Anda di halaman 1dari 11

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa : ALIM KHOIRUN NI’AM

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 042112194

Tanggal Lahir : 07 / 12 / 1996

Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4227 / EKONOMI MONETER

Kode/Nama Program Studi : 54 / MANAJEMEN – S1

Kode/Nama UPBJJ : 42 / UPBJJ-UT SEMARANG

Hari/Tanggal UAS THE : SELASA / 28 JUNI 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : ALIM KHOIRUN NI’AM


NIM : 042112194
Kode/Nama Mata Kuliah : ESPA4227 / EKONOMI MONETER
Fakultas : FE / FAKULTAS EKONOMI
Program Studi : 54 / MANAJEMEN – S1
UPBJJ-UT : UPBJJ-UT SEMARANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
PATI , 28 Juni 2022

Yang Membuat Pernyataan

ALIM KHOIRUN NI’AM


Nama Mahasiswa
JAWABAN

1.) * Berdasarkan pada artikel tersebut, analisa mengenai penyebab mengingkatnya devisa yang dapat
mengakibatkan neraca pembayaran surplus, dikarenakan transaksi yang menghasilkan devisa (kredit) pada
financial account seperti, hutang luar negeri, FDI, pembelian saham maupun obligasi dalam negeri oleh
investor asing. Kondisi surplus tersebut didorong oleh penurunan defisit transaksi berjalan (current account
deficit/CAD), sementara neraca transaksi finansial diperkirakan masih akan tercatat surplus. Sementara,
penopang kenaikan cadangan devisa tersebut adalah penarikan utang luar negeri pemerintah, serta
penerimaan pajak dan devisa migas. Sementara di sisi lain, kinerja ekspor cenderung membaik seiring dengan
data indeks PMI Manufaktur, yang sebagian besar mitra dagang Indonesia sudah mulai kembali ke angka
ekspansi, seperti Tiongkok, India, dan Amerika Serikat. Meningkatnya harga komoditas seperti nikel dan
tembaga juga ikut berkontribusi dalam peningkatan cadangan devisa. Selain itu, salah satu faktor yang bisa
mendukung tingginya peningkatan cadangan devisa adalah pulihnya harga komoditas.
Neraca pembayaran surplus adalah neraca yang menandakan bahwa transaksi debit atau jumlah yang harus
dibayarkan ke luar negeri lebih kecil daripada penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit). Secara
sederhana, neraca pembayaran surplus dapat diartikan seperti jumlah pemasukan lebih besar daripada jumlah
pengeluaran yang dilakukan oleh suatu negara.
Surplus yang terjadi pada neraca pembayaran menandakan bahwa negara tersebut mempunyai cadangan
devisa dan dana yang lebih. Dengan kata lain, dana yang ada pada neraca pembayaran surplus bisa digunakan
untuk melakukan pembangunan secara nasional pada suatu negara.
Ketika current account surplus, negara memiliki kelebihan devisa. Devisa ini dapat dijadikan cadangan
devisa (untuk membayar deficit di masa depan), diinvestasikan ataupun dipinjamkan ke negara lain. Secara
teoritis, ini akan mengurangi (debit) pada financial account, sehingga terjadi deficit sejumlah surplus yang
terjadi pada current account, sehingga neraca pembayaran akan tetap nol (ekuilibrium).

* Cara membedakan transaksi dalam neraca pembayaran Indonesia adalah :


Secara umum, transaksi ekonomi yang tercakup dalam NPI dapat dibagi menjadi dua kelompok : (1) barang
(goods), jasa (services), pendapatan (income), dan transfer berjalan (current transfer); (2) modal/finansial
(capital/financial). Transaksi dalam kelompok (1) merupakan bagian dari transaksi berjalan (current account),
sementara transaksi dalam kelompok (2) merupakan bagian dari transaksi modal dan finansial (capital and
financial account).
Transaksi dalam neraca pembayaran dapat dibedakan dalam dua macam transaksi, yaitu :
1. Transaksi Debit
Transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi
ini disebut transaksi negatif (-), yaitu transaksi yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.

2. Transaksi Kredit
Transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa) dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi
ini disebut juga transaksi positif (+), yaitu transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa
negara.
Di Indonesia transaksi neraca pembayaran dikelompokkan menjadi tiga, yaitu transaksi berjalan, transaksi
modal, dan transaksi finansial. Setiap transaksi memiliki peranannya masing-masing. Berikut penjelasan tiga
jenis transaksi neraca pembayaran:
a. Transaksi Berjalan
Transaksi berjalan adalah transaksi yang berkaitan dengan ekspor dan impor berupa barang dan jasa dalam
kurun waktu satu tahun. Transaksi berjalan terdiri dari neraca perdagangan (transaksi barang), transaksi jasa,
pendapatan primer, dan pendapatan sekunder. Namun, pada umumnya transaksi berjalan digunakan untuk
menilai atau mengukur neraca perdagangan.
b. Transaksi Modal
Transaksi modal biasanya dipakai untuk mencatat hasil bersih yang diperoleh dari transaksi pengeluaran
dan pendapatan modal. Transaksi modal terdiri dari aset tetap dan hibah investasi. Sebagian besar transaksi
modal berupa transfer modal. Transaksi modal kurang memiliki kontribusi dalam neraca pembayaran
sehingga transaksi ini tidak begitu sering digunakan. Transaksi modal mempunyai dua unsur, yaitu transfer
modal dan aset non keuangan non produksi. Transaksi modal dihitung dengan cara niali menjumlahkan nilai
bersih yang diperoleh dari transfer modal dan aset non produced nonfinancial assets. Kemudian, sisi kredit
diwakili oleh transaksi aliran modal masuk (capital inflow transaction), sementara itu, sisi debit diwakili oleh
transaksi aliran modal keluar.
c. Transaksi Finansial
Transaksi finansial adalah transaksi yang memberitahukan perubahan kepemilikan aset dan kewajiban
finansial luar negeri dalam waktu satu periode. Adapun kategori-kategori yang ada di transaksi finansial,
yaitu investasi langsung, investasi portofolio, derivatif finansial, dan investasi lainnya.

Sumber/referensi : BMP/ESPA4227/MODUL 8/HAL. : 8.3 – 8.11


https://ekonomi.bisnis.com/read/20200907/9/1288315/berkah-cadangan-devisa-gendut-neraca-pembayaran-
diprediksi-surplus
Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Hasoloan, Jimmy., 2014, EKONOMI MONETER. Yogyakarta: Deepublish.

2.) Analisis dampak kondisi peningkatan cadangan devisa yang memicu terjadinya potensi surplus NPI
terhadap komponen current account dalam neraca pembayaran adalah, sebagai berikut :
Neraca berjalan (current account) merupakan transaksi yang meliputi barang-barang dan jasa. Current
account berfungsi sebagai pencatat nilai netto dari transaksi ekspor dan nilai impor barang dan jasa.
Berdasarkan kasus diatas menunjukan bahwa neraca pembayaran akan memicu terjadinya surplus. Sehingga,
surplus transaksi neraca berjalan menunjukkan bahwa ekspor lebih besar dari impor. Oleh karena itu, kondisi
tersebut akan berdampak pada akumulasi kekayaan valuta asing negara, sehingga negara mempunyai saldo
positif dalam investasi luar negeri.
Ketika current account surplus, negara memiliki kelebihan devisa. Devisa ini dapat dijadikan cadangan
devisa (untuk membayar deficit di masa depan), diinvestasikan ataupun dipinjamkan ke negara lain. Secara
teoritis, ini akan mengurangi (debit) pada financial account, sehingga terjadi deficit sejumlah surplus yang
terjadi pada current account, sehingga neraca pembayaran akan tetap nol (ekuilibrium).

Sumber/referensi : BMP/ESPA4227/MODUL 8/HAL. : 8.6 – 8.9

3.) Analisis faktor penyebab nilai tukar suatu negara dengan negara lain berbeda-beda, yaitu :
1. Tingkat Inflasi
Setiap negara mempunyai persentase inflasi yang berbeda - beda, tentunya. Negara yang tingkat inflasinya
cenderung sedang dan stabil, secara otomatis akan meningkatkan dan menguatkan daya beli masyarakatnya.
Dibandingkan dengan nilai tukar negara lain yang inflasinya tinggi, pasti barang - barang di dalam negaranya
akan lebih mahal.
Inflasi sebenarnya diperlukan dalam pembangunan ekonomi. Inflasi dalam skala sedang atau menengah
merupakan motor penggerak dalam kegiatan ekonomi. Mengapa demikian? Inflasi sendiri menimbulkan
dampak kenaikan harga barang. Produsen akan terpacu untuk memproduksi barang lebih banyak apabila
harga sedang bagus (mahal). Apabila inflasi menurun. Perekonomian akan lesu karena produsen tidak mau
memproduksi barang, dan mengakibatkan pengangguran (unemployement) meningkat.
2. Perbedaan Tingkat Suku Bunga
Suku bunga, inflasi dan nilai tukar mempunyai hubungan yang erat. Bank Sentral dapat merubah kondisi
inflasi, yang akan berpengaruh dengan nilai tukar, dengan cara merubah suku bunga. Suku bunga yang lebih
tinggi akan menyebabkan permintaan mata uang negara tersebut meningkat. Sehingga, mata uang negara
tersebut akan menguat.
3. Ratio Harga Ekspor dan Impor
Jika harga atau ratio ekspor meningkat lebih besar dibandingkan dengan impor, maka akan terjadi
penguatan nilai tukar negara tersebut. Kalau negara tersebut cenderung ekspor, maka permintaan akan barang
dan jasa negara tersebut akan meningkat dan akan berdampak langsung pada permintaan mata uang negara
tersebut. Permintaan mata uang inilah yang mempengaruhi penguatan mata uang.
Jadi, tingkat harga barang (goods) dan jasa (service) di setiap negara bisa berbeda, ditinjau dari nilai mata
uang negara tersebut. Pada mata uang di negara yang mengalami penguatan, harga barang yang ditawarkan
akan cenderung lebih murah. Karena barang tersebut sudah dapat terbeli dengan jumlah uang yang sedikit
(karena nilai tukarnya besar).
4. Pengendalian Pemerintah
Pemerintah dapat mempengaruhi keseimbangan nilai tukar mata uang dengan berbagai bentuk kebijakan,
di antaranya adalah : (1) menetapkan pembatasan nilai tukar mata uang (exchange rate barriers), (2)
menetapkan pembatasan perdagangan luar negeri (foreign trade barriers), (3) melakukan intervensi pada
pasar valuta asing dengan cara melakukan pembelian dan penjualan mata uang secara langsung di pasar mata
uang, (4) mempengaruhi variabel-veriabel makro ekonomi, seperti inflasi, tingkat suku bunga, serta tingkat
pendapatan.
5. Ekspektasi Masa Depan
Selayaknya pasar keuangan lainnya, ekspektasi masa depan bisa mempengaruhi nilai tukar mata uang pada
pasar valuta asing. Biasanya, besarnya ekspektasi pasar ini didasarkan atas kemungkinan terjadinya
perubahan dari tingkat suku bunga dan kondisi perekonomian suatu negara di masa yang akan datang.
Selanjutnya, para spekulen dapat memanfaatkan hal ini untuk mengambil posisi yang diakibatkan langsung
atas perubahan nilai tukar mata uang.

Sumber/referensi : BMP/ESPA4227/MODUL 9/HAL. : 9.14 – 9.15


https://www.kompasiana.com/indkirana/5808e382519773c36616a53b/faktor-yang-menyebabkan-perbedaan-
nilai-mata-uang-di-setiap-negara?page=all#sectionall

4.) Menurut analisis saya, dampak kondisi nilai tukar rupiah terhadap krisis ekonomi adalah, sebagai
berikut:
Dalam transmisi langsung, tingginya depresiasi nilai tukar saat terjadinya krisis nilai tukar dapat
mengakibatkan harga dari barang-barang impor dapat meningkat secara tajam, baik barang itu berupa barang
untuk konsumsi ataupun barang sebagai bahan baku kegiatan produksi. Naiknya harga barang konsumsi yang
diimpor secara langsung meningkatkan harga barang tersebut. Sementara peningkatan harga bahan baku atau
barang modal dapat meningkatkan harga barang-barang industri yang mempergunakan bahan baku dari impor
secara tidak langsung. Tingkat kenaikan harga-harga yang tinggi akan menurunkan permintaan atas barang
impor atau barang industri yang mempergunakan bahan baku yang berasal dari impor. Dalam hal tidak
adanya barang substitusi dalam negeri, maka kegiatan perekonomian dapat menurun secara tajam.
Pengaruh secara langsung nilai tukar dapat pula terjadi melalui neraca perdagangan terutama untuk
perusahaan yang memiliki hutang yang berasal dari luar negeri. Melemahnya nilai tukar dapat mengakibatkan
membengkaknya kewajiban atas hutang luar negeri dari perusahaan dalam nilai mata uang domestik. Ketika
perusahaan menggunakan hutang luar negeri sebagai sumber pembiayaan barang-barang yang dipasarkan di
dalam negeri, maka perusahaan dapat mengalami kesulitan untuk membayar kembali hutangnya dikarenakan
nilai penjulan barang dalam nilai mata uang asing menjadi kecil.
Secara tidak langsung, transmisi dari nilai tukar ke sector riil dapat melalui permintaan dalam negeri maupun
melalui permintaan ekspor dan impor (permintaan eksternal bersih). Meningkatnya harga barang impor relatif
atas barang di dalam negeri dapat menyebabkan permintaan impor menurun, serta permintaan akan barang di
dalam negeri mengalami peningkatan. Akan tetapi, jika negara tidak memiliki produksi barang yang dapat
digunakan sebagai barang pengganti impor (substitusi impor). Maka, adanya depresiasi akan mengakibatkan
perekonomian mengalami kontraksi yang lebih dalam.
Nilai tukar rupiah yang memang tidak stabil, yang kadang menguat dan kadang melemah terhadap dolar.
Terdapat beragam faktor yang menyebabkan melemahnya kurs rupiah. Mulai dari diferensiasi inflasi,
diferensiasi suku bunga, defisit neraca berjalan, utang publik, ketentuan perdagangan, sampai stabilitas
politik dan ekonomi. Jika nilai tukar rupiah menurun maka akan berdampak pada terganggunya stabilitas
ekonomi nasional. Selain itu tekanan Inflasi yang tinggi atas impor bahan baku. Pengusaha yang mengimpor
bahan bakunya akan lebih banyak lagi menggunakan dolar sehingga cost pembuatan produk tinggi,
sedangkan bagi mereka sulit untuk menaikkan harga saat ini. Karena mereka sudah menaikkan harga pada
saat harga bahan baku naik. Yang sangat riskan adalah beban anggaran negara. Sektor utang luar negeri pasti
akan mengalami kenaikan, sehingga hal ini berdampak pada APBN. Disisi lain, apabila nilai mata uang
rupiah semakin melemah maka kepercayaan para investor juga akan semakin menurun. Dampaknya sulit bagi
Indonesia untuk mendapat suntikan dana modal sebagai faktor pembangunan ekonomi nasional sehingga
perlahan dapat mengakibatkan krisis ekonomi baik pada pemerintah atau rakyat.

Sumber/referensi : BMP/ESPA4227/MODUL 9/HAL. : 9.20 – 9.21


https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5545142/krisis-ekonomi-penyebab-dan-dampaknya-bagi-suatu-
negara?single=1
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai