Anda di halaman 1dari 12

KARYA ILMIAH

PERAN PRAMUKA DALAM PENDIDIKAN


REVOLUSI MENTAL

Kakak Pembina :
1. Bismis Sabihis Wahid, S.Pd.
2. Ruli Budianto

Disusun oleh kelompok 12:

1. ANGGI WIDIA PUTRA

2. WINDA PUSPITA

GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN LAMPUNG TENGAH 11-00

RACANA KH.HASYIM AS’ARI DAN NYAI NAFIQOH

PANGKALAN STAI AL MA’ARIF KALIREJO

TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum, Wr. Wb.

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang


telah memberi penulis Kekuatan dan kemudahan dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini sehingga dapat diselesaikan Karya ilmiah ini dibuat untuk memenuhi
tugas kepramukaan. Namun demikian semoga karyaI lmiah Ini tidak hanya
bermanfaat bagi penulis namun juga bisa bermanfaat dan menambah wawasan
Bagi semua pihak.

Dalam pembuatan Karya ilmiah ini penulis tidak terlepas dari berbagai
kesulitan karna Keterbatasan ilmu dan pengalaman yang penulis miliki, namun
berkat petunjuk Allah SWT. Motivasi, mimbingan, serta bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun secara Tidak langsung, dengan izin Allah
SWT. Tugas karya ilmiah ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari kata sempurna, untuk
itu penulisMengharapkan saran dan kritikan kepada pembaca demi kesempurnaan
karya ilmiah untuk Masa yang akan datang, semoga karya ilmiah ini ada
manfa’atnya, Aamiin.

Waalaikumsa
lam, Wr. Wb.

Kalirejo, 20 Oktober 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................. i

KATA PENGANTAR........................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1


B. Rumusan Masalah....................................................................... 1
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Gerakan Revolusi Mental............................................................ 2


B. Pendidikan Pramuka Mengatasi Revolusi Mental...................... 3
C. Peran Pramuka Dalam Pendidikan.............................................. 4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................. 8
B. Saran............................................................................................ 8

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gerakan Pramuka sudah sepatutnya menjadi pelopor dalam
mewujudkan revolusi mental yang dicanangkan pemerintahan Joko Widodo
dan Jusuf Kalla. Apalagi, gerakan Pramuka ini sedang dalam proses
transformasi guna menjadikan kegiatan Pramuka sebagai kanal utama
pembentuk karakter generasi muda selaku motor penggerak perubahan.

Apalagi saat ini gerakan Pramuka sedang mencanangkan scout for


change sebagai visi terkini gerakan pramuka. Tujuannya adalah
mengembalikan kegiatan pramuka menjadi kanal utama pembentukan
kepribadian generasi muda Indonesia sebagai motor penggerak perubahan
negara ke arah yang lebih baik.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian gerakan revolusi mental
2. Bagaimana pendidikan pramuka mengatasi revolusi mental
3. Bagaimana peran pramuka dalam pendidikan

C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetehui gerakan revolusi mental
2. Untuk mengetahui pendidikan pramuka mengatasi revolusi mental
3. Untuk mengetahui peran pramuka dalam pendidikan

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gerakan Revolusi Mental

Wacana revolusi mental yang digagas oleh Joko Widodo, presiden


terpilih hasil pemilu 9 Juli 2014 patut diapresiasi. Melalui tulisan opininya di
Harian Kompas (10/5), Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesia perlu
melakukan revolusi mental, yang harus dimulai dari diri sendiri, lingkungan
keluarga dan lingkungan tempat tinggal serta lingkungan kerja dan kemudian
meluas menjadi lingkungan kota dan lingkungan negara. Menurut Guru Besar
Sosiologi Organisasi Universitas Indonesia, Sudarsono Hardjosoekarto,
esensi revolusi mental adalah proses pembelajaran dan perubahan dari cara
berpikir lama (linier thinking) ke cara berpikir baru (system thinking). Oleh
karena itu, revolusi pemikiran menuju revolusi mental membutuhkan ”titian”
pendidikan karakter. Pendidikan karakter itu sendiri pada dasarnya
merupakan basis revolusi mental bagi kontruksi pembangunan di bidang
apapun. Di sinilah eksistensi gerakan pramuka dirasakan sangat penting dan
strategis dalam upaya membangun kepribadian bangsa dalam menghadapi
tantangan di era globalisasi dewasa ini.

Gerakan pramuka sebagai wadah pendidikan karakter seyogyanya


mampu melakukan perubahan sikap dan mental anggotanya dengan menata
ulang sistem pendidikan anggota dewasa yang terencana dan berkelanjutan,
sehingga pola pembinaan dan pembina pramuka yang dihasilkan berkualitas
dan kompeten. Revolusi mental pramuka semestinya dimulai dari revolusi
pemikiran dari anggota dewasa. Berawal dari revolusi pemikiran kemudian
terbentuk pemahaman dan pandangan yang menjadi landasan untuk bersikap.
Anggota dewasa wajib menyebarkan virus “mental baru pramuka” kepada
anggota muda.

Dengan mentalitas baru, gerakan pramuka bisa menjadi pelopor


gerakan revolusi mental bangsa yang mendapat sokongan penuh dari sang

2
presiden terpilih, Joko Widodo yang juga (secara ex officio) akan menakodai
Majelis Pembimbing Nasional (Mabinas) Gerakan Pramuka Indonesia
periode mendatang.

Peringatan hari pramuka yang jatuh pada 14 Agustus 2014


dilaksanakan dalam suasana menjelang peralihan kepemimpinan nasional,
merupakan momentum untuk “menggerakkan” Gerakan Pramuka sebagai
gerakan revolusi mental anak bangsa.

B. Pendidikan Pramuka Mengatasi Revolusi Mental

Pendidikan kita secara umum masih menekankan pada kompetensi


kognitif (pengetahuan), sedangkan ranah psikomotorik (keterampilan)masih
relatif kecil, apalagi ranah afektif (sikap). Tak pelak lagi, pendidikan kita
terjebak pada orientasi menciptakan generasi pintar secara intelektual namun
gersang moralitasnya. Ketidakseimbangan ketiga ranah tersebut disinyalir
sebagai salah satu penyebab krisis moral bangsa ini.

Kemunculan kurikulum 2013adalah jawaban atas belum berhasilnya


sistem pendidikan kita untuk menciptakan lulusan yang memiliki
keseimbangan kompetensi antara pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Ranah sikap secara khusus menjadi garapan serius dalam kurikulum 2013.
Keseriusan pemerintah diantaranya terlihat dari lahirnya Permendiknas nomor
81A tahun 2013 yang mensyaratkan kepramukaan sebagai ekstrakurikuler
wajib di sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah.

Konten utama pendidikan kepramukaan adalah pendidikan karakter.


Undang-Undang Republik Indonesia nomor 12 tahun 2010, pasal 4
menegaskan bahwa Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap
pramuka agar memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak
mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai
luhur bangsa, dan memiliki kecakapan hidup sebagai kader bangsa dalam

3
menjaga dan membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia,
mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup. Tujuan dari
Gerakan Pramuka sejalan dengan program utama Kementerian Pendidikan
Nasional yang fokus pada penguatan pendidikan karakter.

Nilai-nilai kepramukaan yang menjadi fokus utama dalam pendidikan


karakter dikemas apik dalam Dasa Darma Pramuka yang merupakan inti
kurikulum pendidikan kepramukaan, yaitu; takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa; cinta alam dan kasih sayang sesama manusia; patriot yang sopan dan
kesatria; patuh dan suka bermusyawarah; rela menolong dan tabah; rajin
terampil dan gembira; hemat cermat dan bersahaja; disiplin berani dan setia;
bertanggungjawab dan dapat dipercaya; dan suci dalam pikiran perkataan dan
perbuatan. Sayangnya, meskipun pemerintah sudah melakukan revitalisasi
gerakan pramuka tahun 2006, menggagas lahirnya undang-undang
kepramukaan tahun 2010, dan menjadikan ekskul wajib di sekolah-sekolah
sejak tahun 2013, belum menunjukkan bahwa organisasi ini menjalankan
fungsinya sebagai wadah pendidikan karakter anak bangsa. Justru yang
terjadi adalah menurunnya minat generasi muda terhadap kegiatan
kepramukaan.

C. Peran Pramuka Dalam Pendidikan

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka yang


terdiri dari anggota muda (siaga, penggalang, penegak), anggota dewasa
muda (pandega), anggota dewasa (Pembina pramuka, pelatih, Pembina
profesional, pamong SAKA, instruktur SAKA, pimpinan SAKA, andalan dan
anggota MABI. Kepramukaan adalah proses pendidikan di luar lingkungan
sekolah dan di luar lingkungan keluarga, dalam bentuk kegiatan menarrik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis, yang dilakukan di alam
terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan.
Sedangkan Gerakan Pramuka adalah Gerakan (Lembaga) Pendidikan yang

4
komplementer dan suplementer (melengkapi dan memenuhi pendidikan yang
diperoleh anak/remaja/pemuda di rumah dan di sekolah), pada segmen yang
belum ditangani oleh lembaga pendidikan lain yang pelaksanaannya
mengunakan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan; di Alam
Terbuka (outdoor activities), dan yang sekaligus dapat menjadi upaya “self
education” bagi dan oleh anak/remaja/pemuda/pramuka sendiri.

Gerakan Pramuka sebagai penyelenggara pendidikan kepanduan


Indonesia yang merupakan bagian pendidikan nasional, bertujuan untuk
membina kaum muda dalam mencapai sepenuhnya potensi-potensi spiritual,
sosial, intelektual dan fisiknya, agar mereka bisa:

 Membentuk, kepribadian dan akhlak mulia kaum muda


 Menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara bagi
kaum muda
 Meningkatkan keterampilan kaum muda sehingga siap menjadi anggota
masyarakat yang bermanfaat, patriot dan pejuang yang tangguh, serta
menjadi calon pemimpin bangsa yang handal pada masa depan.

Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut:

 Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa


 Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam
 Peduli terhadap dirinya pribadi
 Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

Metode kepramukaan merupakan cara memberikan pendidikan watak kepada


anggota muda,yaitu dengan:

 Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka


 Belajar sambil melakukan kegiatan yang menyenangkan atau menghibur
 Sistem berkelompok

5
 Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan
yang sesuai dengan perkembangan rohani dan jasmani peserta didik
 Kegiatan di alam terbuka
 Sistem tanda kecakapan
 Sistem satuan terpisah untuk putera dan puteri
 Kiasan Dasar

Di dalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih


dipentingkan melainkan melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap serta
perbuatan-perbuatan yang baik yang akan membentuk intelegensia, kekuatan
jasmani dan karakter dari diri tersebut. Hal tersebut terlihat pada cara kerja
regu dan kelompok penggalang,dimana mereka diajak untuk bekerja sama
dalam satu tim dalam mencapai satu tujuan yang sama, sehingga dalam
kelompok tersebut dapat terlihat latihan dalam berdemokrasi, bahkan itu
adalah demokrasi pancasila dalam praktiknya.

Jika kita mengacu pada arti kiasan lambang gerakan pramuka yakni
nyiur, ia dapat tumbuh dimana saja yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekeliling dimanapun ia berada
dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Pramuka adalah wadah
pelatihan dan pendidikan yang menghasilkan atau mencetak generasi yang
mampu hidup berdampingan dengan sekelilingnya dan dalam keadaan apapun
yang tidak hanya bisa bergantung kepada orang lain.

Gerakan pramuka dalam melaksanakan fungsinya sebagai wadah


pembinaan dan pengembangan generasi muda Indonesia mempunyai tugas
pokok menyelenggarakan kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan
tunas bangsa agar menjadi generasi yang lebih baik, bertanggung jawab,
mampu mengisi kemerdekaan nasional dan membangun dunia yang lebih
baik. Dalam melaksanakan tugas pokoknya tentu memerlukan suatu
perencanaan dan program yang strategik dan berkesinambungan berupa
kebijakan dan prioritas program yang dituangkan dalam Rencana Strategik

6
(Renstra) Gerakan Pramuka. Kepanduan atau pramuka merupakan wadah
gerak bagi peserta didik dibawah pimpinan mereka sendiri dalam rangka
melakukan kegiatan – kegiatan yang positif, inovatif dan produktif yang akan
membantu mereka dalam mengembangkan fungsi kewarganegaraan dengan
daya tarik dalam lingkungan.

Dari sini Pramuka berperan untuk menyelesaikan permasalahan


tersebut dengan cara melaksanakan semua prinsip dasar yang sudah tertuang
pada AD/ART. Sehingga, dengan begitu problema di masyarakat yang
sebagian besar dialami, dan disebabkan oleh kaum muda dapat diminimalisir
ataupun dimusnahkan agar tercipta masyarakat yang makmur dan terorganisir
dengan baik. Serta terjaganya generasi muda dari ancaman-ancaman era
globalisasi yang semakin besar memiliki ancaman untuk menjerumuskan
generasi muda.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan karakter ini merupakan aplikasi dari revolusi mental dalam
pendidikan kepramukaan maupun umum, mengingat banyak sekali
permasalahan pendidikan dan metode kepramukaan merupakan cara
memberikan pendidikan watak kepada anggota dalam melahirkan generasi
yang berkarakter.

B. SARAN
 Pendidikan bukan hanya tanggung jawab sekolah atau organisasi tapi
merupakan Tanggung jawab bersama
 Gerakan pramuka harus menjadi lokomotif perbaikan bangsa melalui
revolusi mental
 Didalam pramuka bukanlah materi atau isi pelajaran yang lebih
dipentingkan, melainkan Melahirkan dan menumbuhkan sikap-sikap
jasmani dan karakter dari diri tersebut.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://www.beritasatu.com/paulus-c-nitbani/nasional/237194/pramuka-
harus-jadi-pelopor-revolusi-mental

http://muhammadyuridulfirdaus.blogspot.com/2016/11/peran-
kepramukaan-dalam-pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai