Oleh :
Rezky Kanza Putri
10542052613
Pembimbing :
dr. Ihsan Kitta, Sp.OT, M.Kes
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas RahmatNya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas refrat ini tepat pada waktunya.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada dr. Ihsan Kitta, Sp.OT, M.Kes
atas bimbingannya. Saya sadar walaupun telah menyelesaikan refrat ini secara teliti,
namun tidak luput dari kekurangan. Karena itu saran dan kritik yang sangat
menunjang sangat saya harapkan. Semoga referat ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Penyusun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Ruptur tendon achilles merupakan pecahnya atau terpisahnya serabut tendon
sehingga tendon achilles tidak dapat lagi menjalankan fungsinya.
B. Anatomi
Tendon achilles merupakan tempat insersi distal dari muskulus
gastrocnemius dan muskulus soleus. Tendon menginseri masuk ke daerah
rectangular di bagian tengah permukaan posterior calcaneus. Ruang antara
tendon dan tuberositas calcaneus diisi oleh bursa retrocalcanea (gambar 1).
Tendon achilles tidak terlihat sampai otot soleus berinsersi masuk ke tendon
gastrocnemius sekitar kurang lebih 3-4 cm di bagian distal.
C. Epidemiologi
Insiden ruptur tendon achilles meningkat hingga 50% di negara
maju. Robekan tendon achilles paling umum terjadi di negara-negara maju
dengan prevalensi bervariasi. Insiden meningkat dari 18/100.000 pada
tahun 1984 menjadi 37/100.000 pada tahun 1996. Insiden tertinggi pada
kelompok umur 30-39 tahun.
Tujuh puluh tiga persen cedera berhubungan dengan olah raga. Puncak
cedera yang berhubungan dengan olah raga terjadi pada usia rata-rata 53
tahun. Gangguan pada tendon achilles lebih umum terjadi di sebelah kiri dari
pada sisi kanan dengan alasan yang tidak diketahui.4 Terjadi peningkatan 200
kali lipat resiko pada tendon kontralateral pada pasien yang sebelumnya
pernah menderita ruptur tendon achilles. Ruptur tendon paling banyak terjadi
pada laki-laki dengan rasio antara laki-laki dan perempuan kira-kira 10:1.
D. Etiologi
a) Penyakit tertentu, seperti arthritis dan diabetes
b) Obat-obatan, seperti kortikosteroid dan beberapa antibiotik yang dapat
meningkatkan risiko pecah
c) Cedera dalam olah raga, seperti melompat dan berputar pada olah raga
badminton, tenis, basket dan sepak bola
d) Trauma benda tajam atau tumpul pada bawah betis
e) Obesitas
F. Faktor predisposisi
Orang-orang yang biasa jatuh korban pecah Achilles atau robek
termasuk atlet rekreasi, orang-orang usia tua, air mata Achilles tendon
sebelumnya atau pecah, suntikan tendon sebelumnya atau penggunaan
kuinolon, perubahan ekstrim dalam intensitas pelatihan atau tingkat aktivitas,
dan partisipasi dalam aktivitas baru.Sebagian besar kasus pecah Achilles
tendon yang traumatis olahraga cedera. Umur rata-rata pasien adalah 30-40
tahun dengan rasio laki-perempuan hampir 20:1. antibiotik fluorokuinolon,
seperti ciprofloxacin, dan glukokortikoid telah dikaitkan dengan peningkatan
risiko pecah Achilles tendon. Suntikan steroid langsung ke tendon juga telah
dikaitkan dengan pecah.
Kuinolon telah dikaitkan dengan Achilles tendinitis dan ruptur tendon
Achilles untuk beberapa waktu sekarang. Kuinolon adalah agen-agen
antibakteri yang bertindak pada tingkat DNA dengan DNA girase
menghambat. DNA girase merupakan enzim yang digunakan untuk bersantai
DNA beruntai ganda yang penting untuk Replikasi DNA. Kuinolon adalah
khusus dalam fakta bahwa ia dapat menyerang DNA bakteri dan mencegah
mereka dari replikasi dengan proses ini, dan sering diresepkan untuk lansia.
Sekitar 2% sampai 6% dari semua orang tua di atas usia 60 yang telah
memiliki Achilles pecah dapat dikaitkan dengan penggunaan kuinolon.
G. Klasifikasi
Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius,
soleus, dan otot plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan
kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat pada tubuh manusia.
Panjangnya sekitar 15 cm, dimulai dari pertengahan tungkai bawah.
Kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian tengah-
belakang tulang calcaneus.
Rupture tendon Achilles dapat terjadi secara komplit maupun
sebagian. Rupture dapat dibagi menjadi rupture traumatic akut, rupture kronis
dan rupture kronik attritional. Namun rupture tendon sering disebabkan
karena penggabungan dari keausan karena umur dan adanya insiden traumatic
akut. Berdasarkan keparahan dan derajat retraksinya, rupture tendon Achilles
dibagi menjadi 4 tipe sebagai berikut :
1. Tipe 1 ruptur parsial < 50% kerobekan
2. Tipe 2 rupture komplit dengan celah tendon 3 cm
3. Tipe 3 ruptur komplit dengan celah tendon 3-6 cm
4. Tipe 4 rupture komplit dengan defek lebih dari 6 cm
H. Diagnosis
1. Pemeriksaan fisik
Thompson’s test
Tes ini bertujuan
untuk mendeteksi
rupture komplit
tendon Achilles.
Pasien tengkurap
dengan kaki berada
di luar bed.
Praktikan
menekan/meremas muscle belly dari calf muscle. Normalnya
maneuver ini menyebabkan gerakan refleks plantarfleksi dari
ankle. Test positif apabila ketiadaan plantarfleksi
Tes Matles
Tes fungsional
a. Calf raises (jinjit dengan kedua kaki)
b. Single calf raise (jinjit dengan satu kaki)
2. Pemeriksaan radiologis
Foto polos radiografi menyediakan informasi yang terbatas
pada struktur jaringan lunak sehingga tidak di rekomendasikan untuk
pemeriksaan rutin pada semua pasien dengan suspek gangguan tendon
achilles. Sebelum ada pemeriksaan USG dan MRI, pemeriksaan
radiografi jaringan lunak merupakan pemeriksaan yang paling sering
dilakukan untuk mencari adanya tanda Kager’s triangle fat pad pada
gangguan tendon achilles.
plantaris karena pada kasus ruptur tendon achilles komplet, plantaris bisa
menyerupai residu serabut achilles yang intak.
Tendon achilles normal terdiri atas fasikula serabut kolagen ekstrseluler padat.
Pada USG potongan longitudinal tampak garis linear fibrillar hiperekoik (terang)
tertutup paratenon (gambar 11a) dan pada potongan transversal tampak tendon
berbentuk bulat sampai ovoid (gambar 11b). Tendon sangat reflektif, karena
backscatter kuat dari USG, sehingga tampak struktur ekogenik. Karena struktur
kolagen ekstraselular, ekogenitas tendon tergantung sudut balok USG (Gambar 12).1,8
Normalnya, tendon achilles mempunyai ketebalan dan ekogenitas
yang seragam pada potongan longitudinal dengan tepi anterior dominan datar
atau cekung pada potongan transversal dengan ketebalan 4-7 mm.
Temuan hasil operasi pada rupture tendon komplet adalah tendon yang
mengalami disrupsi komplet, sedang pada rupture komplet parsial
memberikan hasil operasi secara makroskopis berupa disrupsi parsial tendon.
I. Diagnosa Banding
1. Tendinopati
2. Peritendinitis
J. Penatalaksanaan
Pada saat cedera atau setelahnya, tubuh memulai proses
penyembuhan. Penyembuhan tendon adalah proses yang sangat kompleks
dengan interaksi antara darah dan selasal jaringan, mediator inflamasi dan
matriks molekul. Tujuannya adalah menyembuhkan dan memperbaiki proses
untuk mencapai hemostasis, integritas jaringan dan dapat memberikan
dukungan terhadap beban.
Tindakan operasi
K. Komplikasi
Komplikasi dari tindakan konservatif pada ruptur tendon achilles
antara lain terjadinya ruptur ulang dan penurunan kemampuan fleksi dari
plantar. Sedangkan komplikasi tindakan operasi perkutaneus atau operasi
terbuka adalah adanya infeksi kulit superfisial, infeksi dalam, ulkus pada
tumit, ruptur achilles ulang parsial ataupun komplit. Namun kejadian ruptur
ulang pada tindakan operasi lebih rendah dibandingkan dengan tindakan
hanya dengan konservatif.
L. Prognosis
Dengan perawatan yang tepat dan rehabilitasi, prognosis ruptur
achilles tendon baik hingga sempurna ( ad bonam ). Banyak atlet yang mampu
kembali ke aktivitas level semula dengan tindakan bedah atau konservatif.
Namun, individu yang menjalani pembedahan lebih sedikit mengalami ruptur
tendon achilles lagi. Tingkat ruptur ulang untuk pengobatan operasi adalah 0
—5% dibandingkan hampir 40% pada pasien yang menggunakan treatment
konservatif.