Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENERAPAN SAK EMKM DALAM PENYUSUNAN

LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS PADA UMKM DI


KECAMATAN KARANGANYAR)

Ira Indriyani
(041700175)
Mahasiswa ProgramnStudi S1- Akuntansi, FakultasnEkonomi, Universitas Terbuka
irairahan4@gmail.comn

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi masyarakat pelaku UMKM di Kecamatan
Karanganyar apakah sudah sesuai SAK EMKM ataukah belum. Dan faktor kendala apa saja yang dialami
para pelaku UMKM di Kecamatan Karanganyar dalam menyusun laporan keuangan yang berdasarkan
dengan SAK-EMKM. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dalam pengumpulan data informasi
menggunakan metode wawancara dengan 5 narasumber informan. Hasil penelitian ini mengungkapakan
bahwa UMKM di Kecamatan Karanganyar dalam menyusun laporan keuangan belum menerapkan SAK
EMKM masih berupa catatan sederhana berdasarkan pemahaman yang para pelaku ketahui. Hal tersebut
disebabkan karena beberapa hambatan kendala sebagai berikut : a) Terbatasnya waktu dalam
menjalankan usaha, karena selain mengurus keuangan pemilik usaha diharuskan mengontrol kinerja
karyawan dan mengembangkan usahanya. b) Dalam menyajikan laporan keuangan yang sesuai SAK
EMK atas usaha atau bisnis yang dijalankan, manajemen belum mengetahui atau memahami. c) Tingkat
sumber daya manusia yang terbatas karena pada umumnya manajemen keuangan masih ditangani sendiri
oleh pemilik usaha.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, SAK EMKM, UMKM.
LATAR BELAKANG
UMKM atau kepanjangan dari UsahanMikro,nKecilndannMenengah ialahnkegiatan
ekonominyang dilakukannolehnmasyarakat, keluarga, perorangan, atau kelompok, yang bersifat
mandiri. Pada kondisi terkini UMKM merupakan salah satu yang mendorong perkembangan
usaha dan harapan bangsa karena berperan penting dalam pergerakan dan perekonomian rakyat.
UMKM juga berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional. UMKM merupakan
suatu cara yang efesien dalam menurunkan angka pengangguran serta kemiskinan di negeri ini.
UMKM juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang besar, bagi tenaga kerja di Indonesia
yang semakin sulit untuk mencari pekerjaan.
Usaha Mikro Kecil dan Menengah merupakan himpunan dari beraneka ragam jenis bidang
usaha dan beragam pelaku usaha ekonomi besar dalam perekonomian Indonesia, yang menjadi
aspek pendukung kemajuan ekonomi setelah adanya krisis perekonomian. Dari tahun ke tahun
bermunculan UMKM baru dan keberadaannyapun hampir dapat dijumpai dimanapun sehingga
diharapkan mampu memberikan kontribusi positif yang signifikan terhadap upaya dalam
menanggulangi masalah perekonomian dan sosial.
Namun dibalik kelebihan dan manfaatnya, terdapat banyak faktor kendala yang harus
dihadapi para pelaku UMKM yaitu terkait dalam pengelolaan keuangan dan pembuatan laporan
keuangan, karena pengelolaan keuangan yang benar akan menjadi aspek utama dalam menilai
kesuksesan UMKM. Menurut pandangan Indrawan dan Yaniawati (2016) berpendapat bahwa
dalam menyusun laporan keuangan kelemahan UMKM disebabkan karena tingkat pendidikan
yang rendah, pemahaman terhadap Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang kurang, dan tidak
ada pelatihan dalam menyusun laporan keuangan.
Mengingat pentingnya penerapan akuntansi pada UMKM dan sifat transaksinya, DSAK
atau Dewan StandarnAkuntansinKeuangan yang beradandi bawahnnaungan IkatannAkuntansi
Indonesian(IAI) akan menerbitkan standar akuntansi yang sesuai. SAK-EMKM (Standar
AkuntansinKeuangan Usaha KecilndannMenengah) disahkannpadantahun 2009 dan sejak 1
Januari 2018, standar tersebut dinyatakan berlaku. SAK-EMKM merupakan standar akuntansi
bagi perusahaan yang tidak memiliki akuntabilitas terhadap publik. Standar ini memungkinkan
para perusahaan menengah dan kecil untuk menyiapkan laporan keuangan guna mendapatkan
pendanaan serta pengembangan bisnis (Hetika & Nurul Mahmuda, 2017)
Pada tahun 2021 Kabupaten Demak memiliki 13.022 UMKM dengan jenis usahanya
terdiri dari pertanian, peternakan, industri pengolahan, jasa, makanan/minuman, dan kerajinan
yang terdaftar dalam Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Jawa Tengah. Jumlah UMKM yang
terdaftar tersebut masihnterdapatnUMKM yang membuat laporannkeuangan atas usahanya
belumnmelakukannpencatatan dan pembukuan sesuai kaidah akuntansi. Hal ini disebabkan
karena faktor taraf pendidikan yang rendah dari para pelaku UMKM, kurangnya ilmu

1
pengetahuan dan ketidakpedulian terhadap ilmu akuntansi, dan adanya persepsi dari para
usahawan bahwa pembukuan dianggap tidak penting. Yang dilakukan para pelaku UMKM
dalam pembukuannya hanya sebatas melakukan pencatatan berupa penerimaan dan pengeluaran
dalam transaksi usaha mereka.
Dalam menjalankan usahanya UMKM diharapkan dapat membuat laporan keuangan,
karena agar dapat mempermudah dalam memiliki akses ke lembaga pemberian kredit jika tidak
mampu membuat laporan keuangan yang dibutuhkan oleh lembaga tersebut maka pihak
perbankan dalam memberikan pinjaman harus menerapkan prinsip kehati-hatian.
Setelah melakukan penganalisisan di atas maka peneliti telah menentukan judul atas
penelitiannya yaitu : ANALISIS PENERAPANnSAKnEMKMnDALAMnPENYUSUNAN
LAPORANNKEUANGANN(STUDI KASUS PADA UMKM DI KECAMATAN
KARANGANYAR).

RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat dirumuskan dalam
permasalahan penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana penyusunan laporan keuangan UMKM di Kecamatan Karanganyar berdasarkan
SAK-EMKM?.
2. Bagaimana kendala UMKM di Kecamatan Karanganyar dalam menyusun laporan keuangan
sesuai SAK-EMKM?

TUJUAN PENULISAN
Dari rumusannmasalahndiatasntujuanndarinpenelitiannininyang ingin dicapai yaitu :
1. Memberikan informasi mengenai cara pembukuan Laporan Keuangan agar
menerapkan SAK EMKM pada UMKM yang berada Kecamatan Karanganyar.
2. Untuk memberikan informasi mengenai faktor kendala apa saja yang dialami para
pelaku UMKM di Kecamatan Karanganyar dalam membuat pembukuan akuntansi yang
berdasarkan dengan SAK-EMKM.

2
MANFAAT PENULISAN
Dari penelitian ini penulis berharap agar memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Pelaku UMKM di Kecamatan Karanganyar
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan tambahan bagi para pelaku
UMKM di Kecamatan Karanganyar agar lebih mengedepankan akuntansi dalam proses
pencatatan laporan keungannya, agar dalam pengajuan pinjaman kepada Lembaga kredit
dapat diterima dengan sepenuhnya sehingga dapat mengembangkan usahanya menjadi lebih
besar.
2. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan memberikan suatu manfaat bagi peneliti untuk
mengimplementasikan ilmu-ilmu yang telah didapatkan pada bangku perkuliahan dan
menjadi tambahan ilmu dan pengalaman dalam berwirausaha kedepannya.

3
KAJIAN TEORI
StandarnAkuntansinKeuangannEntitasnMikro,nKecil, dan Menengah
SAKnEMKM adalahnstandarnakuntansinkeuangannyangnberdirinsendiri dan ditujukan
untuk entitas yang dapat memenuhi definisi entitas tanpa akuntabilitas publik, sebagaimana
diatur dalam SAK ETAP serta karakteristik dalam UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM
(Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Secara jelas SAK- EMKM menjabarkan konsep entitas
bisnis sebagai salah satu asumsi dasarnya, karena hal tersebut untuk membuat laporan keuangan
berdasarkan SAK EMKM, suatu usaha diharuskan dapat membedakan antara kekayaan milik
pribadi dan kekayaan hasil dari usaha perusahaan tersebut, serta antara satu usaha dengan usaha
lainnya.
Bila disandingkan dengan Standar Akuntansi ainnya, SAK EMKM adalah standar yang
dibuat secara sederhana untuk mengatur transaksi umum yang dilakukan oleh EMKM dan dasar
pengukurannya hanya menggunakan biaya historis maka peleku usaha cukup mencatat aset serta
liabilitasnya sesuai dengan biaya perolehannya. Usaha yang dapat memenuhi syarat
menggunakan SAK EMKM perlu mempertimbangkan ketentuan tersebut telah sesuai dan dapat
memenuhi pelaporan keuangan usaha sebagaimana diatur dalam SAK EMKM. Maka, para
pelaku usaha perlu mempertimbangkan unusr laporan keuangannyangnakan digunakan, apakah
sesuai SAKnEMKM ataunSAK lainnya, dengannkemudahannyang terdapat dalam SAK
EMKM, dan kebutuhanninformasinpengguna laporannkeuangan usaha tersebut.
SAKnEMKM berlakunefektif mulai pada 1 Januarin2018.

Usaha MikronKecil dan Menengahn(UMKM)


Berdasarkan kitab Undang – Undang No. 20 Tahun 2008nUsahanmikronkecil menengah
dapat dijabarkan berikut :
a. Usaha Mikro dalam UMKM adalah usaha ekonomi produktif yang dimiliki perorangan
maupun badan usaha yang memiliki aset atau kekayaan bersih minimal Rp 50 juta (belum
termasuk aset tanah dan bangunan ) serta memiliki keuntungan sebesar Rp 300 juta dari
usahanya.
b. Usaha Kecil UMKM merupakan usahanekonominproduktif yang berdirinsendiri yang
dipunyai perorangan maupun kelompok, bukan sebagai badan usaha cabangnperusahaan.
Dan dimiliki serta dikuasai baik secara langsungnmaupun tidak langsung oleh
usahanmenengah. Dengan penjualan per tahun berkisar Rp 300 juta sampai dengan Rp 2,5
miliar dengan kekayaan bersih Rp 50 juta hingga Rp 500 juta.
c. Usaha Menengah adalah usaha dalam ekonomi produktif dan bukan merupakan cabang atau
4
anak usaha dari perusahaan pusat. Selain itu menjadi bagian langsung maupun tidak
langsung terhadap usaha kecil atau usaha besar dengan total bersihnya sesuai yang diatur
dalam perundang – undangan. Memiliki kriteria kekayaan bersih dari usaha menengah
(tidak termasuk bangunan dan tanah tempat usaha) sudah di atas Rp 500 juta hingga Rp 10
miliar. Kemudian hasil penjualan per tahunnya mencapai Rp 2,5 miliar sampai dengan Rp
50 miliar.

Untuk tercegah dan terhindar dari persaingan usaha yang tidak sehat, negara sudah
mengatur dalam kitab Undang - Undang No. 5 Tahun 1999 yaitu tentang KomisinPengawas
PersaingannUsaha. Komisi ini dimaksud untuk mencegah terjadinya monopoli dalam suatu
usaha. Terjadinya monopoli dalam usaha bisnis sangat merugikan para UMKM, karena akan
berdampak tidak mampun bersaing di pasaran, sebab harga telah dimonopoli oleh pihak tertentu.

Laporan Keuangan UMKM


Laporannkeuangannmerupakan salah satu halnpentingnyangnharus dimiliki oleh para
UMKM. Karena dengan memiliki laporannkeuangan yang benar sesuai dengan standar, dapat
mengontrol biaya overhead (BOP), mengetahui laba rugi usaha, mengetahui kartu hutang
piutang dan dapat memperhitungkan pembayaran pajak (Dr Rina Tresnawati, 2022).
Rina Widyatama (2022) menyatakan pembukuan untuk kepentingan UMKM ini diperlukan agar
laporan keuangan perusahaan lebih tersusun rapi tapi disayangkan sebagian besar UMKM hanya
terfokuskan pada kegiatan promosi dan inovasi produk saja. Ada beberapa strategi yang perlu
dijalankan agar usaha yang dirintis dapat maju, salah satunya adalah perlu memiliki kemampuan
membuat laporan keuangan atas kegiatan usahanya yang dapat dimengerti dengan mudah serta
jelas. Kurangnya pengetahuannpelaku usaha tentang tata cara dalam membuat laporan
keuangannyang baikndan benar, terutama bagi UMKM yang baru berdiri, banyak yang
mengalami kendala dalam pengembangan usahanya.

Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan metode penelitian yang
bersifak kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang mejelaskan mengenai
bagaimana keadaan suatu perusahaan dalam bentuk uraian dari hasil wawancara sampai pada
data yang dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan sesuai dengan SAK-EMKM. Fokus
dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pencatatan akuntansi pada
UMKM di Kecamatan Karanganyar, apakah sudah menerapkan SAK-EMKM pada laporan
5
keuangannya dan kendala apa saja yang dialami para UMKM dalam membuat laporan keuangan
yang berdasarkan SAK EMKM. Fokus penelitian ini adalah bagaimana pendapat narasumber
yang notabenya adalah para pelaku UMKM tentang bagaimana pemahaman akuntansi para
manajemen usaha dalam operasional usahanya, bagaimana caraUMKM dalam membuat
laporan keuangan, kerangka laporan, serta apa saja hambatan yang dihadapi para pelaku UMKM
dalam membuat laporan keuangan.
Proses pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis menggunakan teknik wawancara,
yang didasari pada rumusan masalah, tujuan penulisan, dan kajian teori. Begitupun dengan hasil
wawancara berupa data teori pendukung, atau dengan cara meminta keterangan dari Dinas
Koperasi dan UMKM yang lebih paham akan permasalahan yang dibahas, sehingga data yang
diperoleh memiliki tingkat keabsahan yang tinggi.

Tabel 1.1
Narasumber Kunci Penelitian

No Keterangan Narasumber Jabatan


1 Toko Fajar Nazah Pemilik
2 Budidaya Bawang Putih & Bawang Joko Sulistiyo Pemilik
Merah
3 Nana Taylor Nana Pemilik
4 Permata Cell Eko Putra Pemilik
5 Dindagkop UKM Demak Sri Darwati, SE Sekretaris Dinas
Sumber : Peneliti

6
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembukuan Laporan Keuangan UMKM yang terdapat di Kecamatan Karanganyar


menurut SAK-EMKM.
Beraneka ragam cara dalam pembukuan keuangan yang dilakukan para UMKM di Kecamatan
Karanganyar, namun pembukuan yang mereka lakukan hanya sebatas yang mereka ketahui
dalam menjalankan usaha. Beberapa informan mengungkapkan hal sebagai berikut :
“Bendino yo tak bukukke nanging mong sng ta ngerteni ntok,
ngontrol arus duet mulai soko metu ngasi masok. Terus terang yo
mba aku ga paham detail ee akuntansi. Missal oo butoh waktu akeh
lan ko koyok ribet men ndandak bukukke sng cocok ngono kui”.
“(Setiap hari pembukuan yang saya lakukan sesuai dengan
pemahaman dan pengetahuan saya, hanya sebatas mengontrol arus
keuangan, mulai dari pencatatan pengeluaran hingga pencatatan
pemasukan. Terus terang saja mba saya tidak paham mengenai
akuntansi secara detail. Lagipula butuh banyak waktu dan terlalu
ribet untuk melakukan pembukuan yang sesuai seperti itu”) - Nazah.

“Mong oret-oretan bolpen singkat”.


“(Hanya sebatas catatan tulis tangan yang masih sederhana)”- Joko

Sulistiyo.

“Misale enek orderan masok ngono iku aa aku wes iso ngiro-ngiro
piro totale sng bakale ta tompo, oga ono pembukuan babar blass.
Sng ya alhamdulillahe iso bayar karyawan sng kerja mbi, iso ngo
kulaan benang meneh”.
“(Misal ada orderan masuk gitu saya udah bisa mengira-ngira berapa
total pemasukan saya, tidak ada pembukuan sama sekali, yang
penting ya Alhamdulillah bisa bayar karyawan yang kerja sama saya,
bisa buat beli modal benang lagi)” - Nana.
“Bukuke ku mong catetan strok bon ntok. Koyo strok dodolan mbi
kulaan, gaono laporan khusus sng lengkap ngono kui ga ono”.
“(Pembukuan saya hanya sebatas catatan struk nota saja, berupa struk
nota penjual dan pembelian, tidak ada laporan khusus yang lengkap)”
- Eko Putra.

Berdasarkan wawancara yang diperoleh penulis diatas dapat ditarik garis besar bahwa
pelaku UMKM dalam memanajemen usahanya memiliki gagasan sendiri dalam mengelola
catatan transaksi bisnisnya, namun mereka dalam mengelola catatan dokumen pembukuan
belum berdasarkan kaidah akuntansi sebagaimana dasar dalam pembukuan, yang mereka
lakukan sebatas cara sederhana. Walaupun dalam pembukuan yang disusun dikategorikan
sederhana, manajemen UMKM telah menyimpan atau mengelola dokumen transaksi yang dapat

7
dijadikan bukti yang bisa dipertanggujawabkan yaitu berupa dokumen transaksi pembelian dan
penjualan. .
Penelitiannyangndilakukan (Purba, 2018) di Batamnmenemukannbahwannlaporan
keuangannUMKM masihnbersifatnnsederhanansesuai ndengannpengetahuannyang dimiliki
para manajemennUMKM. Dapat ditarik garis besar bahwa cara pembukuan akuntansi yang
dilakukannolehnparanpelakunUMKM dinKecamatan Karanganyar belum dapat menunjukan
adanya penerapan sesuai dengan SAK-EMKM. Paranpengelola usaha di Kecamatan
Karanganyar belumnmelakukannpembukuannyangnsesuai dengan SAK EMKM. Hal ini
dibenarkan dengan ditemukannya bukti di lapangan serta beberapa pernyataan dari narasumber
atas pembukuannlaporan yang mereka buat. Berikutnpernyataan yang diutarakan oleh
narasumber sebagai berikut:
“Gawe laporan keuangan, ng koyo sng sesuai karo standar sng
dimaksod drong blass masok, ngitung untungku ae mong sebates
awangan ntok”.
“Buat laporan keuangan, tapi yang sesuai dengan standar yang
dimaksud belum memenuhi kriteria, hitung laba juga sebatas
perkiraan” (Nazah).
“Mboten damel, maklum lah wong deso mong sewates strok bon
kulaan karo slip gaji kanggo sng kerja mbi aku”
“Tidak buat, maklum orang desa hanya sekedar struk nota belanja
sama pengeluaran gaji yang kerja sama saya” (Joko Sulistiyo).
“Ndak ada, alhamdulillah nak orderan katah ngono kui aku wes iso
merhitungke untungku”
“Tidak ada, Alhamdulillah orderan banyak masuk saya kira saya bisa
memperhitungkan keuntungan saya” (Nana).

“Untung rugi taitungke soko akehe sitik ee dodolanku”


“Untung atau rugi kami hanya hitung dari banyaknya omset penjualan” (Eko Putra).
Sebagaimana hasil wawancara diatas diketahui bahwa para UMKM di Kecamatan
Karanganyar belum sepenuhnya membuat pembukuan sesuai kaidah SAK- EMKM. Yaitu
menampilkan adanya laporan perubahan modal, laporan neraca,nlaporan laba rugi,nlaporan arus
kas, serta catatannatasnlaporan keuangan. Sedangkan laporan keuangan UMKM yang dibuat
masih berupa laporan sederhana yang dicatat dengan manual sesuai pemahaman kreatifitas
sendiri para UMKM.
Peneliti menganalisisnantara kesamaan pembukuannatau pencatatan pada UMKM dengan
standarnpembukuan yang diatur dalam SAK-EMKM. Dalam pembukuan laporan keuangan
Manajemen UMKM belum sesuai standar SAK-EMKM yang memuat 5 komponen laporan

8
keuangan, yaitu : Laporan Laba Rugi,nLaporan PerubahannEkuitas, Neraca, Laporan ArusnKas,
dan Catatan atasnLaporannKeuangan.
Maka dapat disimpulkan bahwa UMKM di Kecamatan Karanganyar belum mampu
menerapkan SAK-EMKM. Laporan yang disajikan manajemen UMKM hanyalahnsebatas
laporan usaha yang dibuat atas dasar untuk diri sendiri, yang dirasa dapat mampu mengetahui
perkembangan bisnis usahanya. Dalam penyusunan laporan keuangan juga tidak ada pemisahan
antara kekayaan perusahaan dengan kekayaan pribadi.
Penghitungan laba atau rugi dilakukan secara langsung dengan menyelisihkan antara uang
masuk dengan uang keluar dalam periode tertentu. Dokumen-dokumen yang digunakan
merupakan hasil kreasi sendiri yang disusun untuk keperluan dari masing-masing UMKM.
Manajemen juga menyajikan struk penjualan sebagai bukti terdapat transaksi, tapi bukti itu tidak
lantas dicatat dalam jurnal, buku besar, maupun neraca saldo, sampai akhirnya penyusunan
laporan keuangan.n
Dalam menyusun laporannkeuangannsesuaindengannaturannSAK-EMKM jika ditemukan
hambatan maka laporan keuangan yang dibuat tidak dapat mencerminkan proses akuntansi yang
telah dilakukan. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kurang tercapainya tujuan dan
manfaat dari laporan keuangan, yaitu memberikan informasi atas transaksi dan posisi keuangan
perusahaan, serta mengukur kinerja keuangan suatu usaha yang dapat digunakan sebagai
pengambilan suatu keputusan.

Kendalam dalam Pembukuan Akuntansi yang Sesuai dengan SAK EMKM pada UMKM
yang berada di Kecamatan Karanganyar.
Pelaku usaha tidak bisa terhindar dari berbagai permasalahan yang dapat mendindingi
kemudahan dalam mengelola usaha. Begitu juga dengan para Pelaku usaha yang berada di
Kecamatan Karanganyar sebagai upaya membuat laporannkeuangan yang lengkap serta sesuai
dengannSAK-EMKM.nHambatan yang biasanyandihadapi dapat berupa waktu dan sumber
daya manusia, seta pengetahuan yang masih terbatas dalam pembuatan keuangan yang baik dan
benar sesuai dengan akuntansi. Hal tersebut selaras dengan pernyataan narasumber berkikut:
“Sng tafokuske nek maketing karo perkembangan usahaku, ngenai
nyusun laporan keuangan taroso kok aku butuh wektu akih yo”.
“(Saya hanya terfokus pada kegiatan marketing dan perkembangan
usaha saya. Mengenai penyusunan laporan keuangan saya kira
butuh banyak waktu)” – Nazah.

9
“Kabeh ta kerjakke dewe mba, ilmukupon gong nyandak”.
“(Semua saya kerjakan sendiri mba, jadi ilmu saya belum
memadai)” - Joko Sulistiyo.
“Walah ga sempet, mergo opo orderanku kabeh do mburu wektu
dadi go ngopeni iku ga kuat aku”.
“(Tidak sempat, karena banyak orderan keburu waktu jadi semacam
hal ini saya belum mampu)” - Nana.

“Sewates catetan simple ntok karo wektuku pun tabrakan mbi


kegiatan laine”. “(Sebatas pencatatan sederhana saja dan kadang
waktunya juga kebentur sama kegiatan lain)” - Eko Putra.

SIMPULAN
UMKM merupakan suatu kegiatan ekonomi masyarakat yang bersifat independen dan
berskala kecil yang dikelola oleh perorangan, keluarga, suatu kelompok, ataupun masyarakat.
UMKM ialah himpunan dari beragam bidang usaha dan beragam entitas ekonomi besar dalam
perekonomian di negara ini yang menjadi aspek perkembangan ekonomi setelah adanya krisis
perekonomian. Pada kondisi saat ini UMKM menjadi salah satu yang mendorong perkembangan
usaha dan harapan bangsa karena memiliki peran penting dalam pergerakan perekonomian
rakyat. UMKM juga berperan sebagai tulang punggung perekonomian nasional, karena UMKM
termasuk salah satu langkah yang digadang efektif dalam menurunkan tingkat pengangguran
serta kemiskinan di negeri ini. UMKM juga dapat dijadikan peluang dalam menciptakan
lapangan pekerjaan yang cukup besar untuk tenaga kerja di Indonesia yang seiring waktu sulit
mencari lapangan pekerjaan.
Sangatlah penting menyusun dan mempunyai laporan keuangan pada UMKM, karena
dengan memiliki laporan keuangan yang baik, benar, rapi, dan sesuai dengan SAK EMKM
pengusahandapatnmengontrol biaya produksinya (BOP), mengetahuinlabanrugi usaha dan dapat
meningkatkan tingkat produktivitas suatu usaha. Salah satu cara dalam pengelolaan keuangan
perusahaan adalah dengan melakukan pencatatan laporan keuangan pada tiap periode berjalan
agar mengetahui perkembangan usaha dari waktu ke waktu. Dalam penelitian yang dilakukan
oleh penulis pada UMKM yang terdapat di Kecamatan Karanganyar, berkaitan dengan
penerapan SAK-EMKM, penulis memperoleh beberapa kesimpulan dalam penelitian ini yaitu:
1. Dalam penyusunan laporan usahanya entitas menganggap laporan keuangannya dirasa
sudah cukup dapat mengetahui perkembangan bisnis usahanya, padahal belum mencapai
standar akuntansi keuangan. Hal ini dapat disimpulkan bahwa mereka sebenarnya sudah

10
berusaha menyusun laporan yang setidaknya sudah mengarah pada kesesuaian pada standar
akuntansi atau pembukuan akuntansi.
2. Siklus akuntansi yang benar belum dilaksanakan, dokumen dan data yang digunakan hasil
dari pemikiran sendiri yang dirancang untuk keperluan pribadi UMKM. Manajemen juga
menyajikan struk penjualan yang merupakan bukti adanya transaksi, namun atas terjadinya
transaksi tersebut tidak dicatat dalam jurnal, diposting dalam buku besar, maupun neraca
saldo, sampai pada akhirnya penyusunannlaporannkeuangannperusahaan.
3. LaporannKeuangan belum sesuainSAK-EMKM, 5 komponen laporan keuangannbelum
disajikan dalam laporan yang dibuat oleh manajemennUMKM.
4. Manajemen UMKM belum mampu membuat laporan keuangan yang berdasarkan SAK
EMKM, disebabkan beberapa hal sebagai berikut:
a. Terbatasnya waktu dalam menjalankan usaha, karena selain mengurus keuangan
pemilik usaha diharuskan mengontrol kinerja karyawan dan mengembangkan
usahanya.
b. SAK-EMKM telah menyajikan bentuk laporan keuangan usaha atau bisnis yang
dijalankan, manajemen belum mengetahui atau memahami.
c. Tingkat sumber daya manusia yang terbatas karena pada umumnya manajemen
keuangan masih ditangani sendiri oleh pemilik usaha.

11
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Putu K. A. & Nuratama, I Putu. (2021). Tata Kelola Manajemen & Keuangan Usaha
Mikro Kecil Menengah. CV Cahaya Bintang Cemerlang.
Kusumaningtuti, S. & Setiawan, C. (2018). Literasi dan Inklusi Keuangan Indonesia. Rajawali
Pres
Rachmawan Budiarto. (2015). Pengembangan UMKM. Gadjah Mada University.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2014). Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK-ETAP). Salemba Empat.
Hermawan, Sigit & Amirullah. (2016). Metode Penelitian Bisnis : Pendekatan Kuantitatif dan
Kualitatif. Media Nusa Creative.
Indra, Natal. & Siagian, Ade O. (2019). Pengetahuan Akuntansi Pelaku Usaha Mikro Kecil dan
Menengah Terhadap Laporan Keuangan. Jurnal Ilmiah Indonesia, 4(12), 1-5.
Purwanti, Endang. (2017). Analisis Pengetahuan Laporan Keuangan pada UMKM Industri
Konveksi di Salatiga. Among Makarti, 10(20), 4-6.
Mulyani, Sri. (2014). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Laporan Keuangan pada
UMKM di Kabupaten Kudus. JDEB, 11(2), 5.
Purba, Mortigor. A. (2018). Analisis Penerapan SAK EMKM pada Penyusunan Laporan
Keuangan UMKM di Kota Batam [unpublished Thesis]. Universitas Putera Batam.
Widyatama, Humas. (2022, Juni 22). Pelaku UMKM Penting Mampu Susun Laporan Keuangan
Sesuai Standar. https://www.widyatama.ac.id/dr-rina-tresnawati-pelaku-umkm- penting-
mampu-susun-laporan-keuangan-sesuai-standar.
Undang – Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
https://jdih.kemenkeu.go.id/in/dokumen/peraturan/a8151e21-cedc-4fa0-bd2b-501fc48916ff.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 99 Tahun 1998 tentang Bidang/Jenis Usaha
Yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil Dan Bidang/Jenis Usaha Yang Terbuka Untuk Usaha
Menengah Atau Usaha Besar Dengan Syarat Kemitraan
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/59247/keppres-no-99-tahun-1998
Undang - Undang No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan
Usaha Tidak Sehat https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/45280/uu-no-5-tahun-
1999#:~:text=UU%20No.%205%20Tahun%201999,Tidak%20Sehat%20%5BJDIH%20BPK
%20RI%5D

Ikatan Akuntan Indonesia Tentang Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil dan
Menengah. https://web.iaiglobal.or.id/SAK-IAI/Tentang%20SAK%20EMKM.

Anda mungkin juga menyukai