Anda di halaman 1dari 16

Skenario 3

“SAKIT PINGGANG”

Pasien X, 30 tahun datang ke RS dengan keluhan


tiba-tiba merasa sakit pinggang sebelah kiri yang tak
tertahankan. Pasien juga merasakan mual muntah sejak 3
hari yang lalu. Pasien mengatakan khawatir dengan
kondisinya. Klien mengatakan pertama kali merasakan sakit
seperti ini.

1. Kata Kunci
a. 30 Tahun
b. Sakit pinggang sebelah kiri
c. Mual muntah
2. Klarifikasi Istilah-istilah penting
a. Sakit pinggang
Rasa sakit atau tidak nyaman pada bagian otot dan saraf pada bagian
punggung ke bawah.
b. Mual
Perasaan tidak menyanangkan yang ada sebelum muntah
c. Muntah
Pengeluaran isi lambung dengan kekuatan secara aktif akibat adanya kontraksi
abdomen disertai relaksasi sfingter esophagus bagian bawah dan dilatasi
esophagus
3. Mind Map

VESICOLITHIASIS
ISK

SAKIT PINGGANG

NEFROLITHIASIS
NEFROLITHIASIS VESICOLITHIASIS ISK

Umur 30 tahun + - +
Sakit pinggang + + +
Mual muntah + - -

4. Pertanyaan-pertanyaan penting
a. Berdasarkan kasus di atas mengapa kien bisa merasakan nyeri pinggang yang
tak tertahankan?
b. Mengapa klien bisa merasakan mual muntah?
5. Jawaban pertanyaan
a. Efek mekanik dari pembentukan batu menimbulkan gejala klinis nyeri yang
khas. Ada 2 tipe nyeri yaitu renal colic dan noncolicky renal pain. Nyeri renal
colic biasanya disebabkan oleh peregangan dari collecting system atau ureter.
Nyeri noncolickly renal disebabkan oleh adanya distensi dari kapsul ginjal.
Obstruksi saluran kemih adalah mekanisme utama yang bertanggung jawab
untuk renal colic yang menyebabkan peregangan dari ujung saraf.
Mekanisme lokal seperti peradangan, edema, hiperperistalsis, dan iritasi
mukosa dapat berkontribusi mempersepsikan nyeri pada pasien dengan batu
ginjal.
b. Mual dikarenakan terjadinya tekanan pada daerah abdomen

6. Tujuan pembelajaran selanjutnya


a. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan untuk
memperkuat diagnose medis
b. Untuk mengetahui penatalaksanaan farmakologis maupun non farmakologis
pada kasus di atas

7. Informasi tambahan
Artikel Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) pada batu ginjal (Agung
Sri Satyawati, Fakultas Kedokteran Universitas Udayana).

8. Klarifikasi informasi
Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) pada batu ginjal
ABSTRAK :
Extracorporeal Shockwave Lithotripsy (ESWL) merupakan pilihan
terapi yang paling cost effective pada kasus batu ginjal, namun sayangnya
modalitas terapi ini belum banyak dipilih karena dianggap mahal dan
kurangnya informasi mengenai keuntungan penggunaanya.
Kasus. perempuan usia 65 tahun mengeluh nyeri pinggang yang
dirasakan mendadak dan semakin memberat sejak 2 bulan sebelum masuk
rumah sakit, disertai mual dan penurunan nafsu makan. Berdasarkan
pemeriksaan foto polos abdomen dan USG Urologi didapatkan kesan adanya
batu renal dextra ukuran 16mm x 18mm, dengan hidronefrosis derajat 1 renal
dextra. Kemudian dilakukan tindakan ESWL.
Hasil. Setelah dilakukan tindakan ESWL berupa penghantaran
gelombang kejut pada permukaan ginjal kanan selama 20-30 menit, keluar
pecahan-pecahan kecil batu kalsium. Berdasarkan pemeriksaan radigrafi post
ESWL, tidak ditemukan gambaran radioopak pada kaliks ginjal, ureter
maupun kandung kemih.
Kesimpulan. Batu kalsium dengan ukuran 16mm x 18mm pada renal
dextra berhasil dikeluarkan total tanpa adanya komplikasi.
Kata kunci. Extracorporeal Shockwave Lithotripsy, batu renal, cost effective.
PEMBAHASAN :
Batu ginjal atau nephrolithiasis dialami oleh sekitar 1,7 sampai 14,8%
populasi umum dan baik prevalensi ataupun insidennya meningkat secara
global tanpa memandang usia, jenis kelamin, dan ras yang menyebabkan
peningkatan morbiditas. Penelitian epidemiologik memberikan kesan seakan-
akan penyakit batu saluran kemih mempunyai hubungan dengan tingkat
kesejahteraan masyarakat.
Terdapat beberapa pilihan penanganan untuk batu ginjal. Penangananannya
sendiri bergantung pada ukuran, lokasi, dan komposisi dari batu. Salah satu
penanganan yang sering dilakukan adalah dengan metode ESWL. ESWL
pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1980 yang membawa suatu
revolusi baru dalam penanganan urolithiasis dan menyediakan suatu prosedur
minimal invasif yang hampir ideal. Suatu gelombang kejut (shock wave)
diciptakan dari suatu sumber eksternal yang diarahkan ke pasien dan
difokuskan pada suatu batu ginjal. Gelombang ini akan menyebabkan
fragmentasi batu secara langsung dengan memproduksi stress mekanik atau
tidak langsung melalui penghancuran gelembunggelembung kavitas yang
dibentuk oleh tekanan negatif.
Hasil dari ESWL cukup menjanjikan, dengan 90% angka kesuksesan tercapai.
Walaupun pengembangan ESWL selanjutnya kurang memuaskan, tetapi
ESWL merupakan prosedur yang paling umum dikerjakan pada penyakit batu
saluran kemih. Walaupun ESWL merupakan metode yang paling aman dan
minimal invasif, metode ini juga memiliki beberapa efek samping dan
komplikasi yang justru merugikan pasien. Melalui laporan ini, akan
didiskusikan mengenai penanganan batu ginjal dengan ESWL.
Tindakan ESWL dilakukan di ruang operasi. Pasien dibaringkan dalam posisi
supinasi di meja khusus. Pemantauan terhadap batu dilakukan dengan USG.
Alat litotriptor didekatkan pada permukaan ginjal kanan, kemudian gelombang
dihantarkan selama 20-30 menit. Pengobatan yang diberikan pasca operasi
berupa antibiotik, anelgetik, serta obat antihipertensi captopril 2 x 12,5 mg
tablet. Pemeriksaan ultrasonografi pasca operasi tidak tampak gambaran
radiopak di kaliks ginjal, ureter, dan kanfung kemih. Setelah 3 hari dirawat,
kondisi pasien membaik, keluhan demam, nyeri pinggang tidak ada, urin
jernih pada kateter, serta dirasakan keluar batu kecilkecil pada urin. Pasien
disarankan untuk melakukan kontrol rutin ke poliklinik bedah urologi serta
poliklinik penyakit dalam untuk tatalaksana hipertensi dan penyakit ginjal
kronis.
ESWL telah banyak disetujui dan diterapkan di seluruh dunia karena mudah
digunakan, bersifat noninvasif, efektif dalam penanganan batu ginjal dan batu
ureter dan tersedianya banyak litotriptor. ESWL merupakan terapi non-invasif
yang menggunakan gelombang kejut yang efektif untuk memecahkan batu
ginjal yang berukuran kurang dari 20 mm. ESWL pada batu ginjal yang besar
memberikan angka bebas batu yang rendah dan tidak efektif karena harus
dilakukan beberapa kali pengulangan ESWL. ESWL bekerja melalui
tekanantekanan mekanik dan dinamik pada batu seperti cavitation, shear, dan
spalling. Kontraindikasi absolut pada ESWL meliputi urosepsis yang tidak
terkontrol, hipertensi yang tidak terkontrol, obstruksi distal pada jalur keluar
batu dan kehamilan, ukuran batu lebih dari 20 mm, dan jenis batu sistin.
Beberapa keadaan pasien yang mejadi faktor kurang diminatinya pemilihan
tatalaksana ESWL adalah obesitas dan anatomi ginjal yang abnormal. Akibat
keterbatasan konfigurasi geometric dan sistem pemusatan gelombang, hal ini
menyebabkan terkadang begitu sulit untuk membidik batu pada daerah fokus
generator. Kelainan saluran kemih kongenital, termasuk horseshoe kidney,
obstruksi ureteropelvic junction, dan divertikel kaliks dapat mempengaruhi
drainase dari saluran kemih dan menghasilkan keluaran yang suboptimal.
Beberapa keadaan anatomi yang tidak favorit seperti infundibulum yang
sempit atau panjang, atau adanya sudut infundibulopelvik yang akut, dapat
menyebabkan klirens yang buruk dari fragmen batu dan membutuhkan tata
laksana alternatif.
Prosedur ESWL ini terdiri dari tahap persiapan yang meliputi penilaian
indikasi dan kontraindikasi, kemudian melakukan pemeriksaan laboratorium
darah, urin, funggsi ginjal serta pemeriksaan rontgen kemungkinan jenisnya.
Beberapa komplikasi timbul pasca ESWL dapat disebabkan akibat tekanan
destruktif pada batu juga mengenai vascular dinding tipis pada ginjal dan
jaringan sekitarnya sehingga menimbulkan komplikasi jangka pendek dan
pembentukan ginjal serta kemungkinan penurunan fungsi jaringan secara
kronis.
Masalah yang sering ditemui oleh ahli urologi yang melakukan tindakan
ESWL adalah kegagalan memecah dan mengeluarkan batu dan fragmen-
fragmennya secara lengkap. Hal ini akan menimbulkan fragmentasi inkomplit,
residual fragmen batu, dan obstruksi
9. Analisa dan Sintesis Informasi
Informasi yang tertera pada skenario menggambarkan gejala–gejala yang
umum pada gangguan sistem urinaria terutama lebih cenderung pada
nefrolitiasis,vesicolihiasis, dan ISK. Berdasarkan analisa kami di kelompok
sesuai dengan mind map yang telah kami lakukan sebelumnya, maka diagnosa
medis yang sesuai dengan kasus di atas adalah Nefrolihiasis.
10. Laporan Diskusi
KONSEP MEDIK
A. Definisi
Nefrolitiasis merujuk pada batu ginjal. Batu atau kalkuli dibentuk di dalam
saluran saluran kemih mulai dari ginjal ke kandung kemih oleh kristalisasi dari
substansi ekskresi di dalam urine (Nursalam, 2011)
Nefrolitiasis atau batu ginjal adalah material solid yang terbentuk di ginjal
ketika at atau substasi di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. Sekitar 80%
kasus batu terbentuk secara unilateral artinya hanya ditemukan pada satu bagian
ginjal saja. Batu cenderung berukuran kecil dengan rata-rata diameter 2-3mm dan
bisa berbentuk halus atau bergerigi.

B. Etiologi
Menurut Kartika S. W. (2013) ada beberapa faktor yang menyebabkan
terbentuknya batu pada ginjal, yaitu :
a) Faktor dari dalam (intrinsik), seperti keturunan, usia (lebih banyak pada
usia 30-50 tahun, dan jenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada
perempuan.
b) Faktor dari luar (ekstrinsik), seperti geografi, cuaca dan suhu, asupan air
(bila jumlah air dan kadar mineral kalsium pada air yang diminum
kurang), diet banyak purin, oksalat (teh, kopi, minuman soda, dan sayuran
berwarna hijau terutama bayam), kalsium (daging, susu, kaldu, ikan asin,
dan jeroan), dan pekerjaan (kurang bergerak).
Berapa penyebab lain adalah :
- Infeksi saluran kemih
Infeksi saluran kencing dapat menyebabkan nekrosis jaringan ginjal
dan akan menjadi inti pembentukan batu saluran kencing.
- Stasis obstruksi urine
Adanya obstruksi dan stasis urine akan mempermudah pembentukan
batu saluran kencing.
- Suhu
Tempat yang bersuhu panas menyebabkan banyak mengeluarkan
keringat sedangkan asupan air kurang dan tingginya kadar mineral
dalam air minum meningkatkan insiden batu saluran kemih.
- Idiopatik (Arif Muttaqin, 2011)
C. Patofisiologi
Batu terbentuk di traktus urinarius ketika konsertrasi substansi tertentu
seperti Ca oksalat,kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga dapat
terbentuk ketika terdapat defisiensi substansi tertentu, seperti sitrat yang secara
normal pencegah kristalisasi dalam urin. Kondisi lain yang mempengaruhi laju
pembentukan batu mencakup PH urine dan status cairan pasien.
Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi, menyebabkan
peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi piala ginjal serta ureter proksimal.
Infeksi (peilonefritis & cystitis yang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat
terjadi dari iritasi batu yang terus menerus. Beberapa batu, jika ada, menyebabkan
sedikit gejala namun secara fungsional perlahan-lahan merusak unit fungsional
ginjal dan nyeri luar biasa dan tak nyaman.
Batu yang terjebak di ureter, menyebabkan gelombang nyeri yang luar
biasa. Pasien sering merasa ingin berkemih, namun hanya sedikit yang keluar
dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasif batu. Umumnya batu
diameter < 0,5-1 cm keluar spontan. Bila nyeri mendadak menjadi akut,
disertai nyeri tekan di seluruh area kostovertebral dan muncul mual dan
muntah, maka pasien sedang mengalami kolik renal. Diare dan
ketidaknyamanan abdominal dapat terjadi.
Selain itu ada beberapa teori yang ,membahas tentang proses pembentukan
batu yaitu:
a) Teori inti (nucleus)
Kristal dan benda asing merupakan tempat pengendapan kristal pada urine
yang sudah mengalami supersaturasi.
b) Teori matriks
Matriks organik yang berasal dari serum dan protein urine memberikan
kemungkinan pengendapan kristal.
c) Teori inhibitor kristalisasi
Beberapa substansi dalam urine menghambat terjadinya kristalisasi,
konsentrasi yang rendah atau absennya substansi ini memungkinkan
terjadinya kristalisasi.
Pembentukan batu membutuhkan supersaturasi dimana supersaturasi ini
tergantung dari PH urine, kekuatan ion, konsentrasi cairan dan
pembentukan kompleks. Terdapat beberapa jenis batu, di antaranya :
1) Batu kalsium
Batu jenis ini sering di temukan. Bentuknya besar dengan
permukaan halus, dapat bercampur antara kalsium dengan fosfat.
Batu kalsium sering di jumpai pada orang yang mempunyai kadar
vitamin D berlebihan atau gangguan kelenjar paratiroid. Orang
menderita kangker, struke, atau penyakit sarkoidisis juga dapat
menderita batu kalsium. Batu kalsium dapat di sebabkan oleh:

- Hiperkalsiuria abortif : Gangguan metabolisme yang


menyebabkan terjadinya absorbsi khusus yang berlebihan juga
pengaruh vitamin D dan hiperparatiroid.
- Hiperkal siuria renalis : kebocoran pada ginjal
2) Batu oksalat
Batu oksalat dapat disebabkan oleh :
- Primer autosomal resesif
- Ingesti-inhalasi: Vitamin C, ethylenglicol, methoxyflurane,
anestesi.
- Hiperoksaloria: inflamasi saluran cerna, reseksi usus halus, by
pass jejenoikal, sindrom malabsorbsi
3) Batu asam urat
Permukaanya halus, berwarna coklat lunak. Batu ini dapat
disebabkan oleh:
- Makanan yang banyak mengandung purin
- Pemberian sitostatik pada pengobatan neoplasma
- Dehidrasi kronis
- Obat: tiazid, lazik, salisilat
4) Batu sturvit
Batu ini biasanya berbentuk tanduk rusa. Biasanya mengacu
pada riwayat infeksi, terbentuk pada urin yang kaya ammonia alkali
persisten akibat UTI kronik. Batu sistin terjadi terutama pada
beberapa pasien yang mengalami defek absorbsi sistin.
5) Batu Sistin
Berbentuk kristal kekuningan timbul akibat tingginya kadar
sistin dalam urin.keadan ini terjadi pada penyakit sistinuria.
Kelainan herediter yang resesif autosomal dari pengangkutan asam
amino dimembran batas sikat tubulus proksimal meliputi sistim,
arginin, ornitin, sitrulin dan lisin

D. Gambaran klinis
Keluhan pada penderita nefrolitiasis yaitu :
1) Nyeri dan pegal di daerah pinggang : Lokasi nyeri tergantung dari dimana batu
itu berada. Bila pada piala ginjal rasa nyeri adalah akibat dari hidronefrosis
yang rasanya lebih tumpul dan sifatnya konstan. Terutama timbul pada
costovertebral.
2) Hematuria : Darah dari ginjal berwarna coklat tua, dapat terjadi karena adanya
trauma yang disebabkan oleh adanya batu atau terjadi kolik
3) Batu ginjal menimbulkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pelvis
ginjal serta ureter proksimal yang menyebabkan kolik.
4) Sumbatan: batu menutup aliran urine akan menimbulkan gejala infeksi saluran
kemih: demam dan menggigil.
5) Gejala gastrointestinal, meliputi:
a. Mual
b. Muntah
c. Diare (Nursalam, 2011)

E. Komplikasi
Menurut (Nursalam, 2011) komplikasi yang disebabkan dari batu nefrolitiasis
adalah
a) Sumbatan: akibat pecahan batu
b) Infeksi: akibat diseminasi partikel batu ginjal atau bakteri akibat obstruksi.
c) Kerusakan fungsi ginjal: akibat sumbatan yang lama sebelum pengobatan dan
pengangkatan batu ginjal
d) Hidronefrosis (Susan Martin, 2007).
F. Test Diagnostik
Ada beberapa pemeriksaan diagnostik dalam menegakkan diagnosa
nefrolitiasis, yaitu :
a) Urin
- PH lebih dari 7,6
- Sediment sel darah merah lebih dari 90%
- Biakan urin
- Ekskresi kalsium fosfor, asam urat
b) Darah
- Hb turun
- Leukositosis
- Urium kreatinin
- Kalsium, fosfor, asam urat
c) Radiologi
- Foto BNO/NP untuk melihat lokasi batu dan besar batu
- USG abdomen
- PIV (Pielografi Intravena)
- Sistoskpi (Mary Baradero, 2008)

G. Penatalaksanaan
Menurut penatalaksanaan pada batu ginjal, yaitu:
a) Terapi medis dan simtomatik
Terapi medis berusaha untuk mengeluarkan batu atau melarutkan batu yang
dapat dilarutkan adalah batu asam urat, dilarutkan dengan pelarut solutin G.
Terapi simtomatik berusaha untuk menghilangkan nyeri. Selain itu dapat
diberikan minum yang lebih/banyak sekitar 2000 cc/hari dan pemberian
diuretik bendofluezida 5 – 10 mg/hr.
b) Terapi mekanik (Litotripsi)
Pada batu ginjal, litotripsi dilakukan dengan bantuan nefroskopi perkutan
untuk membawa tranduser melalui sonde kebatu yang ada di ginjal. Cara ini
disebut nefrolitotripsi. Salah satu alternatif tindakan yang paling sering
dilakukan adalah ESWL. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
adalah tindakan memecahkan batu ginjal dari luar tubuh dengan menggunakan
gelombang kejut.
c) Tindakan bedah
Tindakan bedah dilakukan jika tidak tersedia alat litotripsor, (alat gelombang
kejut). Pengangkatan batu ginjal secara bedah merupakan mode utama.
Namun demikian saat ini bedah dilakukan hanya pada 1-2% pasien. Intervensi
bedah diindikasikan jika batu tersebut tidak berespon terhadap bentuk
penanganan lain. Ini juga dilakukan untuk mengoreksi setiap abnormalitas
anatomik dalam ginjal untuk memperbaiki drainase urin. Jenis pembedahan
yang dilakukan antara lain:
- Pielolititomi : jika batu berada di piala ginjal
- Nefrolithotomi/nefrektomi : jika batu terletak didalam ginjal
- Ureterolitotomi : jika batu berada dalam ureter
- Sistolitotomi : jika batu berada di kandung kemih
KONSEP KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama :X
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin :-
Status :-
Pendidikan :-
Pekerjaan :-
Suku Bangsa :-
Alamat :-
Nomor RM :
Diagnosa Medis : Nefrolihiasis
2. Status kesehatan
a. Keluhan Utama
Sakit yang tidak tertahankan pada pinggang sebelah kiri dengan tiba-ba.
b. Keluhan Menyertai
Pasien merasakan mual muntah sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengatakan
khawatir dengan kondisinya. Klien mengatakan pertama kali merasakan
sakit seperti ini.
3. Pengkajian Fisik
a. KU :-
b. TTV :-
4. Pemeriksaan penunjang :-
B. Klasifikasi Data
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
- Pasien mengatakan nyeri tak
tertahankan pada pinggang kiri yang -
datang secara tiba-tiba
- Pasien mengatakan merasakan mual-
muntah sejak 3 hari yang lalu
- Pasien mengatakan khawatir dengan
kondisinya.
- Pasien mengatakan pertama kali
merasakan sakit seperti ini
C. Analisa Data
N
DATA ETIOLOGI PROBLEM
O
1. Data Subjektif : Infeksi pada ginjal NYERI AKUT
- Pasien mengatakan
nyeri tak tertahankan Kerusakan pada nefron
pada pinggang kiri yang ginjal
datang secara tiba-tiba
- Pasien mengatakan Gangguan reabsorbsi
khawatir dengan dan kebocoran ginjal
kondisinya.
- Pasien mengatakan Peningkatan mineral
pertama kali merasakan ginjal
sakit seperti ini
Terjadi pengendapan
mineral menjadi kristal

Endapan kristal
membentuk nucleus
dan menjadi batu

Urolitiasis

Ginjal

obstruksi

Hambatan aliran urine

Peningkatan tekanan
hidrostatik

Nyeri pinggang

NYERI AKUT
2. Data Subjektif : Infeksi pada ginjal MUAL
- Pasien mengatakan
merasakan mual- Kerusakan pada nefron
muntah sejak 3 hari ginjal
yang lalu
- Gangguan reabsorbsi
dan kebocoran ginjal

Peningkatan mineral
ginjal

Terjadi pengendapan
mineral menjadi kristal

Endapan kristal
membentuk nucleus
dan menjadi batu

Urolitiasis

Ginjal

obstruksi

Hambatan aliran urine

Peningkatan tekanan
hidrostatik

Hidronefrosis

Distensi saluran kemih


dan abdomen

MUAL
N NURSING DIAGNOSA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL NURSING INTERVENSI
O (NANDA) (NOC) (NIC)
1. Nyeri Akut NOC : NIC :
Domain 12 ; Kenyamanan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama  Monitor tanda-tanda vital
Kelas 1 ; Kenyamanan Fisik 1x24 jam diharapkan :  Manajemen nyeri
Definisi:  Tanda-tanda vital dalam batas normal  Imajinasi terbimbing
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak  Nyeri terkontrol  Pengurangan kecemasan
menyenangkan, akibat kerusakan jaringn  Tingkat kecemasan berkurang  Manajemen lingkungan : Kenyamanan
aktuan atau potensial atau digambarkan
 Kolaborasikan dengan dokter tentang
dengan istilah kerusakan awitan tiba-tiba atau
pemberian analgetik untuk mengurangi
perlahan dengan intensitas ringan sampai
nyeri.
berat dengan akhir yang dapat di antisipasi
atau dapat diramalkan, dan durasinya kurang
dari enam bulan
Batasan Karakterisitik:
Data Subyektif:
Data Subjektif :
- Pasien mengatakan nyeri tak tertahankan
pada pinggang kiri yang datang secara tiba-
tiba
- Pasien mengatakan khawatir dengan
kondisinya.
- Pasien mengatakan pertama kali merasakan
sakit seperti ini

Data Obyektif:
-
2. Mual Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama NIC
Domain 2 (nutrisi) 1x24 jam diharapkan :  Monitor nutrisi
 Mual dan muntah terkontrol  Monitor cairan
Definisi :  Keseimbangan cairan  Manajemen mual
Perasaan subjektif, seperti gelombang yang  Status nutrisi : asupan makanan dan cairan  Manajemen muntah
tidak menyenangkan di belakang tenggorok,  Penahapan diet
epigastrium, atau abdomen yang dapat  Terapi intravena (IV)
mendorong keinginan untuk muntah
Batasan kerakteristik :
Data subjektif :
- Pasien mengatakan merasakan mual-
muntah sejak 3 hari yang lalu

Anda mungkin juga menyukai