Dianningsih1
1
Program Studi Akuntansi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Harapan Bangsa
E-mail*: dianningsih@uhb.ac.id
ABSTRAK
Penerapan sistem akuntansi bagi UMKM adalah kepentingan yang sangat mendesak pada era
digital saat ini. UMKM mengambil peran besar dalam perekonomian di Indonesia.
Pemerintah dapat menjadi wadah bagi UMKM untuk memaksimalkan potensi mereka, karena
ide yang sangat beragam menjadi keunikan tersendiri dalam meningkatkan perekonomian.
Penelitian dilakukan di Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, yang sebagian besar
pelaku UMKM belum menyusun laporan keuangan sederhana untuk kepentingan dan
Kebutuhan bagi UMKM itu sendiri. Penelitian ini adalah penelitian menggunakan data
primer dan sekunder, yang dilakukan dalam bentuk kuesioner dan wawancara kepada
penggiat UMKM. Hasil menyebutkan bahwa penggiat UMKM di Kecamatan Patikraja
Banyumas belum seluruhnya memahami tentang akuntansi, belum memahami stan dar
akuntansi EMKM dan belum mampu menyusun laporan keuangan mandiri. Hal tersebut
dikarenakan keengganan untuk mengadakan karyawan khusus pada bagian akuntansi atas
dasar ekonomi.
Abstract
The application of an accounting system for MSMEs is of very urgent importance in the
current digital era. MSMEs play a big role in the economy in Indonesia. The government can
be a forum for MSMEs to maximize their potential, because very diverse ideas are unique in
improving the economy. The research was conducted in Patikraja District, Banyumas
Regency, where most of the MSME actors have not prepared simple financial reports for the
interests and needs of MSMEs themselves. This research is a study using primary and
secondary data, which was conducted in the form of questionnaires and interviews with
MSME activists. The results show that MSME activists in Patikraja Banyumas do not fully
understand accounting, do not understand EMKM accounting standards and have not been
able to prepare independent financial reports. This is due to the reluctance to hire special
employees in the accounting department on an economic basis.
221
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
222
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
arus kas masuk dan arus kas keluar sudah dilakukan untuk kelompok UMKM di
tidak relevan pada era digital saat ini. Kabupaten Banyumas, yang memiliki jenis
Sebagian besar untuk penggiat usaha dalam usaha perdagangan barang dagang seperti
bidang menengah mengharapkan sudah makanan, pakaian, konveksi dan lain
menggunakan sistem akuntansi. Dengan sebagainya.
adanya sistem akuntansi, akan memberikan Perumusan masalah dalam penelitian
efektivitas dan efisiensi pada pelaku UMKM ini adalah (1) Pelaku UMKM di Kabupaten
memenuhi persyaratan dalam pengajuan Banyumas menerapkan SAK EMKM. (2)
permodalan. Penggiat UMKM di Kabupaten Banyumas
Bidang usaha memiliki telah mampu menyusun sebuah laporan
keanekaragaman dari segala jenis bisnis, keuangan sederhana secara lengkap. Dan (3)
seperti usaha mikro kecil dan menengah, Laporan keuangan yang disusun telah
kemudian usaha barang dan jasa. Oleh disesuaikan dengan standar akuntansi yang
karena itu, terdapat perbedaan standar berlaku di Indonesia.
akuntansi yang digunakan yang Manfaat dari penelitian antara lain: (1)
peruntukannya sudah ditentukan oleh Dewan bagi pelaku UMKM dapat memahami
Standar Akuntansi Keuangan. Untuk bidang pentingnya akuntansi bagi kegiatan usaha,
usaha berjenis usaha mikro kecil dan (2) memberikan dorongan untuk dapat
menengah menggunakan SAK Entitas Mikro menyusun sebuah laporan keuangan
Kecil dan Menengah. Pada saat walaupun sederhana namun lengkap dan (3)
pengaplikasian standar akuntansi perlu mampu menyusun laporan informasi
disesuaikan dengan akun-akun yang akan keuangan sesuai dengan standar akuntansi
digunakan pada saat pencatatan yang berlaku. Manfaat yang diberikan bagi
transaksinya. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah
Pencatatan akuntansi pada UMKM dapat menjadikan pendamping untuk
dengan populasi UMKM dengan sebanyak UMKM dalam menyusun sebuah laporan
60 responden dan pelaku usaha telah keuangan.
disimpulkan dengan penerapan pencatatan
akuntansi UKM di Kabupaten Banyumas TELAAH PUSTAKA
Kecamatan Patikraja tidak sesuai dengan Teori Motivasi
standar akuntansi yang berlaku yang
Setiap manusia memiliki kebutuhan
sebagian besar berbisnis dalam bidang
yang harus dipenuhi. Untuk mencapai
pedagangan barang (Amanah, 2013).
pemenuhan kebutuhan tersebut diperlukan
Penelitian lain yang dinyatakan dengan
adanya hal yang menjadi pendorong untuk
simpulan bahwa masih banyaknya pelaku
mencapai tujuan akan kebutuhan tersebut.
usaha mikro kecil dan menengah belum
Tentunya dalam mencapai kebutuhan
memahami mengenai akuntansi dan
tersebut terdapat sebuah motif, sehingga
pengelolaan keuangan (Saragih &
dapat dikatakan tujuan tersebut adalah
Surikayanti, 2015). Pada penelitian ini
motivasi. Teori motivasi akan kebutuhan
223
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
yang pernah diperkenalkan oleh Maslow yaitu sebuah seni dalam mencatat,
(2010) yaitu: (1) kebutuhan fisiologis antara mengklasifikasikan dan mengikhtisarkan
lain kebutuhan akan makan, minum dan secara signifikan dalam mata uang untuk
papan atau kebutuhan utama. (2) kebutuhan transaksi yang secara keseluruhan dan
rasa aman dan nyaman, yaitu membutuhkan memiliki pengaruh terhadap keuangan
perlindungan dari ancaman dan bahaya. (3) sebuah industri (Belkaoui, 2011). Dari
kebutuhan sosial, yaitu, kebutuhan akan beberapa pemahaman mengenai akuntansi
cinta kasih, penerimaan dan pertemanan. (4) yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan
kebutuhan untuk dihargai oleh manusia lain, bahwa akuntansi merupakan sebuah media
dihargai dan dihormat serta adanya informasi yang memberikan informasi
pengakuan. (5) kebutuhan aktualisasi diri keuangan sebuah perusahaan yang
adalah keinginan untuk pemenuhan terhadap menggambarkan kegiatan ekonomi dan
diri sendiri. kondisi keuangan perusahaan. Sebagai
Maslow mengindikasikan bahwa sebuah tambahan, bahwa pencatatan
manusia dalam memenuhi kebutuhan akan nominal angka dalam laporan keuangan
hidupnya akan memenuhi kebutuhan diwajibkan memiliki bukti yang kuat
pokoknya, sehingga pemenuhan akan sehingga handal dan relevan.
kebutuhan pokok tersebut akan menjadi Siklus akuntansi atau biasa dikenal
lebih tinggi dan menjadi motivasi yang dengan istilah accounting cycle , merupakan
terutama. Kebutuhan bagi seorang manusia sebuah kegiatan mengubah bukti transaksi
dan perusahaan tentunya memiliki keuangan menjadi sebuah bentuk laporan
perbedaan. yang dikenal sebagai laporan keuangan untuk
tujuan pengambilan keputusan ekonomi
Akuntansi dan Siklusnya sebuah perusahaan (Hakiki et al., 2020).
Siklus akuntansi adalah kegiatan yang
AICPA memberikan pemahaman
berkelanjutan selama terjadi arus kas masuk
terkait dengan akuntansi adalah sebuah seni
dan keluar, namun disusun dalam bentuk yang
dalam mencatat, menggolongkan dan
baku.
menyimpulkan dengan berbagai langkah
Menurut Simon dan Skousen dalam
untuk ukuran keuangan, setiap kejadian
Syafri Harahap, (2011) bentuk sebuah siklus
transaksi yang memiliki sifat keuangan serta
akuntansi dimulai dari adanya bukti
hasil yang dikeluarkan. Berdasarkan pada
transaksi baik keluar maupun masuk
Accounting Principle Board, akuntansi
kemudian dicatatkan dalam pembukuan,
diartikan sebagai sebuah kegiatan jasa yang
kemudian menjadi dasar dalam penyusunan
memiliki fungsi memberikan data berupa
sebuah neraca yang mendasarkan pada
angka dalam satuan keuangan untuk sebuah
jurnal penyesuaian atas kegiatan perusahaan
perusahaan dalam tujuan pengambilan
dan jurnal penutup, kemudian menjadi
sebuah keputusan penting sesuai yang
neraca saldo yang telah disesuaikan dan
dibutuhkan (Warren, 2006). Pengertian
berakhir pada sebuah laporan keuangan
akuntansi yang memiliki arti hampir sama
224
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
225
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
pembalik wajib dilakukan dalam kegiatan Indonesia dibagi menjadi tiga kriteria, antara
akuntansi, namun dalam menyederhanakan lain: (a) Usaha mikro memiliki kekayaan
maka perlu untuk dilakukan. bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima
Berdasarkan pemaparan mengenai puluh juta rupiah) dan tanah serta bangunan
akuntansi dan siklusnya diatas, maka tempat usaha tidak dikategorikan sebagai
akuntansi akan sangat membantu pengusaha kekayaan milik usaha kecil, atau memiliki
dalam mengatasi permasalahan keuangan hasil penjualan dalam jangka satu tahun
misalnya mengetahui keuntungan kerugian sebanyak Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta
perusahaan, kemudian penilaian kinerja rupiah). (b) Kriteria usaha kecil adalah usaha
perusahaan dan membantu mengamankan yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp
aset perusahaan dengan disusunkannya 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
laporan keuangan tersebut (Abubakar, sampai dengan Rp 500.000.000,00 (lima ratus
2008). juta rupiah) dengan tanah dan gedung kantor
Atas dasar penjelasan diatas, maka tidak termasuk didalam kekayaan perusahaan.
dapat memunculkan hipotesis: Pendapatan maksimal pada usaha kecil adalah
H1: Sistem Akuntansi EMKM telah Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
diaplikasikan pada sebagian besar UMKM juta rupiah). (c) Kriteria yang ketiga adalah
di Kabupaten Banyumas. usaha menengah dengan memiliki kekayaan
minimal Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta
Usaha Mikro Kecil dan Menengah rupiah) dan paling banyak adalah Rp
Usaha Mikro Kecil dan Menengah 10.000.000.000 (sepuluh milyar rupiah) tidak
berdasarkan pada Undang-Undang Republik termasuk bangunan dan tanah di dalamnya
Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 merupakan atau dengan hasil pendapatan dalam waktu
(a) usaha mikro adalah usaha yang produktif satu tahun adalah Rp 2.500.000.000,00 (dua
baik milik perorangan maupun badan yang milyar lima ratus juta rupiah) sampai
telah tergolong dalam kriteria yang tersirat di denganRp 50.000.000.000,00 (lima puluh
dalam Undang-undang tersebut. (b) usaha milyar rupiah).
kecil adalah usaha dengan ekonomi produksi Penerapan kegiatan UMKM di
yang mampu mandiri dan dilakukan oleh Indonesia menganut pada asas seperti
perorangan maupun badan tanpa anak kekeluargaan, demokrasi ekonomi,
perusahaan dan bukan anak cabang usaha kebersamaan, efisiensi, keadilan,
sebagai bagian yang dikuasai oleh usaha berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
menengah dan usaha besar. (c) usaha kemandirian, keseimbangan kemajuan dan
menengah iartikan sebagai kegiatan kesatuan ekonomi nasional (Yanti, 2014).
perekonomian yang produktif dan berdiri Dengan adanya UMKM di Indonesia,
sendiri serta dilakukan oleh perorangan atau diharapkan dapat menumbuhkembangkan
badan dan bukan merupakan cabang usaha masyarakat dalam meningkatkan
perusahaan dari usaha besar dan usaha kecil. perekonomian nasional dari sektor terkecil
Dalam klasifikasi UMKM di sesuai dengan demokrasi ekonomi yang adil
226
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
227
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
untuk jumlah pendapatan, harga pokok keuangan atau neraca, laporan laba rugi dan
penjualan serta biaya yang dikeluarkan untuk catatan atas laporan keuangan.
kegiatan operasional perusahaan akan H3: Laporan Keuangan yang disusun oleh
tertuang di dalam laporan laba rugi. Sehingga penggiat UMKM telah sesuai dengan standar
dengan adanya informasi keuangan pemilik akuntansi yang berlaku di Indonesia.
dan manajer memiliki kemampuan untuk
mengatur strategi supaya dapat METODOLOGI PENELITIAN
memaksimalkan laba dan/atau meminimalkan
Penelitian ini menggunakan data
biaya yang dikeluarkan.
primer dan sekunder. Untuk populasi dalam
Perlakuan akuntansi untuk UMKM penelitian ini adalah usaha mikro kecil dan
menggunakan Standar Akuntansi Keuangan menengah yang berada di Kabupaten
Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK Banyumas, khususnya di Kecamatan
EMKM). SAK EMKM berlaku sejak 1 Patikraja. Terdapat 60 penggiat UMKM
Januari 2018 untuk jenis usaha yang yang menjadi responden dalam penelitian.
dijalankan tanpa akuntabilitas publik, atau Sample yang diambil menggunakan teknik
SAK EMKM adalah versi lebih kecil dari sampling per kelompok (cluster sampling).
SAK ETAP (Ulfah, 2016). Dasar penyusunan Data primer didapatkan melalui wawancara
SAK EMKM adalah Undang-Undang Nomor langsung kepada pelaku usaha serta
20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro Kecil menyebarkan kuesioner (Sanusi, 2013).
dan Menengah. Standar akuntansi EMKM Kemudian untuk data sekunder yang
mengatur transaksi yang umum dilakukan digunakan adalah penggiat UMKM yang
oleh EMKM dengan pengukuran murni memiliki usaha dalam bentuk perdagangan
menggunakan biaya historis dengan mencatat barang seperti makanan, minuman, pakaian,
aset dan liabilitas sesuai dengan biaya yang serta hasil kerajinan tangan masyarakat.
dikeluarkan pada saat perolehan. Pengolahan data kuesioner menggunakan
SAK EMKM diharapkan akan skala kumulatif dengan skala Guttman,
mampu menjadikan perusahaan mikro dan dengan Jawaban Ya memiliki nilai 1 (satu)
kecil untuk dapat memudahkan dalam dan jawaban Tidak memiliki nilai 0 (nol).
mencatatkan sesuai dengan standar. Pada Ketentuan skala Guttman sebagai berikut
SAK EMKM, dibatasi dengan pendapatan (Uhlnaer, 2002):
usaha sebuah industri dalam waktu satu tahun 𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑌𝑎
maksimal Rp 4.800.000.000,00 (empat 𝑥 100%
𝐽𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑇𝑖𝑑𝑎𝑘
milyar delapan ratus juta rupiah). Bila usaha
0 - 0,25 = No association or low association
memiliki pendapatan lebih dari yang
(weak association)
disyaratkan oleh EMKM maka menggunakan
0.26 - 0.50 = Moderately low association
standar akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas
(moderately strong association)
Publik (SAK ETAP). Dalam penyusunan
SAK EMKM laporan yang perlu disusun oleh 0,51 - 0,75 = Moderately high association
penggiat UMKM adalah laporan posisi (moderately strong association)
228
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
229
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
230
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
Table 5 Membuat Laporan Berkala dalam bidang akuntansi. Sebagian kecil yang
belum menyusun neraca dan laba rugi,
Laporan Frekuensi Persentase enggan untuk menambah tenaga kerja di
Ya 40 67% bagian akuntansi, dikarenakan harus
Tidak 20 33% mengeluarkan biaya tambahan untuk tenaga
Sumber: Data Diolah kerja tersebut.
231
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
232
J-LEE: Journal of Law, Economics, and English, 4 (1), Juni 2022
Dianningsih (Penerapan Sistem Akuntansi Pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kabupaten Banyumas)
233