Anda di halaman 1dari 9

RUPTUR TENDON ACHILLES

Ruptur tendon Achilles merupakan suatu kondisi di mana tendon Achilles, tendon tertebal
terkuat pada badan manusia dan memiliki panjang sekitar 15 sentimeter, mengalami cedera atau
robekan karena suatu hal. Tendon sendiri adalah bagian tubuh yang menyatukan tulang dengan otot.
Dan tendon Achilles merupakan tendon yang melekatkan otot gastrocnemius dan otot soleus ke salah
satu tulang penyusun pergelangan kaki yaitu calcaneus. Tendon ini dinamakan Achilles karena
diambil dari mitologi kuno di mana orang yang bernama Achilles sangat tangguh dan dia meninggal
karena tusukan di daerah tendon ini.
Ruptur tendon ini terjadi terutama pada olahragawan laki-laki pada dekade ke-3
sampai ke-5. Terjadi pada olah raga basket, tenis, lompat jauh, dan ski. Ruptur umumnya
terjadi pada 2-6 cm di atas insersi tendon pada kalkaneus pada daerah yang perdarahannya
sedikit. Sisi kanan lebih sering terkena daripada sisi kiri. Beberapa faktor predisposisi antara
lain :
a. Degenerasi non spesifik sekunder terhadap gangguan vaskular akibat latihan repetitif .
b. Riwayat injeksi kortikosteroid pada tendon achilles
c. Cedera ulangan penyebab nekrosis dan kelemahan unit tendon
d. Tendon normal yang mengalami stres patomekanikal ekstrim
Gejala ruptur tendon akut sering terlewatkan pada diagnosis (20-25%). Gejala umum
berupa tarikan tiba-tiba diikuti suara keras (audible snap). Pasien merasa otot betisnya seperti
dipukul. Seringkali nyeri dapat hilang dan pasien tetap dapat berjalan. Terdapat kelemahan
pada saat plantar fleksi.
Tanda klinis tendon yang sakit akan tampak lebih tebal dan adanya celah dapat diraba.
Tetapi kadang-kadang bekuan darah di bawah peritenon dapat menyamarkan celah tersebut.
Tendon plantaris dapat teraba di daerah ini menimbulkan kesan ruptur parsial tendon
Achilles. Seringkali juga terdapat memar dan bengkak. Pasien dapat menunjukkan kelemahan
pada saat plantar fleksi (walaupun plantar fleksi aktif masih dapat dilakukan karena otot
sekunder untuk plantar fleksi masih intak) dan tidak mampu berdiri dengan ujung jari kaki.
Patologi ini harus ditentukan apakah karena nyeri atau karena kelemahan dari tendon. Palpasi
yang teliti dapat membedakan antara hematom dan tendon intak. Dapat juga ditemukan
sedikit dorsifleksi pada posisi istirahat. Tes Thompson harus dilakukan dengan posisi
telungkup dan kaki menggantung. Dengan meremas otot betis akan terjadi plantar fleksi. Bila
tidak terjadi artinya tes ini positif (gambar 2).

Gambar 2. Tes Thompson positif menunjukkan tidak adanya plantar fleksi pada ruptur tendon

Pemeriksaa MRI dapat menunjukkan ruptur total atau parsial tendon achilles dengan
gambar yang sangat baik. Tes ini jarang dilakukan karena harganya yang mahal apabila tanda
klinis ditemukan dengan jelas. Sebagai alternatif dapat dilakukan ultrasonografi dengan biaya
relatif lebih murah tetapi cukup jelas dalam mebedakan ruptur total dengan parsial.

Gambar 3. A. MRI pada ruptur total Achilles, B. USG pada ruptur parsial Achilles
Dikutip dari : Drake1
Pengobatan awal dapat dilakukan dengan kompres es, imobilisasi dalam posisi plantar
fleksi, memakai kruk, dan analgetik bila diperlukan.
Terapi definitif terdiri dari 3 pilihan : pembedahan, perbaikan perkutan, dan perbaikan
tertutup (non bedah). Penelitian terkini menunjukkan hasil yang sama antara operatif dan non
operatif (imobilisasi dalam plantar fleksi dengan gips). Pasien dapat kembali berolah raga
tanpa restriksi dalam 6 bulan pada setiap grup yang diteliti. Penelitian meta analisis lain
menunjukkan resiko ruptur ulang lebih rendah pada operatif daripada non operatif. Tetapi
terapi operatif memiliki resiko lain diantaranya infeksi, adhesi dan gangguan sensibilitas
kulit. Resiko tersebut diperkecil dengan teknik bedah perkutan. Penggunaan Alat Penyokong
fungsional juga dapat mengurangi komplikasi.
Rehabilitasi pasca operatif antara lain pemasangan long leg cast dengan posisi plantar flesksi
dan sedikit fleksi lutut untuk 3 minggu. Untuk mencegah atrofi otot soleus, kaki harus dalam
posisi dorsifleksi maksimal dengan memperhatikan integritas tendon Achilles. Selanjutnya
gips diperpendek atau diganti dengan AFO untuk 3 minggu berikutnya. Setelah imobilisasi,
kedua tungkai harus disesuaikan dengan tumit terangkat dan beban mulai diberikan sampai
didapat pola jalan yang normal. Elevasi tumit dapat dikurangi dan latihan peregangan dapat
dimulai. Peregangan harus dimulai dengan plantar fleksi ringan dan secara bertahap
ditambahkan tahanan sampai bisa berdiri dengan jari kaki tanpa nyeri. Bila diagnosis
terlambat diketahui mungkin diperlukan tandur tendon. Pada satu penelitian, mobilisasi
2,3
awal pasca operatif, tidak meningkatkan kejadian ruptur. Dan 64 pasien dapat berkatifitas
normal dalam waktur rata-rata 3,3 bulan. Programnya terdiri dari latihan menggunakan alat
bantu kaki selama 4-6 minggu dalam 0-15 derajat dorsifleksi dan dilatih selama 10 minggu.
Yang harus dilakukan hati-hati adalah pada pasien lebih dari 30 tahun.

Ruptur Tendon Achiles


Ruptur tendon achilles adalah salah satu kondisi yang dimana tendon achilles terkunci
secara tiba-tiba saat sedang berolahraga,seperti badminton. Tendon achilles juga merupakan
tendon yang kuat dan tebal pada tubuh manusia yang fungsinya sangat penting untuk
stabilisasi pada waktu berjalan, cidera ini termasuk cidera ketiga terbanyak dari cidera tendon
yang sering dijumpai dan ini banyak didapati pada usia dekade ke empat, ( Winer dan
Limpscomb.1987)
Insiden dari cidera ini pada berbagai daerah ditemukan adanya penderita dari setiap 10.000
populasi. Yang mana menyerang pada kalangan usia dekade empat,sejak penyakit ini dikenal.
Namun beberapa faktor juga diduga dapat meningkatkan resiko ruptur tendon achilles
meliputi jenis kelamin, berat badan, dan gaya hidup. (Bird, Howard e t all.2006)
Tendon achilles atau tendon calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah
dan fungsinya untuk melekatnya otot gasctrocnemius dan otot soleus ke salah satu tulang
penyusun pergelangan kaki yaitu calcaneus. Tendon achilles berasal dari tiga gabungan otot
yaitu gastrocnemius, soleus, otot plantaris kaki. Pada manusia letaknya pada tepat di bagian
pergelangan kaki . Tendon achilles merupakan tendon yang kuat dan tebal pada manusia yang
panjangnya 15cm yang dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian strukturnya
mengumpul dan melekat pada bagian tegah atu belakan tulang calcaneus.
Fungsi Tendon
1. Membawa kekuatan tarik tendon dari otot ke tulang.
2. Membawa pasukan kompresi ketika membungkus tulang seperti katrol
3. Menekuk dan meregangkan ( fleksi ) semua sendi dan otot untuk menahan tulang. Tanpa
tendon ,otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan besar di satu bidang dan tidak akan bisa
bergerak.
4. Tendon yang menghubungkan otot dengan tulang.
5. Hal ini juga memungkinkan tendon untuk menyimpan dan memulihkan energi pada
efisiensi yang tinggi.
6. Ketika otot gastrocnemius kontraksi,tendon yang melekat dari otot ke calcaneus bergerak.
7. Memperpendek otot,tendon bergerak ke titik bawah kaki
Sifat Mikroskopis Tendon Achilles
Secara histologis tendon adalah pita jaringan fibrosa yang fleksibel terletak di bagian
belakang pergelangan kaki yang menghubungkan otot gastrocnemius dengan calcaneus.
Tendon adalah struktur di dalam tubuh yang menghubungkan otot ke tulang. Otot di dalam
tubuh bertanggung jawab untuk menggerakan tulang ,sehingga memungkinkan untuk berjalan
,melompat, mengangkat, dan bergerak dalam berbagai macam cara. Ketika otot berkontraksi ,
hal itu menarik tulang sehingga menyebabkan terjadinya gerakan. Struktur yang memberikan
kekuatan untuk berkontraksi dari otot ke tulang di sebut tendon. Tendon bertindak sebagai
transduser dari gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot terhadap tulang. Kolagen merupakan
70% dari berat kering tendon. Sekitar 95% dari kolagen tendon adalah kolagen tipe 1,dengan
jumlah elastin yang sangat kecil. Elastin dapat menjalani tekanan sebesar 200% sebelum
terjadinya kerusakan. Jika elastin yang terdapat pada tendon dalam porsi besar ,maka aka
nada penurunan dalam besarnya gaya yang di transmisikan ke tulang fibril kolagen terikat ke
fesikula, yang di dalamnya mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfa serta saraf .
Fasikula-fasikula tersebut bergabung bersama dan disekitarnya di kelilingi oleh epitenon dan
membentuk struktur kasar dari tendon ,yang kemudian tertutup oleh paratenon,dan terpisah
dari epitenon oleh lapisan tipis cairan yang fungsinya untuk memungkinkan pergerakan
tendon untuk menggurangi adanya gesekan yang akan terjadi.

Gbr.struktur mikroskopis tendon


dan Gbr.mikroskopis tendon yang normal

Meskipun tendon achilles normal,hampir seluruhnya terdiri dari kolagen tipe I,tendon achilles
yang putus juga berisi roporsi besar dalam kolagen tipe III . Fibroblast dari tendon achilles
yang putus menghasilkan kolagen tipe I dan tipe III pada kultur. Kolagen tipe III kurang
mampu menahan kekuatan tarikan dan oleh karena itu bisa saja mempengaruhi putusnya
tendon secara spontan . Tendon achilles normal menunjukan pengaturan selular yang
teroganisir dengan baik ,sangat berbeda dengan tendon yang putus . Tenosit yang berupa
fibroblast ,muncul pada potongan longitudinal . Pengaturan yang baik dapat disebabkan oleh
sekresi kolagen secara sentrifugal yang seragam disekitar kolom tenosit,yang menghasilkan
baik komponen fibriler dan nonfibriler dari matriks eksraseluler dan juga dapat menyerap
kembal serat-serat kolgen.

Menjelaskan kinesiologi tendon achilles

Gbr.gerakan jinjit akibat kerja tendon achilles

Normalnya ketika otot gastrocnemius berkontraksi ,tendon yang melekat dari otot ke tulang
tumit ( calcaneus ) bergerak. Saat memendek ,tendon bergerak ke bawah kaki. Ini adalah
tindakan yang memungkinkan seseorang berdiri di atas jari kakinya sendiri,berlari,melompat,
berjalan normal,dan untuk naik turun tangga ( gerakan berjinjit ).
Gerakan Yang Terjadi Pada Ankle
Ketika tubuh berada dalam posisi tegak, kaki di sudut yang tepat berada ke arah tungkai.
Gerakan sendi berasal dari gerakan dorso fleksi dan ekstensi. Dorso fleksi merupakan
aproksimasi kaki ke tungkai depan, sementarak ekstensi tumit ke atas dan jari-jari kaki
menunjuk kea rah bawah.
Kisaran gerakan bervariasi pada setiap individu itu berbeda ,sekitar 50 derajat sampai 90
derajat. Pergerakan sumbu transversal terjadi sedikit miring, maleolus mengikat erat tallus
disemua posisi sendi,sehingga setiap pergerakan,mempunyai derajat dari sisi ke sisi yang
akan terjadi. Ini dikarenakan adanya peregangan pada ligamen dari syndesmosis talo fibular
dan fibula yang sedikit membengkok. Ini dikarenakan juga permukaan artikular superior talus
lebih luas pada bagian depan daripada bagian belakang.
Saat kaki melakukan gerakan dorso fleksi ,ruang yang lebih besar dibutuhkan diantara dua
maleolus. Hal ini didapati dengan adanya gerakan berputar ke arah luar dari ujung bawah
fibula dan terjadi peregangan pada ligamen syndesmosis,gerakan lateral mudah terjadi
dikarenakan kan adanya gerakan meluncur pada tibiofibular,dan bisa saja terjadi juga pada
fibula yang sedang melakukan gerakan menekuk. Dari ligamen, deltoideus memiliki kekuatan
yang besar ,karena terbiasa menahan tekanan seperti proses fraktur. Sedangkan pada bagian
tengah keadaan yang sama terjadi juga pada ligament calcaneofibular ,yang mengikat kuat
tulang-tulang tungkai kaki ,dan akan menolak terjadi gerakan ke segala arah. Begitu pula
serabut anterior dan posterior yang ikut membatasi ekstensi dan fleksi kaki,serta serat anterior
juga membatasi gerakan abduksi.
Posterior ligamen talofibular membantu dalam melawan perpindahan calcaneofibular dari
kaki bagian belakang, dan memperluas rongga untuk penerimaan talus. Talofibular anterior
adalah pelindung terhadap perpindahan kaki ke bagian depan, dan batas perpanjangan sendi.
Seperti gerakan inversi dan eversi kaki, yang berpengaruh pada sendi tarsal,sendi yang
memiliki jumlah gerakan terbesar antara talus ,calcaneus dan juga navicular dan berbentuk
kubus di bagian depan. Hal ini sering disebut sendi transversal tarsal, dan dapat mengganti
sendi pergelangan kaki dalam ukuran besar ketika akhirnya menjadi ankylosed, dengan tarsus
sendi subordinat.
Gerakan ekstensi kaki pada tibia dan fibula merupakan gerakan yang di hasilkan oleh
gastrocnemius, soleus, plantaris , M tibialis posterior, proneus longus dan brevis, M fleksor
digitorum longus dan M.fleksor hallucis longus merupakan gerakan yang berperan sebagai
primemover gerakan plantar fleksi,sedangkan yang berperan sebagai primemover pada
gerakan dorso fleksi adalah otot tibialis anterior ( juga sebagai invertor ankle ),ekstensor
hallucis longus,ekstensor digitorum longus ( juga ekstensor jari-jari kaki ) ,dan proneus
tertius.

Etiologi Terjadinya Ruptur Tendon Achilles


Tendinitis adalah suatu jenis peradangan yang terjadi pada tendon achilles. Diagnosa yang
akurat dalam tahapan cedera tendon sangat penting untuk memulai peraatan. Secara umum,
gejala pertama dari peradangan yang terjadi pada lapisan vascular yang mengelilingi tendon;
tenosynovitis pada peritenon. Gambaran dari rasa sakit ini seperti adanya rasa sakit pada
tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima
supplai darah dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana,
meskipun oleh sepatu yang menyebabkan iritasi.
Gejala tahap kedua dari cedera adalah peradangan dan degenerasi pada serat-serat tendon;
gejala tendinosis. Gejala rasa sakit ini seperti rasa nyeri yang datang secara tiba-tiba selama
melakukan kegiatan, khususnya saat mengubah arah lari atau pada saat lari mendaki. Atlet
mungkin merasakan adanya bagian yang lembek bila meraba daerah sekitar tendon, hal ini
dikarenakan adanya cairan peradangan yang berkumpul dibawah selaput peritenon.
Tahap ketiga, merasakan adanya kelemahan yang luas pada serat-serat protein kolagen, yang
mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh serat tendon. Atlet dapat merasakan
adanya tepukan atau sebuah letupan kecil secara tiba-tiba ketika tendon robek yang
mengakibatkan terjadinya pembengkakkan. Cedera akibat tendon yang robek mengakibatkan
berkurangnya kekuatan atlet untuk berdiri dengan jari-jari kaki( berdiri jinjit) atau
menghentakan kaki. Untuk menguji integritas tendon achilles, atlet harus berbaring
tengkurap. Fisioterapi memencet bagian otot betis yang menggelembung. Pada keadaan
normal akan menyebabkan kaki akan bergerak ke bawah, apabila memang terjadi cedera
maka kaki tidak akan bergerak.
Pada saat peritenon teriritasi oleh bagian belakang sepatu yang mengesek tendon, kasus
seperti ini dapat dengan mudah diatasi. Namun, dalam kasus yang lain, lapisan (vascular)
mungkin telah rusak karena adanya penarikan secara berlebihan dan berulang-ulang selama
melakukan aktivitas lari. Saluran darah menjadi rusak dan suplai oksigen berkurang. Lari
“dingin”-tanpa melakukan pemanasan yang cukup dapat meningkatkan viscositas
(kekentalan) minyak pelumas antara lapisan dan tendon sehingga dapat mengakibatkan
terjadinya gesekan pada lapisan periteron selama melakukan aktivitas lari.
Tendonitis dapat berkembang dengan dua cara, yaitu ; (a) berkurangnya supplai darah secara
kronis, atau (b) degenerasi pada protein kolagen yang terbentuk dari serat-serat tendon dari
trauma mekanis dari pengulangan perengangan (penarikan) yang berlebihan secara tiba-tiba
pada serat-serat tendon (peradangan eksentrik) dan bukan akibat adanya kontraksi yang
kuat(kontraksi konsentris). Apabila achilles tendon tidak cukup dipersiapkan dengan
melakukan peregangan (pelemasan) ringan dan program penguatan (otot), akan menyebabkan
berkurangnya kemampuan dalam mengikuti gerakan-gerakan meregang tiba-tiba dan untuk
menahan berat badan dalam melakukan gerakan baounching (gerakan yang
kuat/menghentak). Serat tendon tidak mampu meregang melebihi batas maksimum tertentu.
Lari mendaki bukit, menaiki tangga, dan aktivitas baounching lainnya tidak dapt diikuti
dengan baik oleh serat-serat tendon yang tidak dilatih dengan baik.
Pada cabang olahraga atletik, batas tertentu yang dimiliki oleh tendon achilles dapat terlihat
secara otomatis pada saat tumit menginjak (menghentak) tanah. Pada titik ini, achilles akan
berada dalam keadaan benar-benar meregang secara penuh dari ekstensi kaki dan fleksio
pergelangan kaki dan atlet akan merasakan keadaan yang tidak nyaman pada tumitnya. Atlet
akan merasakan keadaan paling sakit pada saat mendarat pada tanah yang tidak rata, lari
mendaki/menanjak, atau apabila mengubah arah lari secara tiba-tiba. Apabila tendinosis
kronis terus berlanjut, apabila melakukan peregangan (tarikan) secara tiba-tiba akan
mengakibatkan bunyi yang keras bahkan dapat merobek serat-serat tendon yang melemah.
Banyak orang yang memikirkan penyembuhan retak tulang dengan tenosyitis yaitu sel-sel
yang memperbaiki tendon berkerja dengan pelan dan dapat menyembuhkan kerusakan sehari-
hari yang dialami oleh atlet. Atlet biasanya berada dalam kondisi yang lebih kritis apbila
bentuk kakinya juga mendukung bertambahnya cedera tendon achilles semakin kompleks.
Etiologi lainnya bisa juga dikarenakan dorso fleksi yang tiba-tiba dan secara pasif pada
keadaan kontraksi maksimal pada otot betis dan bisa juga di karenakan pecahnya tendon
achilles 3-5 cm dari proxsimal ke penyisipan distal. Kebanyakan kasus ruptur tendon achilles
pasien dalam keadaan yang tidak sehat sebelum terjadi kerobekan tapi diantaranya juga
terdapat perubahan tendonitis. Tendonitis adalah penebalan tendon dan rasa sakit saat
disentuh akibat penggunaan yang berlebihan dan akan sangat sakit ketika penderita
melakukan kegiatan berjalan. Penyebab paling umum dari tendinitis adalah gerakan yang
berulang yang berlebihan dari kegiatan atletik,atau pekerjaan . Faktor resiko lainya yang
berhubungan dengan ruptur tendon achilles meliputi :
1. Atlet rekreasi ( prajurit akhir pecan )
2. Relative pada usia tua ( 30-40 tahun )
3. Mempunyai riwayat pernah mengalami ruptur tendon achilles sebelumnya
4. Penggunan kortikostreoid dan fluorokuinolon dapat meningkatkan kejadian ruptur.
Fluorokuinolon menurunkan transkripsi decorin,penurunan decorin menyebabkan perubahan
pada arsitektur tendon, sifat biomekanik dan menghasilkan pula tingkat kerapuhan.
5. Perubahan mendadak pada saat latihan ,intensitas, atau tingkat aktifitas
6. Ikut partisipasi dalam kegiatan yang baru dilakukan dan berat.

Otot-otot kaki
Otot-otot pada kaki terdiri atas otot-otot ekstreinsik dan otot-otot instrinstik. Otot ekstrenstik
terletak pada bagian anterior,lateral,dan posterior tungkai bawah sampai kaki. Otot
primemover plantar fleksi ankle adalah otot two joint gastrocnemius dan one joint soleus.
Otot-otot lain yang memberikan kontribusi terhadap plantar fleksi adalah otot tibialis
posterior,fleksor hallucis longus,fleksor digitorum longus, serta otot peroneus longus dan
brevis. Otot tibialis posterior merupakan otot supinator dan invertor yang kuat,yang
membantu mengontrol pronasi selama berjalan. Otot fleksor hallucis longus dan fleksor
digitorum longus berperan sebagai primemover fleksi jari-jari otot,dan otot ini menopang
arkus longitudinal medial. Otot peroneus longus dan brevis secara utama berperan sebagai
evertor kaki. Otot peroneus longus juga membantu menopang arkus transversal dan
longitudinal lateral. Otot primemover dorso fleksi ankle adalah otot tibialis anterior ( juga
invertor ankle ), ekstensor hallucis longus ,ekstensor digitorum longus ( juga ekstensor jari-
jari kaki ),dan peroneus tertius.
Hubungan Fungsional Ankle dan Kaki
Secara normal,external torsion nampak pada tibia seingga mortise ankle menghadap sekitar
15 derajat ke arah luar. Akibatnya saat dorso fleksi kaki bergerak ke atas dan sedikit ke arah
lateral,dan saat plantar fleksi kaki bergerak ke bawah dan ke medial. Dorso fleksi merupakan
posisi stabil dari talo crural joint ( ankle joint ) CPP. Plantar fleksi merupakan loose-packed
position . Talocrural joint lebih peka atau mudah injury pada saat berjalan dengan tumit
tinggi karena ankle dalam posisi plantar fleksi yang kurang stabil. Pada closed
kinematik,terjadi supinasi subtalar dan transversal tarsal joint yang disertai dengan pronasi
dari kaki depan ( plantar fleksi metatarsal I dan dorso fleksi metatarsal V ) hal ini
meningkatkan arkus kaki dan posisi stabil dari sendi-sendi kaki. Selama weinght bearing (
closed kinematik ), terjadinya pronasi subtalar dan transversal tarsal joint dapat menyebabkan
arkus kaki menurun. Terjadinya pronasi subtalar dan transversal tarsal joint dapat
menyebabkan arkus kaki menurun. Terjadinya supinasi kaki depan disertai dengan dorso
fleksi metatarsal I dan plantar fleksi metatarsal V. Pada weight bearing ,gerakan subtalar dan
rotasi tibia saling mempengaruhi .Supinasi subtalar joint dihasilkan oleh lateral rotasi tibia
,juga sebaliknya. Ketika weight bearing ,penopang utama dari arkus adalah ligament spring
,ditambah dengan ligamen long plantaris, plantar aponeurosis,dan ligamen sort plantaris .
Selama fase push off terjadi plantar fleksi dan supinasi kaki serta ekstensi MTP joint
sehingga meningkatkan ketegangan pada plantar aponeurosis yang membantu meningkatkan
arkus kaki. Seorang yang mengalami deformitas varus dari calcaneus.
Terjadi kompensasi saat berdiri berupa postur pronasi calcaneus . Postur tersebut dapat
menurunkan arkus longtudinal medial kaki . Pes cavus dan supinated foot menunjukan
peningkatan arkus kaki.
Tendon Achilles berasal dari gabungan dari tiga otot yaitu :
1. Gastrocnemius
2. Soleus
3. Plantaris kaki
Pada manusia,letaknya tepat dibagian pergelangan kaki . Tendon achilles adalah tendon
tertebal dan terkuat pada badan manusia . Panjangnya sekitar 15 cm ,dimulai dari
pertengahan tungkai bawah kemudian strukturnya kian mengumpul dan melekat pada bagian
tengah belakang tulang calcaneus.

Ruptur tendon achilles adalah keadaan dimana terjadi kerobekan,pecah, atau terputusnya
tendon. Tendon merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki yang
menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.( Cedera tendon achilles.Dr seteve
.Howrist.2003). Sedangkan menurut ( Apley ) ruptur tendon achilles adalah kerobekan yang
terjadi karena tendon mengalami degenerasi, akibatnya sebagian besar pasien berumur diatas
40 tahun .Lain halnya pengertian ruptur tendon achilles dari (MediaNers) yang mengatakan
bahwa ruptur tendon achilles adalah cidera yang mempengaruhi bagian belakang kaki
bawah,ini paling sering terjadi pada orang bermain olahraga rekreasi. Tendon achilles adalah
kabel berserat kuat yang menghubungkan otot-otot di bagian belakang betis ke tulang tumit.
Jika anda meregang berlebihan anda akan terkena ruptur tendon achilles atau kerobekan pada
tendon. Sedangkan pengertian lain dari ruptur tendon achilles Kerobekan tendon achilles
merupakan cidera yang parah dan menyebabkan kecatatan. Kerobekan biasanya terjadi pada
beberapa inci diatas perbatasan antara tendon dan tulang tumit. Ini secara khas terjadi ketika
seorang mengontraksikan, atau menegangkan,otot betis dan secara mendadak mendorongkan
kakinya,seperti pada atlet bola baske (info fisioterapi).
Ruptur tendon achilles dapat terjadi bisa dikarenakan berbagai macam penyebab seperti
penyakit tertentu yang menyerang pasien misalnya arthritis dimana pasien mengalami
peradangan di dalam persendian ,dan diabetes. Obat-obatan yang dikonsumsi pasien seperti
kortikosteroid,dan beberapa antibiotik yang dapat meningkatkan resiko pecahnya tendon.
Dan yang paling sering menyebabkan terjadinya ruptur tendon achilles adalah cidera dalam
olahraga yang merupakan penyebab yang paling sering ditemui yang menyebabkan tendon
mengalami kerobekan, seperti melompat dan berputar pada olahraga badminton, tenis,basket
dan sepak bola. Terakhir penyebab yang bisa membuat tendon robek adalah trauma benda
tajam atau tumpul pada bawah betis.
Selain penyebab yang diatas faktor resiko yang dapat meningkatkan resiko ruptur tendon
achilles meliputi : Umur pasien karena puncak usia untuk ruptur tendon achilles 30 sampai
40. Seks juga mempengaruhi terjadinya ruptur tendon achilles ini dikarenakan penderita yang
bisa sampai lima kali dalam melakukan hubungan kemungkinan akan lebih besar
kemungkinan terkena ruptur tendon achilles dan ruptur tendon achilles lebih sering terkena
pada pasien pria dibandingkan wanita. Dan yang terakhir resiko bisa juga dikarenakan
obesitas ,berat badan yang berlebihan dapat meningkatkan stress yang membuat pasien selalu
mengkonsumsi makanan yang berlemak karena keadaan pasien yang menderita obesitas
membuat tendon achilles harus menumpuh berat badan yang berlebihan secara terus menerus.
Olahraga rekreasi juga dapat membuat terjadinya cidera tendon achilles seperti yang
dijelaskan di atas ,karena tendon achilles sering dilibatkan dalam olahrga lari, melompat,yang
harus di mulai tiba-tiba tanpa diketahui dan berhenti. Contoh olahraga : jalan-jalan kecil,
sepak bola, bola basket, tenis, softball dan hoki.

Gejala-gejala dari ruptur tendon acilles :


1. Rasa sakit mendadak dan berat yang dapat dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki
atau betis.
2. Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan terjadi kelemahan pada saat
menggerakan kaki.
3. Terjadi kesenjangan atau depresi ini dapat terlihat di tendon sekitar 2 cm di atas tulang
tumit.
B. Patofisiologi
Penyebab pasti pecah Achilles tendon adalah sulit dikatakan. Hal ini dapat terjadi tiba-tiba,
tanpa peringatan, atau akibat tendinitis Achilles . Tampaknya otot betis yang lemah dapat
menyebabkan masalah. Jika otot-otot menjadi lemah dan lelah, mereka dapat mengencangkan
dan mempersingkat kontraksi. Kontraksi berlebihan juga dapat menjadi masalah dengan
mengarah pada kelelahan otot. Semakin lelah otot betis, maka semakin pendek dan akan
menjadi lebih ketat. Keadaan sesak seperti ini dapat meningkatkan tekanan pada tendon
Achilles dan mengakibatkan kerobekan.
Selain itu, ketidakseimbangan kekuatan otot-otot kaki anterior bawah dan otot-otot kaki
belakang yang lebih rendah juga dapat mengakibatkan cedera pada tendon Achilles.
Achilles tendon robek lebih mungkin ketika gaya pada tendon lebih besar dari kekuatan
tendon. Jika kaki yang dorsofleksi sedangkan kaki bagian bawah bergerak maju dan betis
kontrak otot, kerobekan dapat terjadi. Kerobekan banyak terjadi selama peregangan kuat dari
tendon sementara otot betis berkontraksi.

Anda mungkin juga menyukai