Anda di halaman 1dari 17

KASUS II

NY.R umur 45 tahun datang ke poli kilinik dengan keluhan nyeri pada sendi
jari kaki, tangan, pergelangan siku, dan lutut disertai dengan rasa kaku pada pagi
hari. Klien mengatakan telah lama merasakan nyeri dan mengkonsumsi obat-obatan
herbal dan obat-obatan bebas untuk mengatasi nyeri tersebut sejak 3 bulan yang lalu.
Klien juga mengeluh kehilangan nafsu makan, sering merasa lesu dan berat badan
berkurang. Klien juga mengungkapkan kurangnya kemampuan untuk mengangkat
beban yang berat. Dari hasil pengkajian, tampak nodul rheumatoid di daerah sendi
dan hasil pemeriksaan X-Ray menunjukkan adanya erosi sendi.

1. Klarifikasi Istilah Penting


a. Rasa Kaku adalah rasa keterbatasan dalam bergerak yang ditandai dengan kesulitan dalam
meregangkan otot atupun persendian dan biasanya disertai dengan rasa nyeri.
b. Obat Herbal adalah obat yang berasal dari olahan dari seluruh atau sebagian dari tumbuh-
tumbuhan meliputi akar,batang maupun daun dari tumbuhan itu sendiri.
c. Obat Bebas adalah obat yang dapt diperoleh tanpa resep dokter atau juga disebut obat OTC
(Over The Counter) yang terdiri atas obat bebas dan obet bebas terbatas.
d. Nodul Reumatoid Benjolan atau massa yang ditemukan pada sekitar sendi yang muncul
secara abnormal pada lapisan bawah kulit.
e. X Ray Yaitu pemeriksaan dengan menggunakan radio aktiv yang biasa disebut dengan Fofo
Rontgen.
f. Erosi sendi adalah yaitu suatu proses pengikisan tulang akibat dari kurangnya cairan
pelumas yang terdapat pada sendi.
2. Kata Kunci
a. Wanita umur 45 tahun
b. Nyeri sendi
c. Rasa kaku pada pagi hari
d. Tampak nodul rheumatoid
e. Penurunan berat badan
f. Penurunan nafsu makan
g. Merasa lesu
h. Erosi sendi
3. Mind Map

NYERI SENDI

OSTEOARTRITIS REUMATOID GOUT ATRITIS


ATRITIS
Definisi : merupakam Definisi : suatu penyakit Definisi : Gout atritis
kelainan sendi non inflamasi atau asam urat
inflamasi yang non;baktrerial yang merupaka kelainan
mengenai sandi yang bersifat metabolik yang
digerakan,terutama sistemik,progresif,cend disebabkan karena
pada sendi penumpu erung kronik dan penumpkan puri atau
badan. mengenai sendi dan ekresi asam urat yang
Manifestasi : nyeri, jaringan ikat sendi kurang dari ginjal
kekauan pada satu atau secara simetris Manifestasi : Nyeri,
lebih sendi, nyeri tertama Manifestasi : nyeri
demam,
pada malam persendian, terdapat
mengigil,kemerahan
hari,pembengkakan sendi, nodule
pada sendi,sakit
terdapat nodus reumatoid,demam,amemia,
kepala,terdapat TOFI
heberden,kehilangan kekuatan
pada sendi (penumpukan
fungsi secara progresif berkurang,gerakan menjadi
monosodiumurat dalam
terbatas
jaringan)
kelemahan,anoreksia,keka
kuan sendi pada pagi hari.

Penyakit Rheumatoid Osteo Gout


Manifestasi Atritis Atritis Atritis
 Wanita umur 45 tahun + + +
● Nyeri Sendi + + +
● Rasa kaku dipagi hari + - -
● penurunan berat badan + - -
● penurunan nafsu makan + - -
● merasa Lesu + + +
● Nodul Rheumatoid + - -
● Erosi Sendi + - -
● Kurang Kemampuan
+ - -
Mengangkat Beban
4. Pertanyaan-pertanyaan penting
a. Mengapa wanita 45 tahun lebih sering mengalami nyeri sendi?
b. Mengapa pada kasus di atas tampak Nodul pada sendi?
c. Mengapa rasa kaku biasannya timbul pada pagi hari ?
d. Apakah yang menyebabkan timbulnya erosi sendi pada kasus diatas?

5. Jawaban Pertanyaan Penting


a. Nyeri sendi merupakan salah satu permasalahan kesehatan yang sering kali dialami oleh
masyarakat saat ini. Permasalahan kesehatan yang satu ini, seringkali menyerang para
wanita khususnya mereka yang telah berusia 45 tahun ataupun 45 tahun ke atas. Para
wanita yang telah lanjut usia (45 tahun keatas) dan wanita hamil sangat rentan mengalami
permasalahan nyeri sendi, terutama pada bagian lutut dan pinggul. Ini berhubungan dengan
adanya menopause. Pada periode ini horman estrogen tidak berfungsi lagi. Sementara salah
satu fungsi hormon ini adalah untuk mempertahankan massa tulang.
b. Karena Nodul lebih sering di alami oleh orang dengan rheumathoid artrithis tingkat lanjut,
yakni pada orang dengan rheumatoid arthritis yang sudah parah. Sebuah study menemukan
bahwa rokok serta obat-obat yang di konsumsi untuk penyakit reumathoid arthritis seperti
methotrexate dapat meningkatkan nodul,
c. adanya kekakuan di pagi hari (morning stiffness) disebabkan mobilisasi pasien saat tidur
sehingga otot tendon mengalami pemendekan sehingga memerlukan waktu untuk
mengembalikan otot dan tendon seperti normal. Pada pasien Rheumatoid artritis waktu
yang diperlukan lebih lama, yaitu sekitar 1-2 jam. Adanya nyeri dan pain of motion
(kesakitan dalam bergerak) disebabkan oleh erosi tulang dan tulang rawan, deformitas dan
disarsitektur sendi yang merupakan manifestasi dari patogenesis pada rheumatoid artritis
d. Sistem kekebalan tubuh yang normal seharusnya membuat antibodi yang gunanya untuk
menyerang virus dan bakteri tapi sistem kekebalan tubuh pada penderita rheumatoid artritis
justru mengirim antibodi ke lapisan persendian untuk menyerang jaringan di sekeliling
sendi dan menyebabkan radang serta rasa sakit. Pada jaringan sendi rheumatoid artritis
menyebabkan kerusakan di sekitar tendon, ligamen dan tulang.
6. Tujuan Pembelajaran Selanjutnya
Mengetahui penetalaksanaan non-farmakologi pada kasus yang diangkat Salah satu
pengobatan nonfarmakologi bagi penderita Artritis Rheumatoid adalah dengan terapi ROM.
7. Informasi Tambahan
Range Of Motion (ROM) adalah latihan yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki tingkat kesempurnaan kemampuan menggerakkan persendian secara normal
dan lengkap untuk meningkatkan massa otot dan tonus.
Penelitian ini merupakan penelitian Eksperimen Semu (Quasi Eksperiment) dengan
desain penelitian yang digunakan adalah rancangan ”Pre and Posttest Only Design”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh terapi range of motion (ROM) dalam
menurunkan skala nyeri penyakit artritis rheumatoid pada lansia di Panti Sosial Tresna
Werdha Warga Tama Indralaya Tahun 2012. Pengaruh terapi ROM dalam menurunkan skala
nyeri artritis rheumatoid pada lansia akan dianalisis dengan menggunakan Uji T Dependen.
Hasil penelitian pada skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan terapi ROM, menunjukkan
ada perbedaan mean skala nyeri yang signifikan, yaitu mean sebelum dilakukan terapi ROM
6,03 dengan standar deviasi 1,474 (p value = 0,005 < = 0,05), sedangkan pada skala nyeri
sesudah dilakukan terapi ROM didapatkan mean 3,83, dengan standar deviasi 1,177.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ROM yang dilakukan dapat menurunkan skala nyeri
penyakit artritis rheumatoid pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan terapi ROM.
Berdasarkan hasil penelitian ini diharapkan kepada Panti Sosial Tresna Werdha Warga Tama
Indralaya berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dalam mengkoordinasikan terapi ROM
sehingga terapi ROM bisa dikenal dan diterima oleh masyarakat. Bagi Dinas Kesehatan
untuk bisa membina para praktisi ROM sehingga dapat mempraktikannya dilapangan terapi
ini bisa sesuai dengan standar medis.
8. Klarifikasi Informasi
Penanganan penderita rematik difokuskan pada cara mengontrol rasa sakit,
mengurangi kerusakan sendi, dan meningkatkan atau mempertahankan fungsi dan kualitas
sendi. Menurut American College Rheumatology, penanganan untuk rematik dapat meliputi
terapi farmakologi (obat-obatan), sedangkan nonfarmakologi (seperti senam rematik/latihan
ROM) (Purwoastuti, 2009). Obat-obat penghilang nyeri artritis biasanya mempunyai efek
samping pada lambung seperti iritasi dan perdarahan lambung. Oleh sebab itu, sebaiknya
dilakukan terapi nonfarmakologi yaitu dengan cara latihan fisik/latihan ROM. Latihan
relaksasi Range Of Motion (ROM) dapat membantu mengurangi rasa nyeri, menurunkan
ketegangan otot, dan dapat memperbaiki gangguan tidur. Latihan relaksasi Range Of Motion
(ROM) merupakan salah satu cara untuk mengatasi rasa nyeri dan menghilangkan
ketegangan (Gosana, 2001).
Teori yang dikemukakan oleh Potter & Perry (2010) Bahwa ada berbagai terapi
untuk mengatasi artritis rheumatoid, baik secara terapi farmakologi maupun nonfarmakologi.
Terapi farmakologi merupakan terapi dengan menggunakan obat-obatan, sedangkan terapi
nonfarmakologi merupakan metode latihan-latihan seperti latihan Range Of Motions (ROM),
latihan ini berfungsi untuk mempertahankan atau memperbaiki tingkat kesempurnaan
kemampuan menggerakkan persendian secara normal dan mengurangi risiko cedera pada otot
dan sendi sehingga dapat mengurangi ketegangan dan rasa nyeri pada sendi.
9. Analisa Sintesa
Berdasarkan studi skenario kasus di atas kami memformulasikan istilah istilah
penting dan kata-kata kunci sehingga kita dapat menarik kesimpulan bahwa diagnosa medis
yang kitaangkat pada skenario di atas adalah R.A (Reumatoid Atritis). Rheumatoid artritis
dapat mempengaruhi sendi apapun, sendi-sendi kecil di tangan dan kaki cenderung paling
sering terlibat. Sebagaimana yang dikeluhkan klien nyeri pada sendi jari kaki, tangan,
pergelangan siku, dan lutut disertai dengan rasa kaku pada pagi hari. Pada rheumatoid arthritis
kekakuan paling sering terburuk di pagi hari. Hal ini dapat berlangsung satu sampai dua jam
atau bahkan sepanjang hari. Kekakuan untuk waktu yang lama di pagi hari tersebut
merupakan petunjuk bahwa seseorang mungkin memiliki rheumatoid arthritis, karena sedikit
penyakit arthritis lainnya berperilaku seperti ini. Misalnya, osteoarthritis paling sering tidak
menyebabkan kekakuan pagi yang berkepanjangan (American College of Rheumatology,
2012).
10. Laporan Diskusi

A. Latar Belakang
Perubahan-perubahan akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan makin
meningkatnya usia. Perubahan tubuh terjadi sejak awal kehidupan hingga usia lanjut pada
semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua sistem
muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya
beberapa golongan rematik yang sering menyertai usia lanjut yang menimbulkan gangguan
muskuloskeletal terutama adalah artritis rheumatoid (Soenarto, (2004) dalam sasono 2012)
Nyeri adalah sebagai sesuatu sensori subjektif dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial atau yang
dirasakan dalam kejadian-kejadian dimana terjadi kerusakan (Potter & Perry, 2010).
Nyeri merupakan suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik
B. Tujuan
1. Mampu mengidentifikasi dan menganalisa data klien dengan Reumatoid Atritis.
2. Mampu merumuskan masalah keperawatan pada klien Reumatoid Atritis.
3. Mampu menentukan tujuan dan rencana keperawatan.
4. Mampu menerapkan rencana keperawatan yang sudah di susun dalam bentuk pelaksanaan
tindakan.
5. Serta dapat mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Konsep Medik

A. Definisi
Artritis Rheumatoid merupakan penyakit inflamasi sistemik kronis yang tidak
diketahui penyebabnya, dikarakteristikkan oleh kerusakan dan poliferasi membran sinovial
yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis, dan deformitas (Kushariyadi,
2010 dalan Sasono 2012)
Artritis Rheumatoid (RA) adalah suatu penyakit inflamasi kronis yang menyebabkan
degenerasi jaringan penyambung. Jaringan penyambung yang biasanya mengalami kerusakan
pertama kali adalah membran sinovial, yang melapisi sendi (Corwin E.J, 2009).
B. Etiologi
Penyebab pasti reumathoid arthritis tidak di ketahui , biasanya merupakan kombinasi
darfaktor genetic. Lingkungan, hormonal, dan factor system reproduksi. Namun factor
pencetus terbesar adalah factor infeksi. Seperti bakteri, mikoplasma dan virus
(lemone&burke,2001)( dalam devi tanjung 2013 )
Penyebab utama kelainan ini tidak diketahui , ada beberapa teori yang dikemukakan
mengenai penyebab reumathoid artrithis. Yaitu :
1. Infeksi streptokokus, hemolitikus, streptokokus non hemolitikus.
2. Endokrin
3. System imun
4. Metabolic
5. Factor genetic
C. Patofisiologi.
Sistem imun merupakan bagian pertahanan tubuh yang dapat membedakan komponen
self dan non-self. Kasus rheumatoid arthritis sistem imun tidak mampu lagi membedakan
keduanya dan menyerang jaringan sinovial serta jaringan penyokong lain. Inflamasi
berlebihan merupakan manifestasi utama yang tampak pada kasus rheumatoid arthritis.
Inflamasi terjadi karena adanya paparan antigen. Antigen dapat berupa antigen eksogen,
seperti protein virus atau protein antigen endogen (Schuna, 2005). Paparan antigen akan
memicu pembentukan antibodi oleh sel B. Pada pasien rheumatoid arthritis ditemukan
antibodi yang dikenal dengan Rheumatoid Factor (RF). Rheumatoid Factor mengaktifkan
komplemen kemudian memicu kemotaksis, fagositosis dan pelepasan sitokin oleh sel
mononuklear sehingga dapat mempresentasikan antigen kepada sel T CD4+. Sitokin yang
dilepaskan merupakan sitokin proinflamasi dan kunci terjadinya inflamasi pada rheumatoid
arthritis seperti TNF-α, IL-1 dan IL-6. Aktivasi sel T CD4+ akan memicu sel-sel inflamasi
datang ke area yang mengalami inflamasi. Makrofag akan melepaskan prostaglandin dan
sitotoksin yang akan memperparah inflamasi. Protein vasoaktif seperti histamin dan kinin
juga dilepaskan yang menyebabkan edema, eritema, nyeri dan terasa panas. Selain itu
aktivasi makrofag, limfosit dan fibroblas juga dapat menstimulasi angiogenesis
(pembentukan pembuluh darah baru) sehingga terjadi peningkatan vaskularisasi yang
ditemukan pada sinovial penderita RA. Inflamasi kronis yang dialami pasien rheumatoid
arthritis menyebabkan membran sinovial mengalami proliferasi berlebih yang dikenal
dengan pannus. Pannus akan menginvasi kartilago dan permukaan tulang yang menyebabkan
erosi tulang dan akhirnya kerusakan sendi (Schuna, 2005). Proses awalnya antigen (bakteri,
mikroplasma atau virus) menginfeksi sendi akibatnya terjadi kerusakan lapisan sendi yaitu
pada membran sinovial dan terjadi peradangan yang berlangsung terus menerus. Peradangan
ini akan menyebar ke tulang rawan, kapsul fibroma sendi, ligamen dan tendon. Kemudian
terjadi penimbunan sel darah putih dan pembentukan pada jaringan parut sehingga membran
sinovium menjadi hipertrofi dan menebal. Terjadinya hipertrofi dan penebalan ini
menyebabkan aliran darah yang masuk ke dalam sendi menjadi terhambat. Keadaan seperti
ini akan mengakibatkan terjadinya nekrosis (rusaknya jaringan sendi), nyeri hebat dan
deformitas (Schuna, 2005).
D. Tanda dan gejala
1. Tanda dan gejala setempat
a. Sakit persendian dan kaku
b. Lambat laun membengkak, panas, merah dan lemah.
2. Tanda dan gejala sistemik
a. Lemah
b. Demam
c. Berat badan turun
d. Anemia
e. Anoreksia
Bila di tinjau dari stadiummaka pada RA terdapat 3 stadium yakni :
1. Stadium sinovitis
2. Stadium destruksi
3. Stadium deformitas
E. Klasifikasi
Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu :
a) Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu
b) Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu.
c) Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6 minggu
d) Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan gejala sendi yang
harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3 bulan
F. Pemeriksaan diagnostic
1. Tes serologi : sedimentasi eritrosit meningkat, hb turun,leukositosis
2. Pemeriksaan radiologi : periarticuler osteoporosis, permulaan persendian erosi
Kelanjutan penyakit : ruang sendi menyempit
3. Aspirasi penyakit : cairan synovial menunjukan adanya proses radang aseptic
G. Tindakan kolaboratif
Program terapi dasarterdiri dari 5 komponen yaitu :
1. Pengaturan aktifitas dan istirahat
2. Kompres panas dan dingin
3. Pengobatan
4. Nutrisi
5. Pembedahan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN RHEUMATOID ARTRITIS
1) Pengkajian
Nama : Ny.R
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan :-
Agama :-
Status :-
Alamat :-
Sumber Informasi : Pasien
1) Riwayat Kesehatan Sekarang

 Keluhan utama

Keluhan utama pada kasus ini yaitu nyeri pada sendi jari kaki, tangan, pergelangan siku

dan lutut, disertai rasa kaku pada pagi hari.

 Keluhan Menyertai

klien mengeluh kehilangan nafsu makan, sering merasa lesu, BB menururn, dan

kurangnya kemampuan untuk mengangkat beban berat.

2) Riwayat kesehatan dahulu

Klien mengatakan sudah lama merasakan nyeri sendi sejak tiga bulan yang lalu.

3) Riwayat kesehatan keluarga

Mengkaji apakah dalam keluarga klien terdapat anggota keluarga yang mengidap penyakit

yang sama yang diderita klien.

4) Pemeriksaan Fisik

 Tanda-tanda vital, meliputi :

TD, Nadi, Suhu, dan Respirasi

 Kepala

Mengkaji apa adanya benjolan, keadaan rambut bersih, warna rambut.

 Mata
Kaji apakah simetris kiri dan kanan, konjungtiva, dan refleks pupil

 Hidung

Kaji bentuk hidung apakah simetris atau tidak.

 Mulut

Kaji pakah terdapat gigi yang ompong, kebersihan dan kondisi mukosa mulut.

 Tonsil

Kaji apakah terdapat pembengkakan

 Telinga

Kaji akan adanya serumen dan gangguan pendengaran

 Leher

Kaji untuk pemeriksaan tiroid

 Thorax

Mengkaji berdasarkan hasil Inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi

 Abdomen

Mengkaji berdasarkan hasil inspeksi, auskultasi,palpasi, dan perkusi

 Ekstermitas

Kaji apak adanya kelainan ekstermitas, pada kasus pada bagian sendi klien terdapat nodul

reumatoid, benjolan pada sekitaran sendi.

 Muskuloskeletal

Kaji kekuatan otot klien

 Pemeriksaan penunjang

Hasil X Ray Menunjukan adanya Erosi Sendi.


2) Klasifikasi Data

Data Subyektif Data Obyektif


 Klien mengeluh nyeri pada bagian  Tampak nodul reumatoid di daerah
sendi jari kaki, tangan, pergelangan sendi
siku, dan lutut
 Hasil pemeriksaan X Ray tampak
 Klien mengatakan telah lama
adanya erosi sendi
merasakan nyeri
 Klien mengeluh rasa kaku saat pagi
hari
 Klen mengatakn lama mengonsumsi
obat obatan herbal dan bebas sejak 3
bulan yang lalu

 Klien mengeluh kehilangan nafsu


makan

 Klien mengeluh sering merasa lesu

 Klien mengeluh kurang kemampuan


untuk mengangkat beban yang berat

 Klien mengatakan BB menurun

3) Analisa Data

N
DATA ETILOGI PROBLEM
O
1. Data Subjektif : Reaksi Faktor R dgn anti Nyeri Akut
 Klien mengeluh nyeri pada bodi
bagian sendi jari kaki,
tangan, pergelangan siku, Reaksi Autoimun
dan lutut.
 Klien mengatakan telah Reaksi Peradangan/
lama merasakan nyeri Inlamasi pada sendi yang
Data Obyektif: diserang
 Tampak nodul reumatoid di
daerah sendi Nyeri
2. Data Subjektif : Reaksi Autoimun Ketidak
 Klien mengeluh kehilangan seimbangan
nafsu makan Penurunan sistem nutrisi
 Klien mengeluh sering kekebalan Tubuh kurang dari
merasa lesu kebutuhan
 Klien mengatakan BB Penurunan Nafsu makan
menurun
Data Obyektif: Produktifitas nutrisi
- kejaringan berkurang

Ketidak seimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan
3. Data Subjektif : Terjadi erosi pada Hambatan
 Klien mengeluh rasa kaku kartilogo mobilitas
saat pagi hari fisik
 Klien mengeluh kurang Edhesi pada permukaan
kemampuan untuk sendi
mengangkat beban yang
berat. Kekakuan pada sendi
Data Obyektif:
 Tampak nodul reumatoid di Turunya kekuatan Otot
daerah sendi
Hambatan Aktivitas
4. Data Subjektif : Reaksi Inflamasi pada sendi Ketidakefekt
 Klen mengatakn lama yang terkait ifan
mengonsumsi obat obatan Pemeliharaa
herbal dan bebas sejak 3 Kurangnya informasi n Kesehatan
bulan yang lalu tentang proses penyakit
Data Obyektif:
- Kurangnya keinginan untuk
ke pelayanan kesehatan

Ketidakefektifan
Pemeliharaan Kesehatan

4) Masalah Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang muncul sesuai dengan kasus pada skenario 2 di atas, “Nyeri
Sendi”, yaitu ;
a) Nyeri Akut
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
b) Nutrisi
Domain 2 : Nutrisi
Kelas 1 : Ingesti
c) Hambatan mobilitas fisik
Domain 4 : Aktivitas/Istirahat
Kelas 2 : Aktivitas/latihan

d) Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan


Domain 1 : Promosi Kesehatan
Kelas 2 : Manajemen Kesehatan
5) Rencana Keperawatan

N NURSING DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL NURSING INTERVENSI


O (NANDA) (NOC) (NIC)
1. Nyeri Akut NOC : NIC :
Domain 12 ; Kenyamanan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  Gunakan laporan dari pasien sendiri
Kelas 1 ; Kenyamanan Fisik 1x24 jam diharapkan : sebagai pilihan pertama utuk
Definisi:  Tingkat persepsi positif pasien tentang mengumpulkan informasi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak perawatan pasien untuk meredakan nyeri  Minta pasien untuk menilai nyeri atau
menyenangkan, akibat kerusakan jaringn  Tingkat persepsi positif pasien terhadap ketidak nyamanan pada skala 0 sd 10
aktuan atau potensial atau digambarkan kemudahan fisik dan psikologis  Kaji dampak agama, budaya,
dengan istilah kerusakan awitan tiba-tiba atau  Tindakan individu/pasien untuk kepercayaan dan lingkungan terhadap
perlahan dengan intensitas ringan sampai mengendalikan nyeri nyeri dan respon pasien
berat dengan akhir yang dapat di antisipasi  Keparahan nyeri yang dapat diamati atau  Berikan informasi tentang nyeri, seperti
atau dapat diramalkan, dan durasinya kurang dilaporkan oleh pasien penyebab nyeri
dari enam bulan
 Meringankan atau mengurangi nyeri
Batasan Karakterisitik:
sampai pada tingkat kenyamanan yang
Data Subyektif:
dapat ditoleransi
 Klien mengeluh nyeri pada bagian sendi
 Ajarkan penggunaan teknik
jari kaki, tangan, pergelangan siku, dan nonfarmakologi (hypnosis, relaksasi,
lutut. imajinasi terbimbing, terapi music,
 Klien mengatakan telah lama merasakan distraksi, terapi bermain, aktivitas,
nyeri kompres hangat/dingin) sebelum setelah
dan jika memungkinkan, selama
Data Obyektif: aktivitas yang menimbulkan nyeri
Xray menunjukan erosi sendi  Gunakan pendekatan yang positif untuk
mengoptimalkan respon pasien terhadap
anakgesik
 Ketikan memberikan tentang medikasi,
ulangi informasi sesering mungkin dan
tinggakan informasi tertulis pada pasien
 Kolaborasikan dengan dokter tentang
pemberian analgetik untuk mengurangi
nyeri.
2. Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  Tentukan motifasi pasien untuk
kebutuhan tubuh 1x24 jam masalah keperawatan Nutrisi dapat mengubah kebiasaan makan
Domain 2 (nutrisi) teratasi dengan kriteria hasil :  Ketahui makanan kesukaan pasien
Kelas 1 (ingesti)00002  Keinginan untuk makan ketika dalam  Timbang berat badan pasien
Definisi : keadaan sakit atau sedang menjalani  Ajarkan metode untuk perencanaan
Asupan nutrisi tidak mencukupi untuk pengobatan makan
memenuhi kebutuhan metabolik.  Asupan zat gizi adekuat  Ajarkan pasien/keluarga tentang
Batasan kerakteristik :  Tindakan personal untuk meningkatkan makanan yang bergizi dantidak mahal
Data subjektif : berat dadan setelah penurunan berat badan  Dukung anggota keluarga untuk
 Klen menngeluh kehilangan nafsu makan, secara signifikan membawa makanan kesukaan pasien di
sering merasa lesu, dan berat badan rumah
berkurang
 Berikan informasi yang tepat tentang
kebutuhan nutrisi dan bagaimana
memenuhinya
 Buat perencanaan makan dengan pasien,
kesukaan dan ketidak sukaan pasien
 Tawarkan makanan porsi besar pada
siang hari ketika napsu makan tinggi
 Ajarkan pasien tentang cara membuat
catatan harian makanan, jika perlu
3. Hambatan Mobilitas Fisik NOC : NIC :
Domain 4 ; Aktivitas/Istirahat Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  Kaji kebutuhan terhadap bantuan
Kelas 2 ; aktivitas/latihan 1x24 jam masalah Hambatan Mobilitas Fisik pelayanan kesehatan dirumah dan
Definisi; dapat teratasi dengan kriteria hasil : kebutuhan terhadap peralatan
Keterbatasan dalam, pergerakan fisik mandiri pengobatan yang tahan lama
dan terarah pada tubuh atau satu ekstermitas  Memperlihatkan kemampuan untuk  Ajarkan pasien tentang dan pantau
atau lebih. berjalan dari satu tempat ke tempat lain penggunaan alat bantu mobilitas
Batasan karakteristik secara mandiri dengan atau tanpa alat  Ajarkan dan bantu pasien dalam proses
Data Subjektif :  Kemampuan untuk bergerak secara berpindah
● Klien mengeluh nyeri pada sendi, jari kaki, bertujuan dalam lingkungan sendiri secara  Rujuk keahli terapi fisik untuk program
tangan, pergelangan siku dan lutut disertai mendiri dengan atau tanpa alat bantu latihan
rasa kaku  Kemampuan untuk mengubah letak tubuh
 Berikan penguatan positif selama
● Klien mengeluh kehilangan nafsu makan secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu
aktivitas
● Sering meresa lesu  Tingkat persepsi positif bantuan  Bantu pasien untuk menggunakan alas
Data Obyektif: keperawatan untuk mencapai mobilitas dan kaki antiselip yang mendukung untuk
Xray menunjukan erosi sendi perawatan diri berjalan
 Ajarkan pasien bagaimana menggunakan
postur dan mekanika tubuh yang benar
padasaat melakukan aktiivtas.

4. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan NOC : NIC :


Domain 1 ; Promosi Kesehatan  Identifikasi deficit kepercayaan atau
Kelas 2 ; Manajemen Kesehatan Setelah diberikan penjelasan selama 1 x 24 pengetahuan yang mempengaruhi
Definisi; jam pasien mengerti proses penyakitnya dan pemeliharaan kesehatan
Ketidakmampuan mengidentifikasi, Program perawatan serta Therapi yg  Mengapresiasi pengetahuan dan tingkat
menatalaksana atau mencari bantuan untuk diberikan dengan kriteria menunjukan : keterampilan pasien saat ini yang
mempertahankan/mempertahankan kesehatan berhubungan dengan perubahan yang
Batasan karakteristik  Tindakan personal untuk mempertahankan diinginkan
Data Subjektif : atau meningkatkan derajat kesehatan  Jelaskan system perawatan kesehatan,
 Klen mengatakn lama mengonsumsi obat  Tindakan individu yang mendukung bagaimana cara kerjanya, dan apa yang
obatan herbal dan bebas sejak 3 bulan penyembuhan dan rehabilitasi yang optimal dapat diharapkan pasien dan keluarga
yang lalu  Tingkat pemahaman yang baik yang  Berikan anjuran tertulis tentang lokasi
ditunjukan tentang sumber layanan yang dan tujuan aktifitas kesehatan
Data Obyektif: relevan
-
 Koordinasikan rujukan kepada pemberi
layanan kesehatan yang relevan
 Identifikasi bersama pasien
kemungkinan penghambat perilaku
 Dorong pasien untuk mengidetifikasi
penguatan dan penghargaan yang sesuai
dan bermakna
 Bantu pasien mengevaluasi kemajuan
dengan membandingkan riwayat
perilaku sebelumnya dengan perilaku
saat ini

Anda mungkin juga menyukai