Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Perekonomian Indonesia disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas-asas
kekeluargaan. Pembangunan perekonomian nasional bertujuan untuk mewujudkan kedaulatan
politik dan ekonomi Indonesia melalui pengelolaan sumber daya ekonomi dalam suatu iklim
perkembangan dan pemberdayaan koperasi yang memiliki peran trategis dalam tata ekonomi
nasianol berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi dalanm rangka menciptakan
masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan pancasila dan UUD RI.
Pembagunan nasional yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur
yang merata, sesuai dengan perkembangan perekonomian. Pemerataan dan pertumbuhan
adalah unsur-unsur mutlak dari perkembangan ekonomi dan harus merupakan sasaran kembar
dari koperasi dalam melaksanakan fungsi sosial ekonominya apalagi sebagai sokoguru
perekonomian nasional.
Perdagangan internasional merupakan aspek penting bagi suatu negara. Perdagangan
Internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan
penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama, penduduk yang maksud dapat berupa
anatar pribadi (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintahan suatu Negara
atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Perdagangan internasional
terjadi karena adanya perbedaan sumber daya alam manusia, sumber daya alam, seperti iklim
dan letak geografis serta perbedaan ekonomi dan social yang tersedia pada suatu negara.
Perbedaan-perbedaan yang terdapat pada masing-masing negara tersebut yang menimbulkan
perbedaan barang yang dihasilkan, biaya yang diperlukan, serta mutu dan kuantumnya.
Kegiatan perdagangan internasional dilakukan bertujuan untuk meningkatkan standar hidup
negara tersebut (Schumacher, 2013). Salah satu cara suatu negara melakukan perdagangan
internasional adalah dengan cara melakukan kegiatan ekspor (Apridar, 2012).
Suatu negara yang melakukan ekspor akan memiliki keunggulan kompratif, kompetitif, dan
kemandirian mengelola sumber daya alam, kemajuan spesialisasi pada industrialisasi serta
tenaga kerja (Perdana, 2010). Keuntungan yang dapat dilihat dari nilai ekspor impor negara
terlihat dalam neraca pembayaran. Jika nilai ekspor yang lebih tinggi dibandingkan nilai impor
menunjukkan majunya perekonomian suatu negara dari segi kegiatan perdagangan
Internasional, demikian sebaliknya jika nilai ekspor lebih rendah menunjukkan rendahnya

1
perekonomian negara yang berasal dari kegiatan perdagangan Internasional (Dewi & Ayu,
2015).

2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konstelasi perdagangan dunia?
2. Bagaimana neraca perdagangan Indonesia?
3. Bagaimana kebijakan predagangan Indonesia?

3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa saja konstelasi perdagangan dunia
2. Untuk mengetahui tentang neraca perdagangan Indonesia
3. Untuk mengetahui apa saja kebijakan perdagangan Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konstelasi Perdagangan Dunia


Konstelasi perdagangan dunia saling kait mengait dengan aspek-aspek lain perekonomian
pada umumnya seperti investasi, produksi, keuangan atau moneter, serta nilai tukar atau kurs
antar mata uang.
a. Faktor ekonomi
b. Faktor politik

1.Tahun 1970-an
Situasi perdagangan dunia bahkan situasi perekonomian dunia pada umumnya diawali
dengan dua kejadian penting.
1) Tahun 1971
Pemutusan hubungan nillai dollar AS dengan emas.Nixon (presiden AS pada waktu
itu) pada bulan agustus 1971 yang mengumumkan keputusan tersebut, meruntuhkan
sistem atau standar innternasional tentang penetapan nilai mata uang yang telah di
terapkan bertahun-tahun sebelumnya, yang didasarkan pada perjanjian bretton woods
akibat keputusan itu kurs antar mata uang menjadi goyah. Beberapa mata uang menjadi
ternilai ketinggian (valued), tapi beberapa lagi kerendahan (dervalued).
2. Tahun 1973
Krisis minyak yang terjadi pada tahun 1973 akibat embargo yang dilakukan oleh
negara-negara arab terhadap beberapa negara barat-industrial, menyusul protes mereka
atas berpihaknya kelompok yang terakhir ini pada Israel dalam perang arab-israel ketika
itu. Krisis ini menyebabkan harga minyak di pasaran internasional membumbung luar
biasa.
3. Tahun 1980-an
Kurun waktu ini di warnai dengan ketidakpastian situasi moneter internasional antara lain:
a. Terjadinya realisasi kurs mata uang nilai mata uang negara-negara eropa barat
mengalami apresiasi terhadap neraca pembayaran antar negara industri utama
b. Protesksi negara-negara industri
Perdagangan internasional mengalami kelesuan akibat menurunnya harga
barang-barang industri di pasar internasional, dan meningkatnya tindakan
proteksi oleh negara-negara industri. Tindakan ini mengakibatkan berkurangnya

3
arus dana luar negeri dan penanaman modal asing ke negara-negara
berkembang, meningkatnya beban utang negara-negara berkembang, serta
merosotnya ekspor mereka.
c. Perang dengan Jepang vs Amerika
Dasawarsa 1980-an juga ditandai dengan permulaan perang dengan antara
Amerika Serikat dengan Jepang neraca perdagangan Amerika Serikat terhadap
jepang terus menerus defisit dan defisit itu, malangnya semakin membengkak
bersamaan dengan itu, menyusul mata uang beberapa negara eropa barat, kurs
yen jepang terhadap dollar AS juga merambat naik .

B. Neraca Perdagangan Indonesia


Neraca perdagangan atau disebut dengan ekspor dan impor barang-barang, atau
dinamakan juga dengan istilah perdagangan nyata. Transaksi ini meliputi hasil-hasil sektor
pertanian, barang-barang produksi industri, dan neraca (yaitu perbedaan antara ekpor dan
impor) perdagangan barang berwujud. Apabila nilai neraca itu positif, berarti ekspor barang
melebihi impornya. Sebaliknya, apabila negatif, maka impor barang melebihi ekspornya
(Machmud Amir, 2016: 155)

Macam-Macam Neraca Perdagangan, diantaranya sebagai berikut:


1. Neraca Perdagangan Surplus
Suatu negara dapat dikatakan memiliki neraca perdagangan surplus saat nilai
transaksi ekspor lebih besar dari pada nilai impor. Bila kondisi neraca perdagangan
suatu negara dalam keadaan surplus, tentunya keadaan ini akan menguntungkan
negara. Hal ini karena negara tersebut mendapatkan nilai pendapatan yang lebih besar.
Suatu negara sebisa mungkin harus menjaga nilai neraca perdagangan menjadi
surplus dan memperoleh keuntungan yang banyak, khususnya saat suatu negara
mengalami masa resesi. Kondisi neraca perdagangan surplus dapat membantu
penciptaan lapangan pekerjaan dan meningkatan permintaan atas suatu barang dan
jasa.
2. Neraca Perdagangan Defisis
Berbeda dengan neraca perdagangan surplus, neraca perdagangan defisit
merupakan suatu kondisi dimana suatu negara memiliki pembayaran yang nilai
transaksi impornya jauh lebih tinggi dari pada nilai ekspornya. Meski tak selamanya

4
kondisi defisit menjadi tanda bahaya bagi perekonomian suatu negara, kondisi neraca
perdagangan defisit lebih sering dianggap tidak menguntungkan, khususnya bagi
negara berkembang.
Hal tersebut disebabkan biaya yang harus di keluarkan untuk melakukan impor
jauh lebih tinggi dari pada pendapatan dari transaksi ekspornya. Kondisi neraca
perdagangan defisit diperlukan ketika ekonomi suatu negara dalam keadaan ekspansi.
Di saat ekspansi ini, jumlah barang yang diimpor akan semakin banyak, namun harga
tetap rendah karena banyaknya persaingan usaha.
3. Neraca Perdagangan Seimbang
Kondisi neraca perdagangan yang satu ini merupakan kondisi dimana nilai
transaksi ekspor dan impor di suatu negara seimbang. Hal ini berarti suatu negara tidak
mengalami kerugian ataupun keuntungan. Kondisi necara perdagangan ini perlu terus
dipertahankan, namun cukup sulit untuk dipertahankan bagi beberapa negara tertentu.
Untuk membantu menjaga kestabilan neraca perdagangan, dengan melakukan impor
dan ekspor barang dengan jumlah yang cukup. Untuk pembayaran barang impor dan
ekspor, dapat dipercayakan pada Topremit untuk melakukan transaksi dalam skala
internasional, termasuk transfer uang ke berbagai negara di dunia.

Faktor yang mempengaruhi neraca perdagangan:


a. Pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
Perkembangan ekonomi dan pendapatan masyarakat di dalam suatu negara menjadi
faktor yang cukup mempengaruhi kondisi neraca perdagangan. Dengan pertumbuhan
ekonomi dan pendapatan yang terus meningkat, suatu negara akan mampu
meningkatkan permintaan impor yang berasal dari negara lain. Hal ini juga perlu
diimbangi dengan meningkatkan permintaan pada barang modal dan juga bahan
baku untuk meningkatkan niali ekspor.
b. Nilai tukar
Saat melakukan ekspor impor barang, tentu kita membutuhkan suatu mata uang yang
disepakati kedua belah pihak untuk melakukan pembayaran. Hal ini membuat siapa
saja yang melaksanakan kegiatan impor atau ekspor di dalam negeri, harus menukar
mata uang rupiah dengan mata uang dari negara lain. Kegiatan yang menggunakan
nilai tukar mata uang ini dapat memberikan dampak pada neraca perdagangan.

5
c. Daya saing produk
Faktor yang dapat mempengaruhi neraca perdagangan selanjutnya adalah daya
saing produk. Suatu perdagangan akan dilihat dari harga jual dan juga kualitas
produk yang diperjual belikan.

C. Kebijakan Perdagangan Luar Negeri Indonesia


Kebijakan perdagangan dalam periode memasuki era lepas landas diarahkan pada
penciptaan dan pemantapan kerangka landasan perdagangan,yaiyu dengan meningkatkan
efisiensi perdagangan dalam negeri dan negeridan perdagangan luar negeri dengan tujuan
lebih memperlancar arus barang dan jasa,mendorong pembentukan harga yang layak dalam
iklim persaingan yang sehat, menunjang usaha peningkatan efisiensi produksi,
mengembangkan ekspor memperluas kesempatan beruha dan lapangan kerja, meningkatkan
dan memeratakan pendapatan rakyat serta memantapkan stabilitas ekonomi (Halwani
R.Hendra, 2005:340)

Dalam pelaksanaannya, kebijakan tersebut diupayakan secara terpadu dan saling


mendukung dengan kebijkan di bidang-bidang lainnya agar dapat dicapai keseimbangan dalam
mencapai berbagai tujuan pembangunan. Selain itu, untuk memperlancar kegiatan
perdagangan dan agar tercipta persaingan yang sehat dan meningkatnya daya saing di pasar
dunia,maka perlu ditingkatkan penyebaran informasi yang lebih merata.
Adapun kebijakan perdagangan luar negeri dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Politik proteksi
Politik proteksi adalah kebijakan pemerintah untuk melindungi industry dalam negeri yang
sedang tumbuh (infant industry) dan persaingan-persaingan barang-barang impor. Proteksi
dapat dilakukan melalui kebijakan berikut ini:
a. Tarif dan bea masuk
Tarif adalah suatu pembebanan atas barang-barang yang melintasi daerah pabean
(costum area). Sementara itu, barang-barang yang masuk ke wilayah negara dikenakan
bea masuk. Dengan pengenaan bea masuk yang besar atas barang-barang dari luar
negeri, mempunyai maksud memproteksi industry dalam negeri sehingga diperoleh
pendapatan negara.

Macam-macam penentuan tarif atau bea masuk, yaitu:

6
1) Bea ekspor (export duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang yang di
angkut menuju negara lain (di luar costum area);
2) Bea transito (transit duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang melalui batas wilayah suatu negara dengan tujuan akhir barang tersebut negara
lain;
3) Bea impor (import duties) adalah pajak/bea yang dikenakan terhadap barang-barang
yang masuk dalam suatu negara (tom area): pelarangan impor, pelarangan impor
adalah kebijakan/bea yang dikenakan terhadap barang-barang yang masuk dalam suatu
negara (tom area): pelarangan impor adalah kebijakan pemerintah yaitu untuk melarang
masuknya barang-barang dari luar negeri, dengan tujuan untuk melindungi produksi
dalam negeri dan meningkatkan produksi dalam negeri.

2. Politik dagang bebas


Politik dagang bebas adalah kebijakan pemerintah untuk mengadakan perdagangan bebas
antar negara. Pihak-pihak yang mendukung kebijakan perdagangan bebas mengajukan alasan
bahwa perdagangan bebas akan memungkinkan bila setiap negara berspesialisasi dalam
memproduksi barang dimana suatu negara memiliki keunggulan.

3. Politik autarki
Politik autarki adalah kebijakan perdagangan dengan tujuan untuk menghindarkan diri dari
pengaruh-pengaruh negara lain, baik pengaruh politik, ekonomi, maupun militer, sehingga
kebijakan ini bertentangan dengan prinsip perdagangan internasional yang menganjurkan
adanya perdagangan bebas. Itu seorang importer dalam melaksanakan pembayarannya harus
membeli uang dollar terlebih dahulu pada suatu bank devisa dengan kurs yang berlaku,
kemudian di transfer kepada eksportif di amerika

7
Kurva perdagangan bebas temporal dengan preferensi non identik

Kurva diatas merupakan kurva yang mengilustrasikan perdagangan temporal dengan


preferensi non identik, dimana negara A memiliki preferensi atas konsumsi masa sekarang
sedangkan negara B memilih konsumsi masa depan. Kurva ini menunjukan bahwa kedua
negara memperoleh keuntungan dari perdagangan intertemporal, yang dimotivasi oleh
perbedaan dalam preferensi dari pada perbadaan dalam kapasitas produksi. Apa yang
dibutuhkan adalah kebijakan yang memicu secara artificial perdagangan melebihi keunggulan
komparatif. Secara sederhana, diumpamakan bahwa suatu negara menerapkan kebijakan
subsidi, atau mendukung kebijakan serupa untuk ekspor barang yang merupakan bagian dari
kerugian komparatif (atau impor dari negeri lain).

Secara khusus, teori ini berasumsi bahwa negara A mensubsidi ekspor barang untuk masa
yang akan datang sedangkan negara B mensubsidi ekspor barang dimasa kini. Hasil dari
sepasang kebijakan ini ditunjukkan dalam kurva dimana perdagangan ditunjukkan melalui garis
putus-putus indikator harga. Karena subsidi ekpor untuk barang dimasa datang oleh negara A,
harga relatifnya lebih mahal di dalam pasar domestic, baik bagi produser maupun konsumen,
dibanding dengan harga dalam pasar dunia. Hal sebaliknya berlaku bagi negara B. Dan di
kedua negara, anggaran konsumen dengan harga dalam negeri berkurang dibawah nilai
produksi oleh kebutuhan untuk memungut pajak dengan tujuan membiayai subsidi.

8
Kurva Perdagangan Bebas Temporal dengan Distorsi Kebijakan Subsidi

Hasil yang ditunjukkan pada kurva mengilustrasikan kesejahteraan kedua negara menurun
dibawah tingkat autarki. Hal ini tidaklah selalu demikian, karena cukup mungkin bagi suatu
negara untuk memperoleh keuntungan jika subsidi yang diterapkan bernilai lebih kecil
dibandingkan dengan lainnya. Namun rugi bersih dalam lingkaran perdagangan internasional
secara keseluruhan, dibandingkan dengan autarki, adalah perlu karena dengan perdagangan
bertentangan dengan keunggulan komparatif, perdagangan internasional mengalami inefisiensi.

9
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Kebijakan perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk kebijakan ekonomi
internasional. Kebijakan perdagangan internasional adalah kebijakan yang mencakup tindakan
pemerintah terhadap rekening yang sedang berjalan (current account) daripada neraca
pembayaran internasional, khususnya tentang eksport dan impor barang. Suatu kebijakan
sangat berperan dalam sebuah kegiatan ekonomi, baik secara nasional maupun internasioanl.
Kebijakan berarti mengatur. Dalam skala global, perdagangan internasional tidak lepas dari
kebijakan yang meliputi ekspansi pasar, baik secara ekspor maupun bagaimana kebijakan
ekonomi memutuskan untuk impor.

2. Saran
Tetap menjaga kestabilan negara Indonesia kebijakan perdagangan internasional
hendaknya dapat menguntungkan para produsen lokal.Hal ini karena besarnya keuntungan
akan berdampak pada kesejahteraan masyarakatdalam negeri. Diharapkan meskipun
banyaknya impor dan ekspor barang namun kiranya rakyat tetap mencintai produk sendiri. Dan
kurangi pola hidup konsumtif yang mengakibatkan gaya hidup yang tidak sesuai dengan
budaya Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Machmud Amir. 2016. Perekonomian Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: Erlangga.


Halwani R. Hendra. 2005. Ekonomi Internasional & Globalisasi Ekonomi (Edisi Kedua). Jakarta:
Ghalia Indonesia.
https://blog.topremit.com/neraca-perdagangan/
http://digilib.unimed.ac.id/3418/1/082188630025%20Bab%20I.pdf
https://www.coursehero.com/file/p188i59m/Dikutip-dari-buku-karangan-Drs-Dumairy-MA-100-B-
Konstelasi-Perdagangan-Dunia/
https://kitatahubanyak.wordpress.com/2018/04/09/artikel-konstelasi-perdagangan-dunia/
https://satudata.kemendag.go.id/data-informasi/perdagangan-luar-negeri/neraca-perdagangan-
indonesia
http://eprints.ums.ac.id/30250/4/Bab_1.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai