DI SUSUN OLEH :
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul Strategi
Pemasaran Tanaman Hias.
Tak ada gading yang tak retak, demikian pula dengan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun
dari pembaca agar makalah ini semakin baik dan sempurna. Penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata pengantar........
Daftar isi.........
Bab I Pendahuluan
1.1 Latar belakang..................
1.2 Rumusan masalah.................
1.3 Tujuan Penulisan...
Bab II Pembahasan
2.1 Strategi Pemasaran...
2.2 Analisis Lingkungan Internal Pemasaran........
2.2.1 Segmentation, Targetting, dan Position.........
2.3 Marketing Mix......................................
2.3.1 Produk.............................................................
2.3.2 Harga ..............................................................
2.3.3 Promosi ..........................................................
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan sumber daya alam
hayati dan pertanian merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar
terhadap perekonomian Indonesia. Sektor pertanian juga membantu dalam
meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) sebagai sumber pendapatan dan
pemenuhan kebutuhan sebagian besar masyarakat Indonesia sebesar 44 persen
atau sekitar 46,7 juta jiwa dari total angkatan kerja di Indonesia yang mempunyai
mata pencaharian sebagai petani.
Sektor pertanian secara umum terdiri dari tanaman pangan, tanaman
perkebunan dan tanaman hortikultura. Tanaman hortikultura terdiri dari komoditi
buah-buahan, sayuran, biofarmaka dan tanaman hias. Masing-masing komoditi
memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional yang ditunjukan melalui
perolehan nilai Produk Domestik Bruto (PDB). Pada tahun 2008 komoditi
buahbuahan berkontribusi terhadap PDB sebesar 0,7 persen, sayuran 7,2 persen,
biofarmaka 0,3 persen dan tanaman hias 7,1 persen. Berdasarkan nilai PDB,
tanaman hias yang merupakan salah satu komoditi hortikultura memberikan
kontribusi yang cukup besar dan dapat menjadi peluang yang cukup
menguntungkan jika dijadikan sebagai bisnis.
Kegiatan usaha tanaman hias berkembang di berbagai wilayah di
Indonesia dan berperan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi yang cukup penting.
Pada masa kini kegiatan usaha tanaman hias dilakukan secara komersial dengan
orientasi profit yang mampu menggerakkan industri barang dan jasa. Menurut
hasil pengamatan Balai Penelitian Tanaman Hias (2008), terdapat tiga hal yang
menarik dalam perkembangan usaha tanaman hias, yaitu: 1) Keragaman dan
keunikan flora yang mempunyai peluang untuk diberdayakan sebagai komoditas
komersial. 2) Peningkatan penggunaan teknologi yang memudahkan bisnis
tanaman hias dalam kegiatan budidaya maupun pemasaran. 3) Pengaruh trend
akibat peningkatan gaya hidup masyarakat terhadap tanaman hias.
Salah satu faktor penyebab meningkatnya jumlah permintaan terhadap
tanaman hias adalah tingkat pengeluaran masyarakat terhadap suatu produk
khususnya non pangan. Pengeluaran masyarakat yang meningkat terhadap
konsumsi produk non pangan menjadi peluang bagi usaha tanaman hias untuk
memperoleh konsumennya. Persentase pengeluaran rata-rata masyarakat Jawa
Barat terhadap produk pangan mengalami penurunan sebesar 0,72 persen
sedangkan konsumsi masyarakat terhadap non pangan mengalami peningkantan
sebesar 0,72 persen di tahun 2009.
Pengaruh pola konsumsi masyarakat terhadap suatu produk dapat
mengakibatkan terciptanya sebuah trend. Faktor trend sangat berpengaruh
terhadap peningkatan atau penurunan konsumsi suatu produk khususnya tanaman
hias. Tanaman hias adalah kebutuhan tersier yang pemenuhannya setelah orang
bisa memenuhi kebutuhan pokok. Kebutuhan di luar kebutuhan pokok adalah
barang-barang yang memiliki sensitifitas yang tinggi. Suatu saat akan digemari
dan harga akan tinggi karena permintaan menjadi banyak, disaat lain akan
menurun tajam begitu permintaannya berkurang.
PEMBAHASAN
Dalam marketing mix tanaman hias mencakup beberapa hal yang perlu
dilakukan yaitu diantaranya memasarkan produk, promosi, distribusi, harga dan
kemasan. Berikut adalah penjelasanya.
2.3.1 Produk
2.3.2 Harga
Menetapkan harga sebuah tanaman hias itu mudah, meski tidak semudah
yang dibayangkan. Ada beberapa hal yang bisa dipertimbangkan. Salah satunya
adalah melihat harga pesaing. Taman Puspa harus menentukan ingin harga lebih
mahal atau lebih murah dibandingkan pesaing.
Untuk menentukan harga yang lebih mahal bisa dilakukan dengan
pengemasan (diletakkan di pot keramik yang lebih mahal) sehinga harganya tentu
lebih mahal.
Dalam bisnis tanaman hias, terdapat strategi-strategi penentuan harga yang
bisa dilakukan, antara lain :
Block Pricing : Bisa diartikan sebagai harga borongan. Harga ini dipatok agar
pembeli bisa memilih untuk membeli borongan atau eceran. Cara ini biasa
digunakan oleh pedagang tanaman hias yang mau cuci gudang. Namun, bisa juga
dimanfaatkan oleh nursery yang menjual tanaman-tanaman yang susah dijual
eceran.
Commodity Bundling : Beberapa produk yang tidak sejenis dijual dalam satu
paket harga. Misalnya, membeli sejumlah anthurium dengan tambahan beberapa
pot aglaonema. Maksudnya, supaya semua tanaman bisa terjual
Price Discrimination : Diskriminasi harga artinya konsumen yang sama diberi
harga berbeda karena pembelian volume berbeda. Jika konsumen membeli satuan
dengan harga Rp 100.000,- per pot, ia akan mendapat harga Rp 60.000,- per pot
jika membeli 100 pot. Konsumen bisa diberi harga prospek. Harga yang diberikan
lebih rendah dibandingkan dengan harga normal kalau konsumen dianggap
memiliki prospek, yakni bisa menjual banyak dan pandai memasarkan tanaman
kita.
2.3.3 Promosi
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
\
DAFTAR PUSTAKA
David FR. 2006. Managemen Strategi. Edisi 10. Budi IS , penerjemah; Jakarta:
Salemban Empat. Terjemahan dari: Strategic Management.
Koler P dan Keller KL. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi 11. Molan B,
penerjemah; Jakarta: PT Indeks. Terjemahan dari: Marketing Management.. 2009.
Kotler P, Armstrong G. 2008. Prinsip-prinsip Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Sabran B, penerjemah; Jakarta: Erlangga.
Terjemahan dari: Marketing Management.
Maulani Ani. 2009. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Tauco Cap biruang
Cianjur, Jawa Barat [Skripsi]. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Setiadi NJ. 2010. Perilaku Konsumen: Persepsi Kontemporer Pada Motif, Tujuan,
dan Keinginan Konsumen. Jakarta : Prenada Media Group.
Sumarwan U, Fachrodji A, Nursal A, et al. 2010. Pemasaran Strategik Persepsi
Value-Base Marketing dan Pengukuran Kinerja. Bogor: IPB Press.
Umar Husein. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta:
PT.Gramedia Pustaka Utama.