KE 2
Nyeri
Pergelangan kaki
Anggota Kelompok
AFRA SHAMILA AMBADAR (1102022004)
ANDRIENA KARTIKA N. P. (1102022030)
ANNABEL KEYSHA A.S. (1102022035)
APRILIA NATASYA (1102022037)
CANTIKHA NUR H. (1102022059)
DIMAS PRAMUDYA RAMADHANI (1102022078)
EXIR NAJIB R. (1102022086)
HIMAULYA LINTANG R. (1102022117)
KARINTA IDELIA F. (11020220132)
Skenario
NYERI PERGELANGAN KAKI
Lapisan Superfisial Otot Dorsal Tungkai Bawah, Bagian Kanan; Pandangan Dorsal, Setelah Memotong Origo M. Gastrocnemius (Waschke & Paulsen, 2018)
1.1 Anatomi
Makro
Tendo Achilles memungkinkan
terjadinya gerakan plantarfleksi
kaki pada pergelangan kaki
(Wisnu, 2021)
Pengaruh Otot pada Sendi Pergelangan Kaki (Waschke & Paulsen, 2018)
Fisiologi gerak
Pada saat berjalan ke arah distal, tendon Achilles berotasi ke internal dengan
derajat yang bervariasi (kira-kira 90°), sehingga serabut soleus yang awalnya
terletak di sisi posterior tendon menjadi sisi medial di plantar pedis, sedangkan
serabut gastroknemius yang awalnya di sisi anterior menjadi sisi lateral. Rotasi ini
memungkinkan tendon untuk memanjang dan memendek secara elastis,
melepaskan energi yang tersimpan saat fase berjalan.
Tendon Achilles berinsersi pada sepertiga medial posterior dari tuberositas
kalkaneus, kira-kira 1 cm ke distal tepi superior tulang. Area insersi kira-kira
memiliki panjang 19,8 mm dan lebar 24 mm di proksimal dan 31 mm di distal.
(Utomo, 2018)
1.2 Anatomi Tampak lapisan ganda paratenon (gambar kanan).
Sumber : Mescher, Anthony. 2016. Junqueira’s basic histology text and atlas 14th edition
1.2 Anatomi Mikro
Serat atau sel muskular/otot skelet berbentuk silindris panjang dan berinti
banyak, ujungnya meruncing pada perbatasan otot dan tendo. Serat serat
otot tergabung di dalam berkas otot (fasikulus), beberapa fasikulus
bergabung menjadi muskulus. Jaringan ikat yang mengisi ruang di antara
serat otot dan membungkus masing-masing serat disebut endomisium.
Setiap fasikulus dibungkus oleh jaringan ikat yang lebih padat disebut
perimisium. Keseluruhan muskulus dibungkus oleh lapisan jaringan ikat
yang kuat disebut epimisium. Inti sel berbentuk lonjong/sedikit gepeng
terletak di perifer di bawah sarkolemma. Serat otot terdiri dari ribuan
miofibril yang berjalan memanjang sesuai panjang serat. Di antara
miofibril terdapat sitoplasma yang disebut sarkoplasma. Di dalam
sarkoplasma juga terdapat retikulum sarkoplasmik, mitokondria, aparatus
Golgi, lipid dan glikogen.
2. Memahami dan menjelaskan
ruptur tendo achilles
2.1 Definisi
Utomo, D.N. (2018). Cedera Tendon Achilles: Evaluasi, Diagnosis, dan Tatalaksana Komprehensi. Surabaya: Airlangga University Press.
2.4 Klasifikasi
Robekan tendo Achilles dapat dikelompokkan menurut tingkat
keparahan robekan dan derajat retrakasi menjadi empat jenis :
tipe I: ruptur sebagian ≤50%
biasanya diobati dengan manajemen konservatif
tipe II: ruptur total dengan celah tendinous ≤3 cm
biasanya diobati dengan anastomosis ujung-ujung
tipe III: ruptur total dengan celah tendinous 3 sampai 6 cm
sering memerlukan cangkok tendon/sintetis
tipe IV: ruptur total dengan cacat >6 cm (Ruptur terabaikan)
sering memerlukan cangkok tendon/sintetis dan resesi
gastrocnemius (B Rasuli. 2023)
2.5 Patofisiologi
Patofisiologi ruptur tendon Achilles melibatkan kombinasi faktor mekanik, struktural, dan biomekanik
1.Faktor mekanis: Tendon Achilles adalah tendon terkuat di tubuh, sebagian karena konfigurasinya. Saat
turun dari asalnya, ia berputar berlawanan arah jarum jam di kanan dan searah jarum jam di kiri, berputar
90°. Namun, tendon dapat Ruptur jika tendon terkena beban tarik berlebihan secara tiba-tiba (Shamrock dkk.,
2023)
2.Faktor struktural: Tendon Achilles sebagian besar terdiri dari serat kolagen tipe 1 yang padat dan paralel
yang disusun menjadi fasikula. Seiring bertambahnya usia, serat kolagen paralel menjadi kurang terorganisir
dan lebih rentan terhadap degenerasi. Selain itu, kondisi tertentu, seperti diabetes dan penyakit ginjal kronis,
dapat mengganggu integritas struktural tendon dan meningkatkan risiko Rupturnya tendon (Shamrock dkk.,
2023).
3.Faktor biomekanik: Kekakuan dikaitkan dengan faktor risiko potensial cedera Achilles,sedangkan
lengkungan kaki yang tinggi menurunkan risiko cedera Achilles.Ketika tendon terkena stres kronis atau
mikrotrauma berulang, faktor biomekanik yang dikombinasikan dengan suplai darah yang terganggu dapat
menyebabkan degenerasi serat(Shamrock dkk., 2023).
Tendon Achilles biasanya Ruptur 2 sampai 6 cm di atas insersi kalkanealis. Daerah ini adalah tempat serat
tendonnya terpelintir dan suplai darah berkurang. Penelitian telah menemukan penurunan oksigenasi kapiler
dan mikroperfusi pada 5 cm di atas tuberkulum kalkanealis dibandingkan dengan 1 cm di atas insersi tendon
(Shamrock dkk., 2023).
2.5 Patofisiologi
Arner dan Lindholms mengklasifikasikan trauma penyebab ruptur tendon Achilles menjadi 3 kategori, sebagai
berikut:
1. Kategori pertama, ketika berat badan bertumpu pada kaki depan saat lutut dalam keadaan ekstensi.
Gerakan ini dapat dilihat saat posisi start sprinter dan saat melompat pada olahraga basket. Mekanisme
seperti ini merupakan penyebab ruptur tendon Achilles sebanyak 53%.
2. Kategori kedua terjadi secara mendadak, yakni ketika dorsofleksi ankle, misalnya ketika kaki terpeleset ke
dalam lubang atau ketika seseorang jatuh dari tangga. Mekanisme kedua menyebabkan ruptur Achilles
sebanyak 17%.
3. Kategori ketiga merupakan dorsofleksi paksa saat kaki dalam keadaan plantar fleksi, misalnya ketika jatuh
dari ketinggian. Mekanisme ini merupakan penyebab ruptur Achilles sebanyak 10%.
2.6 Manifestasi Klinis
Alan G. Shamrock; Mark A. Dreyer; Matthew Varacallo. 2023. Achilles Tendon Rupture
2.7 Diagnosis kerja dan diagnosis banding
A. Diagnosis kerja
Anamnesis
Keluhan utama pasien akan didapati rasa nyeri tajam mendadak di betis,
seperti ditendang dari belakang saat berolahraga. Kadangkala keluhan
dapat berupa nyeri berulang di tumit dengan riwayat trauma minor.
Selain itu, pasien juga mengeluhkan sulit untuk melakukan aktivitas
sehari-hari seperti berjalan menanjak atau menaiki tangga serta tidak
mampu berjinjit. Pasien juga akan merasakan kesulitan dalam berjalan
ataupun pincang (Utomo, 2018).
A. Diagnosis kerja
Pemeriksaan Fisik
Pasien harus diperiksa dengan posisi berbaring tengkurap dengan kaki menggantung di ujung meja
pemeriksaan. Pemeriksa harus mengamati adanya hematoma pada daerah tendon Achilles,
pembengkakan, dan ketidakselarasan pada kaki. Keseluruhan tendon Achilles kemudian harus
diraba untuk merasakan iregularitas, adanya celah, dan nyeri tekan. Selanjutnya, juga harus
dilakukan pemeriksaan range of motion (ROM) pergelangan kaki baik secara aktif maupun pasif,
juga dilakukan penilaian kekuatan otot. Pada pemeriksaan ROM, pasien dengan ruptur tendon
Achilles biasanya akan kesulitan melakukan gerakan plantarfleksi. Meskipun kesulitan, bukan
berarti pasien tidak bisa melakukan gerakan plantarfleksi. Justu, pasien mungkin masih dapat
melakukan plantarfleksi dengan lemah karena m. peroneus, tendo tibialis posterior, atau tendo
flexor hallucis masih intak (Wisnu, 2016)
A. Diagnosis kerja
Tes Thompson
Pemeriksaan tambahan pertama yang dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya ruptur tendon
Achilles komplit adalah tes Thompson. Pemeriksaan ini dideskripsikan oleh Franklin ‘Sam’
Simmonds pada tahun 1957 dan oleh Thompson pada tahun 1962. Untuk melakukan tes ini, pasien
dapat berbaring, dengan kaki menggantung di ujung meja pemeriksaan, atau berlutut di atas kursi.
Pemeriksa selanjutnya harus memeras bagian m. gastrocnemius sambil memperhatikan ada tidaknya
plantarfleksi. Tidak adanya plantarfleksi ketika m. gastrocnemius ditekan menunjukkan hasil tes
positif, yang mengindikasikan adanya rupture tendon Achilles. Tes Thompson dilaporkan memiliki
sensitivitas 96% dan spesifisitas 93% (Wisnu, 206).
Video Tes Thompson
A. Diagnosis kerja
Tes Matles ga perlu di bius
Ada tes lain yang sering dilakukan dalam penegakan diagnosis rupturtendon Achilles, yaitu tes
Matles. Namun tes ini harus dilakukan dalam keadaan pasien terbius. Sebelum pasien dibius,
pasien diminta untuk melakukan gerakan fleksi sendi lutut secara aktif hingga 90°. Setelah
dibius, pemeriksa melakukan gerakan fleksi pasif pada kedua sendi lutut hingga 90°.
Kemudian dievaluasi posisi sendi ankle pada kedua kaki. Apabila posisi ankle pada satu sisi
dalam keadaan dorsofleksi atau netral, sedangkan sisi yang lain dalam posisi plantar fleksi,
maka posisi kaki yang dorsofleksi atau netral ini dikatakan mengalami ruptur tendon achilles
(Utomo, 2018).
Video Tes Matles
B. Diagnosis Banding
11. Fascial tears
1. Achilles bursitis
12. Gastrocnemius or soleus muscle
2. Ankle fracture ( Patah tulang strain or rupture (ketegangan atau
pergelangan kaki) Rupturnya otot gastrocnemius atau
3. Ankle impingement syndrome soleus)
4. Ankle osteoarthritis 13. Haglund deformity
5. Ankle sprain 14. Plantaris tendon tear (robekan
tendon plantaris)
6. Calf injuries (cedera betis)
15. Psoriatic arthritis
7. Calcaneofibular ligament
16. Reiter syndrome
injury (cedera ligament 17. Retrocalcaneal bursitis
kalkaneofibular) 18. Ruptured Baker cyst
8. Calcaneus fractures 19. Syndesmosis
9. Deep venous thrombosis (DVT) 20. Talofibular ligament injury (cedera
10. Exertional compartment ligament talofibular)
(Shamrock dkk., 2023)
syndrome
2.8 Tatalaksana
Diagnostik
Ultrasonografi atau magnetic resonance imaging (MRI) dapat membantu jika diagnosis tidak
jelas (ruptur parsial atau tendonopati). Namun, bila diduga terjadi ruptur achilles akut, pasien
lebih baik dirujuk pada hari yang sama ke ahli bedah ortopedik daripada meminta pemeriksaan
penunjang yang dapat menunda pengobatan (Ismunandar H et al, 2021).
Terapeutik
(Molloy, 2009)
2.11. Prognosis
Bagi sebagian besar pasien dengan ruptur tendon Achilles, prognosisnya
sangat baik. Namun pada beberapa non-atlet, mungkin terdapat
beberapa defisit sisa seperti berkurangnya rentang gerak. Kebanyakan
atlet dapat melanjutkan aktivitas olahraga sebelumnya tanpa batasan apa
pun. Namun, pengobatan non-bedah memiliki tingkat kekambuhan
hampir 40% dibandingkan dengan hanya 0,5% pada pengobatan
pembedahan. (Rupture, 2023)
Terima Kasih
DAFTAR
PUSTAKA
Waschke, J., Paulsen, F., 2018. Sobotta Atlas of Anatomy 16th Edition Volume 1. Elsevier
Wisnu, G.N.P.P., 2021. Diagnosis dan Tatalaksana Ruptur Tendon Achilles. Essence of
Scientific Medical Journal (2021). 10(1:6-9). Universitas Udayana
Shamrock AG, Dreyer MA, Varacallo M. (2023). Achilles Tendon Rupture. In: StatPearls
[Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;