RI
Konduktometri
1
Konduktometri adalah salah satu
metoda analisa kimia kuantitatif
berdasarkan daya hantar listrik.
Titrasi konduktometri
merupakan metode
untuk menganalisa larutan
Biasanya konduktometri
merupakan prosedur titrasi.
Sedangkan konduktometri
Bukanlah prosedur titrasi.
ELEKTROLIT NON-ELEKTROLIT
Titrasi konduktometri terbatas
Sedangkan untuk larutan non
kedalam larutan elektrolit saja.
elektrolit tidak dapat
Titrasi konduktometri
menggunakan titrasi
sangat berhubungan dengan
konduktometri. Arus listrik
daya hantar listrik, jadi
ini tidak akan bisa
berhubungan dengan adanya
melewati larutan yang tidak
ion – ion dalam larutan yang
terdapat ion – ion, sehingga
berperan
larutan non elektrolit tidak bisa
untuk menghantarkan arus
menghantarkan arus listrik.
listrik dalam larutan.
Konduktivitas suatu larutan
Konduktivitas adalah kemampuan suatu bahan (larutan, gas, atau logam)
untuk menghantarkan arus listrik
Elektroda
(Beda tegangan)
Larutan
Aliran listrik pada elektrolit
Arus mengalir dari katoda yang
bermuatan negative ke anoda yang
bermuatan positif.
Rumus
I
G = l/R = k (A / l) k*A
G R I
Elektroda kering direndam
sebentar dalam etanol lalu dibilas air.
sehabis dipakai dibilas lagi
dengan air lalu disimpan lagi dalam air
Elektroda disimpan jangka waktu Cara berkala dan sehabis setiap kali
panjang harus dikeringkan lalu disimpan platinizing elektroda dikalibrasi ulang
kering. Sekali-kali elektroda dilapis dengan larutan kalibrasi disediakan oleh
ulang oleh platinum. Pemeliharaan metrohm. Lazimnya dengan larutan
elektroda kalibrasi KCL
RANGKAIAN KONDUKTOMETER
KOMPONEN KONDUKTOMETER
Sumber listrik
Sumber listrik menggunakan arus bolak balik (AC).
Frekuensinya sekitar 1000 Hz. Sumber listrik jenis ini
akan memicu munculnya hantaran arus listrik melalui
larutan sebagai akibat adanya pergerakan ion dari analit.
Sel
1 A
G k
R l
dimana:
G: daya hantar listrik (siemens atau -1)
R: hambatan ()
K: daya hantar jenis ( -1.cm-1)
A: luas penampang elektroda
l: jarak kedua elektroda
Daya Hantar Ekivalen
atau
Sehingga
Larutan Elektrolit dan Non elektrolit
Berdasarkan sifat daya hantar listriknya, larutan dibagi menjadi dua yaitu:
1. Larutan elektrolit: Larutan yang mampu menghantarkan listrik karena
memiliki ion-ion yang bergerak bebas di dalam larutan yang nantinya
akan menjadi penghantar. Larutan elektrolit dibagi menjadi dua yakni:
a. Larutan elektrolit kuat: larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan baik karena zat terlarut terurai sempurna.
Contoh: asam kuat (HCl, H2SO4, H3PO4, HNO3, HF); basa kuat (NaOH,
Ca(OH)2, Mg(OH)2, Li(OH)2), garam NaCl.
b. Larutan elektrolit lemah: larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik dengan lemah karena zat terlarut terurai sebagian.
Contoh: asam lemah (CH3COOH, HCN, H3PO4), basa lemah {Al(OH)3,
NH4OH}, garam NH4CN.
2. Larutan non elektrolit: Larutan yang tidak mampu menghantarkan
listrik.
Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non elektrolit
Larutan Elektrolit Larutan non elektrolit
Dapat menghantarkan listrik Tidak dapat menghantarkan listrik
Zat terlarut dapat terionisasi Zat terlarut tidak dapat terionisasi
Derajat ionisasi α = 1 atau 0<α<1 Derajat ionisasi α = 0
Lampu dapat menyala terang atau Lampu tidak menyala dan tidak ada
redup dan ada gelembung gas gelembung gas
Contoh: NaCl, CH3COOH, H2SO4 Contoh: C2H5OH, C6H12O6,
CO(NH2)2
Faktor-faktor yang mempengaruhi Konduktivitas
c. Efek Relaksasi, apabila salah satu ion ditarik oleh ion dengan
muatan yang berlawanan di belakang ion tersebut untuk
menjauhi kutub, sehingga menghambat mobilitas ionik.
Titrasi Konduktometri