vs V ;
vs V ;
vs V
H. Pembahasan
Pada penentuan titik akhir asam-basa dengan metode konduktometri tidak
digunakan indikator karena dalam titrasi konduktometri hanya mengukur daya hantar
larutan. Jadi dalam titrasi konduktometri ini kita tidak perlu mencari titik ekivalen
dengan melihat adanya perubahan warna, dikarenakan titik ekivalen dapat diamati
dengan mudah melalui grafik antara volume titran yang ditambahkan dan besarnya
konduktansi suatu larutan hasil titrasi tersebut.
Prinsip metode ini adalah ion-ion yang berada dalam larutan, sehingga biasanya
Larutan yang diukur konduktivitasnya adalah larutan elektrolit karena larutan tersebut
dapat menghasilkan ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. Titrasi
konduktometri dilakukan dengan menggunakan alat konduktometer untuk
mempermudah dalam pengukuran konduktansi suatu larutan. Prinsip kerja
konduktometer adalah bagian konduktor (elektroda) dimasukkan ke dalam larutan akan
menerima rangsang dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu
hasilnya akan diproses dan sebagai outputnya berupa angka konduktansi. Semakin
banyak konsentrasi suatu ion dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya
karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin
tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena saat
suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel
tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah
energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan molekil semakin
cepat).
Pada percobaan ini, dilakukan penentuan titik ekuivalen antara larutan HCl dan
larutan NaOH dimana kedua larutan ini, merupakan penghantar listrik yang baik. Pada
praktikum kali ini HCl sebagai titran sedangkan NaOH sebagai titer. Dalam titrasi
konduktometri penentuan daya hantar listrik sangat berhubungan dengan konsentrasi dan
temperatur dari larutan yang akan ditentukan daya hantar listriknya. Sehingga kita harus
menjaga temperature larutan NaOH agar berada dalam keadaan konstan, sehingga kita
dapat memebedakan perbedaan dari daya hantar larutan berdasarkan perbedaan
konsentrasi dari larutan tersebut. Ketika dipanaskan atau diberikan kenaikan suhu maka
gerakan dari ion-ion dalam larutan akan semakin acak sehingga kemampuan untuk
menghantarkan elektron atau listrik akan semakin meningkat. Hal ini berati
konduktansinya meningkat. Begitu sebaliknya jika suhu diturunkan. Semakin besar
konsentrasi maka semakin banyak jumlah ion-ion yang berada dalam larutan akibatnya
kemungkinan menghantarkan listrik akan semakin meningkat. Ketika konsentrasi
diturunkan maka jumlah ion dalam satuan volume pelarut akan menurun sehingga
konduktansi akan menurun juga.
25 mL NaOH dimasukkan kedalam labu erlenmeyer 250 ml kemudian diukur nilai
konduktans nya dan didapat 29,7. Kemudian Larutan NaOH dititrasi dengan HCl
sebanyak 5 mL kemudian diaduk dengan magnetic stirrer selama 1 menit. Proses
pengadukan dilakukan dengan magnetik stirrer. Hal ini dilakukan agar dapat
mengoptimalkan kemampuan daya hantar listrik sehingga ionnya dapat menyebar
merata. Penambahan titran dalam praktikum dilakukan secara bertahap dan dilakukan
pencatatan konduktansi larutan tersebut. Diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut
V HCl
0 29.7
5 23.5
10 18.5
15 14.7
20 11.7
22 10.5
24 9.5
25 9.2
25.2 9.1
25.4 9.1
25.6 9.1
25.8 9
26 8.9
26.5 8.9
27 8.9
28 8.9
30 9.5
35 13
40 16.3
Kemudian dari data diatas diperoleh grafik 1 sebagai berikut :
Diperoleh juga grafik grafik sebagai berikut :
Grafik 2 Volume HCl vs /V
Grafik 3 volume HCl vs V/
y = -0.4399x + 22.61
R = 0.5347
0
5
10
15
20
25
30
35
0 10 20 30 40 50
v HCl
v HCl vS
Linear ()
y = 0.0269x - 0.9187
R = 0.3165
-1.5
-1
-0.5
0
0.5
1
0 10 20 30 40 50
V
v HCl
Volume HCl vs /V
/V
Linear (/V)
y = -0.0109x - 0.6759
R = 0.0037
-6
-4
-2
0
2
4
0 10 20 30 40 50
V
/
V HCl
volume HCl vs V/
V/
Linear (V/)
Grafik 4 Volume HCl vs
2
/V
2
Pada titrasi NaOH dan HCl diperoleh grafik 1 yang berbentuk huruf V. Hantaran awal dari
analit sangat besar nilainya, hal ini dikarenakan oleh sifat dari NaOH yang merupakan basa
kuat yang akan terurai seutuhnya didalam larutan. Oleh karenanya, nilai hantaran saat titrasi
belum dimulai sangatlah besar. Selanjutnya saat penambahan HCl kedalam analit, nilai
hantaran yang terbaca berkurang. Hal ini diakibatkan oleh adanya ion H
+
dari titran HCl yang
masuk kedalam larutan sampel disertai dengan berkurangnya ion OH
-
dari NaOH akibat
reaksi dengan ion H
+
membentuk H
2
O. Reaksinya sebagai berikut :
HCl
(aq)
+ NaOH
(aq)
NaCl
(aq)
+ H
2
O
(l)
Oleh karena itu, setiap dilakukan penambahan titran HCl ke dalam analit, diperoleh nilai
hantaran yang semakin kecil. Pada pertengahan kurva, terlihat adanya perbedaan gradien
yang signifikan dari sebelumnya. Titik dimana gradien kurva berubah secara drastis inilah
yang menunjukkan titik ekivalen titrasi.
Oleh karena adanya penggantian ion Na
+
oleh ion H
+
, maka nilai hantaran larutan pun naik.
Hal ini mengindikasikan bahwa konduktansi dari ion H
+
lebih besar dibanding konduktansi
ion Na
+
. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa jika muatan suatu ion sama,
ukuran dari ion tersebut menentukan besarnya konduktansi (daya hantar) ion tersebut. Oleh
karena ion H
+
dan ion Na
+
sama-sama bermuatan +1, dan ukuran ion H
+
lebih kecil dibanding
ion Na
+
, maka konduktansi ion H
+
akan bernilai lebih besar dibanding konduktansi Na
+
.
y = -0.0191x + 0.551
R = 0.2712
-0.5
0
0.5
1
1.5
2
0 20 40 60
V
2
Volume HCl
Volume HCl vs
2
/V
2
2/V2
Linear (2/V2)
Berdasarkan grafik diatas diperoleh volume ekivalen sebesar 28 mL sehingga diperoleh
normalitas dari NaOH sebesar 0,112 N dengan perhitungan sebagai berikut :
Ekivalen NaOH = ekivalen HCl
V NaOH x N NaOH = V HCl x N HCl
N NaOH x 25 = 28 x 0,1 N
N NaOH = 0,112 N
Berdasarkan volume NaOH tersebut dapat pula diukur massa dari NaOH dengan
perhitungan sebagai berikut :
Mg NaOH = N NaOH x V NaOH x Mr NaOH x n
= 0,112 N x 25.10
-3
L x 39,997 gr/mol x 1
= 111,99188 . 10
-3
gram
= 111,99188 mg
I. Kesimpulan
Berdasarkan titrasi asam-basa metode konduktometri dengan larutan HCl dan NaOH
diperoleh volume ekivalen sebesar 28 mL. Sehingga diperoleh konsentrasi dari NaOH
sebesar 0,112 N dengan massa NaOH sebesar 111,99188 mg.
J. Daftar Pustaka
Ahmad, Hiskia. 2001. Kimia Larutan. Bandung : PT. Cipta Aditya Bakti.
Khopkar, S.M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI-Press.
Muizliana, Choir. 2010. Percobaan 5
Konduktometri.Http://choalialmu89.blogspot.com/2010/10/percobaan5konduktom
etri.html diakses pada 27 April 2014.
Scribd. 2010. Sekilas Tentang Konduktometri.
Http://www.scribd.com/doc/5006057/konduktometri diakses pada 26 Desember
2010.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganuik Kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.
Tim Dosen Kimia Analitik. 2014.Metode Elektro Analitik. Surabaya : Laboratorium
Kimia, FMIPA, UNESA.