Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA Tn.A DENGAN RUPTUR TENDON

DI UNIT RUANG OPERASI

RUMKIT TULEHU

DI SUSUN OLEH :

Rais Hamka

71 2001 T08 562

KESEHATAN DAERAH MILITER XVI/PATTIMURA

AKADEMI KEPERAWATAN

2011

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


LEMBARAN PENGESAHAN

Laporan Praktek Klinik Asuhan Keperawatan ini telah disetujui oleh pembimbing Klinik

Lapangan dan Pembimbing Klinik Institusi Pendidikan serta disahkan oleh Ka Ur Praktek

Ambon, Oktober 2010

Diketahui

Pembimbing Lapangan Pembimbing Institusi Pendidikan

Disahkan Oleh

Ka Bag Akademik

Dj. Kelrey,S.Sit

Nip. 140057142

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kepada ALLA SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan
sehingga penulis dapat menyelesaikan Asuhan keperawatan ini yang diberi judul :

“ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURATPADA TN. A DENGAN RUPTUR TENDON


DI RUANG OPERASI RUMAH SAKIT UMUM TULEHU AMBON”

Keperawatan gawat darurat (emergency Nursing) adalah pelayanan keperawatan yang


komperhensif yang diberikan kepada pasien yang mengalami injury akut/sakit yang
mengancam kehidupan tujuannya yaitu mencegah kematian dan cacat pada pasien gadar,
merujuk pasien gadar melalui system rujukan untuk memperoleh penanganan yang lebih
memadai, dan penanganan korban bencana.

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan merupakan suatu


langkah sukses yang dicapai diera keperawatan modern seperti sekarang sehingga lebih
membuka wawasan tenaga kesehatan yang bekerja dibidang keperawatan untuk lebih
berpikir secara kritis salah satu diantaranya adalah menerapkan asuhan keperawatan
gawat darurat pada pasien dengan berbagai jenis keterampilan tindakan yang berbeda
sesuai dengan masalah yang dihadapi pula.

Rupture tendon merupakan Salah satu kasus yang sering terjadi disekitar kita, tentunya
dalam melakukan Aplikasi tindakan yang perlu disesuaikan dengan teori Keperawatan
sehingga tindakan yang dilakukan sesuai dengan dengan protap yang berlaku, dengan alas
an ini penulis mencoba menguraikan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh
seorang perawat yang professional.

Semoga apa yang disampaikan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun para pembaca
dan “setiap manusia pasti melakukan kesalahan untuk itu saran dan kritik sangat
diharapkan.

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


Penulis

BAB I
Laporan Pendahuluan

A. Anatomi dan Fisiologi Tendon


Tendon adalah ujung serat jaringan ikat kuat yang
menghubungkan otot rangka dan tulang. Dalam tendon
serat, serat serpey menembus pelapis tulang
(periosteum) untuk melekat kedalam tulang. Tendon
pada tangan dan kaki dikelilingi oleh selubung
berpelumas agar terlindungi dari gesekan
antar tulang. Dari tulang tangan, tendon
memanjang keatas menuju otot dekat siku.

Otot
Gambar. 1.a

serat
kolagen
tendon

Serat Sharpe

Tulang
periostium

Ekstendor
digitorum

Ekstensor
retinakulu
Tendon

Ligament
transversa
asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon
Selubung
Tendon

Gambar .2.a
BAB II

DAFTAR PUSTAKA

B. Landasan Teori Medis

1. Pengertian Ruptur Tendon

Ruptur Tendon adalah Robek/pecah atau terputusnya Tendon. Tendon merupakan


jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot betis
dengan tulang tumit.

Gambar. 3.a

2. Penyebab

1. Penyakit tertentu, seperti Arthritis dan Diabetes.

2. Obat-obatan, seperti Kortikosteroid dan beberapa Antibiotik yang dapat


meningkatkan Risiko pecah.

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


3. Cedera dalam Olahraga, seperti melompat dan berputar pada olah raga Badminton,
Tenis, Basket dan Sepak bola.

4. Trauma benda tajam atau tumpul pada tangan maupun bawah betis.

3. Tanda dan Gejala

1. Rasa sakit mendadak dan berat dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan
Tangan, kaki atau betis

2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan kelemahan

3. Sebuah kesenjangan atau depresi dapat dilihat di Tendon sekitar 2 cm di atas


tulang tumit

4. Tangan/Tumit tidak dapat digerakan turun atau naik

4. Pemeriksaan Penunjang

1. Pergerakan otot tangan maupun tumit, jika pergerakan tersebut lemah atau tidak
ada maka dicurigai cedera Tendon

2. Pemeriksaan dengan sinar-X

5. Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah untuk mengembalikan ke keadaan normal dan


memungkinkan pasien untuk melakukan apa yang dapat dilakukan sebelum cedera.
Ada 2 tindakan yang dapat dilakukan pada pasien dengan Ruptur Tendon yakni :

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


 Tindakan pembedahan dapat dilakukan, dimana ujung Tendon yang terputus

disambungkan kembali dengan teknik penjahitan. Tindakan pembedahan

dianggap paling efektif dalam penatalaksanaan Tendon yang terputus.

 Tindakan non pembedahan dengan orthotics atau theraphi fisik. Tindakan tersebut

biasanya dilakukan untuk non atlit karena penyembuhanya lama atau pasienya

menolak untuk dilakukan tindakan operasi.

C. Landasan Teori Keperawatan


1. Pengelolaan Pasien
1.1. Tahap Pra Rumah Sakit
Koordinasi yang baik antara dokter RS (Rumah sakit) dengan petugas lapangan
akan menguntungkan klien, sebaiknya RS (Rumah sakit) sudah diberitahukan
sebelum pasien diangkat dari tempat kejadian. Yang harus diperhatikan adalah
menjaga Airway, Breathing, Control Perdarahan, dan syok, Imobilisasi Klien,
dan pengiriman ke RS (Rumah sakit) terdekat yang cocok.

2.1. Tahap Rumah Sakit


Saat klien berada di RS (Rumah sakit) segera dilakukan survey primery, dan
selanjutnya segera lakukan Resusitasi dengan cepat dan Tepat

2. Primary Survey
1.2. Airway
Pertahankan jalan napas, perhatikan jalan napas pasien, jika terdapat sumbatan

lakukan tindakan mengeluarkan benda asing.

2.2. Breathing
Jalan napas yang baik tidak menjamin ventilasi napas yang baik. pertukaran
gas terjadi pada saat bernapas mutlak untuk pertukaran oksigen (O2) dan
mengeluarkan karbondiosida dari tubuh.

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


3.2. Circulation
Control perdarahan Vena dengan menekan langsung sisi area perdarahan
bersamaan dengan tekanan jari pada arteri paling dekat dengan area
perdarahan. Kaji tanda-tanda syok yaitu penurunan tekanan darah, kulit dingin,
lembab dan nadi halus.pertahankan tekanan darah. Pertahankan tekanan darah
dengan infuse IV, plasma ekspander sesuai indikasi, berikan Analgetik sesuai
ketentuan untuk mengontrol nyeri, pembebatan ekstermitas dan penanganan
nyeri pentik untuk mengatasi syok yang menyertai.
4.2. Disability
Menjelang akhir Survey Primer dievaluasi keadaan Neurologis secara cepat.
Yang dinilai adalah tingkat kesadaran, ukuran reaksi pupil. GCS ( Glaslow
coma scale ) adalah system scoring yang sederhana untuk meramal tingkat
kesadaran pasien.

5.2. Eksposur
Eksposur dilakukan di RS, tetapi jika perlu dapat membuka pakaian pasien,
misalnya membuka pakaian pasien untuk pemeriksaan Thoraks. Di RS harus
dibuka secara keseluruhan untuk evaluasi kembali.

3. Survey Sekunder
1. Kaji riwayat Trauma
Sangat penting untuk mengetahui riwayat Trauma, karena penampilan luka
biasanya tidak sesuai dengan parahnya cedera.

2. Kaji secara tubuh ( Head to toe )


Dengan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dari kepala sampai kaki
secara sistematis, inspeksi adanya laserasi, bengkak, dan Deformitas.

3. Kaji kemungkinan adanya Fraktur Multiple


4. Kaji adanya Nyeri pada Area Cedera

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


5. Kaji adanya Fraktur pada Area Cedera
6. Kaji adanya Perdarahan dan Syok
7. Kaji adanya Sindrom Kompartemen
8. Kaji tanda-tanda vital secara Kontinu

4. Diagnose Keperawatan
1. Kerusakan Kontuinitas jaringan otot berhubungan dengan putusnya Tendon
Ekstensor Digitorum.
2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan putusnya Tendon penghubung
antara Otot Ekstensor Digitorum dengan Falangs.

5. Intervensi Keperawatan
1. Kerusakan Kontuinitas jaringan otot berhubungan dengan putusnya Tendon
Ekstensor Digitorum
a. Kaji tanda-tanda Vital tiap 2 jam
b. Kaji area Laserasi secara menyeluruh.
c. Pasang O2 dengan kanule ganda sebanyak 2 liter/jam.
d. Lakukan anestesi local dengan system Bloker pada area Aksila.
e. Lakukan penyambungan kembali dengan jahitan pada area Tendon yang
putus.
f. Lakukan pemasangan Gips.

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan putusnya Tendon penghubung


antara Otot Ekstensor Digitorum dengan Falangs.
a. Kaji tingkat kemampuan mobilisasi fisik.
b. Bantu klien dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
c. Ajarkan secara bertahap dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


d. Dorong melakukan aktifitas dengan menggunakan alat bantu
e. Libatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


PATOFISIOLOGI DAN PENYIMPANGAN KDM
RUPTUR TENDON

Rupture Tendon

Cedera/Trauma

Laserasi

Putusnya Kontuinitas
Hematoma dan Kaku
otot

Kelemahan
Nyeri Akut Perubahan pola istirahat
dan tidur

Ekstermitas tidak dapat Gangguan rasa aman


digerakkan dan Nyaman

Gangguan Mobilitas
Fisik

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT

PADA Tn. A DENGAN RUPTUR TENDON DI RUANG OPERASI

RUMAH SAKIT UMUM TULEHU AMBON

A. Identitas pasien
Nama : Tn. A
Umur : 17 Tahun
Alamat : Batu Merah
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Tanggal masuk : 28 – 04 – 2011 pukul 11.00 wit
Tanggal pengkajian : 28 – 04 – 2011 pukul 11.30 wit
No. reg : 016304
Diagnosis : RUPTUR TENDON
Penanggung jawab : Tn. W.S

B. Data pengkajian
1. Keluhan utama masuk rumah sakit :
Pasien tiba di OK dalam keadaan tendon putus

2. Keluhan utama saat pengkajian :


P : Putusnya tendon pada bagian Falangs Dekstra

3. Keluhan yang menyertai


Pasien Nampak kaku menggerakkan tangan kanannya,

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


C. Catatan Kronologis
Berdasarkan keterangan suami pasien bahwa Pada Tanggal 28 – 04 – 2011 pukul
08.00 wit. Tangan pasien teriris oleh seng pada saat memperbaiki atap rumah, melihat
kondisi pasien yang memburuk akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa
pasien ke UGD Rumah Sakit Tulehu Ambon sesampainya di UGD dokter jaga
memberi therapy IVFD RL 30 tetes/menit dan diberikan obat Analgetik kemudian
pasien dirujuk ke ruang operasi untuk dilakukan tindakan pembedahan

D. Data

 K/U : Lemah
 Airway : Tidak ada Obstruksi
 Breathing : Gerakan Dada simetris, pernapasan normal dan
teratur dengan frekuensi 24 x/menit
 Circulation : Nadi regular dengan frekuensi 60 x/menit kulit teraba
hangat dengan suhu 36,90 C, dan T/D 110/70
mmHg
 Disability : Compos Mentis dengan GCS : 15
Respon Mata (E) :4
Respon motorik (M) : 6
Respon Verbal (V) :5

 Exposure : pasien tampak pucat


 Full Vital sign : TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,90 C
Nadi : 60 x/Menit
Pernapasan : 32 x/Menit

 Give Comfort : Baringkan pasien di tempat tidur

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


E. Pemeriksaan fisik focus
Head to toe
 Kepala : Tidak ada Kelainan
 Mata : Tidak ada kelainan yang ditemukan
 Hidung : Tidak ada kelainan yang ditemukan
 Mulut : Tidak ada kelainan yang ditemukan
 Telinga : Tidak ada kelainan yang ditemukan
 Thorax : Tidak ada kelainan yang ditemukan
 Abdomen : Tidak ada kelainan yang ditemukan
 Kulit : kulit teraba Hangat
 Ekstermitas : Pasien Nampak kaku menggerakkan tangan kanannya,
pasien mengatakan tidak terlalu bisa menggerakkan tangan kanan. Pasien
mengatakan otot tulang tangan saya terputus.

F. Klasifikasi Data
Data Subyektif
 pasien mengatakan tidak terlalu bisa menggerakkan tangan kanan.
 Pasien mengatakan otot tulang tangan saya terputus.

Data obyektif
 Pasien tiba di OK dalam keadaan tendon putus
 Pasien Nampak kaku menggerakkan tangan kanannya,

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


G. Analisa Data

Simtom Etiologi Problem

putusnya Tendon Kerusakan Kontuinitas


Data Subyektif
Ekstensor jaringan otot
 pasien mengatakan
tidak terlalu bisa
menggerakkan tangan
kanan.
 Pasien mengatakan otot
tulang tangan saya
terputus.
Data obyektif
 Pasien tiba di OK
dalam keadaan tendon
putus
 Pasien Nampak kaku Gangguan mobilitas fisik
putusnya Tendon
menggerakkan tangan
penghubung antara Otot
kanannya,
Ekstensor Digitorum
Data Subyektif
dengan Falangs.
 pasien mengatakan
tidak terlalu bisa
menggerakkan tangan
kanan.
Data obyektif
 Pasien Nampak kaku
menggerakkan tangan
kanannya,

H. Diagnose Keperawatan

1. Kerusakan Kontuinitas jaringan otot berhubungan dengan putusnya Tendon Ekstensor


Digitorum ditandai dengan :

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


Data Subyektif
 pasien mengatakan tidak terlalu bisa menggerakkan tangan kanan.
 Pasien mengatakan otot tulang tangan saya terputus.

Data obyektif
 Pasien tiba di OK dalam keadaan tendon putus
 Pasien Nampak kaku menggerakkan tangan kanannya,

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan putusnya Tendon penghubung antara


Otot Ekstensor Digitorum dengan Falangs.
Data Subyektif :

Data Subyektif
 pasien mengatakan tidak terlalu bisa menggerakkan tangan kanan.

Data obyektif
 Pasien Nampak kaku menggerakkan tangan kanannya,

I. Prinsip – prinsip tindakan dan rasional


1. Kerusakan Kontuinitas jaringan otot berhubungan dengan putusnya Tendon Ekstensor
Digitorum.

a. Mengkaji tanda-tanda Vital tiap 2 jam

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


Rasional : adanya perubahan TTV yang tidak mengidentifikasikan keadaan pasien
yang memburuk

Hasil :

TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,90 C
Nadi : 60 x/Menit
Pernapasan : 32 x/Menit

b. Mengkaji area Laserasi secara menyeluruh.


Rasional : Mengetahui luas laserasi hasil dari trauma

Hasil : Laserasi hanya terdapat pada daerah tangan kanan pasien pada jari tengah
pasien

c. Memasang O2 dengan kanule ganda sebanyak 2 liter/jam.


Rasional : pengaruh Anestesi dapat mengindikasikan terjadinya penurunan tingkat
kesadaran pasien sehingga kemungkinan pola napas menjadi tidak adekuat.

Hasil :
 O2 dengan kanule ganda sebanyak 2 liter/jam telah terpasang
 Pasien dapat bernapas secara adekuat

d. Melakukan Anestesi local dengan system Bloker pada area Aksila.


Rasional : Tindakan Anestesi akan mengurangi sensasi nyeri yang dirasakan
selama proses pembedahan sehingga dapat mempercepat pembedahan yang
dilakukan.

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


Hasil :
 Telah dilakukan Tindakan Anestesi local dengan system Bloker pada area
Aksila.
 Pasien tidak merasakan nyeri ketika dilakukan pembedahan.

e. Menjahit kembali pada area Tendon yang putus.


Rasional : untuk mengembalikan ke keadaan normal dan memungkinkan pasien
untuk melakukan apa yang dapat dilakukan sebelum cedera.

Hasil :
 Tindakan hecting telah dilakukan.

f. Melakukan pemasangan Gips.


Rasional : untuk mencegah tendon merenggang saat awal penyembuhan.

Hasil :
 Tindakan pemasangan Gips telah dilakukan

2. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan putusnya Tendon penghubung antara


Otot Ekstensor Digitorum dengan Falangs.
a. Mengkaji tingkat kemampuan mobilisasi fisik pasien.
Rasional : untuk mengetahui hal-hal yang dapat dilakukan oleh pasien.

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


Hasil :
 Pasien tidak dapat menggunakan tangan kanannya.
 Pasien tidak dapat memenuhi kebutuhannya secara Optimal.

b. Melibatkan keluarga dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari.


Rasional : dengan melibatkan keluarga dapat mempermudah perawat dalam
memenuhi kebutuhan aktifitas pasien serta dapat memenuhi kebutuhan pasien
secara optimal.

Hasil : Keluarga mau terlibat dalam pemenuhan kebutuhan pasien.

J. Tujuan tindakan

a. Kerusakan Kontuinitas jaringan otot dapat teratasi

b. kebutuhan mobilitas fisik dapat terpenuhi.

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


K. Evaluasi diri
Dalam melakukan tindakan kegawatdaruratan pada Tn. A dapat dilakukan dengan baik
oleh petugas kesehatan sehingga Kerusakan Kontuinitas jaringan otot dapat teratasi dan
kebutuhan mobilitas fisik dapat terpenuhi.

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon


Ns. Paula Krisanty, S.Kep,MA dkk .Asuhan Keperawatan GAWAT DARURAT. buku
kesehatan.

Steve parker. ENSIKLOPEDIA TUBUH MANUSIA. A Dorling Kindersley book


www.dk.com.

www.inewscatcher.com

www.levaquintendonrupturelawsuit.com

asuhan keperawatan Gawat Darurat dengan Ruptur Tendon

Anda mungkin juga menyukai