Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Prinsip Percobaan


Jika HCl ditambahkan pada larutan NaAc, maka terjadi
reaksi berikut :
H+ + Cl + Na+ + Ac

HAc + Na+ + Cl

Sebelum titik ekivalen hantaran sedikit naik karena pergantian


Ac oleh Cl (sebenarnya keadaannya lebih kompleks disebabkan
oleh kesetimbangan) :
Ac + H+

HAc

Dan setelah titik ekivalen daya hantar naik dengan jelas karena
penambahan HCl yang tidak bereaksi lagi.
1.2. Tujuan Percobaan
1. Menentukan konsentrasi NaAc dalam cuplikan.
2. Menentukan titik ekivalen titrasi antara Natrium asetat
(CH3COONa)dengan HCl dengan metode konduktometri

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Konduktometri

merupakan

metode

analisis

kimia

berdasarkan dayahantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik


(G)

suatu

larutan

bergantung

pada jenis dan konsentrasi ion di dalam larutan.


Daya hantar listrik berhubungandengan pergerakan suatu
ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya
listrik yang besar.
Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan
(R), sehinggadaya hantar listrik mempunyai satuan ohm -1. Bila
arus listrik dialirkan ke dalamsuatu larutan melalui dua elektroda,
maka daya hantar listrik (G) berbandinglurus dengan luas
permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak
kedua elektroda (I). Jadi,
G=

=K=

di mana k adalah daya hantar jenis dalam satuan ohm-1 cm-1.


Penambahan
elektrolit

lain

suatu

elektrolit

padakondisi-kondisi

kepada

yang

tidak

suatu

larutan

menghasilkan

perubahan volume yang berarti akanmempengaruhi konduktans


(hantaran) larutan. Tergantung apakah ada atau tidak terjadinya
reaksi-reaksi ionic. Jika tidak terjadi reaksi ionic, konduktans
dapatnaik atau turun. Ini adalah prinsip-prinsip yang mendasari
titrasi-titrasikonduktometri yaitu substitusi ion-ion dengan suatu
konduktivitas oleh ion-iondengan konduktivitas lain.
Berdasarkan

kenyataan

bahwa

dari

berbagai

ion-ion

berbeda banyak,titrasi dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengukuran hantaran. Cara inididasarkan pada kenyataan bahwa


selama titrasi ion-ion tertentu digantikan olehion-ion lain dan
karenanya daya hantar total akan berubah. Dalam reaksireaksiyang menyangkut hanya elektrolit-elektrolit kuat, hal ini
mudah dimengerti.Reaksi antara elektrolit lemah lebih sukar. Jika
HCl ditambahkan pada larutan NaAc, maka terjadi reaksi berikut :
H+ + Cl + Na+ + Ac

HAc + Na+ + Cl

Sebelum titik ekivalen hantaran sedikit naik karena pergantian


Ac oleh Cl (sebenarnya keadaannya lebih kompleks disebabkan
oleh kesetimbangan) :
Ac + H+

HAc

Dan setelah titik ekivalen daya hantar naik dengan jelas karena
penambahan HCl yang tidak bereaksi lagi.
Pengukuran konduktivitas dapat pula digunakan untuk
penentuan titik akhir titrasi. Dalam konduktometri diperlukan sel
konduktometrinya, yaitu alatmengukur tahanan sel. Namun
titrasi ini kurang bermanfaat untuk larutandengan konsentrasi
ionik yang terlalu tinggi.
Konduktometri merupakan salah satu cara elektroanalisa,
yang mengukur konduktivitas larutan dengan elektroda khusus.
Konduktivitas berbanding terbalik terbalik tahanan listrik dalam
larutan, yaitu semakin besar tahanan listrik, semakin kecil
konduktivitas.
Konduktivitas mempunyai siemens per cm. konduktivitas
larutan kimia lazimnya berkisar antara 0,1-2000 mili siemens per
cm (ms/cm). kalau dua elektroda direndam dalam larutan yang
mengandung ion-ion, maka akan mengalir arus listrik antara
kedua elektroda tersebut, apabila terdapat beda tegangan listrik
antara kedua elektroda tersebut.

Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke


anoda yang bermuatan positif. Sebagai pembawa arus adalah
ion-ion dalam larutan. Selisih potensial antara kedua elektroda
tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa.
Besarnya arus yang mengalir ditentukan oleh parameterparameter sebagai berikut :

Beda tegangan antara kedua elektroda.


Konsentrasi ion-ion.
Sifat ion seperti besarnya muatan, derajat disosiasi, besarnya
ion, kompleksasi dengan molekul lain dan sebagainya.
Suhu larutan.
Luas permukaan masing-masing elektroda.
Jarak antara katoda dan anoda.
Semakin besar arus makin besar pula konduktivitas K. Luas
permukaan elektroda dan jarak antara katoda dan anoda
merupakan parameter yang tetap, karena parameter-parameter
tersebut bergantung pada rancangan elektroda. Oleh karena itu
setiap elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan
dalam perhitungan konduktivitas (cell constant K/cm).
Pada permukaan elektroda dapat terjadi tegangan lebih
(over voltage) yang tidak sebanding lagi dengan arus dan
konsentrasi ion. Untuk mencegah tegangan lebih tersebut
perbukaan elektroda dilapis dengan lapisan platinum yang halus
dan

aktif.

Pelapisan

elektroda

dengan

platinum

disebut

platinizing.
Parameter
pengukuran

harus

dipertahankan

konduktivitas

adalah

tetap

suhu

sama

larutan.

selama

Sebaiknya

digunakan wadah titrasi yang dindingnya berlapis dua, sehingga


dalam dinding tersebut dapat dialirkan air pada suhu tertentu
dari thermostat.

Konduktometer metrohm mengukur konduktivitas dengan


arus

AC

(alternative

current)

untuk

mencegah

terjadinya

polarisasi lektrida. Oleh karena itu frekuensi dari arus tersebut


perlu diatur sesuai dengan konduktivitas sampel. Terdapat dua
pilihan frekuensi sebagai berikut :

Tombol FREQ tidak ditekan : Frekuensi 2000 Hertz (2 kHz).


Frekuensi tinggi dipakai untuk cuplikan yang mempunyai
konduktivitas yang tinggi (lebih dari 100 S/cm), selain itu
untuk titrasi konduktometri.
Tombol FREQ ditekan : Frekuensi 300 Hertz (300 Hz) untuk
konduktivitas dibawah 1 mS/cm.
Jenis elektroda konduktometri (measurung cell) harus
dipilih sesuai dengan konduktivitas dari cuplikan. Elekttroda yang
mempunyai

tetapan

rendah

sesuai

untuk

pengukuran

konduktivitas yang rendah, sebaliknya elektroda dengan tetapan


tinggi sesuai untuk konduktivitas yang tinggi.
Suhu dikompensasikan secara otomatis dengan sensor Pt100 atau oleh operatornya dengan menekan tombol TEMP, lalu
mengatur suhu cuplikan, serta koefisien suhu cuplikan. Daerah
pengukuran (measuring range) diatur oleh alat secara otomatis,
kecuali bila tombol RANGE ditekan.
Apabila kita ingin membaca harga yang konduktivitas
secara teliti, tetapi harga konduktivitas sering berubah, sehingga
keluar dari daerah yang telah diatur, maka kita menaikkan harga
konduktivitas tersebut hingga berada dipertengahan daerah
pengukuran.
Menurut hukum Ohm I = E/Reaksi; di mana: I = arus dalam
ampere, E = tegangan dalam volt, Reaksi = tahanan dalam ohm.
Hukum di atas berlaku bila difusi dan reaksi elektroda tidak
terjadi. Konduktansi sendiri didefinisikan sebagai kebalikan dari

tahanan sehingga I = EL. Satuan dari hantaran (konduktansi)


adalah mho. Hantaran L suatu larutan berbanding lurus pada
luas permukaan elektroda a, konsentrasi ion persatuan volume
larutan Ci, pada hantaran ekivalen ionik S1, tetapi berbanding
terbalik dengan jarak elektroda d, sehingga:
L = a/d x S Ci S1
Tanda S menyatakan bahwa sumbangan berbagai ion terhadap
konduktansi bersifat aditif. Karena a, dan d dalam satuan cm,
maka

konsentrasi

tentunya

dalam ml.

Bila

konsentrasi

dinyatakan dalam normalitas, maka harus dikalikan faktor 1000.


nilai d/a = S merupakan faktor geometri selnya dan nilainya
konstan untuk suatu sel tertentu sehingga disebut tetapan sel.
Untuk mengukur konduktivitas suatu larutan, larutan ditaruh
dalam sebuah sel, yang tetapan selnya telah ditetapkan dengan
kalibrasi dengan suatu larutan yang konduktivitasnya diketahui
dengan tepat, misal, suatu larutan kalium klorida standar. Sel
ditaruh dalam satu lengan dari rangkaian jembatan Wheatstone
dan resistansnya diukur. Pengaliran arus melalui larutan suatu
elektrolit

dapat

menghasilkan

perubahan-perubahan

dalam

komposisi larutan di dekat sekali dengan lektrode-elektrode,


begitulah

potensial-potensial

dapat

timbul

pada

elektrode-

elektrode, dengan akibat terbawanya sesatan-sesatan serius


dalam pengukuran-pengukuran konduktivitas, kecuali kalau efekefek polarisasi demikian dapat dikurangi sampai proporsi yang
terabaikan
Daya hantar ekivalen (^) akan sama dengan daya hantar
listrik (G) bila 1 gram ekivalen larutan terdapat di antara dua
elektroda dengan jarak 1 cm.^ = 1000k/C Daya hantar ekivalen
pada larutan encer diberi simbol yang harganya tertentu untuk
setiap ion. Pengukuran Daya Hantar Listrik. Pengukuran daya

hantar memerlukan sumber listrik, sel untuk menyimpan larutan


dan jembatan (rangkaian elektronik) untuk mengukur tahanan
larutan.
Konduktivitas

suatu

larutan

elektrolit,

pada

setiap

temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada, dan


konsentrasi

ion-ion

tersebut.

Bila

larutan

suatu

elektrolit

diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion


berada per cm3 larutan untuk membawa arus. Jika semua larutan
itu ditaruh antara dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama
lain

dan

cukup

besar

untuk

mencakup

seluruh

larutan,

konduktans akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian


besar disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk
elektrolit-elektrolit kuat dan oleh kenaikan derajat disosiasi untuk
elektrolit-elektrolit lemah.
Penambahan

suatu

elektrolit

kepada

suatu

larutan

elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tak menghasilkan


perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi konduktans
(hantaran) larutan, tergantung apakah ada tidaknya terjadi
reaksi-reaksi ionik. Jika tak terjadi reaksi ionik, seperti pada
penambahan satu garam sederhana kepada garam sederhana
lain (misal, kalium klorida kepada natrium nitrat), konduktans
hanya

akan

naik

semata-mata.

Jika

terjadi

reaksi

ionik,

konduktans dapat naik atau turn; begitulah pada penambahan


suatu basa kepada suatu asam kuat, hantaran turun disebabkan
oleh penggantian ion hidrogen yang konduktivitasnya tinggi oleh
kation lain yang konduktivitasnya lebih rendah. Ini adalah prinsip
yang mendasari titrasi-titrasi konduktometri yaitu, substitusi ionion dengan suatu konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas
yang lain.

Biasanya
sedangkan

konduktometri

konduktansi

merupakan

bukanlah

prosedur

titrasi,

titrasi.

Metode

prosedur

konduktansi dapat digunakan untuk mengikuti reaksi titrasi jika


perbedaan

antara

konduktansi

cukup

besar

sebelum

dan

sesudah penambahan reagen. Tetapan sel harus diketahui.


Berarti selama pengukuran yang berturut-turut jarak elektroda
harus tetap. Hantaran sebanding dengan konsentrasi larutan
pada temperatur tetap, tetapi pengenceran akan menyebabkan
hantarannya

tidak

berfungsi

secara

linear

lagi

dengan

konsentrasi. Hendaknya diperhatikan pentingnya pengendalian


temperatur

dalam

pengukuran-pengukuran

konduktans.

Sementara penggunaan termostat tidaklah sangat penting dalam


titrasi konduktometri, kekonstanan dalam temperatur dituntut,
tetapi biasanya kita hanya perlu menaruh sel konduktivitas itu
dalam bejana besar penuh air pada temperatur laboratorium.
Penambahan relatif (dari) konduktivitas larutan selama reaksi
dan pada penambahan reagensia dengan berlebih, sangat
menentukan ketepatan titrasi; pada kondisi optimum kira-kira 0,5
persen. Elektrolit asing dalam jumlah besar, yang tak ambil
bagian

dalam

reaksi,

tak

boleh

ada,

karena

zat-zat

ini

mempunyai efek yang besar sekali pada ketepatan. Akibatnya,


metode konduktometri memiliki aplikasi yang jauh lebih terbatas
ketimbang

prosedur-prosedur

visual,

potensiometri

ataupun

amperometri.
Titrasi konduktometri sangat sesuai untuk asam atau basa
lemah, karena penggunaan potensiograph/titroprocessor dengan
elektroda kaca menghasilkan titik akhir yang kurang jelas.
Namun titrasi konduktometri

tidak dapat dilakukan dalam

cuplikan yang mengandung konsentrasi ion lain yang tinggi,


karena titik akhir menjadi kurang tajam. Titrasi konduktometri

sangat

berguna

untuk

melakukan

titrasi

pengendapan.

Keuntungan titrasi konduktometri adalah grafik titrasi seluruhnya


digunakan untuk menentukan titik akhir sedangkan pada kurva
titrasi potensiometri titik akhir ditentukan dari bentuk grafik
dekat titik akhir saja. Kepekaan cara konduktometri jauh lebih
baik. Titrasi konduktometri masih memberi titik akhir yang jelas
untuk

asam

atau

basa

lemah

dalam

konsentrasi

encer,

sedangkan dengan potensiometri titik akhir tidak jelas lagi.


1. Larutan Elektrolit Kuat
Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya
hantar arus listrik, karena zat terlarut yang berada didalam
pelarut (biasanya air), seluruhnya dapat berubah menjadi ion-ion
dengan harga derajat ionisasi adalah satu ( = 1). Yang
tergolong

elektrolit

kuat

adalah:

Asam kuat, : HCl, HClO3, HClO4, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.


Basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah:
NaOH,

KOH,

Ca(OH)2,

Mg(OH)2,

Ba(OH)2

dan

lain-lain.

Garam-garam yang mempunyai kelarutan tinggi, : NaCl, KCl, KI,


Al2(SO4)3 dan lain-lain.
2. Larutan Elektrolit Lemah
Larutan

elektrolit

lemah

adalah

larutan

yang

mampu

menghantarkan arus listrik dengan daya yang lemah, dengan


harga derajat ionisasi lebih dari nol tetapi kurang dari satu (0 <
< 1). Yang tergolong elektrolit lemah adalah:
Asam lemah: CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain.
Basa lemah: NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain.
Garam-garam yang sukar larut, : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain.

Pemeliharaan Elektroda
Elektroda yang kering sebelum dipakai direndam sebentar
dalam etanol lalu dibilas dengan air. Sehabis dipakai elektroda
dibilas lagi dengan air lalu disimpan lagi dalam air. Elektroda
yang akan disimpan untuk jangka waktu yang panjang harus
dikeringkan lalu disimpan kering. Sekali-sekali elektroda perlu
dilapis

ulang

dengan

platinum

(platinizing)

sesuai

dingin

procedure dalam manual.


Secara

berkala

dan

sehabis

setiap

kali

platinizing

elektroda perlu dikalibrasi ulang dengan larutan kalibrasi yang


telah

disediakan

kalibrasi

KCl.

oleh

metrohm,

lasimnya

Tetapan

elektroda

distel

dengan

pada

1,0

larutan
x

di

konduktometer, lalu koefisien suhu 2,0 untuk KCl 1 mol/liter.

10

BAB III
METODE PERCOBAAN
3.1. Alat Dan Bahan
3.1.1.

Alat yang dipergunakan :

a. Buret 50 mL

g. Konduktometer

b. Statif + klem buret

h. Pengaduk magnet

c. Erlenmeyer 250 mL

i. Spatula

d. Gelas ukur 10, 25 mL

j. Pipet tetes

e. Gelas kimia 250 mL

k. Botol semprot

f. Kaca arloji
3.1.2.

Bahan yang dipergunakan :

1. Natrium asetat 0,01M


2. HCl 0,01M
3. Asam asetat
3.2. Diagram Alir
SEL HANTARAN
Masukan 100 ml larutan NaAC ke sel
hantaran

Isi buret dengan larutan


HCl
11

Hubungkan dengan sel hantaran dan mulai


pengadukan
Tambahkan 20 ml HCl setiap pengadukan (per 2
ml)
Tentukan titik
Hitung daya
Hitung konsentrasi
ekivalen
hantar
NaAC
3.3. Cara Kerja
HASIL
1. Tempatkan bejana titrasi dengan sel hantaran yang telah
dibilas dengan aquades dalam sebuah bejana besar yang
berisi aquades pada temperatur laboratorium. Bejana ini
ditempatkan diatas pengaduk magnet.
2. Masukkan 100 mL larutan cuplikan yang mengandung NaAc
( 0,01M) ke dalam sel dengan menggunakan pipet.
3. Isi buret dengan larutan HCl standar ( 0,010M), tempatkan
buret ini sedemikian rupa sehingga ujung buret kira-kira 1 cm
diatas permukaan larutan cuplikan.
4. Hubungkan sel dengan pengukuran hantaran dan pengadukan
dimulai.
5. Tambahkan larutan HCl standar hingga volume total HCl yang
ditambahkan 20 mL. Setelah setiap penambahan, ukur daya
hantar dan tabelkan volume HCl yang ditambahkan dengan
hasil pengukuran daya hantarnya.
6. Hitung daya hantar yang dikoreksi terhadap perubahan
volume dan buat grafik hubungan antara volume HCl yang
ditambahkan (v) terhadap daya hantar.
7. Tentukan titik ekivalen dengan cara ekstrapolasi.
8. Hitung konsentrasi NaAc dalam cuplikan.
Penetapan Campuran HCl Dan HAc
Saudara diberi campuran HCl dan asam asetat yang
konsentrasinya tidak diketahui. Buat rencana untuk penetapan
ini, periksakan dan diskusikan dengan asisten dan kerjakan.
12

Laporan harus mengandung prosedur, pengukuran, perhitungan


konsentrasi, grafik dan terakhir konsentrasi HCl dan HAc dalam
cuplikan (larutan yang diberikan).

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Percobaan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21

Perlakuan

Larutan
cuplikan NaAsetat 0.001
M 100 ml

Penambahan

Daya

Daya

HCl 0.01 M

Hantar

Hantar

(ml)
0 ml
1 ml
2 ml
3 ml
4 ml
5 ml
6 ml
7 ml
8 ml
9 ml
10 ml
11 ml
12 ml
13 ml
14 ml
15 ml
16 ml
17 ml
18 ml
19 ml
20 ml

(ms/m)
04,4
04,2
04,6
04,5
04,5
04,5
04,5
04,2
04,3
04,5
04,4
04,5
04,7
04,6
04,5
04,6
04,6
04,6
04,6
04,7
04,6

(S/cm)
440
420
460
450
450
450
450
420
430
450
440
450
470
460
450
460
460
460
460
470
460

13

N
o
1
2
3
4
5

Perlakuan

Penambahan

Daya

Daya

HCl 0.01 M

Hantar

Hantar

(ml)
0 ml
1 ml
2 ml
3 ml
4 ml

(S/m)
04,4
04,4
04,5
04,4
04,5

(S/cm)
440
440
450
440
450

Na- asetat
0.01 M 100
ml

4.2. Pembahasan
Nama

: Fajar Sidik

Nim : 3212131003
Konduktivitas
temperatur

suatu

bergantung

larutan
pada

elektrolit

ion-ion

yang

pada

setiap

ada

dalam

konsentrasinya. Dalam percobaan ini mula-mula membilas sel


konduktansi dengan akuades agar alat yang digunakan ini bebas
dari ion-ionnya yang mengganggu (pengatur) ysng melekat pada
dindingnya. Melakukan pengadukan dengan pengaduk magnetik
supaya dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar listrik
sehingga ionnya dapat tersebar merata. Titrasi konduktometri
dilakukan dengan menggunakan alat konduktometer untuk
mempermudah dalam pengukuran konduktansi suatu larutan.
Titrasi

konduktometri

merupakan

metode

analisa

kuantitatif yang didasarkan pada perbedaan harga konduktansi


masing-masing

ion.

Dalam

konduktometri

diperlukan

sel

konduktometrinya, yaitu alat mengukur tahanan sel. Namun


titrasi ini kurang bermanfaat untuk larutan dengan konsentrasi
ionik yang terlalu tinggi (Muizliana, 2010).
Konduktometri

merupakan

metode

analisis

kimia

berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik

14

(G) suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion di


dalam

larutan.

Daya

hantar

listrik

berhubungan

dengan

pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak


mempunyai daya hantar listrik yang besar. Daya hantar listrik (G)
merupakan kebalikan dari tahanan , sehingga daya hantar
listrik mempunyai satuan ohm-1. Bila arus listrik dialirkan ke
dalam suatu larutan melalui dua electrode, maka daya hantar
listrik (G) berbanding lurus dengan luas bidang luas bidang
electrode, maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus dengan
luas bidang electrode (A) dan berbanding terbalik dengan jarak
kedua electrode (l).
Nama

: Cindi R

Nim : 3212131008
Penambahan

suatu

elektrolit

kepada

suatu

larutan

elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tidak menghasilkan


perubahan volume yang berarti akanmempengaruhi konduktans
(hantaran) larutan. Tergantung apakah ada atau tidak terjadinya
reaksi-reaksi ionic. Jika tidak terjadi reaksi ionic, konduktansdapat
naik atau turun. Ini adalah prinsip-prinsip yang mendasari titrasititrasikonduktometri
konduktivitas

yaitu

oleh

lain.Konduktivitas

suatu

temperatur bergantung

substitusi
ion-ion

dengan

dengan

larutan
pada

ion-ion
elektrolit

ion-ion

suatu

konduktivitas
pada

setiap

ada

dalam

yang

konsentrasinya. Dalam percobaan ini mula-mula membilas sel


konduktansi dengan akuades agar alat yang digunakan ini bebas
dari ion-ionnya yang mengganggu (pengatur) yang melekat pada
dindingnya.

Melakukan

magnetik supaya

dapat

pengadukan
mengoptimalkan

dengan

pengaduk

kemampuan

daya

hantar listrik sehingga ionnyadapat tersebar merata.

15

Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor


(elektroda)
rangsang

dimasukkan
dari

suatu

ke

dalam

ion-ion

yang

larutan

akan

menyentuh

menerima
permukaan

konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan sebagai outputnya


berupa angka konduktansi. Semakin banyak konsentrasi suatu
ion dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya
karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh
konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin
besar nilai daya hantarnya, hal ini karena saat suatu partikel
berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka
pertikel tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan
energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu
partikel semakin tinggi (gerakan molekil semakin cepat).
Nama

: Santi S

Nim : 3212131012
Penambahan

suatu

elektrolit

kepada

suatu

larutan

elektrolit lain pada kondisi-kondisi yang tidak menghasilkan


perubahan volume yang berarti akan mempengaruhi konduktansi
(hantaran) larutan. Tergantung apakah ada atautidak terjadinya
reaksi-reaksi ionik. Jika tidak terjadi reaksi ionik, konduktansi
dapat naik atau turun. Ini adalah prinsip-prinsip yang mendasari
titrasi-titrasikonduktometri yaitu substitusi ion-ion dengan suatu
konduktivitas oleh ion-ion dengan konduktivitas lain.
Pengukuran konduktivitas dapat pula digunakan untuk pen
entuan titik akhir titrasi. Dalam konduktometri diperlukan sel
konduktometrinya, yaitu alatmengukur tahanan sel. Namun
titrasi ini kurang bermanfaat untuk larutandengan konsentrasi
ionik yang terlalu tinggi.

16

Konduktivitas

suatu

temperatur bergantung

larutan

pada

elektrolit

ion-ion

pada

setiap

ada

dalam

yang

konsentrasinya. Dalam percobaan ini mula-mula membilas sel


konduktansi dengan akuades agar alat yang digunakan ini bebas
dari ion-ionnya yang mengganggu (pengatur) yang melekat pada
dindingnya.

Melakukan

magnetik supaya

dapat

pengadukan

dengan

mengoptimalkan

pengaduk

kemampuan

daya

hantar listrik sehingga ion nya dapat tersebar merata.

Nama

: Heri S

Nim : 3212131017
Pengukuran konduktivitas dapat pula digunakan untuk pen
entuan titk akhir titrasi. Dalam konduktometri diperlukan sel
konduktometrinya, yaitu alatmengukur tahanan sel. Namun
titrasi ini kurang bermanfaat untuk larutandengan konsentrasi
ionik yang terlalu tinggi.
Kemudian melakukan titrasi larutan Na-asetat (garam asam
lemah) dengan larutan HCl (asam kuat). Tujuan dari titrasi ini
adalah untuk mengetahui nilai konduktansinya. Titrasi ini akan
membuat suatu penggeseran anion dari asam lemah digantikan
oleh anionnya. Ketika proses titrasi dilakukan, penambahan HCl
sangat berpengaruh.
Pada awal titrasi, ion klorida mempunyai konduktansi yang
lebih besar daripada ion asetat. Hal inilah yang menyebabkan
terjadinya kenaikan konduktansi. Selain itu, bisa juga disebabkan
adanya pergantian ion natrium (Na+) oleh atom H+ dari HCl
yang

memiliki

nilai

konduktivitas

lebih

tinggi.

17

Reaksi yang terjadi saat natrium asetat ditambah dengan HCl


adalah sebagai berikut:
HCl + CH3COONa

CH3COOH + NaCl

Nilai konduktans menurun seiring bertambahnya volume titran.


Pengamatan dilakukan setiap bertambahnya 1 ml larutan HCl
pada buret. Pembentukan NaCl ini yang menurunkan titrasi ini,
kemudian terjadi pergantian Masuknya H+ menggantikan Na+
akan menyebabkan kenaikan konduktansi.
CH3COO- + H+ CH3COOH
Titrasi ini akan membuat suatu penggeseran anion dari asam
lemah digantikan oleh anionnya. Ketika proses titrasi dilakukan,
penambahan HCl sangat berpengaruh. Dari grafik hubungan
antara volume HCl dan konduktansi terlihat bahwa konduktansi
mula-mula naik perlahan lalu naik lebih tajam lagi dengan
penambahan asam kuat namun menurun kembali, hal ini di
sebabkan karena kemungkinan adanya kesalahan dari alat yang
digunakan.
Nama

: Indah H

Nim : 3212131021
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya
hantar listrik suatu larutan. Konduktivitas suatu larutan elektrolit
bergantung pada ion-ion yang ada dalam konsentrasinya. Pada
percobaan ini, sel konduktansi dibilas dengan aquades agar alat
yang digunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta
untuk

menetralkan

alat

sehingga

tidak

dipengaruhi

oleh

pengukuran sebelumnya.
Dari hasil pengamatan saat melakukan titrasi, dapat dibuat
suatu grafik. Jika suatu elektrolit ditambahkan ke dalam elektrolit
lain, maka akan menghasilkan perubahan volume yang berarti
akan mempengaruhi hantaran larutan tersebut, tergantung ada

18

dan tidaknya reaksi ionik. Jika terjadi reaksi ionik, maka


konduktansi (hantaran) dapat naik maupun turun. Konduktivitas
suatu larutan elektrolit, pada setiap temperatur bergantung pada
ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut. Jika suatu
larutan diencerkan, nilai konduktivitas larutan tersebut akan
turun karena lebih sedikit ion yang berbeda per cm 3 larutan
untuk membawa arus. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya
efek-efek ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat, sedangkan untuk
elektrolit lemah hal itu akibat naiknya derajat disosiasi.
Penambahan titran dalam praktikum dilakukan secara
bertahap menggunakan dosimat Setiap penambahan 1 mL titran
dilakukan pencatatan konduktansi larutan tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembuatan grafik
titrasi.

Setelah

penambahan

titran

larutan

dihomogenkan

menggunakan stirer magnetik. Hal tersebut dilakukan untuk


mempercepat terjadinya reaksi pada larutan sehingga semua
titran

yang

ditambahkan

benar-benar sudah

bereaksi dan

konduktansinya yang terukur sudah representatif atau mewakili


konduktansi disetiap bagian larutan. Selanjutnya elektroda dari
konduktometer

dicelupkan

ke

dalam

larutan

dan

terukur

konduktansinya. Elektroda tersebut dibersihkan dengan akuades


dari sisa larutan pada pengukuran sebelumnya.
Namun dalam percobaan didapatkan hasil grafik yang naik
dan menurun (tidak stabil). Sebaiknya lebih teliti dan hati-hati
dalam melakukan percobaan agar diperoleh hasil yang maksimal.
Percobaan ini merupakan konduktansi terjadi pada asam kuat
dengan

basa

kuat.

Pada

saat

titik

ekivalen

terlampau,

seharusnya kurva konduktansinya nanti akan naik dengan cepat.


Terlihat pada grafik dbawah ini.

19

Menurut
dilakukan

Wahyudi

jika

kemiringan

(2009),

Titrasi

titik

ekivalen

disekitar

kurva

DHL

konduktometri
terjadi

membentuk sebuah

bisa

perubahan

sudut.

Semakin

runcing sudut yang terbentuk, titrasi konduktometri semakin


baik.
Dan pada percobaan ini tidak dapat dihitung daya hantar
listrik karena tidak adanya hasil pada saat kalibrasi (Alat tidak
dikalibrasi) sehingga tidak dapat menentukan nilai K pada
perhitungan, begitupun pada grafik tidak dapat di tentukan titik
ekuivalennya karena kurva tidak ditemukan garis linear atau titik
ekstrapolasinya, karena dari hasil percobaan kurva yang didapat
naik turun tidak stabil.
Nama

: Teza R

Nim : 3212131025
Aliran

listrik

melalui

suatu

konduktor

(penghantar)

melibatkan perpindahan elektron dari potensial negatif yang


tinggi ke potensial lainnya yang lebih rendah. Dalam penghantar
elektronik, seperti padatan dan lelehan logam, penghantaran
berlangsung melalui perpindahan elektron langsung melalui
penghantar

dengan

pengaruh

dari

potensial

yang

di

terapkan. Dalam hal ini atom-atom penyusun penghantar tidak

20

terlibat dalam proses tersebut. Akan tetapi pada penghantar


elektrolitik, yang mencakup larutan elektrolit dan lelehan garamgaram, penghantaran berlangsung melalui perpindahan ion-ion
baik positif maupun negatif menuju elektroda-elektroda.
Mekanisme elektrolisis bahwa elektron masuk dan keluar
dari larutan terjadi melalui perubahan kimia pada elektrodaelektrodanya. Na- Asetat berfungsi sebagai larutan penyangga
pada PH agar tidak terjadi perubahan PH secara drastis.

Dari hasil praktikum ini pada penambahan HCl 2 ml


terlihat nilai konduktufitas menurun drastis dan naik kembali
pada volume 4 ml, selanjutnya stabil hingga penambahan 7 ml,
dan turun drastis kembali pada volume 8 ml, dst.
Pada percobaan masih ada penyimpangan yang cukup
mempengaruhi pada hasil konduktifitas. Adapun penyebab
terjadinya penyimpangan ini disebabkan antara lain:
1. Praktikan kurang terampil dalam mengukur volume dengan
menggunakan pipet.
2. Kesalahan dalam melakukan pengenceran.
3. Alat konduktometri yang tidak terkalibrasi.
DAFTAR PUSTAKA

21

Basset, dkk., 1994, Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif


Anorganik, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, hal 909.
Bhagwan,

P.,

2005,

Handbook

Of

Chemical

Analysis,

Internationa Scientific Publishing Academy, New Delhi, hal


290.
Chang, R., 2003, Kimia Dasar: Konsep-Konsep Inti, Jilid 2, Edisi
Ketiga,

(diterjemahkan

oleh:

Achmadi,

S.

S.),

Penerbit

Erlangga, Jakarta, Hal 145.


Khopkhar, S. M., 1998, Basic Concepts Of Analytical Chemistry,
New Age International Limited Publisher, New Delhi, Hal 303.
Nair, A. J., 2007, Principle of Biotechnology, Laxmi Publications,
New Delhi, Hal 265.
Pudjaatmaka, H., 1999, Kamus Kimia, Balai Pustaka, Jakarta, Hal
414.

22

LAMPIRAN 1
FOTO
No

Perlakuan

Hasil

Tempatkan bejana titrasi dengan sel


diatas pengaduk magnet.

Masukkan 100 mL larutan cuplikan yang


2

mengandung NaAc ( 0,01M) ke dalam


sel dengan menggunakan pipet.

Isi buret dengan larutan HCl standar (


3

0,010M), tempatkan buret ini sedemikian


rupa sehingga ujung buret kira-kira 1 cm
diatas permukaan larutan cuplikan.

Tambahkan larutan HCl standar hingga


4

volume total HCl yang ditambahkan 20


mL.

Ukur daya hantar dan tabelkan volume


5.

HCl yang ditambahkan dengan hasil


pengukuran daya hantarnya.

LAMPIRAN 2

23

GRAFIK

24

Anda mungkin juga menyukai