(LENGKAP) NUTRITIONAL hipertensi dll), sering ada ggn
INTERVENTION IN ELDERLY WITH intelektual(daya ingat memori dan
MALNUTRITION 20 MARET 2018 kecerdasan/kognitif), problem ekonomi(tidak produktif), problem MALNUTRISI sosial(ditinggal keluarga)—sering ada gangguan psikologi(depresi), 1. kenapa harus concern malnutrisi ketergantungan fisik pada lansia? sakit jantung diobati 10. prevalensi malnutrisi—dieropa 50 jantungnya aja, dm diobati dmnya persen >60 tahun keatas juga alami aja sehingga gizi dikesampingkan malnutrisi 2. geriatri—pendekatan holistik dan 11. malnutrisi—cost akan panjang— komprehensif(status gizi dan status biaya kesehatan meningkat mental) 12. makin bertambah usia—malnutrisi 3. malnutrisi—sering rawat inap juga meningkat—karna perub 4. penyebab malnutrisi—paling sering fisiologi—misal rongga mulut(gigi infeksi yang lainnya keganasan, banyak tanggal, sekresi liur komorbid, diabetes, ginjal dsb) menurun, kemampuan mastikasi 5. tegakkan infeksi pada usia lanjut— menurun dan susah menelan, susah perubahan cita rasa makanan yang 6. kalau dewasa—ada demam, enak berkurang) alkaliphosfatase meningkat 13. paling tinggi malnutrisi adalah pada 7. pada lansia yang infeksi=leukosit rumah sakit kadang normal, tidak demam, tapi 14. pasien geriatri yang dilakukan tandatandanya infeksi pada lansia tindakan operasi, usg—itukan harus adalah=ada perubahan berpuasa yang berulang2—bisa perilaku(nafsu makan berkurang, turunkan asupan gizi aktivitas kehidupan jadi pasif, berat 15. malnutrisi meningkat sesuai umur badan cenderung menurun, 16. kenapa nutrisi penting pada usia compulsion(kebingungan atau lanjut? karna nutrisi menentukan derilium akut)) kualigas hidup pada usia lanjut!! 8. malnutrisi—massa otot menurun, 17. makin malnutrisi berat— kelemahaan secara fisik karna malnourished makin panjang cadangan fisiologisnya menurun, 18. dirumah sakit—rawan infeksi asupan protein menurun, proses nosoklomial penyembuhan luka lama 19. nutrisi—bisa terjadi pada lansia yang 9. pasien obesitas juga!! geriatri=multipatologi(minimal 2 20. malnutrisi—ketidakseimbangan penyakit kronis atau lebih), usia >60 antara asupan protein dan energi tahun, ada 1/2 sindrom geriatri, sehingga ada gangguan fungsi tubuh comorbid cukup banyak(penyakitnya bisa gizi lebih dan gizi kurang banyak 2/3 penyakit kronis misal dm 21. gizi kurang—kurus 30. kondisi akut(puasa terlalu lama karna 22. gizi lebih—obesitas(masa lemak abis operasi) lebih banyak daripada masa 31. imobilisasi, fraktur, struk, tirah otot/malah ga ada) baring—akses makanan terhambat 23. asupan protein harian—44,74 32. lihat pengaruh obat yang persen—tapi masih dibawah rata2!! diberikan(ada ga obat yang pengaruh tapi yang normal pada laki2 62 dan nafsu makan), pada perempuan.. (ada di slide) polifarmasi=pemberian >5 macam 24. kalori normal laki2 obat lansia=1800/kal/hari 33. emosi depresi, alkoholik, ggn perempuan=1400kkal/haru menelan, paranodi dll—pengaruhi 25. tapi masih ada yang dibawah 1000 weight loss pada lansia 26. sulitnya screening malnutrisi yang 34. pasien geriatri—harus super sabar merupakan proses kronik pada lansia 35. pada pasien geriatri—atur jadwalnya karna adanya=1. faktor waktu— tiap hari, atur makananya, misal jam (dibutuhkan waktu yang cukup untuk 8 jam—olahraga, 9=makan cemilan menentukan status gizi seorang kentang atau roti, jam 12=makan lansia) intervensi perlakuan, 2. nasi jam 3—cemilan, jam 6–makan kurangnya kesadaran akan malam, jam 8–cemilan. jam 9–tidur pentingnya pemeriksaan status gizi, malam, jam minum obat juga diatur 3. susah untuk dapat informasi yang 36. risiko malnutrisi—kondisi valid karna adanya ggn kognitif, kelemahan(misal struk), kondisi memori sudah terganggu fungsi sosial ekonomi recall menurun 37. penyebab geriatri kehilangan 27. screening(penapisan)—hanya 2 BB/malnutrisi—ada di slide pertanyaan(1. apakah ada penurunan 38. muscle atrofi—risiko sarkopenia nafsu makan(kalau ya—resiko 39. skor MNA— jika >= 24 masih baik, malnutrisi), 2. apakah ada penurunan dicek ulang setelah satu penyakit berat badan(kalau ya—lakukan akut terlewati misal pneumonia akut assesment atau pengkajian stat jika sembuh gizi(cari data antropometri bb lp lp 40. 17-23,5–kalau ga ada penurunan bb pt(wasted atrofi ga? kalau iya— screening ulang tiap 3 bulan resiko ggn gizi), apakah sedentary 41. malnutrisi <17 life, pasif, atau gemar berolahraga 42. lansia ada ggn gizi lakukan ga? tanya kondisi finansial sosial penapisan awal kalau ada ggn nafsu ekonomi makan dan penurunan bb— lakukan 28. MNA—mini nutrien assement MNA, lalu kemudian pmx lain 29. penyakit kronik progressif— contoh pmx penunjang(lab=hb(ada malignansi, ckd, gagal ginjal, chf anemia ga), albumin(hipo)), pmx dll—bisa akibatkan malnutrisi fisik(otot wasted) 43. asupan gizi secara oral berkurang, fluid harus 1 sampe 1/2 diuresis air standar 60 persen!! kalau diberikan kencing, 3. ada tanda dehidrasi ga, 4. makanan harus habis 60 persen!! ada tanda hiperglikemia ga(karna kalau kurang—PERIKSA ada ggn overload nutrisi) dll(ada di slide) GIT, kalau ga ada berikan nutrisi 53. parenteral nutrition— secara enteral komplikasi(hiperglikemia, urin 44. kalau ada ggn fungsi GIT—berikan tinggi, elektrolis lewat nutrisi parenteral (lewat infus), terganggu(hiperkalemi), overload jika pake infusnya <1 bulan(akses cairan(makanya harus dibalance pendek) pake yang vena perifer, antara cairan yang masuk dan keluar) kalau lebih pake yang vena sentral 54. parenteral nutrition—sesuaikan 45. kalau ada penurunan bb > 5 persen kondisi indikasinya, lihat (diagram pohon ada di slide) osmolalitas, lihat interaksi antar obat 46. sebisa mungkin kasih nutrisi=peroral(oral nutrition) 47. oral nutrition—1. lihat kemampuan KERAPUHAN/FRAILTY menelan(dicek ada hambatan atau infeksi(candidiasis oropharingeal) 1. manifestasi klinis yang khas=cara atau tidak, 2. makanan harus berjalan alamin perlambatan(slow bervariasi sehari 3x kasih cemilan 3x gait speed) 48. hindari perut kosong lebih dari 12 2. tahapan frailty—kuat, prefrailt, fase jam karna sering terjadi frailty hipoglikemia(tiba2 pagi2 keringat 3. fase kuat—masih kuat misal ada dingin, ga bangun2) infeksi(dirawat ga butuh waktu lama, 49. buat suasana makan yang sembuhnya cepat) menyenangkan 4. prefrailty—homeostasis berkurang, 50. enteral nutrition—selang masih bisa reversible ngt(invasive dan non invasive) 5. frailty—susah kembali ke 51. enteral nutrition—syarat=kalau ada normal(irreversible)—sindrom gagal pasien anoreksia(hilang nafsu makan puluh(sukit diperbaiki secara medis, karna depresi, demensia), pasien hanya bisa hambat progresifitas) masih mau makan tapi ga mencapai 6. indeks CHS—minimal 2—perfrailty, 60 persen, pasien penyakit kalau 3 atau lebih—masuk ke frailty akut/kronik, kontraindikasi=ada ggn 7. manifestasi klinis frailty=1. adanya GIT(perforasi akut, bleeding ileus, penurunan BB 4/5 kg dalam 1 tahun, keganasan)—pilihannya parenteral 2. kelelahan sepanjang hari lebih dari 52. enteral nutrition monitoring—1. 1bulan yang tidak ada obatnya, 3. adakah keluhan abdominal kelemahan—periksa pake hand pick distension(kembung mual yang strail(suruh tarik pegas), 4. slow gait didapat pada jalur enteral), 2. intake speed—kecepatan jalan yang semakin pelan, kecepatan berjalan— turun, resiko jatuh(karna ada 17. pengamatan kebutuhan dasar hipertensi, ggn visual, aritmia), kalau lansia(ada 3–kemampuan berjalan jatuh bisa osteoporosis(imobilisasi secara mandiri, kemmapuan lama), 5. aktivitas fisik yang keseimbangan tubuh secara mandiri, menurun secara significant kemampuan kognitif) 8. kriteria lain—SOF(cukup simple), 18. cegah infeksi—kasih vaksin tapi lebih sering pake CHS influenza pneumonia herpes zoster 9. SOF—minimal 2 kondisi klinis masuk ke frailty!! 10. sarcopenia—kehilangan massa otot, SINDROM GAGAL PULIH sehingga muscle strenght menurun dan performance phisicalnya 1. menggambarkan keadaan penurunan menurun progresif irreversible 11. staging sarcopenia—ada di slide!!! 2. stadium dimana kondisi penyakitnya 12. sarcopenia—diagnosis periksa udah sulit diperbaiki!! kategorinya antropometri tapi pmx ini bukan misal aids, cancer(udah metastasis), parameter tunggal!!(karna misal tb= hemodialisis(cuci darah), chf(gagal ga valid karna lansianya bisa aja jantung kronik) stadium 4, gagal skoliosis) ginjal kronis stadium 5, pasien 13. muscle strenght—diukur pake alat ... sirosis hepatis dekompersata strength(?) 3. ada 4 tanda—aktifitas 14. time up and go test—untuk lihat menurun(misal gagal jantung— performa motorik—diukur pake aktifitas dikit aja dah sesak), alat(sejauh 3 meter berbalik arah, malnutrisi misal gagal ginjal— hitung) kalau kurang 10 detik berarti tosikuremia—gastropati masih bagus 10-19 itu iremikum(muntah2) jadi malnuturisi, ketergantungan ringan >20 depresi(pasrah karna penyakitnya ketergantungan, >30 ketergantungan dah sulit untuk sembuh), penurunan berat kognitif(memori kecerdasan 15. resiko sarcopenia—nutrisi—kurang menurun) asupan, lansia pasif(muscle mass 4. misal=autoimun disease—butuh gabagus), penyakit gagal organ dll imunosupressan—gabisa lepas dari 16. pencegahan—asupan protein harus obat—termasuk gagal pulih cukup 1 sampe 1/2 kkal/kgbb/hari. jika hemodialisis(kebutuhan protein berbeda), exercise aerobik(olahrgaa ringan misal dia duduk kasih beban dikaki terus angkat turun angkat turun gitu) (LENGKAP) ASPEK GIZI PADA 19. infus yang berkalori—dextrose ada GERIATRI 29 MARET 2018 5% dan 10 % 20. 5%—1 klabot 1. problem gizi pada lansia—mungkin 21. 1 klabot—100 kalori—kalau karna ada perubahan anatomi, 20tetes/menit—akan habis akan 8 perubahan fisiologi, dan perubahan jam, maka sehari semalam—bisa mental/depresi habis 3 botol 2. faktor risiko malnutrisi—penurunan 22. 3 botol=300 kalori, padahal pencernaan, panca indra sudah kebutuhan 2000!! bermasalah, sekresi saliva berkurang 23. 25 gram—100 kalori 3. makan sedikit2—telusurii tidak mau 24. 1 gram—4 kalori atau tidak bisa? 25. angka kecukupan gizi—hasil survey 4. asupan gizi pada lansia= rendah rata-rata gizi yang dibutuhkan suatu kalori, tinggi protein kelompok tertentu, dan akan 5. pasien rawat inap—perhatikan dievaluasi setiap 5 tahun. hal itu asupan!! berikan NGT—pemberian kenapa AKG setiap orang berubah2 makanan cair lewat selang 26. penyebab pasien dirs, ada risiko 6. yang paling banyak sumber energi= malnutrisi= 1. pasien yang sudah lemak—9,2 kkal. protein, karbo= 4,1 dipasang infus, mindsetnya infus kkal sudah makan, jadi gak makan lagi, 2. 7. kebutuhan gizi—tergantung umur, perubahan suasana dari rumah ke rs aktivitas, gizi, berat badan, jenis 27. identifikasi malnutrisi—pasien kelamin masuk rumah sakit—screening 8. faktor psikososial—telah pensiun nutrisi!! dari pekerjaannya, jauh dari sumber 28. screening—upaya menemukan jualan makanan(lansia susah jalan) beresiko malnutrisi atau sudah 9. kebutuhan pasien lansia dan dewasa malnutisi, paling gampang=ada bedanya? pada dewasa—2000 penurunan BB ga? kalori(karbohidrat, protein, lemak) 29. pasien sepsis—katabolisme tinggi 10. pada lansia sakit(geriatri)—pake 30. assesment—menilai faktor risiko, ngt—100 gram=175 kalori mengidentifikasi masalah, misal 11. 1 piring nasi=4 piring bubur pasien lansia dengan penyakit 12. 4 piring=175 kalori hipertensi, DM 13. 1 gelas jus=60 kalori 31. assesment—tentukan tujuan lalu 14. pada minuman 1 cc=1 kalori buatkan perhitungan gizi, terakhir 15. harus <2ka dievaluasi(menunjukkan perbaikan 16. 1 gelas susu=200 cc, kalau diberikan atau ngga)—jangan lupa 3 gelas=600 kalori dimonitoring 17. pemberian makan pada pasien 32. assesment—ABCD(antropomentri, sakit=start low go slow biokimiawi, clinical, diet 18. infus nacl—tak ada kalori history(anamnesis gizi—tanyakan bisa migrasi ke tempat lain—bisa kok bisa malnutrisi)) patologis 33. kalau gabisa pake BMI(karna gabisa 47. sonde—cairan uang dimasukkan ke berdiri), yang dilakukan dalam ngt(formula umum=susu tentukan=berat badan, lingkar (bukan sari makanan!)) lengan(bisa buat estimasi berat 48. sari makanan=komponen karbo, badan) protein, lemak, sudah dipisahkan 34. untuk ngukur BMI bisa pake sendiri2 gitu bedscale 49. screening—assesment(kenapa harus 35. arm span—ngukur rentang lengang ABCD?—karna ga khas 36. kebutuhan gizi—kebutuhan energi penyakitnya—misal=orang dengan dan BMR turun odem(gaharus hipoalbumin) orang 37. geriatri—GAPERLU SUPLEMEN!! gds tinggi(ga harus dm) hb turun (ga misal vitamin c(kebutuhan harus karna anemia)) normal=60-70 mg/hari)—kalau 50. abis assesment—rencanakan!! hitung kelebihan=bisa kena ke ginjal kebutuhan kalori pake basal 38. makanan seimbang—bervariasi—ga metabolisme dan rumus empirik, lalu butuh suplemen lagi!! dibagi2 kebutuhan makronutriennya, 39. obat bisa pengaruhi absorpsi zat lalu modifikasi jenisnya, untuk diet gizi!! DM(diatur jadwal jenis jumlah) 40. serat—bisa cegah penyakit kronis— 51. makan porsi kecil tapi sering— untuk memperlancar BAB— hiperemesis, gastritis sehingga memperbaiki absorpsi dan 52. contoh kasus 1(pada slide)— reabsorpsi assesment—overweight, hipertensi 41. serat—bisa atasi DM—serat=susah untuk rekomendasi diet—kalori dicerna—proses absorpsi lama intake dibatasi(pada makanan 42. fungsi serat untuk kasus DM— berlemak), kurangi nacl (bisa bikin mengenyangkan—meninggalkan tensi naik), perbanyak serat lambung lebih lama karna serat 53. kecap manis, saos tomat, sambal, gabisa diabsorpsi—jadi ga gampang royco, bumbu masakan— lapar!!! mengandung Na—tekanan darah 43. serat=indeks glikemiknya rendah bisa tinggi 44. prinsip diet=modifikasi konsistensi 54. lansia bb ideal= tinggi - 100 cm apakah padat lunak atau cair 45. kerugian diet cair—kandungan gizi rendah!! 46. saluran cerna berfungsi?? kasih lewat enteral!! kalena saluran cerna—ada flora usus—kalau ga difungsikan (LENGKAP) REHABILITASI MEDIK kalinya—biasanya untuk usia muda PADA GERIATRI ADA 3 PPT yang fraktur 14. WALKER—tak keluarkan energi, 1. sarcopeni—massa otot rendah kekurangan=naik turun susah, 2. gait change—1. double limb tempat harus luas, kelebihan=lebih support—gak napak, langkah kedua stabil, depan walker bisa berikan tas kaki melebar, 2. shorter stride 15. WHEELCHAIRS—dipake kalau length—panjang langkah pendek lansia gabisa jalan, wheelchairs itu 3. faktor risiko jatuh—memakai obat PILIHAN TERAKHIR, kalau sedatif(obat tidur), gangguan lansinya bisa jalan gausah pake keseimbangan wheelchairs!!!! 4. pada lansia, semua mengalami 16. orthosis dan footwear—lower perubahan—penglihatan, heels pendengaran, kardio, pulmo, gastro, 17. occupational therapy—untuk endokrin aktivitas sehari2, bagaimana caranya 5. latihan fisik—DOMINAN mandi, pakai baju, melatih fungsi 6. ambulatory assitive—alat bantu jalan tangan 7. orthosis—pake alas yang datar 18. pasien arthritis—join protection 8. preventing falls—cegah jatuh techniques—pegangan disendok itu 9. latihan fisik—untuk tingkatkan dibesarkan biar makannya gasusah kekuatan, luas gerak sendi, 19. speech pathology—belajar bicara, keseimbangan dan koordinasi menelan 10. physical exercise—luas gerak 20. psychosocial support—kehilangan sendiri—karna pada geriatri sendi2 pekerjaan, keluarga, fungsi—bisa kaku bikin stres 11. ambulatory assistive—alat bantu 21. preventing falls—diajari latihan yang aman dan praktis—kadang keseimbangan dengan physioball— pada pasien geriatri—sering menolak harus dengan pengawasan—dudukin untuk pake alat bantu karna tidak dibola lalu digerakkan, terus dia percaya diri(merasa cacat), harus menyeimbangi sendiri tujuan=untuk kurangi nyeri dan 22. massa tulang rendah—osteopenia— perbaiki fungsi -1 s/d -2,5 12. contoh ambulatory—CANE— 23. latihan W—bisa smape 8-10 sebenarnya kurang bagus karna hitungan, tujuan=untuk kuatkan tumpuan cuma satu, yang lebih otot2 lansia—untuk cegah bungkuk bagus itu yang TRIPOT 24. latihan bergeser dinding—untuk 13. CRUTCHES—jarang diberikan, pertahankan keseimbangan dan karna usia udah >65, karna karna koordinasi—gaboleh menahan kalau pakai crutches—energi yang nafas—karna bisa meningkatkan dikeluarkan lebih besar 1,5 tekanan intrakranial 25. latihan duduk—untuk latihan kamar tidur harus hangat, kabel keseimbangan dan koordinasi juga harus tapi(untuk hindari jatuh) 14. tim sosial medis—untuk pantau rumah biar lebih aman untuk pasien PAIN geriatri
1. terapi modalitas—laser terapi—bisa
untuk kurangi nyeri REHABILITAS MEDIK PADA 2. akut—berikan terapi dingin DEMENSIA(cuma gambar2 doang) 3. sub akut atau kronis—berikan terapi panas 1. barbell 1 kg 2kg—untuk kekuatan 4. lansia—bermasalah dengan dingin— karna bisa jadi sendi kaku, otot nyeri 5. HIGH TENS—untuk block saraf OSTEOARTHRITIS perifer 6. LOW TENS—bantu keluarkan 1. anterior posterior drawer test—untuk endorfin di otak—akan kurangi nyeri ACL dan PCL juga 2. grade 0-2 berikan terapi konservatif 7. terapi panas superficial(dikulit 3. grade 3-4 lakukan pembedahan menyengat)—kalau nyeri—kalau 4. latihan strenghthening— dirumah—bisa berikan botol air isometric=tanpa menggerakkan panas, tapi hati2 sensasi sensori sendi(cuma nekan doang), sudah terganggu—bisa bikin luka isotonic=dengan menggerakkan bakar sendi 8. terapi panas infrared—panasnya 5. pasien OA—paling bagus yang ga nyengat di kulit tapi dia bisa pertama BERENANG atau JALAN sampe otot, bisa untuk stroke DI AIR, 2. sepeda statik(yang 9. masalah DM—terapi harus hati2 nopang pantat, lutut jadi tanpa 10. ngurangi nyeri dan spasme otot— beban), 3. KNEE brace—tengahnya berikan TERAPI PANAS bolong untuk mefiksasi patella, 11. kalau murni cuma ngurangi nyeri— besi—untuk pemindahan beban dari berikan TENS tubuh kepaha langsung kebetis(tidak 12. ELEKTROSIMULASI—tujuan— ke lutut) untuk ransang otot2 yang lemah 6. UNTUK SOAL—kaya di blok misal pada stroke, bell spasy muskulo!! 13. buat rumah jadi aman—pakai lapisan anti licin(yang dari palstik), harus ada pegangan, kalau ada LOW BACK PAIN tangga(harus ada pegangan) anak tangga berikan warna yang cerah, 1. keluhan paling sering pada geriatri=nyeri punggung dan nyeri lutut 2. keropos—bisa sebabkan skoliosis dan kifosis 3. naik sepeda—dengan punggung yang lurus 4. jalan kali—bisa 2-3x/minggu, 30 menit (LENGKAP) ACUTE CONFUSIONAL 13. penyebab ekstracerebral—menjadi STATE dominan pada geriatri dan seringkali muncul diawal misal=sepsis dan 1. sindrom geriatri—mortilitas paling infeksi pada usia lanjut— tinggi derilium(penurunan kesadaran) akan 2. pasien geriatri ke rs—30 %karna muncul duluan penurunan kesadaran 14. ekstra cerebral(non cerebral)—pada 3. waktu datang baik2 aja sadar, tapi usia muda(penurunan kesadaran dalam perkembangannya terjadi bersama penurunan organ lain) misal penurunan kesadaran, apalagi ketika pneumonia berat—lama2 jadi sepsis dirawat di intensif(angkanya sampe dan penurunan kesadaran, nah 80%) penurunan kesadaran ini akan 4. post op—risiko derilium 10%, muncul bersamaan dengan apalagi ortopedic op—sampe 40 komplikasi yang ada misal=gagal %(resiko derilium besar) ginjal akut 5. acute confusion state=resiko 15. pada lansia—jika alami mortaliti besar hipoksia/penurunan perfusi 6. 80% gatau sebabnya otak/hipoglikemi—akan turun 7. penting—kalau ada pasien lansia kesadaran karna faktor GABA dan dengan derilium—pasien akan asetilkolin—derilium!! panjang masa rawatnya dan juga 16. bedanya dgn demensia?—sama2 dapat meningkatkan resiko untuk masalahnya di asetilkolin, yang bikin alami komplikasi yaitu isk, beda=ada plak2 cerebri—ganggu decubitus, inkontinensia urin, neurotransmitter!! pneumonia, orthostatik, kontraktum 17. faktor ekstracerebral yang sering jadi 8. penurunan kesadaran—salah satu penyebab—infeksi, dm, ggn penyebab inkontinensia akut karna elektrolit gangguan pengaturan berkemih yang 18. derilium faktor intracerebral—paling kacau banyak struk 9. pasien akan alami penurunan kondisi 19. pasien derilium—periksa fisik dan recognitif yang lama intracerebral dulu baru 10. meningkatkan resiko demensia yang ekstracerebral!! tadinya ga ada gangguan kognitif 20. obat—bisa akibatkan derilium jadi ada gangguan kognitif hiperaktifaajadi hipoaktif, pasien 11. untuk menghadapi derilium yang hiperaktif ketika kasih haloperidol penting adalah deteksinya (ada malah jadi hipoaktif! resiko derilium atau tidak) 21. derilium—bisa karna kondisi 12. patogenesis derilium—pada usia umumnya alami penurunan karna lanjut, ada pada cerebral dan diluar sepsis, dehidrasi, hipoglikemi, cerebral(ekstracerebral) hiperglikemia, obat2 22. etiologi derilium=multiple gangguan memori, orang 23. pasien derilium ada 3 bentuk— demensia—pasti ngerjain MMSE gelisah(halusinasi), dengan sungguh2 walaupun gabisa bingung(disorientasi), 31. derilium—akut, naik turun, susah hipoaktif(seharian tidur lemes, hanya konsentrasi, memori jangka pendek bangun ketika disuruh makan) terganggu, penurunan kesadaran, 24. derilium hipoaktif—tinggi mortalitas muncul halusinasi, tatalaksana susah, karna sering kurang diperhatikan mengendalikan perilaku susah, yang oleh dokter, ngantuk, tidur seharian penting=kenali apakah seseorang 25. derilium hiperaktif—gaduh gelisah punya faktor resiko derilium dan sepanjang hari seperti psikosis, susah apakah faktor risikonya bisa diinfus. pemberian diazepam dikoreksi atau tidak meperberaf derilium 32. faktor risiko derilium=laki2 usia 65 26. pada geriatri—semua obat diberikan tahun—bisa alami derilium lebih dengan dosis paling kecil kecuali tinggi antibiotik—dosis optimal 33. faktor risiko lain—gangguan kognitif 27. derilium—onset akut, naik turun(hari 34. faktor risiko lain—pasien punya ini gelisah besok tenang besoknya penyakit multiple—misal gangguan gelisah lagi), susah konsentrasi, fungsi ginjal, hepar, diabetes, cve, diajak ngomong ngelantur, kontak pasien yang sering jatuh atau mata tak ada, disorganizing thinking, mobilitas rendah pikiran loncat2, penurunan kesadaran 35. faktor risiko lain—parkinson, kurus, 28. derilium, demensia, dan depresi— albumin rendah(risiko lebih tinggi) sering pada lansia 36. pasien yang sebelumnya sudah alami 29. depresi—kronik(ada faktor penurunan status fungsional— pencetus), biasanya gamau ngerjain gampang kena derilium!! MMSE 37. yang bisa dikoreksi—fungsi 30. demensia—kronik, jalan terus meski penglihatan dan pendengaran!! pelan, biasanya ketahuan saat sudah 38. lansia—kalau nutrisi terganggu— demensia sedang, kadang ga makan protein yang banyak!! support kelihatan, ketahuan demensia ketika dari keluarga untuk makan test MMSE kesadaran baik sampe 39. kalau gamau minum—dijadwal demensia tahap akhir, demensia minumnya alzheimer(kondisi baik orangnya 40. kalau albumin kurang—suruh diet sehat, tapi kongitif turun tapi dengan tinggi protein berjalannya waktu kalau sel2 41. orang dengan tidak banyak kegiatan, cerebralnya terganggu—pusat terisolasi dengan lingkungan—risiko menelan, motorik terganggu), pada derilium besar!! demensia=ga ada halusinasi(kecuali 42. restrain(diikat)—untuk kendalikan yang demensia lewy body), ada gelisah 43. pemasangan kateter 55. terapi derilium—1. assesment, 2. 44. multiple drugs—ga disediakan lihat reversible ga—kalau iya orientasi waktu, lingkungan ga diperbaiki, 3. komplikasi diatasi, 4. berikan situasi yang memudahkan kalau ada komplikasi lihat mengenali waktu storage(kemampuan) kognitif— 45. yang bisa dikoreksi lagi—fungsi kalau ada masalah perbaiki sampai ginjal—kalau bisa diobati ya diobati, dia sehat!! kalau perlu hemodialisa(tapi 56. pasien derilium—gabisa andalkan pertimbangan lebih panjang, kalau dari obat aja!! perlu perawatan yang dihemodialisa begitu aja—malah baik—high quality nursing banyak kerugiannya!!) 57. bikin lingkungan pasien yang baik!! 46. depresi dan rawat inap terlalu harus diperhatikan, jangan sering2 lama—risiko derilium pindah rumah, pindah tempat 47. faktor resiko ditambah faktor 58. untuk obat—hati2 dengan obat! presipitasi(pencetus)= jadi derilium jangan ngasih obat yang banyak!! 48. faktor pencetus(presipitasi)— hati2 dengan obat antikolinergik!! polifarmasi kaya obat diazepam, 59. kita bisa milih satu obat buat rumah yang ga ada sinar matahari, ngobatin beberapa penyakit merokok, infeksi, sepsis, ggn nutrisi, misal=beta blocker—bisa untuk ggn fungsi jantung, syok hipertensi, penyakit jantung kardiogenic(pasien masih sadar iskemik(oksigenasi bisa jadi cukup), penuh)—bisa meninggal mendadak gagal hati(bisa untuk turunkan 49. post operasi, nyeri, kanker—bisa jadi tekanan aorta), asma derilium 60. discreening pake perfusion 50. fraktur dan jatuh—misal udah tua assesment sekali(faktor risiko), dan jatuh(faktor 61. diagnosis dehidrasi pada usia presipitasi)=bisa jadi derilium lanjut—susah!! yang bikin 51. pemeriksaan fisik—vital sign! karna sulit=tensi masih bagus tapi dia syok septik dan syok kardiogenic— dehidrasi!! bisa lihat dehidrasi pada salah satu tandanya adalah lansia dari proporsi antara sel darah penurunan kesadaran dan plasma 52. periksa juga=oksigenasinya(respirasi 62. prognosis—ada yang recovery baik, rate), kadar glukosa(hipo/hiper), ada juga yang meninggal, tapi ada periksa juga ada retensi urin/ ga, juga yang masih derilium sampe 12 kalau pada laki2—mungkin ada bph, bulan(nah ini di assesment ke kalau wanita—mungkin ada tumor keluarganya—fungsi vegetatif harus 53. periksa darah rutin, urin rutin, ct scan diatur, makan pake NGT)— 54. elektrolit jangan lupa diperiksa tatalaksana komprehensif juga!! 63. farmakoterapi—haloperidol mulai 12. dikasih 1 macam obat baru nanti dosis paling kecil 1/2 ml, 1ml, 5ml— bervariasi berikan intramuskular 13. obat yang paling sering menyebabkan pasien dirawat ke igd—obat diabetes melitus dan obat GANGGUAN KESEIMBANGAN DAN kardiovaskular(antitrombotik dan JATUH antikoagulan). urutan paling tinggi adalah warfarin(karna ada anti 1. resiko jatuh—dikasih alofuring iskemik) 2. resiko jatuh meningkat =jika usia 14. 1. warfarin—bisa sebabkan bleeding lebih >75 tahun gastrointestinal 3. kalau risiko derilium=pada usia >65 15. 2. insulin—karna hipoglikemi, dosis tahun ga salah tapi karna pasiennya! 4. komplikasi=fraktur, gagal 16. 3. aspilet—antitrombotik berjalan(karna takut jatuh lagi) 17. 4. oad—oral antidiabetik 5. risiko jatuh=overweight dan 18. keseimbangan dan jatuh—terapinya overwasted polifarmasi! 6. propioseptik terganggu—ketika naik 19. muskuloskeletal—pmx penting dari tangga—sudah merasa sampai tapi hipotensi ortostatik sebenarnya belum 20. hipotensi orthostatik—perbandingan 7. kontrol postural/fungsi tekanan darah duduk dan berdiri keseimbangan—ketika kita bisa 20mmhg. risiko tinggi jika tekanan berdiri dan berjalan—karna ada darah tinggi keseimbangan, tapi pada 21. pencegahan jatuh—1. exercise lansia=jalannya udah berubah, kalau 22. pemeriksaan apakah boleh pergi pada perempuan—langkahnya kemana2 pada lansia ggn kecil2, laki2—jalannya melebar keseimbangan dan jatuh—pake time 8. dizzines—merasa melayang, vertigo, up and go test—duduk jalan 3 meter hipotensi ortostatik dihitung berapa detik, jika >20 detik 9. untuk obat—dosisnya dari kecil dulu boleh, tapi suruh hatii!! 10. obat yang sebabkan jatuh—yaitu obat2 kardiovaskular, obat antidepresan, oral antidiabetes, dan IMOBILISASI obat diuretik 11. obat diuretik sebabkan jatuh karna= 1. imobilisasi=suatu keadaan dimana turunkan tekanan darah dengan pasien ga bisa bergerak secara cepat, diuretik kuat(furosemid), alamiah selama 3 hari/ lebih kasih diuretik jangan waktu mau 2. gerak anatomis dan fisiologisnya tidur/malam!! karna kalau ngompol hilang bisa jatuh 3. faktor risiko 1. kontraktur—bisa 13. komplikasi lain—kelemahan otot(3 terjadi pada keadaan otot baik dan hari dirawat—pengurangan massa hanya luka2 saja otot progresif) 4. 2. demensia berat—terutama 14. lansia yang decubitus—kulit tipis, alzheimer pada tahap awal masih kelembapan kurang, lemak kurang, kaya orang normal tapi lama2 akan otot kurang penurunan kognitif dan imobilisasi 15. bed rest total—pulang gabisa jalan 5. 3. osteoporosis—yang nyeri sekali— 16. kalau dirawat—direhab secepat biasanya ga mau gerak—pake mungkin preparat bifosphonat diinjeksikan 17. pengkajian imobilisasi—1. lamanya akan jadi membaik, imobilisasi imobilisasi—makin lama lama—bisa sebabkan osteoporosis imobilisasi—recovery juga akan juga makin lama 6. 4. ulkus pada diabetes varikosus 18. malas makan—makin hipoalbumin decubitus, ulkus decubitus—lokasi 19. pasien usia lanjut—cendrung spesifik imobilisasi—evaluasi bab 3 hari 7. 5. fraktur—jika dioperasi—quality of sekali, eval ronki paru, eval urin, life bisa baik eval decubitus 8. kalau punya pasien jatuh—lihat 20. tatalaksana—imobilisasi, hindari rontgennya! tirah baring total miring kanan 9. ada kasus pasien lansia jatuh, dibawa miring kiri, latihan gerakan pasif, ke ortopedi dibawa jalan masih bisa beri kasur decubitus, beri diberikan suplemen tapi pain ga antikoagulan hilang2—lalu di rehab—tapi tambah lama tambah sakit, ternyata caput femoris udah rusak—yang terjadi ULKUS DEBITUS sebelumnya kungkin incomplit fraktur, ketika direhab canus belum 1. komplikasi akhir pada imobilisasi tumbuh 2. decubitus—kulit yang dehidrasi, 10. frailty—gamau makan turun bb 1 massa otot berkurang, pembuluh tahun dan gampang capek darah aterosklerosis, aliran darah ke 11. depresi—bisa bikin imobilisasi juga distal sudah snagat berkurang, kalau 12. komplikasi imobilisasi—paling tekanan bertambah—iskemik— bahaya efek jangka pendek— decubitus trombosis—sesak wheezing 3. sering di tonjolan tulang, siku, tumit meninggal(emboli paru), paling 4. tekanan normal=32-40 sering deep vein trombosis/DVT(di 5. decubitus tipe ekstremitas). makanya evaluasi terminal=decubitusnya udah gede2 ekstremitas—inferior=oedem, bengkak, nyeri—semua unilateral!! (LENGKAP) DOSIS 27 Maret 2018 17. yang berikatan dgn reseptor sedikit—respon kecil 1. pasien infeksi=antibiotik empirik 18. jika obat jumlah besar tapi ga semua 2. infeksi saluran nafas bisa berikatan dengan reseptor— bawah=antibiotik akan timbulkan efek ketempat makrolide(empirik) jadi pilihan— reseptor lain—sehingga muncul contohnya eritromisin, azitromisin toksisitas!! 3. azitromisin—tablet 500 mg, 19. kejenuhan reseptor—bisa sebabkan diberikan 3x sehari—jadi 1500 mg vasokonstriktor—kongestan untuk 4. dosis—takaran yang diterima pasien hilangkan edem, justru malah yang masuk kedalam plasma dan rebound—bisa malah makin besar sirkulasi ditentukan jumlahnya lagi!!! 5. farmakologi—ADME (absorpsi, 20. jumlah reseptor yang aktif bisa distribusi, metabolisme, eksresi) dihitung konsentrasinya dalam 6. obat ketika siap di absorpsi—obat plasma berapa pasti dalam keadaan larutan baru 21. setelah di absorpsi—akan diikat terjadi absorpsi protein plasma(albumin tiap orang 7. obat—ngga semua dalam bentuk beda2) cairan paling banyak tablet dan 22. jika orang dgn hipoalbumin—obat kapsul bebas banyak disirkulasi—toksisitas 8. tablet—untuk jadi larutan butuh 23. dosis lazim—dosis yang umum pada beberapa proses dewasa yang dapat menimbulkan 9. proses tablet ke larut—butuh efek terapi, contoh paracetamol— waktu—standarnya 20 menit, dosis lazimnya 500 mg(dosis dewasa sehingga minum tablet 20 menit baru 20 tahun dan 50 tahun sama, berat mulai absorpsi badan 40 atau 50 kg itu sama 10. kalau sirup—langsung absorpsi dosisnya) 11. proses pecah—bisa dibuat 5 atau 10 24. jika berat badan lebih—500 mg tidak menit akan kekurangan, sebenarnya udah 12. obat supositoria—terkemas dalam cukup!! bahan lemak—hangat—-narik 25. pasien geriatri—untuk kemanan panas—lalu melebur harus lebih kecil dari dosis lazimnya 13. melebur—butuh waktu juga buat dari dewasa, teegantung aktivitas larut lansia 14. krim gel salep—buat topikal, ga 26. dosis lazim—amilodipin untuk dibutuhkan suatu absorpsi cuma hipertensi—dosis lazim—tersedia lokal aja, jadi kalau untuk sistemik tablet 5mg dan 10 mg—jadi dosis baru harus ada absorpsi lazimnya diantara 5 sampe 10 mg, 15. topikal—kortikosteroid 1% atau 2 % tergantung tekanan darah yang di 16. aktif—tak berikatan dengan apapun targetkan 27. 5 mg atau 10 mg—itu sebenarnya biasanya dosisnya sama, 3. jenis udah aman kelamin (obat hormon), 4. ras(terkait 28. kalau dibawah 5 mg—kurang astirasi sitokrom p450, kalau bermakna!! astriasinya cepat—konsentrasi obat 29. lebih 10 mg—berlebihan!! cepat berkurang—butuh dosis yang 30. waktu paruh dalam plasma—bisa lebih!!), 5. obesitas dihitung!! disebut t1/2 39. 7. keadaan patologi—pada saluran 31. waktu paruh 4 jam—dalam plasma 4 cerna—buat nutupin ulkus— jam tinggal setengahnya, maka dia nutupnya pake sucralfat(untuk habis 8 jam!! dispepsia, luka) kalau sucralfat 32. obat—ada minimal efektivitas, mulai diberikan bersamaan dengan menimbulkan respon terapi setelah metoclopramide(obat antiemetik, konsetrasinya mencapai 5 mempercepat peristaltik)—jadi mikogram/cc(misalnya) nutupin ulkusnya sebentar aja!! 33. jika obat dengan waktu paruh 4 jam, 40. metoclopramide dan omeprasol(10 durasi(respon terapi) 8 jam— mg)—absorpsi sebentar karna dosis diberikan berapa sehari supaya tetap omeprazol dikit didarah—sehingga berikatan dengan reseptor?? maka harus diberikan 20 mg!! minimal diebrikan 3 kali!! 41. tidak semua obat dapat diabsoprsi 34. kalau 1x dosissnya 25 mg, bisa karena dimungkinkan bisa terikat diberikan 75-100 mg sehari!! oleh obat tambahan 35. azitromisin—kapsul 500 mg(dosis 42. ofloksasin 500 mg peroral dan lazim) vena—beda!! biasanya vena lebih 36. waktu paruh(t1/2) lebih dari 10 cepat jam—maka pemebriannya cuma 1 43. diazepam 10 mg dosis besar— kali aja udah cukup!! kalau diberikan digunakan untuk kasus emergensi— 3x sehari jadi 1500–terlalu besar— misal diazepam clysma masukin resiko memperburuk hepar dengan secara perenteral dan rectal(harus proses yang lama(ga cuma sehari dalam bentuk cair)—anti kompulsi!! dimakan doang) 44. emergency juga bisa pake injeksi 37. antibiotik—gaboleh terjadi flukatif 5mg/ml dalam plasma, jika konsentrasinya 45. kalau ga emergency—sirup turun dalam plasma terlalu banyak— 2mg/5ml. tablet—2 mg 5 mg bisa resistensi!! konsentrasi kecil tapi 46. dossis maksimal—dosis dalam bakteri masih banyak mabang batas besar—bisa trjadi 38. fakor penderita= 1. umur—pada toksisitas, tapi bukan berarti gaboleh bayi—proses metabolisme belum diberikan sesuai kasusnya!! matur, 2. berat badan—biasanya 47. dosis besar—biasanya dikasih tanda dikaitkan dengan umur(biasnaya 48. dosis maksimal—batasan untuk pada anak2), kalau pasien dewasa kasus emergency 49. pasien diabetes—metoformin—kalau makanya dikasih alumunium dan monoterapi ditinggikan—resiko, jadi magnesium diberikan bersamaan!! dibutuhkan 2 obat yang 54. ibuprofen 200 mg, kalau dikombinasi—untuk efek setengahnya 100mg= 50 % potensiasiasi supaya lebih kuat!! 55. parasetamol 500 mg, kalau 50. penambahan obat—syaratnya setengahnya 200 mg= 50 % mekanismenya beda—resiko beda— 56. 100 + 200 mg—bisa jadi 100 tapi efeknya jauh lebih besar!! persen—dosis ga berlebih dan 51. kasus sesak nafas—membuat saluran kurang nafas melebar—dibutuhkan 57. dosisnya sama tapi efek sampingnya bronkodilator—yaitu salbutamol— lebih kecil!! kalau ditinggikan—resiko!! untuk 58. 10-15 kg/BB, dengan berat badan 30 kurangi spasme—bisa kg– bisa diberikan 300 sampai 450 direlaksasikan, untuk relaksasi yang mg, boleh diberikan antara itu tapi dipake—antikolinergik!! tersedianya cuma 500 mg—itu 52. antikolinergik(spasmolitik), gimana? bisa dipake ngga?—bisa antiinflamasi, kok!! 500/450x100%=10%— salbutamol(bronkodilator)—KASUS kelebihan 10%—masih bisa dipake EMERGENCY AJA YANG DIA 59. kalau kelebihan 10 % sampe 20 %— GABISA DIATASI DENGAN 1 gapapa kelebihan dna masih relatif OBAT aman, tapi syaratnya obat tersebut 53. tujuan kombinasi=1. memperluas harus punya indeks terapi besar spektrum(kerja obat sinergis)— khususnya antibiotik—cegah pemecahan beta laktam— LANSIA kotrimoksasol dengan trimetoprin, cephalosforin dengan metronidazole 1. klirens kreatinin—untuk nentuin 2. potensiasi, 3. mencegah efek dosis samping(kerja obat antagonis) misal 2. klirens—berapa jumlah obat yang haloperidol—resikonya bisa dieksresikan EBS(ekstrapiramidal sindrom)—buat 3. dibandingkan dengan klirens normal cegah itu bisa diatasi dengan x 100 %. kalau klirens kreatinin kombinasi amitriptilin!! contoh lain menurun 50 mg/dl—dosis harus antasida(banyaknya kombinasi turun setengahnya—supaya ga antara alumunium dan toksisitas magnesium)—kalau alumunium doang—bisa sebabkan diare karna nyerap air salncerna, tingkatkan peristaltik, kalau magnesium— hambat peristaltik, konstipasi nah (LENGKAP) PENYAKIT TULANG PADA 3. konsekuensi paling susah—ga GERIATRI 22 MARET 2018 mandiri(ketergantungan), disabilitas(gabisa apa2), 1. tulang normal—epifisis metapisis death(fraktur=alami kematian lebih dan diapisis cepat, bukan frakturnya tapi jadi 2. epipisis—zona trabekula, kortek infeksi, diabetes tulang, kompak bone 4. klasifikasi—primer(ga disebabkan 3. dalam tulang— oleh penyakit lain)—paling sering modelling(pertambahan tulang jadi pada usia muda lebih panjang dan tebal bayi sampe 5. sekunder(diabetes, gagal ginjal, 30 tahun, setelah itu tak tambah), arthritis rhematodi, obatan remodelling—tulang rusak ganti kortikosteroid masa panjang) tulang muda, tjd pada zono 6. tipe 1—akibat penurunan esterogen, trabekula—sel yang berperan yaitu kena di trabekula sel osteoklas sifatnya fagosit sel tua 7. tipe 2—senilis, kena di korteks dan rusak, osteoklas keluarkan 8. khas—derajat hilangnya tulang pasca kopling faktor, pengaruhi osteoblas menopause. pasca yang imatur jadi matur, osteoklas menopause=penurunan tulang drastis selese—jadi lakuna hostage— 9. pake kb hormonal—percepat tugasnya digantikankan oleh osteoporosis osteoblas 10. osteoposis—tulang yang terbentuk 4. resorbsi lebih sedikit dari tulang yang 5. reversal—osteoklas apoptosis diabsorpsi!! tugasnya digantikan oleh osteoblas 11. penyebab= imobilisasi(jangan tirah 6. osteoblas—isi matriks ke sekungan baring lama), senilis(kemampuan nanaya oseosit osteoblas menurun), penurunan 7. osteosit—sangat lunak, dilanjutkan kalsium(pada lansia—makannya fase mineralisasi(dipengaruhi dari lebih banyak karbohidrat, tapi daging osteoblas dgn pengeluaran sitokin ikan kurang. intake makanan rendah. IL-6 shg yang tadinya lunak jadi absorpsi usus berkurang), kadar vit D keras) rendah—aktivitas terbatas, kulit 8. osteoblas pergi dinding sel keriput— vit D berkurang, penyakit 9. saluran komunikasi antar tulang komorbid 12. gambaran klinis—awalnya silent disease, sampai akhirnya merasa OSTEOPOROSIS(Paling banyak) nyeri setelah fraktur 13. pmz penunjang—lab(ga khas), 1. penyakit tulang sistemik—penurunan rontgen polos(gambaran vertebrae kepadatan tulang tepi radioopaq tapi tengahnya 2. osteoporosis=salah satu dari sindrom geriatri radiolusen), gold 7. duduk ke berdiri harus dibantu standar(densitometri tulang)—DXA 8. langkah melebar karna lemah 14. gambar khas osteoporosis—fraktur 9. pmx penunjang—radiologi khasnya kompresi zona losser 15. DXA—gram/cm persegi 16. skor ada 2 17. untuk pasien <50 tahun=pake z PAGET TULANG(osteoitis deforman) score(artinya kepadatan tulang dibandingkan dengan sesama 1. peningkatan resorbsi(aktivitas usianya) osteoklas meningkat) 18. untuk lansia=pake t score (artinya 2. aktivitas osteoblas tak normal— kepadatan tulang dibandingkan terbentuk tulang yang ga sama dengan lansia dan dewasa dengan tulang sebelumnya, dan normal(sekitar usia 30 tahun yang vaskularisasi berlebihan—jadi masa tulangnya paling bagus) mudah fraktur 19. sehat jika diatas -1 3. gambaran klinis=awalnya ga ada 20. osteopenia jika -1 sampe -2,5 gejala sampe nanti tulang membesar, 21. osteoporosis berat—bila ditemukan bisa tumbuh dikepala(helm gamuat, adanya fraktur topi gamuat) 22. ttx—assesment geriatri, penilaian 4. bisa pake bifosfonat, kalsitonin secara komprehensif, resiko jatuh, 5. paget disease—bisa jadi osteoplasi— jenis osteoporosis ada fraktur atau lalu terakhir jadi osteosarkoma tidak 23. bifosfonat—hambat aktivitas osteoklas PENYAKIT KEGANASAN TULANG
1. malignansi—sering pada usia lanjut
OSTEOMALASIA(SOFT BONE) 2. keganasan primer—osteosarkoma— prognosis buruk!! 1. proses resorpsi— normal, proses 3. osteosarkoma—gambaran seperti formasi(pembentukan osteoid)— bunga kol tidak normal 2. tulang jadi lunak 3. bb turun, otot lemah, nyeri tulang, metastase keganasan ke tulang tulang melengkung(harus sangga 1. sering dari sarkoma, ca mamae, berat badan) bronkus, prostat, tiroid, ginjal 4. gambaran pseudofraktur (padahal ga 2. gambaran klinis—butuh analgetik fraktur) kuat jenis opioid 5. gambaran klinisnya—sering di salah 3. sklerotik—radioopaq, litik— artikan dengan rematik radiolusen 6. radiolusen di daerah skapula, pelvis 4. kondisi malignansi, tumor cell 3. fraktur coles—karna trauma ringan mengeluarkan OAF(aktivasi misal jatuh posisi tangan menahan osteoklas), OBL(inhibitor tubuh osteblas)—jadi semuanya 4. minggu 3 ke 4—nyeri hilang membentuk gambaran osteolitik 5. faktor resiko fraktur—kepadatan masa tulang, kerapuhan fisik, risiko jatuh(konfusio—kebingunan karna OSTEOMIELITIS obat2), pengalihan pengaruh(dipanggil cucu) 1. kronik jika > 6 minggu 6. lokasi fraktur—terbanyak tidak 2. perkontinuitatum—misal abses dikamar mandi!!!! kamar didekatnya bisa nyebar ketulang, makan(mungkin karna karpet perhematogen—jarang tergulung, mainan cucu) 3. penurunan gerakan—karna nyeri 7. mengembalikan pasien pada keadaan 4. diagnosa pasti dengan biopsi tulang dan fungsi sebelum fraktur 5. pengobatan utama—antibiotik sesuai 8. dicapai dengan operasi, non operatif, kultur(paling ngga 5 hari)—nunggu mobilisasi dini hasil kulturnya dikasih antibiotik 9. fraktur=tirah baring—komplikasi empiris aja bisa jadi DVT, ulkus decubitus, trombosis, atrofi otot
OSTEOMIELITIS KRONIS
1. bisa dari TBC
2. sinus kronik—keluarkan pus terus menerus 3. involukrum—pertumbuhan tulang baru 4. tuberkulosa—pengobatan >= 6 bulan 5. difus hipoiocdifus
SEMUA PENYAKIT DIATAS RESIKO
UNTUK:
FRAKTUR USIA LANJUT
1. paling sering dari osteoposis jadi
fraktur 2. fraktur leher femur—terpenting karna sendi utama untuk berjalan (LENGKAP) GERONTOLOGI: GERIATRI lihat faktor resiko ekstrinsik dan SOSIAL 22 MARET 2018 instrinsik, lihat sasaran utama, lihat teori 1. menua=sesuatu yang pasti 16. perempuan 89 tahun, pedagang, TD 2. menua=bukan sickness karna aging 200/90, nadi 70, 38 celcius, hpl process tapi merupakan proses masih bagus, mmse bagus, gds natural phenomenon, ada teori sosial tinggi, diajak bicara tapi dan genetic biological ganyambung jawabannya, kegagalan 3. sel akan mengalami detoriasi dan usaha—terapi yang diberikan? A. pengurangan kemudian jadi diazepam B. edukasi(supaya ga kematian jualan), C. minta lebih banyak 4. tidak hyanadakah disabilitas berdoa, D. rujuk ke psikiatri, E. impairment atau rawat sakitnya 5. impairment—adanya kekursngan atau kecatatan/sel atropi, mewakili biologi 6. disabilitas—peran dalam berkomunikasi berkurang 7. handicap—kecacatan dalam beraktivitas 8. frailty—cadangan fungsi diawal akan berjalan sepanjang waktu dan semakin berkurang seiring berjalannya waktu 9. gerontologi—lebih luas, tidak untuk lansia yang sakit 10. penting untuk memeriksa lansia— utamakan kualitas 11. gerontologi=usia bukan patokan 12. disability and functional handicap=targetnya penyakit terminal 13. gerontologi—dilihat dari segininteraksi sosial, ekonomi, daya dukung, lingkungan dan keluarga 14. aspek lingkungan dan daya dukung ekonomi—masih lemah 15. pada lansia perlu adanya psbk— pendekatan berbasis keluarga— bagaimana kita melihat kualitas hidup, menjaga cadangan fisiologis, (SUDAH) NEUROLOGI GERIATRI 16 dikamar(tampaknya tidur(karna MARET 2018–PPT DARI PSIKIATRI ngorok) tapi sebenarnya ga tidur), NEURO YA! tidur tapi tidurnya ga dalam(merasa tidak tidur) 1. yang dibahas=depresi dan gangguan 9. gejala umum depresi yang sering psikotik pada geriatri pada lansia=sulit tidur, nafsu makan 2. pada geriatri—kasus depresi cukup turun atau ga ada nafsu tinggi, kenapa? karna=udah banyak makan(makan sedikit perut udah penyakit, tenaga udah berkurang, terasa penuh) penghasilan juga udah mulai 10. depresi—dikacaukan oleh penyakit berkurang, anak2nya sudah banyak fisik yang sukses(sehingga cuma tinggal 11. ada pasien sampe 1 bulan dia ga berdua dirumah, ditambah lagi jika makan hanya minum tok—jadi kurus pasangannya meninggal—makin kering tinggal tulang doang— kesepian—kasus depresi tinggi) padahal ini tuh gangguan depresi! 3. dilingkungan sekitar—banyak tapi dianggap cuma ada gangguan kawan2 sebaya yang meninggal—tak pencernaan(dianggap dispepsia) ada lagi tempat untuk ngobrol 12. depresi pada lansia—tampilannya dengan teman sebayanya macam2, sehingga ada istilah 4. depresi pada lansia gejalanya tidak pseudodemensia—gangguan fungsi khas!! kognitif yang nyata tapi bukan karna 5. kalau pada usia dewasa, gejala kelainan organik!! melainkan umum ada 3A(Afek depresi, disebabkan karna depresi—sehingga Anhedonia, Anergia) dia ga ingat apa2, kalau ga ditangani 6. Afek depresi—perasaan sedih pada dengan baik—lama2 akhirnya akan dewasa itu tampak afeknya murung, jadi demensia yang sebenarnya!! tapi pada lansia tak tampak dianggap keluarga cuma proses 7. Anhedonia—tidak adanya minat penuaan biasa~ sehingga terhadap hal2 yang dulu dia sukai penangannya ga optimal sampe 8. Anergia—tidak adanya akhirnya meninggal karna ga mau energi/mudah lelah, sehingga gejala2 makan ini kadang tumpang tindih dengan 13. demensia—gangguan fungsi gejala2 penyakit fisik(anhedonia kognitif karna ada kelainan organik ataupun anergia)—kalau dokter ga di otak waspada ga akan kenali kalau itu 14. nafsu makan kurang—karna secara gejala depresi, maka harus cari gejala fisiologis proses absorpsi dan tambahan lain pada lansia metabolisme menurun, disamping itu misal=sulit tidur, walaupun udah masih ada gejala depresi yang tak berhari2 tetap ga bisa tidur— tampak keluarga ga mengenali kalau dia sulit 15. depresi=ringan, sedang, berat tidur, dia cuma duduk berbaring 16. depresi ringan dan sedang—bisa goes slow, kekurangan fluoksetin— disertai dengan gejala ada efek gangguan tidur, ada somatik(misal=nafsu makan gangguan lambung, sehingga harus menurun, keluhan fisik lain, hati2 diberikan pada pasien yang gangguan tidur) gangguannya sulit tidur berat dan 17. depresi berat—disertai gejala ada gangguan psikotik—umumnya serasi dengan lambung(misal=dispepsia parah) afek! (misal=kalau ada halusinasi— 21. kalau psikotik—dikasih mendengar suara2 atau melihat antipsikotik=haloperidol(dosisnya 5- bayangan2–sebabkan lansia 15mg/hari dalam dosis terbagi bisa bertambah sedih, merasa bertemu 2x atau 3x—pada lansia 2,5 mg/hari dengan ayahnya, misal saudara yang atau 3x1 mg), risperidon(dosis sudah meninggal, bahkan tidurpun dewasa 2x2 atau 2x3 mg/hari, berarti bertemu oleh orang2 yang sudah kalau pada lansia dimulai pada 1 mg) meninggal) halusinasinya 22. kalau lansia dengan gangguan mengatakan sebentar lagi akan mati lambung—diberikan antasida dulu hadi dia semakin sedih nanti diberi jarak untuk obat depresi 18. depresi berat dengan psikotik—kalau 23. sulit tidur—diberikan pada pagi sangat mengganggu dan menancam hari—malamnya diberikan jiwa—terapi pilihan utama yaitu benzodiazepin ECT(electrocompulsive therapy)— 24. kalau ga ada gangguan jantung— tapi ECT dalam guideline diberikan antidepresan golongan ditempatkan paling akhir karna trisiklik/tetrasiklik contoh intervensi yang ada efek samping amitriptilyne atau maprotiline yang merugikan—karna buat pasien 25. amitriptilyne dan maprotiline— kejang dianggap obat sampah pada luar 19. tapi ECT—dalam waktu satu minggu negeri, tapi efeknya untuk gangguan depresi berat itu sudah akan cepat tidur bagus, kalau ada gangguan membaik, tapi lansia kan banyak lambung juga diberikan ini efeknya penyakit, jadi takut efek sampingnya bagus tapi kecuali kalau ada juga gangguan jantung maka gaboleh 20. dala guideline pertama yang diberikan! diberikan—antidepresan yang 26. ECT—harus pakai anestesi— dianjurkan adalah golongan makanya jarang pada rumah sakit SSRI(selective serotonin reactive jiwa yang berikan ECT inhibitor) misal=fluoksetin dosisnya 27. perbedaan proses penuaan dan 1/3 sampe 1/2 dosis dewasa, dosis depresi—pada lansia depresi yang dewasanya=20-60 mg/hari. maka lebih menonjol adalah gejala2 kalau 1/3 atau 1/2 nya—pada lansia tambahan! karna anhedonia dan mulai dari dosis kecil!!—start slow anergia harus digali lagi, afek juga 36. depresi lansia—sering berakhir tak tampak bunuh diri—karna udah perawatan 28. gangguan depresi—bisa terjadi karna penyakit fisik, tapi depresinya ga pemakaian obat-obatan jangan dihiraukan panjang, maka tiap lansia depresi— 37. gangguan psikotik pada lansia— lakukan skrining obat2an! dilihat dari perilaku kalau misal=obat antihipertensi pembicaraannya dan perilakuknya penggunaan jangka panjang aneh kacau, waham, 29. ketika diberikan obat antidepresan halusinasi(halusinasi harus ditanya dan depresinya udah membaik—obat munculnya saat kapan, kalau saat antihipertensinya dilanjutkan juga mau tidur dan saat bangun tidur— gapapa kemungkinan besar hanya 30. tapi kalau udah dikasih obat fisiologis!!) antidepresan dan perbaikannya ga 38. kalau halusinasi saat terjaga—maka signifikan—obat antihipertensinya psikotik, macamnya bisa skizofrenia. harus diganti dengan yang lain!! kalau pada wanita geriatri—udah 31. obat antihipertensi—reserpine, menopause—bisa muncul golongan beta blocker, ace- paranoia(gangguan waham menetap inhibitor(lebih jarang) tipe paranoid, umumnya kena pada 32. psikofarmaka penggunaan jangka wanita, merasa pasangannya panjang—bisa juga sebabkan depresi selingkuh!) pada lansia! 39. terapi psikotik—antipsikotik— 33. obat jantung misal=digoksin juga dosisnya 1/3 sampe 1/2 dosis dewasa bisa sebabkan gangguan depresi pada (mulainya) nanti lama2 dinaikkan lansia 40. pengobatan gangguan depresi dan 34. selain obat2an, evaluasi juga psikotik—anjurannya minimal 6 penyakit fisik yang secara langsung bulan!!! kalau kurang dari 6 bulan— bisa sebabkan depresi misal=tumor sebulan sembuh eh kambuh lagi!! otak, struk 35. pada lansia—umumnya kesepian— ga ada tempat untuk curhat, maka kalau akan berikan psikoterapi pada lansia tu agak sulit! maka kita sebagai dokter memberikan psikoterapi supportif ventilasi atau katarsis(membiarkan kesempatan lansia untuk curhat—karna dia cukup puas ada yang mau mendengarkan dia curhat—dia udah merasa senang) (SUDAH) KULIAH PENGANTAR disease!!(misal hipertensi dan GERIATRI 13 MARET 2018 diabetes pada usia 60 tahun—masuk ke geriatri) jadi gabisa cuma satu 1. geriatri = identik dengan kronik penyakit tok ketika dikatakan geriatri disease 14. pada geriatri—rehabilitatif lebih 2. proses menua—tidak mesti terkait besar, preventif tidak terlalu umur saja, tapi tergantung kondisi dominan(misal pencegahan biologisnya influenza, pneumonia dll), 3. yang dilihat—cadangan fisiolgis kuratif(bisa sembuh 100% atau tidak misal ketika menghadapi stress tuh itu tergantung kondisi masing2 misal gimana jika lakukan operasi—lihat prognosis 4. jika cadangan fisiologis baik—secara apakah akan lebih baik atau tidak biologis dia masih MUDA dengan lihat kondisinya) 5. pada geriatri—hampir semua sel2 15. laki2 38 persen, wanita 62 persen alami degenerasi bisa sel otot tulang 16. lansia dengan harapan hidup lebih dll tinggi—karna ketahanan terhadap 6. karna pertambahan usia— stress kemampuan ginjal 1% pertahun 17. pada laki2 lebih panjang umur tapi menurun—karna ada perubahana angka ketergantungan lebih tinggi tingkat sel, ntah karna secara mental, kognitif, dan pembentukannya sedikit dibanding obat(quality of life ga baik) penguraian 18. heart disease—mortilitas paling 7. remaja=pembentukan tulang lebih tinggi!! tinggi, pada geriatri=lebih banyak 19. keganasan—nomor 2—pada usia penguraiannya lanjut, pada wanita biasanya ca 8. usia geriatri—jatuh—bisa kenapa2 mamae, pada laki2 ca paru 9. tiap manusia—punya cadangan 20. penyakit spesifik pada usia lanjut— fisiologis, jadi tergantung. misal ada alzheimer disease! infeksi bakteri—belum tentu sakit. 21. alzheimer disease—degenerasi pada jadi pada orang yang cadangan otak(hampir semua kena)— fisiologisnya tinggi—tidak sakit gangguan tak hanya fungsi kognitif 10. cadangan fisiologis pada geriatri tapi juga perilaku menurun—akibatnya reflek 22. beda kalau struk hanya pada lokasi menurun, sel otot tipe gerak cepat tertentu menurun 23. alzheimer tak ada chronic disease— 11. aging process—mulai pada usia 30 itu kaya orang sehat aja—cuma tahun sering pergi kemana2(hilang) pelan2 12. gerontologi—bicara geriatri dari segi nanti fungsi kognitifnya akan turun apa aja 24. bbsd—cuma gangguan perilaku aja!! 13. ciri2 geriatri yang cadangan fisiologisnya turun—multiple 25. diabetes mellitus—penyebab dari kalau edema normal dan dikasih struk, hipertensi dll diuretik—malah tambah dehidrasi 26. tatalaksana—tidak hanya masalah 31. comprehensive geriatric penyakit, tapi banyak yang lain misal assessment—kebanyakan pasien depresi(diagnosis status mental) geriatri karna sindrom 27. gangguan status fungsional—misal geriatri(imobility, falls—tiba2 jatuh, pasien struk, pulang kerumah tidur gelisah/confusion—ga bisa minumkan obat, ga lihat ada tidur saking gelisahnya—sampe perbaikan fungsi atau tidak(tiduran keluarganya juga gabisa tidur—itu aja gabisa duduk)—dibiarkan sampe bisa berhari2, konstipasi) tahap berat—bisa terkena decubitus 32. sindrom geriatri—satu gejala bisa 28. maka kalau ada pasien geriatri— mutltiple kausa. jadi kalau derilium status fungsional harus jangan berpikir itu hanya gangguan dipertahankan agar tetap mandiri!!! pada saraf pusat. inkontinesia urin— dicari dan diterapi dengan rehab itu bisa aja karna prostatnya medik(misal struk=ototnya membesar diperkuat) 33. edema anasarka—ada proteinuria, 29. geriatri ketika pasca dislokasi—jika hipoalbumin, hiperglikemi— dibiarkan tiduran terus bisa jadi diagnosisnya sindrom nefrotika fraktur disease malnutrisi kontraktur kalau pada usia muda—banyak dll, jadi prevention status fungsional gejala bisa karna 1 kausa) harus dipikirkan 34. pasien geriatri—kalau obat banyak— 30. usia lanjut—multiple patologi, compliance akan rendah(susah taat atypical presentation(usia muda=jika minumnya) sehingga harus pinter2! infeksi gejalanya demam, kalau usia jadi misal kalau hipertensi—kasih lanjut demam ga ada!! karna sistem obat yang minumnya kurang dari 2 imun udah kali sehari tumpul/imunosenensens—limfosit 35. pasien dengan penyakit yang turun), cadangan fisionya turun, pada banyak—misal heart failure, lansia—jika odem kaki—kalau coronary heart disesase, pneumoni, curiga gagal jantung periksa dulu ada osteoarthritis, riwayat sebelumnya ga hepatomegali. kalau gagal ginjal diabetes melitus dengan pemberian periksa ada ga anemi, peningkatan insulin(insulin diberikan 2 kali kreatinin dan protein, sirosis juga sehari) waktu masuk tensinya 130/70 bisa—kalau ga ada—itu edemanya terkontrol dengan obat—mana yang NORMAL karna katup vena pada penyakit akut mana yang penyakit lansia ga terlalu baik—cenderung kronis? jawabnya=yang gawat stasis cairan—akibatkan edema dan pneumonia, kronis=dm, hipertensi, bisa juga edemanya karna obat. nah dan osteoarthrtis 36. kronik—harus kendalikan pada 51. cadangan fungsional—itu keadaan semula ketika dia datang berdasarkan tingkat selnya, apakah karna seorang pasien dengan dm— buruk atau abim jika kena infeksi—faktor resiko 52. bagaimana kita mencegah penuaan? gawat(misal hiperosmolar ketotik), dengan mencegah stress oksidatif heart failure—mobilitas terganggu— 53. glikosilasi—buangan glukosa pada jadi butuh rehab, pneumoni—tak pasien diabetes butuh rehab 54. diabetes—merupakan premature 37. diabetes doang—ga perlu rehab aging 38. oa—perlu rehab 55. untuk meningkatkan survivor 39. setting limit—pasien tiba2 jatuh dan geriatri—bisa dengan pengurangan fraktur—TIDAK OPERASI!! karna restriksi kalori 30-40% resikonya lebih tinggi, fisiknya ga mendukung! 40. kurang penglihatan—suruh pake kacamata! karna kalau geriatri ga lihat apapun—bisa alami depresi, gangguan kognitif 41. susah dengar—pake earing aid 42. anamnesis pasien geriatri—instruksi ditulis satu2 gitu 43. lansia—harus punya banyak teman, kegiatan—biar ga stress 44. obat—harus kenali efek samping terutama obat untuk kardiovaskular dan diabetes melitus misal—insulin, oad, warfarin 45. oa—tanyakan rumahnya seperti apa bersih ga gede ga 46. polidipsi—sering haus, pada orang tua biasanya malas minum—bisa dehidrasi 47. fisik sehat, tapi quality of lifenya buruk—biasanya karna depresi 48. sampe usia 60–masih di(?) 49. geriatri usia >60–penanganan utamanya untuk cegah nekros 50. kalsium lewat 60 sudah harus di(?) (SUDAH) AGING PROCESS 15 MARET disebut dengan healty aging, 2018 (PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA caranya? caranya—lakukan PROSES MENUA) exercise(tak hanya olahraga fisik tapi kognitif, psikologi, dan jiwa)—akan 1. ketika tubuh tak adekuat bertahan tingkatkan cadangan fisiologis! terhadap respon internal dan dimulai sejak muda eksternal—gejala atau keluhan tak 12. kapasitas fungsional residu— spesifik—diagnosa sulit pada geriatri meningkat setelah exercise 2. definisi lansia—ada awal, 13. curah jantung dan stroke volume— pertengahan akhir—ada menurut juga meningkat setelah exercise who dan depkes 14. nutrisi juga sangat berpengaruh 3. proses menua—diatas 40 tahun udah terhadap cadangan fisiologis, mulai terlihat makanan yang memperberat kerja 4. aging proses—dari tingkat sel insulin, glukagon—bisa resiko sampai sistem organ terkena penyakit metabolik 5. proses aging—sebenarnya dimulai 15. cadangan fisiologis yang menurun— sejak sel itu matur itu bervariasi tergantung gaya hidup 6. secara fisik baru tampak diatas 40 dan protein yang dihasilkan gen pada tahun—itu dulu tahun 1964 tingkatan molekuler 7. kalau sekarang—usia 35 sudah 16. geriatri—obat yang diberikan harus tampak proses degeneratif—seperti dengan penyesuaian dosis—karna penyakit metabolik karna lifestyle— berkaitan dengan fungsi metabolisme akan pengaruhi aging proses pada dan clearance pada sistem eksresi sistem seluler dan sistem organ 17. proses aging—yang utama pada 8. menua—fragile=rapuh mitokondria(fungsinya mengawali 9. faktor resiko—pengurangan sebagian serangkaian apa yang terjadi pada besar cadangan fisiologis yang mekanisme lain termasuk dna sebenarnya bisa ditabung. kalau kita damage, cell cycle regulation, signal menginginkan dalam program transduction, telomere dll (ada healthy aging—usia harapan dan dislide)—itu semua berperan kualitas hidup bisa meningkat terhadap terjadinya aging—dan itu 10. healthy aging—meningkatkan semua adalah TARGET TERAPI cadangan fisiologis sejak muda THDP PERUBAHAN sampai tua 100%—ketika sel dan DEGENERATIF organ alami pengunduran atau 18. menunda proses aging—bisa degeneratif—cadangan fisiologis tingkatkan usia harapan hidup—tapi tinggal 50%—pengaruhi fragilitas masih dalam batas penelitian dalam sistem organ 19. mitokondria—merupakan mesin 11. kalau cadangan fisiologisnya energi sel—sekaligus menghasilkan 200%—saat kemunduran fungsi setengahnya—masih ada 100%—itu radikal bebas. makin tua=radikal tergantung kerusakannya—kalau makin numpuk gabisa mengendalikan bisa terjadi 20. mitokondria—dalamnya juga ada keganasan atau pembelahan yang antioksidan endogen tak terkendali, kalau apoptosis 21. mitokondria—mempengaruhi meningkat—bisa sebabkan kelainan spontaneous mutagenesis— pada siklus sel—siklus dan kematian mitokondria adalah satu-satunya sel tak seimbang!—inilah yang organella yang punya dna sehingga mengawali proses degeneratif ketika mitokondria rusak—akan 25. exercise—menghasilkan energi dari pengaruhi coding dari protein2 yang mitokondria, mitokondria juga akan pengaruhi enzim2 meningkatkan terjadinya radikal bioenergetik(nanti jadi berubah— bebas, sehingga orang yang tak akan bisa jalankan fungsi seperti berolahraga selain menghasilkan semula(power supply menurun) dan antioksidan endogen yang juga pengaruhi antioksidan—radikal mengontrol radikal bebas, orang bebas akan bertambah yang tak yang berolahraga tadi juga bisa hanya menyerang mitokondria tapi mengkonsumsi nutrisi antioksidan juga protein lain yang berkaitan eksogen sehingga kapasitas fisik dengan terjadinya apoptosis(jalur yang lain meningkat, tapi dari sisi sel apoptosis mitokondria itu melalui tetap bisa mengkontrol radikal sitokrom c, sehingga jalur ini akan bebas! ketika diberikan antioksidan mengakibatkan kerusakan massive eksogen—akan kurangi kecepatan pada tingkat sel—maka terjadilah degeneratif apoptosis) 26. gerontogenes—gen yang berkaitan 22. cell cycle regulation—ketika terjadi dengan proses penuaan—sifatnya proses penuaan, yang meregulasi segmental karna ada beberapa gen siklus sel yaitu cancer supressor yang terlibat langsung pada cyclic (ada banyak), MAP kinase, transkripsi, replikasi, dan repair— protein p-21, protein p-16, p-53, ini proteinnya dikode oleh gen yang kemudian ketika radikal bebas disebut gerontogene, kalau dia alami meningkat—bisa mengganggu polimorfisme—maka kemudian akan proses regulasi protein sel—kalau pengaruhi proses aging akan lebih terganggu—siklus sel tak terkontrol! cepat, contoh warner, bloom, cocaine 23. siklus sel ada 2 jalur, sel akan alami sindrom pembelahan tapi kalau belum tepat 27. ada 2 jenis ada yang onsetnya tua dia akan direpair, kalau gabisa— dan muda akan terjadi apoptosis yang ngatur 28. onset muda—pada bayi—belom 12 adalah guardian of the cell atau p-53 tahun dah tua, tak hanya wajah tapi 24. p53 alami kegagalan untuk me-repair fungsi tubuh juga alami degenerasi dan mengendalikan siklus sel—jadi 29. onset tua—warner sindrom—15 kanker atau sel germinal. sel tahun ke 48 tahun karna mutasi atau normal=gapunya telomerase!! polimorfisme pada dna helicase 35. trankripsi, translasi, modifikasi post 30. faktor yang lain—yaitu translasi—ketiga protein ini yang telomere(yaitu ujung dari kromosom mengatur regulasinya—berkaitan yang berfungsi untuk stabilitas dgn radikal bebas dan spontaneuous kromosom dan cegah degradasi mutagenesis kromosom dari proses enzimatik, 36. insulin reseptor(IRS)—dia punya melekatkan nucleus ke matrik struktur model 3 dimensi—yang tak nuclear dan memungkinkan dna bisa dihasilkan dari translasi—maka untuk replikasi secara lengkap, jadi dipackage oleh retikulum endo dan telomer ga hanya berkaitan dengan aparatus golgi—untuk kemudian jam biologis tapi juga berkaitan dilakukan modifikasi post dengan fungsi kromosom dan dna translational membentuk struktur 31. fungsi telomer sebagai jam biologi primer, sekunder, beta helik, alpha pada sel—tiap kali terjadi kemudian akan merubah jadi struktur pembelahan sel—telomer akan 3 dimensi, kalau berlebih bisa memendek sebanyak 100 basepair membentuk struktur 4 dimensi. 32. pada manusia 8-14 kilo basepair— walaupun ga ada polimorfisme, kalau terus memendek—sensecent struktur dan protein yang dihasilkan cel akan punya telomer yang lebih sama, tapi dalam modifikasi post pendek pada sequence yang tranlaslasi menjadi struktur protein repertitive(terpotong terus) yaitu yang lekukannya atau codenya ttagg! berbeda—maka ini akan jadi tak 33. telomer sequencenya selalu berfungsi!! repetitive atau berulang—yang 37. jika terjadi perubahan binding site terpotong antara ligand dan reseptor—akan 34. sehingga ketika sel jadi lebih aktif pengaruhi terjadinya perubahan pada membelah—misal karna gaya sinyal selanjutnya—tranduksi sinyal hidup—banyak sel mati—respon TAK AKAN TERJADI. ini terjadi tubuh akan tingkatkan pembelahan pada diabetes tipe 2—bukan sel—tapi disisi lain telomer akan insulinnya yang ga berfungsi, tapi pendek—akan pengaruhi percepatan adalah reseptornya yang ga proses degeneratif, tapi telomer sensisitf—sehingga insulin sequence yang ttagg bisa diproduksi terus tapi ga bisa disambungkan kembali oleh enzim ditangkap oleh reseptornya karna telomerase—siapa yang punya terjadi kegagalan modifikasi post enzimnya? yang punya enzim translasinya! telomerase yaitu imortal sel/sel 38. insulin—jika irsnya baik, tapi jalur kebawah (ada posforilasi, tirosin kinase) kalau ada perubahan—maka perfusi(berkaitan dengan demensia, ga terjadi proses selanjutnya(misal derilium) pada diabetes terjadi tranlokasi dari 2. monoamin oksidase—enzim yang glut 4 dan 2) kalau glutnya ga memecah neurotransmitter terutama muncul kepermukaan gulanya ga dopamin(fight of flight) dan akan masuk ke sel dan ga bisa serotonin(untuk ketenangan=tidur dioksidasi!!—nah ini tuh berkaitan nyenyak, kemampuan kendalikan dengan proses degeneratif!! psikis), 39. tiap sel—punya program sel dead 3. transmisi impuls(neurotransmitter)— yang berbeda lambatnya proses sentral dna dan 40. sel darah merah tiap 120 hari—akan waktu reaksi(keluar ujian) apoptosis, tapi tiap sel kematiannya berbeda dengan sel darah merah 41. pada aging—terjadi perubahan KOGNITIF program sel dead yang tadinya 120 hari tadi jadi lebih cepat—berkaitan 1. kalau sudah tua—fungsi intelektual dengan adanya faktor yang sulit ditingkatkan! menentukan proses apoptosis 2. memori saat ini mudah 42. faktor yang menentukan proses hilang(terutama pada demensia), apoptosis—jalur sedangkan yang lama mudah ingat internal=mitokondria , jalur karna sudah tersimpan diambang eksternal=fas ligan(fasL) bawah sadar 43. kalau dna damage atau kerusakan dna gabisa diapa-apakan pada p53(pilihannya hanya apoptosis atau SISTEM SARAF TEPI tak bisa dikendalikan)—sel 1. ketidakseimbangan posisi—dideteksi mundur—apoptosis berjalan, sel oleh sistem keseimbangan membelah terus dalam keadaan yang propioreseptor misal mata, tak direpair—akan jadi ganas telinga(rvo)—reseptor 44. farmakoterapi pada geriatri— keseimbangan—akan pengaruhi polifarmasi lansia—jadi mudah jatuh karna ketidakseimbangan—kalau jatuh— PROSES MENUA lebih rapuh untuk jatuh berulang— lebih rentan terhadap penyakit 1. pada sistem saraf pusat—aliran darah geriatri(pengaruhi kapasitas otak terhambat(karna aterosklerosis), fungsional organ tubuh)—bisa reseptor glukokortikoid(berkaitan imobilitas—(pengaruhi banyak dengan modifikasi post sistem organ) translational), autoregulasi 2. berkurangnya sensitivitas termal— mudah complusion, mudah dingin 3. berkurangnya amplitudo aksi 1. terjadi pengisian ventrikel kiri potensial(untuk transmisi impuls— berkurang—karna kemampuan jadi ambangnya menurun)—karna pacemaker nodus sa berkurang! mielinisasi(selaput mielin berubah2 2. ada fase diastolik ejeksi cepat, ejeksi dan ada yang rusak)—pengaruhi lambat—ketika pacemaker nodus sa jalur aferen eferen yang jalurnya ke berkurang fungsinya—maka medula spinalis dan otak—respon pengisian ventrikel berkurang—akan cepat tanggap nya berkurang pengaruhi volume preload yang akan pengaruhi stroke volume, kontraktilitas miokard nya juga fungsi penglihatan menurun dan volume afterload meningkat—mudah terjadi 1. lensa, otot penyangga lensa, saraf hipertrofi atrium karna dia yang otot bola mata—yang berkaitan mengkompensasi terhadap penurunan fungsi penglihatan kelemahan ventrikel. tapi ventrikel juga bisa hipertrofi kalau volume afterloadnya menurun, peningkatan fungsi pendengaran tahanan perifer, dan tekanan darah tinggi 1. kesulitan membedakan sumber bunyi 3. kontraksi dan relaksasi lebih lama— dan noise—mudah kecelakaan karna pacemaker yang terhambat 2. perubahan tulang pendengaran— 4. respon inotropik dan kronotropik keseimbangan terganggu, tuli terhadap stimulasi beta adrenergik konduktif, dan sensoris pada kontraksi otot jantung 5. inhibitor beta-adrenergik—misal propanolol INDRA PENGECAPAN DAN PENGHIDU 6. heart rate pada orang tua—menurun 1. asin manis—ketika mencicipi karna kemampuan konduksi dari makanan, kita udah ngerasa tapi pacemaker sampe serabut purkinje orang tua belum nya menurun 2. pada lansia harus kurangi garam 3. biasanya tak merasa bahwa dia yang PEMBULUH DARAH alami kemunduran 4. biasanya merasakan masakan jadi ga 1. berkaitan dengan fungsi arteri sampe enak gitu karna ga ada rasanya vena 2. arteri(yang paling banyak tunika intima, jar elastis, dan otot polos)— SISTEM KARDIOVASKULER fungsi untuk resistensis tekanan(kalau dari ventrikel tekanan 120, tapi sampe arteriol tuh gaboleh 120, jadi dia vasodilatasi optimal 7. reflek batuk—berkaitan dengan sehinga dia bisa turunkan tekanan fungsi reseptor, transmisi dan fungsi darah sistolik dari 120 jadi 90) silia—berkaitan dengan perokok, 3. kalau arteri nya arteroskelerosis— iritan gabisa turunkan tekanan sampe 8. volume residu meningkat— arteriol(fungsi arteriol=distribusi menurunnya kemampuan difusi— darah kerbagai organ, nah tiap organ faktor yang mempengaruhi—ada 7 tuh berbeda, misal liver 27%, otak yaitu rasio ventilasi perfusi, 14%, ginjal 21%, kulit 5%, kalau ketebalan membran difusi, luas tekanan gabisa distop, arteriol gabisa permukaan kelarutan dalam lemak, menyalurkan dengan baik—akan rasio ventilasi perfusi menurun pada terjadi penurunan distribusi darah ke saat tua organ yang diperlukan) 9. jar elastis—digantikan dengan jar 4. arteriol—berkaitan dengan fungsi fibrosis—membran difusi jadi endotel menebal—kemampuan difusi 5. terganggunya kapiler=tak bisa menurun—volume yang tersisa melaksanakan fungsi difusi meningkat! 10. rasio ventilasi perfusi—pa oksigen menurun sitem respirasi 11. mekanika bernafas—butuh otot, sarkopenia(kemunduran otot rangka 1. penurunan fevi detik pertama dan fvc baik fungsi maupun jumlah, tak 2. fevi detik pertama menurun akan hanya otot pada ekstremitas tapi juga akibatkan—obstruksi jalan nafas otot pernafasan—ekspirasi dan 3. fvc—berkaitan dengan kemampuan inspirasi cepat dangkal—difusi complience paru, karna semakin tua berkurang, jalan nafas mudah jar elastis akan digantikan dengan jar menurun dan kolaps akibat tirah fibrosis terutama kalau kena infeksi baring lama—akibatkan obstruksi atau karna penyakit akibat kerja— infeksi jalan nafas!! asbestosis dan silikosis 4. fevi detik pertama dan fvc—bisa ditingkatkan kapasitasnya untuk TERMOREGULASI cegah degenerasi—dengan cara exercise 1. pneuomonia pada orang tua ga kardiorespirasi(parameternya vo2 demam!! karna termoregulasinya maks) jelek—karna reseptor termoregulasi 5. vo2 maks—diliat setiap 3 bulan, yang ada dikulit, penghantaran suhu kalau ga bertambah—berarti exercise inti ke kulit oleh arterivenosa, dan salah!! distribusi darah ke kulit alami 6. exercise berkaitan dengan frekuensi, kemunduran intensitas, siklus, durasi 2. hipotalamus juga menurun sebagai 1. > 25 tahun—kecepatan metabolisme pusat pengaturan termoregulasi menurun 1 persen pertahun, maka 3. lemak subkutan juga menurun optimalkan fungsi metabolisme pada sebagai isolasi panas sehingga dia ga sebelum usia 25 demam!! 4. batuk juga ga kaya pada anak2–nafas ga cepat dan retraksi dinding dada ga GFR ada, padahal nafas cepat sama retraksi itu merupaakn kompensasi!! 1. aksentuasi pelepasan ADH kalau ga ditangani—kualitas hidup sebagai..... perfusi(ada di slide)— jelek orangtua rentan dehidrasi dan 5. geriatri—ga mau makan—infeksi asidosis karna respon ADH intestinal—sulit menelan, ga berkurang ngomong, karna imobilitas 2. dehidrasi—osmolalitas meningkat— respon ADH yang tak cepat tangkap—respon haus ga ada— SISTEM GASTROINTESTINAL mudah dehidrasi 3. mudah asidosis—berkaitan dgn 1. pada orang tua mudah terjadi gerd— fungsi pernafasan dan eksresi, walau karna terganggunya respon cedera dia ga ada penyakit yang berkaitan pada mukosa lambung—lebih susah dengan asidosis misal dm lagi asupan nutrisinya—sebagai 4. transmisi impuls pada saluran faktor resiko terjadinya penyakit!! kencing terjadi perpanjangan waktu 2. walau makan udah sedikit tapi proses refraksi pencernaannya lama—karna 5. hiperplasi prostat—berkurangnya enzimatik menurun—pencernaan sekresi prostat di urin dan substrat menurun pengosongan kandung kemih tak 3. merawat pasien geriatri—berikan aja sempurna—sehingga mudah makan cair/parenteral!! tanpa inkontinentia, urgensi melibatkan fungsi enzimatik 4. berkurangnya kontraksi kolon—sulit bab HORMON 5. absorpsi kalisum berkurang— berkaitan dengan kontraksi otot dan 1. kemampuan pankreas turun, irama jantung(karna ada antagonis cadangan enzimatik turun—sehingga kalsium) kalau udah tua—batasi konsumsi 6. sulit menelan—karna enzim gula! pencernaan dan saliva berkurang 2. hormon T3—berkaitan dengan metabolisme tiroksin 3. peningkatan hormon paratiroid— METABOLISME terjadi osteoporosis karna kalsium dikeluarkan dari tulang oleh paratiroid 4. ovarium failure—gejala khasnya adalah pada klimakterium(proses senilis, setelah menopause)—terjadi degenerasi organ dan hormon esterogen dan progesteron yang berkaitan dengan fungsi anabolik(bermasalah pada pembentukan sel2 baru)
autoantibodi meningkat—rentan remathoid arthritis(karna respon dari autoantibodi) 2. il-6 meningkat—inflamasi menyeluruh pada banyak organ 3. il-6–berpengaruh pada hepsidin— absorpsi terhadap besi menurun— bisa jadi anemia (LENGKAP) KULIAH PROBLEM 11. komorbiditas—DM tipe 2 non obese, SEPSIS USIA LANJUT—INFEKSI PADA hipertensi USIA LANJUT workshop 2 workshop 1 1. aspilet dan 1. problem-geriatri, pneumonia, DM, clopidogrel=antitrombotik hipertensi 2. seseorang yang low intake=ga selalu 2. status fungsional sudah menurun, malnutrisi pasien sebelumnya bisa aktivitas 3. mmse—23=mild demensia dengan baik, target status 4. bagaimana menilai nutrisi TN y? fungsi=bisa beraktivitas dengan baik pake MNA!! sebelumnya 3. resiko decubitus—diukur dengan 1. paling sering sepsis, merupakan melihat=kesadaran, aktifitas, respon sistemik heart rate meningkat, keadaan umum, dan inkontinensia demam, syok, penurunan kesadaran urin. pada skenario skor 15–risiko 2. sepsis pada usia lanjut menjadi sedang sering karena= involusi timus, 4. assesment—pneumonia—dikasih banyak komorbiditas(DM), antibiotik, bronkodilator, mukolitik, malnuteisi, degeneratif, pola antipiretik resistensi kuman thdp antibiotik di 5. tambahan ttx=bisa oksigen RS semakin tinggi 6. ttx awal—dm(karena bisa 3. gejala klinis sistemik demam meningkatkan viskositas—bisa jadi dehidrasi—karna infeksi hipertensi!! komplikasi 4. lamanya pengobatan—cenderung hiperglikemia pada glukosa(osmotik alami diuresis)—hiperosmolal ketotik— 5. kreatinin naik, derilium, fungsi liver resiko tinggi mengalami dehidrasi terganggu—bisa karna sepsis dan syok!! 6. sepsis pada usia lanjut—jadi berat 7. pasien syok hipovolemia yang karna udah imunonesense jika diare—pastikan perfusi cairan baik diabetes—komplikasi akut dan monitor tekanan darah dan jumlah kronik urin!! 7. sepsis—paling bayak karna 8. diuretik luar biasa pada lansia—bisa perawatan dirumah sakit sebabkan syok hipovolemik(urin 8. status kognitif—misal demensia— sangat banyak)—monitor—urin mudah infeksi harus berkurang—tensi nanti akan 9. polifarmasi—steroid—mudah kena baik—glukosa akan baik infeksi karna sistem imun disupresi!! 9. diabetes—sistem imun sangat turun 10. sindroma geriatri—inkontinensia 10. diabetes bisa tereksaserbasi shg bisa urin—mudah kena infeksi—karna jadi hiperosmolar ketotik!! imunitas pada geriatri rendah 11. malnutrisi inanisi—gampang infeksi 1. stress ulcer 12. agen infeksi multiple!! pseudomonas 2. terjadi vaskular deep(?)—kalau ada aeroginosa—paling sering!!! iskemik infeksi lama—mudah alami 13. ISK dan ISP—PALING SERING perdarahan—biasanya keluhan nyeri 14. ISK—kompleks(pemberat)—paling perut banyak pada geriatri—misal infeksi 3. ggn malabsorpsi dengan batuk, infeksi dengan prostat 4. malnutrisi hipertrofi 5. mudah konstipasi 15. ISP(infeksi sal napas)— kormobidnya lebih tinggi dari ISK 16. geriatri yang dirawat dirumah— IMOBILISASI PALING BANYAK ISK 1. bisa sebabkan dvt, dekubitus, sarkopenia kontraktur, DERILIUM, KONFUSIO AKUT— konstipasi(bisa perdarahan intestinal) penyebab tersering infeksi isk batu sal kemih 2. quick shofa dan shofa score—untuk 1. perubahan aliran, darah keotak, ggn tentukan sepsis atau ngga kalau neurotransmitter, atrofi otak— cenderung turun—berarti sepsis cendrung alami derilium, postural 3. tatalaksana—1. resusitasi instability(jatuh) cairan(initial resusitation) tapi hati2 2. atrofi otak—tak hanya pada lansia!! pastikan jantung dan ginjal baik, karna kalau berlebihan bisa timbulkan odem paru!! 2. antibiotik, PROBLEM RESPIRASI infeksi harus dikontrol(jika ada luka terbuka), 3. vasoaktif(norepinefrin, 1. otot saluran nafas mudah atrofi vasopressin) 2. igA di mukosa sudah berkurang 4. dm nefropati kreatinin 3–sesuaikan produksinha antibiotik!! 3. pneumoni anak—gampang dilihat 5. kontrol obat—cairan linger laktat RR meningkat, retraksi tapi orang bersama seftriakson—bermasalah tua tak mudah dilihat!! 6. h2 block—misal ranitidin 4. lansia pneumoni—dahak bisa cimetidin—resiko derilium, saran— terkumpul di rongga dada—stridor, omeprasol desomeprasol ronki tak hilang2 7. sepsis—cenderung gula darah naik 5. iga di perm mukosa berkurang walau ga dm, glukosa kontrol— produksina target <180 8. sangat kurus dan ga mau makan— resiko metabolisme lambat, insulin PROBLEM SALURAN CERNA rendah kalau langsung dikasih kalori yang cukup (1700) insulin akan langsung naik—refeeding sindrom— DIABETES MELITUS PADA USIA hiperkalemia LANJUT 9. hiperkalemia—terapinya insulin 10. haloperidol—ga terlalu disarankan 1. kriteria diabetes melitus—GDP lebih 11. obat dengan makanan—misal ada dari 126, GDS lebih dari 200, pasien fibrilasi dan penyakit jantung polidipsi, poliuri, polifagi iskemik —dikasih warfarin, 2. DM dewasa dan lansia beda!! kalau interaksinya bisa dengan makanan, lansia ada geriatric giant, ggn warfarin dengan sayuran hijau kognitif—efek beda kalau lansianya 12. penurunan status fungsional—waktu DM pulang ga ada handicap!! 3. sindroma geriatri—ada 13. tatalaksana sarkopenia—1. 16(imobilisasi, inkontinensia urin, rehabilitasi sarkopenia—resistance infeksi, imun defisiensi, inanisi, dll), training, 2. vitamin D, 3. protein tambahannya frailty dan sarcopenia 14. jika ada konstipasi—kontrol harus 4. sarcopenia—terkait dengan bisa BAB maksimal 3 hari tatalaksana DM pada usia lanjut 15. ISK—gausah pake kateter!! 5. patogenesis—pabrik 16. untuk konstipasti—berikan insulin(pankreas). ketika glukosa laksansia—harus rutin berikan 3 hari meningkat ditangkap reseptor yang 17. intinya mobilisasi sedini mungkin ada di otot(tapi reseptornya 18. setting goals of care—epidemiologi berkurang)—pada lansia suatu penyakit penting untuk sarkopenia—terjadi resistensi insulin memberikan gambaran ke keluarga 6. DM—sarannya dikasih buah pasien 7. IGF-1 dan DHEAS—turun sampe 19. prognosis jelek jika—1. ada 50% kormobiditas kronik yang multiple— 8. manifestasi—poliuri, polifagi, dan bisa hitung pake charlson polidipsi—JARANG PADA comorbidity index, 2. indikasi masuk LANSIA!!!!—respon fisiologis HCU sudah berkurang, datang udah 20. geriatri—kena pneuomoni tapi komplikasi—ulkus, angina pektoris, kormobiditas kronik ga ada— retinopati, mual muntah, sindrom prognosis baik!! uremikum, makanya oenting harus 21. lebih tinggi kormobiditas kronik!! screening!! biar ga ada komplikasi 22. dekubitus ditentukan oleh=keadaan 9. neuropati—ransang panas dll udah umum kesadaran aktivitas ga kerasa inkontinensia 10. komplikasi akhir DM—paling 23. dekubitus grade 1—belom ada luka ditakutkan adlaah GAGAL 24. dekubitus kalau dah sampe epidermis GINJAL!! keluhannya cuma MUAL endodermis—grade? MUNTAH(kreatinin 9, ureum 183, igfr < 15)—tidak normal 11. kebanyakan pasien DM—datang 26. Gangguan ginjal— dengan komplikasi KONTRAINDIKASI METFORMIN 12. ketoasidosis DM—mual muntah, TAPI DIKASIH SULFONILUREA high blood glucose—komplikasi 27. tapi sulfonilurea(glibenclamide)— 13. riwayat dm keluarga, hipertensi— tapi risiko hipoglikemia tinggi penapisan(screening DM) 1 tahun 28. jika GDS bawah 75—dikasih sekali Dextrose 40 %, 10%, 5%—1/4 14. tatalaksana DM—comprehensive botol—intravena geriatric assesment— 29. kriteria whipple(hipoglikmia)— MULTIDISIPLIN!! misal makan siang terlambat—pusing, psikolog(kemungkinan depresi bisa lemas, keringat dingin, gemetaran, bikin insomnia) drop—biasanya dikasih minum yang 15. susah mulai tidur(ansietas), manis depresi(gampang tidur tapi gampang 30. hipoglikemi—lebih bahaya!! bisa bangun) meninggal tiba2 16. tatalaksana DM—langkah pertama— 31. sulfonilurea(glibenclamide)—untuk modification lifestyle(merubah pola lansia—2,5 mg(dosis max 5 mg) hidup)—olahraga, pengurangan berat 32. insulin—dikasih jika modifikasi badan(biar ga resistensi insulin) gaya hidup dan metformin 3 bulan ga 17. lansia—pola makan menurun berefek 18. lansia yang DM—makan jumlah 33. insulin—ketergantungan, diberikan jenis jadwal yang tepat secara intramuskular 19. makanannya—setengah sayur 34. impedition—kurang penglihatan— seperempat karbo seperempat protein akibatnya nanti salah ambil obat 20. terapi diet—tidak mampu 35. insulin rapid—diberikan 3 kali sehari menyiapkan makanan(paling sering) 36. insulin long acting—diberikan 1 kali 21. pada lansia biasanya terjadi sehari—mengcover insulin basal— impaksi—3-4 hari susah BAB diberikan sebelum tidur 22. olahraga minimal— 37. insulin long rapid—diberikan 2 kali berjalan(120menit/minggu) dan sehari berenang 38. insulin basal dan dicover dengan 23. berjalan—pake alas kaki yang metformin—bisa diberikan tertutup dan nyaman(jangan sempit 39. GDP jika meningkat—diberikan karna bisa luka) insulin rapid—mengcover 24. obat lini pertama metformins— kecukupan insulin setelah makan meningkat insulin, ransang reseptor 40. screening kognitif—tanya orientasi 25. efek metformin—efek samping mual waktu dll muntal boating perasaan tak nyaman 41. polifarmasi—obat >3 diperut 42. kalau ga minum obat DM misal metformin—risiko gagal ginjal tinggi 43. pasien DM—kejadian ISK meningkat 44. DM—kontrol gula, tekanan darah, lemak
INKONTINENSIA URIN
1. bahasa lain=ngompol, beser
2. inkontinensia urin—keluarnya urin tak terkendali tanpa perhatikan frekuensi dan jumlah 3. inkontinensia urin—risiko ISK tinggi 4. kateter—diganti seminggu sekali— kalau ngga diganti bisa jadi sepsis— jadi multiple organ failure 5. pada lansia—sfingternya udah lemah 6. derilirum—sering inkontinensia urin karna penurunan kesadaran tadi jadi ga kerasa 7. bladder training—biasanya pada lansia yang pake kateter lama terus dicopot—langsung di bladder training 8. habit traning—diajarin waktu pipisnya kapan aja 9. fenilpropanolamin—jarang digunakan karna risiko struke 10. pesudoefedrin—ransang sistem saraf simpatik 11. pembedahan augmentation cytoplasti—risiko tinggi derilium(gasadar) makanya dipikir matang2