Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kimia adalah materi dasar yang memegang peranan besar dalam teknologi
pertanian. Adanya kebutuhan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang
mendesak ilmuwan untuk mempertajam kemampuan dasar. Salah satu bab
penting yang harus dipelajari oleh ilmuwan adalah materi tentang daya hantar
listrik.
Manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan listrik untuk membantu
pekerjaan mereka. Tidak bisa dipungkiri, manusia menggantungkan hidupnya
pada listrik. Untuk itulah sangat penting mempelajari tentang kelistrikan,
terutama tentang daya hantar listrik. Dengan mempelajari hal ini, manusia dapat
mengontrol kebutuhan dan efisiensi pemakaian listrik.
Dalam bidang teknologi pertanian daya hantar listrik mempunyai beberapa
aplikasi yang penting. Diantaranya adalah uji rasa pada makanan dan uji limbah.
Daya hantar listrik sendiri tidak dapat dipisahkan dengan elektrolit-elektrolit.
Sehingga untuk menguji daya hantar listrik sendiri diperlukan pengetahuan
tentang elektrolit dan lain-lain. Daya hantar adalah salah satu dari obyek vital di
teknologi pertanian, sehingga pengetahuan tentang daya hantar listrik sangatlah
diperlukan.
Arus listrik dapat mengalir melalui sebuah konduktor, seperti besi. Selain itu
arus listrik juga dapat mengalir melalui larutan. Namun tidak semua jenis larutan
dapat mengalirkan arus listrik. Ada larutan yang tidak dapat mengalirkan arus
listrik yang disebut dengan larutan nonelektrolit, sedangkan larutan yang dapat
mengalirkan elektron tersebut disebut dengan larutan elektrolit.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah daya hantar adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui perubahan daya hantar pada titrasi asam basa
2. Mengetahui beda hantar dari senyawa yang berbeda
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Elektrolit


Zat terlarut yang larut dalam air digolongkan menjadi elektrolit dan
nonelektrolit. Senyawa atau zat yang dapat menghantarkan arus listrik saat
dilarutkan dalam air disebut dengan elektrolit. Sedangkan nonelektrolit adalah
senyawa yang tidak menghantarkan listrik saat dilarutkan dalam air
(Chang,2004).
Menurut Arrhenius, molekul di dalam elektrolit larutan baik sebagian maupun
seluruhnya dipecah menjadi dua ion atau lebih, yakni ion positif (kation) dan ion
negatif (anion). Besarnya peruraian elektrolit menjadi ion dinyatakan dalam
rentang bilangan 0 dan 1, yang biasanya disebut derajat pengionan.

=

=0 tak mengion (nonelektrolit)


=1 pengionan sempurna
01 pengionan sebagian
Larutan elektrolit selain dapat menghantarkan listrik, dapat juga memperlihatkan
penurunan titik beku yang abnormal, tekanan osmotik yang abnormal, dan
kenaikan titik didih yang abnormal (Sumardjo,2008).
Elektrolit yang paling utama berupa kation antara lain natrium, kalium,
kalsium, dan magnesium. Anion yang utama adalah bikarbonat, klorida, dan
fosfat. Elektrolit tidak seperti air yang dapat bergerak bebas di dalam
kompartemen, namun elektrolit tidak bisa bergerak sebebas air (Brooker,2008).
NaCl tergolong elektrolit karena terurai sempurna menjadi ion Na+ dan Cl-
dalam larutan encer. CH5OH-CH.OH, etilen glukol adalah senyawa antibeku yang
tergolong nonelektrolit karena tidak terurai dalam larutan berair. Senyawa ionik
sebagian besar termasuk elektrolit kuat karena dapat terurai sempurna. Sedangkan
senyawa kovalen kebanyakan terurai sedikt, sehingga digolongkan sebagai
elektrolit lemah (Day,2002).

2.2 Macam Elektrolit


Zat terlarut dalam larutan berair digolongkan menjadi elektrolit kuat,
elektrolit lemah, dan nonelektrolit. Elektrolit kuat adalah zat terlarut yang
dianggap terdisosiasi 100% menjadi ion-ionnya. Sedangkan elektrolit lemah
adalah zat terlarut yang tidak 100% terdisosiasi menjadi ion-ionnya. Asam dan
basa merupakan elektrolit, dan beberapa asam merupakan elektrolit kuat. Berikut
ini contoh elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit (Chang,2004)

Elektrolit kuat Sifat Fisiko Reaksi pengionan


HCl HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
HNO3 HNO3 (aq) H+ + NO3-(aq)
H2SO4 H2SO4(aq) 2H+(aq) + SO42-(aq)
NaOH NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
NaCl NaCl(aq) Na+(aq) + Cl- (aq)

Elektrolit lemah Sifat Fisiko Reaksi pengionan


HF HF H+ + F-
CH3COOH CH3COOH () +H2O ()H+
(aq) + CH3COO- (aq)
NH4OH NH4OH NH4+ + OH-
H2 S H2S(aq)2H+(aq)+ S2-(aq)
HCN HCN H++ CN-
(Chang,2004)

2.3 Hukum
Daya hantar listrik (DHL) adalah kemampuan air untuk mengalirkan arus
listrik, yang terlihat dari kadar padatan total dalam air dan suhu pada saat
pengukuran (Chandra,2006).
1. Hambatan (Ohm)
Arus yang melalui konduktor logam sebanding dengan tegangan yang
diberikan. Arus listrik (I) didefinisikan sebagai kecepatan aliran muatan listrik
positif dengan satuan ampere (A) sehingga secara mikroskopis dapat
diuraikan
I = -nev A C/s
n = jumlah muatan listrik negatif
e = muatan elektron (-1,602 x 10-19 C)
v = kecepatan aliran muatan
A = luas penampang aliran

Secara fisika hukum Ohm sendiri dirumuskan dengan V = IR , dimana


V adalah tegangan listrik yang terdapat pada kedua ujung penghantar dalam
satuan volt, I adalah arus listrik, dan R adalah nilai hambatan listrik
(Effendi,2007).

2. Konduktasi
Konduktansi adalah kebalikan dari resistansi (Hayt,2005). Rasio
antara arus dan tegangan merupakan sebuah bilangan konstan untuk resistor
linier

G disebut dengan konduktansi dengan satuan Siemens (S). Daya yang diserap
akan bernilai positif dalam bentuk konduktasi
p = v i = v2 G
Daya yang diserap tidak pernah bernilai negatif (Chang,2004).
3. Konduktivitas
Kemampuan dari suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik
ditunjukkan oleh besarnya daya hantar listrik bahan itu, dan kebalikan dari
konduktivitas adalah resistivitas (Effendi,2007).
Konduktivitas merupakan gambar numerik dari kemampuan air untuk
meneruskan aliran listrik. Konduktivitas dinyatakan dalam satuan mhos/cm
atau Siemens/cm. Nilai DHL berkaitan dengan nilai padatan terlarut total
(TDS) yang ditunjukkan oleh persamaan

( )

K=
( )

DHL yang dikalikan dengan bilangan 0,55-0,75 dapat memperkirakan


nilai TDS. Nilai TDS biasanya lebih kecil dibandingkan dengan nilai DHL
(Effendi,2003).
4. Konduktivitas Molar
Konduktivitas molar adalah daya hantar listrik suatu larutan yang
mengandung 1 mol zat terlarut dalam 1 cm, dan diukur dengan sepasang
elektrode seluas 1 cm3 dengan jarak 1 cm

=1000 K/C = K. 1000 V

C adalah konsentrasi larutan dalam mol per dm3, dan V pengenceran dalam
dm3 (yaitu, jumlah dm3 atau liter yang mengandung satu mol). K mempunyai
dimensi Scm-1, maka satuan adalah S cm2 mol-1 (Pudjaatmaka,2002).

2.4 Alat Pengukur Daya Hantar


1. Konduktivitimeter
Konduktivitimeter digunakan untuk mengukur tingkat konduktivitas suatu
larutan

2. Buret + statif + klem

Buret, statif, dan klem digunakan untuk melakukan titrasi asam basa larutan
elektrolit

3. Labu ukur 100 ml

Labu ukur digunakan untuk mengukur volume larutan

4. Beaker glass 250ml


Beaker glass dapat dipakai sebagai wadah titrasi atau wadah larutan

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Daya Hantar Suatu Larutan

Faktor yang mempengaruhi daya hantar suatu larutan antara lain konsentrasi,
suhu, serta jenis garam. Pada solusi garam terlarut yang relatif encer (yaitu hingga
100 ppm atau lebih), konduktivitas juga berfungsi jika konsentrasi dua kali lipat.
pada konsentrasi garam yang lebih tinggi. Linearitas aritmatika sederhana dapat
digunakan untuk menghitung konduktivitas perkiraan yang akan dihasilkan dari
campuran larut antara solusi dari konduktivitas yang telah diketahui. Suhu larutan
O O
menyebabkan nilai konduktivitas meningkat sekitar 2% setiap 1 C / 1,8 F
kenaikan temperatur. Nilai yang akan ditampilkan konduktivitas jika suhu larutan
adalah pada 25 O C / O 77 F. Konduktivitas atau mobilitas garam sangat bervariasi
dan ditentukan oleh faktor-faktor seperti 'ukuran' dari ion, jumlah ion dan
'kepadatan muatan' pada partikel-partikel dalam larutan. Mobilitas listrik dari ion-
ion individu dalam air tidak jauh berbeda. Sebaliknya, itu adalah jumlah yang
hadir ion yang menentukan konduktivitas (Gussow,2004)

2.6 Aplikasi dalam Teknologi Pertanian

Dalam teknologi pertanian, daya hantar listrik dapat digunakan sebagai


penguji konsentrasi suatu garam dalam bahan pangan. Contohnya pada sampel
kentang yang akan diuji, apakah kentang dapat menyerap garam. Cara menguji
konsentrasi garam ini ditentukan dengan mengukur konduktivitas listrik atau
DHL masing-masing sampel. Metode ini dilakukan dengan prinsip dasar bahwa
air garam menghantarkan listrik, dan daya hantar listrik dapat dikaitkan langsung
dengan kandungan garam (Wolke,2005).

DHL dapat juga dipakai untuk parameter kualitas lingkungan. Parameter


kualitas lingkungan dibagi menjadi dua, yaitu parameter primer dan sekunder.
Dalam pengambilan sampel lingkungan dikenal parameter kunci. Parameter kunci
dilakukan untuk mengetahui kualitas air limbah. Contoh dari parameter kunci ini
adalah suhu (C), derajat keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), kebutuhan
oksigen kimiawi (COD), kebutuhan oksigen biologis (BOD), senyawa anion
kation yang dominan, serta daya hantar listrik (DHL) (Hadi,2005).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Senyawa atau zat yang dapat menghantarkan arus listrik saat dilarutkan dalam
air disebut dengan elektrolit. Sedangkan nonelektrolit adalah senyawa yang tidak
menghantarkan listrik saat dilarutkan dalam air. Elektrolit dibedakan menjadi
elektrolit kuat, elektrolit lemah, dan nonelektrolit. Hukum yang mendasari daya
hantar listrik adalah hukum ohm, konduktivitas, konduktasi, dan konduktivitas
molar. Daya hantar listrik pada teknologi pertanian dapat diaplikasikan pada
pengujian konsentrasi garam dalam bahan pangan dan parameter lingkungan
dalam air limbah.

3.2 Kesan dan Pesan

Praktikum kimia dasar sangat bermanfaat untuk menambah ilmu. Namun


yang harus menjadi perhatian adalah kesiapan praktikan dalam menghadapi
praktikum, karena masih banyak yang belum paham betul tentang suatu materi
saat praktikum itu akan dilangsungkan.

Anda mungkin juga menyukai