Anda di halaman 1dari 48

Tipologi Kepribadian

Dari berbagai pandangan / teori tentang kepribadian ini, berkembanglah berbagai


teori tentang tipologi atau tipe kepribadian.

Kepribadian atau "personality" merupakan sifat dan tingkah laku yang


membedakannya dengan orang lain. Kepribadian seseorang dibentuk dan
terbentuk oleh faktor internal dan eksternal. G.W All port (1897) yang
menyelesaikan Ph.D-nya di bidang Psikologi pada tahun 1922 di Harvard
University, mengemukakan bahwa, "personality is the dynamic organization
within the individual those psychological system that determine his unique
adjustment to his environtment." (Kepribadian adalah organisasi dinamis yang
ada pada seseorang di dalam suatu sistem kejiwaan yang menentukan keunikan
penyesuaian dengan lingkungannya).

Dari pemahaman tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian itu adalah suatu
organisasi yang tersusun dari banyak unsur yang saling ketergantungan.
Ketergantungan ini mempunyai sistem pengaturan dalam hubungan fungsional.
Sistem pengaturan inilah membuat kepribadian itu menjadi kesatupaduan pola-
pola pengaturan tingkah laku.

Kemudian dikatakan bahwa kepribadian itu bersifat dinamis. Berarti, kepribadian


itu adalah sesuatu yang berubah dan berkembang membentuk suatu sikap dan
tindakan tertentu. Perubahan ini sesuai dengan waktu dan pengalaman yang
dilaluinya. Dari sini kita bisa memahami mengapa seseorang bisa berubah,
misalnya dari seorang yang tadinya berpendirian teguh menjadi seorang yang
plin-plan. Bisa saja hal ini terjadi jika pada saat ia berpendirian teguh, maka
pengalaman pahitnya yang diterimanya. Dan itu terjadi berulang-ulang. Atau,
bisa sebaliknya, orang yang tadinya plin-plan menjadi seorang yang teguh
pendiriannya. Karena ia belajar bahwa kalau bersikap plin-plan maka kesulitanlah
yang dialaminya. Lalu ia pun mengubah sikapnya.

Dari definisi Allport tentang kepribadian, ia menyebut sistem kejiwaan. Jadi,


aspek jasmani dan rohani saling bertautan dalam satu sistem. Selain itu,
kepribadian itu terikat dengan lingkungan. Setiap individu mempunyai
kekhasannya di dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan demikian,
kepribadian itu bila didefinisikan adalah sebagai pola tingkah laku yang khas bagi
seseorang yang menyebabkan orang itu dapat dikenali dari perilakunya. Dan oleh
karena itu, tidak mungkin ada dua orang yang sama. Mirip, tetapi tidak bisa sama.
Sering kali orang menyamakan antara temperamen, watak dan kepribadian.
Namun, Dr. Tim La Haye dalam bukunya "Temperamen Anda Dapat Diubah"
(Diterjemahkan dari dari buku Spirit Controlled Temperament), memberikan
perbedaan di antara ketiganya. Dikatakannya bahwa temperamen merupakan
gabungan dari ciri-ciri pembawaan yang secara tidak sadar mempengaruhi
tingkah laku seseorang. Ciri-ciri ini diturunkan berdasarkan kebangsaan, ras
(orang Batak berbeda dengan orang Jawa), seks (beda antara pria dan wanita) dan
faktor- faktor keturunan lain. Ciri-ciri ini diteruskan oleh gen (plasma pembawa
sifat). Beberapa ahli ilmu jiwa mengemukakan bahwa kita lebih banyak
mendapat gen kakek dan nenek kita daripada gen orang tua kita. Hal ini nyata
pada beberapa anak yang lebih mirip dengan kakek atau nenek daripada dengan
kedua orang tuanya. Ciri-ciri temperamen itu tidak dapat ditentukan lebih dahulu,
sama seperti mata, rambut dan ukuran tubuh.

Watak seseorang menyatakan keadaan yang sebenarnya. Barangkali inilah yang


disebut sebagai "manusia batiniah yang tersembunyi". Watak adalah hasil dari
temperamen pembawaan seseorang yang dibentuk oleh pendidikan pada masa
kanak-kanak, pendidikan di sekolah, sikap dasar, agama, prinsip-prinsip dan
motivasi. Kadang-kadang watak itu disebut sebagai "jiwa" manusia yang terdiri
atas pikiran, emosi dan kehendak.

Sedangkan kepribadian, menurut La Haye, adalah ekspresi yang keluar dari diri
kita, yang mungkin sama dengan watak kita atau mungkin juga tidak, bergantung
pada ketulusan kita. Sering kali kepribadian itu merupakan suatu topeng yang
baik dari watak yang buruk atau yang lemah. Banyak orang pada masa bertindak
berdasarkan apa yang menurut pikirannya patut dilakukan, bukan berdasarkan
keadaan dirinya yang sebenarnya. Inilah rumus dari kekacauan mental dan
rohani. Hal ini terjadi bila seseorang mengikuti rumus-rumus manusia tentang
tingkah laku yang baik itu, maka akibatnya ialah kekacauan mental dan rohani.

Tipe Kepribadian

Perbedaan kepribadian atau tipe-tipe kepribadian yang melekat pada setiap orang
telah menarik perhatian para ahli sejak dahulu kala. Sebenarnya penjelasan
Alkitab mengenai tipe-tipe kepribadian ini telah ada jauh sebelum penelitian
ilmiah. Alkitab menjelaskan tentang perbedaan antara pria dan wanita yang
merupakan perbedaan tipe kepribadian yang sangat jelas. Perkembangan
selanjutnya memberikan kepada kita suatu penguraian yang lebih terperinci
mengenai tipe-tipe kepribadian orang.

Di dalam bidang kedokteran pada zaman Yunani kuno, Hippocrates telah


melakukan suatu usaha penelitian di dalam tipologi kepribadian. Ia
menyimpulkan bahwa temperamen (darah, flegma, empedu hitam, empedu
kuning) berhubungan dengan kepribadian yang mudah terserang berbagai macam
penyakit. Ia menyatakan bahwa mereka yang pendek dan gempal mudah
terserang apoplexy dan mereka yang tinggi dan kerempeng mudah terserang
penyakit tuberclosis. Kecuali Galen (130-200 AD) membagi tipe kepribadian itu
berdasarkan temperamen tersebut menjadi:

1. Sanguine - tipe yang meluap-luap.


2. Flegmatik - tipe lamban.
3. Kolerik - tipe gerak cepat.
4. Melankolik - tipe patah hati.

Sekali pun pembagian tipe kepribadian ini dinilai tidak ilmiah, namun istilah-
istilah tersebut masih dipakai sampai dengan saat ini. Kemudian Ernst
Kretschmer (1888-1964) dalam bukunya "Physique and Character" membagi
kepribadian atau tempramen atas 4 tipe:

1. Tipe astenik.
Tipe ini mempunyai ciri kurus, lurus, tubuh lemah, sulit bertumbuh, dan
cenderung kepada schizophrenia.
2. Tipe atletis.
Ciri-ciri tipe ini, orangnya tinggi, besar, dadanya bidang, kekar, dan
postur tubuh yang meruncing ke bawah. Secara kejiwaan, orang ini
mempunyai potensi schizothymic.
3. Tipe piknik.
Tubuhnya cenderung melebar, lembut, gemuk bulat dan berlemak.
Kretschmer mengidentifikasikan tipe dengan cycloid atau manic-
depressive, suatu temperamen yang berubah-ubah, kadang senang, kadang
murung.
4. Tipe displastik. Tipe yang lain dari ketiga tipe di atas.
William Sheldon yang menulis buku "The Varieties of Temperament"
(1942), juga memberi perhatian kepada bentuk tubuh. Ia memusatkan
perhatian pada penelitiannya tentang meticulous yang disebutnya sebagai
somatotyping. Sikap dan tingkah lakunya diduga menyesuaikan diri
dengan bentuk tubuhnya. Ia membagi tipe kepribadian menjadi tiga
bagian:
a. Endomorphy.
Dari segi fisik, pencernaannya baik, namun otot-ototnya lemah.
Karena itu tubuhnya cenderung gemuk. Tipe ini lamban, senang
memanjakan tubuhnya, suka makan (apalagi kalau bersama
kawan- kawan), orangnya mudah dan sangat bersahabat, dan
merasa puas selalu.
b. Mesontorphy.
Orang tipe ini memiliki tubuh yang kekar, langkahnya tegap,
senang menguasai karena memang dia punya kekuatan, suka
terhadap hal-hal yang beresiko berbahaya. Ia mempunyai arah
yang tegas dan jelas, punya keberanian untuk bertempur. Sifat
ekstrovertnya sangat menonjol.
c. Ectomorphy.
Tipe ini ditandai dengan ketenangan. Postur tubuh dan gerak yang
kaku. Perasaannya sangat peka. Sifatnya sangat tertutup.

Pada tahun 1971, C.G. Jung menulis sebuah buku yang berjudul "Psychological
Types". Ia membagi kepribadian itu atas introvert dan extrovert. Kedua tipe itu
ditandai dengan sikap seseorang terhadap obyek. Seorang yang introvert pada
dasarnya selalu ingin melarikan diri dari obyek, seakan-akan obyek itu harus
dicegah agar tidak menguasainya. Sebaliknya, orang yang ekstrovert mempunyai
sikap yang positif terhadap obyek. Dialah yang menguasai obyek itu.
Kelihatannya pembagian Jung itu terlalu sederhana. Tetapi sebetulnya Jung
mengklasifikasikan kedua tipe itu ke dalam delapan subtipe, sehingga terkesan
rumit.

1. Tipe pemikir ekstrovert.


Setiap aktivitas orang tipe ini tidak lepas dari kesimpulan- kesimpulan
yang bersifat intelektual yang didasarkan pada data obyektif.
2. Tipe perasa ekstrovert.
Orang ini sebelum bertindak, perasaannya itu harus pas dulu. Jung
memasukkan kaum wanita ke dalam tipe ini.
3. Tipe sensasi ekstrovert.
Bagi dia, segala sesuatu harus benar dan berorientasi pada kesenangan
yang konkrit, tidak berlebihan, hukum itu harus dipatuhi. Orang tipe ini
tidak mementingkan diri sendiri, dan rela berkorban demi kepentingan
orang lain.
4. Tipe intuitif ekstrovert.
Orang ini tidak akan ditemukan dalam dunia yang memiliki nilai realitas
yang dapat diterima. Ia tidak puas dengan apa yang ada. Ia selalu
menyelidiki sesuatu dan berbuat sesuatu yang baru.
5. Tipe pemikir introvert.
Orang ini terlalu membatasi diri dengan pikiran dan pendapatnya sendiri.
Ia bisa berpikir kritis, tetapi sering subyektif.
6. Tipe perasa introvert.
Orangnya tenang, sulit didekati, sukar mengerti dan kurang tanggap
terhadap perasaan orang lain.
7. Tipe sensasi introvert.
Dia selalu berorientasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan bukan
pada penilaian yang masuk akal.
8. Tipe intuitif introvert.
Tipe ini sangat senang dengan hal-hal yang berbau mistik, bahkan ia bisa
menjadi peramal atau seniman yang aneh.

Pembagian Jung ini disempurnakan lebih lanjut oleh Isabel Briggs Myers dalam
bukunya "Gifts Differing". Dia membagi ke delapan tipe Jung menjadi dua sub
tipe yang menyangkut penilaian dan pemahaman. Dialah yang menemukan tipe
Myers-Briggs yang merupakan indikator terhadap pengukuran preferensi
kepribadian, kapasitas dan keterbatasannya. Ia yakin bahwa setiap subtipe itu
mempunyai kekuatan. Hal ini sangat menolong kita sebagai pelayan. Suatu
pendekatan yang baru terhadap analisa tingkah laku dari tipe kepribadian ini
terdapat dalam "The Diagnostic and Statistical Manual III", yang menguraikan 11
gangguan kepribadian yang di kelompokkan dalam tiga bagian:

Kelompok A: Orang-orang aneh dan eksentrik.

a. Paranoid:
Suatu gangguan kepribadian yang ditandai dengan ciri-ciri khas
hipersensitivitas, kecurigaan, dan kecenderungan untuk menyalahkan
orang lain.
b. Schzoid:
Selalu menjauhkan diri dari orang lain serta memiliki pemikiran yang
eksentrik.
c. Schizotypal: Ciri kepribadian yang terganggu yang ditandai dengan
pengucilan diri dari orang lain serta pikiran-pikiran yang eksentrik (aneh,
sinting, kegila-gilaan). Mirip schizophrenia, tetapi tidak begitu parah.

Kelompok B: Orang-orang dramatis, emosional dan tak menentu.

a. Anti-sosial:
Ketidakmauan untuk berasosiasi dengan individu-individu lain atau
kelompok-kelompok lain. Sikapnya selalu melawan standar sosial, dan
karenanya berbahaya bagi masyarakat.
b. Borderline:
Orangnya tidak stabil dalam tingkah laku, suasana hati, hubungan dengan
orang lain, dan konsep diri.
c. Histronie:
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kehebohan, dramatisasi diri,
pembujukan dan usaha untuk mencari perhatian.
d. Narcisstic:
Ditandai dengan cinta diri yang sering dikaitkan dengan kepuasan erotis.
Ia sangat menyayangi tubuhnya, perbuatan dan kemampuannya.

Kelompok C: Ditandai dengan kecemasan, ketakutan dan suka bertingkah.

a. Avoidant:
Cirinya adalah kepekaan yang berlebihan terhadap penolakan orang lain,
sehingga ia tidak mau berhubungan dengan orang lain, takut kalau ditolak.
b. Dependent:
Sangat kurang percaya diri, sehingga ia cepat menyerahkan diri kepada
orang lain. Karenanya mereka tidak bisa mengambil keputusan di dalam
hidup mereka tanpa orang lain.
c. Obsessive-compulsive:
Adanya ide (obsesi) yang tegar melekat dan sering tidak dikehendaki
diiringi dengan perbuatan yang tidak masuk akal. Seseorang akan
mencuci tangannya setiap lima menit karena takut akan bakteri yang akan
membinasakannya. Atau, seorang yang sebentar-sebentar memeriksa
kunci pintu apakah terkunci atau tidak, jangan-jangan ada maling yang
sedang mondar-mandir di halaman rumahnya. Usaha-usaha seperti itu
adalah usaha untuk menghilangkan perasan bersalah.
d. Passive-aggressive:
Ditandai dengan pemberontakan melalui ketidakaktifan dan sikap keras
kepala.

Tipe-tipe Kepribadian Berdasarkan Temperamen

Tim La Have mengingatkan kita akan bahaya di dalam membahas tipe


kepribadian ini berdasarkan temperamen. Sebab beberapa orang akan cenderung
untuk mulai menilai dan bahkan menentukan temperamen kawan-kawannya.
Padahal penilaian dan penentuan itu tidak dapat dilihat dari satu dua kesan dan
penampilan seseorang di dalam waktu yang sangat terbatas. Orang yang
bersangkutanlah yang jauh lebih mengetahui temperamen macam apa dia itu.

Lagi pula, pembagian temperamen seperti yang diusulkan oleh Galen itu tidak
bermaksud bahwa setiap orang ditandai dengan satu temperamen, tetapi di dalam
diri seseorang bisa terdiri atas beberapa macam tempramen. Memang, ada satu
jenis temperamen yang menonjol.

Catatan lain yang perlu diperhatikan di dalam memahami orang lain lewat
perbedaan temperamen itu, bahwa ada orang yang sebenarnya mempunyai
temperamen kolerik, tetapi dalam perjalanan waktu dan pengalamannya, bisa
berubah menjadi seorang yang flegmatik sehingga penilaian dan penetuan itu bisa
meleset.

Kolerik

Seorang yang disebut kolerik biasanya ditandai dengan semangatnya yang berapi-
api, cekatan, aktif, mempunyai kemauan keras, mampu untuk mandiri dan
berpikir praktis. Ia selalu puas dengan dirinya sendiri, tanpa harus ditentukan
orang lain. Ia tidak perlu diajar berpikir positif, sebab ia mudah menanggapi
segala sesuatu itu positif. Sikapnya optimis. Di kala semua orang telah menyerah
kepada keadaan, orang kolerik tetap memandang kepada masa depan yang penuh
harapan. Bagi dia tidak ada langkah menyerah. Hal ini berhubungan dengan
sikapnya yang berani, tidak kenal takut.

Karena itu orang kolerik hampir tidak menemukan kesulitan untuk memimpin.
Potensi itu sangat besar di dalam dia. Dialah yang sering menyulut massa
(agitator). Ia juga dikenal sebagai organisator yang bijaksana, karena ia tidak
mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan sendiri.

Namun di balik kemampuan-kemampuanya itu, ia juga seorang yang kejam,


sadis, kasar, tidak sensitif atau kurang mengerti perasaan orang lain. Barangkali
satu hal yang sulit bagi dia adalah mengasihi orang lain. Karena bagi dia orang
lain hanya alat untuk mencapai tujuan-tujuan. Ia selalu melihat dirinya sebagai
pusat aktivitasnya dan orang lain harus mendukung tujuan-tujuan dan rencana-
rencananya. Ia tidak akan berurusan dengan mereka yang tidak mendukungnya.
Tugas dan proyeknya adalah pusat perhatiannya, karena itu ia bukanlah seorang
yang mudah bergembira. Sebegitu aktif dan "rajin"nya orang ini, sehingga sulit
baginya untuk menyediakan waktu untuk bersaat teduh (membaca Alkitab,
berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam waktu-waktu khusus).

Sanguin

Orang sanguin beda dengan kolerik. Ia mampu membuat suasana menjadi hangat.
Ia terkesan tidak memikirkan hari esok. Hari ini adalah hari yang berbahagia, hari
esok lain urusannya. Ia begitu ramah dengan semua orang, simpatik, lemah
lembut dan punya perhatian yang besar terhadap orang lain. Makanya ia sangat
disenangi orang, apalagi ia termasuk orang yang tidak pernah kehabisan kata-
kata, ia bisa memukau orang banyak dengan cerita-ceritanya yang menarik. Ia
manusia yang tak pernah bosan dengan hidup ini.

Sayangnya, orang sanguin memiliki emosi yang tidak stabil. Ia bisa jatuh cinta
dengan seorang hari ini, kemudian dengan seorang lagi pada hari yang lain.
Pendiriannya tidak tegas, dan karena itu ia tidak segan-segan untuk berbohong.
Karena senang dengan memukau orang, sampai-sampai sebuah fakta dilebih-
lebihkan. Pintar membuat sensasi. Kalau orang sanguin melihat sepeda
bertabrakan dengan sepeda, ia akan menceritakannya seakan-akan pesawat
bertabrakan dengan pesawat. Sifat kekanak-kanakannya sangat menonjol, dan
suka mendominasi percakapan.

Kelemahan lain yang dimiliki orang sanguin adalah tidak disiplin. Terlalu banyak
waktu yang dibuangnya, sehingga banyak pekerjaan yang tidak selesai. Tidak
teroganisir, karena ia mudah beralih perhatian kepada hal-hal yang tidak menjadi
prioritas. Ia tidak terdesak dengan target waktu. Makanya kalau orang sanguin
sering datang terlambat, kita tidak usah heran. Ia bisa memasuki sebuah
pertemuan rapat dalam keadaan tenang tanpa merasa "berdosa".

Melankolik

Melankolik terkenal sebagai manusia sesitif. Kalau orang kolerik tidak senang
dengan hal-hal yang kecil, melankolik adalah sebaliknya. Ia terlalu banyak
disibukkan dengan hal-hal kecil yang kadang-kadang tidak pantas untuk
dipikirkan. Ia adalah orang yang sulit mengambil keputusan. Seorang wanita
yang melankolik akan sulit memberikan respons kepada seorang pria yang
menyatakan cinta kepadanya. Ia mampu untuk menggumulinya selama bertahun-
tahun untuk sebuah keputusan.

Ia adalah seorang yang berpikir dalam dan analitis. Karenanya ia sangat


menghargai karya-karya musik, sastra, seni. Dalam pekerjaan, ia selalu
melakukan yang terbaik. Ia tidak akan menerima suatu tanggungjawab apabila
yang lain belum juga ia selesaikan. Kalau seorang kolerik, yang penting banyak
pekerjaan, bagi melankolik, yang penting selesai dengan sempurna.

Akan tetapi, beda dengan kolerik, ia adalah seorang yang pesimis dan selalu
melihat segala sesuatu dari sisi negatif. Orang mengenal dia sebagai Si
Pemurung. Setiap hari dilewatinya hanya dengan memikirkan dirinya sendiri. Ia
terlalu kuatir akan kehidupannya, makanya ia mudah stres dan depresi.

Terhadap orang lain ia sering mengkritik, kalau ia melihat ada sesuatu yang tidak
sesuai dengan keinginannya. Selalu curiga pada hal-hal yang baru, termasuk pada
orang lain. Karena itu ia sulit mendapat kawan. Ia terlalu idealis dan teoritis.
Karena terlalu banyak pertimbangan, akibatnya untuk mengambil keputusan pun
sulit.

Flegmatik

Tenang, damai dan baik hati adalah ciri khas orang flegmatik. Orangnya adalah
yang paling stabil di antara semua temperamen. Ia seorang yang setia, pendengar
yang baik dan bisa mempunyai humor yang menyenangkan. Ia bekerja tanpa
adanya suatu tekanan, rapi dan tetap teguh dalam mempertahankan apa yang telah
menjadi peraturan. Ia sangat berhati-hati di dalam mengambil tindakan.

Cuma, orang akan merasa kesal dengan orang flegmatik. Ia adalah orang yang
sulit bergerak. Pasif adalah ciri khas orang ini. Di saat semua orang panik, ia
tenang. Ia kurang percaya pada dirinya sendiri. Dan yang lebih menjengkelkan
lagi ialah sikapnya yang suka kompromi.

Dalam kegiatan bersama, ia lebih memilih untuk abstain ketimbang terlibat dalam
suatu urusan. Ia tidak begitu antusias dalam segala hal. Kalau semua orang
tertawa, ia tidak. Malahan ia sinis, dan suka mengejek. Acuh tak acuh, dan
merasa dirinya lebih benar dari orang lain. Sebenarnya ia seorang pemalas dan
sukar didorong. Sikapnya sangat tertutup, penakut dan terlalu berhati-hati.
Tipologi semacam ini adalah usaha untuk menggambarkan kepribadian manusia
dengan melakukan kategorisasi dan penyederhanaan terhadap berbagai
kemungkinan kombinasi kepribadian. Karena salah satu sifatnya adalah
penyederhanaan, maka apapun tipologi kepribadian sebenarnya tidak mampu
untuk menggambarkan seluruh kemungkinan kepribadian.

Namun, dengan tetap berpegang pada pemahaman bahwa setiap manusia itu unik,
tipologi kepribadian bagaimanapun dapat membantu siapapun untuk lebih
memahami kepribadian diri maupun orang lain.

Ada banyak tipologi kepribadian, hampir sebanyak teoritikus tentang kepribadian


itu sendiri. Di sini, akan disajikan beberapa tipologi saja, yaitu:

1. Big Five Personality


2. Archetype;
3. Miner.

1. Big Five Personality


Big Five Personality merupakan pendekatan dalam psikologi kepribadian yang mengelompokan
trait kepribadian dengan analisis faktor. Tokoh pelopornya adalah Allport dan Cattell.

Big Five Personality adalah suatu pendekatan yang digunakan dalam psikologi untuk melihat
kepribadian manusia melalui trait yang tersusun dalam lima buah domain kepribadian yang
telah dibentuk dengan menggunakan analisis faktor. Lima traits kepribadian tersebut adalah
extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuoriticism, openness to experiences.

Trait-trait dalam domain-domain dari Big Five Personality Costa & McCrae (1997) adalah
sebagai berikut.

Extraversion (E)
Faktor pertama adalah extraversion, atau bisa juga disebut faktor dominan-patuh (dominance-
submissiveness). Faktor ini merupakan dimensi yang penting dalam kepribadian, dimana
extraversion ini dapat memprediksi banyak tingkah laku sosial. Menurut penelitian, seseorang
yang memiliki faktor extraversion yang tinggi, akan mengingat semua interaksi sosial,
berinteraksi dengan lebih banyak orang dibandingkan dengan seseorang dengan tingkat
extraversion yang rendah. Dalam berinteraksi, mereka juga akan lebih banyak memegang
kontrol dan keintiman. Peergroup mereka juga dianggap sebagai orang-orang yang ramah, fun-
loving, affectionate, dan talkative.

Extraversion dicirikan dengan afek positif seperti memiliki antusiasme yang tinggi, senang
bergaul, memiliki emosi yang positif, energik, tertarik dengan banyak hal, ambisius, workaholic
juga ramah terhadap orang lain. Extraversion memiliki tingkat motivasi yang tinggi dalam
bergaul, menjalin hubungan dengan sesama dan juga dominan dalam lingkungannya
Extraversion dapat memprediksi perkembangan dari hubungan sosial. Seseorang yang memiliki
tingkat extraversion yang tinggi dapat lebih cepat berteman daripada seseorang yang memiliki
tingkat extraversion yang rendah. Extraversion mudah termotivasi oleh perubahan, variasi
dalam hidup, tantangan dan mudah bosan. Sedangkan orang-orang dengan tingkat ekstraversion
rendah cenderung bersikap tenang dan menarik diri dari lingkungannya.

Agreeableness (A)
Agreebleness dapat disebut juga social adaptibility atau likability yang mengindikasikan
seseorang yang ramah, memiliki kepribadian yang selalu mengalah, menghindari konflik dan
memiliki kecenderungan untuk mengikuti orang lain. Berdasarkan value survey, seseorang yang
memiliki skor agreeableness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki value
suka membantu, forgiving, dan penyayang.

Namun, ditemukan pula sedikit konflik pada hubungan interpersonal orang yang memiliki
tingkat agreeableness yang tinggi, dimana ketika berhadapan dengan konflik, self esteem
mereka akan cenderung menurun. Selain itu, menghindar dari usaha langsung dalam
menyatakan kekuatan sebagai usaha untuk memutuskan konflik dengan orang lain merupakan
salah satu ciri dari seseorang yang memiliki tingkat aggreeableness yang tinggi. Pria yang
memiliki tingkat agreeableness yang tinggi dengan penggunaan power yang rendah, akan lebih
menunjukan kekuatan jika dibandingkan dengan wanita.

Sedangkan orang-orang dengan tingkat agreeableness yang rendah cenderung untuk lebih
agresif dan kurang kooperatif.

Pelajar yang memiliki tingkat agreeableness yang tinggi memiliki tingkat interaksi yang lebih
tinggi dengan keluarga dan jarang memiliki konflik dengan teman yang berjenis kelamin
berlawanan.

Neuroticism (N)
Neuroticism menggambarkan seseorang yang memiliki masalah dengan emosi yang negatif
seperti rasa khawatir dan rasa tidak aman. Secara emosional mereka labil, seperti juga teman-
temannya yang lain, mereka juga mengubah perhatian menjadi sesuatu yang berlawanan.
Seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang rendah cenderung akan lebih gembira dan
puas terhadap hidup dibandingkan dengan seseorang yang memiliki tingkat neuroticism yang
tinggi. Selain memiliki kesulitan dalam menjalin hubungan dan berkomitmen, mereka juga
memiliki tingkat self esteem yang rendah. Individu yang memiliki nilai atau skor yang tinggi di
neuroticism adalah kepribadian yang mudah mengalami kecemasan, rasa marah, depresi, dan
memiliki kecenderungan emotionally reactive.

Openness (O)
Faktor openness terhadap pengalaman merupakan faktor yang paling sulit untuk dideskripsikan,
karena faktor ini tidak sejalan dengan bahasa yang digunakan tidak seperti halnya faktor-faktor
yang lain. Openness mengacu pada bagaimana seseorang bersedia melakukan penyesuaian pada
suatu ide atau situasi yang baru.

Openness mempunyai ciri mudah bertoleransi, kapasitas untuk menyerap informasi, menjadi
sangat fokus dan mampu untuk waspada pada berbagai perasaan, pemikiran dan impulsivitas.
Seseorang dengan tingkat openness yang tinggi digambarkan sebagai seseorang yang memiliki
nilai imajinasi, broadmindedness, dan a world of beauty. Sedangkan seseorang yang memiliki
tingkat openness yang rendah memiliki nilai kebersihan, kepatuhan, dan keamanan bersama,
kemudian skor openess yang rendah juga menggambarkan pribadi yang mempunyai pemikiran
yang sempit, konservatif dan tidak menyukai adanya perubahan.

Openness dapat membangun pertumbuhan pribadi. Pencapaian kreatifitas lebih banyak pada
orang yang memiliki tingkat openness yang tinggi dan tingkat agreeableness yang rendah.
Seseorang yang kreatif, memiliki rasa ingin tahu, atau terbuka terhadap pengalaman lebih
mudah untuk mendapatkan solusi untuk suatu masalah.

Conscientiousness (C)
Conscientiousness dapat disebut juga dependability, impulse control, dan will to achieve, yang
menggambarkan perbedaan keteraturan dan self discipline seseorang. Seseorang yang
conscientious memiliki nilai kebersihan dan ambisi. Orang-orang tersebut biasanya
digambarkan oleh teman-teman mereka sebagai seseorang yang well-organize, tepat waktu, dan
ambisius.
 

Conscientiousness mendeskripsikan kontrol terhadap lingkungan sosial, berpikir sebelum


bertindak, menunda kepuasan, mengikuti peraturan dan norma, terencana, terorganisir, dan
memprioritaskan tugas. Di sisi negatifnya trait kepribadian ini menjadi sangat perfeksionis,
kompulsif, workaholic, membosankan. Tingkat conscientiousness yang rendah menunjukan
sikap ceroboh, tidak terarah serta mudah teralih perhatiannya.

Trait dan Facets Big Five Personality Costa & McCrae

Faktor Facet
Extraversion (E) Warmth (E1)
Kecenderungan untuk mudah bergaul dan membagi kasih sayang
Gregariousness (E2)
Kecenderungan untuk banyak berteman dan berinteraksi dengan
orang banyak
Assertiveness (E3)
Individu yang cenderung tegas
Activity (E4)
Individu yang sering mengikuti berbagai kegiatan, memiliki
energi dan semangat yang tinggi
Excitement-seeking (E5)
Individu yang suka mencari sensasi dan suka mengambil resiko
Positive emotion (E6)
Kecenderungan untuk mengalami emosi-emosi yang positif
seperti bahagia, cinta, dan kegembiraan
Agreeableness (A) Trust (A1)
Tingkat kepercayaan individu terhadap orang lain
Straightforwardness (A2)
Individu yang terus terang, sungguh-sungguh dalam menyatakan
sesuatu
Altruism (A3)
Individu yang murah hati dan memiliki keinginan untuk
membantu orang lain
Compliance (A4)
Karakteristik dari reaksi terhadap konflik interpersonal
Modesty (A5)
Individu yang sederhana dan rendah hati
Tender-mindedness (A6)
Simpatik dan peduli terhadap orang lain
Neuroticism (N) Anxiety (N1)
Kecenderungan untuk gelisah, penuh ketakutan, merasa kuatir,
gugup dan tegang
Hostility (N2)
Kecenderungan untuk mengalami amarah, frustasi dan penuh
kebencian
Depression (N3)
Kecenderungan untuik mengalami depresi pada individu normal
Self-consciousness (N4)
Individu yang menunjukkan emosi malu, merasa tidak nyaman
diantara orang lain, terlalu sensitive, dan mudah merasa rendah
diri
Impulsiveness (N5)
Tidak mampu mengotrol keinginan yang berlebihan atau
dorongan untuk melakukan sesuatu
Vulnerability (N6)
Kecenderungan untuk tidak mampu menghadapi stress,
bergantung pada orang lain, mudah menyerah dan panik bila
menghadapi sesuatu yang datang mendadak
Openness (O) Fantasy (O1)
Individu yang memiliki imajinasi yang tinggi dan aktif
Aesthetic (O2)
Individu yang memiliki apresiasi yang tinggi terhadap seni dan
keindahan
Feelings (O3)
Individu yang menyadari dan menyelami emosi dan perasannya
sendiri
Action (O4)
Individu yang berkeinginan untuk mencoba hal-hal baru
Ideas (O5)
Berpikiran terbuka dan mau menyadari ide baru dan tidak
konvensional
Values (O6)
Kesiapan seseorang untuk menguji ulang nilai-nilai social politik
dan agama
Conscientiousness (C) Competence (C1)
Kesanggupan, efektifitas dan kebijaksanaan dalam melakukan
sesuatu
Order (C2)
Kemampuan mengorganisasi
Dutifulness (C3)
Memegang erat prinsip hidup
Achievement-striving (C4)
Aspirasi individu dalam mencapai prestasi
Self-discipline (C5)
Mampu mengatur diri sendiri
Deliberation (C6)
Selalu berpikir dahulu sebelum bertindak
 

Gambaran karakteristik individu skor tinggi dan rendah ketika diukur

Karakteristik Skala Trait Karakteristik


skor tinggi skor rendah

Mudah Ekstraversion (E) Tidak ramah,


menyesuaikan Mengukur kuantitas bersahaja, suka
diri dengan dan intensitas dari menyendiri,
lingkungan interaksi interpersonal, orientasi pada
sosial, aktif , tingkatan aktivitas, tugas, pendiam.
banyak bicara, kebutuhan akan Sinis, kasar,
orientasi pada dorongan, dan curiga, tidak
hubungan kapasitas dan dan kooperatif,
sesama, kesenangan. pendendam,
optimis, fun- Agreeableness (A) kejam,
loving, Mengukur kualitas manipulatif.
affectionate. dari apa yang
Lembut hati, dilakukan dengan
dapat dipercaya, orang lain dan apa
suka menolong, yang dilakukan
pemaaf, terhadap orang lain.
penurut.

Cemas, gugup, Neuroticism (N) Tenang, santai,


emosional, Menggambarkan merasa aman,
merasa tidak stabilitas emosional puas terhadap
aman, merasa dengan cakupan- dirinya, tidak
tidak mampu, cakupan perasaan emosional, tabah.
mudah panik negatif yang kuat
termasuk kecemasan,
kesedihan, irritability
dan nervous tension.

Ingin tahu, Openness to Konvensional,


minat luas, Experience(O) sederhana, minat
kreatif, original, Gambaran keluasan, sempit, tidak
imajinatif, kedalaman, dan artistik, tidak
untraditional. komplek-sitas mental analitis.
individu dan
pengalamannya.

Teratur, pekerja Conscientiousness(C) Tanpa tujuan,


keras, dapat Mendeskripsikan tidak dapat
diandalkan, perilaku yang diandalkan,
disiplin, tepat diarahkan pada tugas malas, sembrono,
waktu, rapi, dan tujuan dan kontrol lalai, mudah
hati-hati. dorongan secara menyerah,
sosial. hedonistic.

2. Archetype

Terdapat berbagai definisi konseptual mengenai archetype, antara lain:

“The invisible patterns in the mind that control how we experience the world” (Pearson, 1991)

“Narrative structures, themes,and defineable characters that if achived, give us temporary


sense of success, fulfillment, and statisfaction” (Pearson&Marr,2002)

Berdasarkan definisi-definisi di atas, dapat dikatakan bahwa archetype adalah:

struktur, tema, atau karakter utama yang merepresentasikan diri seseorang, yang mempengaruhi
cara individu mempersepsikan pengalamannya, yang menggambarkan kebutuhan dasar individu
yang berusaha dipenuhi.

Archetype mengkomunikasikan dan mendasari pengekspresian keinginan-keinginan dasar, arti


dan tujuan hidup, dan motivasi seseorang, dimana dalam pengekspresiaan tersebut, setiap
individu mempunyai gaya, dan kekhasan masing-masing, yang berbeda satu sama lain
tergantung archetype yang dominan dan aktif dalam diri individu.
Fungsi dari archetype sendiri bagi individu adalah mempengaruhi cara pandang seorang
individu terhadap sebuah kejadian, terhadap diri sendiri, kebutuhannya, dan apa yang kita mau,
apa yang mau kita pelajari, dan lain-lain; selain itu archetype juga yang membantu seseorang
dalam menemukan pemenuhan keinginan dasarnya sehingga adanya kepuasan dalam hidup.

Jenis Archetype
Terdapat dua belas archetype, dengan setiap archetype terdapat informasi berupa gambaran
umum, bagaimana individu dengan archetype yang aktif tersebut menghadapi dan
menyelesaikan masalah, kecenderungan apa yang terjadi jika archetype tersebut dominan dalam
diri seorang individu, cerita-cerita yang bagaimana yang menarik individu disesuaikan dengan
archetype, tipe kepemimpinan, dan kebutuhan terdasar yang menjadi landasan motivasi individu
dalam melakukan sesuatu.

Ke-12 jenis archetype itu adalah innocent, orphan, warrior, caregiver, seeker, lover, destroyer,
creator, ruler, magician, sage, dan jester.

The Innocent

Individu dengan archetype innocent adalah individu yang melihat dunia sebagai tempat yang
aman dan nyaman untuk hidup, mereka percaya bahwa dunia penuh dengan kebaikan dan
keadilan. Oleh karena itu mereka sangat mudah percaya pada orang lain, karena merasa bahwa
semua orang adalah baik. Harapan, kenaifan dan optimistik adalah ciri khas dari individu
innocent, mereka sadar bahwa kebahagiaan datang dari menghidupkan hal-hal sederhana.

Jika dihadapkan pada masalah, mereka biasanya akan menghadapinya dengan berpikir positif,
atau melihat sebuah masalah sebagai sebuah kesempatan. Menyelesaikan dengan strategi
tradisional, misalnya mencari ahlinya untuk mencari tahu apa yang harus dilakukan, sementara
tetap berpegang pada kepercayaan bahwa masalah pasti terselesaikan, dan kepercayaan bahwa
akan ada orang lain yang bersedia membantu menyelesaikan masalah.
Individu dengan archetype innocent cenderung memperhatikan kebaikan, apa yang dapat
dipercaya dan bermanfaat dalam hidup dan dalam diri orang lain, dan mereka melupakan adanya
sisi bahaya, ancaman dari orang lain, dan bagaimana sulit dan kerasnya hidup untuk orang lain.

Innocent mempunyai kecenderungan menyepelekan dan menyederhanakan masalah dan


kesulitan sehingga tekadang melewatkan banyak masalah, dan hal-hal kecil yang sebenarnya
penting untuk diselesaikan atau ditangani. Optimis berlebih dan sangat percaya diri bahwa
sebuah masalah pasti dapat diselesaikan dengan baik, terlalu percaya dan bersandar pada orang
lain, sehingga kadang membuat orang lain merasa terbebani atau bahkan mengambil kesempatan
untuk mengambil keuntungan dari innocent.

Innocent biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana seseorang yang baik dapat
dengan sukses bernegosiasi dengan tantangan, konflik dan masalah, dengan kombinasi antara
keberuntungan, nasib baik, ketekunan, dan optimistic dalam mencapai sesuatu. Cerita-cerita
tersebut biasanya dapat ditemukan dalam film, misalnya Forrest Gump.

Tipe kepemimpinan innocent adalah mereka sangat baik dalam memberikan inspirasi pada orang
lain, dapat mengidentifikasi kesempatan dengan baik, mempertahankan keriangan dan semangat
dalam memimpin.

Kebutuhan dasar: adalah untuk tetap mempertahankan harapan, walaupun dalam keadaan sesulit
apapun. Innocent juga mempunyai kebutuhan untuk selalu dilihat baik dan positif oleh sekitar,
sehingga mereka biasanya menghindari hal-hal yang dapat membuat mereka terlihat buruk, atau
merugikan orang lain.

The Orphan
Individu dengan archetype orphan adalah individu yang akrab dengan masalah dan tragedi,
sehingga mereka sangat terbiasa dan mengetahui dengan pasti bagaimana bertahan dari masalah,
dan kekecewaan dalam hidup. Oleh karena itu mereka biasanya merasa hidup adalah tidak
mudah, demikian pula hidup orang lain, sehingga mereka biasanya mempunyai empati yang
tinggi akan orang-orang yang membutuhkan bantuan atau yang sama keadaannya dengan
mereka.

Jika dihadapkan pada masalah, mula-mula mereka akan berpikir bahwa ini dia masalah yang
memang akan selalu datang pada mereka, hal ini memicu perasaan putus asa, atau bahkan
sebaliknya akan memberikan kepercayaan diri bahwa ini adalah sesuatu yang biasa terjadi
sehingga orphan biasanya percaya bahwa mereka sudah sangat tanggap dalam menghadapi
situasi buruk. Kemudian orphan akan mengartikulasi masalahnya dengan teliti dan jelas,
menekankan bahwa ini adalah sesuatu yang harus diselesaikan karena jika tidak akan menjadi
masalah yang lebih serius, dan pada akhirnya akan bekerja dan berusaha sendiri maupun dengan
orang lain untuk mendapatkan perhatian dari orang yang biasa menyelesaikan masalah tersebut.
Menyadari bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan, orphan akan berusaha untuk
menolong orang lain dalam coping dengan masalah yang dihadapi.

Individu dengan archetype orphan cenderung berhati-hati dalam memperhatikan dan


menyimpulkan karakter seseorang sebelum individu orphan tersebut meletakkan kepercayaan
pada seseorang. Orphan juga mempunyai kecenderungan terlalu berhati-hati dalam melangkah
karena mereka merasa semuanya bisa saja berjalan tidak baik dan menjadi masalah dan kesulitan
baru, sehingga hal ini kadang membuat orphan melewatkan kesempatan-kesempatan, terutama
yang berasal dari sumber yang tidak terduga, dengan cara yang tidak terduga.

Individu orphan juga mempunyai kecenderungan untuk menjadi sinis, ketakutan untuk percaya
akan orang lain, karena mereka merasa terlalu sering dikecewakan oleh orang lain, hal ini
membuat mereka enggan juga bersandar pada orang lain, atau mengandalkan orang lain dalam
membantu dan mendukung mereka. Hal tersebut kadang membuat orphan menjadi individu yang
dingin atau bertindak menyakiti orang lain karena mereka selalu mempunyai pembenaran bahwa
hidup dan sekitar bukanlah sahabat.

Orphan biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana di dalamnya terdapat trauma,
pengkhianatan, dan korban, sehingga dari situ akan ada seseorang yang belajar untuk terbiasa
dan menghadapi masalah dan bertahan dari kesulitan. Individu orphan juga biasanya tertarik
pada cerita yang berakhir tragis, dan mempunyai jalan cerita yang sinis, dalam menolong orang
lain. Contoh film dengan cerita tersebut adalah Braveheart, North Country, atau Double
Joepardy.

Tipe kepemimpinan orphan adalah realistis akan apa saja yang dapat diselesaikan, tidak akan
menjanjikan sesuatu yang tidak mampu diselesaikan, selain itu mereka baik dalam
mengidentifikasi masalah, dan menyampaikan masalah yang sedang terjadi. Sebagai pemimpin,
orphan akan menjadi pemimpin yang penuh empati, namun tidak akan membiarkan mereka
menggunakan alasan-alasan untuk lari dari tugas.

Kebutuhan dasar: adalah untuk mengantisipasi kesulitan sehingga dapat membuat masalah atau
kesulitan itu berlalu dari hidup, dan juga kebutuhan untuk dilihat sebagai individu yang realistis,
kuat dalam bertahan menghadapi masalah apapun, sehingga biasanya orphan sangat menghindari
kesan naïf dalam diri dan kesan rentan akan dimanfaatkan dan ditipu.

Warrior

The Warrior
Individu dengan archetype warrior adalah individu yang berusaha untuk menunjukkan apa
artinya dan bagaimana jika seseorang mempunyai keberanian sejati, dan kemauan. Biasanya
orang-orang dengan archetype warrior mempunyai atau berkeinginan untuk mempunyai
kemampuan untuk membela idealisme yang dianut, untuk membela diri sendiri, sesama, dan
melakukan apapun untuk sukses, terlepas dari perasaan takut dan lelah yang harus dihadapi,
seorang warrior akan berusaha mencapai tujuan tersebut. Warrior sangat menikmati kompetisi.

Jika dihadapkan pada masalah, warrior akan langsung menghadapi masalah tersebut, dan
melakukan pembelaan, dalam melihat sebuah masalah, warrior mempunyai kecenderungan untuk
mengidentifikasi musuh atau antagonis yang dilihat sebagai penyebab masalah, dan warior akan
merencanakan untuk mengalahkan musuh tersebut dengan mengembangkan strategi.

Individu warrior mempunyai kecenderungan untuk memperhatikan adanya ketidakadilan,


tantangan, dan antagonis di sekitarnya, serta mengunakan strategi untuk mencapai tujuan, dan
mengevaluasi kelemahan dalam diri atau situasi tersebut. Kelemahan yang kadang mucncul
adalah warrior biasanya tidak dapat mengidentifikasi bakat dan kontribusi dari orang-orang yang
di mata individu tersebut adalah orang lemah, atau inferior. Individu warrior juga cenderung
melihat dunia ini sebagai sesuatu yang hitam atau putih, mereka menghindari wilayah abu-abu,
dan melihat orang lain yang berbeda pendapat sebagai seseorang yang salah atau negatif.
Dikarenakan individu warrior sangat menikmati kompetisi, mereka mempunyai kecederungan
terperangkap dalam kompetisi, sehingga semua situasi dianggap kompetisi yang harus
dimenangkan, hal ini terkadang membuat individu melupakan batas diri, sehingga terjadi
kelelahan, kesulitan untuk memperhatikan diri, mungkin dikarenakan individu warrior
menghindari diri untuk menyadari adanya kelemahan, kebutuhan, dan batas.

Warrior biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana jelas antara kekalahan dan
kemenangan, adanya kompetisi dalam mencapai kemenangan, bentuk kompetisinya dapat berupa
olahraga, transaksi bisnis, perang, dan lain-lain. Warrior juga tertarik pada plot cerita dimana
figur pahlawan membela yang lemah, menyelamatkan yang lemah atau menyelesaikan sebuah
masalah yang besar dan pelik. Contoh film dengan plot cerita diatas misalnya Superman, Saving
Private Ryan, Rocky.

Tipe kepemimpinan warrior adalah selalu memastikan adanya tujuan akhir atau gol dan
bagaimana implementasinya dalam pencapaian gol tesebut, memotivasi tim untuk memberikan
yang terbaik.

Kebutuhan dasar: adalah berkompetisi, orientasi tujuan atau berjuang dan berkemauan mencapai
tujuan dengan mengembangkan strategi, menghindari kekalahan, atau menjadi pengecut,
berjuang memberikan yang terbaik dari diri. Warrior selalu ingin dilihat sebagai seseorang yang
kuat, kompeten, berkemauan dan terkontrol, serta mereka menghindari untuk terlihat lemah, dan
rapuh.

Caregiver
The Caregiver
Individu dengan archetype caregiver adalah individu penuh dengan cinta dan kepedulian dalam
membantu sesamanya, individu dengan archetype ini melihat sesamanya dengan sisi kebaikan,
menyayangi, dan memaafkan. Mereka biasanya membuat dunia menjadi tempat lebih aman dan
lebih nyaman untuk semua orang. Dalam relasinya dengan orang lain, mereka cenderung
berperilaku seperti orang tua yang penyayang, membuat lingkungan yang sehat, aman dan
nyaman untuk sesama. Dalam menolong, caregiver memberikan yang terbaik sehingga terkadang
mereka melupakan batas diri mereka, menyepelekan kondisi fisik mereka untuk menolong
sesama. Keinginan menolong mereka yang tinggi, kadang mengakibatkan ketergantungan dari
korban.

Jika dihadapkan pada masalah, caregiver akan focus untuk mencari siapa korban yang terluka,
dan akan melakukan apapun yang dapat dilakukan untuk menolong si korban. Biasanya mereka
akan menyediakan kenyamanan dan bimbingan emosi, menenangkan, membimbing, dan
membangun situasi dan hubungan yang terpelihara dan nyaman.

Individu dengan archetype caregiver cenderung memperhatikan masalah-masalah dan isu-isu


yang berkenaan dengan kehidupan emosional dan fisik, misalnya kemiskinan, kesehatan
masyarakat, dan bagaimana manusia saling menyakiti satu sama lain. Mereka akan segera
mengambil tindakan atas masalah dan isu tersebut, memfokuskan diri pada stretegi dan sumber-
sumber yang bisa memberikan bantuan dalam jumlah besar. Kecenderungan negatif dari
caregiver adalah biasanya mereka dapat menggunakan control manipulatifnya untuk membuat
orang melakukan apa yang terbaik menurut caregiver tersebut.

Caregiver biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana seseorang yang baik dan
memberi, menunjukkan keroyalannya dalam membantu dan membuat perbaikan yang nyata dan
besar, dan dimana pada akhirnya orang-orang akan kembali menunjukkan rasa syukur dan terima
kasih mereka pada caregiver tersebut. Atau cerita dimana caregiver belajar menyeimbangkan
antara kepedulian pada diri sendiri dan pada orang lain. Contoh dari cerita-cerita tersebut dapat
dilihat pada film Mother Theresa, Pay It Forward, atau World Trade Center.
Tipe kepemimpinan caregiver adalah mereka mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam
menjaga siapapun yang mereka pimpin, mereka mempunyai kemampuan natural untuk
memberikan servis terbaik, karena rasa menyayangi dan peduli akan orang lain, karena itu
caregiver akan sangat mudah memenangkan kepercayaan dari berbagai pihak.

Kebutuhan dasar: adalah dilihat sebagai seseorang yang royal, peduli, dan baik, menghindari
untuk terlihat egois, dan mementingkan diri sendiri. Mengekspresikan rasa sayang, peduli,
menolong, memelihara, dan membuat perubahan yang baik bagi sesamanya.

Seeker

The Seeker
Individu dengan archetype seeker adalah individu yang mandiri, berjiwa petualang, dan
senantiasa mengetahui bagaimana memenuhi keinginan dirinya, selalu mencari pengalaman
baru, menguji batas diri atas apa yang mungkin ditemukan dan dilakukan. Biasanya seeker
menghindari konformitas, mencari identitas dan jati diri sesungguhnya dari diri, dan berusaha
memaksimalkan potensi diri, berambisi, apapun tujuan yang ingin dicapai, seeker akan
mengutamakan pengembangan diri, dan penemuan diri dalam mencapai tujuan tersebut.

Jika dihadapkan pada masalah, seeker mempunyai kecenderungan untuk lari meninggalkan
masalah mereka. Namun seeker adalah individu yang baik dalam mengamati sekitar dan mencari
ide-ide baru, atau pendekatan-pendekatan dalam menyelesaikan masalah tersebut, memberikan
solusi baru yang berbeda dalam menyelesaikan sebuah masalah.

Individu seeker mempunyai kecenderungan untuk menghindari komitmen dan menjadi terikat,
karena keinginan untuk bebas dan mandiri. Dalam kelompok, seeker terfokus untuk menjadi
berbeda, sehingga dalam usaha menghindari konformiti terkadang seeker dapat melangkah
terlampau jauh, sehingga dipandang sekitar menjadi seeorang yang eksentrik, kadang tidak
sesuai, beberapa dari mereka kadang dapat berakhir sendiri dan kesepian, karena keinginan untuk
menjadi berbeda dan unik.

Seeker biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana terdapat petualangan, perjalanan
dari seorang petualang, yang dalam petualangan tersebut menemukan sesuatu yang berbeda,
diluar bayangan. Cerita dimana petualang tersebut menikmati perjalanannya, dan pada akhirnya
petualang tersebut menemukan sesuatu yang baru, dan juga menemukan jati dirinya dan menjadi
orang yang lebih baik, dan bahkan menularkan sesuatu yang positif pada orang-orang yang
ditemui sepanjang perjalanan. Contoh cerita-cerita tersebut dapat ditemukan dalam film Indiana
Jones, Da Vinci Code, King Arthur dalam pencarian cawan.

Sebagai seorang pemimpin, seeker adalah seorang individu yang sangat mandiri, dan
individualis, berjiwa petualang, sehingga bersedia menerima dan mencoba ide-ide baru, juga
memberikan orang lain privasi dan otonomi selama itu tidak disalahgunakan dan tetap
menunjukkan hasil.

Kebutuhan dasar: adalah mencari sesuatu yang baru, unik, dan eksotis, terus melihat jauh ke
depan, menemukan apa yang belum terpuaskan dalam diri, dan menjadikan ketidakpuasan itu
sebagai motivasi, dan bekal untuk melanjutkan petualangan mencari hal-hal baru. Kebutuhan
untuk menjadi unik, berbeda dan tidak biasa.

Lover

The Lover
Individu dengan archetype lover adalah individu yang penuh dengan cinta untuk orang lain
dalam hidupnya, membalas afeksi sesama dengan cinta yang lebih, dan menikmati kegiatan-
kegiatan menyayangi dan berbagi cinta, baik terhadap anak-anak, hewan, keindahan, maupun
benda. Lover juga sangat pandai dalam menciptakan suasana yang romantis, dan indah, dimana
situasi dan suasana menjadi terasa spesial. Lover berbeda dengan caregiver, karena cinta dan
sayang yang diekspresikan oleh lover adalah rasa cinta dan sayang terhadap sesama terlepas dari
apakah orang tersebut membutuhkan atau tidak, bukanlah rasa cinta dan sayang terhadap
seseorang yang membutuhkan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa caregiver cenderung menuangkan
rasa sayangnya kepada orang yang dianggap membutuhkan.

Jika dihadapkan pada masalah, lover akan memberikan perhatian pada kualitas dari hubungan,
bagaimana sebuah hubungan telah dihadapkan pada situasi yang buruk, dan lover biasanya akan
mencari cara bagaimana untuk memperbaiki hubungan tersebut dengan komunikasi, atau
membantu sebagai pendengar apa yang mengganggu sebuah hubungan, kemudian akan kembali
berusaha mengembalikan hubungan yang baik. Selain itu biasanya lover juga cenderung
membuat orang yang sedang menghadapi masalah untuk menjadi seseorang yang lebih menarik,
dan lebih baik, karena lover percaya bahwa semua masalah dapat dipecahkan jika saja orang
dapat membuka hati mereka, kembali bergaul dan mencintai lebih lagi.

Individu dengan archetype lover cenderung memperhatikan orang, obyek, aktivitas, seting,
maupun pengalaman yang membutuhkan dan menimbulkan cinta, gairah, dan sensualitas,
biasanya sesuatu yang indah, romantis, artistik, dan sesuatu yang memiliki kualitas. Biasanya ada
kecenderungan dimana lover akan melewatkan sesuatu yang hanya mempunyai daya guna,
namun tidak indah, anggun, maupun mempesona. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya
pengasingan terhadap sesuatu yang dianggap tidak cantik, dan tidak indah, di lain pihak, lover
akan memfavoritkan hal-hal tertentu saja.

Lover biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita cinta, dengan plot romantis, yang
berkenaan dengan komitmen, atau pengorbanan atas cinta dan komitmen. Contoh film-film
tersebut misalnya Casablanca, Chocolate, Titanic.

Tipe kepemimpinan lover adalah karismatik, penuh gairah atas apa yang dipimpinnya, jika lover
mencintai pekerjaannya maka akan timbul antusiasme yang besar, sehingga orang yang
dipimpinnya akan terpicu untuk bekerja lebih keras dan mendapatkan kepuasan atas pekerjaan
tersebut. Pemimpin dengan archetype lover juga pandai untuk membuat tim menjadi solid, dan
berteman.
Kebutuhan dasar: adalah mengekspresikan cinta, melihat semua hal dengan kacamata cinta,
dilihat sebagi individu yang menarik secara fisik dan dalam segala aspek, sehingga dicintai
banyak orang.

Destroyer

The Destroyer
Individu dengan archetype destroyer adalah individu yang mengerti bagaimana mengatasi sebuah
kehilangan dengan kerelaan, dan kembali maju melanjutkan hidup. Individu dengan archetype
ini juga tanpa kesulitan yang teramat, dapat menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan lama, aktivitas-
aktivitas lama yang dianggap sudah tidak produktif atau memenuhi lagi. Dengan kata lain,
individu dengan archetype destroyer adalah individu yang mengerti kapan harus melepaskan
sesuatu, mengambil tindakan keras untuk mengakhiri sesuatu, meniupkan peluit ketidakadilan,
dan memusnahkan sesuatu yang dianggap sudah tidak produktif dan berguna lagi.

Jika dihadapkan pada masalah, terutama yang menghancurkan, dan membutuhkan kerelaan
untuk melepas, pertama-tama destroyer juga merasakan ketakutan dan kebingungan, memicu
pertanyaan-pertanyaan mendalam dan mendasar mengenai sebuah masalah. Namun, biasanya
individu destroyer pada akhirnya akan mencoba mengeluarkan kebijaksanaan atas apa yang
terjadi, untuk mengubah sesuatu yang bisa dirubah dan menerima sesuatu yang tidak dapat
dirubah, membuka diri atas perubahan lewat pengalaman baik pengalaman baik maupun
pengalaman buruk. Jika destroyer mengidentifikasi ada yang salah, maka mereka biasanya
cenderung akan mengambil alih peran untuk membuat perubahan, kadang individu ini juga
merasa ingin mempertahankan sesuatu, namun hal tersebut dipertimbangkan ulang dan jika
dianggap lebih baik melepaskan, individu ini akan memilih untuk melepaskan.

Individu dengan archetype destroyer cenderung memperhatikan sesuatu yang berkenaan dengan
krisis dan masalah yang ditunda, bagaimana mereka biasanya akan membuat strategi untuk
mencapai keseimbangan, dan tidak menunda dalam penyelesaian masalah terutama yang
berkenaan dengan melepaskan dan perubahan. Destroyer juga mempunyai kecenderungan untuk
membuat pembenaran atas pelanggaran norma yang dilakukan, merasionalisasikan segalanya,
hal ini dapat menyakiti orang lain, merusak sesuatu, dan berefek buruk pada orang banyak, jika
kesulitan mengkontrol drorngan impulsive dalam diri.

Destroyer biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana terjadi tranformasi


dikarenakan penderitaan, mematahkan aturan dan norma untuk kebaikan, dan film-film
revolusioner. Contoh film-film tersebut adalah Robin Hood, Zorro, Ghandi. Dan juga film-film
dengan visualisasi kekerasan, destruktif, adegan pengejaran, ledakan, dan tabrakan, misalnya
film Mission Imposible, independence day, dan film action lainnya.

Tipe kepemimpinan destroyer adalah mempunyai kemampuan yang baik dalam reorganisasi
sebuah kelompok atau organisasi, mengakhiri program yang tidak menghasilkan, memecat
karyawan yang tidak produktif.

Kebutuhan dasar: adalah menyelesaikan masalah dan membiarkan hal tersebut lewat menjadi
masa lalu, membuat perubahan dari sebuah masalah yang dihadapi. Individu dengan archetype
destroyer biasanya ingin dilihat sebagai seseorang yang kuat, sehingga biarpun sedang
mengalami masa sulit, biasanya destroyer tidak akan berbagi dengan orang lain, dan akan
menyimpannya sendiri.

Creator

The Creator
Individu dengan archetype creator adalah individu yang penuh dengan imajinasi dan aspirasi,
dan kemampuan diri creator biasanya mendukung individu dengan archetype creator untuk
merealisasikan imajinasi, kreatifitas, dan aspirasinya dengan kemudahan. Individu ini biasanya
mempunyai saat-saat dimana ide mengalir begitu saja, dan kreatifitas menjadi hal yang tidak sulit
dan tanpa usaha untuk dikeluarkan dalam menghasilkan sesuatu. Individu ini juga biasanya
mempunyai selera estetik yang berkembang dengan baik, dan dikelilingi oleh benda-benda yang
mencerminkan selera tersebut sebagai bentuk ekspresi diri. Melihat hidup sebagai pekerjaan seni,
dimana creator akan menghindari hal yang biasa, dangkal, dan akan memenuhi kepuasan diri
dengan caranya, walaupun dengan cara tersebut kadang tidak dimengerti oleh orang lain.

Jika dihadapkan pada masalah, creator akan mencari inspirasi secara garis besar bagaimana
untuk meredakan masalah tersebut, memutuskan apa yang harus dibuat untuk mengembalikan
semua ke keadaan yang baik, atau harus memilih langkah inovatif lainnya dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Atau cara lainnya adalah mengubah fokus diri dari masalah dengan mengambil
proyek atau pekerjaan yang membutuhkan kreativitas, sementara memegang kepercayaan bahwa
jawaban dari masalah akan datang dengan proses, sehingga selama proses tersebut, biarkan
creator menghasilkan sesuatu dengan kemampuannya.

Individu dengan archetype creator cenderung memperhatikan kebutuhan untuk penemuan baru
atau interpretasi atas sebuah hal yang sulit dimengerti. Creator juga focus kepada sumber-sumber
yang dapat membantu meningkatkan keahlian creator dalam inovasi dan kreatifitas. Individu
creator juga biasanya kritis dalam melihat sesuatu, dapat dengan mudah menemukan kekurangan
akan suatu hal di diri sendiri maupun di orang lain atau di sebuah masalah, yang terkadang
membuat perasaan kurang puas, kurang percaya pada sumber lain, dan dengan hidup.

Creator biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana menceritakan kehidupan dan
penemuan akan sesuatu, misalnya cerita kehidupan seorang artis, penemu, atau pengusaha
dimana dengan imajinasi mereka menciptakan sesuatu yang dikagumi. Cerita-cerita demikian
biasanya ditampilkan dalam biografi seseorang atau film yang menceritakan kisah hidup
seseorang, misalnya: Catch Me If You Can.

Tipe kepemimpinan creator adalah individu yang berjiwa pengusaha, inovatif, dan tidak terikat
pada norma atau aturan keras dan ekstrim lainnya.

Kebutuhan dasar: adalah merealisasikan sesuatu yang inovatif, dari kreatifitas dan inspirasi diri,
menciptakan sesuatu untuk diri sendiri, maupun orang lain. Terlihat sebagai seseorang yang
praktikal, dan dipercaya mempunyai kemampuan untuk membuat sesuatu yang dibutuhkan
dunia. Jadi biasanya creator akan menghindari melakukan sesuatu yang tipikal, dan biasa.
Ruler

The Ruler
Individu dengan archetype ruler adalah individu yang akan mengambil alih sesuatu hal jika
dilihat sesuatu telah berantakan dan tidak terkontrol, sehingga individu mengambil kontrol atas
situasi tersebut. Seperti pemimpin yang baik, ruler akan mengutamakan apa yang baik untuk
orang-orang yang mengikutinya, mengembangkan rasa tanggung jawab diri dalam menciptakan
kondisi yang menguntungkan setiap orang. Mereka biasanya percaya bahwa sistem masyarakat
yang teratur dan sehat tidak terjadi begitu saja, butuh seseorang yang bersedia bertanggung
jawab atas terciptanya hal tersebut. Ruler tidak saja bersedia menjadi orang tersebut, namun juga
mengumpulkan orang lain dan membimbing serta melatih mereka untuk membantu individu
tersebut dalam mewujudkan keteraturan sistem yang tidak terkontrol.

Jika dihadapkan pada masalah, ruler akan mencoba menyelesaikan masalah sesuai dengan
aturan, prosedur, dan sistem yang berlaku, tidak hanya berpikir bahwa masalah tersebut harus
diselesaikan, namun juga masalah yang serupa dan juga menghindari terjadinya masalah serupa
di masa yang akan datang. Sebagai penanggung jawab, ruler akan memonitor jalanannya
penyelesaian masalah, dan juga menghindari terjadinya situasi yang lebih rumit dan lebih buruk
terutama dikarenakan orang-orang yang dipimpinnya.

Individu dengan archetype ruler tahu bagaimana menggunakan status, tampilan dan prestise
untuk mengintensifkan kekuatannya dan sebagai hasilnya, individu sangat memperhatikan
bagaimana tampilan individu dihadapan orang lain dan dalam konteks yang pantas (sebagai
contoh, tidak berpakaian berlebihan pada saat mengunjungi program untuk orang miskin).
Individu mungkin gagal untuk mendeteksi masukan yang penting dari orang-orang yang
memiliki status yang rendah atau bahkan yang tidak mempunyai status. Ruler juga dapat salah
menginterpretasikan perbedaan opini sebagai ancaman terhadap kekuatan mereka, dan menaruh
banyak aturan pada tempat yang mereka ciptakan.

Ruler biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana terdapat konflik dimana seseorang
menerima atau menyangkal tanggung jawab untuk membangun atau menangani sebuah kerajaan,
seperti misalnya Lion King, atau Elizabeth. Ruler menyadari bahwa menerima beban untuk
mengurus sebuah keluarga, organisasi, atau kelompok adalah sebuah tanggung jawab yang besar,
oleh karena itu sangat menikmati pembelajarn dari kisah kepemimpinan sukses orang lain. Di
sisi lain ruler juga menikmati kisah dimana terjadi pengambil alihan sebuah kerajaan yang
sedang dalam perpecahan, membuat kerajaan tersebut menjadi kembali damai dan harmonis.

Sebagai pemimpin, ruler sangat baik dalam meletakkan struktur, aturan, dan prosedur pada
wilayahnya sehingga lebih teratur dan efisien. Individu dengan archetype ruler juga baik dalam
jaringan sosialisasi, dan proses penyelesaian sebuah proyek. Individu ini baik dalam tanggung
jawab sekalipun dihadapkan pada tugas atau situasi yang tidak menyenangkan.

Kebutuhan dasar: adalah mengambil alih dan kontrol, serta menyelesaikan sebuah masalah atau
proyek. Individu ruler ingin dilihat sebagai individu yang dapat memimpin secara natural,
dimana pada akhirnya orang-orang akan dengan sukarela menjadi pengikut, menghindari diri
supaya terlihat lemah, dan rapuh, dan menghindari melakukan sesuatu yang terlalu tegas atau
keras.

Magician

The Magician
Individu dengan archetype magician adalah individu yang karismatik, dan mempunyai
kemampuan natural seakan-akan dapat menyembuhkan dan menenangkan sesuatu yang terpecah
belah, menyatukan orang-orang di balik sebuah visi yang sama, dan visi tersebut masih dalam
batasan real. Individu magician percaya bahwa struktur kesadaran yang memegang kendali atas
apa yang terjadi dalam hidup, biasanya sangat memegang teguh pada kesadaran diri, doa,
meditasi, dan metode tertentu lainnya dalam mempertahankan dan mencapai tujuan diri. Pada
dasarnya, individu magician percaya bahwa kejadian buruk mungkin saja dialami atau diketahui
oleh manusia, yang terpenting adalah bagaimana manusia dengan kecerdasannya mencoba
mengerti dengan cara menyeimbangkan antara pikiran, alam, dan roh.
Jika dihadapkan pada masalah, hal pertama yang akan dilakukan oleh individu ini adalah
mengubah cara bersikap, memperluaskan prespektif diri, dan menyesuaikan sikap diri untuk
menciptakan efek yang dapat mengubah keseluruhan sistem. Individu ini juga biasanya langsung
menggambarkan situasi atas sebuah masalah, dan memikirkan bagaimana caranya untuk
membantu dengan solusi selama solusi tersebut dipercaya tulus dan baik, maka magician percaya
masalah akan dapat diselesaikan.

Individu dengan archetype magician cenderung memperhatikan hal-hal kecil, dan kebetulan
kemudian memberikan arti pada kejadian tersebut. Individu ini juga tertarik pada bagaimana
sesuatu terjadi secara metafisika atau spiritual dan juga menurut prespektif sains. Terkadang hal
ini membuat individu terlihat melewatkan sesuatu yang nyata, dan terlihat kehilangan akal sehat
karena ketertarikannya pada prespektif spiritual.

Individu magician juga mempunyai kecenderungan untuk percaya terlalu berlebih pada hal-hal
spiritual karena keinginan mereka untuk mempunyai sebuah kekuatan spiritual dan magis.
Magician juga biasanya dapat menggunakan karismanya untuk memanipulasi orang lain dan
menyenangkan orang lain dengan ekspektasi yang berdasarkan kepercayaan dan prespektif
spiritual yang dipercaya oleh magician.

Magician biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana terdapat cerita atau dongeng
magis dimana terdapat kekuatan kekuatan magis yang digunakan untuk menaklukkan kejahatan
atau mengubah situasi. Cerita-cerita seperti ini dapat ditemukan di film-film sepeti Harry Potter,
tokoh Gandalf dalam Lord Of The Ring, atau tokoh Merlin dalam Camelot Legends. Individu
magician juga menikmati cerita-cerita dimana terdapat individu dengan tugas membawa
keajaiban, atau tugas-tugas yang membantu orang banyak, sehingga mereka terisolasi, namun
akhirnya menemukan cintanya atau komunitasnya, seperti contoh cerita Chocolate, dan Amelie.

Tipe kepemimpinan magician adalah mempunyai kemampuan untuk memberikan energi pada
orang lain dengan cara menginspirasikan mereka untuk jujur dan mengetahui apa mimpi dan
tujuan terdalam dan sejati yang ada dalam diri, dan bagaimana bekerja sama untuk mengeluarkan
mimpi dan tujuan tersebut menjadi nyata, seperti contoh tokoh Martin Luther King Jr.. Individu
magician juga baik dalam mempertahankan fleksibilitas dari struktur dan perilaku tanggung
jawab dan respon dari bawahannya. Individu dapat membentuk kerjasama yang sinergis dimana
keseluruhan lebih baik daripada beberapa.

Kebutuhan dasar: adalah mempunyai visi, dan bekerjasama bagaimana mewujudkan visi tersebut
menjadi realitas. Individu Magician selalu ingin dilihat sebagai individu yang berkarisma dan
mempunyai visi, namun juga sedikit misterius dan tidak tertebak.

Sage

The Sage
Individu dengan archetype sage adalah individu yang tidak hanya mempunyai banyak
pengetahuan, namun juga bijaksana, individu ini mempunyai rasa keingintahuan dan senang
sekali memikirkan sesuatu, berjuang untuk memberikan opini pada suatu hal dengan
meminimalisir bias diri atas opini tersebut, berusaha sebaik mungkin untuk menjadi obyektif dan
seadil-adilnya dalam melihat dan memikirkan sesuatu. Motivasi yang mendasari individu ini
adalah kelaparannya atas kebenaran. Individu ini sangat tanggap melihat suatu pola yang terjadi
dari sebuah kejadian atau hal, mereka sadar dan memperhatikan jika terjadi kesalahan atau
hilangnya sebuah logika, atau alasan yang mendasari sebuah hal. Individu ini menyadari bahwa
kebenaran tidak akan dapat diketahui secara keseluruhan, namun mereka tetap berjuang mencari
kebenaran yang relatif, individu ini juga biasanya mempunyai pembawaan yang tenang dan tidak
sembrono.

Jika dihadapkan pada masalah, sage akan mencari tahu bagaimana orang lain menyampaikan
masalah tersebut, berdasarkan hal tersebut sage akan mencari tahu bagaimana proses terbaik
yang mungkin dapat digunakan untuk memikirkan masalah tersebut supaya terpecahkan, mencari
jawaban, dan akhirnya mangambil langkah penyelesaian. Setelah itu sage akan melihat kembali
proses penyelesaian tersebut dann melakukan evaluasi.
Individu dengan archetype sage cenderung lambat dalam memberikan respon terhadap sebuah
situasi, kecuali situasi darurat, karena sage sadar adalah sangat beresiko saat seseorang
mengambil tindakan tanpa dipikirkan dan dipertimbangkan dahulu dengan lebih matang. Secara
natural, sage sangat menyukai konsep berpikir dan penemuan ide, sehingga sage cenderung tidak
tertarik pada hal-hal yang tidak mengandung intelektualitas.

Sage biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita yang dimulai dengan fakta-fakta atau
kejadian-kejadian yang memancing rasa ingin tahu atau keadaan yang belum jelas sama sekali.
Kemudian muncul sisi bijaksana dari dalam diri tokoh utama yang pada akhirnya menemukan
kebenaran. Oleh karena itu biasanya sage menyukai kisah-kisah misteri, biografi, dan sejarah,
yang di dalamnya terdapat proses penemuan. Selain itu sage juga tertarik dengan cerita-cerita
dimana tokoh utama adalah seorang pengajar yang memberikan pengaruh melalui pengajaran,
bimbingan, atau pemberitahuannya kepada generasi selanjutnya.

Tipe kepemimpinan sage adalah tipe analisa, perencana, evaluasi, dan membuat keputusan
terencana yang baik, saat yang lainnya panik, sebagai pemimpin sage tetap dapat bertindak hati-
hati, menangkap gambaran besar, berpikir jauh ke depan, dan mengetahui apa yang harus
dilakukan. Sage mempunyai kemampuan untuk membawakan ketenangan dalam suasana panik,
dan dibawah kepemimpinan sage, semua kejadian berjalan maju ke depan, terukur dengan baik,
dan disadari dengan baik bahwa hal yang benar telah dilakukan dengan jalan yang benar.

Kebutuhan dasar: adalah memenuhi keingintahuannya yang besar atas sebuah kebenaran,
memberikan opini dan cara pandangnya atas sesuatu. Selain itu sage juga ingin dilihat sebagai
individu yang pintar, dan tanggap dalam mempersepsikan sesuatu, sehingga sage menghindari
untuk terlihat tidak peduli terhadap sesuatu.

Jester

The Jester
Individu dengan archetype jester adalah individu yang selalu terlihat senang, lucu, dan
menyenangkan jika jester ada di sekitar, jester biasanya yang memicu suasana senang terjadi
dalam hidup untuk orang-orang sekitar. Mengajarkan pada orang-orang bagaimana untuk
menikmati waktu sekarang, menjadi senang, dan menikmati hidup, walaupun sedang dalam
situasi sulit dan tegang. Sementara orang-orang mengalami rasa takut dan cemas akan perubahan
yang harus mereka hadapi dalam hidup, jester merasakan adanya rasa senang dan semangat yang
teramat sangat atas perubahan tersebut. Jester biasanya menyampaikan sesuatu dengan humor,
karena Jester sangat menikmati dan puas jika membuat orang lain tertawa, namun terkadang
untuk keadaan tertentu, hal tersebut tidak dapat diterima oleh orang lain
Jika dihadapkan pada masalah, Jester berpikir dari luar kotak, mempunyai trik-trik dan manuver-
manuver bagaimana membuat orang lain membantu jester untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Namun dalam diri jester, individu juga mencari jalan untuk menghadapi masalah
tersebut, namun biasanya jalan tersebut adalah jalan yang menyenangkan hati individu, misalnya
memesan makanan favorit supaya dapat bekerja semalaman suntuk.

Individu dengan archetype jester cenderung memperhatikan bagaimana tetap bersenang-senang


di situasi yang berbeda-beda, cara pintar bagaimana membuat halangan menjadi tidak berat di
mata individu, dimana akhirnya jester membuat hal tersebut menjadi cerita hidupnya yang lucu
dan menjadi cerita pengalaman yang menyenangkan dan menarik. Di lain pihak, Jester
mempunyai kecenderungan untuk menjadi individu yang tidak pernah menanggapi segala
sesuatu secara serius, bahkan mimpi mereka, karena terdapat kecenderungan untuk tidak
bertanggung jawab dan kurang serius.

Jester biasanya menyukai dan menikmati cerita-cerita dimana cerita tersebut penuh dengan
permainan, humor, kelucuan, dan menyenangkan. Sebagai badut natural, jester menikmati kisah-
kisah yang ringan, mengundang tawa dan terkadang juga satir. Contoh cerita dimana tokoh
utama adalah badut yang dicintai banyak orang, namun sukses melewati sebuah masalah atau
menolong orang dengan trik-trik fisik dan psikis yang mengundang tawa. Cerita tersebut
misalnya Home Alone, Patch Adam.

Tipe kepemimpinan jester adalah baik dalam menyelesaikan kontradiksi, dan masalah dalam
sebuah sistem, namun jester tidaklah merasa nyaman menyadari bahwa dirinya adalah
pemimpin. Sehingga karena hal ini biasanya jester mempunyai kecenderungan untuk
mengabaikan bawahan, dan tanggung jawabnya sebagai seorang pemimpin.

Kebutuhan dasar: adalah bagaimana menyenangkan hidup dan orang lain, membuat susanan
lebih hidup dan penuh dengan humor. Jester ingin dilihat sebagai individu yang menyenangkan,
lucu, sehingga individu jester menghindari untuk terlihat membosankan.

Archetype dan Pilihan


Archetype secara umum mengkomunikasikan apa keinginan terdalam dan terdasar dari individu
dan dasar motivasi apa yang membuat individu tersebut melakukan sesuatu, dan archetype juga
menggambarkan tujuan dan maksud dari hidup seseorang. Walaupun pada dasarnya dalam hidup
manusia archetype hanya 12, namun setiap individu mempunyai cara pengekspresian dan gaya
yang berbeda dan unik, misalnya seseorang adalah warrior, warrior dalam diri individu A akan
berbeda dengan dalam individu B, misalnya dalam individu A adalah warrior berupa relawan di
LSM, sedangkan individu B merupakan warrior berupa ibu yang berjuang menjaga anaknya dari
kelaparan, dan kedinginan. Kesemuanya adalah Warrior dengan gaya, jubah, dan tujuan yang
berbeda. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh budaya, setting lingkungan, dan sejarah dari individu
tersebut.

Archetype adalah merupakan acuan keinginan dan kebutuhan terpenting dan terdasar individu,
dan tujuannya tergantung dari archetype apa yang dominan, hal ini yang akhirnya menjadi dasar
motivasi, dan acuan individu dalam melihat sesuatu, mempertimbangkan sesuatu dan akhirnya
memutuskan untuk melakukan sesuatu. Di sini nampak bahwa archetype mempengaruhi cara
berpikir, dan memandang seseorang, oleh karena itu archetype dekat hubungannya dengan
pilihan dalam hidup.

Pengukuran Archetype
PMAI (Pearson-Marr Archetype Indicator Instrument) merupakan salah satu alat ukur
archetype terstandard untuk mengukur archetype, dan dinilai lebih efektif dan efisien dalam
mengukur 12 archetype, lebih mudah dan cepat diandministrasikan, dan juga bahasa dan kata-
kata yang digunakan lebih mudah dimengerti. PMAI terdiri dari 72 pertanyaan yang
menggambarkan beberapa orang dengan singkat. Subjek harus menjawab seberapa sesuai dirinya
dengan orang tersebut. Jawaban diberikan dalam bentuk skala likert, yaitu skala yang terdiri dari
beberapa pilihan jawaban dengan derajat intensitas dari sangat sesuai sampai sangat tidak sesuai.
Jika individu menjawab 1 untuk item tersebut artinya archrtpe yang diukur oleh item tersebut
adalah rendah, semakin besar jawaban individu semakin aktif archetype pada item tersebut,
jawaban tertinggi adalah 5. Skoring akan dilakukan dengan menjumlahkan jawaban individu per
domain, sehingga didapatkan domain yang mempunyai nilai lebih tinggi daripada domain
lainnya, menunjukkan bahwa archetype individu pada domain tersebut lebih dominan daripada
archetype pada domain lainnya.

3. Tipe Kepribadian Miner


 Pertanyaan utama yang ingin dijawab oleh tipologi ini adalah, apakah yang dapat membuat
seseorang menjadi enterpreuner yang sukses? Jawabannya adalah kesesuaian pekerjaan
dengan tipe kepribadian.

Miner kemudian mengemukakan 4 tipe kepribadian enterpreuner. Kepribadian yang berbeda ini
membedakan pula jenis usaha yang dipilih 4 tipe kepribadian enterpreuner tersebut. Kepribadian
tersebut adalah

1. the personal achiever,

2. the supersales person,

3. the real manager, dan

4. the expert idea generation

Personal Achiever

Tipe Personal Achiever

Wirausaha tipe personal achiever mempunyai karakteristik sebagai berikut.

Need to achieve
Personal achiever biasanya adalah pembuat keputusan yang rasional. Mereka bisa menjadi
manager yang baik, walaupun demikian kebutuhan mereka yang kuat akan kepercayaan
individual bisa menyulitkan mereka untuk bekerjasama dengan para karyawan. Namun,
sekalipun begitu dalam situasi kewirausahaan mereka bisa menginventasikan energi dalam
jumlah yang sangat besar.

Banyak personal achiever yang bekerja secara berlebih dan melampaui kemampuan mereka
sendiri. Namun, dengan bekerja lembur mereka seringkali lebih banyak menyelesaikan
pekerjaannya, jadi bisa melebihi kompetitornya yang kurang terdorong melakukan pekerjaan
sebaik para personal achiever. Hal ini sangat penting dalam tahap-tahap awal membangun
usaha, dimana para karyawan sangat sedikit dan kerja lembur dari personal achiever bisa
membantu menekan biaya tanpa mengurangi produktifitas. Selama bekerja lembur personal
achiever berkemauan keras dan kompetitif, bekerja secara konstan menyelesaikan pekerjaan
secara berlebih dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Jadi mereka tidak suka menganggur
dan mempunyai rasa tekanan waktu terus menerus, mereka seringkali bermusuhan dan tidak
sabar dengan orang dan dengan situasi yang seakan-akan mencegah penyelesaian pekerjaan
mereka, bisa menempatkan mereka dalam suatu konflik dengan usaha orang lain yang berlainan.

Desire to feedback

Personal achiever membutuhkan umpan balik tentang apakah mereka sukses atau gagal dalam
usahanya. Umpan balik tentang keuntungan, produktifitas, kerusakan barang, piutang, dan
pengembalian inventori. Umpan balik menjadi hal yang penting untuk menandakan kesuksesan
dalam usaha mereka, selain itu yang juga sangatlah penting adalah volume penjualan pertahun.
Umpan balik semacam ini membuat baterei personal achiever ini selalu terisi dan energinya
selalu mengalir.

Desire to plan and set goals

Personal achiever memikirkan tentang masa depan dan termotivasi oleh prospek dari tujuan-
tujuan di masa depan. Konsekuensinya mereka bekerja secara fokus dengan kemungkinan-
kemungkinan di masa depan daripada keasyikan dengan problem yang dihadapai saat ini.
Mereka suka merencanakan dan mengeset tujuan-tujuan yang ingin dicapai, dan merancang
jalur bagaimana mencapai tujuan-tujuan tersebut.

Pelengkap proses ini adalah pengharapan yang minimal, atau ketakuatan akan kegagalan yang
sebenarnya. Keinginan yang kuat untuk merencanakan dan mengeset tujuan-tujuan untuk
pencapaian di masa depan bisa membuat orangorang seperti ini melewati rintangan dengan
mudah. Personal achiever bekerja sangat keras karena mereka tahu bahwa “ada emas di ujung
pelangi” dan mereka sudah tahu bagaimana jalan menuju ke sana.

Strong personal initiative

Personal achiever menunjukan dirinya sangat inisiatif, mereka bertindak secara independen dan
memulai aksi tanpa adanya stimulasi atau dukungan orang lain. Personal achiever tidak
membutuhkan dukungan dan perintah pimpinan untuk memulai sesuatu, hal ini akan
mengurangi rasa pencapaian pribadi dan kegunaan. Mereka adalah self-starter dan ingin bisa
mengatakan “saya bisa melakukannya sendiri”.

Strong personal commitment to their organization

Personal achiever sangat berkomitmen terhadap organisasinya. Mereka sangat percaya pada
nilai-nilai dan tujuan-tujuan, ingin bekerja keras untuk organisasinya dan ingin menjadi bagian
dari organisasinya dalam waktu yang lama. Personal achiever mengenal usahanya seperti
layaknya dokter dan pengacara mengenal profesi masing-masing. Banyak para personal
achiever memandang usaha mereka selayaknya bayi yang diberikan anugerah sejak lahir.
Mereka akan melakukan apa saja untuk usaha mereka agar berkembang, maju dan membawa
perusahaan menuju sukses. Komitmen seperti itu bisa membawa kekecewaan apabila si
wirausahawan dan usahanya berpisah.

Pada masa pensiunpun personal achiever masih terus bekerja untuk perusahaannya dan tidak
mau melepas usahanya begitu saja kecuali diminta. Komitmen ini juga mendasari suatu hasrat
untuk mencari informasi mengenai usahanya, informasi ini untuk membantu menjadikannya
bertahan dan makmur. Ini adalah hasrat nyata untuk memperoleh informasi yang akan membuat
usahanya lebih sukses, seperti pengetahuan teknis, pengetahuan manajemen bisnis, kecerdasan
dari kompetitor, atau kontribusi apa saja yang menjanjikan.

Believe that one person can make a difference

Personal achiever percaya bahwa mereka mengendalikan hidup mereka sendiri, bukan
dikendalikan oleh orang lain atau oleh sesuatu yang lain melebihi pengaruhnya. Bisa disebut
bahwa mereka memiliki locus control internal. Mereka merencanakan tujuan dan bekerja keras
untuk mencapai tujuan itu, dengan begitu maka kerja keras mereka akan terbayarkan, karena
mereka percaya bahwa satu orang dapat membuat perbedaan.

Sebaliknya, orang dengan locus control external percaya bahwa nasib yang mengendalikan
mereka dan juga keadaan sekitar adalah diluar kendalinya (dengan orang yang posisinya kuat
seperti bos atau pekerja pemerintahan, atau faktor keberuntungan). Orang seperti ini tidak suka
bekerja keras dan suka membuang waktu. Kepercayaan ini menghambat kemauan untuk
mencapai sesuatu, mendapatkan inisiatif pribadi, merencanakan dan untuk berkomitmen kepada
organisasi, serta mendorong pendekatan karakteristik yang dimiliki personal achiever.

Belief that work should be guided by personal goals, not those of others

Personal achiever adalah seseorang yang individualistik. Dalam kehidupan nyata, mereka lebih
memilih untuk bekerja bebas dari atasan-atasan yang menyuruh mereka apa yang harus
dikerjakan. Organisasi profesional menetapkan standar ideal dan rekan-rekan yang memaksakan
aksinya. Banyak personal achiever menemukan kebebasan seperti ini di dalam usahanya.

Mereka percaya bahwa pekerjaan yang sangat bagus adalah ketika seseorang menetapkan
sendiri tujuannya, berusaha untuk menyelesaikan tujuan selama mereka mampu, dan berusaha
sekuat mungkin untuk merencanakan dan mencapai hasil. Dan tidak menyukai orang serta hal-
hal yang mengganggu dan membatasi kebebasan pribadi, misalnya nasib dari agen
pemerintahan, karyawan bank peminjaman, satuan buruh, pengusaha kapitalis, dan karyawan
dari perusahaan yang melahirkan usaha-usaha baru.

Dengan kata lain, personal achiever menghindari partisipasi dari aktivitas grup yang mungkin
menekan mereka saat membuat keputusan. Dalam situasi kerja yang ideal sangat
memungkinkan untuk mengidentifikasi siapa yang melakukan pekerjaan dan siapa yang
seharusnya mendapatkan upah dari pekerjaan itu. Pendekatan partisipatif, pembuatan keputusan
grup dan penguasaan karyawan, mungkin baik bagi yang lain namun tidak bagi seorang
personal achiever.

Tipe Supersales person

Wirausaha tipe supersales person mempunyai karakteristik sebagai berikut.

Capacity to understand and feel with another; to empathize

Supersales person menekankan interaksi individu, perasaan dan emosi. Seringkali orang tipe ini
terfokus pada masa lalu dibandingkan dengan masa kini dan masa depan. Mereka spontan,
persuasif, empati, setia ingin tahu dan introspektif. Mereka memandang nilai-nilai tradisional
dan bisa mengungkapkan perasaan satu sama lain.

Mereka adalah pendengar yang baik, sangat suportif, bisa menerima saran dan kritik, hangat,
menggunakan pendekatan persuasif, menerima loose control, lebih memilih komunikasi secara
lisan daripada tertulis. Kemudian mereka cenderung fokus pada problem-problem yang kecil
dan lebih berorientasi pada aksi daripada pembuatan rencana, mempunyai toleransi yang kecil
terhadap ambiguitas, mempunyai bakat membangun tim, menyemangati partisipan saat bekerja
dan suka menyelenggarakan rapat, lebih sering memilih organisasi yang tertata dengan baik,
berorientasi terhadap orang-orang dan koleganya.
Karena orang tipe ini cukup sadar akan orang lain dan perasaannya, maka mereka membuat
keputusan berdasarkan kondisi-kondisi personal, gosip, kabar angin, dan semacamnya. Mereka
menyesuaikan setiap situasi dengan menekankan pada sisi keunikan dan bagaimana seorang
individu akan merespon pada suatu keputusan. Konsekuensinya dalam penyelesaian masalah
adalah supersalesperson senang menyenangkan orang lain, tidak menyukai berurusan dengan
masalahmasalah yang akan menghadapkan mereka pada ketidaksenangan orang lain, responsif
dan simpati pada masalah orang lain, menekankan pada aspek manusiawi yang berkaitan dengan
kepentingan menejerial, dan memandang masalah-masalah dari ketidakefisienan dalam
hubungan antar personal dan kesulitannya.

Jadi ketika ada hal negatif tentang supersales person, itu karena mereka terlalu perduli terhadap
orang lain, mungkin sedikit terlalu sensitif, mereka kesulitan membuat keputusan yang sulit dan
kesulitan untuk bilang tidak. Mereka bahkan bisa menjadi impulsif, sentimen, subjektif dan
menunda-nunda, sebagai hasilnya mereka bisa secara tidak sengaja menimbulkan konflik

Desire to help others

Keinginan untuk menolong orang lain terutama tercermin pada profesi menolong (seperti
pengobatan dan kementrian), yang sifatnya sebagai pekerjaan profesional. Individu dengan tipe
supersales person menginginkan orang membagi masalahnya pada dirinya dan melakukan
sesuatu yang tidak bisa orang tersebut lakukan. Banyak pekerjaan penjualan, seperti asuransi,
penjualan real estate dan produk keuangan yang dalam hal ini profesi tersebut terkait secara
umum dan faktanya seringkali dianggap sebagai pekerjaan semi profesional.

Keinginan untuk menolong orang lain dengan masalah-masalah mereka bisa menumbuhkan
perhatian yang tinggi terhadap orang lain, kebutuhan akan kehangatan dan kebutuhan untuk
melayani mereka yang membutuhkan pertolongan. Ini juga akan membuat supersales person
merasakan kepuasan diri dan cukup kuat untuk memberikan pertolongan kepada orang lain
daripada menerimanya.
Belief that social processes are very important

Percaya bahwa proses sosial sangat penting menggambarkan nilai kerja seseorang. Supersales
person menganggap proses sosial untuk mendapatkan perjanjian besar yang penting dalam
hidupnya. Nilai mereka yang seperti demikian memberikan kontribusi bagi masyarakat,
mendapatkan rekan kerja yang menyenangkan, mempunyai nilai sebagai individu, sehingga
mendapatkan penghargaan dari orang lain, mempunyai kesempatan untuk bertemu dengan
orang-orang dan berinteraksi dengan mereka dan menerima pengakuan dari mereka dengan
bekerja dengan baik. Menurut orang tipe ini, interaksi sosial dan hubungan dengan orang-orang
lebih penting daripada banyak pertimbangan lain.

Need to have strong positive relationship with others

Supersales person mendapatkan kepuasan dari hubungan pribadi dengan orang lain. Faktanya
mereka membutuhkan hubungan baik untuk merasakan kesenangan mereka sendiri.
Penghargaan diri bagi mereka adalah sesuatu yang terpisah dengan bagaimana orang lain
menganggap mereka. Dengan demikian mereka perhatian tentang apa yang orang lain pikirkan
dan mereka sensitif dengan apa yang dirasakan oleh orang-orang disekelilingnya. Yang
mendorong hal ini adalah dengan siapa mereka bekerja untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan dan menawarkan ide-ide baru atau pendekatan berbeda dalam penanganan masalah.

Belief that a sales force is crucial to carrying out company strategy

Supersales person menganggap bagian-bagian penjualan sangat penting untuk melakukan


strategi perusahaan. Tergantung pada kesediaan pendekatan lain, seperti bagian periklanan,
pengiriman, diskon, pengembangan produk baru, pengemasan, harga, kualitas, penerimaan
barang, reputasi, servis dan lainnya; bagian penjualan berpendirian sangat kuat dalam berpikir.
Tetapi ini tidak selalu menjadi pendekatan yang dominan, tetapi apabila tidak dilakukan
perusahaan akan ketinggalan jauh.

Tipe Real manager

Wirausaha tipe real manager mempunyai karakteristik antara lain adalah keinginan untuk
menjadi pemimpin perusahaan (desire to a corporate leader), ketegasan (decisiveness), sikap
positif terhadap pemimpin (positive attitudes to authority), keinginan untuk bersaing (desire to
compete), keinginan untuk berkuasa (desire for power), dan keinginan untuk menonjol di antara
orang-orang lain (desire to stand out from the crowd). Penjelasan dari beberapa karakteristik
tipe kepribadian real manager sebagai berikut:

Desire to a corporate leader

Real manager menginginkan untuk mendaki tangga kesuksesan dan mereka melihat dengan
mencapai tangga teratas adalah sebagai hal yang sangat baik. Tepatnya, dimana saja mereka
berada dengan segera mereka melihat ke depan, karena tujuan mereka adalah berada di posisi
top management.

Hubungannya adalah hasrat untuk menggunakan kesempatan untuk menggunakan bakat mereka
secara penuh. Jadi keinginan individu ini untuk menjadi kreatif dengan menggunakan
kemampuan mereka dan perasaan yang kuat bahwa kemampuan mereka tidak seharusnya
dilewatkan begitu saja. Mereka harus menggunakan bakat mereka untuk sesuatu yang berharga,
untuk menaiki tangga perusahaan. Karena dorongan yang kuat terhadap asumsi posisi
kepemimpinan, real manager berpenampilan atau bekerja dengan baik di posisi ini dan
menghasilkan self-assurance. Mereka percaya pada kemampuan diri bahwa mereka efektif
terhadap masalah-masalah yang mereka hadapi.

Decisiveness

Real manager adalah orang yang tegas, membuat keputusan dengan cepat dan dengan keyakinan
diri. Jika keputusan harus dibuat, maka mereka akan bergerak dan segera membuatnya. Real
manager percaya bahwa lebih baik membuat keputusan daripada meminta sebuah persoalan,
bagi mereka menetapkan semua fakta dari persoalan adalah hampir tidak mungkin dan untuk itu
tindakan yang diambil sekarang adalah jalan yang baik. Keragu-raguan mungkin menandakan
sekarang ini masalah yang kecil akan menjadi besar. Ketegasan tidak seluruhnya terpisah dari
keinginan untuk menjadi pemimpin perusahaan, tetapi fokus pada aspek pembuatan keputusan
pada pekerjaan manajerial.

Positive attitudes to authority

Manajer secara khusus diharapkan untuk berperilaku sesuai, dan tidak memancing reaksi negatif
dari atasan mereka; idealnya mereka melakukan reaksireaksi yang positif. Manajer harus
mewakili grupnya maju di organisasi dan memperoleh dukungan terhadap aksinya pada level
yang lebih tinggi. Ini semua membutuhkan sebuah hubungan yang baik antara manajer dan
atasan.

Real manager memiliki sikap positif terhadap pemegang wewenang tempatnya bekerja. Mereka
suka dan respek terhadap bos, dengan demikian akan lebih mudah untuk bekerja dengan mereka
dimana diperlukan usaha-usaha yang kooperatif untuk menyelesaikan beberapa hal.

Desire to compete

Sebagaimana manajer dalam level yang sama diperhatikan, aspek kompetitif yang kuat
terbentuk kedalam aspek lingkungan mereka. Ini terjadi karena alam keorganisasian dalam
bentuk piramid atau kerucut, dengan posisi yang semakin sedikit untuk berkompetisi ketika
manajer menaiki tangga perusahaan. Hasilnya seorang akan menang dan lainnya kalah. Jika
manajer tidak bersaing maka mereka akan kehilangan pijakan dan fungsi mereka akan turun
atau terdegredasi ke tingkat status yang makin rendah. Dalam hal ini, promosi naik jabatan tidak
akan ada bila tidak ada persaingan.

Karakteristik real manager adalah bekerja keras untuk diri mereka sendiri dan unitnya serta
menerima tantangan-tantangan yang datang dari orang bawahan untuk mempertemukan
tantangan kompetitif ini, manajer harus suka bersaing dan manajer terbaik menikmati rivalitas
seperti ini dan termotifasi untuk mencari bilamana mungkin.

Desire for power

Sudah alamnya dalam organisasi yang besar, dimana manajer tidak hanya berelasi dengan
orang-orang yang ada diatasnya dan orang-orang di tingkat yang sama, tapi juga ke bawah
dengan orang-orang di bawah mereka dalam tangga perusahaan. Dalam hubungan seperti ini,
melatih kekuatan sering kali dibutuhkan untuk membuat pekerjaan lebih terstruktur dan
membuat orang-orang bekerja seperti yang diharapkan. Terkadang bila terasa perlu, real
manager harus memberi tahu orang-orang dibawahnya apa yang harus mereka lakukan.

Desire to stand out from the crowd

Menjadi seorang manajer memerlukan tindakan yang berbeda dari orang lain. Real manager
harus bisa berdiri sendiri di luar kelompoknya dan mengambil posisi yang mudah terlihat.
Mereka tidak bisa menggunakan tindakan bawahannya sebagai pedoman untuk perilaku/sikap
mereka sendiri. Malahan mereka terpanggil untuk berlawanan arah dengan kelompok
terdekatnya dan untuk melakukan sesuatu yang pasti mengundang perhatian, diskusi dan
mungkin kritik-kritik yang masuk ke mereka.

Menjadi seorang manajer perlu mengambil posisi sangat penting yang menyangkut kepentingan
dan emosi orang lain. Ketika prospek ini terlihat tidak atraktif, ketika gagasan untuk keluar dari
kelompoknya dan untuk me njadi mudah terlihat menciptakan ketidaknyamanan, akan sangat
sulit sekali untuk menjadi manajer yang baik. Jika seorang manajer nyaman menjadi pusat
perhatian dan senang untuk berlawanan arah dengan yang lain, akan lebih mudah untuk
melaksanakannya. Seperti seseorang yang mempunyai banyak karakteristik seorang aktor yang
handal. Pastinya manajer seringkali "naik panggung" dan diharapkan untuk mengikuti cara yang
pada dasarnya berbeda dengan orang-orang di sekitar mereka.

Tipe Expert idea generator

Wirausaha tipe expert idea generator mempunyai karakteristik antara lain adalah keinginan
untuk melakukan inovasi (desire to innovate), menyukai gagasan-gagasan (love of ideas),
percaya bahwa pengembangan produk baru sangat penting untuk menjalankan strategi
organisasi (believes that new product development is crucial to carrying out company strategy),
intelegensi yang tinggi (good intelligence), dan ingin menghindari resiko (desire to avoid taking
risk). Penjelasan dari beberapa karakteristik tipe kepribadian expert idea generator sebagai
berikut:

Desire to innovate

Keinginan untuk melakukan inovasi menyebabkan expert idea generator suka menemukan
gagasan baru dan melaksanakannya. Keinginan untuk berinovasi konsisten dengan usaha sendiri
untuk mencapai keberhasilan dan merasakan kepuasan pribadi dengan itu.

Love of ideas

Suka akan gagasan-gagasan mencakup banyak unsur, seperti antusiasme, meperlihatkan


perhatian terhadap pendapat orang lain. Dalam melaksanakan tugas-tugas, mereka adaptif,
fleksibel, mau berkompromi, dan mau berbagi kekuasaan. Mereka selalu ingin tahu dan terbuka,
tetapi menginginkan kemandirian dan tidak mau taat peraturan. Mereka juga perfeksionis dan
suka banyak pilihan. Mereka juga menginginkan pengakuan dan punya motivasi kuat untuk
mendapat penghargan dan mencapai prestasi pribadi. Mereka punya toleransi tinggi terhadap
ambiguitas, suka kontrol yang tidak ketat, dan mungkin juga cenderung mengambil resiko.
Believes that new product development is crucial to carrying out company strategy

Seorang expert idea generator terlibat dalam mengembangkan produk baru dan pelayanan.
Mereka menganggap pendekatan ini penting untuk menjalankan strategi perusahaan. Relatif
untuk beberapa pendekatan seperti iklan, pengantaran, diskon, pembungkusan, harga,
pertukaran, reputasi, gaya penjualan, servis dan keanekaragaman, pengembangan produk baru
adalah stategi utama untuk pengembangan perusahaan.

Good intelligence

Intelegensi mencakup kemampuan seperti penilaian dan penalaran, serta kemampuan untuk
menggunakan abstraksi, konsep dan gagasan. Juga kemampuan untuk belajar, menganalisis, dan
membuat sintesis. Karena belajar memang dituntut dalam berwirausaha, maka intelegensi
memang sangat penting. Demikian pula pada tipe Personal achiever, Supersales person, dan
Real manager, tingkat inteligensi yang baik bisa memberikan keuntungan. Pada orang tipe
expert idea generator, inteligensi mendorong mereka menuju ke depan, mudah saja karena
mereka sering fokus pada pemikiran/pertimbangan, pengetahuan dan berhubungan dengan
gagasan. Bagi mereka dalam pendekatan berwirausaha inteligensi bisa membuat perbedaan
besar.

Desire to avoid taking risk

Meskipun banyak orang menganggap sifat suka mengambil resiko sebagai esensi profesi
wirausaha, banyak wirausaha sangat berhati-hati, dan baru melangkah kalau sudah betul-betul
yakin. Bagi wirausaha tipe expert idea generator, sifat ini memang penting karena gagasan-
gagasannya bisa saja sangat baru dan aneh.

Anda mungkin juga menyukai