Anda di halaman 1dari 10

Teori perdagangan internasional

Secara umum terdapat dua teori yang mendasarinya, yaitu:


1. Teori keunggulan mutlak
Teori ini menyatakan bahwa perdagangan internasional akan memberikan keuntungan pada
negara yang dapat memproduksi dengan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan harga yang
ditetapkan di negara lain contoh

2. Teori keunggulan komparatif


Berdasarkan teori ini, meskipun suatu negara tidak memiliki keunggulan mutlak dalam
memproduksi barang, negara tersebut dapat melakukan perdagangan internasional pada barang yang
paling produktif dan efisien untuk diproduksi. Ilustrasinya akan dibahas pada tabel berikut ini:

Jika kita lihat pada dasarnya negara A memiliki keunggulan baik dalam produksi pensil maupiun
buku. Meskipun demikian, biaya relatif pensil yang diproduksi di negara A lebih besar dibandingkan
negara B (1 pensil di negara A = 2 buku di negara A, sementara 1 pensil di negara B = 1 buku negara
B). Oleh karenanya negara A dan B dapat melakukan perdagangan, dengan A memproduksi buku dan
B memproduksi pensil.

3. Bentuk perdagangan internasional


1. Perdagangan bilateral yang dilakukan antar dua Negara.
2. Perdagangan regionalyang dilakukan oleh negara-negara yang berada pada lingkup
kawasan tertentu, misalnya ASEAN, negara uni Eropa.
3. Perdagangan multilateral antar negara tanpa dibatasi kawasan tertentu
4. Faktor pendorong perdagangan internasional
1. Ketersediaan sumber daya alam tidak semua negara merupakan penghasil rempah-
rempah, atau tidak semua negara merupakan penghasil bahan tambang.
2. Perbedaan faktor produksi meskipun memiliki sumber daya melimpah, tidak semua
negara memiliki modal dan pengetahuan untuk mengolah sumber daya alam tersebut
3. Dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tidak semua kebutuhan dalam
negeri dapat dipenuhi dengan produksi dalam negeri.
4. Memperoleh keuntungan dari perdagangan antar negara
Keuntungan yang diperoleh meningkat karena semakin besarnya pangsa pasar dari barang
yang diproduksi
5. Manfaat perdagangan internasional
1. Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negara sendiri.
2. Memperluas pasar sehingga meningkatkan efisiensi.
3. Memperoleh keuntungan dari spesialisasi walau pun A negara dapat memproduksi barang
X yang juga diproduksi di negara B, negara A dapat melakukan spesialisasi pada barang
lain yang lebih efisien diproduksi dan mengimpor barang X dari negara B.
4. Sebagai sumber devisa negara. Devisa ini dapat digunakan untuk membeli barang dari
luar negeri yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
6. NERACA PEMBAYARAN
1. Neraca Perdagangan
Neraca perdangan adalah suatu daftar yang mencatat besarnya barang yang diekspor
dan yang diimpor dari suatu negara pada waktu tertentu.

a. Pembayaran Internasional
Dalam perdagangan intemasional jika suatu barang ditukar dengan barang
lain akan dapat dibandingkan dengan nilai tukar. Nilai tukar adalah harga. Adapun
kegiatan perdagangan internasioanal menimbulkan hak dan kewajiban yang disebut
pembayaran internasional. Perbandingan nilai mata uang dinamakan kurs, sehingga
ada dua kurs yaitu kurs jual dan kurs beli. Untuk menetapkan empat kurs ada sistem
berikut.
1. Kurs letap (fixed exchange rate) adalah penetapan kurs ditentukan oleh pemerintah,
di mana kurs yang berlaku sesuai dengan kurs yang ditetapkannya.
2. Kurs mengambang (floating exchange), adalah kurs dibiarkan fluktuasi bergerak
sesuai dengan kekuatan permintaan dan penawaran.
3. Kurs stabil (stabil exchange rafe) adalah kurs yang dibiarkan oleh pemerintah
sedikit menyimpang dari ketentuan yang ada.
4. Multiple kurs adalah kurs yang berlaku di atas atau di bawah kurs yang sudah
diletapkan oleh pemerintah.

b. Cara-cara pembayaran Internasional


1. Cash (tunai) adalah pembayaran tunai yang dapat dilakukan dengan menggunakan
mata uang asing yang berlaku secara langsung.
2. Open account (membuka rekening) adalah cara pembayaran di mana barang dikirim
lebih dahulu kepada importir dan pembayaran dilakukan setelah beberapa waktu
setelah barang diterima.
3. Privat competation yaitu penyelesaian utang piutang di antara penduduk suatu negara
dengan negara lain yang mengadakan hubungan perdagangan.
4. Letter of credit (L/C) adalah surat yang dikeluarkan oleh bank atas permintaan
importir di mana bank menyetujui dan membayar melalui wesel yang ditarik oleh
ekspotir.
5. Commercial bill of exchange (wesel) adalah cara pembayaran yang ditulis oleh
penjual (ekspotir) yang berisi perintah kepada pembeli (importir) untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu
6. .Cable order (transfer telegrefik) adalah cara pembayaran yang dilakukan oleh bank A
kepada bank B yang di luar negeri untuk membayar dana dari rekening masing-
masing L/C. Berikut macam-macam L/C:
a. L/C biasa yaitu importir bisa langsung membayar sesuai dengan harga barang
melalui bank yang ditunjuk.
b. Industrial L/C yaitu impor barang industri secara cepat dan tidak dipakai
untuk konsumsi.
c. Red clause L/C yaitu L/C kepada eksportir sebelum menghafalkan barang-
parang yang akan dikirim.
d. Merchant L/C adalah seorang importir dapat memasukkan barang terlebih
dahulu dengan melakukan pembayaran sebagian, sedangkan sisanya dibayar
e. Usance L/C adalah L/C berjangka, apabila salah satu importir atau eksportir
melakukan transaksi perdagangan dengan menggunakan jasa perbankan,
maka dapat dilakukan dengan sistem pembayaran L/C berjangka. Jasa
perbankan tersebut berupa pembukuan L/C oleh bank atas perintah Pihak
pembeli.

Cara-cara membuka L/C adaiah sebagai berikut.


1. Perjanjian eksportir/importir tentang pembayaran L/C.
2. Importir membuka L/C di negerinya.
3. Bank akan menandatangani L/C jika permohonan disetujui.
4. Barang dikirim oleh eksportir.
5. Pada tanggal jatuh tempo bank membayar kepada eksportir.
7. Neraca Pembayaran
adalah daflar yang mencatat devisa yang masuk dengan devisa yang keluar dari suatu
negara dalam waktu tertentu atau satu tahun. Dalam neraca pembayaran memuat transaksi
debit dengan transaksi kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang mengakibatkan
bertambahnya kewajiban atau utang bagi suatu negara. Transaksi kredit adalah transaksi yang
mengakibatkan bertambahnya hak Neraca pembayaran bagi suatu negara.
Komponen-komponen neraca perdagangan
1. Neraca perdagangan, yaitu suatu catatan tentang semua transaksi ekspor dan impor
barang. Transaksi impor menimbulkan transaksi debit, sedangkan transaksi ekspor
menimbulkan transaksi-kredit.
2. Neraca jasa adalah neraca yang menunjukkan jasa-jasa yang diselenggarakan suatu
negara untuk luar negeri positif, sedangkan yang diterima dari luar negeri negatif.
3. Contoh; positif pesawat Garuda yang membawa penumpang asing dari luar negeri
negatif Ani liburan ke luar negeri dengan menumpang pesawat Singapura.
4. Neraca hasil modal, yaitu suatu neraca yang mencatat semua pembayaran dan
penerimaan bunga dividen, upah tenaga asing, serta hadiah-hadiah dari negara lain.
Nomor 1, 2, dan 3 disebut neraca berjalan (current account).
5. Neraca lintas modal (capital account) adalah neraca yang mencakup seluruh lalu
lintas pembayaran melalui bank dengan segala pinjaman yang diterima dari luar
negeri, maupun diberikan kepada luar negara baik dari sektor pemerintah maupun
swasta. Nornor 1, 2, 3, dan 4 disebut neraca keseluruhan (agregatve of balance).
6. Neraca lalu lintas moneter (monetary accoount) yaitu neraca yang memperlihatkan
perubahan-perubahan cadangan devisa suatu negara. Cadangan itu dapat berupa emas
atau valuta asing.

8. KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL


Kebijakan dalam perdagangan intemasional dibuat pemerintah dengan tujuan untuk
melindungi produksi dalam negeri terhadap persaingan barang impor di pasar dalam negeri
tujuan Kebijakan Perdagangan Interrnasional
a. Melindungi Industri atau Sektor-Sektor Lain di dalam Negeri
b. Mengurangi Defisit Saldo Neraca Perdagangan
c. Meningkatkan Kesempatan Kerja
Macam-Macam Kebijakan Perdagangan Intemasional
Berikut ini beberapa Kebijakan perdagangan internasional yang ditetapkan oleh pemerintah.
a. Di bidang Import
1. Tarif
Tarif adalah pajak untuk komoditas impor. Tarif akan diberlakukan bila harga pasar
internasional lebih rnahal daripada harga domestik atau dalam negeri. Tujuannya untuk
meningkatkan daya saing produk lokal atau dalam negeri. Hal ini dikarenakan dengan
tarif, harga barang impor menjadi mahal setiap importir dapat mempelajarinya sebelum
mengimpor suatu barang. Umumnya tarif dikenakan secara khusus berdasarkan
persentase dari nilai barang impor. Dalam cara pemungutaan tarif dibedakan menjadi tiga
bentuk, yaitu sebagai berikut.
a. Tarif ad valorem, yaitu pajak impor nilainya dinyatakan dalam persentase
atas nilai (harga) barang yang diimpor. Misalnya, pajak impor untuk sepatu
sebesar 10%. Ini berarti setiap rupiah nilai sepatu yang diimpor harus
membayar pajak impor 10%.
b. Tarif spesifik, yaitu besarnya tarif ditentukan atas dasar ukuran atau jumlah
fisik. Sistem tarif ini bersifat regresif, artinya makin tinggi harga dari barang
impor tersebut tarifnya terasa makin ringan.
2. Kouta
Kouta adalah hambatan kuanitatitf yang_membatasi imPor barang secara khusus
dengan spesifikasi jumlah unit atau nilai total tertentu per periode waktu. Tujuan
penetapan kuota impor untuk melindungi produk dalam negeri, terutama usaha yang
sedang turnbuh. Selain itu, kuota impor juga digunakan untuk melengkapi kebijakan
pengendalian devisa yang bertujuan untuk memperbaiki neraca pembayaran
3. Subsidi dan Premi Ekspor
Subsidi diberikan pemerintah untuk melindungi industri dalam negeri dari persaingan
dengan barang impor. AkibaT pemberian subsidi, maka harga jual dari barang yang
dibuat oleh industri tersebut bisa menjadi lebih murah daripada harga impor tanpatarif. Ini
berarti industri dalam negeri dapat bersaing dengan barang impor atau jika perbedaan
hargafersebut cukup besar yang membuat konsurnsi dalam negeri tidak ada yang membeli
barang impor.
4. Larangan Impor
Larangan impor merupakan keijakan pemerintah suatu negara, yang diberlakukan
untuk menghindari barang-barang yang berbahaya bagi masyarakat.
b. Kebijakan Ekpor

1. Diskriminasi Harga/Dumpin
Praktik diskriminasi harga secara internasional disebut dumping, yakni menjual
barang di luar negeri dengan harga yang lebih rendah daripada harga di dalam negeri
atau bahkan di bawah biaya produksi.
2. Kebijakan selanjutnya adalah kebijakan premi. Kebijakan premi merupakan salah
satu kebijakan yang diambil pemerintah untuk memajukan ekspor. Bagaimana
caranya, ya? Caranya adalah dengan memberikan premi kepada badan usaha atau
industri yang melakukan ekspor. Pemberian premi banyak bentuknya nih. Bentuknya
antara lain berupa bantuan biaya produksi serta pemberian pajak dan fasilitas lain,
dengan tujuan agar barang ekspor memiliki daya saing di luar negeri.
3. Politik Dagang Bebas
Politik dagang bebas merupakan suatu kondisi ketika masing-masing Pemerintah
memberi kebebasan dalam ekspor dan impor. Kebebasan dalam perdagangan ini akan
membawa beberapa keuntungan seperti mutu barang yang tinggi dan harga yang
relatif murah.
4. Larangan Ekspor
Sesuai dengan namanya, larangan ekspor adalah kebijakan suatu negara untuk
melarang ekspor barang-barang tertentu keluar negeri. Ada beberapa alasan yang
melatarbelakanginya, antara lain karena ada alasan ekonomi, politik, sosial, dan
budaya
c. Perbandingan Ekspor Indonesia ke Jepang

Ekspor non migas Indonesia selama Januari-Mei 2018 masih didominasi oleh batubara
(HS 27) yang ekspornya masih didorong oleh perbaikan harga dimana nilai ekspornya
mengalami peningkatan 7,7% (YoY) sedangkan volumenya turun 12,6% (YoY). Selain itu,
ekspor juga didominasi oleh bijih, kerak, dan abu logam (HS 26), mesin dan peralatan
listrik (HS 85), perhiasan/permata (HS 71), kayu serta barang dari kayu (HS 44), dan karet
serta barang dari karet (HS 40) dengan nilai ekspor masing-masing sebesar USD 653,3
juta, USD 623,9 juta, USD 527,4 juta, USD 412,9 juta, dan USD 395,8 juta. Ekspor barang-
barang tersebut mengalami peningkatan baik dari sisi nilai dan volume, kecuali ekspor
karet dan barang dari karet yang nilainya mengalami penurunan sebesar 18,7%
meskipun volumenya naik 1,9%.
d. Import Indonesia ke Jepang

Produk impor non migas utama Indonesia dari Jepang selama Januari-Mei 2018 didominasi
oleh mesin dan peralatan mekanik (HS 84) yang impornya mencapai USD 2,0 miliar dan
mengalami peningkatan sebesar 37,7% dibandingkan dengan Januari-Mei 2017. Selain itu,
impor kendaraan bermotor dan bagiannya (HS 87) juga cukup besar dengan nilai impor
mencapai USD 1,2 miliar dan mengalami peningkatan sebesar 37,0% (YoY). Sementara itu,
impor yang mengalami peningkatan signifikan pada Januari-Mei 2018 terjadi pada impor
perhiasan/permata (HS 71) sebesar 1.270,9% (YoY) dan kapal laut dan bangunan terapung
sebesar 137,4% (YoY). Di sisi lain, impor yang mengalami penurunan antara lain serat stafel
buatan (HS 55) sebesar 11,7% (YoY) dan perkakas dan perangkat potong (HS 82) sebesar
21,7% (YoY).

9. DEVISA
Pengertian Devisa
adalah semua barang yang dapat dipakai seagai alat pembayaran antarnegara serta
dapat diterima oleh dunia internasioral. Devisa dapat berupa wesel asing, cek, valuta asing,
emas batangan, surat-surat berharga, dan sebagainya. Fungsi utama bursa adalah
mempermudah pertukaran dan pembayaran antarnegara.
Sumber Devisa
Devisa diperoleh dari sumber-sumber, antara lain sebagai berikut.
a. Ekspor barang migas dan nonmigas.
b. Penyelenggaraan jasa.
c. Pariwisata. .
d. Kiriman uang asing dari orang Indonesia yang bekerja di luar negeri.
e. Pinjaman dari luar negeri.
Berdasarkan sumber-sumber di atas devisa dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
a. devisa umum yang meliputi nomor a, b, c, dan d.
b. devisa kredit yang berasal dari nomor e.

Suatu negara akan berusaha mendapatkan devisa, karena semakin banyak yang dimiliki oleh
pemerintah dan penduduk suatu negara, maka semakin besar kemampuan negara dalam melakukan
transaksi ekonomi, dan keuangan internasional serta makin kuat pula nilai mata uang negara itu.
Cadangan devisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Cadangan devisa resmi, yaitu cadangan devisa milik negara yang dikelola, dikuasai,
diurus, dan ditatausahakan oleh Bank Indonesia.
2. Cadangan devisa nasional, yaitu seluruh devisa yang dimiliki oleh perseorangan,
badan, atau lembaga perbankan yang secara moneter merupakan kekayaan nasional.

Tujuan Penggunaan Devisa


Manfaat penggunaan devisa sebagai:
a. alat pembayaran antarnegara atau luar negeri,
b. alat penukar dalam perdagangan internasional atau antarnegara,
c. alat pengukur nilai dan satuan penghitung dalam perdagangan antarnegara,
d. alat penimbun kekayaan, dan ,
e. padangan moneler negara.

Anda mungkin juga menyukai