Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

“Akhlak Madzmumah”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Akhlak Muamalah

Disusun Oleh :

1. Erma Yunita S 17130210212

2. Nabela Patu Milena R 17130210231

3. Adhi Kurniawan 17130210253

Kelas Manajemen 5-A5

Dosen Pengampu :

Gilang Cahya Irawan, MPd.I

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM KADIRI
TAHUN 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah
melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga makalah ini
bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun
terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun demi
terciptanya makalah selanjutnya

Kediri, 22 November 2019

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………........................................ 1


KATA PENGANTAR ………………………………………………..................................... 2
DAFTAR ISI …………………………………………………………...................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang …………………………………………………..................................... 4


B. Rumusan Masalah ……………………………………………...................................... 4
C. Tujuan Penulisan ……………………………………………........................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Madzmumah ………………………....................................... 5


B. Pembagian Nafs / Jiwa Manusia ……......………………...................................... 6
C. Sifat Sifat Tercela ……….……………………………………........................................ 7
D. Penyakit Lidah .....................................………………………………………………….. 11
E. Peranan Dalam Masyarakat …...……………………………………......................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………………….................................. 14
B. Saran ………………………………………………………………........................................ 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam kehidupan, manusia mempunyai dua akhlak yaitu akhlak mahmudah dan
akhlak madzmumah. Akhlak mahmudah adalah akhlak terpuji, sedangkan akhlak
madzmudah adalah akhlak tercela. Akan tetapi, umat manusia didunia ini banyak
melakukan akhlak madzmumah daripada akhlak mahmudah, karena banyak umat
manusia yang tergoda oleh hasutan setan.
Untuk mengetahui lebih dalam tentang akhlak madzmumah dan macam-
macamnya, akan kita dibahas dan kita dijelaskan pada pembahasan makalah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian akhlak madzmumah?
2. Apa macam-macam akhlak madzmumah?
3. Bagaimana cara untuk menghindari akhlak madzmumah?

C. Tujuan
Untuk masyarakat mengetahui dan mempelajari akhlak madzmumah dan cara
untuk menghindari akhlak madzmumah.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Akhlak Madzmumah

Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan,
memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran
dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil
pelajaran.”(QS. An-Nahl ayat 90)

Pengertian dari Akhlaq Madzmumah adalah perangai buruk yang tercermin dari
tutur kata, tingkah laku dan sikap yang tidak baik dari seseorang. Dan adapun tiang utama
dari akhlaq madzmumah adalah nafsu jahat. Sedangkan beberapa bentuk dari bentuk
akhlaq madzmumah adalah membuat kecurangan, kezaliman dan kesengsaraan keluarga
dan masyarakat. Akhlaq buruk adalah calon-calon kerak neraka karena selalu membuat
hati orang sakit.

Untuk menghilangkan akhlaq madzmumah, maka sejak kecil, dalam diri seseorang
harus ditanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah. Iman adalah suatu kepercayaan
atau keyakinan terhadap adanya Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, nabi dan rasul, dan
yakin kepada takdir baik dan buruk. Sedangkan takwa adalah perangai, tingkah laku baik
yang tidak berubah-rubah, menjalankan semua perintah Allah dan meninggalkan segala
laranganNya. Oleh sebab itu, perbanyaklah iman dan takwa kepada Allah, agar terjauh dari
sifat-sifat buruk (akhlaq madzmumah), karena akhlak buruk merupakan sumber maksiat
dan menjadi kufur nikmat.

Akhlaq madzmumah cenderung jauh dari pendidikan, jauh dari hikmah dan jauh
dari kebenaran Allah. Manusia secara fitrah memiliki akhlaq yang baik namun jika
keluarganya bertabiat kurang baik, lingkungan buruk, pendidikan yang tidak baik, dapat
menghasilkan akhlak yang buruk.
Dalam beberapa kamus dan ensiklopedia, dihimpun pengertian buruk sebagai berikut:

1. Rusak atau tidak baik, jahat tidak menyenangkan, tidak elok, jelek.
2. Perbuatan yang tidak sopan, kurang ajar, jahat, tidak menyenangkan.
3. Segala yang tercela, perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma agama dan
adat.

Kata dosa (adz-dzanbu) dalam bahasa arab berarti al-itsm, al-jurm, dan al-
ma’shiyah. Makna dosa dalam syariat Islam ialah melakukan sesuatu yang dilarang,
meninggalkan sesuatu yang diperintahkan. Adapun pembagian dosa adalah:
5
1. Dosa kecil, yaitu segala sesuatu yang keluar dari batas-batas minimal dosa-dosa
besar. Contoh: melihat ke arah wanita yang bukan mahram, meludahi mesjid,
menoleh ketika shalat dan sebagainya.
2. Dosa besar (al-kabirah), yakni sebutan yang dikenakan terhadap setiap dosa besar
yang diancam dengan siksa yang besar. Contoh: menyekutukan Allah (syirik),
durhaka kepada orang tua, memberikan kesaksian palsu, khianat, membunuh
tanpa sebab yang dibenarkan agama, dan sejenisnya.

B. Pembagian Nafs / Jiwa Manusia

Nafsu dalam ensklopedi Indonesia, berarti diri seseorang, roh, jiwa, tubuh, nyawa,
niat dan kehendak. Maka secara istilah nafsu adalah pendorong yang mewujudkan
berbagai keinginan seperti keinginan makan, minum, berpakaian, bersenang-senang,
berumah tangga, hubungan biologis, ingin pangkat, jabatan atau kemewahan dunia.

Adapun rem untuk nafsu adalah ajaran agama, sebab agama memberi petunjuk
kepada kebaikan yang berguna dan bermanfaat. Selain itu Islam memberi peringatan
tentang larangan mengikuti hawa nafsu, sebagai mana dalam al-Qur’an surat an-nisa’ ayat
135 yang,

Artinya: “Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari
kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka
sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan.”

Nafsu adalah organ rohani yang bersar pengaruhnya dan paling banyak di antara
anggota rohani yang mengeluarkan instruksi kepada anggota jasmani untuk berbuat atau
bertindak. Jika nafsu seseorang itu baik, maka ia akan melahirkan akhlak yang baik.
Sebaliknya jika nafsu seseorang itu buruk maka ia akan melahirkan akhlak yang buruk
pula.

Adapun dorongan-dorongan nafsu itu ada tiga macam, yaitu sebagai berikut:

1. Nafsu Amanrah (Nafs Syaithaniyah)


Nafsu amarah adalah jiwa yang belum mampu membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk, belum memperoleh tuntunan, belum menentukan mana yang manfaat,
mana yang mudarat. Allah berfinman dalam surat as-sajadah ayat 13:

Artinya: Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap- tiap jiwa
petunjuk, akan tetapi telah tetaplah perkataan dari padaKu: "Sesungguhnya akan Aku
penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia bersama-sama."

6
2. Nafsu Lawwamah (Nafsu Hewaniah)
Nafsu lawwamah adalah jiwa yang mempunyai rasa insaf dan menyesal sesudah
melakukan sesuatu pelanggaran. Nafsu lawwamah dapat melihat dirinya dengan keadaan
sadar, dapat membedakan baik dan buruk, hanya rentan dengan kejahatan. Sebagaimana
allah berfirman dalam surat asy-syam ayam 8-9:

Artinya: “maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.
sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu.”

3. Nafsu Muthmainnah (Nafsu fitrah Manusia)


Nafsu Muthmainnah adalah jiwa yang mendapat tuntunan, bimbingan dan
pemeliharaan yang baik. Ia dapat mendatangkan ketenangan jiwa, perbuatan baik dan
membentengi serangan kekejian dan kejahatan. Allah berfirman dalam surat al-Fajr ayat
2730:

Artinya: “Hai jiwa yang tenang, Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi
diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, masuklah ke dalam
syurga-Ku.”

C. Sifat-Sifat Tercela

Selain menjaga akhlak mahmudah, seorang muslim juga harus menghindari akhlak
madzmumah yang meliputi: tergesa-gesa, riya (melakukan sesuatu dengan tujuan ingin
menunjukkan kepada orang lain), dengki (hasad), takabbur (membesarkan diri), ujub
(kagum dengan diri sendiri), bakhil, buruk sangka, tamak dan pemarah.1
Sifat-sifat buruk dalam kehidupan manusia bergambar dari perkataan dan perbuatan.
Sifat-sifat buruk itu secara umum sebagai berikut :
1. Sifat Dengki (hasad)
Artinya : “Mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang
Allah berikan kepadanya.” (QS. An-Nisa’ ayat 54 )

Menurut bahasa dengki berarti benci, tidak suka karena sesuatu yang sangat baik
berupa keberuntungan jatuh pada orang lain. Secara istilah, dengki adalah rasa
benci dalam hati terhadapa kenikmatan orang lain dan disertai maksud agar nikmat
itu hilang atau pindah kepadanya. Hukumnya sifat dengki itu haram. Orang dengki
tidak segan-segan mencari tipu daya untuk menghilangkan nikmat orang lain dan

7
merebutnya. Biasanya orang yang dengki, hidup mereka tidak tenang selalu
dirasuki perasaan yang was-was dan tidak lepas dari azab dunia maupun akhirat.
Adapun tanda-tanda orang yang bersifat dengki, antara lain :
a. Tidak senang mendapatkan orang lain kebahagiaan.
b. Suka mengumpat, mencela, dan menfitnah orang lain.
c. Bila berbicara, ucapannya selalu membuat orang lain sakit hati.
d. Suka mencaci maki, bersifat angkuh, congkak, sombong dalam ucapan dan
perbuatannya.

Bahaya akibat sifat dengki, antara lain :

a. Hati yang merasa gusar dan tidak tentram.


b. Perasaan iri hati yang terus menerus, apabila diketahui yang bersangkutan
dapat menimbulkan percecokkan
c. Biasanya pelaku sering bohong akibat perbuatannya.
Adapun cara untuk menghindari penyakit dengki,2 antara lain :
a. Menjauhi semua penyebabnya
b. Mewaspadai bahayanya
c. Membiasakan diri untuk memberikan dukungan posotif terhadap apa yang
dialami orang lain
d. Mempererat tali persaudaraan
e. Selalu berdzikir

Mengobati sifat dengki yaitu dengan ta’awwudz. Jika hal itu tidak berhasil maka
berwudlulah dan mandilah dengan air dingin. Oarang yang sering dengki maka berbanayk
lah istighfar .

2. Sifat Iri Hati


Artinya : “Sesungguhnya usahamu berbeda-beda.” (QS. Al-Lail ayat 4)
Iri hati adalah merasa kurang senang melihat kelebihan dan kesuksesan orang lain.
Hukumnya haram. Bahayanya iri hati secara umum anatara lain :
a. Merasa tidak tentram
b. Akan mengakibatkan streess

8
c. Apabila diketahui orang lain maka nama baik kita tercemar
d. Akan timbul permusuhan
e. Akan mengakibatkan keresahan
f. Menandakan orang lain tersebut tidak bersyukur atas nikmat Allah
g. Jika iri hati dilakukan terus menerus akan mengakibatkan dosa besar
h. Membawa pada maksiat dan kejahatan
i. Merusak ketaatan kepada Allah
j. Membutakan hati sampai membutakan hukum-hukum Allah
k. Menimbulkan kesusahan dan kelelahan yang tidak ada gunanya.

Tuntunan untuk menghindari sifat iri hati antara lain :

a. Harus menyadari keburukan dan bahaya iri hati


b. Sifat iri hati akan menjadikan dirinya menderita, streess, dan lain sebagainya
c. Selalu bersyukur atas nikmat yang Allah berikan kepada kita
d. Menyadari bahwa nasib orang lain itu berbeda-beda
e. Menghormati dan menghargai hak orang lain
f. Mengembangkan sifat cinta dan kasih sayang ke sesama manusia
g. Bebanyaknya amal sholeh serta selalu meningkatkan iman dan takwa
kepada Allah SWT.

3. Sifat Sombong (takabur)

Artinya : “Dan jangnlah kamu memalingkan mukamu dari manusia karena sombong
dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan angkuh. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan
sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya
seburuk-buruknya suara adalah suara keledai.” (QS. Lukman ayat 18-19)

Sombong (angkuh) adalah sikap yang menganggap dirinya lebih daripada yang lain
sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan dirinya.
Biasanya orang yang seperti ini memandang orang lain itu buruk, lebih rendah dan
tidak mau mengakui kelebihannya orang lain tersebut.

Penyebab orang menjadi sombong, antara lain :

9
a. Sombong karena ilmu
b. Sombong karena memiliki amal dan ibadah yang banyak
c. Sombong karena keturunan bangsawan
d. Sombong karena kecantikannya sehingga banyak disukai lawan jenis
e. Sombong karena kedudukan, harta dan relasi
f. Sombong karena kekuasaan dan kekuatan
g. Sombong terhadap bawahan, pengikut dan pembantu-pembantunya

Akibat yang ditimbulkan dari sombong ini, antara lain :


a. Suka menyakiti orang lain
b. Memutuskan kasih sayang
c. Mencerai-beraikan hubungan hati manusia
d. Membuat orang lain merasa benci kepadanya dan sepakat untuk
menyakitinya
e. Orang yang sombong sulit untuk diajak ke jalan yang benar
f. Orang yang sombong tidak dapat menahan amarah
g. Orang yang sombong tidak pernah bersikap lemah lembut apabila
menasehati orang lain.
4. Sifat Riya’

Artinya : “Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang keluar dari
kampungnya dengan rasa angkuh dan dengan maksud riya’ kepada manusia serta
menghalangi orang dari jalan Allah. Sesungguhnya ilmu Allah meliputi apa yang
mereka kerjakan.” (QS. AlAnfal ayat 47)

Riya’ adalah amal yang dikerjakan dengan niatan untuk dipuji oleh orang lain. Riya’
merupakan penyakit rohani yang biasanya dilakukan sebab ingin mendapat pujian
tetapi dapat menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Sifat riya’ dibagi atas dua
bagian, yaitu :
a. Riya’ al-‘adah adalah memperkerjakan suatu amal karena menjadi kebiasaan
dengan tidak memoerlihatkan makna, rahasia, faedahnya dan tidak pula
mencari keridlhaan Allah.
b. Riya’ al-nafa’ adalah mengerjakan sesuatu amal semata untuk dilihat orang.

Ada lima yang termasuk kategori riya’, antara lain :

10
a. Pelaku ibadah yang memperlihatkan malan kebajikan.
b. Pemimpin yang ingin mendapat sanjungan dari bahawahannya.
c. Dosen atau guru yang merasa lebih pandai dari muridnya.
d. Siswa atau mahasiswa yang merasa ilmunya sudah banyak.
e. Ilmuan yang ingin dihormati.
Adapun golongan yang tergolong kelompok riya’, anatar lain :
a. Riya’ yang soal kepercayaan.
b. Riya’ dalam soal ibadah.
c. Riya’ dalam amalan sunnah.
d. Orang-orang yang menyebutkan dan menceritakan amalan-amalannya.
e. Riya’ dengan sikap dan gaya.
Berikut cara untuk menhindari sifat riya’,3 antara lain :
a. Hindari beramal didepan orang lain
b. Sering-seringlah melakukan sedekah sirri, yaitu sedekah dengan cara
rahasia
c. Ingatlah bahwa Allah tidak melihat seberapa banyak amal yang kamu
lakukan tetapi seberapa baik amal yang kamu kerjakan
d. Dengan niat yang baik maka semua masalah akan terselesaikan dengan baik
juga
e. Banyak berdoa dan merasa takut dari perbuatan riya’

D. Penyakit Lidah

Artinya : “Hai orang-orang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa
suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu
musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan
kamu menyesal atas perbuatanmu itu.” (QS. Al-Hujurat ayat 6)

Penyakit lidah ini pemnyebabnya dari diri mereka sendiri. Apabila lidah tidak
dipelihara dengan benar maka penyakit pun akan datang. Peneyakit lidah ini dapat
merusak keteguhan iman dan takwa manusia kepada tuhannya. Adapun cara
mengobati penyakit lidah denga jalan diam karena diam merupakan obat yang
ampuh untuk orang yang mempunyai penyakit lidah.penyakit lidah dapat meliputi

11
kesalahan pembicaraan, berbohong, ghibah, memfitnah, munafik, bermusuhan,
lancang bicara, menceritakan cacat orang lain dan kecabulan. Macam-macam
penyakit lidah, anatara lain :
a. Menghina dengan berlaku sombong.
b. Menghina dengan memperlihatkan sikap baik dengan isyarat.
c. Memberi gelar buruk.
d. Mengumpat
e. Memfitnah

Apabila seseorang membawa fitnah atau kabar yang tidak menyenangkan,


hendaklah kita menerimanya dengan sikap-sikap sebagai berikut :

a. Tetap menghargai, tetapi jangan dibenarkan keran orang yang membawa


fitnahan itu termasuk golongan yang fasik.
b. Memberikan nasehat kepada orang yang menfitnah itu
c. Membencinya karena Allah
d. Jangan menaruh sangka jahat kepada orang yang menyampaikan perkataan itu
e. Jangan mencari-cari kebenaran perkataan yang disampaikan terkecuali jika
perkataan itu tentang kemaslahatan.
Lidah termasuk nikmat Allah yang besar dan diantaranya dijadikan oleh Allah sebagia
halus dan ganjil. Hakekatnya lidah itu kecil bentuknya namun besar ketaatan dan
kemanfaatannya. Dosa kufur dan iman tidak akan terang selain dengan kesaktian lidah.

E. Peranan Dalam Masyarakat


Sifat tercelah yaitu kondisi batin yang dapat merugikan orang lain dalam kehidupan
sehari-hari. Perbuatan tercela biasanya dilandaskan pada nafsu atau jiwa yang
tidak baik. Sifat ini disenangi oleh iblis, karena siapa yang memiliki sifat tercela
berarti orang tersebut sudah mendengar bisikan iblis. Oleh karenan itu sifat tercela
harus kita hindarkan. Cara untuk menghindari sifat tercela yaitu dengan
memperdalam ilmu keagamaan, mengamalkannya, dan berserah diri kepada Allah.
Melakukan perbuatan yang tercela akan merugikan dirinya sendiri dan orang lain.
Contoh perbuatan yang tercela, sebagi berikut :
1. Jika seseorang suka mencaci maki, maka suatu ketika ia akan dicaci orang pula.
2. Jika suka berdusta, suatu saat yang disampaikan benar, tetapi, orang tetap tidak
percaya dan dia akan dibohongi oleh orang lain pula.

12
3. Hatinya yang tidak pernah tentram dan bahagia karena kesalahan dan
keserakahannya takut terbongkar oleh orang lain.
4. Apa yang dicita-citakan tidak terkabul.

13
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN

Akhlak madzmumah adalah tingkah laku yang tercela atau perbuatan jahat yang
merusak iman seseorang dan menjatuhkan martabat manusia. Sifat yang
termasuk akhlak mazmumah adalah segala sifat yang bertentangan dengan akhlak
mahmudah, antara lain: kufur, syirik, munafik, fasik, murtad, takabbur, riya,
dengki, bohong, menghasut, kikil, bakhil, boros, dendam, khianat, tamak, fitnah,
qati’urrahim, ujub, mengadu domba, sombong, putus asa, kotor, mencemari
lingkungan, dan merusak alam.
Demikianlah antara lain macam-macam akhlak mahmudah dan madzmumah.
Akhlak mahmudah memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain,
sedangkan akhlak madzmumah merugikan diri sendiri dan orang lain.

2. SARAN

Inilah yang dapat saya paparkan dalam makalah ini, yang tentunya pembahasan
tentang Akhlak Madzmumah di sini masih sangat sedikit, serta perlu diperdalam
dan diperluas lagi. Dan untuk memperluas serta mendalaminya itu butuh waktu
yang lama dan dosen yang benar-benar paham dan mengerti tentang materi ini.
Dan membutuhkan referensi yang banyk pula.

14
DAFTAR PUSTAKA

Tualeka, Hamzah, Zn. 2013. Akhlak Tasawuf. Surabaya : UIN Sunan Ampel Press
QS. An-Nahl ayat 90

QS. An-Nisa’ ayat 135

QS. As-Sajadah ayat 13 http://otakabg.blogspot.com/2011/10/akhlak-mahmudah-dan-


akhlak-madzmumah.html QS. Asy-Syam ayat 8-9

QS. Al-Fajr ayat 27-30

QS.An-Nisa’ ayat 54
http://ansharmuslim.wordpress.com/2013/05/31/5-tips-menghindari-
sifat-riya/ QS. Al-Lail ayat 4

QS. Lukman ayat 18-19

QS. Al-Anfal ayat 47

QS. Al-Hujurat ayat 6

15

Anda mungkin juga menyukai