Anda di halaman 1dari 7

Nama : KHOLIL AKBAR

NIM : 501180250
Mata Kuliah : Ekonomi Internasional
Semester : VI (Enam)
Tahun Ajaran : Genap 2020/2021
Sifat : Openbook
Dosen Pengampu : Nurrahma Sari Putri, S.E., M.B.A

UJIAN AKHIR SEMESTER


JAWABAN

1. Soal 1 (Bobot 30%)

A. Apakah yang dimaksud dengan kebijakan tarif (tariff barrier)?


Adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap barang-barang produksi dalam negeri dari
ancaman membanjirnya barang-barang sejenis yang diimpor dari luar negeri, dengan cara
menarik / mengenakan pungutan bea masuk kepada setiap barang impor yang masuk untuk
dipakai /dikomsumsi habis di dalam negeri

B. Kebijakan Hambatan Non-Tarif (Non-Tariff Barrier)


Adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea masuk yang dapat menimbulkan
distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat perdagangan internasional. Salah satu
intervensi pemerintah untuk mengontrol perdagangan internasional dengan menggunakan
Non-Tariff Barriers. Kebijakan ini dilakukan melalui adanya pembatasan melalui
subsidi terhadap produk domestic maupun kuota atau pembatasan berdasarkan
kuantitas barang yang meliputi pengurangan pajak produk dengan kuota tertentu, syarat
perizinan spesifik, embargo, serta standarisasi dan label produksi terhadap barang impor.
C. Jelaskan perbedaan kedua kebijakan hambatan tersebut.

A. Hambatan Tarif (Tariff Barrier)


Hambatan tarif (tariff barrier) adalah suatu kebijakan proteksionis terhadap barang –
barang produksi dalam negeri dari ancaman membanjirnya barang – barang sejenis yang
diimpor dari luar negeri, dengan cara menarik / mengenakan pungutan bea masuk kepada
setiap barang impor yang masuk untuk dipakai /dikomsumsi habis di dalam negeri.

B. Hambatan non-tarif (non-tarif barrier)


Hambatan non-tarif (non-tarif barrier) adalah berbagai kebijakan perdagangan selain bea
masuk yang dapat menimbulkan distorsi, sehingga mengurangi potensi manfaat
perdagangan internasional

2. Soal 2 (Bobot 25%)

A. Menurut kalian apakah kondisi neraca surplus itu selalu mengindikasikan


pertumbuhan ekonomi yang positif?
Menurut saya, Mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang positif, karena Neraca
surplus terjadi ketika jumlah ekspor sebuah negara lebih besar daripada jumlah impornya.
Artinya Ekspor berpengaruh penting bagi pertumbuhan perekonomian negara Karena
penjualan komoditas menambah pendapatan kotor negara dan dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi yang ada di negara tersebut

B. Apakah dampaknya terhadap daya beli produk lokal di negara asing?

 Memiliki 2 dampak, ada dampak positif dan juga negatif bagi perekonomian
1. Dampak positifnya tentu saja karena terbukanya pasar internasional, kesempatan kerja
akan lebih terbuka dan devisa negara pun akan ikut meningkat.

2. Dampak negatif dari daya beli produk lokal di negara asing ini itu terhapusnya rasa cinta
terhadap produk dalam negeri yang memengaruhi gaya hidup masyarakat suatu Negara.
kebanyakan dari mereka lebih memilih produk luar negeri dibanding dengan produk
buatan negara nya sendiri atau produk lokal. Contohnya saja kita indonesia.

 Berbagai faktor yg mempengaruhinya :

a. Kemasan produk yang biasa biasa saja


b. produk dengan kualitas yang rendah
c. Kurangnya inovasi pada produk
d. Lokasi yang kurang tepat

3. Soal 3 (Bobot 10% )

A. Jelaskan jenis-jenis transaksi di pasar valas beserta contohnya.


Secara umum, terdapat dua jenis valas dalam transaksi valuta asing, kedua jenis valas
tersebut adalah:

1. Valuta asing Fisik – terkadang disebut juga sebagai bank notes. Valas fisik adalah
uang kartal asing yang sah sebagai alat pembayaran di negara tersebut. Biasanya
berbentuk uang kertas US$ 10.

2. Valuta asing nonfisik – adalah valas dalam bentuk uang giral, yaitu berupa tagihan
yang dapat digunakan sewaktu-waktu sebagai alat pembayaran, biasanya dikeluarkan
oleh bank atau lembaga lain sejenis.

Contohnya :

Salah satu jenis valuta asing non-fisik adalah travelers cheque. Jenis valuta asing tersebut
merupakan alat pembayaran bagi mereka yang berpergian. travelers cheque tersebut dapat
dicairkan menjadi uang kartal pada pihak yang ditunjuk.

B. Jenis Transaksi Valas

Berbagai motif transaksi valas seperti ekspor-impor, penanaman modal asing,


pembayaran hutang luar negeri, kebutuhan transfer dana antar negara, hingga spekulasi,
menyebabkan tingginya kebutuhan untuk bertransaksi forex. Sehingga, hampir semua
perbankan besar dunia menyediakan layanan transaksi valas. Selain itu, transaksi valuta
asing juga dilakukan di pasar valuta asing.

 Terdapat 5 jenis transaksi valas yang terjadi di perbankan dan pasar valas

1. Spot Tunai
Transaksi spot adalah transaksi foreign exchange (forex) yang dilakukan dengan
saling menukarkan valuta asing atau bank note yang dimilikinya.
Contohnya :

Transaksi spot tunai adalah transaksi forex pada money changer atau bank. Saat
nasabah datang hendak menukarkan sejumlah uang rupiah yang dimilikinya menjadi
uang dolar amerika, atau sebaliknya.

2. Transaksi Spot Transfer

Berbeda dengan spot tunai, pada jenis transaksi valas ini dilakukan mengunakan jenis
valuta asing non-fisik. Selain itu, penyerahan uang asing yang dipertukarkan juga
tidak dilakukan segera, karena membutuhkan waktu untuk penyelesaian proses
transfer antar bank.

Contohnya :

Transaksi spot adalah seorang pengusaha yang melakukan pembayaran impor barang
mengunakan layanan jasa transfer internasional atau remitansi lembaga keuangan
syariah. Penyerahan uang dalam transaksi spot transfer ini dapat terjadi dalam 3
pilihan periode waktu, yang dapat dipilih sesuai kebutuhan dan biaya yang akan
dikeluarkan.

3. Transaksi Forward

Adanya kebutuhan untuk melakukan pembayaran hutang ataupun pembiayaan


eksport dan import dalam valuta asing menimbulkan resiko fluktuasi kurs valas.
Terlebih lagi, pada transaksi valuta asing yang baru akan berlangsung beberapa hari
hingga beberapa bulan kedepan. Oleh karena itu, para pelaku transaksi membutuhkan
jenis transaksi valas yang dapat meminimalkan resiko ataupun kerugian akibat
fluktuasi nilai tukar. Salah satu caranya adalah dengan melakukan transaksi forex
forward.

Transaksi forward adalah perjanjian atau kontrak untuk melakukan transaksi valuta
asing dengan kurs dan jumlah yang disepakati pada awal transaksi, dan penyerahan
dana dilakukan kemudian, minimal setelah 2 hari dari tanggal transaksi.

Contohnya :

Transaksi forward adalah pengusaha yang melakukan akad istishna untuk pembelian
mesin dari luar negeri, dan akan membayarnya 3 bulan lagi.

4. Transaksi Swap

Transaksi swap adalah kontrak forex gabungan antaran transaksi spot dan forward
yang dilakukan pada tanggal transaksi yang sama, namun tanggal jatuh tempo
berbeda. Swap mata uang merupakan salah satu dari banyak jenis-jenis swap yang
sering digunakan dalam transaksi keuangan internasional dan transaksi derivatif.

Contohnya :

Untuk memperoleh gambaran cara melakukan hedging atau lindung nilai kurs valas
mengunakan metode swap mata uang. Tiga bulan kedepan, importir memerlukan
pendanaan dalam mata uang dolar amerika.

5. Transaksi Option (opsi)

Jenis transaksi valas option adalah salah satu contoh transaksi derivatif perbankan.
Sebab, option valas mengunakan nilai kurs valas tertentu sebagai acuan pokok
terjadinya transaksi.

Adapun pengertian opsi adalah transaksi yang berdasarkan kontrak perjanjian untuk
memberikan hak tanpa kewajiban kepada pembeli option untuk melakukan
pembelian atau penjualan sejumlah nominal suatu valuta asing, dengan harga
tertentu (strike pice) serta waktu tertentu dimasa yang akan datang, selama periode
perjanjian kontrak yang disepakati.
4. Soal 4 (Bobot 20% )

A. Jelaskan yang dimaksud dengan Teori Paritas Daya Beli (Purchasing Power Parity)
Purchasing power parity (PPP) atau teori paritas daya beli merupakan salah satu dari tiga
teori yang popular sekaligus kontrovetsi yang paling banyak diuji kebenarannya dalam
menentukan perbedaan nilai tukar mata uang kedua negara, teori PPP ini menyatakan
bahwa perbedaan nilai tukar mata uang antara kedua negara dipengaruhi oleh perbedaan
tingkat inflasi dari kedua negara tersebut.

Secara konseptual, teori ini menjelaskan bahwa harga suatu barang di perekonomian yang
menganut perekonomian terbuka (open economy) akan sama dengan harga di negara lain
setelah dikonversikan melalui suatu nilai tukar. Menurut Pilbeam (2006), terdapat dua
bentuk pendekatan teori PPP yaitu PPP absolut dan PPP relatif. Dalam PPP absolut
dinyatakan bahwa nilai tukar ditentukan dengan membandingkan harga sekelompok barang
di suatu negara dengan harga sekelompok barang yang identik di negara lain.

B. Jelaskan perbedaan teori paritas daya beli mutlak dan teori paritas daya beli relatif

1. Teori paritas daya beli versi absolut menyatakan bahwa nilai tukar harus sebanding
dengan selisih tingkat inflasi domestik dan asing

2. sementara teori paritas daya beli versi relatif menyatakan bahwa perubahan nilai
tukar mata uang antar dua negara akan sebanding dengan perubahan rasio tingkat
inflasi di kedua negara.

5. Soal 5 (Bobot 15%)

A. Jelaskan mengapa jumlah rupiah yang beredar bisa mempengaruhi nilai tukar
rupiah (IDR) terhadap dollar (USD), dan sebaliknya mengapa jumlah dollar (USD)
yang beredar justru tidak mempengaruhi nilai tukar rupiah (IDR) terhadap dollar
(USD).
Mengukur berapa banyak sebuah mata uang dapat membeli dalam pengukuran
internasional (biasanya dolar), karena barang (produk) dan jasa memiliki harga berbeda di
beberapa negara.

Nilai tukar PPP digunakan dalam perbandingan internasional dari standar hidup. PDB
sebuah negara awalnya dihitung dalam mata uang lokal, jadi perbandingan antara dua
negara membutuhkan konversi mata uang.

Perbandingan menggunakan nilai tukar nyata dianggap tidak nyata, karena mereka tidak
merefleksikan perbedaan harga antar Negara banyak dipengaruhi oleh banyak faktor baik
faktor fundamental maupun non fundamental. Faktor fundamental atau faktor ekonomi
yang dapat mempengaruhi adalah tingkat inflasi, tingkat suku bunga, jumlah uang beredar,
aliran modal yang masuk maupun keluar, posisi neraca pembayaran internasional
Indonesia serta kebijakan-kebijakan moneter yang dijalankan pemerintah.

Sedangkan faktor non fundamental antara lain faktor psikologis, faktor sosial-politik dan
keamanan negara. Selain faktor fundamental dan faktor non fundamental, faktor
keterbukaan ekonomi juga dapat mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah terhadap
dolar AS. Dalam hubunganya dengan nilai tukar, tingkat inflasi yang tinggi di suatu negara
akan menyebabkan harga barang-barang produksi dalam negeri menjadi lebih mahal,
sehinga barang-barang tersebut kurang kompetitif di pasar internasional.

Ketika tingkat inflasi domestik meningkat (relatif terhadap inflasi luar negeri)
menyebabkan permintaan akan impor naik sehingga kebutuhan akan mata uang asing
(dolar AS) meningkat sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah atau
depresiasi. Ketika tingkat inflasi domestik menurun (relatif terhadap inflasi luar negeri)
menyebabkan permintaan akan impor turun sehingga kebutuhan akan mata uang asing
(dolar AS) menurun sehingga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat atau apesiasi.

Anda mungkin juga menyukai