Anda di halaman 1dari 10

Ruptur Tendon Achilles pada Tungkai Dextra

Michael Leaniel
102016115
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
JL. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email: michael.2016fk115@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Dalam dunia ini manusia diberikan kebebasan penuh untuk melakukan segala hal yang
bersifat positif dalam hidupnya. Manusia diberikan kebebasan untuk bekerja, bermain, dan
olahraga. Dalam dunia medis, tentu saja berolahraga masih memiliki hubungan erat, karena
dalam berolahraga cenderung manusia selalu menggerakan anggota tubuh. Tubuh kita dibalut
oleh otot dan disangga oleh tulang rangka dan yang menghubungkan antara tulang dan otot
adalah tendon. Tidak sedikit dalam kasus medis terjadi kerusakan tendon akibat aktivitas
manusia termasuk saat berolahraga yang memerlukan lompatan. Rusak atau robeknya tendon
disebut sebagai ruptur. Contoh dalam kehidupan sehari-hari yaitu rupturnya tendon achilles,
saat berolahraga badminton, sehingga dibutuhkannya tindakan berupa operasi guna
memulihkan tendon yang ruptur.

Kata kunci: ruptur, tendon achillles, olahraga, operasi

Abstract

In this world, humans are given complete freedom to do everything positive in their lives.
Humans are given the freedom to work, play and exercise. In the medical world, of course
exercise still has a close relationship, because in sports people tend to move their limbs. Our
body is wrapped in muscles and supported by the skeleton and the link between the bones and
muscles is the tendon. Not a few in medical cases tendon damage due to human activities
including during exercise that requires a leap. Damage to the tendon is called rupture. An
example in everyday life is the rupture of the Achilles tendon, while exercising badminton, so
that it takes action in the form of surgery to restore the ruptured tendon.

1
Keywords: rupture, tendon achillles, exercise, surgery

Pendahuluan

Tendon adalah struktur dalam tubuh yang bersifat lentur tapi kuat yang berfungsi
sebagai penghubung otot dengan tulang. Otot rangka dalam tubuh kita bertanggung jawab
untuk menggerakkan sendi, sehingga memungkinkan kita untuk berjalan, melompat, angkat,
dan bergerak sesuai kemauan kita. Ketika otot rangka kontraksi, tulang tertarik yang
menyebabkan gerakan tersebut. Tendon achilles merupakan tendon kuat dan tebal di dalam
tubuh dan melayani beberapa fungsi utama dalam tubuh. Hal ini memainkan peran penting
dalam biomekanik dari ekstremitas bawah. Kontraktor otot betis yang mengangkat tumit oleh
tendon yang menghasilkan tindakan kaki yang merupakan dasar untuk berjalan, berlari,
melompat, dsb, dapat menahan kekuatan besar, khususnya selama latihan olahraga dan lebih
khusus lagi gerakan yang melibatkan gerakan berputar. Ruptur, robek atau terputusnya
tendon bisa terjadi saat aktivitas olahraga berat yang melibatkan lompatan dan pendaratan
seperti basket, bulu tangkis, voli, dll.1

Anamnesis

Anamnesis merupakan suatu proses wawacara yang bersifat subjektif. Anamnesis


dapat dilakukan berdasarkan dua cara yaitu autoanamnesis dan alloanamnesis.
Autoanamnesis adalah wawacara yang ditanyakan secara langsung kepadaa pasien manakala
alloanamnesis adalah wawacara yang melibatkan ahli keluarga atau orang yang dekat dengan
pasien yang dapat memberikan informasi pasien. Alloanamnesis dapat digunakan apabila
pasien tidak mampu untuk melakukan anamnesis secara langsung, misalnya pingsan atau
anak kecil.2

Pada skenario ini, hasil anamnesa yang sudah dilakukan seperti berikut :

Identitas pasien : Laki-laki, usia 25 tahun


Keluhan Utama : Nyeri pada tumit kanan sejak 2 jam yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien tidak dapat menggunakan tungkai kanan untuk berdiri

2
Pemeriksaan Fisik

Di dalam skenario didapatkan hasil pemeriksaan fisik pada regio calcaneus adanya rasa nyeri
tekan(+). Sebenarnya jika ada berlaku sebarang ruptur tendo Achilles, pada pasien akan
didapati adanya Gap Sign. Untuk mengkonfirmasi adanya berlaku ruptur tendon achilles,
dapat dilakukan pemeriksaan seperti berikut3 :

a) Thompson test
 Posisi pasien telungkup, kemudian betis pasien diremas.
 Apabila tendo achilles normal, maka akan terjadi plantar fleksi tendo Achilles. Namun
apabila terjadi ruptur, maka tidak ada pergerakan.
b) Obrien’s Test
 Posisi pasien telungkup, kemudian pada daerah midline 10 cm proksimal dari
calcaneus masukkan jarum berukuran 25.
 Lakukan gerak dorso fleksi secara pasif, apabila gerak jarum seperti plantar fleksi
pertanda bahwa tendo achilles tidak mengalami cedera. Bila jarum tidak bergerak,
menandakan tendo achilles yang mangalami ruptur.
 Tidak disarankan untuk dilakukan pada pasien dalam keadaan sadar

Pada pemeriksaan fisik, celah yang dapat diraba pada tendon dan tes Thompson yang
yang positif adalah tanda klinis pertama dari ruptur tendo Achilles akut. Karena formasi
hematoma, tanda-tanda tidak selalu dapat terlihat namun biasanya dapat teraba. Kekuatan
plantar fleksi biasanya berkurang atau hilang sepenuhnya pada ruptur akut, yang biasanya
mengakibatkan kegagalan heel rise dan lemahnya heel rolling pada waktu berjalan.3

Pemeriksaan Penunjang

Untuk pemeriksaan penunjang dapat dilakukan beberapa metode yaitu dengan


menggunakan cara sebagai berikut:3

a) Foto Rontgen
3
Foto rontgen ini awalnya untuk memastikan ada tidaknya “Calcaneous spur”. Pada
penderita plantar fascitis dengan calcaneous sering tebal pada bagian fascianya dua
kali dari normal.3
b) MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Magnetic Resonance Imaging (MRI) dapat digunakan untuk membedakan pecah tidak
lengkap dari degenerasi tendon Achilles, dan MRI juga dapat membedakan antara
paratenonitis, tendinosis, dan bursitis.3
c) Radiografi
Radiografi dapat juga digunakan untuk mengidentifikasi secara tidak langsung men-
ganalisis Achilles. Radiografi menggunakan sinar-X untuk menganalisis titik cedera.
Radiografi memiliki peran kecil dalam penilaian cedera tendon Achilles dan lebih
berguna untuk mengesampingkan cedera lain seperti patah tulang kalkanealis.3
d) USG
USG dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon. Ia bekerja dengan
mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi suara melalui tubuh Anda. Beberapa suara
yang dipantulkan kembali dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau
tulang.4

Walaupun ruptur tendo Achilles dapat didiagnosis secara klinis, evaluasi dengan
ultrasonografi dan MRI dapat memberikan diagnosis yang pasti dan dapat membantu dalam
pemilihan penatalaksanaan.3

Different Diagnosis

a) Tenosinovitis
Tenosinovitis adalah suatu peradangan yang melibatkan tendon dan selubungnya yang
mengakibatkan pembengkakan dan nyeri. Beberapa penyebab dari pembengkakan ini
adalah trauma, penggunaan yang berlebihan dari repititif minor utama, strain atau
infeksi.5
b) Ruptur M. Soleus
Ruptur otot soleus biasanya terjadi ketika otot betis menjadi membentang ketika sedang
berkontraksi.5,6
c) Ruptur Tendon M. Tibialis Posterior
Jika ketegangan pada otot tibialis posterior saat kontraksi ini berlebihan karena terlalu
4
banyak kekerasan atau pengulangan, kerusakan pada tendon tibialis posterior dapat
terjadi. Hal ini dapat berkisar dari kecil robeknya tendon dengan peradangan berikutnya
ke ruptur tendon tibialis posterior lengkap.7

Working Diagnosis

Ruptur Tendon Achilles

Jika terlihat gap sign dan hasil tes positif dapat didiagnosis sebagai rupture tendon
Achilles. Rupture ini terbagi 2 yaitu ruptur sebagian dan ruptur seutuhnya. Sobekan sebagian
berbentuk sobekan melintang atau membujur bagian dalam maupun luar. Sobekan terasa sakit
secara tiba- tiba dan meningkat seiring aktivitas. Gejalanya rasa sakit dan pembengkakan
pada daerah tertentu dan rasa sakit pada saat plantar fleksi. Tendo yang putus seutuhnya rasa
sakit terasa langsung dan disertai bunyi retakan pada tendo, kelemahan dan kelumpuhan
fungsi secara tiba-tiba. Gap sign juga menunjukan tendo putus seutuhnya.8

Etiologi

Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot
plantaris. Pada manusia, letaknya tepat di bagian pergelangan kaki. Ruptur tendon Achilles
disebabkan oleh cedera dari perubahan posisi kaki secara tiba - tiba atau mendadak dalam
keadaan dorsofleksi maksimal sehingga pergelangan kaki itu pecah atau terputusnya tendon.
Cedera karena olahraga dan karena trauma pada tendon Achilles adalah biasa dan bisa
menyebabkan kecacatan.7

Ruptur tendon Achilles dapat terjadi saat dorsofleksi pasif secara tiba tiba saat kontraksi
maksimal pada otot betis. Ruptur tendon Achilles dapat terjadi saat berlari, melompat,
bermain bulutangkis, basket, tersandung, dan jatuh dari ketinggian. 7

Epidemilogi

Ruptur dari tendon Achilles adalah cedera serius dan salah satu dari lesi tendon yang
sering ditemukan, terjadi pada 18 dari 100,000 orang, umumnya pada laki-laki usia 30 sampai
50 tahun dan re-reruptur terjadi pada sekitiar 2-8% pasien. 9 Pasien seringkali memiliki

5
riwayat nyeri tiba-tiba pada kaki yang terpengaruh dan laporan bahwa penderita mengira
telah terkena sebuah barang atau ditendang pada bagian posterior pada bagian distal kaki.

Sebelumnya, distribusi usia bimodal telah dilaporkan tapi sebuah studi tahun 2006 oleh
Suchak et AL melaporkan kejadian rata-rata 8,3 ruptur per 100.000 orang dengan kejadian
puncak dalam 30 - untuk kelompok usia 49 tahun.3

Patofisiologi

Ruptur tendon Achilles sering terjadi pada atlet atletik saat melakukan lari atau
melompat. Kondisi klinis rupture tendon Achilles menimbulkan berbagai keluhan, meliputi
nyeri tajam yang hebat, penurunan fungsi tungkai dalam mobilisasi dan ketidakmampuan
melakukan plantarfleksi, dan respons ansietas pada klien.10

Pasien yang megalami rupture tendon Achilles akan merasakan nyeri dan sakit yang
teramat saat kaki dalam posisi kontraksi. Kemudian bagian proksimal dari tendon akan
membengkak. Jika sakit dibiarkan selama beberapa hari, akan terdapat tanda seperti kulit
hitam kebiruan menandakan berlakunya perdarahan di bawah kulit yang terletak di bawah
tendon. Pasien umumnya akan coba untuk mengurangi nyeri dengan mempertahankan kaki
dalam posisi plantarfleksi namun ini sebenarnya dapat menyebabkan pemendekan tendon
Achilles. Ini karena, posisi tersebut dapat mengganggu elastisitas jaringan dan suplai darah
akan berkurang sehingga berlaku ischemia dan kurang nutrisi sehingga berlakunya
degenerasi. Kemudian tendon akan mengeras dan memendek.11

Manifestasi Klinis

Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki
atau betis seperti adanya rasa sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit.
Terlihat bengkak dan kaku serta tampak memar dan merasakan adanya kelemahan yang luas
pada serat-serat protein kolagen, yang mengakibatkan robeknya sebagian serat atau seluruh
serat tendon. Tumit tidak bisa digerakan turun naik. Pasien mungkin menggambarkan sensasi
ditendang di bagian belakang kaki.10

Penatalaksanaan
6
Pelbagai penatalaksanaa yang dapat dilakukan terhadap pasien rupture tendon Achilles.
Antaranya adalan pengobatan secara operatif. Ada 2 macam operasi untuk penyembuhan
ruptur tendo Achilles12:

a) Operasi Terbuka
Selama operasi terbuka sebuah sayatan dibuat di bagian belakang kaki dan tendo
achilles di jahit bersama-sama. Pada ruptur lengkap atau serius tendon plantaris atau
sisa otot yang lain ditanam dan dibungkus di sekitar tendon achilles, untuk
meningkatkan kekuatan perbaikan tendon. Jika kualitas jaringan buruk, misalnya
cedera yang diabaikan, ahli bedah mungkin menggunakan jaring penguat. Efek
sampingnya adalah dapat terjadi komplikasi masalah penyembuhan luka.12
b) Operasi Perkutan
Pada operasi perkutan, ahli bedah membuat beberapa sayatan kecil dibanding satu
sayatan besar, dan menjahit kembali tendon bersama melalui sayatan. Operasi bisa di
tunda sekitar satu minggu setelah terjadi ruptur untuk mendinginkan atau menurunkan
pembengkakan. Untuk pasien yang menetap dan yang mengalami vasculopati atau
risiko penyembuhan buruk, operasi perkutan bisa menjadi pengobatan yang lebih baik
dibandingkan operasi terbuka. Efek samping : dapat terjadi kerusakan syaraf.12

Setelah kedua jenis operasi, pasien berkemungkinan akan mengenakan gips, boot
berjalan, atau perangkat serupa untuk 6-12 minggu. Pada awalnya, boot diposisikan untuk
menjaga kaki menunjuk ke bawah untuk menyembuhkan tendon. Boot kemudian disesuaikan
secara bertahap untuk meletakkan kaki dalam posisi netral. Waktu pemulihan total pasien
mungkin selama 6 bulan.12

Selain itu dapat juga dijalankan pengobatan secara non-operatif. Hal ini terjadi kepada
pasien yang turut menderita masalah diabetes, masalah penyembuhan luka, penyakit
vaskular, atau neuropati. Mereka dianjurkan untuk memilih pengobatan non-operatif karena
risiko yang signifikan dari pengobatan operasi.12

Gips kaki pendek dapat dipasang pada kaki yang terkena, sementara pergelangan kaki
ditempatkan di plantar fleksi sedikit. Imobilisasi Cast dilanjutkan selama sekitar 6-10
minggu.
7
Terakhir adalah dapat diberikan terapi obat kepada pasien rupture tendo Achilles. Obat yang
dapat diberikan adalah obat dari golongan NSAIDs seperti Ibuprofen untuk menghilangkan
nyeri ringan sampai sedang, juga menghambat reaksi inflamasi dan menurunkan nyeri dengan
menghambat sintesis prostaglandin.13 Dapat juga diberikan pbat dari golongan analgesic
seperti Asetaminofen kepada pasien yang sensitive terhadap aspirin atau NSAIDs, atau orang
dengan gangguan gastrointestinal tract bagian atas dan bagi pengkonsumsi antikoagulan. 13

Komplikasi

Komplikasi yang dapat terjadi adalah berupa infeksi ketika adanya suatu organisme
masuk dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala klinis. Regenerasi yang buruk,
yang dapat diperkirakan pada beberapa kasus dimana agen inhibitor fibroblas seperti kortison
digunakan atau penyakit katabolisme umum lainnya dapat mempengaruhi penyembuhan
tendon. Masalah biasanya muncul pada saat kontrol klinis, dan dapat diatasi dengan
memberikan terapi panas lembab 2 kali sehari selama 2 atau 5 minggu.9
Re-ruptur, biasa terjadi pada penatalaksanaan non operatif. Masalah biologis yang
menjadi dasar reruptur adalah perbedaan modulus elastisitas antara tendon dan regenerasinya.
Tendon Achilles yang normal sebagian besar terdiri atas kolagen tipe I, namun tendon
Achilles yang telah mengalami ruptur juga mengandung kolagen tipe III. Telah ditunjukkan
bahwa fibroblas dari tendon Achilles yang mengalami ruptur menghasilkan kolagen tipe I dan
III. Karena kolagen tipe III tidak dapat bertahan terhadap gaya tarik seperti kolagen tipe I,
keberadaanya dapat menambah kecenderungan tendon terhadap ruptur spontan. Abnormalitas
genetik berate ada produksi kolagen dapat ikut berpengaruh pada ruptur spontan tendo
Achilles.9

Prognosis

Kebanyakan orang yang mengalami ruptur tendo Achilles, tendo akan kembali normal.
Jika operasi dilakukan, tendon mungkin menjadi lebih kuat dan kecil kemungkinannya untuk
ruptur lagi. Biasanya, kegiatan berat seperti berjalan baru bisa dilakukan kembali setelah 6
minggu. Atlet biasanya kembali berolahraga setelah 4 sampai 6 minggu setelah cedera
terjadi.10
8
Kesimpulan

Ruptur tendon achilles yaitu trauma dimana robek atau putusnya tendon achilles
secara paksa, karena terlalu sering diberi tekanan yang berat. Pada skenario ini seorang atlit
bulu tangkis mengalami nyeri tumit kanannya setelah melakukan lompatan tinggi sehingga
pasien tidak bisa menggunakan tungkai kanannya untuk berdiri, berarti laki-laki ini
mengalami ruptur tendo achilles dextra. Sehingga pasien harus ditangani dengan operasi
secepatnya atau dengan terapi apa bila rupture ditandai dengan gejala ringan yaitu robek tidak
sepenuhnya.

Daftar Pustaka

1. Faiz O, Moffat D. At a glance anatomi. Jakarta: Erlangga; 2006.h.115-7.


2. Hardjodisastro D. Menuju seni ilmu kedokteran: bagaimana dokter berpikir, berkerja,
dan menampilkan diri. PT Gramedia pustaka utama: Jakarta; 2006

3. Weatherall, JM. Mroczek, J. Tejwani, N. Acute Achilles tendon ruptures. Orthopedics


Oct 2010; 33 (10): 758-64
4. Muttaqin, A. Buku saku gangguan musculoskeletal. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC 2011.
5. Mofat D. At a glame anatomi. Jakarta: Erlangga; 2010.h.56-9.
6. Rubenstein D. Kedokteran klinis. Jakarta: Erlangga; 2009.h.151-4.
7. Evelyn CP. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama; 2011.h.38-42.
8. Syaifuddin, Drs.H. Anatomi Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Edisi 3.Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC 2002.
9. Nunley, JA. The Achilles tendon: treatment and rehabilitation. New York: Springer Sci-
ence+Business Media; 2008. Hal 41-50.
10. Sammarco V. Perbaikkan bedah tibialis anterior rupture tendon akut dan kronis. Jakarta:
EGC. 2009. h.200-210
11. Corwin E J. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2007. h.336-8.
12. Brooker C. Buku Saku Keperawatan. Edisi, 31. Jakarta: EGC; 2001: 14-17.

9
13. Prince AS. Patofisiologi Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC; 1999:
78-83.

10

Anda mungkin juga menyukai