Naufal Husain
01031181924195
Akuntansi
1. Latar Belakang
UMKM atau usaha mikro kecil menegah merupakan aktivitas kegiatan ekonomi dalam
lingkup kecil yang memiliki kontribusi bagi perokonomian nasional. Selain itu, UMKM juga
menjadi tumpuan serta pondasi dalam perekonomian Indonesia dengan kemampuan penyerapan
tenaga kerja yang tinggi. UMKM juga memberi kontribusi nyata dalam pertumbuhan
perekonomian Indonesia. UMKM berkontribusi dalam pertumbuhan Produk domestic bruto
(PDB) sebesar 61,07% dan penyerapan tenaga kerja mencapai 116 Juta (Kementerian Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia,2020)
Tingginya kontribusi yang diberikan UMKM kepada perekonomian Nasional seharusnya
menjadi perhatian berbagai pihak untuk mendukung perkembangan dan kemajuan UMKM.
Semakin besar dukungan yang diberikan terhadap pengembangan UMKM di daerah dapat
mendorong tingkat pertumbuhan ekonomi Nasional semakin, bertambahnya lapangan pekerjaan,
serta mengembangkan ekonomi kerakyatan sebagai usaha mensejahterahkan masyarakat di
berbagai daerah, termasuk Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan.
Untuk itu, UMKM juga perlu melakukan penyusanan laporan keuangan yang dibuat
dengan standar dan prinsip akuntansi yang berlaku. Hal ini perlu dilakukan, agar UMKM dapat
melakukan kegiatan dan pengembangan usahanya dengan efektif dan efisien. Penyusunan
laporan keuangan juga memudahkan UMKM untuk mengetahui kondisi keuangan usaha mereka.
Akan tetapi, dalam proses pengembangan UMKM terdapat berbagai hambatan yang
menyebabkan perkembangan UMKM tidak berjalan secara progresif. Hambatan ini meliputi
permodalan, startegi pemasaran SDM, dan penyusunan laporan keuangan yang belum konsisten
serta belum didasarkan dengan SAK EMKM.
Di kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan, permodalan menjadi salah satu hambatan yang
paling sering terjadi. Inti dari permasalahan ini adalah kurangnya kemampuan SDM di UMKM
untuk menyusun laporan keuangan berbasis SAK EMKM. Kementerian Koperasi dan Usaha
kecil dan menengah menjelaskan bahwa salah satu sumber permodalan UMKM adalah melalui
Kredit Usaha Rakyat (KUR). Akan tetapi, untuk memperoleh kredit dari bank, UMKM harus
melampirkan informasi keuangan melalui Laporan keuangan. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk melakukan penelitian ini, dengan judul penerapan standar akuntansi keuangan emkm
dalam penyusunan laporan keuangan umkm di kabupaten ogan ilir sumatera selatan.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang di uraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana proses penyusunan laporan keuangan pada UMKM dki kabupaten ogan ilir?
2. Apakah UMKM di kabupaten Ogan Ilir telah menerapkan pembukuan yang sesuai
dengan SAK EMKM dalam menyusun laporan keuangannya?
3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses penyusunan laporan keuangan pada UMKM dki kabupaten ogan ilir
2. Mengetahui Apakah UMKM di kabupaten Ogan Ilir telah menerapkan pembukuan yang
yang sesuai dengan SAK EMKM dalam menyusun laporan keuangannya
4. Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Teoritis
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi atau perbandingan untuk
peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan penerapan standar akuntansi keuangan
EMKM pada UMKM
2. Menambah literasi tentang Penerapan SAK EMKM untuk menyusun laporan
keuangan pada UMKM
4.2 Manfaat Praktis
Membantu UMKM untuk meningkatkan dan mengembangkan usahanya dengan
melakukan penyusunan laporan keuangan berbasis SAK EMKM.
5. Studi Kepustakaan
5.1 Standar Akuntansi Keuangan Ekonomi Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM)
Standar Akuntansi Keuangan Ekonomi Mikro Kecil dan Menengah (SAK
EMKM) merupakan entitas tanpa akuntabilitas publik yang disusun dibawah
naungan Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK).
SAK EMKM disusun untuk membantu entitas mikro, kecil, dan menengah dalam menyusun
laporan keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2018). SAK EMKM telah berlaku aktif sejak 1
Januari 2018.
Adapun yang dimaksud dengan Ekonomi Mikro Kecil Menengah (SAK EMKM, Ikatan
Akuntan Indonesia, 2009), sebagai berikut:
1. Unit usaha atau entitas yang tanpa akuntabilitas publik secara signifikan
2. Entitas yang menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan yang umum (general purpose
financial statement) bagi pengguna di luar perusahaan.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik yang signifikan jika:
1. Telah menyerahkan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses mengajukan pernyataan
pendaftaran, kepada otoritas pasar modal atau regulator lainnya untuk tujuan penerbitan
sekuritas di pasar modal; atau
2. Menguasai aset dan kapasitas fidusia untuk sekelompok besar orang, seperti bank,
perusahaan asuransi, broker dan / atau pedagang sekuritas, dana pensiun, reksadana dan
bank investasi
UMKM
UMKM
SAK EMKM
Hambatan dan
Menerapkan Tidak Menerapkan alasan
6. Metode Penelitian
6.1 Ruang Lingkup penelitian
Objek penelitian ini adalah pengusaha UMKM yang berada di kabupaten Ogan Ilir Sumatera
selatan. Peneliti memilih UMKM di kabupaten Ogan ilir untuk mempermudah dalam proses
pengumpulan data dan juga karena keterbatasan biaya untuk melakukan penelitian di wilayah
luar domisili peneliti.
Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia (2020) Kontribusi
UMKM terhadap PD. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia (2018). Standar Akuntansi Keuangan Ekonomi Mikro Kecil
Menengah. Jakarta
UU Nomor 20 tahun 2008. Usaha mikro kecil dan menengah
Purba, Mortigor Afrizal (2019). Dosen Prodi Akuntansi. Universitas Putera Batam. Batam. Analisis
Penerapan Sak Emkm Pada Penyusunan Laporan Keuangan Umkm Di Kota Batam
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta. Bandung.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008, Usaha Mikro Kecil Menengah