Anda di halaman 1dari 7

Kepribadian

Pengertian

Kepribadian atau "personality" merupakan sifat dan tingkah laku yang membedakannya dengan
orang lain. Kepribadian seseorang dibentuk dan terbentuk oleh faktor internal dan eksternal.
G.W All port (1897) yang menyelesaikan Ph.D-nya di bidang Psikologi pada tahun 1922 di
Harvard University, mengemukakan bahwa, "personality is the dynamic organization within the
individual those psychological system that determine his unique adjustment to his environtment."
(Kepribadian adalah organisasi dinamis yang ada pada seseorang di dalam suatu sistem kejiwaan
yang menentukan keunikan penyesuaian dengan lingkungannya).

Dari pemahaman tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian itu adalah suatu organisasi yang
tersusun dari banyak unsur yang saling ketergantungan. Ketergantungan ini mempunyai sistem
pengaturan dalam hubungan fungsional. Sistem pengaturan inilah membuat kepribadian itu
menjadi kesatupaduan pola-pola pengaturan tingkah laku.

Kemudian dikatakan bahwa kepribadian itu bersifat dinamis. Berarti, kepribadian itu adalah
sesuatu yang berubah dan berkembang membentuk suatu sikap dan tindakan tertentu. Perubahan
ini sesuai dengan waktu dan pengalaman yang dilaluinya. Dari sini kita bisa memahami mengapa
seseorang bisa berubah, misalnya dari seorang yang tadinya berpendirian teguh menjadi seorang
yang plin-plan. Bisa saja hal ini terjadi jika pada saat ia berpendirian teguh, maka pengalaman
pahitnya yang diterimanya. Dan itu terjadi berulang-ulang. Atau, bisa sebaliknya, orang yang
tadinya plin-plan menjadi seorang yang teguh pendiriannya. Karena ia belajar bahwa kalau
bersikap plin-plan maka kesulitanlah yang dialaminya. Lalu ia pun mengubah sikapnya.

Dari definisi Allport tentang kepribadian, ia menyebut sistem kejiwaan. Jadi, aspek jasmani dan
rohani saling bertautan dalam satu sistem. Selain itu, kepribadian itu terikat dengan lingkungan.
Setiap individu mempunyai kekhasannya di dalam berinteraksi dengan lingkungan. Dengan
demikian, kepribadian itu bila didefinisikan adalah sebagai pola tingkah laku yang khas bagi
seseorang yang menyebabkan orang itu dapat dikenali dari perilakunya. Dan oleh karena itu,
tidak mungkin ada dua orang yang sama. Mirip, tetapi tidak bisa sama.

Sering kali orang menyamakan antara temperamen, watak dan kepribadian. Namun, Dr. Tim La
Haye dalam bukunya "Temperamen Anda Dapat Diubah" (Diterjemahkan dari dari buku Spirit
Controlled Temperament), memberikan perbedaan di antara ketiganya. Dikatakannya bahwa
temperamen merupakan gabungan dari ciri-ciri pembawaan yang secara tidak sadar
mempengaruhi tingkah laku seseorang. Ciri-ciri ini diturunkan berdasarkan kebangsaan, ras
(orang Batak berbeda dengan orang Jawa), seks (beda antara pria dan wanita) dan faktor- faktor
keturunan lain. Ciri-ciri ini diteruskan oleh gen (plasma pembawa sifat). Beberapa ahli ilmu jiwa
mengemukakan bahwa kita lebih banyak mendapat gen kakek dan nenek kita daripada gen orang
tua kita. Hal ini nyata pada beberapa anak yang lebih mirip dengan kakek atau nenek daripada
dengan kedua orang tuanya. Ciri-ciri temperamen itu tidak dapat ditentukan lebih dahulu, sama
seperti mata, rambut dan ukuran tubuh.
Watak seseorang menyatakan keadaan yang sebenarnya. Barangkali inilah yang disebut sebagai
"manusia batiniah yang tersembunyi". Watak adalah hasil dari temperamen pembawaan
seseorang yang dibentuk oleh pendidikan pada masa kanak-kanak, pendidikan di sekolah, sikap
dasar, agama, prinsip-prinsip dan motivasi. Kadang-kadang watak itu disebut sebagai "jiwa"
manusia yang terdiri atas pikiran, emosi dan kehendak.

Sedangkan kepribadian, menurut La Haye, adalah ekspresi yang keluar dari diri kita, yang
mungkin sama dengan watak kita atau mungkin juga tidak, bergantung pada ketulusan kita.
Sering kali kepribadian itu merupakan suatu topeng yang baik dari watak yang buruk atau yang
lemah. Banyak orang pada masa bertindak berdasarkan apa yang menurut pikirannya patut
dilakukan, bukan berdasarkan keadaan dirinya yang sebenarnya. Inilah rumus dari kekacauan
mental dan rohani. Hal ini terjadi bila seseorang mengikuti rumus-rumus manusia tentang
tingkah laku yang baik itu, maka akibatnya ialah kekacauan mental dan rohani.

Tipe Kepribadian

Perbedaan kepribadian atau tipe-tipe kepribadian yang melekat pada setiap orang telah menarik
perhatian para ahli sejak dahulu kala. Sebenarnya penjelasan Alkitab mengenai tipe-tipe
kepribadian ini telah ada jauh sebelum penelitian ilmiah. Alkitab menjelaskan tentang perbedaan
antara pria dan wanita yang merupakan perbedaan tipe kepribadian yang sangat jelas.
Perkembangan selanjutnya memberikan kepada kita suatu penguraian yang lebih terperinci
mengenai tipe-tipe kepribadian orang.

Di dalam bidang kedokteran pada zaman Yunani kuno, Hippocrates telah melakukan suatu usaha
penelitian di dalam tipologi kepribadian. Ia menyimpulkan bahwa temperamen (darah, flegma,
empedu hitam, empedu kuning) berhubungan dengan kepribadian yang mudah terserang
berbagai macam penyakit. Ia menyatakan bahwa mereka yang pendek dan gempal mudah
terserang apoplexy dan mereka yang tinggi dan kerempeng mudah terserang penyakit
tuberclosis. Kecuali Galen (130-200 AD) membagi tipe kepribadian itu berdasarkan temperamen
tersebut menjadi:

1. Sanguine - tipe yang meluap-luap.


2. Flegmatik - tipe lamban.
3. Kolerik - tipe gerak cepat.
4. Melankolik - tipe patah hati.

Sekali pun pembagian tipe kepribadian ini dinilai tidak ilmiah, namun istilah-istilah tersebut
masih dipakai sampai dengan saat ini. Kemudian Ernst Kretschmer (1888-1964) dalam bukunya
"Physique and Character" membagi kepribadian atau tempramen atas 4 tipe:

1. Tipe astenik.
Tipe ini mempunyai ciri kurus, lurus, tubuh lemah, sulit bertumbuh, dan cenderung
kepada schizophrenia.
2. Tipe atletis.
Ciri-ciri tipe ini, orangnya tinggi, besar, dadanya bidang, kekar, dan postur tubuh yang
meruncing ke bawah. Secara kejiwaan, orang ini mempunyai potensi schizothymic.
3. Tipe piknik.
Tubuhnya cenderung melebar, lembut, gemuk bulat dan berlemak. Kretschmer
mengidentifikasikan tipe dengan cycloid atau manic- depressive, suatu temperamen yang
berubah-ubah, kadang senang, kadang murung.
4. Tipe displastik. Tipe yang lain dari ketiga tipe di atas.
William Sheldon yang menulis buku "The Varieties of Temperament" (1942), juga
memberi perhatian kepada bentuk tubuh. Ia memusatkan perhatian pada penelitiannya
tentang meticulous yang disebutnya sebagai somatotyping. Sikap dan tingkah lakunya
diduga menyesuaikan diri dengan bentuk tubuhnya. Ia membagi tipe kepribadian menjadi
tiga bagian:
a. Endomorphy.
Dari segi fisik, pencernaannya baik, namun otot-ototnya lemah. Karena itu
tubuhnya cenderung gemuk. Tipe ini lamban, senang memanjakan tubuhnya, suka
makan (apalagi kalau bersama kawan- kawan), orangnya mudah dan sangat
bersahabat, dan merasa puas selalu.
b. Mesontorphy.
Orang tipe ini memiliki tubuh yang kekar, langkahnya tegap, senang menguasai
karena memang dia punya kekuatan, suka terhadap hal-hal yang beresiko
berbahaya. Ia mempunyai arah yang tegas dan jelas, punya keberanian untuk
bertempur. Sifat ekstrovertnya sangat menonjol.
c. Ectomorphy.
Tipe ini ditandai dengan ketenangan. Postur tubuh dan gerak yang kaku.
Perasaannya sangat peka. Sifatnya sangat tertutup.

Pada tahun 1971, C.G. Jung menulis sebuah buku yang berjudul "Psychological Types". Ia
membagi kepribadian itu atas introvert dan extrovert. Kedua tipe itu ditandai dengan sikap
seseorang terhadap obyek. Seorang yang introvert pada dasarnya selalu ingin melarikan diri dari
obyek, seakan-akan obyek itu harus dicegah agar tidak menguasainya. Sebaliknya, orang yang
ekstrovert mempunyai sikap yang positif terhadap obyek. Dialah yang menguasai obyek itu.
Kelihatannya pembagian Jung itu terlalu sederhana. Tetapi sebetulnya Jung mengklasifikasikan
kedua tipe itu ke dalam delapan subtipe, sehingga terkesan rumit.

1. Tipe pemikir ekstrovert.


Setiap aktivitas orang tipe ini tidak lepas dari kesimpulan- kesimpulan yang bersifat
intelektual yang didasarkan pada data obyektif.
2. Tipe perasa ekstrovert.
Orang ini sebelum bertindak, perasaannya itu harus pas dulu. Jung memasukkan kaum
wanita ke dalam tipe ini.
3. Tipe sensasi ekstrovert.
Bagi dia, segala sesuatu harus benar dan berorientasi pada kesenangan yang konkrit, tidak
berlebihan, hukum itu harus dipatuhi. Orang tipe ini tidak mementingkan diri sendiri, dan
rela berkorban demi kepentingan orang lain.
4. Tipe intuitif ekstrovert.
Orang ini tidak akan ditemukan dalam dunia yang memiliki nilai realitas yang dapat
diterima. Ia tidak puas dengan apa yang ada. Ia selalu menyelidiki sesuatu dan berbuat
sesuatu yang baru.
5. Tipe pemikir introvert.
Orang ini terlalu membatasi diri dengan pikiran dan pendapatnya sendiri. Ia bisa berpikir
kritis, tetapi sering subyektif.
6. Tipe perasa introvert.
Orangnya tenang, sulit didekati, sukar mengerti dan kurang tanggap terhadap perasaan
orang lain.
7. Tipe sensasi introvert.
Dia selalu berorientasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi, dan bukan pada penilaian
yang masuk akal.
8. Tipe intuitif introvert.
Tipe ini sangat senang dengan hal-hal yang berbau mistik, bahkan ia bisa menjadi
peramal atau seniman yang aneh.

Pembagian Jung ini disempurnakan lebih lanjut oleh Isabel Briggs Myers dalam bukunya "Gifts
Differing". Dia membagi ke delapan tipe Jung menjadi dua sub tipe yang menyangkut penilaian
dan pemahaman. Dialah yang menemukan tipe Myers-Briggs yang merupakan indikator
terhadap pengukuran preferensi kepribadian, kapasitas dan keterbatasannya. Ia yakin bahwa
setiap subtipe itu mempunyai kekuatan. Hal ini sangat menolong kita sebagai pelayan. Suatu
pendekatan yang baru terhadap analisa tingkah laku dari tipe kepribadian ini terdapat dalam "The
Diagnostic and Statistical Manual III", yang menguraikan 11 gangguan kepribadian yang di
kelompokkan dalam tiga bagian:

Kelompok A: Orang-orang aneh dan eksentrik.

a. Paranoid:
Suatu gangguan kepribadian yang ditandai dengan ciri-ciri khas hipersensitivitas,
kecurigaan, dan kecenderungan untuk menyalahkan orang lain.
b. Schzoid:
Selalu menjauhkan diri dari orang lain serta memiliki pemikiran yang eksentrik.
c. Schizotypal: Ciri kepribadian yang terganggu yang ditandai dengan pengucilan diri dari
orang lain serta pikiran-pikiran yang eksentrik (aneh, sinting, kegila-gilaan). Mirip
schizophrenia, tetapi tidak begitu parah.

Kelompok B: Orang-orang dramatis, emosional dan tak menentu.

a. Anti-sosial:
Ketidakmauan untuk berasosiasi dengan individu-individu lain atau kelompok-kelompok
lain. Sikapnya selalu melawan standar sosial, dan karenanya berbahaya bagi masyarakat.
b. Borderline:
Orangnya tidak stabil dalam tingkah laku, suasana hati, hubungan dengan orang lain, dan
konsep diri.
c. Histronie:
Gangguan kepribadian yang ditandai dengan kehebohan, dramatisasi diri, pembujukan
dan usaha untuk mencari perhatian.
d. Narcisstic:
Ditandai dengan cinta diri yang sering dikaitkan dengan kepuasan erotis. Ia sangat
menyayangi tubuhnya, perbuatan dan kemampuannya.

Kelompok C: Ditandai dengan kecemasan, ketakutan dan suka bertingkah.

a. Avoidant:
Cirinya adalah kepekaan yang berlebihan terhadap penolakan orang lain, sehingga ia
tidak mau berhubungan dengan orang lain, takut kalau ditolak.
b. Dependent:
Sangat kurang percaya diri, sehingga ia cepat menyerahkan diri kepada orang lain.
Karenanya mereka tidak bisa mengambil keputusan di dalam hidup mereka tanpa orang
lain.
c. Obsessive-compulsive:
Adanya ide (obsesi) yang tegar melekat dan sering tidak dikehendaki diiringi dengan
perbuatan yang tidak masuk akal. Seseorang akan mencuci tangannya setiap lima menit
karena takut akan bakteri yang akan membinasakannya. Atau, seorang yang sebentar-
sebentar memeriksa kunci pintu apakah terkunci atau tidak, jangan-jangan ada maling
yang sedang mondar-mandir di halaman rumahnya. Usaha-usaha seperti itu adalah usaha
untuk menghilangkan perasan bersalah.
d. Passive-aggressive:
Ditandai dengan pemberontakan melalui ketidakaktifan dan sikap keras kepala.

Tipe-tipe Kepribadian Berdasarkan Temperamen

Tim La Have mengingatkan kita akan bahaya di dalam membahas tipe kepribadian ini
berdasarkan temperamen. Sebab beberapa orang akan cenderung untuk mulai menilai dan
bahkan menentukan temperamen kawan-kawannya. Padahal penilaian dan penentuan itu tidak
dapat dilihat dari satu dua kesan dan penampilan seseorang di dalam waktu yang sangat terbatas.
Orang yang bersangkutanlah yang jauh lebih mengetahui temperamen macam apa dia itu.

Lagi pula, pembagian temperamen seperti yang diusulkan oleh Galen itu tidak bermaksud bahwa
setiap orang ditandai dengan satu temperamen, tetapi di dalam diri seseorang bisa terdiri atas
beberapa macam tempramen. Memang, ada satu jenis temperamen yang menonjol.

Catatan lain yang perlu diperhatikan di dalam memahami orang lain lewat perbedaan
temperamen itu, bahwa ada orang yang sebenarnya mempunyai temperamen kolerik, tetapi
dalam perjalanan waktu dan pengalamannya, bisa berubah menjadi seorang yang flegmatik
sehingga penilaian dan penetuan itu bisa meleset.

Kolerik

Seorang yang disebut kolerik biasanya ditandai dengan semangatnya yang berapi-api, cekatan,
aktif, mempunyai kemauan keras, mampu untuk mandiri dan berpikir praktis. Ia selalu puas
dengan dirinya sendiri, tanpa harus ditentukan orang lain. Ia tidak perlu diajar berpikir positif,
sebab ia mudah menanggapi segala sesuatu itu positif. Sikapnya optimis. Di kala semua orang
telah menyerah kepada keadaan, orang kolerik tetap memandang kepada masa depan yang penuh
harapan. Bagi dia tidak ada langkah menyerah. Hal ini berhubungan dengan sikapnya yang
berani, tidak kenal takut.

Karena itu orang kolerik hampir tidak menemukan kesulitan untuk memimpin. Potensi itu sangat
besar di dalam dia. Dialah yang sering menyulut massa (agitator). Ia juga dikenal sebagai
organisator yang bijaksana, karena ia tidak mengalami kesulitan untuk mengambil keputusan
sendiri.

Namun di balik kemampuan-kemampuanya itu, ia juga seorang yang kejam, sadis, kasar, tidak
sensitif atau kurang mengerti perasaan orang lain. Barangkali satu hal yang sulit bagi dia adalah
mengasihi orang lain. Karena bagi dia orang lain hanya alat untuk mencapai tujuan-tujuan. Ia
selalu melihat dirinya sebagai pusat aktivitasnya dan orang lain harus mendukung tujuan-tujuan
dan rencana-rencananya. Ia tidak akan berurusan dengan mereka yang tidak mendukungnya.
Tugas dan proyeknya adalah pusat perhatiannya, karena itu ia bukanlah seorang yang mudah
bergembira. Sebegitu aktif dan "rajin"nya orang ini, sehingga sulit baginya untuk menyediakan
waktu untuk bersaat teduh (membaca Alkitab, berdoa, memuji dan menyembah Tuhan dalam
waktu-waktu khusus).

Sanguin

Orang sanguin beda dengan kolerik. Ia mampu membuat suasana menjadi hangat. Ia terkesan
tidak memikirkan hari esok. Hari ini adalah hari yang berbahagia, hari esok lain urusannya. Ia
begitu ramah dengan semua orang, simpatik, lemah lembut dan punya perhatian yang besar
terhadap orang lain. Makanya ia sangat disenangi orang, apalagi ia termasuk orang yang tidak
pernah kehabisan kata-kata, ia bisa memukau orang banyak dengan cerita-ceritanya yang
menarik. Ia manusia yang tak pernah bosan dengan hidup ini.

Sayangnya, orang sanguin memiliki emosi yang tidak stabil. Ia bisa jatuh cinta dengan seorang
hari ini, kemudian dengan seorang lagi pada hari yang lain. Pendiriannya tidak tegas, dan karena
itu ia tidak segan-segan untuk berbohong. Karena senang dengan memukau orang, sampai-
sampai sebuah fakta dilebih-lebihkan. Pintar membuat sensasi. Kalau orang sanguin melihat
sepeda bertabrakan dengan sepeda, ia akan menceritakannya seakan-akan pesawat bertabrakan
dengan pesawat. Sifat kekanak-kanakannya sangat menonjol, dan suka mendominasi percakapan.

Kelemahan lain yang dimiliki orang sanguin adalah tidak disiplin. Terlalu banyak waktu yang
dibuangnya, sehingga banyak pekerjaan yang tidak selesai. Tidak teroganisir, karena ia mudah
beralih perhatian kepada hal-hal yang tidak menjadi prioritas. Ia tidak terdesak dengan target
waktu. Makanya kalau orang sanguin sering datang terlambat, kita tidak usah heran. Ia bisa
memasuki sebuah pertemuan rapat dalam keadaan tenang tanpa merasa "berdosa".

Melankolik

Melankolik terkenal sebagai manusia sesitif. Kalau orang kolerik tidak senang dengan hal-hal
yang kecil, melankolik adalah sebaliknya. Ia terlalu banyak disibukkan dengan hal-hal kecil yang
kadang-kadang tidak pantas untuk dipikirkan. Ia adalah orang yang sulit mengambil keputusan.
Seorang wanita yang melankolik akan sulit memberikan respons kepada seorang pria yang
menyatakan cinta kepadanya. Ia mampu untuk menggumulinya selama bertahun-tahun untuk
sebuah keputusan.

Ia adalah seorang yang berpikir dalam dan analitis. Karenanya ia sangat menghargai karya-karya
musik, sastra, seni. Dalam pekerjaan, ia selalu melakukan yang terbaik. Ia tidak akan menerima
suatu tanggungjawab apabila yang lain belum juga ia selesaikan. Kalau seorang kolerik, yang
penting banyak pekerjaan, bagi melankolik, yang penting selesai dengan sempurna.

Akan tetapi, beda dengan kolerik, ia adalah seorang yang pesimis dan selalu melihat segala
sesuatu dari sisi negatif. Orang mengenal dia sebagai Si Pemurung. Setiap hari dilewatinya
hanya dengan memikirkan dirinya sendiri. Ia terlalu kuatir akan kehidupannya, makanya ia
mudah stres dan depresi.

Terhadap orang lain ia sering mengkritik, kalau ia melihat ada sesuatu yang tidak sesuai dengan
keinginannya. Selalu curiga pada hal-hal yang baru, termasuk pada orang lain. Karena itu ia sulit
mendapat kawan. Ia terlalu idealis dan teoritis. Karena terlalu banyak pertimbangan, akibatnya
untuk mengambil keputusan pun sulit.

Flegmatik

Tenang, damai dan baik hati adalah ciri khas orang flegmatik. Orangnya adalah yang paling
stabil di antara semua temperamen. Ia seorang yang setia, pendengar yang baik dan bisa
mempunyai humor yang menyenangkan. Ia bekerja tanpa adanya suatu tekanan, rapi dan tetap
teguh dalam mempertahankan apa yang telah menjadi peraturan. Ia sangat berhati-hati di dalam
mengambil tindakan.

Cuma, orang akan merasa kesal dengan orang flegmatik. Ia adalah orang yang sulit bergerak.
Pasif adalah ciri khas orang ini. Di saat semua orang panik, ia tenang. Ia kurang percaya pada
dirinya sendiri. Dan yang lebih menjengkelkan lagi ialah sikapnya yang suka kompromi.

Dalam kegiatan bersama, ia lebih memilih untuk abstain ketimbang terlibat dalam suatu urusan.
Ia tidak begitu antusias dalam segala hal. Kalau semua orang tertawa, ia tidak. Malahan ia sinis,
dan suka mengejek. Acuh tak acuh, dan merasa dirinya lebih benar dari orang lain. Sebenarnya ia
seorang pemalas dan sukar didorong. Sikapnya sangat tertutup, penakut dan terlalu berhati-hati.

Anda mungkin juga menyukai