Disusun Oleh :
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................I
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan..............................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Riddah..........................................................................................................2
B. Bid’ah.............................................................................................................3
C. Syirik atau Perdukunan...................................................................................5
BAB III....................................................................................................................6
PENUTUP................................................................................................................6
A. Kesimpulan.....................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Riddah, Bid’ah, Sihir atau Peramalan merupakan perbuatan yang dilarang
oleh Allah yang diancam dengan hukuman diakhirat, yaitu dimasukkan ke neraka
selama-lamanya. Namun pada kenyataannya hal tersebut merupakan hal yang
banyak diabaikan oleh kebanyakan orang. Entah memang karena tidak takut akan
ancaman Allah SWT. Atau memang karena tidak percaya akan adanya
kesengsaraan di neraka. Bila seseorang murtad dan percaya dengan sihir atau
peramalan bukan hanya ucapan melainkan banyak macamnya tentunya hukuman
yang akan menantipun semakin banyak dan berat. Oleh karena itu, Allah SWT
sudah mengatur tentang riddah, bid’ah, sihir atau peramalan ini sesuai dengan
ketentuan-Nya yang dapat menjadi petunjuk bagi umat manusia dalam meniti
kehidupan di muka bumi yang fana ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Riddah, Bid’ah, Sihir atau Peramalan itu?
2. Apa dasar hukum Riddah, Bid’ah, Sihir atau Peramalan?
3. Apa saja sanksi/hukuman Riddah, Bid’ah, Sihir Atau Peramalan?
C. Tujuan
Dibuatnya makalah ini diharapkan dapat membantu pembaca agar tau
tentang riddah, bid’ah, sihir atau peramalan dan memahaminya.
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. RIDDAH
1. Pengertian Riddah secara bahasa adalah keluar, yakni seorang muslim yang
keluar dari keislaman menuju kekafiran orang yang keluar tersebut dalam Islam
disebut murtad. Allah SWT berfirman: (dan janganlah kamu lari kebelakang
(karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang merugi) Dan
riddah secara istilah adalah keluar dari Islam atau lepas dari Islam, kedua kata ini
bermakna satu yaitu Ar Riddah.
Secara etimologi, istilah “irtidad”,”riddat” berakar dari kata “raad” berarti
“berbalik kembali”. Menurut Al-Raghib Al-Asfhani, “murtad” adalah kembali
kejalan dari mana kita datang. ditinjau dari terminology, irtidad atau riddat adalah
kembali kepada kekafiran dari keadaan beriman baikiman itu didahului oleh
kekafiran lain atau tidak.
Menurut istilah syara’, riddah yaitu meninggalkan agama islam dan
menentanganya setelah agama tersebut dianutnya, dan “riddah” hanya terjadi
dikalangan orang yang telah memeluk islam.
2. Dasar Hukum
Riddah merupakan perbuatan yang dilarang oleh Allah yang diancam dengan
hukuman di akhirat,yaitu dimasukkan ke neraka selama-lamanya. Hal ini
dijelaskan oleh Allah dalam Surah Al-Baqarah 217 :
“Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam
kekafiran, Maka mereka Itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat,
dan mereka Itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-
Baqarah :217)
“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat
kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang
dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan
dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya adzab
yang besar. (QS. An-Nahl:106)
2
3. Sanksi Riddah
“Barang siapa menggantikan agamanya, maka bunuhlah ia”
(HR. Bukhari dari ibn Abas).
Jumhur ulama berpendapat bahwa orang yang murtad hukumannya dibunuh
baik laki-laki maupun perempuan. Namun demikian terjadi perbedaan pendapat di
kalangan mazhab mengenai perempuan yang murtad. Menurut abu hanifah,
perempuan yang murtad tidak dibunuh melainkan dihukum penjara dan dipaksa
memeluk agama islam kembali. Jika ia mau maka dilepaskan dari penjara, dan
jika tidak mau maka dipenjarakan seumur hidup. Argumentasinya karena
Rasulullah SAW. Melarang pembunuhan terhadap perempuan kafir. Secara
analogi, jika perempuan tidak dubunuh karena kekafirannya secara asli, maka
kekafiran karena murtad tentu tidak boleh dibunuh.
Menurut imam malik dan syafi’I, bahwa seorang berpindah agama (murtad)
harus dihukum bunuh, setelah mendapat kesempatan atau keringanan terlebih
dahulu untuk bertaubat. Hal ini berlaku baik bagi laki-laki maupun
perempuan.tetapi bagi perempuan yang sedang menyusui anaknya (mempunyai
anak kecil) hukuman bunuh tehadapnya harus ditunda hingga sempurna
susuannya.
B. BID’AH
1. Pengertian Bid’ah
Menurut bahasa, diambil dari bida’ yaitu mengadakan sesuatu tanpa ada contoh.
Sebelumnya Allah berfirman.
ِ ْت َواأْل َر
ض ِ بَ ِدي ُع ال َّس َما َوا
“Allah pencipta langit dan bumi” [Al-Baqarah/2 : 117]
Artinya adalah Allah yang mengadakannya tanpa ada contoh sebelumnya.
Juga firman Allah.
ُ قُلْ َما ُك ْن
ت بِ ْدعًا ِمنَ الرُّ ُس ِل
“Katakanlah : ‘Aku bukanlah rasul yang pertama di antara rasul-rasul“. [Al-
Ahqaf/46 : 9].
3
Maksudnya adalah : Aku bukanlah orang yang pertama kali datang dengan
risalah ini dari Allah Ta’ala kepada hamba-hambanya, bahkan telah banyak
sebelumku dari para rasul yang telah mendahuluiku.
Dan dikatakan juga : “Fulan mengada-adakan bid’ah“, maksudnya :
memulai satu cara yang belum ada sebelumnya.
Dan perbuatan bid’ah itu ada dua bagian :
a) Perbuatan bid’ah dalam adat istiadat (kebiasaan) ; seperti adanya penemuan-
penemuan baru dibidang IPTEK (juga termasuk didalamnya penyingkapan-
penyingkapan ilmu dengan berbagai macam-macamnya). Ini adalah mubah
(diperbolehkan); karena asal dari semua adat istiadat (kebiasaan) adalah mubah.
b) Perbuatan bid’ah di dalam Ad-Dien (Islam) hukumnya haram, karena yang ada
dalam dien itu adalah tauqifi (tidak bisa dirubah-rubah); Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang mengadakan hal yang baru
(berbuat yang baru) di dalam urusan kami ini yang bukan dari urusan tersebut,
maka perbuatannya di tolak (tidak diterima)“. Dan di dalam riwayat lain
disebutkan : “Barangsiapa yang berbuat suatu amalan yang bukan didasarkan
urusan kami, maka perbuatannya di tolak“.
2. Dasar Hukum Bid’ah
Setiap bid’ah yang terjadi di dalam agama, hukumnya adalah haram dan sesat,
karena Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam telah bersabda:
“Dan sekali-kali janganlah mengada-ada hal-hal baru (dalam agama), karena
setiap pengada-adaan hal yang baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat.”
dan sabdanya:
“Barang siapa yang mengada-ngadakan dalam urusan kami yang bukan dari
ajarannya maka amalannya tertolak.”
Dan di dalam riwayat yang lain beliau bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintahnya dari
kami, maka dia tertolak.”
Maka semua hadits tersebut di atas menunjukan bahwa setiap yang
diada-adakan di dalam agama adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat tidak
diterima (tertolak). Artinya adalah, bahwa seluruh bid’ah, baik di dalam bidang
ibadah atau keyakinan, hukumnya adalah haram, akan tetapi pengharaman ini
tentu bertingkat sesuai dengan tingkatan amalan bid’ah itu sendiri.
4
3. SANKSI BID’AH
a. Pelaku bid’ah adalah orang yang dilaknat menurut syari’at
Dalilnya ialah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi,
“Barangsiapa berbuat bid’ah di dalamnya (Madinah), atau melindungi pelaku
bid’ah, maka baginya laknat Allah, para malaikat, dan manusia seluruhnya”
(Muttafaq ‘Alaih).
b. Wajah pelaku bid’ah akan menghitam di hari kiamat
Dalilnya ialah firman Allah Ta’ala yang berbunyi,
“Pada hari yang di waktu itu ada muka yang putih berseri, dan ada pula yang
hitam muram…” (Ali ‘Imran: 106).
5
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah dibahas diatas menyebutkan bahwa ada
banyak hal-hal yang bisa merusak aqidah yang diantaranya adalah Riddah,
Bid’ah, Syirik atau Perdukunan. Oleh sebab itu, kita sebagai seorang muslim
harus bisa menghindari dan menjauhi hal-hal tersebut dengan cara selalu
beribadah kepada Allah dan melakukan hal-hal yang diridhoi oleh Allah seperti
berbuat baik kepada sesama manusia dan menjauhi hal-hal yang dilarang olehNya.
Selain itu selalu berpegang pada Amar Ma’ruf Nahi Munkar, yang disebutkan
pada salah satu dalil Nabi SAW. bahwasanya beliau bersabda “Hendaklah kamu
sekalian menyuruh untuk berbuat baik meskipun kamu belum bisa
mengerjakannya, dan hendaklah kamu mencegah dari perbuatan munkar
meskipun kamu belum mampu meninggalkannya.”
6
DAFTAR PUSTAKA
https://muslim.or.id/5468-sihir-dalam-pandangan-islam.html
https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-sihir-beserta-hukumnya-menurut-
islam/
https://muamala.net/hukum-murtad-jarimah-riddah/
Read more https://almanhaj.or.id/439-pengertian-bidah-macam-macam-bidah-
dan-hukum-hukumnya.html
Mine coins - make money: http://bit.ly/money_crypto
7
8
9