Anda di halaman 1dari 13

J-LEE J-LEE

Journal of Law, Economics, and English


http://ejournal.uhb.ac.id/index.php/J-LEE/issue/archive

PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PADA USAHA MIKRO KECIL


DAN MENENGAH DI KABUPATEN BANYUMAS

Dianningsih1
1
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Harapan Bangsa
E-mail*: dianningsih@uhb.ac.id

ABSTRAK
Penerapan sistem akuntansi bagi UMKM adalah kepentingan yang sangat mendesak pada era
digital saat ini. UMKM mengambil peran besar dalam perekonomian di Indonesia.
Pemerintah dapat menjadi wadah bagi UMKM untuk memaksimalkan potensi mereka, karena
ide yang sangat beragam menjadi keunikan tersendiri dalam meningkatkan perekonomian.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, yang sebagian besar
pelaku UMKM belum menyusun laporan keuangan sederhana untuk kepentingan dan
Kebutuhan bagi UMKM itu sendiri. Penelitian ini adalah penelitian menggunakan data
primer dan sekunder, yang dilakukan dalam bentuk kuesioner dan wawancara kepada
penggiat UMKM. Hasil menyebutkan bahwa penggiat UMKM di Kecamatan Patikraja
Banyumas belum seluruhnya memahami tentang akuntansi, belum memahami stan dar
akuntansi EMKM dan belum mampu menyusun laporan keuangan mandiri. Hal tersebut
dikarenakan keengganan untuk mengadakan karyawan khusus pada bagian akuntansi atas
dasar ekonomi.

Kata kunci: UMKM, akuntansi, standar, laporan keuangan

Abstract
The application of an accounting system for MSMEs is of very urgent importance in the
current digital era. MSMEs play a big role in the economy in Indonesia. The government can
be a forum for MSMEs to maximize their potential, because very diverse ideas are unique in
improving the economy. The research was conducted in Patikraja District, Banyumas
Regency, where most of the MSME actors have not prepared simple financial reports for the
interests and needs of MSMEs themselves. This research is a study using primary and
secondary data, which was conducted in the form of questionnaires and interviews with
MSME activists. The results show that MSME activists in Patikraja Banyumas do not fully
understand accounting, do not understand EMKM accounting standards and have not been
able to prepare independent financial reports. This is due to the reluctance to hire special
employees in the accounting department on an economic basis.

Keywords: SMEs, accounting, standards, financial reports

221
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

PENDAHULUAN Pemerintah telah menyediakan


Berkembang usaha mikro di Indonesia berbagai fasilitas dalam bentuk permodalan,
terbilang cukup pesat dan kian bertambah koneksi serta pemasaran dalam mendukung
waktu demi waktu. Menurut Kementerian UKM di Indonesia, sehingga akan terwujud
Koperasi dan UKM perkembangan UMKM usaha mikro kecil dan menengah yang
tersebut telah mencapai 61%. Kemudian di tangguh. Dalam memenuhi perkembangan
tahun 2022 dicanangkan akan menjadi masa usaha mikro tersebut, pelaku UKM juga
pemulihan ekonomi nasional, yang dimulai perlu memiliki usaha yang besar dalam
dari pembenahan pada sektor UMKM memantapkan usahanya. Berdasarkan hal
terlebih dahulu. tersebut, kedepannya diharapkan sebagian
Kementerian Negara Koperasi dan besar UMKM di Indonesia akan menjadi go
Usaha Kecil dan Menengah (UKM) digital, dengan mamanfaatkan e-commerce
memandatkan bahwa penggiat UKM perlu untuk memaksimalkan usaha yang
diperhatikan perkembangannya serta dijalankan (KEMENKOP UKM, 2022).
melakukan evaluasi, khususnya untuk Berkaitan dengan permodalan yang
pemerataan Produk Domestik Bruto (PDB), dibutuhkan, pemerintah mendistribusikan
mengurangi angka pengangguran, ekspor dan dananya kepada perbankan untuk
pertumbuhan pelaku usaha. memajukan kegiatan UKM dalam bentuk
Dibukanya UMKM dari berbagai lini Kredit Usaha Rakyat (KUR), Bantuan
usaha, akan menjadikan penyerapan pegawai Langsung Tunai (BLT) . Namun setiap
dan karyawan yang besar, sehingga penggiat UMKM perlu memenuhi
perekonomian akan terus bertumbuh. Selain persyaratan utama yaitu, memiliki Kartu
pertumbuhan perekonomian indonesia dalam Tanda Penduduk (KTP), Warga Negara
UMKM, juga peningkatan kualitas hasil Indonesia (WNI) dan memiliki Surat
produksi menjadi perhatian khusus bagi Keterangan Usaha (SKU). Dalam sisi
pemerintah baik pusat maupun daerah. permodalan yang akan diajukan kepada
Perekonomian yang berputar dengan adanya pihak perbankan, tentunya setiap penggiat
UMKM tentunya akan menjadikan sebagai UKM perlu menyusun sebuah laporan
barometer perekonomian di Indonesia. keuangan.
Perkembangan UMKM di masing- Laporan yang berisikan informasi
masing wilayah juga semakin pesat, karena keuangan menjadikan syarat dalam
adanya gagasan yang muncul dalam pengajuan modal. Hal tersebut untuk menilai
menciptakan sebuah barang serta kelayakan usaha yang dijalankan.
memasarkan barang tersebut kepada Pembuatan laporan keuangan menjadi
khalayak orang banyak. Pada dasarnya kendala tersendiri bagi UMKM, karena
Indonesia memiliki potensi yang sangat ketidakpahaman mengenai penyusunannya
besar, dengan berkaca dari negara lain yang serta minimnya pengetahuan pada bidang
memiliki kemampuan untuk menciptakan akuntansi. Penyusunan laporan keuangan
produk baru yang diminati oleh masyarakat. dengan bentuk konvensional yang berisikan

222
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

arus kas masuk dan arus kas keluar sudah dilakukan untuk kelompok UMKM di
tidak relevan pada era digital saat ini. Kabupaten Banyumas, yang memiliki jenis
Sebagian besar untuk penggiat usaha dalam usaha perdagangan barang dagang seperti
bidang menengah mengharapkan sudah makanan, pakaian, konveksi dan lain
menggunakan sistem akuntansi. Dengan sebagainya.
adanya sistem akuntansi, akan memberikan Perumusan masalah dalam penelitian
efektivitas dan efisiensi pada pelaku UMKM ini adalah (1) Pelaku UMKM di Kabupaten
memenuhi persyaratan dalam pengajuan Banyumas menerapkan SAK EMKM. (2)
permodalan. Penggiat UMKM di Kabupaten Banyumas
Bidang usaha memiliki telah mampu menyusun sebuah laporan
keanekaragaman dari segala jenis bisnis, keuangan sederhana secara lengkap. Dan (3)
seperti usaha mikro kecil dan menengah, Laporan keuangan yang disusun telah
kemudian usaha barang dan jasa. Oleh disesuaikan dengan standar akuntansi yang
karena itu, terdapat perbedaan standar berlaku di Indonesia.
akuntansi yang digunakan yang Manfaat dari penelitian antara lain: (1)
peruntukannya sudah ditentukan oleh Dewan bagi pelaku UMKM dapat memahami
Standar Akuntansi Keuangan. Untuk bidang pentingnya akuntansi bagi kegiatan usaha,
usaha berjenis usaha mikro kecil dan (2) memberikan dorongan untuk dapat
menengah menggunakan SAK Entitas Mikro menyusun sebuah laporan keuangan
Kecil dan Menengah. Pada saat walaupun sederhana namun lengkap dan (3)
pengaplikasian standar akuntansi perlu mampu menyusun laporan informasi
disesuaikan dengan akun-akun yang akan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
digunakan pada saat pencatatan yang berlaku. Manfaat yang diberikan bagi
transaksinya. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
Pencatatan akuntansi pada UMKM dapat menjadikan pendamping untuk
dengan populasi UMKM dengan sebanyak UMKM dalam menyusun sebuah laporan
60 responden dan pelaku usaha telah keuangan.
disimpulkan dengan penerapan pencatatan
akuntansi UKM di Kabupaten Banyumas TELAAH PUSTAKA
Kecamatan Patikraja tidak sesuai dengan Teori Motivasi
standar akuntansi yang berlaku yang
Setiap manusia memiliki kebutuhan
sebagian besar berbisnis dalam bidang
yang harus dipenuhi. Untuk mencapai
pedagangan barang (Amanah, 2013).
pemenuhan kebutuhan tersebut diperlukan
Penelitian lain yang dinyatakan dengan
adanya hal yang menjadi pendorong untuk
simpulan bahwa masih banyaknya pelaku
mencapai tujuan akan kebutuhan tersebut.
usaha mikro kecil dan menengah belum
Tentunya dalam mencapai kebutuhan
memahami mengenai akuntansi dan
tersebut terdapat sebuah motif, sehingga
pengelolaan keuangan (Saragih &
dapat dikatakan tujuan tersebut adalah
Surikayanti, 2015). Pada penelitian ini
motivasi. Teori motivasi akan kebutuhan

223
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

yang pernah diperkenalkan oleh Maslow yaitu sebuah seni dalam mencatat,
(2010) yaitu: (1) kebutuhan fisiologis antara mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan
lain kebutuhan akan makan, minum dan secara signifikan dalam mata uang untuk
papan atau kebutuhan utama. (2) kebutuhan transaksi yang secara keseluruhan dan
rasa aman dan nyaman, yaitu membutuhkan memiliki pengaruh terhadap keuangan
perlindungan dari ancaman dan bahaya. (3) sebuah industri (Belkaoui, 2011). Dari
kebutuhan sosial, yaitu, kebutuhan akan beberapa pemahaman mengenai akuntansi
cinta kasih, penerimaan dan pertemanan. (4) yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
kebutuhan untuk dihargai oleh manusia lain, bahwa akuntansi merupakan sebuah media
dihargai dan dihormat serta adanya informasi yang memberikan informasi
pengakuan. (5) kebutuhan aktualisasi diri keuangan sebuah perusahaan yang
adalah keinginan untuk pemenuhan terhadap menggambarkan kegiatan ekonomi dan
diri sendiri. kondisi keuangan perusahaan. Sebagai
Maslow mengindikasikan bahwa sebuah tambahan, bahwa pencatatan
manusia dalam memenuhi kebutuhan akan nominal angka dalam laporan keuangan
hidupnya akan memenuhi kebutuhan diwajibkan memiliki bukti yang kuat
pokoknya, sehingga pemenuhan akan sehingga handal dan relevan.
kebutuhan pokok tersebut akan menjadi Siklus akuntansi atau biasa dikenal
lebih tinggi dan menjadi motivasi yang dengan istilah accounting cycle , merupakan
terutama. Kebutuhan bagi seorang manusia sebuah kegiatan mengubah bukti transaksi
dan perusahaan tentunya memiliki keuangan menjadi sebuah bentuk laporan
perbedaan. yang dikenal sebagai laporan keuangan untuk
tujuan pengambilan keputusan ekonomi
Akuntansi dan Siklusnya sebuah perusahaan (Hakiki et al., 2020).
Siklus akuntansi adalah kegiatan yang
AICPA memberikan pemahaman
berkelanjutan selama terjadi arus kas masuk
terkait dengan akuntansi adalah sebuah seni
dan keluar, namun disusun dalam bentuk yang
dalam mencatat, menggolongkan dan
baku.
menyimpulkan dengan berbagai langkah
Menurut Simon dan Skousen dalam
untuk ukuran keuangan, setiap kejadian
Syafri Harahap, (2011) bentuk sebuah siklus
transaksi yang memiliki sifat keuangan serta
akuntansi dimulai dari adanya bukti
hasil yang dikeluarkan. Berdasarkan pada
transaksi baik keluar maupun masuk
Accounting Principle Board, akuntansi
kemudian dicatatkan dalam pembukuan,
diartikan sebagai sebuah kegiatan jasa yang
kemudian menjadi dasar dalam penyusunan
memiliki fungsi memberikan data berupa
sebuah neraca yang mendasarkan pada
angka dalam satuan keuangan untuk sebuah
jurnal penyesuaian atas kegiatan perusahaan
perusahaan dalam tujuan pengambilan
dan jurnal penutup, kemudian menjadi
sebuah keputusan penting sesuai yang
neraca saldo yang telah disesuaikan dan
dibutuhkan (Warren, 2006). Pengertian
berakhir pada sebuah laporan keuangan
akuntansi yang memiliki arti hampir sama

224
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

perusahaan. masing-masing rekening, dan diupdate


Siklus dalam akuntansi adalah tahap setiap akhir bulan secara berkala. (4) Neraca
untuk mencatat dan melaporkan kejadian saldo, adalah kumpulan daftar rekening
transaksi akuntansi diawali dari transaksi transaksi yang berasal dair buku besar.
hingga tersusunnya sebuah laporan Umumnya nerac saldo dilakukan pada akhir
keuangan (Suwardjono, 2009). Tahapan periode kegiatan dan ditujukan untuk
tersebut antara lain: (1) bukti dan transaksi, memastikan keseimbangan dalam buku
merupakan setiap kejadian yang memiliki besar. Dalam menyusun neraca saldo, saldo
pengaruh terhadap keuangan perusahaan setiap transaksi harus ditentukan pada awal.
sehingga berakibat pada pengeluaran dan (5) Kertas kerja serta jurnal penyesuaian,
pemasukan perusahaan yang berubah. (2) digunakan untuk mengatasi pengeluaran
Jurnal, adalah sebuah pencatatan akuntansi dan penerimaan kas yang tidak mengalami
yang dilakukan pada awal kegiatan kejadian kesimbangan. Sehingga neraca saldo dapat
dalam mencatat, menggolongkan dan mendeteksi kesalahan dalam penyajian
mengikhtisarkan data keuangan, yaitu (a) sebuah laporan keuangan. (6) Neraca Lajur
jurnal umum, yang berguna untuk mencatat merupakan sebuah kertas kerja dalam
transaksi yang butuh disesuaikan pada meringkas dan menyusun laporan keuangan
berbagai macam transaksi dan memiliki dengan lebih mudah dan lebih sistematis.
jurnal khusus. (b) jurnal khusus, Penyusunan neraca lajur berguna untuk
diperuntukan pencatatan dalam transaksi penyusunan laporan keuangan dan
yang memiliki kesamaan golongan, dan memeriksa jumlah saldo serta rekening
dicatat setiap hari serta dipostingkan dalam dalam laporan keuangan. (7) Jurnal Penutup
buku besar pada akhir bulan. (c) jurnal adalah jurnal yang disusun pada akhir tahun
penjualan, merupakan transaksi yang hanya untuk menutup rekening sementara yang
mencatat penjualan barang yang dilakukan tidak akan menjadi saldo awal pada awal
secara nontunai. (d) Jurnal pembelian, periode berikutnya. Sehingga dengan
merupakan transaksi yang hanya mencatat penutupan jurnal tersebut akan menjadikan
pembelian dalam bentuk nontunai. (e) saldo menjadi nol di awal periode. (8)
Jurnal penerimaan kas merupakan jurnal Neraca saldo setelah penutupan, (a)
khusus yang mencatat transaksi penerimaan merupakan perkiraan yang masih belum
kas. Dimana sumber penerimaan kas adalah seimbang pada akhir periode, sehingga peru
dari penjualan dalam bentuk tunai. (f) Jurnal dilakukan penyesuaian transaksi namun
pengeluaran kas adalah jurnal yang belum belum dicatatkan pada sebuah
mencatat kas yang keluar untuk kegiatan perkiraan. (b) melakukan pendeteksian
perusahaan dalam bentuk tunai. (3) Buku saldo perkiraan sehingga akan muncul saldo
besar, adalah buku yang mengandung sesungguhnya. (9) Jurnal balik, merupakan
seluruh rekening yang ada dalam laporan jurnal yang disusun pada awal periode dan
informasi keuangan. Dalam buku tersebut merupakan lawan dari jurnal penyesuaian
mencatat perubahan yang terjadi pada pada akhir tahun sebelumnya. Jurnal

225
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

pembalik wajib dilakukan dalam kegiatan Indonesia dibagi menjadi tiga kriteria, antara
akuntansi, namun dalam menyederhanakan lain: (a) Usaha mikro memiliki kekayaan
maka perlu untuk dilakukan. bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima
Berdasarkan pemaparan mengenai puluh juta rupiah) dan tanah serta bangunan
akuntansi dan siklusnya diatas, maka tempat usaha tidak dikategorikan sebagai
akuntansi akan sangat membantu pengusaha kekayaan milik usaha kecil, atau memiliki
dalam mengatasi permasalahan keuangan hasil penjualan dalam jangka satu tahun
misalnya mengetahui keuntungan kerugian sebanyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
perusahaan, kemudian penilaian kinerja rupiah). (b) Kriteria usaha kecil adalah usaha
perusahaan dan membantu mengamankan yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
aset perusahaan dengan disusunkannya 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
laporan keuangan tersebut (Abubakar, sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus
2008). juta rupiah) dengan tanah dan gedung kantor
Atas dasar penjelasan diatas, maka tidak termasuk didalam kekayaan perusahaan.
dapat memunculkan hipotesis: Pendapatan maksimal pada usaha kecil adalah
H1: Sistem Akuntansi EMKM telah Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
diaplikasikan pada sebagian besar UMKM juta rupiah). (c) Kriteria yang ketiga adalah
di Kabupaten Banyumas. usaha menengah dengan memiliki kekayaan
minimal Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
Usaha Mikro Kecil dan Menengah rupiah) dan paling banyak adalah Rp
Usaha Mikro Kecil dan Menengah 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) tidak
berdasarkan pada Undang-Undang Republik termasuk bangunan dan tanah di dalamnya
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 merupakan atau dengan hasil pendapatan dalam waktu
(a) usaha mikro adalah usaha yang produktif satu tahun adalah Rp 2.500.000.000,00 (dua
baik milik perorangan maupun badan yang milyar lima ratus juta rupiah) sampai
telah tergolong dalam kriteria yang tersirat di denganRp 50.000.000.000,00 (lima puluh
dalam Undang-undang tersebut. (b) usaha milyar rupiah).
kecil adalah usaha dengan ekonomi produksi Penerapan kegiatan UMKM di
yang mampu mandiri dan dilakukan oleh Indonesia menganut pada asas seperti
perorangan maupun badan tanpa anak kekeluargaan, demokrasi ekonomi,
perusahaan dan bukan anak cabang usaha kebersamaan, efisiensi, keadilan,
sebagai bagian yang dikuasai oleh usaha berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
menengah dan usaha besar. (c) usaha kemandirian, keseimbangan kemajuan dan
menengah iartikan sebagai kegiatan kesatuan ekonomi nasional (Yanti, 2014).
perekonomian yang produktif dan berdiri Dengan adanya UMKM di Indonesia,
sendiri serta dilakukan oleh perorangan atau diharapkan dapat menumbuhkembangkan
badan dan bukan merupakan cabang usaha masyarakat dalam meningkatkan
perusahaan dari usaha besar dan usaha kecil. perekonomian nasional dari sektor terkecil
Dalam klasifikasi UMKM di sesuai dengan demokrasi ekonomi yang adil

226
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

(Undang-Undang Republik Indonesia Nomor menyejahterakan dirinya (S.R., 2004).


20 Tahun, 2008). Pihak luar perusahaan yang
Bidang usaha yang dijalankan dalam memerlukan akan informasi keuangan antara
UMKM tergolong sangat variatif dan dapat lain (a) pemerintah, yaitu pihak yang akan
disebut pula sebagai ekonomi kreatif. memberikan program bantuan dalam
Terdapat tiga bidang usaha non pertanian pengembangan usaha dalam bidang UMKM
berdasarkan Sensus Ekonomi Tahun 2016, serta untuk kegiatan perpajakan perusahaan.
yaitu: (a) perdagangan besar dan eceran, (b) (b) perbankan, bila sebuah bisnis akan
akomodasi dan penyediaan makanan mengajukan pinjaman untuk pengembangan
minuman seperti restoran, rumah makan, kafe usahanya dalam bentuk kredit, maka laporan
dan katering dan (c) industri pengolahan yang keuangan dijadikan sebagai dasar dalam
mengubah bahan baku menjadi barang pengambilan sebuah keputusan. (c)
setengah jadi. Masyarakat, terutama untuk perusahaan yang
H2: Pelaku UMKM telah mengetahui bahwa sudah memiliki label “go public” yang sudah
adanya Standar Akuntansi EMKM akan menerbitkan saham maka laporan keuangan
mempermudah dalam penyusunan laporan yang disusun akan menjadikan dasar dalam
keuangan. investasi bagi investor.
Akuntansi merupakan sebuah
Akuntansi Untuk UMKM aktivitas dalam bentuk pelayanan yang
Akuntansi dalam sebuah kegiatan memberikan fata kuantitatif bersifat
bisnis memiliki tujuan untuk memberikan keuangan untuk tujuan pengambilan
informasi keuangan sebuah perusahaan, baik keputusan ekonomis (Amanah, 2013). Peran
untuk pihak luar perusahaan maupun pihak dari akuntansi sendiri dalam bagi UMKM
dalam bagi perusahaan (Arilia & Munari, adalah untuk untuk pengolahan keuangan
2022). Pihak dalam perusahaan yang dengan memberikan manfaat yang besar bagi
membutuhkan informasi keuangan kelangsungan sebuah usaha. Dengan adanya
perusahaan adalah (a) manajer perusahaan akuntansi akan melancarkan kegiatan
yang memiliki tugas untuk memimpin industri, evaluasi kegiatan dan kinerja, dasar
perusahaan untuk mengatur strategi bisnis perencanaan yang efisien yang efektif serta
perusahaan berdasarkan hasil evaluasi dari meyakinkan investor dalam mengembangkan
informasi keuangan tersebut. (b) pemilik usahanya (Rofifah, 2020). Selain itu,
perusahaan yang menginginkan untuk akuntansi disusun dalam bentuk yang sudah
mendapatkan laba berdasarkan laporan terformat sehingga akan memudahkan
keuangan dalam menghasilkan pendapatan pembaca laporan keuangan karena sudah
yang besar. (c) karyawan sebagai penggerak jelas, rapi, informatif dan mencatat setiap
kegiatan bisnis yang membutuhkan informasi transaksi secara sistematis.
untuk usaha yang diikutinya supaya Sistem Akuntansi yang memberikan
kedepannya semakin maju dan besar serta informasi aset, utang, modal yang tergabung
kelangsungan karirnya mampu untuk di dalam laporan posisi keuangan, kemudian

227
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

untuk jumlah pendapatan, harga pokok keuangan atau neraca, laporan laba rugi dan
penjualan serta biaya yang dikeluarkan untuk catatan atas laporan keuangan.
kegiatan operasional perusahaan akan H3: Laporan Keuangan yang disusun oleh
tertuang di dalam laporan laba rugi. Sehingga penggiat UMKM telah sesuai dengan standar
dengan adanya informasi keuangan pemilik akuntansi yang berlaku di Indonesia.
dan manajer memiliki kemampuan untuk
mengatur strategi supaya dapat METODOLOGI PENELITIAN
memaksimalkan laba dan/atau meminimalkan
Penelitian ini menggunakan data
biaya yang dikeluarkan.
primer dan sekunder. Untuk populasi dalam
Perlakuan akuntansi untuk UMKM penelitian ini adalah usaha mikro kecil dan
menggunakan Standar Akuntansi Keuangan menengah yang berada di Kabupaten
Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK Banyumas, khususnya di Kecamatan
EMKM). SAK EMKM berlaku sejak 1 Patikraja. Terdapat 60 penggiat UMKM
Januari 2018 untuk jenis usaha yang yang menjadi responden dalam penelitian.
dijalankan tanpa akuntabilitas publik, atau Sample yang diambil menggunakan teknik
SAK EMKM adalah versi lebih kecil dari sampling per kelompok (cluster sampling).
SAK ETAP (Ulfah, 2016). Dasar penyusunan Data primer didapatkan melalui wawancara
SAK EMKM adalah Undang-Undang Nomor langsung kepada pelaku usaha serta
20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil menyebarkan kuesioner (Sanusi, 2013).
dan Menengah. Standar akuntansi EMKM Kemudian untuk data sekunder yang
mengatur transaksi yang umum dilakukan digunakan adalah penggiat UMKM yang
oleh EMKM dengan pengukuran murni memiliki usaha dalam bentuk perdagangan
menggunakan biaya historis dengan mencatat barang seperti makanan, minuman, pakaian,
aset dan liabilitas sesuai dengan biaya yang serta hasil kerajinan tangan masyarakat.
dikeluarkan pada saat perolehan. Pengolahan data kuesioner menggunakan
SAK EMKM diharapkan akan skala kumulatif dengan skala Guttman,
mampu menjadikan perusahaan mikro dan dengan Jawaban Ya memiliki nilai 1 (satu)
kecil untuk dapat memudahkan dalam dan jawaban Tidak memiliki nilai 0 (nol).
mencatatkan sesuai dengan standar. Pada Ketentuan skala Guttman sebagai berikut
SAK EMKM, dibatasi dengan pendapatan (Uhlnaer, 2002):
usaha sebuah industri dalam waktu satu tahun 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎
maksimal Rp 4.800.000.000,00 (empat 𝑥 100%
𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘
milyar delapan ratus juta rupiah). Bila usaha
0 - 0,25 = No association or low association
memiliki pendapatan lebih dari yang
(weak association)
disyaratkan oleh EMKM maka menggunakan
0.26 - 0.50 = Moderately low association
standar akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas
(moderately strong association)
Publik (SAK ETAP). Dalam penyusunan
SAK EMKM laporan yang perlu disusun oleh 0,51 - 0,75 = Moderately high association
penggiat UMKM adalah laporan posisi (moderately strong association)

228
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

0,76 - 1 = High association (strong menengah dalam bidang usaha dagang di


association up to pefect association) Kabupaten Banyumas khususnya wilayah
Definisi Operasional Kecamatan Patikraja. Jenis usaha dagang
Definisi operasional dalam penelitian ini barang yang ada pada kecamatan didominasi
adalah dengan memberikan kuesioner yang oleh perdagangan dalam kategori makanan
harus diisikan oleh pihak penggiat UMKM sebesar 19 pedagang atau 32%. Pada
terkait dengan penyusunan informasi pedagang makanan, termasuk didalamnya
keuangan (Ervilia, 2009). Hal-hal yang adalah makan ringan, makanan berat serta
menjadi perhatian dalam definisi operasional jajanan pasar. Selanjutnya usaha yang
antara lain: (1) Pemahaman akan akuntansi, mendominasi kedua adalah minuman
dalam hal ini diharapkan penggiat UMKM sebanyak 19 pedagang atau 20%, seperti
memahami tentang persamaan akuntansi, diantaranya minuman yang dijual untuk
mampu mengkategorikan akun dalam sekitar dusun atau minuman jus buah. Pada
transaksi penjualan. (2) membuat data urutan yang ketiga terdapat pedagang
transaksi, dalam menyusun data transaksi, kelontong yang menjual kebutuhan rumah
kebutuhan data seperti informasi transaksi tangga seperti sembako dan kebutuhan primer
yang dimasukkan di dalam buku besar. (3) bagi masyarakat sebanyak 10 pedagang atau
Penggunaan nota resmi, tekait dengan 17%. Selanjutnya diikuti oleh pedagang
penggunaan nota secara terkomputerisasi, pakaian sebanyak 13% dari jumlah
sehingga meminimalkan nota fiktif, keseluruhan, pedagang batik yang memiliki
memiliki nomor urut nota. (4) Pembukuan, batik khas Banyumas sebanyak 10% dan
dengan melakukan penjurnalan, posting perdagangan
buku besar, menyusun jurnal penyesuaian
(5) Membuat laporan berkala, membuat Uji Validitas
laporan pemasukan dan pengeluaran secara uji validitas diketahui bahwa untuk penerapan
rutin misalnya setiap minggu atau setiap akuntansi validitas P1 adalah 0.788, P2 adalah
bulan, melakukan tutup buku transaksi. (6) 0.803, P3 adalah 0.672, P4 adalah 0.496, P5
membuat laporan posisi keuangan dan adalah 0.442, P6 adalah 0.579, P7 adalah
laporan laba rugi yaitu kemampuan untuk 0.688. Dapat dilihat dari tabel dibawah ini
menyusun laporan posisi keuangan dan maka pertanyaan yang disajkan adalah valid
laporan laba rugi. (7) membuat laporan karena semua skor yang diperoleh berada
perubahan ekuitas, untuk mengetahui modal diatas taraf signifikan yaitu 0.361. Hasil uji
dasar perusahaan dan modal kerja bagi reliabilitas diketahui bahwa hasil Cronbach's
kegiatan usaha. Alpha yaitu sebesar 0.866 maka penelitian
dianggap reliabel. Hal ini dikarenakan
HASIL DAN PEMBAHASAN Cronbach's Alpha 0,886 > 0,600. Hasil
Gambaran Umum UMKM di Banyumas penelitian menemukan bahwa hampir
Penelitian yang dilakukan pada 60 orang sebagian besar UMKM yang bergerak dalam
pengelola dan pelaku usaha kecil dan bidang usaha dagang di Kabupaten Banyumas

229
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

belum menerapkan sistem akuntansi dasar. Table 3 Menggunakan Nota Resmi


Berikut hasil jawaban yang telah didapat dari
responden mengenai: Nota Resmi Frekuensi Persentase
Ya 15 25%
Tidak 45 75%
Table 1 Pemahaman Akuntansi
Sumber: Data Diolah
Pemahaman
Frekuensi Persentase
Akuntansi Berdasarkan pada hasil kuesioner dan
Ya 21 35% wawancara diperoleh hasil bahwa sebanyak
Tidak 39 65% 75% atau 45 responden menggunakan nota
Sumber: Data Diolah dalam bentuk cetak print dengan label
perusahaan dan cap perusahaan. Kemudian
Berdasarkan tabel mengenai pemahaman sebagian kecil belum melakukan dengan
akan akuntansi, dari seluruh responden sistem komputer untuk mencetak nota
hanya 21 pelaku atau 35% usaha yang ataupun faktur sebanyak 15 responden atau
memahami akan akuntansi untuk kegiatan 25%.
usaha. Sedangkan sisanya sebanyak 39
pelaku usaha atau 65% belum memahami Table 4 Jurnal, Buku Besar, Jurnal
mengenai akuntansi untuk UMKM. Penyesuaian

Pembukuan Frekuensi Persentase


Table 2 Membuat Data Transaksi
Ya 10 17%
Bukti Tidak 50 83%
Frekuensi Persentase
Transaksi Sumber: Data Diolah
Ya 33 55% Selanjutnya untuk penerapan akuntansi
Tidak 27 45% seperti penyusunan jurnal, pembuatan buku
Sumber: Data Diolah besar dan penyusunan jurnal penyesuaian,
Dalam menyusun data transaksi sebanyak sebagian besar belum melakukannya. Hanya
55% dari keseluruhan atau sebanyak 33 sebanyak 10 pelaku usaha atau 17% yang
responden telah membuat data transaksi melakukan pembukuan seperti penjurnalan,
walaupun dalam bentuk sederhana, seperti posting ke buku besar dan membuat jurnal
membuat nota penjualan dalam bentuk kertas penyesuaian. Sisanya sebanyak 50
dan bertuliskan tangan. Kemudian sisanya responden tidak melakukan pembukuan
sebanyak 27 penggiat UMKM atau 45% sama sekali, hanya transaksi kas yang keluar
belum melakukan data transaksi. Sehingga dan masuk.
dalam melakukan transaksi penjualan tidak
menggunakan bukti apapun.

230
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

Table 5 Membuat Laporan Berkala dalam bidang akuntansi. Sebagian kecil yang
belum menyusun neraca dan laba rugi,
Laporan Frekuensi Persentase enggan untuk menambah tenaga kerja di
Ya 40 67% bagian akuntansi, dikarenakan harus
Tidak 20 33% mengeluarkan biaya tambahan untuk tenaga
Sumber: Data Diolah kerja tersebut.

Selanjutnya keterkaitan dengan pembuatan Table 7 Membuat Laporan Perubahan


laporan secara berkala, pada dasarnya Ekuitas
sebagian besar sudah membentuk laporan dan
dilakukan secara berkala. Laporan yang LPE Frekuensi Persentase
disusun adalah dalam bentuk kas masuk dan Ya 35 58%
kas keluar serta saldo akhir. Namun untuk Tidak 25 42%
membuat sebuah laporan keuangan seperti Sumber: Data Diolah
neraca dan laporan laba rugi perlu dipisahkan
untuk mempermudah. Penyusuan secara Untuk wawancara yang terakhir membahas
berkala sebanyak 67% pelaku UMKM telah mengenai laporan perubahan ekuitas. Jumlah
melakukannya dan sisanya sebanyak 33% yang sama seperti hasil responden dalam
belum melakukan penyusunan laporan secara menyusun neraca dan laba rugi. Untuk
teratur. menyusun laporan perubahan ekuitas
membutuhkan tenaga kerja yang memiliki
Table 6 Membuat Laba Rugi dan Neraca kompetensi dalam bidang akuntansi, sehingga
membutuhkan tembahan tenaga kerja lagi.
Lap.
Frekuensi Persentase
Keuangan
Table 8 Hasil Rekapitulasi Responden
Ya 35 58%
Tidak 25 42% Jawaban
No Rata-Rata
Sumber: Data Diolah Ya Tidak
1 21 39 0,35
Untuk pembuatan lapoan keuangan dalam 2 33 27 0,55
bentuk laporan laba rugi dan neraca tergolong 3 15 45 0,25
sudah cukup banyak yaitu sebanyak 35 4 10 50 0,17
responden atau 58%, namun sebanyak 25 5 40 20 0,67
responden atau 43% belum melakukan 6 35 25 0,58
penyusunan laporan keuangan. Berdasarkan 7 35 25 0,58
pada hasil wawancara kepada masing-masing 0,45
responden, untuk penyusunan laporan Sumber: Data Diolah
keuangan membutuhkan keahlian khusus,
sehingga perlu tenaga kerja yang bergerak Hasil perhitungan dari nilai yang telah diolah,

231
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

dengan pemberian nilai 1 (satu) untuk oleh penggiat UMKM di Kabupaten


jawaban YA dan nilai 0 (nol) untuk jawaban Banyumas di dominasi karena pemilik usaha
tidak, sehingga rata-rata nilai tertimbang enggan melakukan prekrutan tenaga kerja
adalah 0,45 yang mengacu pada Guttman dalam bidang akuntansi.
yang berada pada golongan moderately low Penelitian ini didukung dengan teori
association (weak association) dengan motivasi yang disebutkan oleh Abraham
keterangan angka 0,26 – 0,50. Berdasarkan Maslow, bahwa perusahaan membutuhkan
hasil tersebut menunjukan bahwa penerapan tenaga kerja dalam bidang akuntansi, karena
sistem akuntansi pada usaha mikro kecil dan merupakan kebutuhan primer dalam
menengah (UMKM) yang sebagian besar perusahaan untuk menyusun sebuah laporan
adalah bidang perdagangan di Kabupaten keuangan dan untuk pengambilan keputusan
Banyumas khususnya pada Kecamatan penting bagi perusahaan.
Patikraja. Berdasarkan pada hasil wawancara, UMKM di Kabupaten Banyumas
perlunya bagian akuntansi yang memiliki membutuhkan bimbingan dan pendampingan
kompetensi yang cukup sangatlah diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan,
untuk kelancaran usaha yang dilakukan. sehingga masing-masing UMKM dapat
Selain itu dengan penyusunan laporan menyusun secara mandiri. Jikalau pelaku
keuangan yang baik maka akan bisnis tidak memiliki kemampuan dalam
mempermudah dalam mengetahui menuyusun informasi keuangan maka dapat
keuntungan dan kerugian dari usaha yang dilakukan dengan mempekerjakan karyawan
dijalankan. Manfaat lain yang tidak kalah yang memiliki kompetensi dalam bidang
penting adalah dengan adanya laporan akuntansi dan mampu menyusun sebuah
keuangan yang dibutuhkan seperti neraca, laporan keuangan (Rofifah, 2020). Untuk
laba rugi, laporan perubahan ekuitas serta penelitian kedepannya, diharapkan dapat
catatan atas laporan keuangan akan menjadi meneliti mengenai perlakuan akuntansi bagi
dasar untuk pengambilan keputusan UMKM yang sudah lebih baik pada
ekonomis serta pengajuan modal ke pihak kelompok penggiat UMKM tersebut.
perbankan. Sehingga dengan adanya pendampingan dan
bimbingan dalam penyusunan laporan
KESIMPULAN DAN SARAN keuangan terdapat perkembangan. Dengan
Penelitian yang dilakukan harapan setidaknya penggiat UMKM di
menyimpulkan bahwa sistem akuntansi untuk Kecamatan Patikraja telah mampu menyusun
usaha mikro kecil dan menengah dalam laporan keuangan sendiri mencapai lebih dari
bidang perdagangan di Kabupaten Banyumas, 90%.
Kecamatan Patikraja tergolong sedang namun
ke arah yang rendah. Hasil tersebut DAFTAR PUSTAKA
ditunjukan dengan nilai 0,45, dengan kategori Abubakar, A. W. (2008). Akuntansi
moderately low association weak association. Keuangan Dasar I (Edisi 3). Grasindo.
Masih minimnya penerapan sistem akuntansi Amanah, S. (2013). Analisis Penerapan

232
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)

Pencatatan Akuntansi pada Usaha Ekonomi Universitas Negeri Padang, c.


Kecil dan Menengah Binaan Dinas Suwardjono. (2009). Pengantar Akuntansi
Koperasi UMKM Perindustrian dan (Edisi 3). BPFE YOGYAKARTA.
Perdagangan Kabupaten Lima Puluh Syafri Harahap, S. (2011). No Title (Edisi
Kota. Revi). Raja Grafindo Persada.
Arilia, D. K., & Munari. (2022). Penerapan Uhlnaer, L. M. (2002). The Use of the
Pencatatan Laporan Keuangan Bagi Guttman Scale in Development of a
UMKM Berdasarkan SAK EMKM Family Bussiness Index. Research
Pada Perusahaan Jenang Teguh Raharjo Report H2002003. SCALES:
Ponorogo. Jurnal Ilmiah MEA Zoertemeer.
(Manajemen, Ekonomi, Dan
Ulfah, I. F. (2016). Akuntansi Untuk
Akuntansi), 6(1), 563–576. UMKM.
Belkaoui, A. R. (2011). Accounting Theory Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
Buku I (5th ed.). 20 Tahun. (2008). Undang-Undang
Ervilia, P. (2009). Analisis Perumusan dan Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
Penerapan Sistem Akuntansi Pada 2008. 1.
Usaha Kecil Menengah (Studi Kasus Warren, C. et al. (2006). Pengantar
Waroeng Coklat Bogor). Skripsi . Akuntansi. Salemba Empat.
Fakultas Ekonomi Dan Manajemen:
Institut Pertanian Bogor. Yanti, S. (2014). Analisis Penerapan
Akuntansi Pada Usaha Kecil Menengah
Hakiki, A., Rahmawati, M., & Novriansa, A. di Family Pisces. Jurnal Skripsi.
(2020). Penggunaan Sistem Informasi Sumatera Barat: Fakultas Ekonomi
Akuntansi untuk Usaha Mikro Kecil Universitas Muhamadiyah.
dan Menengah (UMKM) di Desa Kota
Daro, Kabupaten Ogan Ilir.
Sricommerce: Journal of Sriwijaya
Community Services, 1(1), 55–62.
https://doi.org/10.29259/jscs.v1i1.12
Maslow, A. H. (2010). Motivation and
Personality. Rajawali.
Rofifah, D. (2020). Penyusunan Laporan
Keuangan Umkm X Sesuai Sak Emkm.
Paper Knowledge . Toward a Media
History of Documents, 12–26.
S.R., S. (2004). Akuntansi Suatu Pengantar
(Edisi 1). Salemba Empat.
Sanusi, A. (2013). Metodologi Penelitian
Bisnis (Edisi 3). Salemba Empat.
Saragih, F., & Surikayanti. (2015). Analisis
Penerapan Akuntansi dan
Kesesuaiannya dengan SAK ETAP
pada UKM Medan Perjuangan.
Seminar Nasional Ekonomi Manajemen
Dan Akuntansi (SNEMA) Fakultas

233

Anda mungkin juga menyukai