Abstract
Poor knowledge of the financial accounting system by UMKM business owners in
Ridomanah Village makes it difficult for businesses to develop. The main priority of UMKM
players is to make a profit so they pay less attention to financial records. The aim of this
training activity is to provide basic knowledge in recording financial reports and improve
skills in digital-based bookkeeping, namely the SI APIK application. This community
service program was carried out using the Science and Technology Diffusion method by
targeting three UMKM actors in Ridomanah village, these UMKM actors were a basic food
shop, a grocery store and a snack agent. The results of the training program for
preparing financial reports through SI APIK for UMKM in Ridomanah village are that the
training participants have gained basic knowledge about trading business finances. Apart
from that, several participants have been able to register their businesses to get a SI
APIK account, participants have also been able to enter their daily sales and purchase
transactions into the SI APIK program so that they are included in the balance sheet
financial report.
Abstrak
Pengetahuan akan sistem akuntansi keuangan yang kurang baik oleh para pemilik usaha
UMKM di Desa Ridomanah membuat usaha menjadi sulit berkembang. Prioritas utama
pelaku UMKM adalah mendapatkan keuntungan sehingga kurang memperhatikan
pencatatan keuangan. Tujuan dari kegiatan pelatihan ini yaitu untuk memberikan
pengetahuan dasar dalam mencatat laporan keuangan dan meningkatkan keterampilan
dalam pembukuan berbasis digital yaitu aplikasi SI APIK. Program pengabdian kepada
masyarakat ini dilakukan menggunakan metode Difusi Ipteks dengan mengambil sasaran
sebanyak tiga pelaku UMKM di desa Ridomanah, pelaku UMKM tersebut yaitu toko
sembako, toko kelontong dan agen makanan ringan. Hasil dari program pelatihan
menyusun laporan keuangan melalui SI APIK bagi pelaku UMKM di desa Ridomanah ini
yaitu peserta pelatihan telah memperoleh pengetahuan dasar tentang keuangan usaha
dagang. Selain itu, beberapa peserta telah dapat mendaftarkan usahanya untuk
mendapatkan akun SI APIK, peserta juga sudah dapat memasukkan transaksi penjualan
dan pembelian sehari-hari mereka ke dalam program SI APIK hingga masuk ke dalam
laporan keuangan neraca.
1
1. Pendahuluan
Desa Ridomanah adalah suatu desa yang ada di Kecamatan Cibarusah
Kabupaten Bekasi, Jawa Barat dengan jumlah penduduk sebanyak 6.959 jiwa.
Desa ini terdiri dari tiga dusun yaitu dusun 1 yang terdiri dari Kp. Poponcol, Kp.
Putat, Kp. Tempuran. Dusun 2 terdiri dari Kp. Babakan Sirna, Kp. Poponcol, Kp.
Cilodong dan Kp. Sentul. Dusun 3 terdiri dari Kp. Ciendong, Kp. Gamblok dan Kp.
Bakan Kalong. Keadaan sosial di Desa Ridomanah mempunyai tipologi desa yang
meliputi, perladangan, perkebunan, peternakan, persawahan dan industri
rumahan berskala kecil. Mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai
petani dan menjalankan usaha rumahan , seperti produksi batu bata, jamur
merang, opak, keripik dan toko kelontong.
Pemberdayaan pada sektor ekonomi khususnya pelaku UMKM di desa
Ridomanah bisa dikatakan masih kurang maju atau tertinggal dari desa
sekitarnya (Sahara & Ramadhani, 2022) ada beberapa faktor yang menyebabkan
hal tersebut, salah satunya pengetahuan akan sistem akuntansi keuangan yang
kurang baik oleh pelaku usaha membuat usaha menjadi sulit berkembang.
Prioritas utama pemilik UMKM adalah mendapatkan keuntungan, sehingga
kurang memperhatikan pencatatan keuangannya. (Rinandiyana et al., 2020)
Sebagian besar pelaku usaha UMKM di Desa Ridomanah seperti pemilik
usaha kuliner, usaha industri rumahan, toko kelontong dan lain sebagainya, tidak
mau memikirkan hal rumit terkait dengan penyusunan laporan keuangannya
atau masalah akuntansi. Bahkan ada pelaku UMKM yang sama sekali tidak
membuat laporan keuangan, mereka menganggap bahwa mereka pasti
mendapatkan keuntungan karena bahan baku sebagaian besar didapat dari hasil
panen perkebunan milik pribadi. Dimana pembukuan yang masih buruk ini
menyebabkan UMKM di Desa Ridomanah menjadi sulit berkembang. Problem
yang sering dihadapi oleh para pelaku UMKM di Desa Ridomanah adalah baru
memulai usaha tetapi modal sudah habis tidak tersisa dan penjualan semakin
banyak namun pemilik usaha tidak mengetahui apakah usaha memberikan
keuntungan atau tidak. Walaupun pemerintah sudah mendukung
kemudahan-kemudahan dalam mencatat laporan keuangan UMKM melalui
aplikasi SI APIK namun para pemilik usaha masih kesulitan dalam pencatatan
keuangan.
SI APIK, yang dirilis oleh Bank Indonesia, adalah aplikasi pengelolaan
akuntansi untuk usaha mikro kecil (UMK) yang berbasis web yang dapat
dioperasikan menggunakan Android maupun iOS. Aplikasi ini secara gratis dapat
didownload di Google Play Store jika menggunakan sistem Android dan pada App
Store jika menggunakan sistem iOS. (Sitepu et al., 2023). Aplikasi ini diharapkan
dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pelaku UMKM untuk meningkatkan
administrasi keuangan yang mereka buat agar sesuai dengan standar.
Dengan adanya pengetahuan serta pemahaman terkait pencatatan laporan
keuangan berbasis digital melalui aplikasi SI APIK oleh pemilik usaha UMKM di
Desa Ridomanah ini diharapkan dapat membantu perkembangan usaha mereka,
2
meningkatkan daya saing masyarakat sehingga menciptakan pertumbuhan
ekonomi yang besar di Desa Ridomanah.
Tujuan dari kegiatan pengabdian masyarakat kepada pelaku UMKM yaitu
untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya proses pencatatan transaksi
keuangan dan bagaimana menggunakan aplikasi SI APIK untuk mempermudah
proses pencatatan transaksi keuangan sehari-hari dan pembuatan laporan
keuangan kepada para pelaku usaha UMKM.
2. Metode Pelaksanaan
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan oleh mahasiswa Unisma 45’
Bekasi menggunakan dengan metode Difusi Ipteks yaitu pelatihan penyusunan
laporan keuangan berbasis digital melalui aplikasi SI APIK dalam meningkatkan
kualitas UMKM di Desa Ridomanah. UMKM yang menjadi fokus dalam kegiatan ini
adalah pemilik usaha toko kelontong, warung sembako dan agen makanan
ringan.
3
secara manual karena pengetahuan yang dimiliki masih terbatas; 2. Pemilik
usaha belum melakukan pengelolaan laporan keuangan dengan baik, mereka
hanya mencatat penjualan dan pengeluaran secara ringkas dan sederhana di
sebuah buku kecil; 3. Pemilik usaha belum mengenal digitalisasi laporan
keuangan. Berdasarkan hasil observasi kemudian dilakukan Perencanaan
program kerja dengan mempersiapkan segala kebutuhan yang diperlukan untuk
kelancaran dan mempermudah dalam penyampaian informasi kepada pemilik
usaha dagang. Pada tahap ini ditentukan administrasi keuangan dan aplikasi
digital berbasis android SI APIK yang akan digunakan kemudian menentukan
jadwal pelatihan serta membuat materi yang akan disampaikan ketika
pelaksanaan pelatihan.
Kegiatan selanjutnya melakukan sosialisasi pentingnya pencatatan laporan
keuangan dengan baik dan benar serta mengenalkan aplikasi SI APIK kepada
pelaku UMKM. SI APIK adalah aplikasi berbasis android dan dapat di download di
google play store. Aplikasi ini dapat digunakan untuk membantu UKM membuat
pembukuan dan catatan sederhana setiap transaksi keuangan sehari-hari secara
mudah dan praktis.
4
keberlangsungan usaha, memaparkan cara kerja siklus akuntansi dagang, dan
memperkenalkan aplikasi SI APIK kepada pelaku UMKM. Kegiatan sosialisasi ini
diharapkan bisa menambah ilmu pengetahuan bagi pelaku UMKM, sehingga
mereka sadar akan pentingnya laporan keuangan yang baik bagi
keberlangsungan usaha mereka. Pelaku UMKM juga diharapkan mampu
membuat laporan keuangan secara mandiri dengan aplikasi SI APIK dan
diharapkan mampu menggantikan sistem pencatatan keuangan manual yang
sudah biasa dilakukan UMKM untuk mencatat transaksi sehari-hari. Dari kegiatan
ini diketahui bahwa Pelaku UMKM di Desa Ridomanah belum mengenal aplikasi SI
APIK untuk pencatatan keuangan, mereka juga mengaku bahwa mereka tidak
memiliki laporan keuangan atas usaha yang dijalankan hanya berupa catatan
keuangan sederhana yang mereka buat. Setelah kegiatan sosialisasi kemudian
dilakukan tanya jawab untuk mengukur sejauh mana pengetahuan pelaku UMKM
terhadap materi yang telah disampaikan dalam tanya jawab ini sebagian UMKM
telah paham akan siklus akuntansi yang baik dan pencatatan laporan keuangan
yang baik, mereka juga lebih mengenal digitalisasi pencatatan laporan keuangan
dengan menggunakan Program SI APIK.
5
Gambar 2. Peserta melakukan pendaftaran akun dengan mengisi beberapa
informasi yang dibutuhkan, seperti Nama lengkap, Username, E-mail dan
membuat password. Password harus dibuat minimal 8 karakter dengan
menggunakan kombinasi huruf besar, nomor dan karakter khusus.
6
Gambar 4. Tangkapan Layar Jenis Usaha
Gambar 4. Menampilkan jenis usaha yang dapat dipilih oleh UMKM, dipilih
sesuai jenis usaha yang dijalan oleh masing-masing UMKM. Karena peserta
pelatihan adalah pemilik usaha toko maka peserta akan diarahkan untuk memilih
jenis usaha perdagangan. Setelah memilih jenis usaha kemudian langkah
selanjutnya peserta mengisi data untuk usaha mereka seperti, nama badan
usaha, alamat badan usaha dan nama pemilik usaha wajib diisi. Kemudian
peserta memilih periode awal transaksi yang berupa tahun dan bulan periode
transaksi.
7
Gambar 6. Tangkapan Layar Input Transaksi Pembelian
8
Gambar 6. Menampilkan contoh input transaksi penjualan ke dalam
program SI APIK. Langkah pertama peserta memasukan data nama pelanggan
kemudian memilih metode pembayaran dan tanggal transaksi. Lalu masukan
data barang yang dijual seperti, nama barang, harga dan jumlah transaksi.
Dalam contoh tersebut terjadi transaksi penjualan beras kepada pelanggan Yuni
Sara sejumlah 5 kg dengan harga satuan Rp16.000, jadi total penjualan adalah
Rp80.000.
9
Gambar 9. Contoh Laporan Posisi Keuangan
10
mendaftarkan usahanya untuk mendapatkan akun SIAPIK, yang dapat digunakan
untuk menyimpan catatan keuangan bisnis mereka secara teratur. Beberapa
peserta juga telah dapat memasukkan transaksi penjualan dan pembelian
sehari-hari mereka ke dalam program SIAPIK hingga masuk ke dalam laporan
keuangan neraca. Kegiatan pelatihan ini belum mencapai hasil yang maksimal
melihat hanya sedikit dari peserta pelatihan yang menerapkan aplikasi SI APIK
ini untuk mencatat transaksi keuangan usaha mereka, karena beberapa kendala
seperti sedikit peserta pelatihan yang mampu mengoperasikan smartphone
dengan baik. Untuk itu untuk dapat mencapai hasil yang maksimal harus
dilakukan evaluasi dan monitoring berkelanjutan dan program ini terus berlanjut
dengan pendampingan berkelanjutan. Sehingga akan lebih banyak lagi pelaku
UMKM yang bisa menggunakan aplikasi SI APIK ini untuk mempermudah mereka
dalam mengelola laporan keuangan mereka dan memudahkan untuk pencatatan
transaksi keuangan sehari-hari hingga dapat mengetahui keuntungan maupun
kerugian usaha mereka dengan mudah dan efisien.
11
4. Kesimpulan dan Saran
4.1 Kesimpulan
Program kerja pelatihan penyusunan laporan keuangan melalui aplikasi SI
APIK bagi UMKM di desa Ridomanah telah selesai dilaksanakan dengan cukup
baik. Kegiatan ini mendapatkan apresiasi yang baik dari pelaku UMKM di Desa
Ridomanah, hal ini dapat dilihat dari antusiasme Pelaku UMKM untuk mengikuti
sosialisasi maupun pelatihan digitalisasi penyusunan laporan keuangan dengan
menggunakan aplikasi SI APIK. Masalah utama yang dihadapi oleh beberapa
UMKM adalah mereka tidak memiliki laporan keuangan atau mereka hanya
mencatat transaksi keuangan sehari-hari secara sangat sederhana. Pelaku UMKM
menganggap mereka sudah pasti untung karena modal adalah milik sendiri.
Namun, melalui sosialisasi dan pelatihan pada kegiatan ini, telah dapat
mengubah pemahaman dan pola berfikir pelaku UMKM tentang pentingnya
membuat dan mengelola laporan keuangan usaha dengan baik melalui SI APIK.
Tiga pelaku UMKM yang terdiri dari pemilik toko kelontong, agen makanan ringan
dan toko sembako lebih mengenal teknologi digitalisasi laporan keuangan dan,
melalui pelatihan ini mereka sudah dapat membuat akun untuk kegiatan
usahanya, menginput transaksi keuangan sehari-hari ke dalam aplikasi hingga
menjadi laporan keuangan.
4.2 Saran
Berdasarkan kegiatan yang telah terlaksanakan dalam pengabdian kepada
masyarakat ini, beberapa saran yang dapat diberikan penulis adalah kegiatan
sosialisasi akan pentingnya untuk membuat laporan keuangan usaha dengan
baik itu sangat diperlukan di Desa Ridomanah karena banyaknya pelaku UMKM di
desa ini namun, sayangnya mereka tidak membuat catatan keuangan usahanya
dengan baik karena keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki. Mereka
menganggap bahwa laporan keuangan itu tidak begitu penting bagi
keberlangsungan usaha mereka sehingga diperlukan sosialisasi lanjutan agar
dapat menjangkau semua pelaku usaha yang ada di Desa Ridomanah.
Digitalisasi laporan keuangan melalui aplikasi SI APIK bagi UMKM di desa
Ridomanah ini diharapkan terus berlanjut dengan perlu dilakukan evaluasi dan
controlling lebih lanjut.
12
Daftar Pustaka
13