Pertemuan minggu ke -4
OBLIGASI (BOND)
Obligasi pada prinsipnya merupakan surat hutang jangka
panjang, merupakan suatu instrumen pendanaan (Funding
Instrument) yang sangat efektif guna mengumpulkan dana dari
masyarakat.
Obligasi adalah kontrak utang jangka panjang dimana
peminjam (penerbit obligasi) setuju untuk membayar bunga
dan pokoknya kepada pemegang obligasi pada waktu tertentu.
KARAKTERISTIK OBLIGASI
1. Nilai par atau nilai nominal
Nilai yang tertera pada kertas obligasi dan mewakili
jumlah uang yang dipinjam oleh perusahaan dan akan
dibayarkan pada saat jatuh tempo (maturity).
1. Premi maturity
Semakin lama jatuh tempo suatu obligasi, maka
semakin tinggi kd. Sebaliknya semakin pendek
jatuh tempo suatu obligasi, maka semakin rendah
kd.
2. Premi kebangkrutan
Dikaitkan dengan utang perusahaan. Semakin besar
utang perusahaan menyebabkan risiko yg semakin
besar pula (kebangkrutan), sehingga kd akan
meningkat. Begitu juga sebaliknya.
3. Premi likuiditas
Semakin likuid suatu aset, semakin rendah tingkat keuntungan
yang disyaratkan (kd). Begitu juga sebaliknya.
4. Premi Inflasi
Jika inflasi meningkat, maka tingkat bunga bebas risiko juga
meningkat, sehingga mengakibatkan kenaikan kd untuk
obligasi tersebut.
PENILAIAN OBLIGASI
Harga suatu obligasi adalah Present Value dari semua aliran
kas yang dihasilkan oleh obligasi tsb (yaitu: kupon dan nilai
par) di diskon pada tingkat return yang diminta
Atau Nilai obligasi dicari sebagai nilai sekarang dari anuitas
(pembayaran bunga) ditambah nilai sekarang dari lump sum
(pokok)
cpn = coupon
r = tingkat return yang diminta atau yg
dipersyaratkan (discount rate)/ YTM
Par = nilai par (par value)
RUMUS DGN MENGGUNAKAN
TABEL
PVbond = INT(PVIFA r,n) + M(PVIF r, n)
CY = Coupon / P0
CGY =
P1-P0
P0
Provisi penarikan (call provision) memberikan hak kepada
perusahaan penerbit untuk menebus obligasi sebelum jatuh
tempo dengan syarat-syarat tertentu, biasanya dengan harga
yang lebih besar daripada nilai jatuh tempo (perbedaan ini
disebut premi penarikan)
P0 = Harga saham
D0 = Nilai dividen terakhir
g = tingkat pertumbuhan perusahaan
Ks = tingkat keuntungan yang disyaratkan pada
saham tsb
Model ini disebut Gordon model sesuai dgn nama
penemunya Myron J Gordon
B. Dividen Tumbuh Secara Tidak Konstan (Nonconstant
Growth Rate)
Umumnya, tingkat pertumbuhan dividen tidak konstan karena
kebanyakan perusahaan mengalami life cyles (early-faster
growth, faster than economy, then match with economy’s
growth, then slower than economy’s growth)
LANGKAH-LANGKAH
PERHITUNGAN NONCONSTANT
GROWTH:
1. Menentukan estimasi pertumbuhan dividen (g)
2. Menghitung present value dividen selama periode
dimana dividen tumbuh tidak konstan
3. Menghitung nilai saham pada periode pertumbuhan
tidak konstan
4. Menjumlahkan 2 dan 3 untuk mendapatkan P0
CONTOH NONCONSTANT GROWTH
1.Perusahaan “Wicaksono Air” selama ini membagikan dividen
yang jumlahnya bervariasi. Perusahaan memperkirakan
kenaikan pendapatan sebesar 20% per tahun selama 2 tahun
mendatang, tetapi setelah itu pendapatan akan menurun
menjadi 5% per tahun sampai waktu tak terhingga. Pemilik
perusahaan menginginkan return sebesar 18%.Dividen terakhir
yang dibagikan adalah Rp 200/ lembar. Berapakah harga saham
perusahaan tsb sekarang?
Jawab:
D1 = D0 (1+ 0,20) = 200 (1,20) = 240
D2 = D0 (1+0,20)2 = 200 (1,44) = 288
KS = DY + CGY
DY = D1/ P0
CGY = P1 – P0/ P0
DY = Deviden Yield
Ks= Tingkat Keuntungan Saham
CGY = Capital gains Yield
2. Perusahaan Yahoo selama ini membagikan dividen yang
jumlahnya berbeda sesuai dgn pertumbuhan perusahaan.
Perusahaan memperkirakan kenaikan pendapatan sebesar 30%
per tahun selama 3 tahun mendatang, tetapi setelah itu
pendapatan akan menurun menjadi 10% per tahun untuk
selamanya. Pemilik perusahaan menginginkan return sebesar
16%.Dividen terakhir yang dibagikan adalah 1,82/ lembar.
Berapakah harga saham perusahaan tsb sekarang?
Jawab:
D0 = 1,82