Anda di halaman 1dari 21

PENILAIAN SAHAM

lutfi@perbanas.ac.id
STIE Perbanas Surabaya
DUA PENDEKATAN
PROSES PENILAIAN SAHAM

 Pendekatan Top-down
1) Proyeksi tren ekonomi secara umum
2) Proyekso prospek industri
3) Analisis perusahaan secara individu
 Analisis Top-down mengasumsikan bahwa baik ekonomi
dan industri mempengaruhi kinerja perusahaan
 Pendekatan Bottom-up
 Pendekatan ini menganalisis perusahaan individual
untuk menemukan saham yang undervalued, tanpa
melihat kondisi ekonomi dan industri

2
KERANGKA PENILAIAN SAHAM
 Nilai suatu investasi adalah nilai sekarang dari
keuntungan yang diharapkan
 Proses Penilaian mencakup 4 langkah
1) Estimasi arus keuntungan yang diharapkan, yang
mencakup semua aspek berikut:
 Besarnya return
 Bentuk return: laba, arus kas, dividen, bunga, capital gain
 Pola waktu dari return
 Tingkat pertumbuhan return
1) Estimasi tingkat keuntungan yang disyaratkan
2) Menghitung nilai sekarang dari investasi, yaitu
mendiskonto keuntungan yang diharapkan dari investasi
dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan
3) Membuat keputusan investasi:
Bila Nilai Estimasi (Intrinsik) > H.Pasar  Beli 3
ESTIMASI TINGKAT PERTUMBUHAN DIVIDEN
 Pertumbuhan dividen ditentukan oleh :
 Bagian laba yang dibagikan sebagai dividen (payout ratio)
 Tingkat pertumbuhan laba
 Karena dividend payout ratio jangka panjang cukup stabil,
pertumbuhan dividen terutama tergantung pertumbuhan laba
 Pertumbuhan laba (g) tergantung pada:
 Proporsi laba yang ditahan dan diinvestasikan kembali (retention
ratio)
 Tingkat keuntungan atas investasi baru

g  retention ratio (b)  Return on Equity (ROE) b  1 - payout ratio

 Selanjutnya ROE dapat dihitung dengan


ROE  Profit Margin  Total Asset Turnover  Financial Leverage
Laba Bersih Penjualan Total Aset
ROE    4
Penjualan Total Aset Ekuitas
TINGKAT KEUNTUNGAN YG DISYARATKAN
 Tingkat keuntungan yg disyaratkan (k) memiliki 3 komponen
 Tingkat keuntungan bebas risiko riil (Rf riil)
 Tingkat inflasi yang diharapkan (Inf)
 Premi risiko atas investasi

k  Rf riil  Inf  Premi risiko


 Dengan demikian tingkat keuntungan yg disyaratkan investor
akan naik bila tingkat keuntungan bebas risiko, ekpektasi
inflasi atau premi risiko naik
 Tingkat keuntunan bebas risiko riil dan ekspektasi inflasi
menentukan
Rf nominal  Rf riil  Inf
 Sehingga: k  Rf nominal  Premi Risiko 5
KERANGKA PENILAIAN
ILUSTRASI GRAFIS

6
PENILAIAN SAHAM BIASA
DIVIDEND DISCOUNT MODEL
 Dalam dividend discount model, nilai saham adalah nilai sekarang
dari semua dividen dimasa datang

 Jika suatu saham dijual pada saat tertentu, maka harga saham
sama dengan nilai sekarang pada saat tersebut dari seluruh dividen 7
dimasa datang
 Artinya pembeli membayar semua arus dividen yang tersisa
PENILAIAN SAHAM
PERIODE KEPEMILIKAN SATU PERIODE
 Jika suatu saham hanya dimiliki satu periode, harga saham adalah
nilai sekarang dari:
 Dividen yang dibayar pada tahun 1
 Harga jual pada akhir tahun 1

 Contoh: suatu saham tahun ini membayar dividen Rp.10, dan tahun depan
dividen yang dibayar 10% lebih rendah. Saham diperkirakan akan dijual
seharga Rp.100 akhir tahun 1 dan kc = 20% 8
10(1  0,1) 100
Vc    90,8
(1  0,2)1 (1  0,2)1
PENILAIAN SAHAM
PERIODE KEPEMILIKAN MULTI PERIODE
 Jika suatu saham hanya dimiliki selama beberaa periode, harga
saham adalah nilai sekarang dari:
 Dividen selama periode kepemilikan
 Harga jual pada akhir periode kepemilikan

 Contoh: suatu saham tahun ini membayar dividen Rp.10, dan diperkirakan
akan tumbuh 10% per tahun. Saham diperkirakan akan dijual seharga
Rp.150 akhir tahun ke-2 dan kc = 20% 9
10(1  0,1) 10(1  0,1) 2
150
Vc     121,7
(1  0,2)1
(1  0,2) 2
(1  0,2) 2
PENILAIAN SAHAM
PERIODE KEPEMILIKAN INFINITIF
 Jika dividen tumbuh konstan selamanya, nilai saham adalah
D 0 (1  g ) D1
V0   dimana D 0  dividen sekarang
(K c  g ) (K c  g )

 Perbedaan antara Kc dan g sangat berpengaruh thd harga


saham
 Jika perbedaan antar Kc dan g meningkat nilai saham akan turun
 Jika perbedaan antar Kc dan g menurun nilai saham akan naik

 Contoh: suatu saham tahun ini membayar dividen Rp.5, dan


diperkirakan akan tumbuh konstan 10% per tahun. Tingkat
keuntungan yang disyaratkan atas saham adalah 15%

D 0 (1  g ) 5(1  0,1)
Vc    110
( K c  g ) (0,15  0,10)
10
PROSES PENILAIAN SAHAM DENGAN GUNAKAN DDM
UNTUK MENILAI PERUSAHAAN TUMBUH

 DDM periode tak terhinga memiliki 4 asumsi


1) Saham membayar dividen
2) Dividen tumbuh konstan (g)
3) Pertumbuhan konstan berlangsung selamanya
4) Tingkat keuntungan yg disyaratkan (kc)> tingkat
pertumbuhan (g)
 Perusahaan tumbuh adalah perusahaan yg rate of return
on investment > tingkat keuntungan yg disyaratkan.
Misal: Telkom
 DDM periode tak terhingga tidak bisa digunakan untuk
menilai perusahaan tumbuh karen:
 Pertumbuhan yg tinggi tidak dapat dipertahankan selamanya
 Tingkat pertumbuhan > tingkat keuntungan yg disyaratkan
11
PENILAIAN PERUSAHAAN DENGAN
PERTUMBUHAN SUPERNORMAL TEMPORER

 Karena adanya persaingan, pertumbuhan yg tinggi akan


menurun dan akhirnya stabil pada tingkat konstan
 Jadi penilaian perusahaan dengan pertumbuhan
abnormal dapat dilakukan dalam dua tahap
 Menilai pertumbuhan supernormal temporer
1. Proyeksi berbagai tahap pertumbuhan abnormal
2. Proyeksi tingkat pertumbuhan (gsupernormal) dan lama waktunya
3. Menghitung nilai sekarang dari pertumbuhan supernormal dengan
mendiskonto semua dividen dg tingkat keuntungan yg disyaratkan
 Menilai pertumbuhan konstan
1. Estimasi Terminal Value dari pertumbuhan konstan pada akhir
periode pertumbuhan supernormal (menggunakan DDM infinitif)
2. Menghitung nilai sekarang dari pertumbuhan kostan dengan
mendiskonto Terminal Value dg tingkat keuntungan yg disyaratkan
12
PENILAIAN PERUSAHAAN DENGAN
PERTUMBUHAN SUPERNORMAL TEMPORER

D n 1
D1 D2 D3 kc  g
Vc     ...  13
(1  k c ) (1  k c ) 2 (1  k c )3 (1  k c ) n
n  lama periode perutumbuh an supernorma l
PENILAIAN PERTUMBUHAN SUPERNORMAL TEMPORER
- CONTOH -
 Informasi: suatu saham membayar dividen Rp.10 tahun lalu
 Dividen tumbuh 30% tahun 1 dan tahun 2, 15% tahun 3 sampai tahun
5, dan selanjutnya mulai tahun 6 konstan 5%
 Tingkat keuntungan yg disyaratkan 10%
 Nilai sekarang pertumbuhan supernormal tahap ke-1
10(1,3) 10(1,3) 2
V1  1
 2
 Rp. 25,8
(1,1) (1,1)
 Nilai sekarang pertumbuhan supernormal tahap ke-2
10(1,3) 2 (1,15) 10(1,3) 2 (1,15) 2 10(1,3) 2 (1,15)3
V2     Rp. 45,9
(1,1)3 (1,1) 4 (1,1)5
 Terminal Value pada akhir tahun ke-5
10(1,3) 2 (1,15)3 (1,05)
TV5   Rp. 539,8
(0,1 - 0,05)
 Nilai sekarang pertumbuhan konstan
539,8
Vconstantgrowth  5
 Rp. 335,3
(1,1)
 Nilai nilai saham = 25,8 + 45,9 + 335,3 = Rp.407 14
MODEL EARNINGS MULTIPLIER
 Model earnings multiplier merupakan model relatif,
yaitu membandingkan saham dengan menggunakan
rasio
 Earning multiplier model membandingkan saham
berdasarkan rupiah yang bersedia dibayar oleh investor
untuk setiap rupiah laba yang diharapkan
Harga pasar saham
Earnings Multiplier  Price to Earning (P/E) rasio 
Laba Per lembar saham
 Jadi bila kita dapat mengestimasi laba per saham,
kemudian mengalikannya dengan P/E rasio akan
diperoleh harga pasar saham saat ini
15
PERHITUNGAN P/E RATIO DENGAN
PENDEKATAN DDM
 P/E ratio sama dengan nilai saham menurut DDM
dibagi E, yaitu :
P0 D1 / E1

E1 k c g

 Contoh: suatu saham memiliki dividend payout ratio


90%, tingkat keuntungan yg disyaratkan 15% dan
estimasi pertumbuhan dividen 10%
 Estimasi P/E ratio = 0,90 / (0,15 – 0,10) = 18
 Misal proyeksi laba per saham adalah Rp.5 maka
estimasi harga pasar saham adalah Rp.5 x 18 = 90
 Jika saat ini saham diperdagangkan pada harga Rp.80
maka saham ini undervalued (beli saham)
16
FAKTOR DALAM DDM YANG MEMPENGARUHI
P/E RATIO)

 P/E ratio ditentukan oleh 3 faktor


 Ekspektasi dividend payout ratio (D1/E1)
 Tingkat keuntungan yg disyaratkan (kc)
 Tingkat pertumbuhan dividen (g)
 Perbedaan antara kc dan g merupakan faktor
penentu utama
 Karena dalam jangka panjang dividend payout ratio
cenderung stabil, dividend payout ratio (D1/E1)
tidak banyak berpengaruh

17
PRICE TO BOOK RATIO (P/BV)
 Price to Book Ratio didefinisikan sebagai harga
pasar saat ini dibagi nilai buku per lembar saham
Harga Pasar Saat ini Harga Pasar Saat ini
P/BV  
Nilai Buku per lembar saham  Nilai buku saham 
 
 Jumlah lembar saham 
 Tidak seperti P/E ratio, P/BV ratio dapat diterapkan pada
perusahaan dengan laba atau arus kas negatif
 P/BV ratio banyak digunakan untuk menilai bank karena aset
bank mencerminkan nilai pasarnya
 Berbagai penelitian menyebutkan perusahaan yang P/BV
rasio rendah memiliki abnormal return lebih tinggi dari
perusahaan yang memiliki P/BV tinggi
 Semakin besar perbedaan antara ROE dan biaya modal (cost
of equity) semakin tinggi P/BV ratio 18
PRICE TO BOOK RATIO (P/BV)
DENGAN DDM

 P/BV dapat dicari dengan menggunakan DDM


dengan menggunakan rumus berikut:
(D1 / E1 )( ROE )
P/BV 
kc  g
 Suatu saham memiliki laba per saham Rp.100 dan Rp.60
dibayarkan sebagai dividen. ROE perusahaan adalah 20%,
kc adalah 15% dan g adalah 5%, maka P/BV adalah
 Estimasi P/BV = [(60/100)(0,2)]/(0,15-0,05) = 1,2

 Bila harga saham dipasar saat ini adalah Rp.125 dan


nilai buku per lembar saham adalah Rp.100 juga, maka
P/BV dipasar adalah Rp.125/Rp.100 = 1,25 maka saham
ini over-valued (jual)
19
PRICE TO SALES (P/S)
 Price to Sales Ratio didefinisikan sebagai harga
pasar saat ini dibagi penjualan per saham saham
Harga Pasar Saat ini Harga Pasar Saat ini
P/S  
Penjualan Per saham  Total Penjualan 
 
 Jumlah lembar saham 
 P/E rasio adalah alat analisis yang berguna karena:
 Pertumbuhan penjualan merupakan faktor penentu
pertumbuhan laba dan arus kas
 Tidak sepeti laba bersih, penjualan tidak banyak terkena
manipulasi laba

20
PRICE TO SALES RATIO (P/S)
DENGAN DDM

 P/S dapat dicari dengan menggunakan DDM


dengan menggunakan rumus berikut:
(D1 / E1 )( NPM )
P/S 
kc  g
 Suatu saham memiliki laba per saham Rp.100 dan Rp.60
dibayarkan sebagai dividen. Net profit margin perusahaan
adalah 10%, kc adalah 15% dan g adalah 5%, maka P/BV
adalah
 Estimasi P/S = [(60/100)(0,1)]/(0,15-0,05) = 0,6
 Bila harga saham dipasar saat ini adalah Rp.100 dan
penjualan per lembar saham adalah Rp.200 juga, maka P/S
dipasar adalah Rp.100/Rp.200 = 0,5 maka saham ini
undervalued (beli) 21

Anda mungkin juga menyukai