Anda di halaman 1dari 13

DESAIN PENELITIAN PRA EKSPERIMEN

Dr. Suparyanto, M.Kes


DESAIN PENELITIAN PRA EKSPERIMEN
1. DESAIN PENELITIAN
1. Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan
penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses
penelitian, hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk
menjawab pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang
berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono, 2010).
2. Berdasarkan tujuan dan masalah yang diteliti, penelitian ini termasuk penelitian pra
eksperimen dengan pendekatan one group pra-post test design. Rancangan one group prapost test design adalah mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan
satu kelompok subjek. Kelompok subjek diobservasi sebelum dilakukan intervensi,
kemudian diobservasi lagi setelah intervensi (Nursalam, 2008).
2. JUDUL PENELITIAN
Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Pelaksanaan Kelas Ibu
Hamil
3. POPULASI
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti tersebut adalah populasi penelitian
atau universe (Notoatmodjo, 2010).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Aziz, 2007).

Dari pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil
sebanyak 45 orang.

4.SAMPEL
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Aziz, 2007).
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Sugiyono, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil sebanyak 45
orang.

5. SAMPLING
Sampling adalah proses menyeleksi populasi yang ada untuk dapat mewakili populasi
(Nursalam, 2008). Teknik sampling dalam penelitian ini adalah non probabiliy sampling
dengan jenis total sampling yaitu seluruh populasi diambil untuk dijadikan sebagai
sampel.
6.VARIABEL
Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok yang lain
(Notoatmodjo, 2010).
1). Variabel Bebas (Independent)
Variabel bebas (independent) ini merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependen (Aziz, 2007).
Variabel bebas (independent) pada penelitian ini adalah penyuluhan tentang kelas ibu
hamil.
2). Variabel Terikat (dependent)
Variabel terikat (dependent) ini merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat
karena variabel bebas (Aziz, 2007).
Variabel terikat (dependent) dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu hamil tentang
pelaksanaan kelas ibu hamil.
7. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Definisi operasional variabel adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena (Aziz,
2007).
1. Variabel Independen : Penyuluhan tentang kelas ibu hamil
2. Definisi operasional : Pemberian informasi tentang kelas ibu hamil melalui media
ceramah dan cetak
3. Parameter: 1. Pengertian, 2. Tujuan, 3. Sasaran, 4. Materi dalam kelas ibu hamil
4. Alat ukur: SAP
5. Skala
6. Kategori
1. Variabel Dependen: Pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan kelas ibu hamil

2. Definisi operasional :Sesuatu yang diketahui ibu hamil mengenai pelaksanaan kelas ibu
hamil (1. Tahu, 2. Paham, 3. Aplikasi, 4. Analisis, 5. Sintesis, 6. Evaluasi )
3. Parameter: 1. Pengertian, 2. Tujuan, 3. Sasaran, 4. Materi dalam kelas ibu hamil
4. Alat ukur: kuesioner
5. Skala: ordinal
6. Kategori: Baik, Cukup, Kurang
Dengan kriteria :
1. Baik : 67-100%
2. Cukup : 34-66%
3. Kurang : 0-33%, (Nursalam,2008)
8. INSTRUMEN PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA
1. Instrumen Penelitian
Instrument yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner merupakan alat ukur berupa
angket atau kuesioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila
responden jumlah besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan
hal-hal yang bersifat rahasia (Aziz, 2007). Kuesioner pengetahuan ibu hamil tentang
pelaksanaan kelas ibu hamil dibuat oleh peneliti sendiri sebanyak 12 soal, sebelum
digunakan terlebih dahulu dikonsultasikan pada dosen pembimbing kemudian dilakukan
uji validitas dan realibilitas.
2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan proses
pengumpulan karakteristik subyek yang diperlukan dalam suatu penelitian (Nursalam,
2008:71).
Pengumpulan data dilakukan setelah mendapatkan rekomendasi dari dosen pembimbing
dan ijin penelitian dari lembaga pendidikan (STIKes ICMe) serta institusi terkait.

Pengumpulan data dilakukan di Desa Sukoiber Kecamatan Gudo Kabupaten jombang.


Sebelum melakukan pengumpulan data terlebih dahulu peneliti mendata jumlah ibu hamil
dengan berkoordinasi bersama bidan desa. Setelah peneliti memperoleh jumlah kemudian
peneliti membuat daftar nama, dan dilakukan pengambilan sampel (sampling yaitu
dengan total sampling).

8. PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA


1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul maka dilakukan pengolahan data kemudian dianalisis. Pengolahan
data dilakukan (Nazier, 2009) sebagai berikut:

1).Editing
Editing adalah kegiatan menyeleksi data yang masuk dari pengumpulan data melalui
kuesioner, setelah kuesioner dikumpulkan kemudian peneliti melakukan pemeriksaan
terhadap jawaban yang telah diberikan, dan tidak ada kuesioner yang tidak terisi.
2).Coding
Coding adalah kegiatan untuk mengklasifikasi data atau jawaban menurut kategorinya
masing-masing. Kode yang digunakan:
1.Umur ibu
Umur 18-40 tahun kode U1
Umur 41-50 tahun kode U2

Umur 51-60 tahun kode U3, (Hurlock, 2009)

2.Pendidikan
SD kode P1
SMP kode P2

SMA kode P3

Perguruan tinggi kode P4

3.Pekerjaan
Ibu rumah tangga kode K1
Pegawai swasta kode K2

Wiraswasta kode K3

PNS kode K4

4.Hamil
Anak ke 1 Kode H1
Anak ke 2-4 kode H2

Anak ke >4 kode H3

5.Informasi tentang kelas ibu hamil


Tenaga kesehatan kode T1
Media cetak kode T2

Elektronika kode T3

Teman kode T4

Keluarga kode T5

3)Scoring
Scoring adalah kegiatan menyekor hasil cheklist observasi yang dilakukan pada
responden.
a.Variabel pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan kelas ibu hamil
Ya = 1
Tidak = 0
Skor jawaban dikonversi kedalam persentase menggunakan rumus:
Keterangan:
p : persentase
f : jumlah jawaban

n : jumlah skor maksimal

Kriteria pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan kelas ibu hamil sebagai berikut (Nursalam,
2008):
Baik: 67-100%
Cukup: 34-66%

Kurang: 0-33%

4), Transferring
Transferring adalah kegiatan memindahkan jawaban atau kode jawaban ke dalam master
sheet (terlampir).
5), Tabulating
Tabulating adalah kegiatan menyusun dan meringkas data yang masuk dalam bentuk
tabel-tabel (dummy table).
2. Analisa Data
Analisis statistik digunakan pada kuantitatif atau data yang dikuantitatifkan (Nursalam,
2008).
Analisis data bertujuan untuk melihat pengaruh antara variabel (independent) penyuluhan
tentang kelas ibu hamil dengan variabel (dependent) pengetahuan ibu hamil tentang
pelaksanaan kelas ibu hamil. Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh
penyuluhan terhadap pengetahuan ibu hamil tentang pelaksanaan kelas ibu hamil
menggunakan uji statistik Wilcoxon tingkat signifikan =0,05 dengan pengambilan
keputusan sebagai berikut:
1. < :H1 diterima yang berarti ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu
hamil tentang pelaksanaan kelas ibu hamil

2. > :H1 ditolak yang berarti tidak ada pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan ibu
hamil tentang pelaksanaan kelas ibu hamil
9. ETIKA PENELITIAN
Penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar
hak responden dapat terlindungi, penelitian dilakukan dengan menggunakan etika sebagai
berikut (Nursalam, 2008) sebagai berikut:
1. Memberikan Informed Consent
Lembar persetujuan diedarkan kepada responden sebelum penelitian dilaksanakan
terlebih dahulu responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang
akan terjadi selama pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti maka harus
menandatangani lembar persetujuan tersebut, bila tidak bersedia maka peneliti harus tetap
menghormati hak-hak responden.
2. Anonymity (tanpa nama)
Dalam menjaga kerahasiaan identitas responden peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada lembar pengumpulan data dan cukup memberikan kode.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dan kerahasiaan dari responden dijamin
peneliti.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aziz, 2007. Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah. Jakarta: Salemba Medika
2. Azrul, 2008. Memilih Melahirkan Secara Alamiah atau Seksio. www.InfoIbu.com
3. Azwar, 2010. Sikap Manusia, Jogjakarta: Pustaka Pelajar
4. Depkes RI, 2006. Promosi Kesehatan bagi Petugas Kesehatan, Jakarta
5. Depkes RI. 2009. Pegangan Fasilitator Kelas Ibu Hamil. Jakarta
6. Depkes RI. 2009. Pedoman Pelaksanaan Kelas Ibu Hamil. Jakarta.
7. Depkes RI. 2009. Senam Ibu Hamil. Jakarta.
8. Dinas Kesehatan Jombang, 2010
9. Hurlock, 2009. Psikologi Perkembangan Rentang Kehidupan. Jakarta: EGC
10. Notoatmodjo, 2007. Kesehatan Masyarakat dan Seni. Jakarta: Rineka Cipta
11. Notoatmodjo, 2009. Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta: Rineka Cipta
12. Notoatmodjo, 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

13. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
14. Saryono dkk, 2009. Perawatan Payudara. Jogjakarta:Mitra Cendekia.
15. Soemantri, 2010. Aplikasi Statistika dalam Penelitian, Bandung: Pustaka Setia
16. Soetjiningsih, 2009. Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC
17. Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
18. Suliha, dkk., 2009. Manajemen Organisasi, Jakarta: Puspa Swara
19. Suririnah, 2009. Air Susu Ibu (ASI) Memberi Keuntungan Ganda Untuk Ibu dan Bayi.
http://www.infoibu.com/mod
20. Wiyati, 2010. Perawatan Ibu Bersalin, Jogjakarta: Fitra Maya

Desain Pra-Eksperimental (Pre Eksperimental Designs)


Desain pra-eksperimental dinamakan demikian karena mengikuti langkah-langkah dasar
eksperimental , tetapi gagal memasukkan kelompok kontrol. Dengan kata lain, kelompok tunggal

sering diteliti, tetapi tidak ada perbandingan dengan kelompok nonperlakuan dibuat. Desain yang
termasuk pra-eksperimental adalah sebagai berikut:
a. Studi Kasus Satu Tembakan (The One Shot Case Study)
Treatment
X

Posttest
T2

Dalam subjek ini, subjek disajikan dengan beberapa jenis perlakuan, seperti suatu semester
pengalaman kerja akademik, dan kemudian pengukuran hasil belajar dilakukan, seperti sebagain
tingkat akademik. Tujuannya adalah untuk menentukan apakah perlakuan mempunyai efek pada
hasil belajar. Tanpa kelompok pembanding, tidak mungkin untuk menentukan jika skor lebih
tinggi dari yang mereka miliki tanpa perlakuan. Dan tanpa skor pretes, tidaklah mungkin untuk
menentukan untuk jika perubahan dalam kelompok tersebut telah terjadi. (Emzir, 2007:96)

Contoh:
Menggunakan metode diskusi sebagai cara untuk menunjukkan bahwa metode tersebut adalah
efektif.
Prosedur
1) Kenakaan perakuan X, yaitu metode diskusi, kepada subjek untuk jangka waktu tertentu.
2) Beri test
yaitu posstest, untuk mengukur prestasi belajar, dan hitungan mean-nya (Sumadi,
2008:100)
Kelemahan
Penelitian ini sama sekali tidak ada kontrol

Metode

dan tidak ada interval validity. Sifatnya yang mengusut

Keuntungan
ini mungkin berguna

untuk

masalah-masalah

dapat

yang

cepat dan mudah menyebabkan rancangan diteliti, atau untuk mengembangkan gagasan
ini

sering

digunakan

meneliti

suatu atau alat-alat tertentu, misalnya dalam action

pendekatan yang inovatif, misal dalam research. Rancangan ini tidak menghantar
bidang

pendidikan,

yang

menyesatkan kesimpulannya
Tidak ada dasar untuk

sebenarnya kita untuk sampai kepada kesimpulan yang


dapat dipertahankan dalam penelitian.
melakukan

komparasi, kecuali secara implisit, intuitif,


dan impresionistik.
Cara pendekatan ini biasanya mengandung
eror of mispleced precision
(Sumadi, 2008:101)

b. Satu Kelompok Prates-Postes (The One Group Pretes-Posttest)


Kelebihan desain ini dari desain yang telah dibahas sebelumnya adalah memasukkan
pretes untuk menentukan skor garis belakang. Untuk menggunakan desain ini dalam studi kita
tentang performansi akademik, kita dapat membandingkan tingkat akademik sebelum
memperoleh pengalaman kerja dengan tingkatan setelah melaksanakan satu semester
pengalaman kerja. Sekarang kita dapat menyatakan apakah perubahan dalam hasil atau variabel
terikat telah terjadi. Apa yang tidak dapat kita katakana adalah jika perubahan ini muncul
semata-mata tanpa aplikasi perlakuan atau variabel bebas. Adalah mungkin bahwa semata-mata
kematangan (maturasi) menyebabkan perubahan dalam tingkat, bukan pengalaman kerja itu
sendiri. (Emzir, 2007:96)
Pretest
T1

Treatment
X

Pottest
T2

Contoh:
Hal yang sama yang digunakan dalam rancangan 1 dapat digarap dengan rancangan ini, yaitu
penggunaan metode diskusi sebagai metode efektif dalam mengajar.
Prosedur
1) Kenakan

yaitu pretest untuk mengukur mean prestasi belajar sebelum subjek diajar dengan

metode diskusi
2) Kenakan subjek dengan X, yaitu metode mengajar dengan diskusi, untuk jangka waktu tertentu.
3) Berikan , yaitu posttest untuk mengukur mean prestasi belajar setelah subjek dikenakan
variabel eksperimental X
4) Bandingkan
dan
untuk menentukan seberapakah perbedaan yang timbul jika sekiranya
ada, sebagai akibat dari digunakannya variabel eksperimental X.
5) Terapkan test statistik yang cocok untuk menentukan apakah perbedaan itu signifikan. (Sumadi,
2008:102)
Kelemahan

Kelebihan

Tidak ada jaminan bahwa X adalah satu-

Pretest itu memberi landasan untuk membuat

satunya faktor atau bahkan faktor utama yang komparasi

prestasi

subjek

yang

sama

menimbulkan perbedaan antara T1 dan T2.


sebelum
dan
sesudah
dikenai
X
Ada beberapa hipotesis tandingan yang
(experimental treatment).
mungkin diajukan
Rancangan ini juga memungkinkan untuk
1.
History: selama mendapat perlakuan
mengontrol selection variable dan morality
sebagian subjek pindah ke rumah yang lebih
variable, jika subjek yang sama mengambil
baik atau orangtua mereka lebih menaruh
T1 dan T2 kedua-duanya.
perhatian terhadap kegiatan belajar mereka
2.
Maturation: kenyataan bahwa mereka
menjadi lebih, atau menjadi kurang menaruh
perhatian, atau menjadi lebih antusias.
(Sumadi, 2008:103)
c.

Perbandingan Kelompok Statis (The Static-Group Comparison)


Desain ini berupaya untuk melengkapi kekurangan kelompok kontrol, tetapi gagal dalam
hubungan memperlihatkan bahwa suatu perubahan telah muncul. Dalam studi perbandingan
kelompok statis, dua kelompok dipilih, satu diantaranya menerima perlakuan dan satu yang lain
tidak menerima perlakuan. Suatu skor postes ditentukan untuk mengukur perbedaan, setelah
perlakuan, antara kedua kelompok. (Emzir, 2007:97)
Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu
dikelompokan secara rambang menjadi dua kelompok,yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Pretest
Exper Group (R)
Control Group (R)

Prosedur

Treatment

Posttest
X

T1
T2

1) Pilih sejumlah subjek dari suatu populasi secara acak


2) Kelompokan subjek tersebut menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
3)

kontrol secara acak


Pertahankan agar kondisi-kondisi bagi kedua kelompok itu tetap sama, kecuali satu hal yaitu

kelompok eksperimen dikenal variabel eksperimental X


4) Kenakan tes T2 , yaitu variabel tergantung kepada kedua kelompok itu
5) Hitung mean masing-masing kelompok, yaitu T2e dan T2c, dan cari perbedaan antara dua mean
itu, jadi: T2e - T2c
6) Terapkan test statistik tertentu untuk menguji apakah perbedaan itu signifikan, yaitu cukup besar
untuk menolak hipotesis nol.
DESIGN VALIDITY : dengan menempatkan masing-masing subjek secara ranbang kedalam
salah satu dari kelompok itu,peneliti dapat menyakan bahwa kelompok itu pada awal penelitian
adalah sama (setara)
Beberapa faktor penggangu dapat dikontrol walaupun tidak dapat diperhitungkan efeknya ,yaitu :
a.history
b. maturation
c. testing
d. instrumentation.
(Sumadi, 2008:105)
Untuk ketiga jenis desain pra-ekperimental dapat diagram sebagai berikut:

One Shot CaseStudy


X T2
One Group PretsetPostest Study
O1
X T2
Static GroupComparison Study
X T2
T2
Keterangan:
X
: Perlakuan
T1
:Pretest
T2
: Posttest

Nonprobability sampling

Nonprobability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang atau kesempatan tidak
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik sampling non
peluang meliputi:
a. Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel secara bebas dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
b. Sampling Aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja
yang kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang
yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
c. Judgement Sampling
Cara pengambilan sampel, yang bersedia dipilih berdasarkan tujuan. Dipilih berdasarkan unit
analisis seorang ahli
d. Purposive Sampling
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel untuk tujuan tertentu saja. Misalnya pada
penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam
bidang kepegawaian saja.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil.
f. Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian
sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak.
Dalam Penelitian ini digunakan Metode Margono (2003) untuk penentuan jumlah sampel dan
Purposive Sampling.

Anda mungkin juga menyukai