Anda di halaman 1dari 30

KELOMPOK 1

Nur Azizah Husaeni (1102018305)


Safira Khalida (1102018303)
Riyan Androw Novriyanto (1102018201)
Khadijah Farhana (1102018266)
Alya Fauzziya Rahma (1102018198)
Muhammad Anas Muslim (1102018187)
Venezia Az-Zahra (1102018290)
Rozzika Zaklin Mangestu (1102018215)
Fachrial Abrar (1102018223)
Faris Thalib (1102018233)
SKENARIO 2: Drop Foot
◦ Seorang laki-laki berusia 50 tahun datang ke UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri sekali di pergelangan
kaki kanan nya sejak 1 jam yang lalu. Keluhan ini dirasakan pada saat bermain tenis di lapangan, ketika berlari
tiba-tiba kaki kanan nya berbunyi krek dan langsung terjatuh disertai rasa nyeri sekali serta tidak bisa berjalan.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum baik, tanda vital baik. Pergelangan kaki kanan nyeri bila
ditekan dan test Simmonds tidak didapatkan plantar flexi.
KATA SULIT

◦ Tes Simmonds : tes yang dilakukan untuk mengetahui kelainan pada


tendon Achilles dengan cara menekan betis.
◦ Plantar fleksi : gerak meluruskan telapak kaki.
◦ Rupture tendon Achilles : robeknya jaringan tendon Achilles.
◦ Drop Foot : Ketidakmampuan untuk mengangkat bagian depan kaki
PERTANYAAN
1. Adakah pemeriksaan lain selain tes Simmonds?
2. Bagaimana pertolongan pertama yang harus dilakukan?
3. Bagaimana posisi kaki pasien saat berlari sehingga terjadi bunyi krek?
4. Mengapa diperlukan pemeriksaan fisik dan tanda vital pada pasien tersebut?
5. Apakah usia mempengaruhi resiko pada rupture tendon Achilles ?
6. Bagaimana pencegahan rupture tendo Achilles?
7. Apakah penyebab dari drop foot?
8. Mengapa terjadi nyeri saat ditekan?
9. Apa hubungan bunyi “krek” dengan kaki kanan tidak dapat digunakan?
10. Mengapa pada tanda vital didapatkan keadaan baik sedangkan pria tersebut tidak dapat menapakkan
kakinya?
11. Apakah tendon yang pecah dapat kembali seperti semula?
HIPOTESIS
Drop Foot adalah ketidakmampuan untuk mengangkat bagian depan kaki yang disebabkan oleh (P.7,3), dan
ruptur tendon Achilles. Hal ini terjadi karena tidak dilakukannya (P.6). Tatalaksana dapat dilakukan (P.2)
SASARAN BELAJAR
1. MM Tendo Achilles
1.1 Makro
1.2 Mikro
1.3 Fisiologis
2. MM Ruptur Tendo Achilles
2.1 Definisi
2.2 Klasifikasi
2.3 Etiologi
2.4 Patofisiologi
2.5 Manifestasi Klinis
2.6 PF dan Penunjang
2.7 Tatalaksana
3. MM Bioetik Sebelum Melakukan Pemeriksaan
MM TENDO
ACHILLES
Makro
◦ Tendo Achilles atau tendo calcaneus adalah tendon pada bagian belakang tungkai bawah. Ia berfungsi untuk
melekatkan otot gastrocnemius dan otot soleus ke salah satu tulang penyusun pergelangan kaki, calcaneus.
◦ Tendon Achilles berasal dari gabungan tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris kaki. Pada
manusia letaknya tepat dibagian pergelangan kaki. Tendon Achilles adalah tendon tertebal dan terkuat pada
badan manusia. Panjangnya sekitar 15cm, dimulai dari pertengahan tungkai bawah. Kemudian, struktur nya
semakin mengumpul dan melekat pada bagian tengah-belakang tulang.
Mikro
◦ Kolagen merupakan 70% dari berat kering tendon, sekitar 95% dari kolagen tersebut merupakan kolagen tipe
I, dengan jumlah elastin yang kecil. Serat elastin dapat menjalani tekanan sebesar 200% sebelum rusak. Jika
serat elastin ada pada tendon dalam proporsi yang besar maka akan ada penurunan dalam besarnya gaya yang
ditransmisikan ke tulang.
◦ Fibril kolagen terikat ke fasikula, mengandung pembuluh darah dan pembuluh limfatik serta saraf. Fasikula-
fasikula tersebut secara bersamaan di kelilingi oleh epitenon dan membentuk struktur kasar dari tendon,
yang kemudian tertutup oleh paratenon, terpisah dari epitenon oleh lapisan tipis cairan untuk memungkinkan
pergerakan tendon dengan mengurangi pergesekan.
Fisiologis
◦ Tendon merupakan bagian dari sistem gerak, berupa jaringan ikat yang berfungsi sebagai penghubung antara otot dan tulang yang
memindahkan kekuatan dari otot ke tulang sehingga menghasilkan gerakan. Hal ini merupakan perpaduan yang dinamis dan
terintegrasi dari sel yang membentuk struktur dan fungsi jaringan secara khusus (Woo et al, 2000).
◦ Tendo Achilles adalah tendo pada bagian tungkai bawah. Ia berfungsi untuk melekatkan otot Gastrocnemius dengan otot soleus ke
salah satu tulang penyusun pergelangan kaki, yaitu Calcaneus.
◦ Menekuk dan meregangkan semua sendi dan otot untuk menahan tulang. Tanpa tendon, otot-otot hanya akan menjadi sekumpulan
besar di satu bidang dan tidak akan bisa bergerak
◦ Tendon menyimpan dan memulihkan energy pada efisiensi yang tinggi. Sebagai contoh, selama langkah manusia, Achilles tendon
peregangan sebagai dorsiflexes sendi pergelangan kaki. Pada bagian terakhir langkahnya, sebagai kaki plantar-flexes (jari-jari kaki
menunjuk kebawah), yang disimpan energi elastis dilepaskan. Lebih jauh, karena meregangkan tendon, otot dapat berfungsi dengan
kurang atau bahkan tidak ada perubahan panjang, yang memungkinkan otot untuk menghasilkan kekuatan yang lebih besar
◦ Ketika otot gastrocnemius (di betis) kontraksi (lebih pendek), tendon yang melekat dari otot ke tulang tumit (kalkaneus) bergerak
◦ Untuk memperpendek otot, tendon bergerak ketitik ke bawah kaki. Ini adalah tindakan yang memungkinkan seseorang untuk
berdiri di atas kaki seseorang, berlari, melompat, berjalan normal, dan untuk naik dan turun tangga
MM RUPTUR TENDO
ACHILLES
Definisi
◦ Ruptur adalah robek, pecah atau terputusnya tendon. Tendon
merupakan jaringan fibrosa di bagian belakang pergelangan kaki
yang menghubungkan otot betis dengan tulang tumit.
◦ Ruptur tendon Achilles adalah robek atau terputusnya hubungan
tendon (jaringan penyambung) yang disebabkan oleh suatu cedera dari
perubahan posisi kaki secara tiba-tiba atau mendadak dalam keadaan
dorsofleksi pasif maksimal, atau akibat suatu trauma benda tajam atau
tumpul pada bawah betis.
Klasifikasi
Klasifikasi ruptur berdasarkan robekan:
◦ Robekan pada ligamen lateral
◦ Robekan ligament total
◦ Robekan ligament parsial
◦ Robekan pada ligament medial
Daerah Paling Umum Terjadi Rupture Tendo
◦ Quadriceps
Sebuah kelompok dari empat otot yaitu vastus lateral, medialis vastus, intermedius vastus, dan rektus femoris yang
membentuk tendon patella. Digunakan untuk memperpanjang kaki di lutut dan bantuan dalam berjalan, berlari, dan
melompat.
◦ Achilles
Gabungan dari tiga otot yaitu gastrocnemius, soleus, dan otot plantaris. Pada manusia terletak tepat di bagian
pergelangan kaki dan merupakan tendon terkuat dan tertebal. Panjangnya sekitar 15 cm dimulai dari pertengahan
tungkai bawah. Tendon ini sangat penting untuk berjalan, berlari, dan melompat.
◦ Rotator Cuff
Terletak di bahu dan terdiri dari empat otot yaitu supraspinatus, infraspinatus, teres minor, dan m. subscapularis.
Berfungsi untuk mengangkat tangan ke samping dan membantu memutar lengan.
◦ Bisep
Otot bisep berfungsi sebagai flekstor lengan dari siku. Otot ini membawa tangan kearah bahu dengan menekuk siku.
Etiologi
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan ruptur pada tendo achilles adalah sebagai berikut:
• Meningkatnya aktivitas (jarak, kecepatan, tinggi/curam tanjakan)
• Berkurangnya waktu relaksasi di antara sesi latihan
• Perubahan permukaan.
• Perubahan/pergantian alas kaki (alas kaki bertumit rendah/ tumit tinggi)
• Kondisi alas kaki yang buruk (ukuran tumit yang tidak sesuai, pelebaran sisi sepatu, berkurangnya fleksibilitas
kaki)
• Terlalu banyak tiarap (meningkatnya beban pada kompleks gastrocnemius/soleus untuk menelentangkan kaki
dan jemari kaki dengan bebas)
• Fleksibilitas otot yang rendah (gastrocnemius yang rapat)
• Berkurangnya ruang gerak sendi (dorsifleksi yang terbatas)
Patofisiologi
◦ Penurunan kaki adalah hasil dari gangguan neurologis dapat menjadi
pusat (otot sumsum tulang belakang) atau perifer (saraf terletak
menghubungkan dari sumsum tulang belakang ke otot atau reseptor
sensorik).Penurunan kaki dari hasil patologi yang melibatkan otot-otot
atau tulang yang membentuk kaki bagian bawah.Tibialis anterior adalah
otot yang digunakan untuk mengangkat kaki.itu dipersarafi oleh saraf
peroneal fibula,yang cabang dari saraf sciatic,saraf sciatic keluar ruang
saraf lumbal.otot tibialis anterior di hadapan kaki drop,membuat
patologi jauh lebih kompleks daripada kaki drop.Penurunan kaki
biasanya kondisi lembek atau tidak ada kontraksi otot.
Manifestasi Klinis
a) Rasa sakit mendadak yang berat dirasakan pada bagian belakang pergelangan kaki atau betis seperti adanya rasa
sakit pada tendon achilles sekitar 1-3 inci di atas tulang tumit. daerah ini paling sedikit menerima supplai darah
dan mudah sekali mengalami cedera meskipun oleh sebab yang sederhana, meskipun oleh sepatu yang
menyebabkan iritasi.
b) Terlihat bengkak dan kaku
c) Terlihat depresi di tendon 3-5 cm diatas tulang tumit
d) Tumit tidak bisa digerakan turun naik
e) Biasanya, snap tiba-tiba atau pop dirasakan di bagian belakang pergelangan kaki. Pasien mungkin
menggambarkan sensasi ditendang di bagian belakang kaki.
f) Nyeri bisa berat. nyeri yang datang secara tiba-tiba selama melakukan kegiatan, khususnya saat mengubah arah
lari atau pada saat lari mendaki.
g) Nyeri lokal, bengkak dengan gamblang kesenjangan sepanjang Achilles tendon dekat lokasi penyisipan, dan
kekuatan plantarflexion lemah aktif.
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Lakukan pemeriksaan umum kaki dan pergelangan kaki, berkonsentrasi pada area tertentu sebagai berikut:
◦ Periksa pergelangan kaki posterior, bengkak, atau jeda yang teraba di tendon.
◦ Periksa kekuatan otot. Pasien masih mungkin dapat plantarflexi pada pergelangan kaki dengan kompensasi
dari otot lain, tetapi kekuatan akan lemah.
◦ Lutut fleksi test:
Periksa posisi istirahat pergelangan kaki dengan lutut tertekuk 90 °. Kehilangan tegangan normal soleus
dan gastrocnemius akan memungkinkan pergelangan kaki untuk menganggap posisi yang lebih dorsiflexed
dari sisi terluka.
Pemeriksaan Fisik
◦ Tes Thompson (simmond)
Test Thompson / Simmonds-Thompson test  digunakan dalam pemeriksaan ekstremitas bawah untuk
menguji ruptur tendo Achilles. Pasien terletak menghadap ke bawah (tengkurap) dengan kaki ditepi tempat
tidur. Jika tidak ada gerakan kaki (sedangkan pada keadaan fisiologis akan terdapat gerakan plantar fleksi) pada
saat meremas betis yang sesuai, menandakan kemungkinan ruptur tendo Achilles. Nilai Prediksi benar 13,7
sedangkan nilai prediksi salah kira-kira <0,1
◦ Test fleksi Lutut
Pasien diminta untuk aktif melenturkan lutut sampai 90 derajat sambil berbaring rawan di meja periksa. Selama
gerakan ini, jika kaki pada sisi yang terkena jatuh ke netral atau dorsofleksi, diagnosis ruptur tendon achilles
dapat ditegakkan.
◦ Tes sphygmomanometer / Copeland Test
Untuk tes ini, manset Sphygmomanometer melilit betis di bagian tengah sementara pasien berbaring rawan.
Manset mengembang hingga 100 milimeter merkuri (13,33 kilopascal) dengan kaki di fleksi plantar. Kaki
kemudian dorsofleksi. Jika tekanan naik sampai sekitar 140 milimeter merkuri (18,66 kilopascal), unit
musculotendinous dianggap menjadi utuh. Namun, jika tekanan tetap sekitar 100 milimeter merkuri (13,33
kilopascal), maka diagnosis ruptur tendon Achilles dapat ditegakkan.

◦ Test jarum / Obrien’s Test


Sebuah jarum suntik dimasukkan melalui kulit pada betis, dari medial ke garis tengah, dan 10 cm proksimal
terhadap masuknya tendon. Jarum dimasukkan dampai ujungnya ada di dalam substansi tendon. Pergelangan
kaki kemudian bergantian melakukan plantar fleksi dan dorso fleksi. Jika, pada dorsofleksi, titik jarum distal,
bagian dari tendon distal jarum dianggap utuh. Jika titik jarum proksimal, diduga hilangnya kontinuitas antara
jarum dan tempat penyisipan dari tendon.
Pemeriksaan Penunjang
◦ Pemeriksaan Dengan Sinar X
Citra sinar X yang biasa memiliki peran yang terbatas dalam pemeriksaan pasien dengan rasa sakit pada tendo achilles.
Kadang-kadang adanya penonjolan yang tampak dan berlebihan pada calcaneus perlu diperhatikan. Hal ini mungkin
saja merupakan faktor yang menimbulkan dan menambah retro calnaceal bursitis semakin parah. Pemeriksaan secara
ultrasound dapat membantu membedakan antara tendinitis, paratendinitis, degenerasi focal, dan putus sebagian
(partial tear). Pemeriksaan secara ultrasound harus dilakukan saat luka pada tendo Achilles tidak bereaksi terhadap
cara tradisional.

◦ MRI (Magnetic Resonance Imaging)


Pada pemeriksaan ini dapat dilihat adanya plantar fascitis dengan calcaneus spur. MRI dapat membedakan antara
paratenonitis, tendinosis, dan bursitis. Teknik ini menggunakan medan magnet yang kuat untuk menyelaraskan
seragam jutaan proton berjalan melalui tubuh. MRI dapat memberikan kontras yang tak tertandingi dalam jaringan
lunak untuk foto kualitas yang sangat tinggi sehingga mudah bagi teknisi untuk melihat air mata dan cedera lainnya.
◦ USG (ultrasonografi)
Dapat digunakan untuk menentukan ketebalan tendon, karakter, dan adanya robekan. Bekerjadengan
mengirimkan frekuensi yang sangat tinggi dari suara melalui tubuh pasien. Beberapa suara dipantulkan kembali
dari ruang antara cairan interstisial dan jaringan lunak atau tulang. Gambar-gambar yang tercermin ini dapat
dianalisis dan dihitung ke dalam suatu gambar. Gambar-gambar ditangkap secara nyata dan dapat membantu
dalam mendeteksi pergerakantendon dan memvisualisasikan kemungkinan cedera atau robek.Perangkat ini
membuat pemeriksaan menjadi sangat mudah untuk menemukan kerusakan struktural jaringan lunak, dan
metode yang konsisten untuk mendeteksi jenis cedera.
Tatalaksana
◦Operasi Terbuka

◦Operasi Perkutan
MM BIOETIK SEBELUM
MELAKUKAN
PEMERIKSAAN
Prinsip-Prinsip Dasar Bioetik
◦ Beneficence
Menyediakan kemudahan dan perlakuan terbaik terhadap pasien
◦ Non-malificnce
Tidak memperburuk kondisi pasien dan memilih pengobatan dengan resiko paling kecil
◦ Justice
Memperlakukan dengan adil dan sama rata terhadap semua golongan pasien tenpa melihat latar belakangnya
◦ Autonomy
Menghargai hak dan martabat pasien untuk membuat keputusan terhadap dirinya sendiri
Hak dan Kewajiban Dokter Maupun Pasien
Bentuk-Bentuk Persetujuan Pasien
◦ Persetujuan Langsung
Persetujuan yang langsung ditanda tangani pasien/wali
◦ Persetujuan Tidak Langsung
Persetujuan apabila tindakan pengobatan dilakukan dalam keadaan darurat atau ketidakmampuan
mengingat atau ancaman terhadap nyawa pasien.
◦ Persetujuan Khusus (Informed Consent)
Diperlukan saat pasien akan menjalani prosedur pembedahan tertentu. Pasien/Wali wajib
mencantumkan pernyataan bahwa kepadanya telah dijelaskan suatu informasi terhadap apa yang akan
dilakukan oleh tim medis, resiko dan akibat yang akan terjadi bilamana suatu tindakan diambil.
Daftar Pustaka
◦ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendon-rupture/home/ovc-
◦ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/achilles-tendon-rupture/symptoms-causes/dxc-20344160
◦ (Atkinson, Todd S; Mark Easley (2001) ‘Complete Ruptures of the Achilles Tendon’. Medscape
Orthopaedics.)
◦ (Sudoyo AW,dkk, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, edisi IV, Jilid III,FKUI, Jakarta)
◦ (V. sammarco. 2009. Perbaikan Bedah Tibialis Anterior Rupture Tendon Akut dan Kronis.EGC. Jakarta)
◦ (Ellison, dkk, 1986:311; Peterson Lars, dan Renstrom Per., 1986: 332)
◦ (Fakultas Kedokteran Indonesia. 2011. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta)
◦ Muttaqin, A. 2011. Buku Saku Gangguan Musculoskeletal. ECG. Jakarta
◦ Karmana,Oman.2008.Biologi Buku Pelajaran untuk kelas XI semester 1 SMA.Jakarta:Grafindo Media
Pratama

Anda mungkin juga menyukai