Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA FISIKA

DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN ELEKTROLIT

DISUSUN OLEH:

LEILY AULIA RAHAYU


062121023
KELAS (EKSTENSI 3A)

PROGRAM STUDI KIMIA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PAKUAN
BOGOR
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


a. Mengukur daya hantar listrik elektrolit kuat dan lemah
b. Mengukur daya hantar listrik larutan pada berbagai suhu

1.2 Prinsip Percobaan


Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor yang dicelupkan dalam
larutan akan menerima rangsang dari ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu
hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka.
Semakin banyak konsentrasi suatu larutan dalam larutan maka semakin besar nilai daya
hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor.
Daya hantar listrik ditentukan dengan mencelupkan elektroda pada larutan
elektrolit kuat (HCl) dan elektrolit lemah (CH3COOH) pada berbagai konsentrasi.
Kemudian, data diplot pada grafik dengan sumbu x adalah konsentrasi dan sumbu y
adalah konduktivitas. Selain itu, dilakukan juga pada larutan elektrolit dengan suhu
yang berbeda untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap konduktivitas.

1.2 Dasar Teori


Konduktivitas listrik mengukur kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan
listrik. Daya hantar listrik berbanding terbalik dengan hambatan listrik (R). Konduktivitas
listrik juga disebut sebagai konduktivitas. Satuan konduktivitas listrik adalah Ω-1cm-1.
Konduktivitas digunakan untuk mengukur konduktivitas larutan atau cairan elektrolit.
Tingkat konduktivitas ditentukan oleh konsentrasi elektrolit. Energi listrik dapat
ditransmisikan melalui materi berupa penghantar bermuatan listrik berupa arus listrik,
yang berarti bahwa materi tersebut harus mengandung pembawa muatan listrik dan gaya
yang menggerakkan pembawa muatan tersebut. Pembawa muatan dapat berupa elektron
seperti pada logam atau ion positif dan ion negatif dapat digunakan seperti pada larutan
elektrolit dan garam cair. Energi listrik yang menggerakkan muatan biasanya berasal dari
baterai, generator, atau sumber energi listrik lainnya. Muatan listrik bergerak ketika ada
perbedaan potensial antara dua lokasi. Arus listrik mengalir atau berpindah dari tempat
yang berpotensial tinggi ke tempat yang berpotensial lebih rendah. Ion yang bergerak
tersebut menimbulkan arus listrik dalam larutan (Supriyana, 2004).
Cara lain untuk mengklasifikasikan senyawa selain mengidentifikasi ikatannya
didasarkan pada konduktivitas listriknya. Berdasarkan konduktivitasnya, senyawa
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu elektrolit dan non-elektrolit. Elektrolit adalah
zat yang dapat menghantarkan listrik, atau zat yang terdisosiasi dalam larutan atau
terdisosiasi menjadi ion, sehingga memiliki kemampuan untuk menghantarkan listrik.
Dilihat dari keseimbangan dekomposisi atau derajat disosiasi, elektrolit dibagi menjadi:
elektrolit kuat, yaitu zat yang seluruhnya atau sebagian besar terurai menjadi ion-ion dalam
larutan. Zat-zat ini dapat terionisasi kuat dalam larutan, derajat ionisasi adalah 1 atau
mendekati 1, misalnya garam basa, asam kuat dan basa. Elektrolit lemah adalah zat yang
hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion dalam larutan. Zat ini sulit terionisasi, derajat
ionisasinya mendekati nol, misalnya sebagian kecil garam, asam lemah, dan basa lemah
(Supriyana, 2004).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan ion adalah:
• Ada hidrasi
• Orientasi atmosfer pelarut
• berat dan muatan ionik
• tarik-menarik antar ion
• suhu
• viskositas
Ketika larutan diencerkan, α elektrolit lemah lebih besar dan daya tarik antar ion
dalam elektrolit kuat lebih kecil. Jika pengenceran dibuat hingga tak terhingga,
konduktivitas ekuivalen elektrolit hanya bergantung pada jenis ionnya. Setiap ion
memiliki konduktivitas setara yang tergantung pada: (1) jumlah ion yang ada, (2)
kecepatan ion dengan perbedaan potensial antara dua elektroda yang ada. Jumlah ion yang
ada tergantung pada jenis elektrolit (kuat/lemah) dan konsentrasi selanjutnya, pengenceran
yang baik dari elektrolit lemah/kuat meningkatkan konduktivitas, mencapai nilai
maksimum pada pengenceran tak terbatas (Bird, 1987).
Larutan elektrolitik adalah zat yang, dilarutkan dalam air, menghasilkan larutan yang
dapat menghantarkan listrik. Konduktivitas listrik larutan elektrolit tergantung pada jenis
dan konsentrasinya. Beberapa larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik dengan baik
bahkan pada konsentrasi lemah, larutan ini disebut larutan elektrolit kuat. Zat dengan
kandungan elektrolit tinggi adalah asam mineral, asam klorida, asam sulfat, asam nitrat,
basa dan lelehan atau larutan dalam air. Pada saat yang sama, elektrolit lemah berdisosiasi
menjadi ion yang sangat sedikit dalam larutan berair. Elektrolit ini sebagian besar adalah
senyawa kovalen yang bereaksi sangat hemat dengan air untuk membentuk ion. Oleh
karena itu, elektrolit lemah merupakan penghantar listrik yang buruk dan memiliki derajat
disosiasi yang rendah (Achmad, 1996).
Zat elektrolit dalam air akan terurai menjadi ion-ion dan mereka akan bergerak
kearah elektroda yang muatannya berlawanan (ion negative akan bergerak ke elektroda
positif (anoda) dan ion positif akan bergerak ke elektroda negatif (katoda). Pergerakan ion-
ion ini ekivalen dengan aliran elektron sepanjang kawat logam. Larutan yang mengandung
suatu elektrolit mampu menghantarkan arus listrik. Perpindahan muatan ini terjadi karena
adanya perbedaan potensial antara dua tempat tersebut.Arus listrik akan mengalir dari
tempat yang potensialnya tinggi ke tempat potensialnya rendah. Jika suatu elektroda yang
dialiri listrik dengan potensial sama, maka arus yang dihasilkan tergantung pada besarya
tahanan. Makin besar tahanan, semakin kecil arus yang dihasilkan (Bird, 1987).
Leburan atau larutan (dilarutkan dalam air) maka ion-ionnya bebas bergerak,
sehingga dapat menghantarkan listrik. 2. Senyawa kovalen Beberapa senyawa kovalen di
dalam air dapat terurai menjadi ion-ion positif dan ion-ion negative. HCl merupakan
senyawa kovalen, tetapi karena pengaruh molekul-molekul air HCl dapat terurai menjadi
ion H+ dalm ion Cl- (Sudarmo, 2004).
Hambatan tergantung pada jenis elektrolit dan konsentrasi. Aliran listrik dalam suatu
larutan elektrolit akan memenuhi hukum Ohm, yang menyatakan bahwa “besarnya arus
listrik (I) yang mengalir melalui larutan sama dengan perbedaan potensial (V) dibagi
dengan tahanan (R)”. Secara matematika hukum Ohm dapat ditulis :
𝑉
𝐼= ………………. (1)
𝑅

Tahanan suatu larutan bergantung pada dimensi larutan lainya berdasarkan rumus :
𝑙
𝑅 = 𝜌 𝐴………………. (2)

Dimana ρ adalah tahanan spesifik atau resistivitas dengan satuan Ohm.cm. l


merupakan panjang lintasan yang dinyatakan dengan satuan cm dan A sebagai luas
penampang dengan satuan cm2) (Stoker, 1993).
Rumus hambatan dalam sebuah penghantar adalah :
𝑉
𝑅 = 𝐼 ………………. (3)
V dalam rumus ini dinyatakan dalam volt dan I dinyatakan dalam ampere, maka
hambatan akan dinyatakan dalam ohm. Unsur lain yang sangat penting dalam rangkaian
alat elektrokimia adalah hambatan. Hambatan merupakan rintangan yang terdapat dalam
system terhadap arus listrik sehingga menyebabkan zat yang akan mengion menjadi sulit
untuk mengion. Hubungan antara arus GGL (Gaya Gerak Listrik) dengan tahanan adalah:
𝐸
𝑅 = 𝐼 ………………. (4)

Satuan E dalam rumus diatas adalah volt, I dengan satuan ampere dan R dalam ohm.
Rumus diatas dikenal dengan Hukum Ohm (Dogra, 1990).
BAB II
METODE KERJA

2.1 Alat
Alat yang dibutuhkan untuk praktikum ini adalah konduktometer elektronik, gelas ukur
250 mL, dan labu ukur.

2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah NaCL 1M, KCl 1M, AlCl3, HCl 1M,
CH3COOH 1M, dan aquadest.

2.3 Prosedur Kerja


A. Persiapan Konduktometer Elektronik

Elektroda dibilas Dibuat larutan NaCl Dipiet 10 mL dan


dengan air suling, ➔ atau KCl 1M → diencerkan ke 100
dilap dengan tisu. sebanyak 100 mL mL (KCl 0,1 M)

Dilakukan kalibrasi
→ konduktometer
dengan KCl 0,1M

B. Pengukuran Daya Hantar Elektrolit Kuat dan Lemah

HCl dan CH3COOH


Dibuat HCl dan ➔ konsentrasi: 1M; → Diukur DHL-nya
CH3COOH 1M 0,5M; 0,1M; 0,05M;
0,01M

Dicatat dan dibuat


→ grafik
(Konduktivitas vs
konsentrasi)
C. Pengukuran Konduktivitas Larutan pada Berbagai Suhu

Diukur DHL-nya
Dibuat KCl, NaCl, ➔ Disiapkan penangas → pada suhu (20, 25,
dan CH3COOH 0,1N air
30, 35, 40, 45)oC

Dicatat dan dibuat


→ grafik
(Konduktivitas vs
konsentrasi)
BAB III
DATA PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

3.1 Data Pengamatan


1. Pembuatan Larutan
- Volume HCl(p) = 25 mL diencerkan menjadi 250 mL (1,2 M)
- Volume CH3COOH = 10 mL diencerkan menjadi 100 mL (1,75 M)
- Bobot KCl = 7,4516 gram dilarutkan menjadi 100 mL → dipipet 10mL →
diencerkan 100 mL
- Bobot NaCl = 0,5903 gram dilarutkan menjadi 100 mL

2. Hasil Pengukuran Konduktivitas Larutan


Konsentrasi Larutan Konduktivitas Larutan Konduktivitas Larutan
(M) HCl (μS) CH3COOH (μS)
0 3,5 3,5
0,01 2,98 161,5
0,05 16,60 0,333
0,1 32,1 0,477
0,5 134,7 1,091
1,0 - 1,505

3. Hasil Pengukuran Konduktivitas Larutan pada Berbagai Suhu


Konduktivitas
Konduktivitas Konduktivitas
Suhu Larutan (oC) CH3COOH
KCl (μS) NaCl (μS)
(μS)
20 - - -
25 11,55 6,18 0,491
30 11,59 7,62 0,482
35 11,61 8,78 0,461
40 11,72 9,91 0,449
45 11,90 10,49 0,437
3.2 Perhitungan
A. Pembuatan HCl dari Konsentrasi 1,2M menjadi berbagai Konsentrasi
1) 0,01 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,2 = 100.0,01
V1 = 0,83 mL

2) 0,05 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,2 = 100.0,05
V1 = 4,17 mL

3) 0,1 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,2 = 100.0,1
V1 = 8,33 mL

4) 0,5 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,2 = 100.0,5
V1 = 41,67 mL

5) 1 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,2 = 100.1
V1 = 83,33 mL

B. Pembuatan CH3COOH dari Konsentrasi 1,75M menjadi berbagai Konsentrasi


1) 0,01 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,75 = 100.0,01
V1 = 0,57 mL
2) 0,05 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,75 = 100.0,05
V1 = 2,86 mL

3) 0,1 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,75 = 100.0,1
V1 = 5,71 mL

4) 0,5 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,75 = 100.0,5
V1 = 28,57 mL

5) 1 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,75 = 100.1
V1 = 57,14 mL

C. Pembuatan KCl 0,1M dari 1M


7,4516 1000
M KCl = x =1M
74,5 100

V1.M1 = V2.M2
V1.1 = 100.0,1
V1 = 10,00 Ml

D. Pembuatan NaCl 0,1M


0,5903 1000
M KCl = x = 0,1 M
58,5 100

E. Koefisien Temperatur Konduktivitas KCl


Persamaan grafik = y = 0,0166x + 11,093
Nilai m = slope = 0,0166
R2 = 0,8641
1
𝛼𝑡 = 𝑚. 𝐾𝑟
1
𝛼𝑡 = 0,0166. 11,55 = 0,0014

F. Koefisien Temperatur Konduktivitas NaCl


Persamaan grafik = y = 0,2182x + 0,959
Nilai m = slope = 0,2182
R2 = 0,9807
1
𝛼𝑡 = 𝑚. Kr
1
αt = 0,2812. 6,18 = 0,0353

G. Koefisien Temperatur Konduktivitas CH3COOH


Persamaan grafik = y = -0,0028x + 0,5627
Nilai m = slope = -0,0028
R2 = 0,9862
1
𝛼𝑡 = 𝑚. Kr
1
αt = −0,0028. 0,491 = -0,0057
BAB IV
PEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah mengukur daya hantar listrik dari berbagai larutan. Praktikum
ini bertujuan untuk mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh
konsentrasi dan suhu terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Daya hantar yang timbul
pada larutan ini disebabkan karena adanya pergerakan ion-ion dalam larutan. Daya hantar
listrik adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Daya hantar listrik
dari masing-masing zat akan berbeda sesuai dengan kemampuannya mengion dalam larutan.
Terdapat beberapa sifat dari larutan yaitu elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit.
Elektrolit kuat adalah zat yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Listrik dihantarkan
dengan baik oleh elektrolit kuat karena seluruh partikel pada zat elektrolit kuat akan terionisasi
(terionisasi sempurna). Elektrolit lemah hanya memiliki kemampuan untuk terionisasi sebagian
dalam larutannya sehingga kurang baik dalam menghantarkan arus listrik. Larutan non-
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik sama sekali.

Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya hantar listrik.
Konduktometer menghasilkan angka disebabkan oleh gerakan partikel di dalam suatu senyawa.
Konduktometer dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Konduktometer
tersusun atas beberapa komponen yaitu konduktor atau pemasukan data dan bagian
pengeluaran data yang berfungsi untuk menampilkan data berupa angka yang diperoleh dari
input. Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor yang dicelupkan dalam larutan
akan menerima rangsang dari ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya
akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka. Semakin banyak
konsentrasi suatu larutan dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena
semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor.
Konduktometer dikalibrasi terlebih dahuu dengan KCl sebelum dipakai, kemudian
dibilas dengan akuades dan dibersihkan bagian luarnya dengan tisu. Konduktometer yang
sudah dikalibrasi langsung dicelupkan pada senyawa yang akan diukur yaitu KCl, NaCl, dan
asam asetat dengan 3 kali pengulangan. Setelah diambil rata-rata dari 3 pengulangan, maka
didapat data seperti pada tabel hasil.
Prosedur selanjutnya adalah mengukur daya hantar listrik elektrolit pada berbagai
konsentrasi dengan KCl, NaCl, dan asam asetat. Pertama, dilakukan pengenceran masing-
masing bahan terlebih dahulu untuk konsentrasi 0,01; 0,05; 0,10; 0,50 dan 1,0 M. Setelah
diencerkan berdasarkan kelima konsentrasi tersebut kemudian larutan dimasukkan ke dalam
gelas beaker yang kemudian dihubungkan dengan konduktor dari konduktometer sehingga
menghasilkan arus yang dapat diukur. Berikut grafik yang didapat dari pengukuran daya hantar
listrik masing-masing senyawa.

Grafik Hubungan Konsentrasi dan Konduktivitas Larutan


HCl
160 134,7
140
Konduktivitas (μS)

120
100
80
60
32,1
40 16,6
20 3,5
2,98
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Konsentrasi (M)

Grafik Hubungan Konsentrasi dan Konduktivitas Larutan


CH3COOH
200
161,5

150
Konduktivitas (μS)

100

50
3,50,333
0,477 1,091 1,505
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
-50
Konsentrasi (M)

Berdasarkan grafik yang diperoleh, rata-rata daya hantar listrik akan semakin tinggi jika
konsentrasi semakin besar. Seperti terlihat di atas, grafik pada masing-masing senyawa naik
dengan naiknya konsentrasi. Hal tersebut dikarenakan pada konsentrasi yang tinggi, partikel-
partikel yang mengion juga akan semakin banyak sehingga dapat daya hantar listriknya
semakin besar. Partikel-partikel yang mengion akan semakin melekat pada konduktor dari
konduktometer sehingga arus yang dihasilkan semakin banyak. Konsentrasi yang semakin
besar juga membuat peluang terjadinya perpindahan elektron juga akan semakin banyak
sehingga daya hantar listriknya juga akan semakin besar.
Hasil daya hantar listrik pada HCl berbanding lurus dengan arusnya pada rentang 2 –
135 μS. Sementara pada asam asetat diperoleh grafik yang tidak linear karena terjadi lonjakan
pada konsentrasi 0,01 M. Hal tersebut dapat terjadi akibat pengocokan pada saat pengenceran
kurang baik sehingga konsentrasi bahan tidak tercampur rata dan menghasilkan nilai yang
kurang linear. Pada asam asetat memiliki rentang daya hantar antara 0 – 162 μS, tetapi memiliki
rata-rata nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan HCl karena pada asam asetat tidak
terionisasi sempurna sementara pada HCl terionisasi sempurna, sehingga dapat dikatakan asam
asetat adalah elektrolit lemah dan HCl adalah elektrolit kuat.
Suhu berpengaruh pada DHL, setiap kenaikan suhu 1oC DHL bertambah. 2% (Taylor,
1948). Pernyataan tersebut selaras dengan hasil yang diperoleh pada table pengamatan di atas.
Setelah diplot pada grafik dengan sumbu x adalah suhu larutan, dan sumbu y adalah nilai
konduktivitas, didapatkan koefisien konduktivitas termal masing-masing larutan yaitu 0,0014
pada KCl, 0,0353 pada NaCl, dan -0,0057 pada asam asetat. Berikut grafiknya:

Grafik Hubungan Suhu dan Konduktivitas Larutan


KCl
11,95 11,9
11,9
11,85 y = 0,0166x + 11,093
Konduktivitas ΩS)

11,8 R² = 0,8641
11,72
11,75
11,7
11,65 11,61
11,59
11,6 11,55
11,55
11,5
11,45
0 10 20 30 40 50
Suhu Larutan
Grafik Hubungan Suhu dan Konduktivitas Larutan
NaCl
12 10,49
9,91
10 8,78
Konduktivitas (μS) 7,62
8
6,18
6 y = 0,2182x + 0,959
R² = 0,9807
4

0
0 10 20 30 40 50
Suhu Larutan

Grafik Hubungan Suhu dan Konduktivitas Larutan


CH3COOH
0,5 0,491
0,49 0,482
Konduktivitas ()

0,48
0,47 0,461
0,46
0,449
0,45 y = -0,0028x + 0,5627
0,437
0,44 R² = 0,9862

0,43
0 10 20 30 40 50
Suhu Larutan
BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan daya hantar listrik, dapat disimpulkan bahwa:


1. Elektrolit kuat adalah senyawa yang dapat mengion sempurna, sementara elektrolit
lemah adalah senyawa yang mengion Sebagian. KCl dan NaCl termasuk ke dalam
elektrolit kuat, sementara asam asetat adalah elektrolit lemah.
2. Konsentrasi suatu senyawa memengaruhi besarnya nilai daya hantar listrik. Semakin
besar konsentrasi, semakin besar juga daya hantar listriknya (berbanding lurus).
3. Koefisien yang menyatakan kemampuan suatu bahan dalam menghantarkan kalor.
Semakin baik suatu bahan menghantarkan kalor, maka nilai koefisien konduktivitas
termal bahan tersebut semakin besar. Setelah diplot pada grafik dengan sumbu x adalah
suhu larutan, dan sumbu y adalah nilai konduktivitas, didapatkan koefisien
konduktivitas termal masing-masing larutan yaitu 0,0014 pada KCl, 0,0353 pada NaCl,
dan -0,0057 pada asam asetat. Sehingga disimpulkan bahwa NaCl memiliki
kemampuan menghantarkan kalor paling baik dibandingkat dengan KCl dan asam
asetat.
DAFTAR PUSTAKA

Atkins, P.W. 1997. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Dogra, S.K. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: Erlangga.
Fitriani S. S., Rizka. 2015. Laporan Praktikum Kimia Fisik II: Daya Hantar Listrik. Jember:
FMIPA Kimia Universitas Jember.

Tim Dosen Kimia Fisika Universitas Pakuan. 2022. Penuntun Praktikum Kimia
Fisik. Bogor: FMIPA Kimia UNPAK
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Mengapa daya hantar listrik elektrolit kuat berbeda dengan elektrolit lemah?
Jawab:
Elektrolit lemah sedikit meningkatkan nilai DHL dengan meningkatnya konsentrasi.
Ini berbeda dengan elektrolit kuat, yang meningkat secara signifikan dengan
meningkatnya konsentrasi. Perbedaan ini disebabkan oleh potensial ionisasi elektrolit
kuat yang lebih tinggi, sehingga ion yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan
elektrolit lemah dengan potensial ionisasi rendah. Larutan elektrolisis kuat mengalami
proses ionisasi penuh sehingga dihasilkan lebih banyak ion, sedangkan larutan
elektrolisis lemah hanya terionisasi sebagian.

2. Mengapa koefisien temperature konduktivitas berbagai larutan tidak sama?


Jawab:
Nilai koefisien suhu konduktivitas dari larutan yang berbeda bervariasi ketika
dipengaruhi oleh suhu. Suhu tinggi meningkatkan laju pergerakan ion dalam larutan,
yang meningkatkan konduktansi. Semakin tinggi suhu larutan, semakin tinggi
konduktivitasnya. Hal ini karena ketika partikel berada di lingkungan yang suhunya
naik, partikel secara tidak langsung menerima energi tambahan dari luar dan ini
meningkatkan energi kinetik partikel (percepatan gerak molekul). Ini meningkatkan
nilai konduktivitas. Nilai konduktivitas ini mempengaruhi nilai koefisien konduktivitas
temperatur yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai