PENDAHULUAN
berkompetensi. Sekolah sebagai salah satu wadah dan lembaga formal pendidikan
daya yang bermutu. Tujuan pendidikan pada dasarnya yaitu menghantarkan setiap
individu menuju pada perubahan proses pembelajaran yang dialami oleh siswa
Dalam proses pembelajaran, salah satu unsur yang terpenting yaitu guru
yang berperan serta secara aktif sebagai tenaga professional. Guru harus bisa
1
menyederhanakannya, faktor-faktor tersebut diklasifikasikan menjadi faktor
internal berupa keadaan fisik, intelegensi, minat, bakat serta motivasi belajar
siswa, dan faktor eksternal berupa faktor keluarga, sekolah, dalam menjalankan
memperoleh hasil belajar yang lebih baik. Oleh karena itu penguasaan mata
diri dalam berbagai bidang keahlian bisnis dan membekali siswa untuk
mengambil keputusan yang tepat dalam menghadapi suatu masalah. Dalam hal ini
siswa juga diharapkan dapat membuat kebijakan umum dengan cara berpartisipasi
masalah merupakan tanggungjawab dari seorang guru. Oleh sebab itu sangatlah
yang mana siswa hanya disuruh untuk duduk, diam, mencatat, menghafal dan
mendengarkan ceramah dan berdiskusi yang dilakukan setiap hari selama proses
belajar mengajar berlangsung. Dengan metode yang seperti itu, guru membuat
siswa merasa bosan dikelas dan cenderung membuat siswa menjadi pasif. Siswa
2
menjadi kurang termotivasi dalam mengikuti pelajaran yang akan menyebabkan
Hal tersebut juga terjadi di SMA Negeri 3 Pematang Siantar. Dimana hasil
dari 33 orang siswa dalam satu kelas yang telah mengikuti ulangan harian mata
pelajaran Ekonomi hanya 40% nilai yang tuntas mencapai Kriteria Ketuntasan
Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut. Salah satu faktor rendahnya
hasil belajar kemampuan memecahkan masalah siswa adalah bahwa minat dan
motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi masih rendah. Selanjutnya
menjadikan siswa pasif, sehingga proses pembelajaran akan terkesan menoton dan
membosankan. Hal ini menyebabkan minat dan motivasi belajar siswa dalam
mata pelajaran ekonomi sebagai salah satu faktor internal yang mempengaruhi
yang diangkat dari keadaan riil kehidupan setiap individu. Ilmu ekonomi beranjak
3
masalah permasalahan dalam hidup. Oleh sebab itu, perlu digunakan model
masalah dan merupakan satu model pembelajaran yang dapat memberikan suatu
kondisi yang aktif kepada siswa. Guru berupaya menyajikan masalah yang
autentik dan yang bermakna kepada siswa dan yang berfungsi sebagai batu
nilai yang diberikan oleh guru setiap selesai memberikan materi pelajaran pada
4
2. Apakah metode pembelajaran konvesional yang selama ini diterapkan
sudah tepat ?
Pematang Siantar.
dalam penelitian ini adalah : apakah terdapat Pengaruh Penerapan Model Problem
5
1.5. Tujuan Penelitian
pendidik pada masa yang akan datang tentang model problem based
sejenis.
6
BAB II
KAJIAN TEORITIS
Istilah model dalam prespektif yang dangkal hampir sama dengan strategi.
guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik.
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Oleh
sebab itu seorang guru dituntut untuk dapat menggunakan model pembelajaran
yang sesuai untuk meningkatkan proses belajar mengajar. Dengan adanya model
model itu sendiri bukanlah realitas dari dunia yang sebenarnya. Oleh karena itu,
7
mengorganisasikan pengalaman belajar dan pembelajaran untuk mencapai tujuan
seluruh rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum,
sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang
kepada siswa di kelas agar adanya interaksi guru dengan siswa didalam kegiatan
mudah dipahami. Jadi, yang dinamakan model pembelajaran adalah suatu rencana
yang berpijak dari teori psikologi yang digunakan sebagai pedoman bagi guru
8
pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang mengembangkan kegiatan dari
strategi, metode, dan teknik. Menurut Kardi dan Nur dalam Trianto (2016 : 23)
Model pembelajran memiliki empat ciri- ciri khusus yang sangat penting yaitu
sebagai berikut :
menguasai bahan ajar yang akan dilaksanakan dalam proses kegiatan belajar.
Dalam pemilihan suatu model pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
belajar mengajar harus memiliki prosedur yang berstruktur dari materi ajar yang
sesuai dengan kurikulum, sarana dan prasana yang digunakan agar proses
9
Problem based Learning adalah suatu model pembelajaran yang
Learning.
10
Jadi, model pembelajaran problem based learning adalah suatu model
dihadapi siswa sehingga siswa terbiasa berfikir kritis, aktif dan kreatif dalam
sekolah yang berlangsung di dalam kelas ataupun di luar kelas pada hakikatnya
menuntut peran aktif dari siswa, dan guru berperan sebagai fasilitator tampaknya
sekolah. Guru harus mampu menciptakan pembelajaran yang aktif dengan suasana
di dalam kelas juga harus mampu diciptakan, sehingga siswa dapat memusatkan
perhatiannya secara penuh pada belajarnya. Tetapi keadaan yang aktif dan
menghasilkan apa yang harus dikuasai oleh para siswa nantinya berdasarkan
11
4. Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pelajar dalam
membentuk dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka
sendiri.
5. Menggunakan kelompok kecil.
6. Menuntut pelajar untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka
pelajarin dalam bentuk suatu produk atau kineraja.
12
suatu prediksi terhadap masalah tersebut, dan selanjutnya siswa menjelasakan
intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam
pengalaman nyata atau simulasi; dan menjadi pebelajar yang otonom dan mandiri.
13
4. Membangun kerja tim, kepemimpinan dan keterampilan sosial
Karena dikerjakan dalam kelompok-kelompok kecil, maka pengertian
PBLyang baik dapat mendorong terjadinya pengembangan kecakapan
kerja tim dan kecakapan sosial. Siswa diharapkan memahami perannya
dalam kelompok, menerima pandangan orang lain, bisa memberikan
pengertian bahkan untuk orang-orang yang barangkali tidak mereka
senangi. Keterampilan yang sering disebut bagian dari soft skill ini,
seperti juga hubungan interpersonal dapat mereka kembangkan. Dalam hal
tertentu, pengalaman kepemimpinan juga dapat dirasakan.
5. Membangun kecakapan belajar
Siswa perlu dibiasakan untuk mampu belajar terus-menerus karena ilmu,
keterampilan yang mereka butuhkan nanti akan terus berkembang, apapun
bidang pekerjaannya. Dengan struktur masalahyang agak mengambang,
merumuskan, serta dengan tuntutan mencari sendiri pengetahuan yang
relevan akan melatih mereka untuk manfaat ini.
6. Memotivasi siswa
Motivasi belajar siswa, terlepas dari apa pun metode yang kita gunakan,
selalu menjadi tantangan kita. Dengan PBL, kita punya peluang untuk
membangkitkan minat dalam diri siswa, karena kita menciptakan masalah
dengan konteks pekerjaan. Dengan masalah yang menantang, walaupun
tidak semua bergairah untuk menyelesaikannya. Tetapi tentu saja,
sebagian diantara mereka akan nada yang justru kebingungan dan menjadi
kehilangan minat. Disini peran pendidik menjadi sangat menentukan.
Learning memiliki tujuan menurut Tritanto (2016: 94) yaitu sebagai berikut :
pembelajaran yang sangat berpusat pada siswa. Tujuan diatas, dapat membantu
siswa sebagai peserta didik yang mandiri, terampil dan bisa memecahkan masalah
Problem Based Learning ini siswa dituntut untuk aktif dan melaksanakan tugas-
14
tugas secara mandiri. Siswa sendiri yang menentukan apa yang harus dipelajari,
dari mana informasi dapat diperoleh dan di beri bimbingan oleh guru.
Learning
berikut :
15
2. Keberhasilan strategi pembelajaran melaluiPembelajaran Berbasis Masalah
membutuhkan cukup waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah
yang sedang dipelajari,maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka
ingin pelajari.
siswa untuk berpikir kritis terhadap suatu permasalahan yang dianalisis. Meskipun
siswa.
dilakukan oleh guru dan siswa dalam suatu kegiatan. Pada pengajaran Problem
Based Learning terdiri dari lima langkah utama yang dimulai dari guru
memperkenalkan siswa dengan situasi masalah dan diakhiri dengan penyajian dan
16
dengan masalah tersebut.
Tahap -3 Guru mendorong siswa untuk
Membimbing penyelidikan individu mengumpulkan informasi yang sesuai ,
atau kelompok melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penjelasan dan
pemecahan masalah.
Tahap -4 Guru membantu siswa dalam
Mengembangkan dan menyajikan hasil memecahkan dan menyiapkan karya
karya yang sesuai seperti laporan video, dan
model pembelajaran serta membantu
mereka untuk berbagai tugas dengan
temannya.
Tahap -5 Guru membantu siswa melakukan
Menganalisis dan mengevaluasi proses refleksi atau evaluasi terhadap
pemecahan masalah. penyelidikan mereka dalam proses yang
mereka gunakan.
Sumber : Ibrahim, dkk. (2000:10)
masalah adalah :
1. Penetapan tujuan
Model pengajaran beradasarkan masalah dirancang untuk mencapai tujuan
tujuan seperti keterampilan menyelidiki,memahami peran orang dewasa,
dan membantu siswa menjadi pembelajar yang mandiri.
2. Merancang situasi Masalah
Beberapa guru dalam pengajaran berdasarkan masalah lebih suka memberi
kesempatan dan keluasan kepada siswa untuk memilih masalah yang akan
diselidiki.
3. Organisasi sumber daya dan rencana logistik
Dalam pengajaran berdasarkan masalah siswa dimungkinkan bekerja
dengan beragam material dan peralatan, dan dalam pelaksanaannya bisa
dilakukan di dalam kelas, di perpustakaan, atau di laboratorium.
17
2.1.6 Metode Konvesional
guru, akibatnya terjadi praktik belajar pembelajaran yang kurang optimal karena
guru membuat siswa pasif dalam kegiatan belajar dan pembelajaran. Model
pembelajaran konvensional ini masih sering digunakan oleh para guru dalam
materi di kelas mengetahui bahwa metode pembelajaran ini kurang efektif untuk
merupakan yang biasa dipakai guru pada saat melakukan proses belajar mengajar
membuat peserta didiknya dapat memahami dan mengerti setiap materi yang
diberikan, akan tetapi keaktifan guru dalam memberikan pengajaran dan inovasi
guru terhadap pemilihan metode yang digunakan dalam mencapai hasil belajar.
sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau instruktur. Hal ini selain
18
disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga adanya faktor kebiasaan
baik dari guru maupun siswa. Guru biasanya belum puas manakala dalam proses
siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberi materi pelajaran
melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah berarti ada proses belajar
konvensional adalah:
Tahap persiapan
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
b. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
c. Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat diperlukan untuk
menghindari kesalahan persepsi dari siswa.
Tahap pelaksanaan
a. Langkah pembukaan
Yakinkan siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena
itu, guru perlu mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus
dicapai oleh siswa.
Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi
pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
b. Langkah penyajian
Menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa. Kontak
mata adalah suatu isyarat dari guru agar siswa mau memerhatikan.
Gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa.
Sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-
loncat, agar mudah ditangkap oleh siswa.
Tanggapilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun
respons siswa harus kita tanggapi.
Jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar
c. Langkah mengakhiri atau menutup ceramah
Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum
materi pelajaran yang baru saja disampaikan.
Merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau member semacam
ulasan tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
Melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa
menguasai materi pembelajaran yang baru saja disampaikan.
19
Sanjaya (2011:148) juga mengemukakan kelebihan dan kelemahan metode
1. Keunggulan:
a. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk
dilakukan. Murah dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak
memerlukan peralatan yang lengkap seperti peragaan dan
demonstrasi. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya
mengandalkan suara guru.
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya,
materi pelajaran yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan
pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu
ditonjolkan. Artinya guru dapat mengatur pokok-pokok materi
yang mana yang perlu ditekankan sesuai kebutuhan dan tujuan
yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas.
e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur
menjadi lebih sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas
yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-persiapan yang
rumit.
2. Kelemahan:
a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan
terbatas pada apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan
terjadinya verbalisme. Oleh karena itu guru hanya mengandalkan
bahasa verbalnya, dan siswa hanya mengandalkan kemampuan
auditifnya.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik,
ceramah sering dianggap sebagai metode yang membosankan.
d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh
siswa sudah mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun
ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak ada
seorangpun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa
seluruhnya sudah paham.
20
Tabel 2.2. Perbedaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Dengan
Pembelajaran Konvensional
No Model Pembelajaran Problem Pembelajaran Konvensional
Based Learning
1. Klarifikasi masalah Klarifikasi masalah
- Menjelaskan masalah actual - Siswa diberikan tumpukan
sesuai dengan materi yang informasi dari guru sampai
diajarkan. saatnya diperlukan.
- Melakukan Tanya jawab. - Kurangnya keterampilan
berkomunikasi yang baik
karena dominasi guru.
2. Pengungkapan pendapat Pengungkapan pendapat
- Siswa mengidentifikasikan - Waktu belajar siswa sebagian
permasalahan besar dipergunakan untuk
- Siswa dibebaskan untuk mengerjakan buku tugas,
mengungkapkan pendapat mendengarkan ceramah, dan
tentang berbagai macam mengisi latihan yang
strategi penyelesaian membosankan.
masalah. - Siswa tidak melakukan
sesuatu yang buruk karena
takut akan hukuman.
3. Evaluasi dan pemilihan Evaluasi dan pemilihan
- Mengolah pikiran sehingga - Hasil belajar di ukur melalui
muncul gagasan orisinil kegiatan akademik dalam
(murni) untuk menentukan bentuk tes/ujian/ulangan.
solusi. - Menyandarkan pada hapalan.
- Memilih jawaban yang
paling tepat.
4. Implementasi Implementasi
- Presentase hasil penyelesaian - Guru sering tidak
masalah secara kelompok. memperhatikan proses
- Diskusi hasil penyelesaian sekelompok yang terjadi
dengan guru yang dalam kelompok belajar.
bersangkutan.
Sumber : Dikelola oleh penulis
21
2.2 Kemampuan memecahkan masalah ( problem solving)
pelajaran dengan mendorong peserta didik untuk mencari dan memecahkan suatu
Sebagai prinsip dasar dalam metode ini adalah perlunya aktifitas dalam
22
i) Keterbukaan proses dalam kemampuan memecahkan masalah meliputi
sintesis dan integrasi dari sebuah proses belajar.
j) Kemampuan memecahkan masalah melibatkan evaluasi dan review
pengelamaran siswa dan proses belajar.
kurikulum tergantung pada profil dan kematangan siswa, pengalaman masa lalu
siswa, fleksibilitas kurikulum yang ada, tuntutan evaluasi, waktu, dan sumber
yang ada.
dari banyak model pembelajaran inovatif. Model ini menyajikan suatu kondisi
belajar siswa aktif serta melibatkan siswa dalam suatu kemampuan pemecahan
masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah. Melalui PBL ini diharapkan siswa
23
disajikan serta dapat memiliki suatu keterampilan dalam kemampuan
memecahkan masalah.
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya. Hal inilah yang
Model pembelajaran PBL menyajikan suatu masalah yang nyata dan sesuai
rata-rata hasil belajar siswa menggunakan model Problem Based Learning (PBL)
lebih tinggi atau sama dengan rata-rata hasil belajar siswa yang mengunakan
Adiguna Bandar Lampung yang terdiri dari 5 kelas, sedangkan sampel diambil
dua kelas, yaitu kelas X.2 sebagai kelas eksperimen dan kelas X.3 sebagai kelas
Random Sampling dengan cara mengundi jumlah kelas yang menjadi populasi.
Teknik mengumpulkan data menggunakan tes yang terlebih dahulu telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis dari penelitian ini adalah rata-rata hasil
24
hipotesis digunakan rumus t. Berdasarkan hasil perhitungan rumus statistik
t didapat t hitung = 3.76. Sedangkan nilai t tabel pada taraf signifikan 5% dengan
menggunakan model PBL lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tidak
fisika antara siswayang memiliki motivasi belajar tinggi dengan yang memiliki
25
kelompok PBL dengan kelompok konvensional pada siswayang motivasi
hasil yang baik. Selama ini pada prakteknya masih banyak guru yang menoton,
menjalankan proses pembelajaran. Jika dilihat dari hasil belajar siswa dalam
pembelajaran baru.
apa yang dipelajari, tidak pasif dengan hanya mendengar dan menunggu informasi
saja. Model pembelajaran Problem Based Learning merupakan salah satu model
26
pembelajaran yang menghadapkan siswa kepada situasi masalah autentik dan
meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan peran guru pada pembelajaran ini
memotivasi dan menyediakan bahan ajar, dan fasilitas yang diperlukan siswa dan
intelektual siswa.
pembelajaran sehingga siswa lebih banyak menunggu sajian dari guru dari pada
model inhi guru hanya memberikan ceramah yang membuat siswa menjadi bosan,
memberikan tugas yang banyak. Hal inilah yang membuat proses pembelajaran
Pada rumusan masalah di atas memuat dua variabel yaitu variabel bebas
dinyatakan dengan (X) dan variabel terikat dinyatakan dengan (Y). Dalam hal ini
dengan memecahkan masalah pada pelajaran ekonomi kelas XI IPS SMA Negeri
27
Variabel Bebas X Variabel Terikat Y
dalam penilitian ini merumuskan hipotesis Ada pengaruh yang positif dan
Pematang Siantar.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian seluruh kelas XI
SMA Negeri 3 Pematang Siantar yang berjumlah 4 (empat) kelas sebanyak 133
siswa.
29
3.2.2 Sampel Penelitian
sampling yang mana setiap siswa memiliki pengetahuan yang sama dan nilai yang
Oleh sebab itu yang menjadi sampel dalam penelitian yaitu kelas XI IPS 2
yang berjumlah 33 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 4 yang
Pematang Siantar.
30
3.3.2 Defenisi Operasional
tersebut adalah :
yang dihadapi siswa sehingga siswa terbiasa berfikir kritis, aktif dan
pengajaran.
penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari suatu perlakuan yang
diarahkan pada subjek siswa. Dalam penelitian ini melibatkan dua kelas yang
akan diberi perlakuan pengajaran yang berbeda. Hal ini disebabkan karena semua
kegiatan yang akan dilakukan dalam penelitian sangat bergantung pada metode
31
yang digunakan. Adapun metode yang digunakan adalah metode
perlakuan. Dalam penelitian ini subjek dibagi atas dua kelompok, yaitu kelompok
eksperimen dan kelas control. Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberi
memecahkan sebuah masalah, maka siswa akan diberi test berupa pre test.
Keterangan :
32
3.5 Prosedur penelitian
awal siswa mengenai materi yang akan diajarkan , baik dikelas eksperimen
kepada kedua kelas tersebut. Soal tes yang diberikan sama seperti soal
perlakuan mengajar.
SAMPEL
PRE TEST
ANALISIS DATA
PRE TEST
KEMAMPUAN
MEMECAHKAN
MASALAH
ANALISIS DATA
KESIMPULAN
Gambar 3.1.
Langkah-langkah pelaksanaan penelitian
Sumber : Dikelola oleh peneliti
informasi yang berguna bagi penelitian, maka untuk kelancaran penelitian, teknik
1. Observasi
34
1. Tes
Arikunto (2014 : 193) Test adalah serentetan atau latihan serta alat lain yang
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Pengumpulan data dalam
Tes yang diberikan merupakan tes baku yang dikutip oleh peneliti dari buku
paket dan soal-soal kompetensi yang sesuai dengan materi yang diajarkan.
= ( Sudjana, 2016: 67)
Keterangan :
: Mean
X : Jumlah Skor
N : Jumlah Sampel
1 2
SD = 2 ( 1)
N ( N 1) (Sudjana, 2016:93)
35
3.7.1 Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk melihat apakah sampel berdistribusi normal. Uji yang
sebagai berikut :
Z3....................... Zn dengan menggunakan rumus : =
Keterangan :
: Nilai Rata-Rata
: Simpangan Baku
Untuk Setiap Simpangan Baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
b. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, Z3,.............Zn yang lebih kecil atau sama
1 3,..
S( ) =
d. Mengambil harga mutlak yang paling besar diantara harga haraga mutlak
selisish tersebut. Harga mutlak tersebut (Lo). untuk menerima hipotesis nol, kita
bandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar liliofors untuk taraf
36
3.7.2 Uji Homogenitas
Dilakukan uji dua pihak dengan taraf signifikan = 0,05 hipotesis daftar
2
1
F = Variansi Terbesar / Variansi Terkecil atau F= 2
2
Keterangan :
2
S1 : Variansi dari kelompok terbesar
2
S2 : Variansi dari kelompok terkecil
Dengan Kriteria :
Uji hipotesis kesamaan 2 rata rata (uji 2 pihak) dengan menggunakan rumus :
1 2
thitung = 1 1
+
1 2
Keterangan :
37
N1 : Jumlah siswa kelas eksperimen
ttabel dengan tingkat kepercayaan 95% pada taraf = 0,05, yaitu ada
sebaliknya, hipotesis ditolak jika thitung< ttabel, artinya tidak ada pengaruh
38