Anda di halaman 1dari 6

PELATIHAN PEMBUKUAN DAN PENCATATAN

KEUANGAN UMKM DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI


DIGITAL UNTUK MENINGKATAN KUALITAS LAPORAN
KEUANGAN DI DESA HEULEUT, KECAMATAN
LEUWIMUNDING, KABUPATEN MAJALENGKA
Noviyani1*
1
Akuntansi, Universitas Muhammadiyah Cirebon, Cirebon, Indonesia
Noviyani113@gmail.com

Abstrak
Di era digital ini masyarakat diharapkan mampu menguasai teknologi dan mengoperasikannya, terutama bagi
pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah yang dituntut untuk bisa membuat pembukuan secara digital
mengguanakan smartphone mereka agar bisa memudahkan dalam pencatatan keuangan. Dimana selama ini para
pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah hanya mencatat pembukuan dan transaksi keuagan secara manual,
sehingga mereka kesulitan dalam menghitung harga pokok penjualan, menentukan laba dan jumlah persediaan,
oleh karena itu penulis ingin mensosialisasikan aplikasi BukuKas yang dapat membatu mereka dengan mudah
mencatat transaksi keuangannya. Tujuan pengabdian ini supaya para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah
dapat dengan mudah mencatat transaksi keuangannya dengan menggunakan aplikasi BukuKas yang ada di
Smartphone mereka dan dengan mudah mengetahui berapa harga pokok penjulan dalam menentukan harga
jualan, berapa jumlah persediaan yang ada serta dapat membuat laporan keuangan dengan mudah dan benar.
Metode yang dirancang dalam kegiatan ini dimulai dari memberikan sosialisasi tentang penggunaan Aplikasi
BukuKas, menjelaskan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi tersebut serta memberikan contoh transaksi dalam
pengoperasian aplikasi tersebut. Adapun hasil dari kegiatan ini diharapkan para pelaku Usaha Mikro Kecil
Menengah mampu mengunakan aplikasi BukuKas, mereka sudah bisa mengoperasikan transaksi yang ada
didalam BukuKas, dan bisa menghitung harga pokok penjualan, melakukan pencatatan keuangan dan membuat
laporan keuagan dengan nudah dan benar. Disamping itu mereka sudah bisa memasarkan produknya secara
online dengan menggunakan fitur-fitur yang ada dalam aplikasi BukuKas tersebut.
Kata Kunci: Pembukuan, Aplikasi Digital, Kualitas Laporan Keuangan, UMKM, KKM

Abstract
In this digital era, people are expected to be able to master technology and operate it, especially for Micro,
Small and Medium Enterprises who are required to be able to make digital bookkeeping using their
smartphones in order to facilitate financial records. Where so far, Micro, Small and Medium Enterprises actors
only record bookkeeping and financial transactions manually, so they have difficulty in calculating the cost of
goods sold, determining profits and the amount of inventory, therefore the author wants to socialize the
BukuKas application which can help them easily record their financial transactions. . The purpose of this
service is so that Micro, Small and Medium Enterprises actors can easily record their financial transactions
using the BUKUKAS application on their Smartphone and easily find out how much the cost of sales is in
determining the selling price, how much inventory is available and can make financial reports easily. and right.
The method designed in this activity starts from providing socialization about the use of the BukuKas
Application, explaining the features in the application and providing examples of transactions in the operation
of the application. As for the results of this activity, it is hoped that the perpetrators of Micro, Small and
Medium Enterprises will be able to use the BukuKas application, they can already operate the transactions in
the BukuKas, and can calculate the cost of goods sold, make financial records and make financial reports easily
and correctly. Besides that, they can already market their products online by using the features in the BukuKas
application.
Keywords: Bookkeeping, Digital Applications, Quality of Financial Reports, UMKM, KKM

1
1. PENDAHULUAN
Secara umum, UMKM dikenal sebagai akronim dari Usaha Mikro, Kecil, Menengah.
Namun, jika diruntut dari definisi dan sudut pandang yang berbeda, UMKM memiliki
pengertian yang jauh lebih luas. Bagi pelaku usaha, UMKM adalah bisnis atau usaha yang
dijalankan oleh perseorangan, rumah tangga, maupun badan usaha kecil.
Menurut ekonom senior, Prof. Ina Primiana, UMKM adalah kegiatan usaha berskala
kecil yang mendorong pergerakan pembangunan dan perekonomian Indonesia. Di sisi lain,
M. Kwartono Adi menjelaskan definisi UMKM secara lebih spesifik, yakni sebagai badan
usaha yang memiliki profit atau keuntungan tidak lebih dari 200 juta berdasarkan perhitungan
laba tahunan. Sebuah usaha atau bisnis dapat disebut sebagai UMKM jika memenuhi kriteria
usaha mikro. Menurut peraturan perundang-undangan Nomor 20 tahun 2008, UMKM
dibedakan berdasarkan masing-masing jenis usaha, yaitu usaha mikro, kecil, dan menengah.
Usaha mikro kecil menengah (UMKM) merupakan salah satu poros kebangkitan
perekonomian nasional yang memiliki kesulitan dalam hal penerapan akuntansi sesuai
dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) EMKM. Masih banyak UMKM yang kesulitan
dalam melaporkan kegiatan usahanya, khususnya laporan keuangan.
Keuangan dalam suatu perusahaan menjadi pondasi yang kuat terbangunnya
sebuah perusahaan. Keuangan merupakan hal yang sensitif, jika tidak dikelola dengan baik
maka akan berakibat fatal bagi perusahaan. Demikian pula pada kelompok UMKM, dalam
suatu usaha diperlukan suatu konsep tata kelola dan manajemen keuangan yang baik
agar usahanya berjalan sesuai dengan target keuangan yang ingin dicapai. Menurut kamus
besar bahasa Indonesia tata kelola berarti aturan, susunan, atau cara menyusun. Sedangkan
manajemen keuangan adalah kegiatan perencanaan, pengelolaan, penyimpanan, serta
pengendalian dana dan aset yang dimiliki suatu perusahaan. Pengelola keuangan harus
direncanakan dengan matang agar tidak timbul masalah di kemudian hari.
Keuangan adalah bidang fungsional tertentu yang dijumpai dalam penjurusan
administrasi bisnis atau dapat didefinisikan sebagai manajemen aliran uang dalam suatu
perusahaan. Jadi jelas bahwa keuangan berkaitan dengan aliran uang dan juga kewajiban
pembayaran (Raharjo, 2013). Tata kelola dan manajemen keuangan ini dapat diterapkan
kepada para kelompok UMKM agar keuangannya bisa tertata dan memiliki usaha yang
lebih baik serta berkembang. Sebagian besar kelompok UMKM di Desa Belawa, Kecamatan
Lemahabang, Kabupaten Cirebon masih menerapkan cara manual dalam menuliskan
pembukuan keuangan. Kelemahan catatan pembukuan yang masih dilakukan secara
manual diantaranya adalah terjadinya ketidaktelitian dalam perhitungan, perbedaan
yang tidak seimbang antara uang masuk dan keluar, tidak efisien, kurang teratur dan
sistematis (Suyati, 2020).
Pencatatan adalah setiap transaksi dari suatu kegiatan usaha merupakan suatu
informasi awal yang harus dicatat dan diolah, sehingga terbentuksebuah laporan keuangan.
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk
mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta, kewajiban, modal,
penghasilan dan biaya, serta harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup
dengan menyusun laporan keuangan berupa neraca, dan laporan laba rugi untuk periode
Tahun Pajak tersebut.

2
Agar dapat menyediakan informasi yang berguna dan bermanfaat bagi pihak - pihak
yang berkepentingan, maka informasi yang disajikan dalam pelaporan keuangan harus
memenuhi karakteristik kualitatif sehingga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan
(Obaidat, 2007; Hapsari, 2007). Atril dan McLaney (1991) dalam Saidin (2007) menyebutkan
kriteria yang harus dimiliki oleh pelaporan keuangan agar dapat memenuhi kebutuhan
pengguna, diantaranya adalah relevan, andal, dapat dibandingkan, dapat dimengerti, tepat
waktu dan biaya/manfaat. Ditegaskan bahwa relevan dan dapat diandalkan dari pelaporan
keuangan dapat membantu dalam menghasilkan informasi yang bermanfaat, namun jika
laporan keuangan tidak dapat dibandingkan, tidak dapat dimengerti dan tidak tepat waktu,
biaya yang lebih besar dari manfaat maka akan mengurangi manfaatnya.
Catatan pembukuan yang dilakukan secara manual tidak terdapatnya kontrol
keuangan. Dengan tidak adanya kontrol ini, mengakibatkan manajemen pengelolaan
pembukuan keuangan menjadi tidak konsisten. Dengan adanya permasalahan ini,
diharapkan civitas akademika dapat mendampingi para kelompok UMKM di desa Belawa
guna memberikan pelatihan terkait pemanfaatan pembukuan digital pada keuangan
masing-masing UMKM sebagai media perencanaan keuangan UMKM. Pembukuan digital
ini berguna sebagai suatu sistem dalam suatu UMKM serta dapat pula digunakan sebagai
kontrol dan meminimalisir resiko kerugian. Maka dari itu untuk meningkatkan kualitas
laporan keuangan UMKM dapat dibantu dengan penggunaan aplikasi digital.

2. METODE
Sebelum kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) ini dijalankan, telah dilakukan
observasi di desa Heuleut, kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka. Dari hasil
observasi berupa wawancara kepada beberapa UMKM yang terdapat di desa Heuleut, didapat
adanya permasalahan mengenai kualitas laporan keuangan UMKM. Tahap berikutnya dibuat
perancangan berupa proposal program kerja untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan. Tahap
akhir adalah pelaksanaan kegiatan pelatihan dan sosialisasi pada saat kegiatan KKM
berlangsung. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2022.
Sasaran kegiatan pelatihan ini adalah pelaku UMKM. Materi kegiatan berupa materi
terkait dengan kualitas laporan keuangan yang baik dan bagaimana penggunaan aplikasi
digital untuk pembukuan UMKM. Aplikasi yang dipakai adalah BukuKas. Aplikasi BukuKas
dipilih karena gratis dan mudah digunakan bagi pemula. Media pelatihan yang digunakan
adalah Aplikasi BukuKas dan Buku Panduan penggunaan aplikasi dalam bentuk PDF dan
buku cetak.
Setelah kegiatan pelatihan selesai dilaksanakan, beberapa hari kemudian dilakukan
evaluasi kembali ke salah satu pelaku UMKM yang telah mengikuti kegiatan pelatihan. Ini
dilakukan untuk melihat sejauh mana pelaku UMKM dapat menggunakan aplikasi untuk
mencatat arus keuangan usahanya dalam beberapa hari.

3
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kegiatan dengan judul program kerja “Sosialisasi dan Pelatihan Pembukuan UMKM
Menggunakan Aplikasi Digital” ini dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 27 Agustus 2022,
pukul 13.00 – 19.00 WIB dengan cara door to door ke rumah pelaku UMKM.
Para pelaku UMKM sangat antusias mendengarkan penjelasan penggunaan aplikasi
digital karena dengan ini dapat memudahkan para pelaku UMKM dalam menyusun laporan
keuangan. Materi yang disampaikan adalah menjelaskan tentang oentingnya pembukuan,
manfaat pembukuan, bentuk laporan keuangan yang baik, memperkenalkan aplikasi digital
(BukuKas) dan bagaimana langkah menggunakan aplikasi BukuKas untuk mencatat transaksi
keuangan UMKM.

Gambar 1. Kegiatan sosialiasi memperkenalkan aplikasi digital

Gambar 2. Kegiatan pelatihan penggunaan aplikasi digital

Pada tanggal 28 Agustus 2022, dilakukan evaluasi kepada salah satu peserta pelatihan
untuk melihat sejauh mana pelaku UMKM dapat menggunakan aplikasi BukuKas untuk
mencatat kegiatan usahanya dan kesulitan yang dialami pada saat menggunakan aplikasi.
Pada kesempatan ini juga dilakukan penyerahan buku panduan (manual book) penggunaan
aplikasi berupa file PDF dan hasil cetak berupa buku.

4
Gambar 3. Evaluasi penggunaan aplikasi digital dan penyerahan buku panduan

Dengan pelatihan ini para pelaku UMKM sudah mulai mengenal aplikasi digital yang
dapat memudahkan dalam pencatatan transaksi keuangan usahanya. Teknologi sangat
berperan penting bagi UMKM untuk mengembangkan usahanya.

4. SIMPULAN DAN SARAN


Kegiatan dari program kerja dengan judul “Sosialisasi dan Pelatihan Pembukuan
UMKM Menggunakan Aplikasi Digital” sangat bermanfaat bagi pelaku UMKM untuk
memperoleh laporan keuangan yang baik. Penggunaan aplikasi digital juga dapat
memudahkan dalam mencatat setiap transaksi kegiatan bisnis dibandingkan dengan
pencatatan manual.
Peneliti berharap dengan adanya pelatihan ini dapat membantu para pelaku UMKM
menciptakan laporan keuangan yang berkualitas dan dengan bantuan aplikasi digital kegiatan
bisnis dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Kelompok UMKM akan dapat berkembang
apabila pengelolaan keuangan dilakukan secara baik dan sistematis. Kelompok UMKM di
desa Heuleut ini akan menjadi kelompok UMKM yang berkembang apabila didukung oleh
teknologi berbasis digital yang lebih baik lagi.
Dari pelaksanaan KKM ini masih ditemukan kendala yang perlu disempurnakan.
Salah satu kendalanya adalah masih banyak pelaku UMKM yang baru mengenal teknologi
dan masih melakukan pembukuan secara manual. Maka dari itu perlu dilakukan bimbingan
yang cukup lama agar para kelompok UMKM dapat memanfaatkan teknologi ini untuk
mengembangkan usahanya. Khususnya pembukuan dengan aplikasi digital agar pencatatan
lebih akurat dan efisien.
Saran untuk peneliti selanjutnya adalah melakukan evaluasi dan pengecekan setiap
transaksi yang dicatat oleh UMKM. Terdapat banyak aplikasi digital yang dapat digunakan
untuk memudahkan pembukuan UMKM. Peneliti dapat mengembangkan aplikasi yang
mudah digunakan dan dipahami sehingga dapat menghasilkan laporan keuangan yang
berkualitas.

5. UCAPAN TERIMAKASIH
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Andri, SP selaku Kepala
Desa Heuleut beserta jajarannya. Terima kasih juga kepada Bapak Risa Hadi, M.Pd selaku
5
Dosen Pembimbing Lapangan KKM Kelompok 5, LPPM Universitas Muhammadiyah
Cirebon, Rekan Mahasiswa KKM Kelompok 5, dan seluruh pihak yang telah membantu
dalam proses kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa di desa Heuleut, sehingga semua kegiatan
dalam satu bulan dapat berjalan dengan baik.

6. DAFTAR RUJUKAN

https://money.kompas.com/read/2022/01/19/051518426/pengertian-umkm-kriteria-ciri-dan-
contohnya?page=all
https://www.sobatpajak.com/article/5fd70d5d3db9e02f1b42b359/Apa%20Itu%20Pembukuan
%20dan%20Pentingnya%20bagi%20UMKM
http://repository.unpkediri.ac.id/4365/2/84205_0713088605%20%20Pembukuan
%20Keuangan%20bagi%20UMKM_compressed%20%281%29.pdf

Anda mungkin juga menyukai