Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Akuntansi dan Keuangan

Volume , No. Bulan 20xx, pp.


ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

ANALISIS PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN RUMAH MAKAN


BERDASARKAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN ENTITAS
MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH

Nur Aina1, Arifuddin Mas’ud2, Safaruddin3


Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Halu Oleo 123
e-mail : aina11feb@gmail.com
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan pada rumah makan Mama Winda yang merupakan salah
satu UMKM yang ada di Kabupaten Bombana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
penyusunan laporan keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) pada rumah makan Mama Winda. Penelitian ini
menggunaakan pendekatan deskriptif kualitatif. Adapun metode pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa rumah makan Mama Winda belum melakukan penyusunan laporan
keuangan yang sesuai dengan SAK EMKM karena pencatatan laporan keuangan yang
dilakukan hanya berupa pencatatan transaksi pembelian seperti pembelian bahan baku,
perlengkapan, maupun peralatan dalam kegiatan usahanya. Adapun kendala yang
dihadapi sehingga tidak menerapkan SAK EMKM dalam menyusun laporan keuangan
disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Kata Kunci : UMKM; Laporan Keuangan; SAK EMKM

ABSTRACT
This research was conducted at Mama Winda's restaurant, which is one of the
MSMEs in Bombana Regency. This study aims to compile financial reports based on
Micro, Small and Medium Entity Financial Accounting Standards (SAK EMKM) at
Mama Winda's restaurant. This research use desciptive qualitative approach. Meanwhile,
the data collection methods used were interviews, documentation and literature study.
The results of this study indicate that Mama Winda's restaurant has not prepared
financial reports in accordance with SAK EMKM because the recording of financial
reports is only in the form of recording purchase transactions such as purchases of raw
materials, equipment, and equipment in its business activities. The obstacles faced so that
SAK EMKM was not implemented in the preparation of financial reports were caused by
two factors, namely internal factors and external factors.
Keywords : UMKM; Financial Statements; SAK EMKM

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 1


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

1. PENDAHULUAN
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu tolak ukur yang penting dalam
menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi. Dimana pertumbuhan ekonomi
menggambarkan suatu dampak dari kebijakan pembangunan yang dilaksanakan.
Pertumbuhan ekonomi berkaitan erat dengan proses peningkatan produksi barang dan
jasa dalam kegiatan ekonomi masyarakat. Menurut Boediono (2013) pertumbuhan
ekonomi adalah proses kenaikan output perkapita dalam jangka panjang. Dengan kata
lain, perekonomian dikatakan mengalami pertumbuhan bila pendapatan riil masyarakat
pada tahun tertentu lebih besar daripada pendapatan riil masyarakat pada tahun
sebelumnya. Dalam pengertian ekonomi makro, pertumbuhan ekonomi adalah
penambahan Produk Domestik Bruto (PDB), yang berarti peningkatan Pendapatan
Nasional (PN).
Salah satu yang menjadi penunjang dalam pertumbuhan ekonomi adalah Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Dalam upaya membangun ekonomi kerakyatan,
presiden Republik Indonesia memberikan arahan untuk melakukan pengembangan
UMKM naik kelas dan modernisasi koperasi. Dalam menumbuhkan pertumbuhan
ekonomi masyarakat, UMKM memiliki kontribusi yang besar khususnya di negara-
negara berkembang. Dampak yang berpengaruh positif dapat menggerakkan roda
perekonomian bangsa dan mengurangi jumlah pengangguran. Di Indonesia sendiri posisi
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah lama diakui sebagai sektor usaha yang
sangat penting, karena berbagai peranannya yang riil dalam perekonomian. Mulai dari
pembentukan PDB sekitar 63,58%, kemampuannya menyerap tenaga kerja sebesar
99,45% atau sangat besarnya jumlah unit usaha yang terlibat yakni sekitar 99,84% dari
seluruh unit usaha yang ada, sehingga pada pembagiannya yang cukup signifikan dalam
jumlah nilai ekspor total yang mencapai 18,72% (Niode, 2019).
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada dasarnya adalah sebuah usaha
atau bisnis yang dijalankan oleh perorangan, kelompok, atau badan usaha. Pengertian
UMKM diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2008 tentang
UMKM. UMKM di Indonesia diklasifikasikan menjadi usaha mikro, usaha kecil, dan
usaha menengah. Penggolongan UMKM dilakukan dengan batasan omset atau
pendapatan per tahun, jumlah kekayaan atau aset, serta jumlah karyawan. Meskipun
sudah banyak UMKM yang ada di Indonesia, tapi masih ada beberapa hal yang harus
diperhatikan oleh para pelaku usaha yaitu dalam hal pembuatan laporan keuangan. Masih
banyak UMKM yang belum membuat laporan keuangan, bahkan pencatatan keuangannya
pun banyak yang masih belum lengkap dan sangat sederhana. Hal ini disebabkan karena
kurangnya pengetahuan, informasi dan sosialisasi tentang pentingnya laporan keuangan.
Adapun UMKM yang telah membuat laporan keuangan biasanya belum sesuai dengan
peraturan yang berlaku di Indonesia, yaitu Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,
Kecil dan Menengah (SAK EMKM).
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM)
merupakan standar akuntansi keuangan yang berdiri sendiri yang dapat digunakan oleh
entitas yang memenuhi definisi entitas tanpa akuntabilitas publik yang signifikan
sebagaimana diatur dalam SAK ETAP dan karakteristik dalam Undang-Undang No 20
Tahun 2008 tentang Usaha mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Menurut (Sularsih &
Sobir, 2019), SAK-EMKM disusun untuk memenuhi kebutuhan pelaporan keuangan
entitas mikro, kecil, dan menengah, SAK EMKM yang ditujukan untuk digunakan oleh
entitas yang tidak atau belum mampu memenuhi persyaratan akuntansi yang diatur oleh
SAK-ETAP.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 2


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

Menurut (Oktaviyah, 2022), dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis


Penerapan SAK EMKM Di Kota Makassar” menyatakan bahwa pelaku UMKM belum
menerapkan SAK EMKM secara konsisten dan sistematis, bahkan masih ada yang belum
menjalankan proses penyusunan laporan keuangan sesuai standar. Tantangan yang
dihadapi adalah kurangnya literasi keuangan pelaku UMKM sehingga manfaat
penyusunan laporan keuangan belum diketahui. Adapun kendala yang biasa dihadapi oleh
pelaku UMKM menurut (Armakqit, 2021), dalam penelitiannya yang berjudul “Kendala
UMKM dalam menerapkan penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM di
Desa Gintangan” menyatakan bahwa kendala UMKM adalah : 1) Pelaku UMKM
beranggapan bahwa akuntansi itu ribet dalam hal teknis. Baik itu kecermatan data
kesesuaian waktu, dan biaya; 2) Pelaku UMKM mengandalkan ingatan untuk menghitung
keuangannya baik itu keuangan masuk dan keluar, maupun dengan transaksi operasional
usaha; 3) Kurangnya kemampuan UMKM dalam bidang pengelolaan laporan keuangan
sehingga mereka tidak mampu membedakan antara keuangan pribadi dan keuangan
usaha; 4) Rendahnya pendidikan dan pengetahuan akuntansi, membuat UMKM enggan
melakukan pencatatan akuntansi; 5) Kurangnya SDM yang mengetahui mengenai SAK
EMKM; 6) Karena tidak menentunya laba yang diperoleh; dan 7) Kurangnya sosialisasi
dan belum adanya pelatihan pada UMKM tentang pentingnya akuntansi sehingga mereka
beranggapan bahwa akuntansi itu tidak penting.
Bombana merupakan salah satu wilayah dengan jumlah UMKM yang cukup
signifikan, dimana usaha mikro adalah salah satu usaha yang berkembang pesat di
Kabupaten Bombana khususnya usaha kuliner. Usaha kuliner merupakan suatu usaha
yang bergerak dalam bidang makanan ataupun minuman baik dalam pembuatan,
penyajian, hingga penjualan suatu produk tertentu kepada pelanggan. Penelitian ini
dilakukan pada rumah makan Mama Winda yang berlokasi di Kabupaten Bombana
tepatnya di Desa Kalaero Kecamatan Lantari Jaya. Rumah makan Mama Winda
merupakan usaha mikro yang bergerak dibidang kuliner dengan menjual berbagai menu
makanan seperti gado-gado, sup ayam, dan nasi goreng, serta menu minuman seperti es
teh, kopi panas, teh hangat, dan pop ice.
Rumah makan Mama Winda merupakan salah UMKM yang belum menerapkan
sistem akuntansi keuangan yang ada. Sesuai dengan hasil wawancara tidak terstruktur
yang dilakukan oleh peneliti terhadap pemilik usaha ditemukan fenomena bahwa
penyusunan laporan keuangan yang dilakukan oleh rumah makan Mama Winda tidak
berdasarkan pada Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah
(SAK EMKM). Rumah makan Mama Winda hanya menyusun laporan berupa pemasukan
dan pengeluaran secara manual dalam proses transaksinya. Ketidakmampuan pemilik
dalam melakukan pencatatan yang benar disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan
wawasan mengenai akuntansi dan keuangan yang merupakan tolak ukur dalam
penyusunan laporan keuangan yang baik dan benar. Selain itu, pemilik usaha
menganggap bahwa pencatatan laporan keuangan sulit untuk dilakukan dan memerlukan
waktu yang cukup lama. Padahal, dengan adanya laporan keuangan yang sesuai dengan
standar dapat membantu pemilik lebih mudah untuk mengambil keputusan dalam
mencapai target awal usahanya. Selain itu, adanya pencatatan laporan keuangan yang
sesuai dengan standar dapat menggambarkan kinerja manajemen UMKM yang baik
untuk prospek masa depan, sehingga dapat dipercaya dan diandalkan baik oleh pemilik
maupun oleh pihak ekternal sehingga memudahkan investor untuk memberikan bantuan
pembiayaan bagi pelaku usaha serta memudahkan pelaku usaha jika ingin melakukan
pinjaman ke Bank untuk modal dalam mengembangkan usahanya.
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan UMKM berdasarkan

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 3


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

SAK EMKM. Oleh karena itu penulis melakukan penelitian pada rumah makan Mama
Winda.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penyusunan laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM pada rumah makan Mama Winda di Kabupaten
Bombana, adapun tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui penyusunan laporan
keuangan berdasarkan SAK EMKM pada rumah makan Mama Winda di Kabupaten
Bombana.

2. LANDASAN TEORI
Menurut Suwardjono dalam (Muti’ah, 2021), Standar Akuntansi adalah konsep,
prinsip, metode, teknik, dan lainnya yang sengaja dipilih atas dasar kerangka konseptual
oleh badan penyusun standar (atau yang berwenang) untuk diberlakukan dalam suatu
lingkungan atau negara yang dituangkan dalam bentuk dokumen resmi guna mencapai
tujuan pelaporan keuangan negara tersebut. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) sendiri
diperlukan agar menciptakan keragaman dalam penyusunan laporan keuangan. Selain
itu, Standar Akuntansi Keuangan (SAK) juga mengatur dua hal dalam penyusunan
laporan keuangan yakni standar pengukuran dan standar pengungkapan. Standar
pengukuran yang diamksud adalah pengaturan terhadap pengukuran dari setiap transaksi
yang terjadi. Standar pengungkapan sendiri mengatur mengenai apa dan bagaimana suatu
kejadian, transaksi, maupun informasi keuangan yang harus diungkapkan agar tidak
menimbulkan ketidaksesuaian bagi pengguna informasi laporan keuangan (Uno et al.,
2019).
SAK EMKM merupakan standar akuntansi keuangan yang berdiri sendiri yang
dapat digunakan oleh entitas yang memenuhi definisi entitas tanpa akuntabilitas publik
yang signifikan sebagaimana diatur dalam SAK ETAP dan karakteristik dalam Undang-
Undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). SAK
EMKM secara eksplisit mendeskripsikan konsep entitas bisnis sebagai salah satu asumsi
dasarnya dan oleh karena itu untuk dapat menyusun laporan keuangan berdasarkan SAK
EMKM, entitas harus dapat memisahkan kekayaan pribadi pemilik dengan kekayaan dan
hasil usaha entitas tersebut, dan antara suatu usaha, entitas dengan usaha atau entitas
lainnya. Menurut (Pardita et al., 2019), SAK EMKM lebih mudah dipahami oleh
pengusaha dan disesuaikan dengan kebutuhan usaha perusahaan sehingga pengusaha-
pengusaha tersebut dapat lebih mengetahui bagaimana kondisi sebenarnya dari
perusahaan mereka serta dapat mengukur kinerja mereka dalam menjalankan usahanya.
Laporan keuangan secara umum merupakan catatan informasi keuangan suatu
entitas yang dapat menggambarkan kinerja UMKM tersebut pada suatu periode
akuntansi. Laporan keuangan dibuat untuk menyajikan informasi mengenai kinerja
UMKM dan berguna untuk mengambil keputusan bisnis. Laporan keuangan menjadi
salah satu hal yang harus diperhatikan dan dipelajari dengan baik oleh pelaku bisnis,
terutama bagi para pelaku UMKM. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2018) Laporan
keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Laporan keuangan menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas
penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Sedangkan menurut
Munawir dalam (Aidah, 2020), Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses
akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan
atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak yang berkepentingan dengan data atau
aktivitas perusahaan tersebut.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 4


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

Menurut SAK EMKM (2018), tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan
informasi posisi keuangan dan kinerja suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi
meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut.
Pengguna tersebut meliputi penyedia sumber daya bagi entitas seperti kreditur maupun
investor. Laporan keuangan yang wajib disusun oleh pelaku UMKM adalah sebagai
berikut: 1). Laporan posisi keuangan, adalah laporan yang menyajikan informasi tentang
aset, liabilitas, dan ekuitas entitas pada setiap akhir periode pelaporan. Pos-pos yang
mencakup laporan posisi keuangan adalah kas dan setara kas, piutang, persediaan, aset
tetap, utang usaha, utang bank, dan ekuitas. SAK EMKM tidak menentukan format atau
urutan terhadap akun-akun dalam penyajiannya. Meskipun demikian, penyajian pos-pos
aset entitas dapat mengurutkan berdasarkan likuiditas dan pos-pos liabilitas berdasarkan
urutan jatuh tempo. 2). Laporan laba rugi, menyediakan informasi kinerja keuangan
entitas yang terdiri dari informasi mengenai penghasilan dan beban selama periode
pelaporannya. Menurut SAK EMKM (2018), laporan laba rugi merupakan kinerja
keuangan entitas untuk suatu periode. Pos-pos yang mencakup laporan laba rugi entitas
yaitu pendapatan, beban keuangan dan beban pajak. Dan 3). Catatan atas laporan
keuangan, menurut SAK EMKM (2018), memuat suatu pernyataan bahwa laporan
keuangan telah disusun sesuai dengan SAK EMKM, ikhtisar kebijakan akuntansi, dan
informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan
material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan. Jenis
informasi tambahan dan rincian yang disajikan bergantung pada jenis kegiatan usaha
yang dilakukan oleh entitas. Setiap pos dalam laporan keuangan merujuk silang ke
informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan.
Menurut Riyanto dalam (Handayani, 2018), usaha Mikro, Kecil dan Menengah
(UMKM) merupakan salah satu kekuatan pendukung terdepan dalam pembangunan
ekonomi. Gerak sektor UMKM sangat vital untuk menciptakan pertumbuhan dan
lapangan pekerjaan. UMKM cukup fleksibel dan dapat dengan mudah beradaptasi dengan
pasang surut dan arah permintaan pasar. Kriteria Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah
dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang UMKM adalah sebagai berikut:
1). Kriteria Usaha Mikro adalah, Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha;
atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah). 2). Kriteria Usaha Kecil adalah, Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
50.000.000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki
hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.0000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai
dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus juta rupiah). 3).
Kriteria Usaha Menengah adalah, Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp.
500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat
usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar
lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah). Dan 4). Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), serta
ayat (3), nilai nominalnya dapat diubah sesuai dengan perkembangan perekonomian yang
diatur dengan peraturan presiden.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 5


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

3. METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Bombana tepatnya di rumah makan Mama


Winda yang berlokasi di Desa Kalaero Kecamatan Lantari Jaya, dimana yang menjadi
objek dalam penelitian ini adalah analisis penyusunan laporan keuangan berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) pada
rumah makan Mama Winda di Kabupaten Bombana. Jenis data yang digunakan adalah
data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam
bentuk kata, kalimat atau gambar. Data kualitatif dapat diperoleh melalui wawancara,
observasi, diskusi maupun pengamatan. Sedangkan data kuantitatif dalam penelitian ini
dapat berupa catatan laporan keuangan, baik itu laporan posisi keuangan, laporan laba
rugi, catatan atas laporan keuangan, atau hanya sekedar catatan mengenai pengeluaran
dan pemasukan yang telah dihitung oleh pelaku UMKM. Adapun sumber dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer dapat berupa hasil
wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada pelaku UMKM mengenai objek yang
diteliti, dan data sekunder dapat berupa dokumen, buku-buku atau catatan mengenai
laporan keuangan yang telah dibuat oleh pelaku UMKM.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas: 1)
Wawancara, Menurut Sugiyono (2019), wawancara merupakan pertemuan dua orang
untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan
makna dalam suatu topik tertentu. Wawancara ini dilakukan kepada pelaku UMKM
mengenai informasi apa yang dibutuhkan oleh peneliti terkait dengan objek yang diteliti.
2). Dokumentasi, Sugiyono (2019) mengemukakan bahwa dokumen merupakan catatan
peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya
monumental dari seseorang. Peneliti menggunakan teknik dokumentasi untuk
memperoleh data yang berupa arsip-arsip, catatan-catatan atau buku yang berkaitan
dengan laporan keuangan UMKM. Dan 3). Studi Kepustakaan, Menurut Nazir (2003)
studi kepustakaan adalah metode pengumpulan data dengan melakukan penelaahan
terhadap buku, literatur, catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah
yang ingin dipecahkan. Untuk melengkapi informasi, peneliti mengutip berbagai artikel,
buku-buku, jurnal, ataupun tulisan-tulisan yang dapat diakses dari berbagai situs internet.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis
deskriptif kualitatif. I Made Wirartha (2006:155) menjelaskan bahwa metode analisis
deskriptif kualitatif adalah menganalisis, menggambarkan dan meringkas berbagai
kondisi, situasi dan berbagai data yang dikumpulkan berupa hasil wawancara,
pengamatan, dokumentasi atau studi kepustakaan mengenai masalah yang terjadi
dilapangan. Data yang telah didapatkan akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan
dalam bentuk deskriptif. Ada tiga metode yang digunakan dalam analisis data dalam
penelitian kualitatif yaitu analisis data model Miles dan Huberman yang mencakup
reduksi data (Date Reduction), penyajian data (Data Display), dan kesimpulan/verifikasi
(Conclusion drawing/Verification).

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil
Rumah makan Mama Winda merupakan salah satu usaha mikro dalam bidang
kuliner yang berdiri sejak tahun 2011 hingga sekarang, dimana usaha ini dijalankan
sendiri oleh pemilik dan bantuan dari keluarga. Tata cara pengelolaan dalam usaha ini
masih dilakukan oleh pemilik sendiri baik dalam pembelian bahan mentah, pembuatan,

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 6


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

penyajian hingga pengelolaan keuangan usaha. Dalam mengelola keuangan usaha


diperlukan adanya laporan keuangan, dimana laporan keuangan merupakan catatan
informasi keuangan suatu entitas yang dapat menggambarkan kinerja UMKM tersebut
pada suatu periode akuntansi. Laporan keuangan menjadi salah satu hal yang harus
diperhatikan dan dipelajari dengan baik oleh pelaku bisnis, terutama bagi para pelaku
UMKM.
Berdasarkan hasil wawancara, dokumentasi, dan studi kepustakaan menunjukkan
bahwa pencatatan atau penyusunan laporan keuangan rumah makan Mama Winda masih
sangat sederhana dan dicatat secara manual serta penyusunan laporan keuangan yang
dibuat tidak berdasarkan pada SAK EMKM. Pencatatan yang diterapkan oleh rumah
makan Mama Winda masih jauh dari standar akuntansi keuangan seperti yang
diperuntukan bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sehingga informasi yang
diperoleh dari catatan yang dibuat belum sepenuhnya mendukung serta bermanfaat bagi
usahanya.
Setelah mendapatkan data dari tempat penelitian baik melalui wawancara maupun
dokumentasi, maka akun yang muncul dalam neraca awal rumah makan Mama Winda
ada tiga yaitu akun persediaan bahan baku, perlengkapan dan akun peralatan.

Tabel 1
Persediaan Bahan Baku

Rumah Makan Mama Winda


Persediaan Bahan Baku
Periode 1 Januari s/d 31 Januari 2023
Harga Satuan
No. Nama Barang Quantity Jumlah (Rp)
(Rp)
1. Beras 250 Kg 10.000 2.500.000
2. Kacang tanah 150 Liter 20.000 3.000.000
3. Minyak goreng 40 Liter 20.000 800.000
4. Gula merah 150 Biji 10.000 1.500.000
5. Ayam potong 35 Ekor 65.000 2.275.000
6. Telur ayam 120 Rak 50.000 6.000.000
7. Kerupuk udang 1 Bal 210.000 210.000
8. Kacang panjang 150 Ikat 2.000 300.000
9. Pepaya 30 Kg 10.000 300.000
10. Timun 40 Kg 5.000 200.000
11. Gas 3 kg 5 Buah 30.000 150.000
12. Masako 1 Pack 50.000 50.000
13. Garam 10 Pcs 2.500 25.000
14. MSG/Ajinomoto 6 Pcs 5.000 30.000
15. Bawang merah 4 Kg 40.000 160.000
16. Bawang putih 4 Kg 40.000 160.000
17. Cabai merah 8 Kg 30.000 240.000
18. Merica 1 Liter 80.000 80.000
19. Daun bawang 10 Ikat 2.000 20.000
20. Kecap manis 4 Dos 300.000 1.200.000
21. Bumbu nasi goreng 5 Renteng 18.000 90.000
22. Saos sambal 10 Liter 18.000 180.000
Total 19.470.000
Sumber : Rumah Makan Mama Winda (2023)

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 7


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

Tabel 2
Peralatan

Rumah Makan Mama Winda


Peralatan
Periode 1 Januari s/d 31 Januari 2023
Harga Satuan
No. Nama Barang Quantity Jumlah (Rp)
(Rp)
1. Bangunan 1 Unit 20.000.000 20.000.000
2. Kendaraan 1 Unit 19.000.000 19.000.000
3. Kulkas 1 Unit 1.700.000 1.700.000
4. Meja 5 Pcs 150.000 750.000
5. Kursi 2 Lusin 480.000 960.000
6. Blender 1 Pcs 450.000 450.000
7. Panci Serbaguna 1 Pcs 250.000 250.000
8. Kompor 2 Pcs 320.000 640.000
9. Jumbo Air 2 Pcs 150.000 300.000
10. Piring 2 Lusin 35.000 70.000
11. Mangkok 2 Lusin 90.000 180.000
12. Wajan 2 Pcs 80.000 160.000
13. Panci Jumbo 1 Pcs 400.000 400.000
14. Gelas 3 Lusin 50.000 150.000
15. Sendok dan Garpu 4 Lusin 15.000 60.000
16. Spatula 1 Set 135.000 135.000
Total 45.205.000
Sumber : Rumah Makan Mama Winda (2023)

Tabel 3
Perlengkapan

Rumah Makan Mama Winda


Perlengkapan
Periode 1 Januari s/d 31 Januari 2023
Harga Satuan
No. Nama Barang Quantity Jumlah (Rp)
(Rp)
1. Pisau 5 Pcs 10.000 50.000
2. Kantong Plastik 20 Pcs 7.000 180.000
3. Styrofoam 1 Ball 38.000 38.000
4. Kertas Minyak 10 Pack 30.000 300.000
5. Sendok Plastik 3 Pack 15.000 45.000
6. Hekter 1 Pcs 10.000 10.000
7. Tisu 10 Pcs 12.000 120.000
Total 743.000
Sumber : Rumah Makan Mama Winda (2023)

Penelitian ini memberikan rancangan penyusunan laporan keuangan yang


berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM). Laporan keuangan yang diterapkan ada tiga yaitu laporan laba rugi, laporan
posisi keuangan dan catatan atas laporan keuangan. Laporan ini diharapkan dapat
digunakan atau diterapkan oleh usaha rumah makan Mama Winda serta menjadi acuan
untuk membuat laporan keuangan usahanya dimasa mendatang.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 8


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

Tabel 4
Laporan Laba Rugi

Rumah Makan Mama Winda


Laporan Laba Rugi
Periode 1 Januari s/d 31 Januari 2023
Pendapatan Rp. 32.500.000
Beban-Beban :
Beban Perlengkapan Rp. 743.000
Beban Persediaan Bahan Baku Rp. 19.470.000
Beban Listrik Rp. 400.000
Beban Gaji Rp. 700.000
Beban Penyusutan Bangunan Rp. 2.000.000
Beban Penyusutan Kendaraan Rp. 3.800.000
Beban Penyusutan Kulkas Rp. 425.000
Beban Penyusutan Kompor Rp. 160.000
Total Beban : (Rp. 27.698.000)
Laba Bersih Rp. 4.802.000
Sumber : Data diolah oleh penulis (2023)

Tabel 5
Laporan Posisi Keuangan

Rumah Makan Mama Winda


Laporan Posisi Keuangan
Periode 1 Januari s/d 31 Januari 2023
Aset Liabilitas dan Ekuitas
Aset Lancar Liabilitas Pendek
Kas Rp. 12.000.000 Utang Usaha Rp. 400.000
Perlengkapan Rp. 743.000 Utang Gaji Rp. 700.000
Persediaan Bahan Baku Rp. 19.470.000 Total Liabilitas : Rp. 1.100.000
Total Aset Lancar: Rp. 32.213.000
Ekuitas
Aset Tetap Modal Rp.50.131.000
Peralatan Rp. 45.205.000 Laba Bersih Rp. 4.802.000
Akm. Penyusutan (Rp. 6.385.000) Prive Rp.15.000.000
Total Aset Tetap: Rp. 38.820.000 Total Ekuitas: Rp.69.933.000
Total Aset Rp. 71.033.000 Total Liabilitas + Rp.71.033.000
Ekuitas
Sumber : Data diolah oleh penulis (2023)

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 9


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

Tabel 6
Catatan atas Laporan Keuangan

Rumah Makan Mama Winda


Catatan atas Laporan Keuangan
Periode 1 Januari s/d 31 Januari 2023
1. Umum
a. Rumah Makan Mama Winda merupakan salah satu UMKM yang berlokasi di Kabupaten
Bombana tepatnya di Jl. Merpati, Dusun III, Desa Kalaero, Kecamatan Lantari Jaya yang
bergerak dalam bidang usaha kuliner baik makanan maupun minuman, seperti gado-gado,
sup ayam, nasi goreng, kopi, teh dan sebagainya.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
a. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK
EMKM)
Berdasarkan kriteria SAK EMKM, hasil penelitian menunjukkan bahwa RM. Mama
Winda belum memenuhi kriteria laporan keuangan dan belum menerapkan SAK EMKM
dalam penyusunan laporan keuangannya. Penerapan laporan keuangan masih dilakukan
secara manual dan pembukuannya belum lengkap dan maksimal sehingga penyusunan
laporan keuangan nya tidak sesuai dengan SAK EMKM.
b. Pernyataan kepatuhan terhadap SAK EMKM.
Pemilik rumah makan Mama Winda menyatakan bahwa laporan keuangan yang disusun
tidak berdasarkan SAK EMKM.
c. Dasar penyusunan laporan keuangan
Laporan keuangan yang dicatat hanya berupa transaksi pembelian saja. Laporan keuangan
tidak dibuat seperti yang sudah ditetapkan oleh SAK EMKM karena keterbatasan
pengetahuan pemilik tentang akuntansi.
d. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas mencakup kas yang sewaktu-waktu bisa dicairkan sehingga bisa
digunakan saat UMKM membutuhkan nya. Pendapatan yang diterima tidak dicatat dan
dimasukkan pada akun pendapatan dan langsung memasukkannya pada akun kas
sehingga kas bertambah.
e. Persediaan
Persediaan tidak dicatat dan tidak dihitung berdasarkan harga perolehan yang kemudian
dikurangi dengan beban-beban pembelian.
f. Aset tetap
Aset tetap disajikan sebesar biaya perolehan. Perhitungan akumulasi penyusutan ada pada
peralatan yang dimiliki oleh rumah makan Mama Winda yang dihitung menggunakan
metode garis lurus tanpa nilai residu.
g. Pendapatan
Pendapatan dicatat berdasarkan nilai wajar atas pembayaran yang diterima.
Pendapatan merupakan hasil penerimaan yang diperoleh dari pelanggan selama bulan
februari 2023.
h. Kewajiban
Kewajiban yang dikeluarkan berupa beban listrik, beban gaji, beban perlengkapan, beban
persediaan bahan baku dan beban penyusutan peralatan.
i. Ekuitas
Rumah makan Mama Winda tidak mencatat ekuitas pada laporan keuangannya. Penilaian
ekuitas berdasarkan asumsi persamaan akuntansi, untuk mencari ekuitas adalah aset
dikurangi dengan kewajiban.
Sumber : Data diolah oleh penulis (2023)

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 10


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

Pembahasan
Setelah menerapkan penyusunan laporan keuangan maka terdapat perbandingan
antara laporan keuangan yang berdasarkan SAK EMKM dan laporan keuangan pada
rumah makan Mama Winda.

Tabel 7
Hasil Perbandingan Penelitian pada Rumah Makan Mama Winda dan SAK EMKM

Keterangan SAK EMKM RM. Mama Winda Kesesuaian


Pengakuan a. Aset dan liabilitas diakui a. RM. Mama Winda a. Tidak
ketika entitas menjadi mengakui liabilitas sesuai
salah satu pihak dalam berupa beban dengan
ketentuan kontraktual aset listrik. SAK
dan liabilitas tersebut. EMKM
b. Persediaan diakui ketika b. RM. Mama Winda b. Sesuai
diperoleh sebesar biaya mengakui dengan
perolehan. persediaan sebesar SAK
biaya perolehan. EMKM
c. Aset tetap diakui sebesar c. RM. Mama Winda c. Tidak
biaya perolehan. tidak mencatat aset sesuai
tetap. dengan
SAK
d. Pendapatan/penjualan d. RM. Mama Winda EMKM
diakui ketika terdapat hak mengakui ketika d. Sesuai
atas pembayaran yang pembayaran dengan
diterima atau yang masih diterima SAK
harus diterima baik pada EMKM
masa sekarang atau masa
depan.
Pengukuran a. Aset dan liabilitas diukur a. RM. Mama Winda a. Tidak
sebesar biaya perolehan. belum mencatat sesuai
akun aset dan dengan
liabilitas. SAK
b. Estimasi diukur seluruh b. RM. Mama Winda EMKM
aset tetap. Tanah diukur belum mengukur b. Tidak
pada biaya perolehan. aset tetapnya. sesuai
Penyusutan aset tetap dengan
menggunakan metode SAK
garis lurus atau saldo EMKM
menurun tanpa
memperhitungkan nilai
residu (nilai sisa).
Penyajian a. Aset dan liabilitas a. RM. Mama Winda a. Tidak
disajikan dalam laporan belum menyajikan sesuai
posisi keuangan. dan menyusun dengan
b. Persediaan disajikan di laporan keuangan SAK
dalam kelompok. yang berdasarkan EMKM
c. Pendapatan disajikan SAK EMKM. b. Tidak
dalam laporan laba rugi. b. RM. Mama Winda sesuai
d. Pendapatan hibah belum menyusun dengan
disajikan dalam laporan CALK. SAK
laba rugi. EMKM
e. Beban disajikan dalam
laporan laba rugi.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 11


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

f. CALK
Pelaporan Laporan Posis Keuangan RM. Mama Winda Untuk pelaporan
a. Aset lancar belum menyusun yang dibuat
b. Aset tetap laporan keuangan yang belum sesuai
c. Liabilitas berdasarkan SAK dengan SAK
d. Ekuitas EMKM. EMKM.
Laporan Laba rugi RM. Mama Winda
a. Pendapatan hanya menyusun laporan
b. Beban secara manual yang
berupa transaksi
pembelian perlengkapan
dan peralatan sehingga
belum sesuai dengan
SAK EMKM.
Sumber: Data diolah oleh penulis (2023)

Kendala yang dihadapi oleh rumah makan Mama Winda sehingga tidak
menerapkan SAK EMKM dalam menyusun laporan keuangan disebabkan oleh dua faktor
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor dari dalam
yang mempengaruhi implementasi atau penerapan pencatatan keuangan berdasarkan SAK
EMKM. Faktor internal yang menjadi sebab tidak diterapkannya SAK EMKM ini yaitu :
Pertama, kurangnya pengetahuan pemilik usaha RM. Mama Winda tentang penyajian
laporan keuangan khususnya laporan yang berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan
Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM). Pencatatan yang dilakukan selama
ini hanya berdasarkan pada pemahaman dan pengetahuan yang dimiliki pemilik usaha
RM. Mama Winda sehingga hanya melakukan pencatatan yang sederhana berupa
transaksi yang terjadi dalam usahanya. Jadi, pengetahuan memiliki pengaruh yang cukup
besar terhadap bentuk penyusunan laporan keuangan yang diterapkan oleh usaha RM.
Mama Winda. Kedua, belum adanya tenaga akuntansi yang profesional dalam melakukan
penyusunan laporan keuangan. RM. Mama Winda tidak memiliki karyawan untuk
mengelola keuangan usahanya dan hanya dikelola sendiri berdasarkan pemahaman
pemilik. Pemilik merasa bahwa ia dapat mengelola keuangan usahanya sendiri tanpa
perlu menyusun laporan keuangan apalagi harus mempekerjakan karyawan yang ahli
dalam bidang tersebut. Ketiga, pemilik merasa bahwa penyusunan laporan keuangan sulit
untuk dilakukan dan membutuhkan waktu yang lama. Selain itu, pemilik juga
menganggap bahwa penyusunan laporan keuangan tidak terlalu penting selama usahanya
tetap berjalan dengan baik dan memperoleh keuntungan. Karena selama ini, pemilik tidak
pernah melakukan pencatatan laporan keuangan.
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar yang dapat
mempengaruhi implementasi atau penerapan laporan keuangan berdasarkan SAK
EMKM. Salah satu faktor eksternal yang menyebabkan RM. Mama Winda tidak
melakukan pencatatan laporan keuangan yang berdasarkan SAK EMKM karena tidak
adanya pengawasan dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan
UMKM terutama dari pihak pemerintah, lembaga terkait maupun regulator. Pihak
tersebut juga belum pernah melakukan kegiatan seperti seminar maupun pelatihan khusus
kepada para pelaku UMKM mengenai penyusunan laporan keuangan. Padahal kepedulian
terhadap pengembangan UMKM sudah semestinya menjadi tanggung jawab semua pihak
sesuai dengan bidang yang digeluti, karena UMKM merupakan salah satu penunjang
ekonomi masyarakat.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 12


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang analisis penyusunan laporan


keuangan berdasarkan SAK EMKM pada rumah makan Mama Winda dapat disimpulkan
bahwa rumah makan Mama Winda belum melakukan penyusunan laporan keuangan yang
sesuai dengan standar akuntansi keuangan entitas mikro, kecil, dan menengah (SAK
EMKM) karena pencatatan laporan keuangan yang dilakukan hanya berupa pencatatan
transaksi pembelian seperti pembelian bahan baku, perlengkapan, maupun peralatan
dalam kegiatan usahanya. Kendala yang dihadapi oleh rumah makan Mama Winda
sehingga tidak menerapkan SAK EMKM dalam menyusun laporan keuangan disebabkan
oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa
informasi yang diperoleh dari catatan yang dibuat oleh rumah makan Mama Winda belum
sepenuhnya mendukung serta bermanfaat dalam pengambilan keputusan yang lebih
menyeluruh dari kegiatan operasional UMKM itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Boediono. 2013. Ekonomi Makro (Edisi Keenam). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

I Made Wirartha. 2006. Pedoman Penulisan Usulan Penelitian. Skripsi dan Tesis.
Yogyakarta: Andi.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2018. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,Kecil, dan
Menengah . Menteng Jakarta: Graha Akuntan.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2018b. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Graha Akuntan.

Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: :


Alphabet.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil
dan Menengah. 2008. Jakarta.

Aidah, N. (2020). Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil,
Dan Menengah (Sak Emkm) Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (Umkm)
(Studi Pada Mikaila Chicken Di Kota Pekanbaru. Skripsi. Riau: UIN SUSKA
Riau., 21(1), 1–9.

Armakqit, Y. (2021). Kendala UMKM Dalam Menerapkan Penyusunan Laporan


Keuangan Berdasarkan SAK EMKM Di Desa Gintangan Kecamatan Blimbingsari
Kabupaten Banyuwangi. Skripsi: Jember: FEB IAIN Jember. (Online).
(http://digilib.uinkhas.ac.id/6804/%0Ahttp://digilib.uinkhas.ac.id/6804/1/YAFITS
ARMAKQIT_E20173096.pdf)

Handayani, R. A. (2018). Analisis Penerapan Sak Emkm Pada Usaha Mikro Kecil Dan
Menengah Di Kab. Luwu Utara ( Studi Kasus Umkm Farhan Cake’S). Skripsi:
Makassar: FEB Unismuh Makassar., 1–86. (Online).
(https://docplayer.info/200082793-Skripsi-analisis-penerapan-sak-emkm-pada-

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 13


Jurnal Akuntansi dan Keuangan
Volume , No. Bulan 20xx, pp.
ISSN: 2088-4656 (Print); 2503-1635 (Online)
DOI:
http://jak.uho.ac.id/index.php/journal

usaha-mikro-kecil-dan-menengah-di-kab-luwu-utara-studi-kasus-umkm-farhan-
cake-s.html)

Muti’ah, F. (2021). Analisis Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil
Dan Menengah (Sak Emkm) Pada Umkm Pengolahan Ikan Mba Noors. Skripsi.
Tegal: DIII Ak. PHB.

Niode, I. Y. (2019). Sektor umkm di Indonesia: profil, masalah dan strategi


pemberdayaan. Jurnal Kajian Ekonomi Dan Bisnis OIKOS-NOMOS, 2(1), 1–10.
(Online). (https://repository.ung.ac.id/kategori/show/uncategorized/9446/jurnal-
sektor-umkm-di-indonesia-profil-masalah-dan-strategi-pemberdayaan.html).

Oktaviyah, N. (2022). SAK EMKM: ANALISIS PENERAPANNYA DI KOTA


MAKASSAR. Jurnal Kaizen, 1(8.5.2017), 2003–2005.

Pardita, I. W. A., Julianto, I. P., & Kurniawan, P. S. (2019). Pengaruh Tingkat Penerapan
Sistem Pencatatan Akuntansi, Tingkat Pemahaman Akuntansi Dan Tingkat
Kesiapan Pelaku UMKM Terhadap Penerapan SAK EMKM Pada UMKM Di
Kabupaten Gianyar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 10(3), 286–297.

Sularsih, H., & Sobir, A. (2019). Penerapan Akuntansi SAK EMKM Dalam Penyusunan
Laporan Keuangan pada UMKM Kecamatan Lowokwaru Kota Malang. JAMSWAP
Jurnal Akuntansi Dan Manajemen, 4(4), 10–16.

Uno, M. O., Kalangi, L., & Pusung, R. J. (2019). Analisis Penerapan Standar Akuntansi
Keuangan Entitas Mikro, Kecil, Dan Menengah (Sak Emkm) Pada Usaha Mikro,
Kecil, Dan Menengah (Studi Kasus Pada Rumah Karawo Di Kota Gorontalo).
Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis Dan Akuntansi, 7(3),
3887–3898.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 7 | No. 2 | 2023 Page 14

Anda mungkin juga menyukai