EKONOMI
DISUSUN OLEH:
1. M DZULKARNAIN
2. M WIRAT
3. ARMALA SARI
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian perdagangan internasional?
2. Jelaskan manfaat perdagangan internasional?
3. Sebutkan teory perdagangan internasional?
4. Apa saja kebijakan internasional?
5. Apa tujuan kebijakan internasional?
6. Apa faktor pendorong dan penghambat perdagangan internasional?
7. Apa yang dimaksud alat pembayaran internasional?
BAB II
PEMBAHASAN
1.Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara
dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Penduduk yang dimaksud dapat
berupa antarperorangan (individu dengan individu), antara individu dengan pemerintahsuatu negara
atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain. Di banyak negara, perdagangan
internasional menjadi salah satu faktor utama untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan
internasional telah terjadi selama ribuan tahun, dampaknya terhadap kepentingan ekonomi, sosial,
dan politik baru dirasakan beberapa abad belakangan. Perdagangan internasional pun turut
mendorong Industrialisasi, kemajuan transportasi, globalisasi, dan kehadiran perusahaan
multinasional.
2.Berikut adalah manfaat dari melakukan perdagangan internasional bagi suatu negara :
a. Memperoleh Devisa melalui mengekspor suatu komoditas sehingga mendapatkan mata uang
asing
f. Mempercepat Alih Teknologi yang memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik
produksi yang lebih modern
j. Suatu negara dapat mengimpor item persenjataan yang tidak dapat diproduksi di dalam
negeri guna kebutuhan militer
k. Dapat mempererat hubungan politik antar negara sehingga dapat menjalin persahabatan
antar negara.
Keuntungan mutlak diartikan sebagai keuntungan yang dinyatakan dalam banyaknya jam/hari
kerja yang dibutuhkan untuk menciptakan barang-barang produksi. Sebuah negara akan
mengekspor barang tertentu karena bisa menghasilkan barang tersebut dengan biaya yang
secara mutlak lebih murah dibanding negara lain. Dengan kata lain, negara tersebut
mempunyai keuntungan mutlak dalam produksi barang.
Jadi, keuntungan mutlak terjadi seandainya sebuah negara lebih unggul terhadap satu macam
produk yang dihasilkan, dengan biaya produksi yang lebih murah jika dibandingkan dengan
biaya produksi di negara lain.
Dari gambar di atas dapat diketahui, bahwa Vietnam lebih unggul untuk memproduksi beras
dan Korea Selatan lebih unggul untuk produksi elektronik, sehingga negara Vietnam seharusnya
berspesialisasi untuk produk beras dan negara Korea Selatan berspesialisasi untuk produk
elektronik. Dengan demikian, jika kedua negara tersebut mengadakan perdagangan
internasiona (ekspor dan impor), maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
b. Bagaimana bila suatu negara lebih produktif dalam memproduksi dua jenis barang
dibanding dengan Negara lain?
Sebagai gambaran awal, di satu pihak sebuah negara mempunyai faktor produksi tenaga kerja
dan alam yang lebih unggul dibanding dengan negara lain, sehingga negara tersebut juga lebih
unggul dan lebih produktif dalam menghasilkan barang daripada negara lain. Sebaliknya, di lain
pihak negara lain tertinggal dalam memproduksi barang. Dari uraian di atas dapat disimpulkan,
bahwa jika kondisi suatu negara lebih produktif atas dua jenis barang, maka negara tersebut
tidak dapat melakukan hubungan perdagangan / pertukaran internasional.
Jadi, keuntungan komparatif terjadi seandainya sebuah negara lebih unggul terhadap kedua
macam produk yang dihasilkan, dengan biaya tenaga kerja yang lebih murah jika dibandingkan
dengan biaya tenaga kerja di negara lain.
Dari gambar di atas dapat diketahui, bahwa negara Korea Selatan unggul terhadap kedua jenis
produk, baik elektronik maupun beras, akan tetapi keunggulan tertingginya pada produksi
elektronik. Sebaliknya, negara Vietnam lemah terhadap kedua jenis produk, baik beras maupun
elektronik, akan tetapi kelemahan terkecilnya pada produksi beras.
Jadi, sebaiknya negara Korea Selatan berspesialisasi pada produk elektronik dan negara
Vietnam berspesialisasi pada produk beras. Jika kedua negara tersebut melakukan
perdagangan, maka keduanya akan memperoleh keuntungan.
Besarnya keuntungan yang diperoleh dapat dihitung sebagai berikut.
Keuntungan Vietnam
Di Vietnam 1 kg beras = 1 unit elektronik, sedang di Korea Selatan 1 kg beras = 1,6 unit
elektronik. Jika negara Vietnam menukarkan berasnya dengan elektronik di Korea Selatan,
maka Vietnam akan mendapatkan keuntungan sebesar 0,6, yang diperoleh dari (1,6 elektronik -
1 elektronik).
3. Teori Permintaan Timbal Balik (Reciprocal Demand) oleh John Stuart Mill
Teori Perdagangan Internasional yang ketiga adalah Teori Permintaan Timbal Balik yang
dikemukakan oleh John Stuart Mill, sebenarnya teori ini melanjutkan Teori Keunggulan
Komparatif dari David Ricardo, yaitu mencari titik keseimbangan pertukaran antara 2 barang
oleh dua negara dengan perbandingan pertukarannya atau dengan menentukan Dasar Tukar
Dalam Negeri (DTD). Tujuan Teori Timbal Balik ialah menyeimbangkan antara penawaran
dengan permintaannya, karena baik penawaran maupun permintaan menentukan besarnya
barang yang akan diekspor dan barang yang akan diimpor.
Jadi, menurut John Stuart Mill selama ada perbedaan dalam rasio produksi konsumsi antara
kedua negara, maka manffat dari perdagangan selalu bisa dilaksanakan di kedua negara
tersebut. Dan sebuah negara akan mendapat manfaat seandainya jumlah jam kerja yang
dibutuhkan untuk menciptakan semua barang-barang ekspornya lebih kecil dibanding jumlah
jam kerja yang dibutuhkan seandainya seluruh barang impor diproduksi sendiri.
Dalam sektor perdagangan luar negeri, kebijakan merkantilis berpusat pada dua ide pokok,
yaitu:
1. setiap politik perdagangan ditujukan untuk menunjang kelebihan ekspor di atas impor
(neraca perdagangan yang aktif). Untuk memperoleh neraca perdagangan yang aktif,
maka ekspor harus ditingkatkan dan impor harus dibatasi.
2. pemupukan logam mulia, tujuannya adalah pembentukan negara nasional yang kuat
dan pemupukan kemakmuran nasonal untuk mempertahankan dan mengembangkan
kekuatan negara tersebut. Hal ini dikarenakan tujuan utama perdagangan luar negeri
adalah memperoleh tambahan logam mulia.
Tarif adalah sejenis pajak yang dikenakan atas barang-barang yang diimpor. Tarif spesifik
(Specific Tariffs) dikenakan sebagai beban tetap atas unit barang yang diimpor. Misalnya $6
untuk setiap barel minyak). Tarifold Valorem (od Valorem Tariffs) adalah pajak yang dikenakan
berdasarkan persentase tertentu dari nilai barang-barang yang diimpor (Misalnya, tariff 25
persen atas mobil yang diimpor). Dalam kedua kasus dampak tarif akan meningkatkan biaya
pengiriman barang ke suatu negara.
2. Subsidi Ekspor
Subsidi ekspor adalah pembayaran sejumlah tertentu kepada perusahaan atau perseorangan
yang menjual barang ke luar negeri, seperti tariff, subsidi ekspor dapat berbentuk spesifik (nilai
tertentu per unit barang) atau Od Valorem (presentase dari nilai yang diekspor). Jika
pemerintah memberikan subsidi ekspor, pengirim akan mengekspor, pengirim akan
mengekspor barang sampai batas dimana selisih harga domestic dan harga luar negeri sama
dengan nilai subsidi. Dampak dari subsidi ekspor adalah meningkatkan harga dinegara
pengekspor sedangkan di negara pengimpor harganya turun.
3. Pembatasan Impor
Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang yang
boleh diimpor. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi kepada
beberapa kelompok individu atau perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat membatasi impor
keju. Hanya perusahaan-perusahaan dagang tertentu yang diizinkan mengimpor keju, masing-
masing yang diberikan jatah untuk mengimpor sejumlah tertentu setiap tahun, tak boleh
melebihi jumlah maksimal yang telah ditetapkan. Besarnya kuota untuk setiap perusahaan
didasarkan pada jumlah keju yang diimpor tahun-tahun sebelumnya.
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela (Voluntary Export Restraint),
yang juga dikenal dengan kesepakatan pengendalian sukarela (Voluntary Restraint
Agreement=ERA). VER adalah suatu pembatasan (Kuota0 atas perdagangan yang dikenakan
oleh pihak negara pengekspor dan bukan pengimpor. VER mempunyai keuntungan-keuntungan
politis dan legal yang membuatnya menjadi perangkat kebijakan perdagangan yang lebih
disukai dalam beberapa tahun belakangan. Namun dari sudut pandang ekonomi, pengendalian
ekspor sukarela persis sama dengan kuota impor dimana lisensi diberikan kepada pemerintah
asing dan karena itu sangat mahal bagi negara pengimpor. VER selalu lebih mahal bagi negara
pengimpor dibandingan dengan tariff yang membatasi impor dengan jumlah yang sama.
Bedanya apa yang menjadi pendapatan pemerintah dalam tariff menjadi (rent) yang diperoleh
pihak asing dalam VER, sehingga VER nyata-nyata mengakibatkan kerugian.
5. Persyaratan Kandungan Lokal
Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja wujudnya dalam pinjaman yang di
subsidi kepada pembeli. Amerika Serikat seperti juga kebanyakan negara, memilki suatu
lembaga pemerintah, export-import bank (bank Ekspor-impor) yang diarahkan untuk paling
tidak memberikan pinjaman-pinjaman yang disubsidi untuk membantu ekspor.
Terkadang pemerintah ingin membatasi impor tanpa melakukannya secara formal. Untungnya
atau sayangnya, begitu mudah untuk membelitkan standar kesehatan, keamanan, dan prosedur
pabean sedemikian rupa sehingga merupakan perintang dalam perdagangan. Contoh klasiknya
adalah Surat Keputusan Pemerintah Perancis 1982 yang mengharuskan seluruh alat perekam
kaset video melalui jawatan pabean yang kecil di Poltiers yang secara efektif membatasi realiasi
sampai jumlah yang relatif amat sedikit.
Negara-negara yang tingkat pembangunan ekonominya masih rendah dan masih belum kuat
cenderung menerapkan proteksi terhadap produk- produk serupa dari luar negeri (impor).
Khusus untuk sektor industri, kebijakan ini disebut kebijakan industri anak/muda
(Infant Industry), karena tujuannya adalah untuk melindungi industri-industri di dalam negeri
yang baru berdiri atau sedang tumbuh dari persaingan barang-barang impor.
Dengan cara itu, industri yang dilindungi tersebut dapat mengembangkan atau memperkuat diri
tanpa
ada ancaman tergusur dari pasar dalam negeri oleh produk-produk serupa dengan harga lebih
murah dan kuantitas lebih baik dari industri-industri di luar negeri yang sudah mapan.
Banyak NSB (Negara Sedang Berkembang) mengalami defisit di dalam saldo neraca
perdagangan karena sangat tergantung pada impor, sementara ekspor mereka relatif kecil atau
total nilainya terus menurun karena harga dari komoditi- komoditi primer, khususnya
pertanian, yang menjadi ekspor utama mereka di pasar dunia terus merosot. Untuk mengurangi
defisit tersebut yang berarti menghindari dari kelangkaan cadangan devisa (menghemat
pemakaian devisa), kebijakan substitusi impor/ proteksi biasanya menjadi pilihan utama.
Strategi pembangunan ekonomi atau industri dengan kebijakan substitusi impor juga sering
diterapkan di banyak NSB sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesempatan kerja di
dalam negeri. Negara yang sektor industrinya belum kuat terancam akan hancur jika impor
sepenuhnya dibebas- kan, yang selanjutnya berarti peningkatan jumlah pengangguran,
terutama di negara-negara yang sektor padat karya lainnya seperti pertanian, jasa, dan
perdagangan tidak mampu menyerap pertumbuhan angkatan kerja mengikuti pertumbuhan
jumlah penduduk.
Suatu negara dituduh melakukan dumping jika negara tersebut menjual barang di pasar luar
negeri dengan harga lebih rendah daripada harga di pasar dalam negerinya. Negara-negara
eksportir yang melakukan praktik dumping bertujuan untuk menembus, memperluas pangsa
pasar atau menguasai pasar di luar negeri. Negara importir yang merasa barang impornya
terlalu murah atau menduga negara penjual di bawah harga normal biasanya membalas dengan
mengenakan atau menaikkan tarif bea meterai terhadap barang tersebut. Pengenaan bea
meterai oleh negara importir sebagai respons terhadap praktik dumping dari negara eksportir
umum disebut kebijakan anti dumping
Ada beberapa faktor yang mendorong semua negara di dunia melakukan perdagangan luar
negeri. Faktor-faktor pendorong tersebut terdiri atas hal-hal berikut ini.
Barang kebutuhan yang dapat dihasilkan oleh suatu negara tergantung pada sumber daya alam
yang dimiliki. Perbedaan sumber daya ini juga tergantung pada kondisi wilayah di negara
tersebut. Misalnya di Indonesia wilayah daratannya luas dan subur, sehingga sangat cocok
untuk pertanian, yang sebagian besar hasil produksinya berupa kelapa sawit, karet, kopi, dan
sebagainya. Sedangkan negara Singapura wilayah daratannya relatif sempit, sehingga kegiatan
pertanian atau perkebunan cukup sedikit. Singapura dikenal sebagai negara industri yang
menghasilkan beraneka ragam barang, salah satunya adalah alat-alat elektronik. Kebutuhan
b . Teknologi
Setiap negara memiliki teknologi yang berbeda, sehingga barang yang dihasilkannya juga
berbeda. Perbedaan-perbedaan inilah yang mendorong kegiatan pertukaran barang
antarnegara. Perbedaan teknologi tersebut memungkinkan suatu negara untuk mempelajari
teknik produksi yang lebih modern dan mengimpor mesin-mesin atau alat-alat yang lebih
modern untuk mewujudkan teknik dan cara produksi yang lebih baik.
d . Perbedaan Selera
Setiap negara selalu menginginkan perdagangan yang dilakukan antarnegara dapat berjalan
dengan lancar. Namun, terkadang kegiatan perdagangan antarnegara juga mengalami
beberapa hambatan. Hambatan-hambatan inilah yang dapat merugikan negara-negara yang
melakukan perdagangan internasional. Berikut ini beberapa hambatan yang sering muncul
dalam perdagangan internasional.
a. Perbedaan Mata Uang Antarnegara
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat
menghambat perdagangan antarnegara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya
meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang negara
pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal
nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi
daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara
pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses
perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional.
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan mengalami
kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila membayarnya dilakukan secara langsung akan
mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara
pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring
internasional atau telegraphic transfer atau menggunakan L/C.
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri.
Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri.
Oleh karenaitu , setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang
dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka
barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri
sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal
itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.
e. Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi
perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapat
menyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.
f. Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan organisasi-
organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya. Kebijakan
serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negara-negara anggota.
Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang
khusus untuk negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi
tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.
Alat pembayaran merupakan benda yang disepakati dalam menyelesaikan sistem transaksi
tersebut, seperti mata uang dollar, dan lain sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan