Anda di halaman 1dari 12

SEJARAH KEPANDUAN DI DUNIA DAN DI INDONESIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kepramukaan dan HW


Dosen Pengampu: Meilan Tri Wuryani, S.Pd., M.Pd.

Oleh:

Ana Tri Dewi Maghfiroh B.2019005


Nur Hidayanti B.2019014
Khikmatul Agustina B.2019018
Nurul Hidayah B.2019019

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDAL BATANG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Puji syukur Alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena


telah melimpahkan rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam tidak lupa
kami panjatkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW beserta
keluarganya dan para sahabatnya.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kepramukaan dan HW dengan judul “Sejarah Kepanduan di Dunia dan di
Indonesia” yang diampu oleh ibu Meilan Tri Wuryani, S.Pd., M.Pd.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah berperan
dalam penyusunan makalah ini dengan memberikan ide dan dukungannya dari awal
hingga akhir.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Karena itu
kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan makalah mendatang. Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan berbagai pihak.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Batang, September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... i
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2
C. Tujuan .......................................................................................................... 2
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
A. Sejarah Kepanduan di Dunia ........................................................................ 3
B. Sejarah Kepanduan di Indonesia .................................................................. 5
C. Sejarah Perkembangan Kepanduan di Dunia dan di Indonesia ................... 7
BAB III ...................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ................................................................. Error! Bookmark not defined.
A. Simpulan ...................................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praja Muda Karana (Pramuka) adalah organisasi kepanduan yang
merupakan wadah bagi pelajar untuk mengembangkan potensi kemandirian
dan perkembangan diri. Bagi para anggota dan yang berlatar belakang Pramuka
yang kini dikenal dengan Gerakan Pramuka di Indonesia, nama Baden-Powell
atau sering disingkat B-P tentu sudah tidak asing lagi. Tokoh yang mendapat
gelar Chief Scouts of the World atau Bapak Pandu Sedunia itu memang tak bisa
terpisahkan dari sejarah kepanduan di dunia dan juga di Indonesia.
Kemunculan kepanduan berawal dari seorang tentara Kerajaan Inggris yang
bernama Lord Robert Baden Powell yang membentuk sebuah perkumpulan
yang ditujukan untuk mendidik para pemuda dan pemudi inggris yang bernama
Boy Scout dan Girls Scout. Pada tahun 1908 Lord Baden Powell membuat
sebuah buku Scouting for Boys yang terdiri dari 6 jilid. Pada tahun 1907 Lord
Baden Powell mengadakan perjalanan berkemah yang kemudian menjadi cikal
bakal berdirinya kepanduan (Ramadhani, 2019).
Pada tahun 1912 kepanduan Belanda membuka cabang di Indonesia
organisasi ini di beri nama Nederlandsche padvinders organisatie (NPO)
pendirinya yaitu P.J Smits dan Mayor De Yoger. Organisasi ini hanya di
peruntukan bagi para remaja dan pemuda belanda namun seiring
berkembangnya waktu NPO membuka cabang-cabang di kota-kota besar di
Indonesia. Pada 4 September 1914 yang pada saat itu pecahnya Perang Dunia
I, cabang NPO memiliki kwartir besar sendiri serta kemudian berganti nama
menjadi "Nederlands Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun
1914 (Rizky, 2018).
Pada tahun 1916 Mangkunegara VII membentuk organisasi kepanduan
bernama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO). Anggota JPO merupakan
anak-anak dan remaja Mangkunegaran yang sebelumnya mengikuti kepanduan
NIPV. Tujuan dibentuknya JPO adalah untuk mengimbangi dominasi
kekuasaan pemerintah Kolonial Belanda. Berdirinya JPO menjadi awal dari
terbentuknya organisasi kepanduan pertama di Indonesia yang menerapkan

1
2

sistem organisasi kepanduan yang formal dan modern serta bersifat universal.
Pasca berdirinya JPO banyak organisasi-organisasi kepanduan lain yang mulai
berdiri di Indonesia (Ramadhani, 2019).
Dalam perkembangannya gerakan kepanduan di Indonesia sangat berperan
aktif dan ikut serta dalam memperjuangkan kemerdekaan. Bukan hanya itu saja
gerakan ini melatih para pemuda untuk melatih kedisiplinannya dan serta
memupuk rasa nasionalisme mereka. hal itu dibuktikan dengan adanya
kepanduan Nationale Padvinders yang dibentuk oleh organisasi Boedi Oetomo
dan dipimpin oleh Daslan Adi Warsito. Pada masa itu kepanduan cenderung
menjadi sebuah obyek pembelajaran bagi para pemuda khususnya pendidikan
organisasi perjuangan bangsa Indonesia. Semakin banyaknya badan kepanduan
dari berbagai organisasi pada masa itu dan untuk menjaga silaturahmi antar
badan kepanduan khususnya para pemuda Indonesia serta keinginan untuk
menyatukan organisasi kepanduan menjadi satu organisasi. Maka pada tanggal
14 Agustus 1961 Presiden Soekarno memperkenalkan kepada rakyat Indonesia
dan Setiap tanggal 14 Agustus menjadi Hari Pramuka.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis bertujuan untuk mengetahui
mengetahui Sejarah Kepanduan di Dunia dan di Indonesia

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dibuat rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah kepanduan di dunia?
2. Bagaimana sejarah kepanduan di Indonesia?
3. Bagaimana sejarah perkembangan kepanduan di dunia dan di
Indonesia?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka dapat dibuat tujuan sebagai
berikut:
1. Mengetahui sejarah kepanduan di dunia.
2. Mengetahui sejarah kepanduan di Indonesia.
3. Mengetahui sejarah perkembangan kepanduan di dunia dan di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Kepanduan di Dunia

Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau yang biasa di kenal dengan
Baden Powell. Beliau lahir di Paddington, London, Inggris pada 22 Februari
1857, beliau merupakan tentara Inggris. Beliau juga menulis buku yang sangat
terkenal yaitu “Aids to Scounting” buku ini berisi ringkasan pidato yang beliau
berikan mengenai materi kemiliteran, untuk membantu melatih perekrutan
tentara baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk
berpikir sendiri menggunakan daya usaha sendiri dan untuk bertahap hidup
dalam hutan.
Setelah sepulangnya dari bertugas di India pada tahun 1903 dan kembali
ke Inggris sebagai inspektur kavaleri. Baden Powell sangat kaget melihat
perubahan yang terjadi di negerinya sebelum beliau meninggalkan negerinya
Inggris pada saat itu sangat makmur dalam segala bidang namun ketika beliau
kembali beliau sangat prihatin. Pasalnya pada saat itu Inggris dalam keadaan
memperhatikan banyaknya pengangguran dimana-mana, perdagangan lesu,
banyaknya anak muda yang melakukan aksi vandalisme dan masih banyak lagi
masalah yang di hadapi Inggris pada saat itu.
Buku yang beliau tulis yang berjudul Aids to Scouting yang ditunjukkan
untuk kalangan militer kemudian di ubah oleh Beliau menjadi buku Scouting
for Boys yaitu versi buku untuk masyarakat sipil yang ditunjukkan utamanya
untuk para remaja. Buku ini menceritakan tentang bagaimana mengembangkan
keberanian (courage), kepercayaan (confidence), percaya diri (self-reliance),
dan keadilan (judgement). Pada tanggal 31 Juli tahun 1907 pemimpin Boys
Brigades Inggris, William Smyth, meminta Boden Powell untuk melatih
anggotanya sesuai pengalaman sewaktu Baden Powell bertugas di kemiliteran.
Kemudian di panggilah 20 pemuda yang merupakan anggota dari Boys
Brigades dan diantaranya merupakan keponakan dari teman-teman Baden
Powell, Baden Powell dan Kenneth Mclaren yang merupakan sahabatnya di

3
4

tentara mengajak ke 22 pemuda tersebut untuk berlatih dan berkemah di pulau


Brownsea selama 10 hari. Tanggal 31 Juli yang kelak akan di jadikan hari
lahirnya gerakan Boyscout. Kemudian Baden Powell membagi ke 22 anak
tersebut menjadi 4 regu yaitu regu Curlews, regu Ravens, regu Wolves, dan
regu Bulls untuk membedakan setiap regunya Baden Powell memberikan
setiap anggotanya pita kuning, merah, biru, dan hijau, selanjutnya beliau
memberikan simbol ke pada setiap anggotanya yaitu simbol Fleur de Lys
dengan scroll yang bertuliskan Be Prepared.
Pada sekitar tahun 1908 kegiatan perkemahan mulai di lakukan lagi di
Brownsea Island, dan pesertanya cukup banyak dan semakin bertambah hingga
puluhan ribu remaja. Pada tanggal 4 September 1909 saat dilaksanakannya The
Crystal Palace Rally yang di ikuti lebih dari 11.000 remaja, Boden Powell
disambut dengan raungan riuh selamat datang dari pandu-pandunya dan ribuan
topi yang berputar diatas tongkat-tongkat para pandu. Mulai pada saat itu
gerakan kepanduan mulai menyebar ke seluruh dunia mulai dari Britania,
daratan Eropa, Amerika hingga menyebar ke seluruh dunia tidak terkecuali di
Indonesia yang pada saat itu masih dalam kekuasaan pemerintahan Hindia
Belanda.
Pada tahun 1907 tepatnya di Inggris Mayor Jendral Baden Powell mulai
mencetuskan sebuah ide Scounting. Perkembangan organisasi kepanduan di
Belanda juga tidak lepas dari pengaruh ide pemikiran yang di cetuskan oleh
Boden Powell. Pengaruh ini juga masuk ke Indonesia pada masa itu Indonesia
masih dalam kekuasaan pemerintah Hindia Belanda. Pada 1912 P.Y Smits dan
Mayor Yager mendirikan organisasi kepanduan pertama di Indonesia atau pada
masa itu masih Hindia Belanda yaitu Nederlandsche Padvinders Organisatie
(NPO). Organisasi ini didirikan khusus untuk para pemuda Belanda yang
berada di Hindia Belanda pada saat itu dan organisasi ini didirikan agar
pengaruh kepanduan meluas dan NPO didirikan atas saran kepanduan yang ada
di Belanda. Namun, pada awal perang dunia I, cabang NPO yang berada di
Hindia Belanda di beri wewenang penuh oleh kwartir pusat yang berada di
Nederlands untuk membuat kwartir sendiri di Indonesia yang saat itu masih
bernama Hindia Belanda.
5

B. Sejarah Kepanduan di Indonesia

Selang beberapa tahun kemudian pada tahun 1916 atas prakarsa


KGPAA Mangkunegaro VII di Surakarta didirikan sebuah organisasi nasional
yang pertama kali dan berlandaskan Nasionalisme yaitu Javansche Padvinders
Organisatine (JPO). JPO merupakan organisasi kepanduan pribumi pertama
yang berdiri di Indonesia pada saat itu dan merupakan organisasi kepanduan
yang di jalankan secara formal serta modern yang mengikuti sistem kepanduan
yang sebenarnya.
Setahun kemudian anggota NPO ada yang memisahkan diri dan
membentuk gerakan kepanduan sendiri yaitu JIPO atau Jong Indonesisch
Padvinders Organisastion anggota-anggota yang memisahkan diri dari NPO
dan mendirikan JIPO kemudian kembali bergabung dengan NPO kembali hal
ini dilakukan dalam rangka usaha mempersatukan seluruh kepanduan di
seluruh Indonesia. Pada tanggal 3 April 1926 G.J Ranefit yang merupakan
komisaris besar dari NIPV menyelenggarakan acara konderensi Padvinderij di
Yogyakarta tepatnya dikediaman K.H Ahmad Dahlan dengan mengundang
para pemimpin gerakan kepanduan yang ada di Indonesia. Dalam konferensi
itu disebutkan bahwa tujuan utama Ranefit mengadakan konferensi itu ialah
untuk mengkoordinasi dan bekerja sama untuk mempersatukan pandu-pandu
yang ada di Indonesia di bawah naungan NIPV yang sejatinya merupakan
gerakan kepanduan pertama yang ada di Indonesia.
Pada tahun 1918 atas dasar prakarsa dari K.H Ahmad Dahlan
Muhammadiyah membentuk organisasi kepanduan sendiri yang diberi nama
Padvinder Muhammadiyah di Yogyakarta yang dipelopori oleh Sarbini dan
Soemodirjo. Kemudian Padvinder Muhammadiyah berganti nama menjadi
Hizbul Wathan. Kemudian tidak beberapa lama Sarekat Islam mendirikan
gerakan kepanduan juga yaitu Wira Tamtama. Sejak saat itu mulai banyak
organisasi kepanduan yang berdiri dengan asas Nasionalis maupun asas agama.
6

C. Sejarah Perkembangan Kepanduan di Dunia dan di Indonesia

Pada tahun 1923 para pemimpin Padvinderij yang ada di Indonesia yang
berasas kebangsaan dan bertujuan untuk memerdekakan bangsa mengadakan
sebuah pertemuan di Bandung yang bertujuan untuk menyatukan kepanduan
yang ada di Indonesia pada saat itu. Pada pertemuan tersebut kemudian di
peroleh 2 pendapat yaitu: (1) pendapat pertama agar organisasi Padvinderij
yang berada di Indonesia masuk atau bergabung dengan NIPV, (2) pendapat
yang ke dua yang menginginkan bahwa Padvinderij tidak usah bergabung
dengan NIPV tetapi fokus untuk mempersatukan Padvinderij yang abadi di
Indonesia menjadi satu kesatuan dan meminta pengesahan langsung dari World
Scout Association. Kemudian panitia tersebut sepakat untuk membentuk
organisasi yang dinamakan Nationale Padvinders Organisatie atau NPO yang
dipimpin oleh Safioedin Soerjodipoetro yang kemudian berganti nama
Soerjoamidarmo.
Pada akhir bulan September 1945 tepat setelah dibacakannya
proklamasi kemerdekaan Indonesia di Gedung Balai Mataram Yogyakarta
diadakan pertemuan para pemimpin pandu. Beberapa pemimpin yang hadir
dari kepanduan KBI, HW, SIAP, NATIPIJ, Tri Dharma, KAKI, dan PK.
Pada tanggal 27-29 Desember 1945 diadakan kembali Kongres yang
dilaksanakan di Surakarta, Jawa Tengah. Dalam kongres ini dihadiri oleh KBI,
Hizbul Wathan, SIAP, NATIPIJ, JPO, KAKI, Taruna Kembang, Tri Dharma,
Al Wathani, Hizbul Islam, Sinar Pandoe Kita, Kepandoean Rakjat Indonesia,
Pandoe Kesultanan, Pandoe Indonesia, dan Pandoe Pasundan serta kurang
lebih ada 300 orang anggota pandu yang hadir dalam kongres tersebut. Pada
tanggal 28 Desember 1945 dalam putusan kongres dan telah disepakati oleh
semua anggota kongres yang hadir yaitu terbentuknya organisasi kepanduan
seluruh Indonesia dengan nama Pandu Rakyat Indonesia. Pada saat upacara
peresmian Pandu Rakyat Indonesia yang dipimpin langsung oleh dr. Moewardi
para pemimpin pandu dan para pandu dengan setulus hati ikrar bersama yang
dinamakan “Janji Ikatan Sakti”.
7

Pada sekitaran tahun 1947 PRI mulai berkembang pesat. Namun


perkembangan tersebut kembali terhalang oleh adanya Agresi Militer Belanda.
Pada saat itu pula konsolidasi PRI banyak menghadapi kesulitan karena pihak
Belanda ynag berkeinginan menghapus kedaulatan dan Kemerdekaan RI. Pada
saat itu merupakan masa yang sangat sulit bagi organisasi PRI pasalnya
hubungan dengan cabang-cabang daerah yang diduduki pihak Belanda sangat
sulit dihubungi, bahkan sampai terputus. Banyak dari para anggota pandu yang
ikut berjuang dalam Agresi Militer Belanda.
Pada akhirnya hukum Internasional mengakui kedaulatan RI dalam
kemerdekaannya. Tetapi pada saat itu timbul kembali ormas-ormas dan parpol
di Indonesia, hal ini dikarenakan semakin kuatnya arus liberalisasi dan suasana
politik yang semakin memanas. Perkembangan gerakan kepanduan juga tidak
luput dari arus tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

Munculnya gerakan Kepanduan Dunia yang di pelopori oleh Lord


Baden Powell sangat berpengaruh di seluruh dunia. Pengaruh tersebut juga
masuk ke Indonesia yang pada saat itu sedang dijajah oleh Belanda. Gerakan
Kepanduan masuk ke Indonesia di bawa oleh P.J Smits dan Mayor Yager,
mereka mendirikan organisasi kepanduan pertama di Indonesia atau pada saat
itu bernama Hindia Belanda yaitu NPO (Nedherlands Padvinders Organistie).
Kemudian melihat hal itu pemimpin-pemimpin Indonesia bergerak cepat untuk
membentuk gerakan Kepanduan yang bertujuan untuk membentuk kader-kader
pergerakan Nasional. Pada tahun 1916 berdiri JPO (Javanese Padvinders
Organisatie) yang diprakarsai Mangkunegaran VII. JPO merupakan organisasi
kepanduan pertama yang di khususkan untuk masyarakat pribumi.

B. Saran

Kita sebagai Mahasiswa dan calon pendidik generasi penerus bangsa,


harus mengetahui tentang sejarah kepanduan di dunia dan sejarah kepanduan
di Indonesia sebagai bekal ilmu kita untuk ditanamkan ke peserta didik kita
kelak serta sebagai tambahan wawasan pengetahuan kita tentang kepanduan.
Oleh sebab itu, kita perlu mempelajari sejarah kepanduan yang ada di Dunia
dan yang ada di Indonesia.

8
DAFTAR PUSTAKA

Daliman. (2013). Metodologi Penelitian Sejarah, Yogyakarta: Ombak

Sartono. Kartodirdjo. (2015). Sejarah Pergerakan Nasional 1900-1942: Bagian


Kedua, Yogyakarta: Ombak

Soetomo, Pramoe. (1984). Gerakan Kepanduan Sedunia dan Gerakan Pramuka


Indonesia, Semarang: Gerakan Pramuka Kwartir Daerah XI Jawa
Tengah.

Zuli Agus Firmansyah. (2015). Panduan Pramuka, Jakarta: Wahyumedia.

Anda mungkin juga menyukai