Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH HISTOLOGI

“LIEN”

Disusun Oleh :
1. Brigita Alma (1734001)
2. Kharisma Rike Pravita (1734011)
3. Riski Wulandari (1734015)
4. Digna Galihsetya Viani (1734017)
5. Yunita Aras (1734022)

Dosen Pembimbing :
dr. Aspitriani Sp.PA.

UNIVERSITAS KATOLIK MUSI CHARITAS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI DIV ANALIS KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2018/2019
LIEN (LIMPA)

1. Pengertian
Limpa (lien) ialah sebuah kelenjar berwarna ungu tua yang terletak di sebelah kiri
abdomen di daerah hipogastrium kiri di bawah iga kesembilan, sepuluh dan sebelas.
Limpa berdekatan pada fundus dan permukaan luarnya menyentuh diafragma. Limpa
menyentuh ginjal kiri, kelokan kolon di kiri atas, dan ekor pankreas.

Limpa terdiri atas jalinan struktur jaringan ikat. Di antara jalinan-jalinan itu terbentuk
isi limpa atau pulpa yang terdiri atas jaringan limfe dan sejumlah besar sel darah. Limpa
dibungkus oleh kapsul yang terdiri atas jaringan kolagen dan elastik dan beberapa serabut
otot halus. Serabut otot halus ini berperan – seandainya ada – sangat kecil bagi fungsi
limpa manusia. Dari kapsul itu keluar tajuk-tajuk yang disebut trabekuale yang masuk ke
dalam jaringan limpa dan membaginya dalam beberapa bagian.
Pembuluh darah limpa masuk dan keluar melalui hilum yang berada di permukaan
dalam. Pembuluh-pembuluh darah itu menuangkan isinya langsung ke dalam pulpa
sehingga darahnya dapat bercampur dengan unsur-unsur limpa dan tidak seperti pada
organ-organ lain yang dipisahkan oleh pembuluh darah. Di sini tidak terdapat sistm
kapiler biasa, tetapi darah langsung berhubungan dengan sel-sel limpa. Darah yang
mengalir dalam limpa dikumpulkan lagi oleh sebuah sistem sinus yang bekerja seperti
vena dan yang mengantarkan darahnya ke dalam cabang-cabang vena. Cabang-cabang ini
bersatu dan membentuk vena limpa (vena lienalis). Vena ini membawa darahnya dari
limpa masuk peredaran gerbang (peredaran portal) dan diantarkan ke hati.
(sumber: Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia. Hal. 199)
Limpa merupakan organ retikulo-endotelial yang sangat vaskular. Limpa terdiri atas
kapsul tipis dari mana trabekula berjalan menuju folikel lienalis. Dalam limpa terdapat
pusat imunologis, yaitu folikel limfoid (folikel putih) yang tersebar di seluruh sinusoid
yang sangat vaskular (folikel merah).
(sumber: Rahmalia, Annisa. 2002. At a Glance Series Anatomi. Penerbit: Erlangga. Hal.
48)

2. Struktur
Limpa merupakan organ retikulo-endotelial yang sangat vaskular. Limpa terdiri atas
kapsul tipis dimana trabekula berjalan menuju folikel lienalis. Dalam limpa terdapat pusat
imunologis, yaitu folikel limfoid (folikel putih) yang tersebar di seluruh sinusoid yang
sangat vaskular (folikel merah). (sumber: Faiz, Omar, David Moffat. At a Glance Series
Anatomi. Penerbit: Erlangga. Hal. 43)
Folikel limfe ini adalah masa jaringan limfe, sama dengan yang ada pada kelenjar limfe.
Limpa juga terdapat pulpa merah yaitu jaring jaringan ikat, sel eritrosit, sel leukosit
dengan banyak sinusoid besar yang berjalan melaluinya.
(sumber: Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Ed. 2.
Jakarta: EGC. Hal. 156)
Limpa terdiri atas kapsula jaringan fibroelastin, folikel limpa (masa jaringan limpa),
dan pulpa merah (jaringan ikat, eritrosit, sel leukosit). Suplai darah oleh arteri linealis
yang keluar dari arteri coeliaca.
(sumber: Handayani, Wiwik, Andi Sulistyo Hariwobowo. 2008. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba
Medika. hal.14)
Untuk mempelajari limpa ada 2 sajian, yaitu dengan pulasan HE dan pengendapan
perak. Sajian dengan pulasan HE untuk mempelajari susunan berbagai bagian organ ini
yang disusun oleh unsur selnya, sedangkan sajian yang dipulas dengan pengendapan
perak, digunakan untuk mempelajari kerangka jaringan ikat retikular dan serat retikulin
yang membentuk kapsula fibrosa, trabekula dan kerangka pulpa, rubra, pelpa alba, dan
sinusoid.
Sajian dengan pulasan HE dipelajari mulai dari tepi ke bagian dalamnya. Kapsula
fibrosa merupakan jaringan ikat padat kolagen. Kapsula ini bercabang-cabang ke dalam
membentuk trabekula yang beberapa diantaranya mungkin berisi arteri trabekularis atau
vena trabekularis. Arteri trabekularis merupakan arteri dengan dinding yang lebih tipis
dari pada arteri yang setaraf, tetapi masih kelihatan mempunyai lapisan otot polos pada
dindingnya. Vena trabekularis dindingnya hanya terdiri dari lapisan sel endotel dengan
jaringan ikat tipis di bawahnya. Di luar dinding terdapat jaringan ikat fibrosa (trabekula).
Vena, masuk ke dalam trabekula melalui lubang yang disebut stigma Malpighi.
Pulpa alba merupakan bagian yang lebih gelap. Di dalamnya terdapat kelompok sel-
sel yang membentuk bangunan berupa folikel. Bagian tengah folikel tampak lebih terang
dan selnya tersusun lebih longgar. Pada setiap folikel dapat ditemukan sebuah arteriol
yang disebut arteri folikularis atau arteria sentralis walaupun letaknya hampir selalu
agak ke pinggir folikel. Pulpa rubra merupakan daerah yang lebih terang dan banyak
mengandung sinusoid. Di dini dapat ditemukan: 1. Arteri penisili atau arteri pulpa yang
merupakan arteriol; 2. Arteri Hulsen, berupa kapiler darah dengan selubung epitoloid
tebal; 3. Kapiler darah; 4. Sinus venosus.
(sumber: Gunawijaya, Fajar Arifin, Elna Kartawiguna. 2010. Penuntun Praktikum :
Kumpulan Foto Mikorskopik Histology. Jakarta: Universitas Trisakti.)
Limpa diliputi simpai. Dari simpai terjulur trabeula-trabekula memasuki bagian dalam
organ. Terdapat hilus, tempat keluar masuknya pembuluh darah. Parenkim limpa terdiri
atas 2 jenis:
1) Pulpa putih, merupakan jaringan limfatik yang mengelilingi dan mengikuti arteri.
Pada tempat-tempat tertentu ia menebal membentuk massa yang lonjong, yaitu
nodulus limpa atau korpus Malpighi.
Pulpa putih pada potongan tampak sebagai daerah-daerah kelabu berupa jarinagn
pulpa yang padat. Pulpa putih membentuk selubung limfosit periarterial sekitar
arteri yang adventisianya sebagian besar digantikan oleh jaringan retikular.
Jaringan retikular disebuk oleh limfosit yang membentuk daerah-daerah jaringan
limfatik yang difus dan nodular. Sel-sel yang terdapat di dalam jaringan limfoid
ini terutama limfosit kecil. Nodulus limpa merupakan pengumpulan limfosit yang
lebih padat sepanjang untaian pulpa putih. Nodulus ini adalah limfonodulus yang
khas yang mungkin memperlihatkan pusat germinal. Di dalam limpa, nodulus
tersusun sekitar pembuluh darah yang disebut arteri sentralis yang umumnya
adalah arteriol, dan letaknya eksentrik karena menghindari pusat germinal. Di
antara pulpa putih dan pulpa merah terdapat daerah dengan batas tidak jelas, yaitu
zona marginal. Dalam pulpa putih, umumnya limfosit T dan B terpisah dalam 2
tempat yang berbeda. Limfosit T menempati daerah selubung periarterial dan
limfosit B memusat di zona marginal dan di dalam nodulus.
2) Pulpa merah lebi banyak dan sering membentuk lempeng-lempeng, korda
splenika (“pulp cord”) dan berbaur dengan eritrosit yang banyak.
Susunan pulpa merah leboh longgar dari pada pulpa putih dan disebuk oleh
semua unsur dalam darah yang beredar. Pulpa merah menempati semua ruang
yang tidak diisi trabekula dan pulpa putih. Pulpa merah mengandung banyak
sekali sinus venosus. Di antara sinus-sinus, pulpa tampak sebagai korda selular
(korda limpa atau korda Billroth).
Pulpa merah juga banyak mengandung sel plasma, leukosit granular dan eritrosit.
(sumber: Tambayong, Yan. 1995. Sinopsis Histologi. Jakarta: EGC)

3. Fungsi
Sewaktu masa janin limpa membentuk sel darah merah dan mungkin pada orang
dewasa juga masih mengerjakannya bila fungsi sum-sum tulang rusak. Sel darah merah
yang sudah usang dipisahkan dari sirkulasi. Limpa juga menghasilkan limfosit.
Diperkirakan limpa juga bertugas menghancurkan sel darah putih dan trombosit. Sebagai
bagian dari sistema retikulo-sendoteliel (lihat bawah), limpa juga terlibat dalam
perlindungan terhadap penyakit. Dan menghasilkan zat-zat anti (antibodi). Limpa
bukanlah sesuatu yang harus ada untuk hidup. dalam beberapa keadaan pada anemi
hemolitik, limpa diangkat melalui operasi splenektomi dan hasil dari tindakan ini ialah
bahwa kerapuhan sel darah merah berkurang dan dapat memperingan penyakit.
(sumber: Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.
Gramedia. Hal. 200)
Fungsi limpa adalah sebagai berikut:
1) Pembentukan sel eritrosit (hanya pada janin)
2) Destruksi sel eritrosit tua
3) Penyimpanan zat besi dari sel-sel yang dihancurkan
4) Produksi bilirubin dari eritrosit
5) Pembentukan limfosit dalam folikel limpa
6) Pembentukan imunoglobulin
7) Pembuangan partikel asing dari darah.
(sumber: Handayani, Wiwik, Andi Sulistyo Hariwobowo. 2008. Buku Ajar Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba
Medika. hal.14
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Evelyn C. 2009. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia.
Rahmalia, Annisa. 2002. At a Glance Series Anatomi. Penerbit: Erlangga. Hal. 48
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat. Ed. 2. Jakarta: EGC.
Faiz, Omar, David Moffat. At a Glance Series Anatomi. Penerbit: Erlangga.
Handayani, Wiwik, Andi Sulistyo Hariwobowo. 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan pada
Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.
Tambayong, Yan. 1995. Sinopsis Histologi. Jakarta: EGC
Gunawijaya, Fajar Arifin, Elna Kartawiguna. 2010. Penuntun Praktikum : Kumpulan Foto
Mikorskopik Histology. Jakarta: Universitas Trisakti.)

Anda mungkin juga menyukai