0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan sistem pembelajaran dari konvensional menjadi daring di Universitas Pendidikan Ganesha selama pandemi Covid-19, serta tantangan dan solusi yang diajukan yaitu penerapan model pembelajaran blended learning.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan sistem pembelajaran dari konvensional menjadi daring di Universitas Pendidikan Ganesha selama pandemi Covid-19, serta tantangan dan solusi yang diajukan yaitu penerapan model pembelajaran blended learning.
Dokumen tersebut membahas tentang perubahan sistem pembelajaran dari konvensional menjadi daring di Universitas Pendidikan Ganesha selama pandemi Covid-19, serta tantangan dan solusi yang diajukan yaitu penerapan model pembelajaran blended learning.
NIM : 21170051241 Prodi : S1 Akuntansi Judul : Pembelajaran di era pandemic
Penyebaran virus Covid-19 di Indonesia memberikan dampak besar
terhadap pendidikan di perguruan tinggi. Menteri Pendidikan melalui Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pendidikan Dalam Masa Darurat Coronavirus (Covid-19), menghendaki agar seluruh peserta didik bisa mendapatkan layanan pendidikan yang optimal namun tetap mengutamakan protokol kesehatan guna memutus rantai Covid-19 semaksimal mungkin. Kondisi ini membuat Universitas Pendidikan Ganesha menerapkan kebijakan kuliah daring kuliah online. Proses perkuliahan yang semula bersifat konvensional (tatap muka di kelas) harus bertransformasi menjadi perkuliahan daring (online) yang dapat dilakukan tanpa terbatas tempat dan waktu. Perubahan sistem pembelajaran yang mendadak membuat banyak pihak belum siap sepenuhnya untuk melakukan pembelajaran secara daring (online). Universitas Pendidikan Ganesha sudah melakukan kuliah daring selama lebih dari setengah tahun. Selama perkuliahan daring, banyak mahasiswa yang mengeluh bosan dan jenuh karena metode pengajaran dirasa semakin monoton dan tidak efektif. Banyak pengajar yang masih gagap dalam melakukan pengajaran menggunakan system online, karena terbiasa melakukan perkuliahan secara konvensional. Selama kuliah daring, kebanyakan dosen juga baru memanfaatkan Moodle sebagai sarana pembelajaran online. Keterbatasan pada aplikasi Moodle membuat banyak dosen hanya menggunakannya sebagai tempat "meletakkan" bahan ajar dan tugas. Beberapa dosen juga tidak memberikan umpan balik atau feedback (penjelasan dan klarifikasi) atas materi yang telah dipelajari. Sebagai gantinya, dosen justru memberikan tugas yang porsinya lebih besar daripada kegiatan pengajaran. Harapan bahwa tugas dapat membantu mahasiswa untuk lebih aktif, kreatif, dan mampu belajar secara mandiri nyatanya tidak sesuai. Tugas-tugas tersebut justru menambah beban mahasiswa, karena diberikan dalam porsi banyak. Proses transisi dari sistem perkuliahan konvensional menjadi perkuliahan daring menuntut mahasiswa, dosen, dan elemen pembelajaran lainnya untuk sesegera mungkin beradaptasi dan melek teknologi. Universitas perlu menerapkan model pembelajaran baru agar perkuliahan tetap berjalan optimal seperti Blended Learning. Blended learning merupakan perpaduan antara bentuk pembelajaran online dan konvensional (tatap muka). Model ini banyak mengkombinasikan metode pembelajaran konvensional (ceramah dan tatap muka) dengan metode belajar mandiri (proyek, penugasan, dan lab) dan belajar secara online seperti Elearning, ICT (Information and Communication Technology) dan Multimedia. Model pembelajaran ini bisa digunakan sebagai alternatif selama masa transisi menuju pembelajaran online yang seutuhnya. Blended learning dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pembelajaran. Dengan blended learning, para pelaku kegiatan pembelajaran di perguruan tinggi dapat memanfaatkan aksesibilitas komponen online dengan instruksi ruang kelas tradisional dan dapat memperluas kurikulum tanpa menambah waktu penyelesaian program. Proses pembelajaran juga lebih berpusat pada mahasiswa. Peran dosen yang semula sebagai "pemberi ceramah" akan berubah menjadi seorang fasilitator, pendamping, pembimbing, sekaligus partner bagi mahasiswa untuk mengembangkan skill dan pengetahuannya.
Langkah Langkah untuk mencegah penyebaran COVID-19:
• Selalu jaga jarak aman dari orang lain, meskipun mereka tidak tampak sakit. • Kenakan masker di ruang publik, terutama di dalam ruangan atau jika pembatasan fisik tidak • dimungkinkan. • Sebaiknya pilih ruang terbuka dan berventilasi baik. Buka jendela jika berada di dalam ruangan. • Cuci tangan Anda secara rutin. Gunakan sabun dan air, atau cairan pembersih tangan berbahan • alkohol. • Ikuti vaksinasi ketika giliran Anda. Ikuti panduan setempat terkait vaksinasi. • Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung Anda dengan lengan atau tisu. • Jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan. Jika demam, batuk, dan kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis. Telepon terlebih dahulu agar penyedia layanan kesehatan dapat mengarahkan Anda ke fasilitas kesehatan yang tepat. Tindakan ini akan melindungi Anda dan mencegah penyebaran virus serta infeksi lainnya. Masker Masker yang dipasang dengan benar dapat membantu mencegah penyebaran virus dari orang yang mengenakannya ke orang lain. Mengenakan masker saja tidak cukup untuk melindungi diri dari COVID-19, sehingga harus dikombinasikan dengan pembatasan fisik dan kebersihan tangan.