Discounted Cash Flow atau biasa disingkat DCF adalah salah satu metode untuk
menghitung prospek pertumbuhan suatu instrumen investasi dalam beberapa waktu ke depan.
Konsep DCF ini didasarkan pada pemikiran bahwa jika anda menginvestasikan sejumlah
dana, maka dana tersebut akan tumbuh sebesar sekian persen atau mungkin sekian kali lipat
setelah beberapa waktu tertentu.Konsep discounted cash flow mengacu pada prinsip investasi,
di mana jika Anda menginvestasikan sejumlah dana ke dalam instrumen investasi apa pun,
maka dana tersebut memiliki prospek untuk bertumbuh sebesar jumlah tertentu selama
beberapa waktu tertentu.
Fungsi DCF
Secara garis besar, fungsi discounted cash flow adalah untuk memperkirakan
seberapa banyak estimasi arus kas masuk di masa depan dengan menentukan nilai investasi
hari ini. Ini merupakan sebuah proyeksi yang dihitung berdasarkan tingkat diskonto, dan
menyesuaikan dengan time value of money. Karena proposal investasi yang menguntungkan
harus memiliki arus kas lebih besar di masa depan daripada biaya investasi awal.
Penggunaan DCF
Pada dasarnya, discounted cash flow dapat digunakan secara lebih luas untuk
berbagai investasi, baik dari investasi sektor riil maupun keuangan. Berikut contoh
penggunaan DCF:
1. Menilai proyek investasi dalam perusahaan.
2. Menilai saham perusahaan.
3. Menilai perjanjian komersil.
4. Menilai manfaat penghematan biaya dalam perusahaan.
5. Menilai semua hal yang berpengaruh terhadap arus kas.
Rumus
Rumus discounted cash flow adalah estimasi arus kas setiap periode dibagi dengan 1
ditambah tingkat diskonto (WACC) yang dipangkatkan sesuai periode.
Rumus DCF = (CF1 / (1 + r)^1) + (CF2 / (1 + r)^2) + .... + (CF / (1 + K)^n)
Keterangan:
CF = cash flow
r (rate) = tingkat bunga atau tingkat diskonto
n (period number) = jumlah periode
Kesimpulan DCF
1. kesimpulan mengenai discounted cash flow adalah sebagai berikut:
2. DCF adalah metode perhitungan untuk menentukan nilai investasi berdasarkan arus
kas masa depan.
3. Nilai investasi hari ini dari proyeksi uang yang akan dihasilkan di masa depan
dihitung dengan menggunakan diskonto dalam perhitungan DCF.
4. Jika estimasi arus kas masa depan lebih besar dari biaya investasi awal, proposal
investasi akan menguntungkan dan sebaiknya diterima. Sebaliknya, proposal
investasi semestinya ditolak ketika arus kas masa depan lebih kecil daripada investasi
awal.
5. Perusahaan umumnya menggunakan perhitungan WACC untuk tingkat diskonto
karena dapat mencerminkan expected return dari pemegang saham.
6. Investasi yang dilakukan perusahaan akan menimbulkan biaya modal: dapat berupa
biaya utang dan/atau biaya ekuitas.
Persamaan DDM
DDM menyatakan bahwa estimasi nilai (per saham) saham hari ini adalah nilai diskon dari
semua dividen masa depan
Dimana:
D0
P0 =
k cs
Dimana:
D0 = jumlah dividen konstan yang diharapkan untuk semua periode waktu
mendatang.
K = biaya peluang atau tingkat pengembalian saham.
Model ini ditemukan oleh Myron J. Gordon, dengan asumsi dasar dari k = suku bunga diskonto
harus lebih besar dari g =tingkat pertumbuhan dividen. Jika terjadi sebaliknya, maka nilai
intrinsik saham menjadi negatif yang merupakan nilai tidak realistis untuk saham. rumusnya
adalah sebagai berikut :
D1
P0 =
k−g
Dimana:
P0 adalah current dividen yang dibayarkan
g adalah tingkat pertumbuhan konstan / normal
k adalah tingkat diskon yang tepat
Dari rumus diatas, kita harus dapat menentukan nilai dari k = tingkat return yang
disyaratkan investor atau expected return.
Rumus:
t
n
D 0 ( 1+ g1 ) D n ( 1+ g c ) 1
P0 =∑ +
t=1 ( 1+k )
t
k-g ( 1+k )
n
Keterangan:
P0 : Nilai yang diestimasikan dari saham hari ini.
D0 : Current dividen.
g1 : tingkat pertumbuhan dividen yang subnormal atau supernormal.
gc : Tingkat pertumbuhan dividen yang konstan.
k : tingkat pengembalian yang diminta.
n : jumlah periode dari pertumbuhan yang subnormal atau supernormal.
Dn : dividen pada akhir periode pertumbuhan yang abnormal.