Anda di halaman 1dari 5

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/2022.2 (2022.1)

Nama Mahasiswa :

Nomor Induk Mahasiswa/NIM :

Tanggal Lahir :

Kode/Nama Mata Kuliah :

Kode/Nama Program Studi :

Kode/Nama UPBJJ :
Hari/Tanggal UAS THE :

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa :
NIM :
Kode/Nama Mata Kuliah :
Fakultas :
Program Studi :
UPBJJ-UT :

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari
aplikasi THE pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan
mengakuinya sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman
sesuai dengan aturan akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik
dengan tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS
THE melalui media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan
dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.
…………….., ………………………..
Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Meningkatnya devisa dapat mengakibatkan neraca pembayaran surplus karena apabila


terjadi surplus Neraca Pembayaran maka posisi cadangan devisa akan bertambah sebesar
surplus tersebut, dan sebaliknya. Proses jumlah semua pembayaran yang dilakukan oleh
suatu negara kepada luar negeri dan jumlah yang diterima negara tersebut dari luar negeri
dalam jangka waktu tertentu. Ketidakseimbangan dalam neraca pembayaran
mencerminkan surplus dan defisit, bukannya untung atau rugi. Hal ini karena ukuran
neraca pembayaran mencatat arus masuk keluar barang, jasa dan kapital untuk satu negara,
bukannya syarat-syarat mengenai arus barang, jasa dan kapital tersebut. Neraca
Pembayaran Indonesia merupakan statistik yang mencatat transaksi ekonomi antara
penduduk Indonesia dengan bukan penduduk pada suatu periode tertentu. Cara
membedakan transaksi dalam neraca perdagangan Indonesia yang tercakup pada NPI,
yaitu terdapat dua jenis transaksi dalam neraca pembayaran di Indonesia, yakni transaksi
berjalan, transaksi modal, dan transaksi finansial atau keuangan. Transaksi berjalan
mencakup segala transaksi yang berasal dari perdagangan barang dan jasa serta
pendapatan yang berasal dari investasi asing. Transaksi modal dan transaksi keuangan
biasanya didefinisikan sama. Transaksi modal hanya mencakup transaksi dalam instrumen
keuangan, sedangkan dalam arti luas, akun modal mencakup transaksi dalam instrumen
keuangan dan cadangan bank sentral. Transaksi dalam neraca pembayaran dapat
dibedakan dalam dua macam, yaitu:
a. Transaksi debit, yaitu transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa)
dari dalam negeri ke luar negeri. Transaksi ini disebut transaksi negatif, yaitu transaksi
yang menyebabkan berkurangnya posisi cadangan devisa.
b. Transaksi kredit adalah transaksi yang menyebabkan mengalirnya arus uang (devisa)
dari luar negeri ke dalam negeri. Transaksi ini disebut juga transaksi positif, yaitu
transaksi yang menyebabkan bertambahnya posisi cadangan devisa negara.

2. Dampak kondisi tersebut terhadap komponen current account dalam neraca pembayaran,
yaitu kondisi ketika permintaan domestik lebih besar dari output domestik dan sebaliknya
jika suatu negara mengalami surplus pada X (net ekspor atau ekspor dikurangi impor)
menjadi permintaan domestik lebih kecil dari output domestik. Ketika permintaan
konsumsi suatu negara melebihi output yang mampu diproduksinya, maka diperlukan
impor untuk menutupi kekurangan tersebut. Secara teoritis, jika current account
mengalami defisit, yang berarti impor lebih besar dari ekspor, maka negara harus mencari
devisa atau capital inflow untuk menutupi kekurangan tersebut. Capital inflow dapat
diperoleh melalui FDI, penjualan saham atau obligasi maupun penjualan aset lainnya ke
luar negeri. Dengan demikian, negara dapat memperoleh devisa untuk membayar
impornya yang melebihi ekspor (karena devisa yang dihasilkan ekspor tidak mencukupi
untuk membayar impornya yang lebih besar). Hal ini akan menambah (kredit) pada
financial account, sehingga terjadi surplus sejumlah defisit pada current account. Hasilnya,
neraca pembayaran pan tetap nol (ekuilibrium). Sebaliknya, ketika current account
surplus, negara memiliki kelebihan devisa. Devisa ini dapat dijadikan cadangan devisa
(untuk membayar defisit di masa depan), diinvestasikan ataupun dipinjamkan ke negara
lain. Secara teontis, ini akan mengurangi (debit) pada financial account, sehmgga terjadi
defisit sejumlah surplus yang terjadi pada current account, sehingga neraca pembayaran
akan tetap nol (ekuilibrium). Dampak kondisi peningkatan cadangan devisa dalam Neraca
Pembayaran yakni apabila neraca pembayaran suatu Negara mengalami defisit, maka
dampak yang akan terjadi sebagai berikut: Produsen dalam negeri tidak dapat bersaing
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

dengan barang-barang impor. Pendapatan Negara sedikit, sehingga utang Negara


bertambah besar. Perusahaan banyak yang gulung tikar. Catatan yang dilakukan secara
sistemik atas keseluruhan transaksi ekonomi yang dilakukan oleh suatu negara dengan
negara lain yang berupa perdagangan barang dan jasa, transfer keuangan, dan moneter
antara penduduk Indonesia dengan penduduk luar negeri.

3. Yang menyebabkan nilai tukar suatu negara dengan negara lain berbeda-beda menurut
Madura (1997) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi nilai
tukar mata uang negara lain, yaitu:
a. Perubahan tingkat inflasi relatif. Naiknya Perubahan tingkat inflasi relatif diantara satu
negara dengan negara lain dapat berdampak pada aktivitas perdagangan internasional .
Adanya perubahan dalam aktivitas perdagangan internasional ini pulalah akan
mempengaruhi perubahan dalam permintaan dan penawaran mata uang dari negara
tersebut. Hal inilah yang kemudian mempengaruhi nilai tukar mata uang dan negara
tersebut.
b. Perubahan Tingkat Suku Bunga Relatif. Perubahan tingkat suku bunga relatif diantara
satu negara dengan negara lain akan berdamak pula pada jumlah investasi asing.
Perubahan dari investasi asing ini juga akan berpengaruh pada permintaan dan
penawaran uang dari negara terebut. Dengan demikian, hal ini juga secara tidak
langsung juga dapat berpengaruh terhadap nilai tukar mata uang dari negara tersebut.
c. Perubahan Tingkat Pendapatan Relatif. Perubahan tingkat pendapatan relatif antara
satu negara dengan negara lannya akan berdampak pada pada permintaan akan ekspor
dan impor dari negara tersebut. Perubahan dari penawaran dan permintaan ekspor
inilah yang kemudian berpengaruh terhadap permintaan dan penawaran uang dari
negara tersebut. Hal inilah yang kemudian mempengaruhi nilai tukar mata uang dari
negara tersebut.
d. Pengendalian Pemerintah. Pemerintah dapat mempengaruhi keseimbangan nilai tukar
mata uang dengan berbagai bentuk kebijakan, di antaranya adalah ($) menetapkan
pembatasan nilai tukar mata uang (exchange rate barriers), (2) menetapkan
pembatasan perdagangan luar negen (foreign trade barriers), (3) melakukan intervensi
pada pasar valuta asing dengan cara melakukan pembelian dan penjualan mata uang
secara langsung di pasar mata uang, (4) mempengaruhi variabel-vanabel makro
ekonomi, seperti inflasi, tingkat suku bunga, serta tingkat pendapatan.
e. Ekspektasi Masa Depan. Selayaknya pasar keuangan lainnya, ekspektasi masa depan
bisa mempengaruhi nilai tukar mata uang pada pasar valuta asing. Biasanya, besarnya
ekspektasi pasar ini didasarkan atas kemungkinan terjadinya perubahan dari tingkat
suku bunga dan kondisi perekonomian suatu negara di masa yang akan datang.
Selanjutnya, para spekulan dapat memanfaatkan hal Ini untuk mengambil posisi yang
diakibatkan langsung atas perubahan nilai tukar mata uang.

4. Dampak kondisi tersebut terhadap krisis ekonomi, yaitu besarnya dampak krisis nilai tukar
atas perekonomian Indonesia dapat pula dijelaskan atas dasar transmisi tersebut. Krisis
nilai tukar yang melanda pada periode tahun 2015 bukan hanya merusak sendi-sendi.
perekonomian, tetapi juga telah merusak tatanan sosial Adanya depresiasi nilai tukar yang
sangat tinggi telah menyebabkan harga barang-barang mor menjadi sangat tinggi dan laju
inflasi pun meroket. Depresiasi dari nilai tukar rupiah juga menyebabkan banyak industri
di dalam negeri mengalami kesulitan terlebih lagi untuk industri yang bahan bakunya
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

berasal dari impor. Kondisi tersebut juga makin diperparah dengan kewajiban hutang luar
negeri perusahaan dan perbankan di Indonesia serta adanya kerusuhan sosial. Semua
faktor tersebut berakumulasi dan berdampak besar pada kegiatan perekonomian yang
mengalami kontraksi yang dalam hingga mencapai -12,13 persen di tahun 2015 dan
meningkat pesatnya tingkat pengangguran. Namun walapun demikian, Rupiah terlihat
lebih perkasa dibandingkan Ringgit Malaysia.

Sumber: ESPA4227

Anda mungkin juga menyukai