitian semakin lebih akurat dan semakin
mendekati kondisi yang sebenarnya (reliable).
3. Untuk penelitian mendatang sebaiknya menambah atau mengganti variabel
independen agar dapat memberi gambaran yang lebih luas mengenai faktor apa
saja yang mempengaruhi kesiapan UMKM dalam menerapkan Laporan
Keuangan sesuai standar SAK EMKM.

DAFTAR PUSTAKA
Ernawati. 2016. Penerapan Sistem Akuntansi Dasar pada Usaha Kecil Menengah di
Kota Banjarmasin. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi Wiga. STIE Indonesia
Banjarmasin.
Ghozali Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21
Updatae PLS Regresi.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hartono, H., & Hartomo, D. D. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Perkembangan Umkm Di Surakarta. Jurnal Bisnis Dan Manajemen.
Hetika, Nurul. Mahmudah. (2017). Penerapan Akuntansi dan Kesesuaiannya dengan
SAK ETAP. Jurnal Akuntansi, Ekonomi, dan Manajemen Bisnis Polibatam.
Vol. 5 No. 2.
Parhusip, Krisdjayanti (2016). Pengaruh Sosialisasi SAK EMKM, Tingkat Pendidikan
Pemilik, Persepsi Pelaku UMKM, dan Pemahaman Akuntansi terhadap
Implementasi SAM EMKM pada UMKM di Kota Malang. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa FEB Unibraw. Vol.8 No. 2.
Rudiantoro, Rizki and Siregar, Sylvia Veronica (2012) "KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN UMKM SERTA PROSPEK IMPLEMENTASI SAK ETAP,"
Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia. Vol. 9
Santosa, Hendrawan. (2020). Kesiapan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah
(SAK EMKM) (Studi Empiris pada UMKM di Kabupaten Jember). Jurnal
AKuntansi Universitas Jember. Vol. 18, No. 2.
Suastini, K. E., Dewi, P. E. D. M., & Yasa, I. N. P. (2019). Pengaruh Kualitas Sumber
Daya Manusia dan Ukuran Usaha Terhadap Pemahaman UMKM dalam

68
Jurnal Ekonomika dan Bisnis
Volume 10 No. 1 April 2023, 61-69

Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM (Studi Kasus pada


UMKM di Kecamatan Buleleng). E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan
Ganesha.
Suryati, Indah. (2021). Pengaruh Ukuran Usaha dan Sumber Modal Terhadap
Penerapan Standar Akuntansi pada UMKM Bidang Jasa di Kecamatan
Makasar. Jurnal Mahasiswa Akuntansi Unsurya. Vol 1. Januari 2021.
Trisomantagani, K, A., dkk. 2017. Persepsi Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Terhadap Kesiapan dalam Menerapkan SAK EMKM. E-Jurnal Universitas
Pendidikan Ganesha.

69

Anda mungkin juga menyukai