Oleh:
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Sejarah Kepanduan di Dunia ........................................................................ 3
B. Sejarah Kepanduan di Indonesia .................................................................. 5
C. Sejarah Perkembangan Kepanduan di Dunia dan di Indonesia ................... 7
BAB III ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ................................................................. Error! Bookmark not defined.
A. Simpulan ...................................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praja Muda Karana (Pramuka) adalah organisasi kepanduan yang
merupakan wadah bagi pelajar untuk mengembangkan potensi kemandirian
dan perkembangan diri. Bagi para anggota dan yang berlatar belakang Pramuka
yang kini dikenal dengan Gerakan Pramuka di Indonesia, nama Baden-Powell
atau sering disingkat B-P tentu sudah tidak asing lagi. Tokoh yang mendapat
gelar Chief Scouts of the World atau Bapak Pandu Sedunia itu memang tak bisa
terpisahkan dari sejarah kepanduan di dunia dan juga di Indonesia.
Kemunculan kepanduan berawal dari seorang tentara Kerajaan Inggris yang
bernama Lord Robert Baden Powell yang membentuk sebuah perkumpulan
yang ditujukan untuk mendidik para pemuda dan pemudi inggris yang bernama
Boy Scout dan Girls Scout. Pada tahun 1908 Lord Baden Powell membuat
sebuah buku Scouting for Boys yang terdiri dari 6 jilid. Pada tahun 1907 Lord
Baden Powell mengadakan perjalanan berkemah yang kemudian menjadi cikal
bakal berdirinya kepanduan (Ramadhani, 2019).
Pada tahun 1912 kepanduan Belanda membuka cabang di Indonesia
organisasi ini di beri nama Nederlandsche padvinders organisatie (NPO)
pendirinya yaitu P.J Smits dan Mayor De Yoger. Organisasi ini hanya di
peruntukan bagi para remaja dan pemuda belanda namun seiring
berkembangnya waktu NPO membuka cabang-cabang di kota-kota besar di
Indonesia. Pada 4 September 1914 yang pada saat itu pecahnya Perang Dunia
I, cabang NPO memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama
menjadi "Nederlands Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun
1914 (Rizky, 2018).
Pada tahun 1916 Mangkunegara VII membentuk organisasi kepanduan
bernama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO). Anggota JPO merupakan
anak-anak dan remaja Mangkunegaran yang sebelumnya mengikuti kepanduan
NIPV. Tujuan dibentuknya JPO adalah untuk mengimbangi dominasi
kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda. Berdirinya JPO menjadi awal dari
terbentuknya organisasi kepanduan pertama di Indonesia yang menerapkan
1
2
sistem organisasi kepanduan yang formal dan modern serta bersifat universal.
Pasca berdirinya JPO banyak organisasi-organisasi kepanduan lain yang mulai
berdiri di Indonesia (Ramadhani, 2019).
Dalam perkembangannya gerakan kepanduan di Indonesia sangat berperan
aktif dan ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan. Bukan hanya itu saja
gerakan ini melatih para pemuda untuk melatih kedisiplinannya dan serta
memupuk rasa nasionalisme mereka. hal itu dibuktikan dengan adanya
kepanduan Nationale Padvinders yang dibentuk oleh organisasi Boedi Oetomo
dan dipimpin oleh Daslan Adi Warsito. Pada masa itu kepanduan cenderung
menjadi sebuah obyek pembelajaran bagi para pemuda khususnya pendidikan
organisasi perjuangan bangsa Indonesia. Semakin banyaknya badan kepanduan
dari berbagai organisasi pada masa itu dan untuk menjaga silaturahmi antar
badan kepanduan khususnya para pemuda Indonesia serta keinginan untuk
menyatukan organisasi kepanduan menjadi satu organisasi. Maka pada tanggal
14 Agustus 1961 Presiden Soekarno memperkenalkan kepada rakyat Indonesia
dan Setiap tanggal 14 Agustus menjadi Hari Pramuka.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bertujuan untuk mengetahui
mengetahui Sejarah Kepanduan di Dunia dan di Indonesia
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah kepanduan di dunia?
2. Bagaimana sejarah kepanduan di Indonesia?
3. Bagaimana sejarah perkembangan kepanduan di dunia dan di
Indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dibuat tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui sejarah kepanduan di dunia.
2. Mengetahui sejarah kepanduan di Indonesia.
3. Mengetahui sejarah perkembangan kepanduan di dunia dan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau yang biasa di kenal dengan
Baden Powell. Beliau lahir di Paddington, London, Inggris pada 22 Februari
1857, beliau merupakan tentara Inggris. Beliau juga menulis buku yang sangat
terkenal yaitu “Aids to Scounting” buku ini berisi ringkasan pidato yang beliau
berikan mengenai materi kemiliteran, untuk membantu melatih perekrutan
tentara baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk
berpikir sendiri menggunakan daya usaha sendiri dan untuk bertahap hidup
dalam hutan.
Setelah sepulangnya dari bertugas di India pada tahun 1903 dan kembali
ke Inggris sebagai inspektur kavaleri. Baden Powell sangat kaget melihat
perubahan yang terjadi di negerinya sebelum beliau meninggalkan negerinya
Inggris pada saat itu sangat makmur dalam segala bidang namun ketika beliau
kembali beliau sangat prihatin. Pasalnya pada saat itu Inggris dalam keadaan
memperhatikan banyaknya pengangguran dimana-mana, perdagangan lesu,
banyaknya anak muda yang melakukan aksi vandalisme dan masih banyak lagi
masalah yang di hadapi Inggris pada saat itu.
Buku yang beliau tulis yang berjudul Aids to Scouting yang ditunjukkan
untuk kalangan militer kemudian di ubah oleh Beliau menjadi buku Scouting
for Boys yaitu versi buku untuk masyarakat sipil yang ditunjukkan utamanya
untuk para remaja. Buku ini menceritakan tentang bagaimana mengembangkan
keberanian (courage), kepercayaan (confidence), percaya diri (self-reliance),
dan keadilan (judgement). Pada tanggal 31 Juli tahun 1907 pemimpin Boys
Brigades Inggris, William Smyth, meminta Boden Powell untuk melatih
anggotanya sesuai pengalaman sewaktu Baden Powell bertugas di kemiliteran.
Kemudian di panggilah 20 pemuda yang merupakan anggota dari Boys
Brigades dan diantaranya merupakan keponakan dari teman-teman Baden
Powell, Baden Powell dan Kenneth Mclaren yang merupakan sahabatnya di
3
4
Pada tahun 1923 para pemimpin Padvinderij yang ada di Indonesia yang
berasas kebangsaan dan bertujuan untuk memerdekakan bangsa mengadakan
sebuah pertemuan di Bandung yang bertujuan untuk menyatukan kepanduan
yang ada di Indonesia pada saat itu. Pada pertemuan tersebut kemudian di
peroleh 2 pendapat yaitu: (1) pendapat pertama agar organisasi Padvinderij
yang berada di Indonesia masuk atau bergabung dengan NIPV, (2) pendapat
yang ke dua yang menginginkan bahwa Padvinderij tidak usah bergabung
dengan NIPV tetapi fokus untuk mempersatukan Padvinderij yang abadi di
Indonesia menjadi satu kesatuan dan meminta pengesahan langsung dari World
Scout Association. Kemudian panitia tersebut sepakat untuk membentuk
organisasi yang dinamakan Nationale Padvinders Organisatie atau NPO yang
dipimpin oleh Safioedin Soerjodipoetro yang kemudian berganti nama
Soerjoamidarmo.
Pada akhir bulan September 1945 tepat setelah dibacakannya
proklamasi kemerdekaan Indonesia di Gedung Balai Mataram Yogyakarta
diadakan pertemuan para pemimpin pandu. Beberapa pemimpin yang hadir
dari kepanduan KBI, HW, SIAP, NATIPIJ, Tri Dharma, KAKI, dan PK.
Pada tanggal 27-29 Desember 1945 diadakan kembali Kongres yang
dilaksanakan di Surakarta, Jawa Tengah. Dalam kongres ini dihadiri oleh KBI,
Hizbul Wathan, SIAP, NATIPIJ, JPO, KAKI, Taruna Kembang, Tri Dharma,
Al Wathani, Hizbul Islam, Sinar Pandoe Kita, Kepandoean Rakjat Indonesia,
Pandoe Kesultanan, Pandoe Indonesia, dan Pandoe Pasundan serta kurang
lebih ada 300 orang anggota pandu yang hadir dalam kongres tersebut. Pada
tanggal 28 Desember 1945 dalam putusan kongres dan telah disepakati oleh
semua anggota kongres yang hadir yaitu terbentuknya organisasi kepanduan
seluruh Indonesia dengan nama Pandu Rakyat Indonesia. Pada saat upacara
peresmian Pandu Rakyat Indonesia yang dipimpin langsung oleh dr. Moewardi
para pemimpin pandu dan para pandu dengan setulus hati ikrar bersama yang
dinamakan “Janji Ikatan Sakti”.
7
A. Simpulan
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA