NY.R umur 45 tahun datang ke poli kilinik dengan keluhan nyeri pada sendi
jari kaki, tangan, pergelangan siku, dan lutut disertai dengan rasa kaku pada pagi
hari. Klien mengatakan telah lama merasakan nyeri dan mengkonsumsi obat-obatan
herbal dan obat-obatan bebas untuk mengatasi nyeri tersebut sejak 3 bulan yang lalu.
Klien juga mengeluh kehilangan nafsu makan, sering merasa lesu dan berat badan
berkurang. Klien juga mengungkapkan kurangnya kemampuan untuk mengangkat
beban yang berat. Dari hasil pengkajian, tampak nodul rheumatoid di daerah sendi
dan hasil pemeriksaan X-Ray menunjukkan adanya erosi sendi.
NYERI SENDI
A. Latar Belakang
Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya
beberapa golongan rematik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah artritis rheumatoid (Soenarto, (2004) dalam sasono 2012)
Nyeri adalah sebagai sesuatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2010).
Nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
B. Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi dan menganalisa data klien dengan Reumatoid Atritis.
2. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada klien Reumatoid Atritis.
3. Mampu menentukan tujuan dan rencana keperawatan.
4. Mampu menerapkan rencana keperawatan yang sudah di susun dalam bentuk pelaksanaan
tindakan.
5. Serta dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Konsep Medik
A. Definisi
Artritis Rheumatoid merupakan penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya, dikarakteristikkan oleh kerusakan dan poliferasi membran sinovial
yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas (Kushariyadi,
2010 dalan Sasono 2012)
Artritis Rheumatoid (RA) adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan
degenerasi jaringan penyambung. Jaringan penyambung yang biasanya mengalami kerusakan
pertama kali adalah membran sinovial, yang melapisi sendi (Corwin E.J, 2009).
B. Etiologi
Penyebab pasti reumathoid arthritis tidak di ketahui , biasanya merupakan kombinasi
darfaktor genetic. Lingkungan, hormonal, dan factor system reproduksi. Namun factor
pencetus terbesar adalah factor infeksi. Seperti bakteri, mikoplasma dan virus
(lemone&burke,2001)( dalam devi tanjung 2013 )
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui , ada beberapa teori yang dikemukakan
mengenai penyebab reumathoid artrithis. Yaitu :
1. Infeksi streptokokus, hemolitikus, streptokokus non hemolitikus.
2. Endokrin
3. System imun
4. Metabolic
5. Factor genetic
C. Patofisiologi.
Sistem imun merupakan bagian pertahanan tubuh yang dapat membedakan komponen
self dan non-self. Kasus rheumatoid arthritis sistem imun tidak mampu lagi membedakan
keduanya dan menyerang jaringan sinovial serta jaringan penyokong lain. Inflamasi
berlebihan merupakan manifestasi utama yang tampak pada kasus rheumatoid arthritis.
Inflamasi terjadi karena adanya paparan antigen. Antigen dapat berupa antigen eksogen,
seperti protein virus atau protein antigen endogen (Schuna, 2005). Paparan antigen akan
memicu pembentukan antibodi oleh sel B. Pada pasien rheumatoid arthritis ditemukan
antibodi yang dikenal dengan Rheumatoid Factor (RF). Rheumatoid Factor mengaktifkan
komplemen kemudian memicu kemotaksis, fagositosis dan pelepasan sitokin oleh sel
mononuklear sehingga dapat mempresentasikan antigen kepada sel T CD4+. Sitokin yang
dilepaskan merupakan sitokin proinflamasi dan kunci terjadinya inflamasi pada rheumatoid
arthritis seperti TNF-α, IL-1 dan IL-6. Aktivasi sel T CD4+ akan memicu sel-sel inflamasi
datang ke area yang mengalami inflamasi. Makrofag akan melepaskan prostaglandin dan
sitotoksin yang akan memperparah inflamasi. Protein vasoaktif seperti histamin dan kinin
juga dilepaskan yang menyebabkan edema, eritema, nyeri dan terasa panas. Selain itu
aktivasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga dapat menstimulasi angiogenesis
(pembentukan pembuluh darah baru) sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi yang
ditemukan pada sinovial penderita RA. Inflamasi kronis yang dialami pasien rheumatoid
arthritis menyebabkan membran sinovial mengalami proliferasi berlebih yang dikenal
dengan pannus. Pannus akan menginvasi kartilago dan permukaan tulang yang menyebabkan
erosi tulang dan akhirnya kerusakan sendi (Schuna, 2005). Proses awalnya antigen (bakteri,
mikroplasma atau virus) menginfeksi sendi akibatnya terjadi kerusakan lapisan sendi yaitu
pada membran sinovial dan terjadi peradangan yang berlangsung terus menerus. Peradangan
ini akan menyebar ke tulang rawan, kapsul fibroma sendi, ligamen dan tendon. Kemudian
terjadi penimbunan sel darah putih dan pembentukan pada jaringan parut sehingga membran
sinovium menjadi hipertrofi dan menebal. Terjadinya hipertrofi dan penebalan ini
menyebabkan aliran darah yang masuk ke dalam sendi menjadi terhambat. Keadaan seperti
ini akan mengakibatkan terjadinya nekrosis (rusaknya jaringan sendi), nyeri hebat dan
deformitas (Schuna, 2005).
D. Tanda dan gejala
1. Tanda dan gejala setempat
a. Sakit persendian dan kaku
b. Lambat laun membengkak, panas, merah dan lemah.
2. Tanda dan gejala sistemik
a. Lemah
b. Demam
c. Berat badan turun
d. Anemia
e. Anoreksia
Bila di tinjau dari stadiummaka pada RA terdapat 3 stadium yakni :
1. Stadium sinovitis
2. Stadium destruksi
3. Stadium deformitas
E. Klasifikasi
Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu :
a) Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu
b) Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
c) Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu
d) Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan
F. Pemeriksaan diagnostic
1. Tes serologi : sedimentasi eritrosit meningkat, hb turun,leukositosis
2. Pemeriksaan radiologi : periarticuler osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit : ruang sendi menyempit
3. Aspirasi penyakit : cairan synovial menunjukan adanya proses radang aseptic
G. Tindakan kolaboratif
Program terapi dasarterdiri dari 5 komponen yaitu :
1. Pengaturan aktifitas dan istirahat
2. Kompres panas dan dingin
3. Pengobatan
4. Nutrisi
5. Pembedahan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN RHEUMATOID ARTRITIS
1) Pengkajian
Nama : Ny.R
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Agama :-
Status :-
Alamat :-
Sumber Informasi : Pasien
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan utama
Keluhan utama pada kasus ini yaitu nyeri pada sendi jari kaki, tangan, pergelangan siku
Keluhan Menyertai
klien mengeluh kehilangan nafsu makan, sering merasa lesu, BB menururn, dan
Klien mengatakan sudah lama merasakan nyeri sendi sejak tiga bulan yang lalu.
Mengkaji apakah dalam keluarga klien terdapat anggota keluarga yang mengidap penyakit
4) Pemeriksaan Fisik
Kepala
Mata
Kaji apakah simetris kiri dan kanan, konjungtiva, dan refleks pupil
Hidung
Mulut
Kaji pakah terdapat gigi yang ompong, kebersihan dan kondisi mukosa mulut.
Tonsil
Telinga
Leher
Thorax
Abdomen
Ekstermitas
Kaji apak adanya kelainan ekstermitas, pada kasus pada bagian sendi klien terdapat nodul
Muskuloskeletal
Pemeriksaan penunjang
3) Analisa Data
N
DATA ETILOGI PROBLEM
O
1. Data Subjektif : Reaksi Faktor R dgn anti Nyeri Akut
Klien mengeluh nyeri pada bodi
bagian sendi jari kaki,
tangan, pergelangan siku, Reaksi Autoimun
dan lutut.
Klien mengatakan telah Reaksi Peradangan/
lama merasakan nyeri Inlamasi pada sendi yang
Data Obyektif: diserang
Tampak nodul reumatoid di
daerah sendi Nyeri
2. Data Subjektif : Reaksi Autoimun Ketidak
Klien mengeluh kehilangan seimbangan
nafsu makan Penurunan sistem nutrisi
Klien mengeluh sering kekebalan Tubuh kurang dari
merasa lesu kebutuhan
Klien mengatakan BB Penurunan Nafsu makan
menurun
Data Obyektif: Produktifitas nutrisi
- kejaringan berkurang
Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
3. Data Subjektif : Terjadi erosi pada Hambatan
Klien mengeluh rasa kaku kartilogo mobilitas
saat pagi hari fisik
Klien mengeluh kurang Edhesi pada permukaan
kemampuan untuk sendi
mengangkat beban yang
berat. Kekakuan pada sendi
Data Obyektif:
Tampak nodul reumatoid di Turunya kekuatan Otot
daerah sendi
Hambatan Aktivitas
4. Data Subjektif : Reaksi Inflamasi pada sendi Ketidakefekt
Klen mengatakn lama yang terkait ifan
mengonsumsi obat obatan Pemeliharaa
herbal dan bebas sejak 3 Kurangnya informasi n Kesehatan
bulan yang lalu tentang proses penyakit
Data Obyektif:
- Kurangnya keinginan untuk
ke pelayanan kesehatan
Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan
4) Masalah Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan kasus pada skenario 2 di atas, “Nyeri
Sendi”, yaitu ;
a) Nyeri Akut
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
b) Nutrisi
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Ingesti
c) Hambatan mobilitas fisik
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 2 : Aktivitas/latihan