Materi Inti
A. Perdagangan Internasional
Perdagangan intetnasional adalah peraagangan yang dilakukan antara negara yang satu
dengan negara yang lain. Faktor-faktor yang mendorong perdagangan antarnegara antara lain
sebagai berikut.
1. Adanya keanekaragaman kondisi produksi
Perdagangan diperlukan karena adanya keanekaragaman kondisi produksi di setiap negara.
Misalnya, negara X yang memiliki iklim tropis bersosialisasi dengan memproduksi pisang dan kopi
untuk ditukarkan dengan barang dan jasa dari negara lain.
Keburukan utang luar negri bagi indonesia adalah antara lain sebagai berikut:
1. Adanya ketergantungan terhadap luar negri sehingga perekonomian nasional sering dikendalikan
oleh pihak yang memberi pinjaman
2. Devaluasi yang dilakukan oleh negara lain akan menurunkan nilai mata uang rupiah
3. Harus mengikuti peraturan internasional sekalipun peraturan merugikan industri dalam negri
4. Menerima liberalisasi pasar sekalipun Indonesia belum siap untuk bersaing dengan negara lain
5. Pinjaman negara Indonesia dalam waktu lama suku bunga rendah, tetapi sudah mewariskan
semangat berutang dan utang kepada anak cucu di massa yang akan datang.
b. Kouta
Kouta adalah hambatan kuanitatitf yang_membatasi imPor barang secara khusus dengan
spesifikasi jumlah unit atau nilai total tertentu per periode waktu. Tujuan penetapan kuota impor
untuk melindungi produk dalam negeri, terutama usaha yang sedang turnbuh. Selain itu, kuota
impor juga digunakan untuk melengkapi kebijakan pengendalian devisa yang bertujuan untuk
memperbaiki neraca pembayaran. Adapun tujuan diterapkannya kuota ekspor adalah untuk
kepenlingan konsumen dalam negeri, yaitu menjaga ketersediaan stok. Berikut ini jenis-jenis dari
kuota, yaitu,
1) Kuota absolut atau unilateral, yaitu kuota yang ditentukan sendiri oleh suatu negara tanpa harus
ada persetujuan dengan negara lain.
2) Kuota bilateral, yaitu kuota yang jumlahnya ditentukan atas dasar perjanjian antara negara
importir dan negara eksportir.
3) Kuota tarif, yaitu pembatasan impor yang dilakukan dengan mengornbinasikan sistem kuota
dengan sistem tarif.
4) Mixing quota, yaitu kuota yang dikenakan pada impor bahan baku tertentu di dalam negeri.
d. Larangan Ekspor
Kebijakan pemerintah suatu Negara untuk rnelarang ekspor terhadap suatu produk. Ada
beberapa pertimbangan kebijakan larangan ekspor, meliputi aspek ekonomi maupun nonekonomi.
Apabila produksi. beras dalam negeri berlimpah dan perrnintaan beras meningkat, maka
pemerintah perlu mengambil kebijakan larangan ekspor beras. Hal ini ditujukan agar kebutuhan
beras di dalam negeri terpenuhi.
e. Larangan Impor
Larangan impor merupakan keijakan pemerintah suatu negara, yang diberlakukan untuk
menghindari barang-barang yang berbahaya bagi masyarakat.
f. Diskriminasi Harga/Dumping
Praktik diskriminasi harga secara internasional disebut dumping, yakni menjual barang di
luar negeri dengan harga yang lebih rendah daripada harga di dalam negeri atau bahkan di bawah
biaya produksi.
D. DEVISA
1. Pengertian Devisa
Devisa adalah semua barang yang dapat dipakai seagai alat pembayaran antarnegara serta
dapat diterima oleh dunia internasioral. Devisa dapat berupa wesel asing, cek, valuta asing, emas
batangan, surat-surat berharga, dan sebagainya.
Fungsi utama bursa adalah mempermudah pertukaran dan pembayaran antarnegara.
2. Sumber Devisa
Devisa diperoleh dari sumber-sumber, antara lain sebagai berikut.
a. Ekspor barang migas dan nonmigas.
b. Penyelenggaraan jasa.
c. Pariwisata. .
d. Kiriman uang asing dari orang Indonesia yang bekerja di luar negeri.
e. Pinjaman dari luar negeri.
Suatu negara akan berusaha mendapatkan devisa, karena semakin banyak yang dimiliki
oleh pemerintah dan penduduk suatu negara, maka semakin besar kemampuan negara dalam
melakukan transaksi ekonomi, dan keuangan internasional serta makin kuat pula nilai mata uang
negara itu.
Cadangan devisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a. Cadangan devisa resmi, yaitu cadangan devisa milik negara yang dikelola, dikuasai, diurus, dan
ditatausahakan oleh Bank Indonesia.
b. Cadangan devisa nasional, yaitu seluruh devisa yang dimiliki oleh perseorangan, badan, atau
lembaga perbankan yang secara moneter merupakan kekayaan nasional.