KIMIA FISIKA
DISUSUN OLEH:
Tahanan suatu larutan bergantung pada dimensi larutan lainya berdasarkan rumus :
𝑙
𝑅 = 𝜌 𝐴………………. (2)
Satuan E dalam rumus diatas adalah volt, I dengan satuan ampere dan R dalam ohm.
Rumus diatas dikenal dengan Hukum Ohm (Dogra, 1990).
BAB II
METODE KERJA
2.1 Alat
Alat yang dibutuhkan untuk praktikum ini adalah konduktometer elektronik, gelas ukur
250 mL, dan labu ukur.
2.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah NaCL 1M, KCl 1M, AlCl3, HCl 1M,
CH3COOH 1M, dan aquadest.
Dilakukan kalibrasi
→ konduktometer
dengan KCl 0,1M
Diukur DHL-nya
Dibuat KCl, NaCl, ➔ Disiapkan penangas → pada suhu (20, 25,
dan CH3COOH 0,1N air
30, 35, 40, 45)oC
2) 0,05 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,2 = 100.0,05
V1 = 4,17 mL
3) 0,1 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,2 = 100.0,1
V1 = 8,33 mL
4) 0,5 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,2 = 100.0,5
V1 = 41,67 mL
5) 1 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,2 = 100.1
V1 = 83,33 mL
3) 0,1 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,75 = 100.0,1
V1 = 5,71 mL
4) 0,5 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,75 = 100.0,5
V1 = 28,57 mL
5) 1 M
V1.M1 = V2.M2
V1.1,75 = 100.1
V1 = 57,14 mL
V1.M1 = V2.M2
V1.1 = 100.0,1
V1 = 10,00 Ml
Praktikum kali ini adalah mengukur daya hantar listrik dari berbagai larutan. Praktikum
ini bertujuan untuk mengukur daya hantar listrik berbagai senyawa dan mempelajari pengaruh
konsentrasi dan suhu terhadap daya hantar listrik larutan elektrolit. Daya hantar yang timbul
pada larutan ini disebabkan karena adanya pergerakan ion-ion dalam larutan. Daya hantar
listrik adalah kemampuan suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Daya hantar listrik
dari masing-masing zat akan berbeda sesuai dengan kemampuannya mengion dalam larutan.
Terdapat beberapa sifat dari larutan yaitu elektrolit kuat, elektrolit lemah dan non-elektrolit.
Elektrolit kuat adalah zat yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Listrik dihantarkan
dengan baik oleh elektrolit kuat karena seluruh partikel pada zat elektrolit kuat akan terionisasi
(terionisasi sempurna). Elektrolit lemah hanya memiliki kemampuan untuk terionisasi sebagian
dalam larutannya sehingga kurang baik dalam menghantarkan arus listrik. Larutan non-
elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik sama sekali.
Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur daya hantar listrik.
Konduktometer menghasilkan angka disebabkan oleh gerakan partikel di dalam suatu senyawa.
Konduktometer dapat mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Konduktometer
tersusun atas beberapa komponen yaitu konduktor atau pemasukan data dan bagian
pengeluaran data yang berfungsi untuk menampilkan data berupa angka yang diperoleh dari
input. Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor yang dicelupkan dalam larutan
akan menerima rangsang dari ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya
akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka. Semakin banyak
konsentrasi suatu larutan dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena
semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor.
Konduktometer dikalibrasi terlebih dahuu dengan KCl sebelum dipakai, kemudian
dibilas dengan akuades dan dibersihkan bagian luarnya dengan tisu. Konduktometer yang
sudah dikalibrasi langsung dicelupkan pada senyawa yang akan diukur yaitu KCl, NaCl, dan
asam asetat dengan 3 kali pengulangan. Setelah diambil rata-rata dari 3 pengulangan, maka
didapat data seperti pada tabel hasil.
Prosedur selanjutnya adalah mengukur daya hantar listrik elektrolit pada berbagai
konsentrasi dengan KCl, NaCl, dan asam asetat. Pertama, dilakukan pengenceran masing-
masing bahan terlebih dahulu untuk konsentrasi 0,01; 0,05; 0,10; 0,50 dan 1,0 M. Setelah
diencerkan berdasarkan kelima konsentrasi tersebut kemudian larutan dimasukkan ke dalam
gelas beaker yang kemudian dihubungkan dengan konduktor dari konduktometer sehingga
menghasilkan arus yang dapat diukur. Berikut grafik yang didapat dari pengukuran daya hantar
listrik masing-masing senyawa.
120
100
80
60
32,1
40 16,6
20 3,5
2,98
0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Konsentrasi (M)
150
Konduktivitas (μS)
100
50
3,50,333
0,477 1,091 1,505
0
0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2
-50
Konsentrasi (M)
Berdasarkan grafik yang diperoleh, rata-rata daya hantar listrik akan semakin tinggi jika
konsentrasi semakin besar. Seperti terlihat di atas, grafik pada masing-masing senyawa naik
dengan naiknya konsentrasi. Hal tersebut dikarenakan pada konsentrasi yang tinggi, partikel-
partikel yang mengion juga akan semakin banyak sehingga dapat daya hantar listriknya
semakin besar. Partikel-partikel yang mengion akan semakin melekat pada konduktor dari
konduktometer sehingga arus yang dihasilkan semakin banyak. Konsentrasi yang semakin
besar juga membuat peluang terjadinya perpindahan elektron juga akan semakin banyak
sehingga daya hantar listriknya juga akan semakin besar.
Hasil daya hantar listrik pada HCl berbanding lurus dengan arusnya pada rentang 2 –
135 μS. Sementara pada asam asetat diperoleh grafik yang tidak linear karena terjadi lonjakan
pada konsentrasi 0,01 M. Hal tersebut dapat terjadi akibat pengocokan pada saat pengenceran
kurang baik sehingga konsentrasi bahan tidak tercampur rata dan menghasilkan nilai yang
kurang linear. Pada asam asetat memiliki rentang daya hantar antara 0 – 162 μS, tetapi memiliki
rata-rata nilai yang lebih kecil dibandingkan dengan HCl karena pada asam asetat tidak
terionisasi sempurna sementara pada HCl terionisasi sempurna, sehingga dapat dikatakan asam
asetat adalah elektrolit lemah dan HCl adalah elektrolit kuat.
Suhu berpengaruh pada DHL, setiap kenaikan suhu 1oC DHL bertambah. 2% (Taylor,
1948). Pernyataan tersebut selaras dengan hasil yang diperoleh pada table pengamatan di atas.
Setelah diplot pada grafik dengan sumbu x adalah suhu larutan, dan sumbu y adalah nilai
konduktivitas, didapatkan koefisien konduktivitas termal masing-masing larutan yaitu 0,0014
pada KCl, 0,0353 pada NaCl, dan -0,0057 pada asam asetat. Berikut grafiknya:
11,8 R² = 0,8641
11,72
11,75
11,7
11,65 11,61
11,59
11,6 11,55
11,55
11,5
11,45
0 10 20 30 40 50
Suhu Larutan
Grafik Hubungan Suhu dan Konduktivitas Larutan
NaCl
12 10,49
9,91
10 8,78
Konduktivitas (μS) 7,62
8
6,18
6 y = 0,2182x + 0,959
R² = 0,9807
4
0
0 10 20 30 40 50
Suhu Larutan
0,48
0,47 0,461
0,46
0,449
0,45 y = -0,0028x + 0,5627
0,437
0,44 R² = 0,9862
0,43
0 10 20 30 40 50
Suhu Larutan
BAB IV
KESIMPULAN
Atkins, P.W. 1997. Kimia Fisika Edisi Keempat Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Dogra, S.K. 1990. Kimia Fisik dan Soal-Soal. Jakarta: Erlangga.
Fitriani S. S., Rizka. 2015. Laporan Praktikum Kimia Fisik II: Daya Hantar Listrik. Jember:
FMIPA Kimia Universitas Jember.
Tim Dosen Kimia Fisika Universitas Pakuan. 2022. Penuntun Praktikum Kimia
Fisik. Bogor: FMIPA Kimia UNPAK
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Mengapa daya hantar listrik elektrolit kuat berbeda dengan elektrolit lemah?
Jawab:
Elektrolit lemah sedikit meningkatkan nilai DHL dengan meningkatnya konsentrasi.
Ini berbeda dengan elektrolit kuat, yang meningkat secara signifikan dengan
meningkatnya konsentrasi. Perbedaan ini disebabkan oleh potensial ionisasi elektrolit
kuat yang lebih tinggi, sehingga ion yang dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan
elektrolit lemah dengan potensial ionisasi rendah. Larutan elektrolisis kuat mengalami
proses ionisasi penuh sehingga dihasilkan lebih banyak ion, sedangkan larutan
elektrolisis lemah hanya terionisasi sebagian.