Anda di halaman 1dari 40

(LENGKAP) NUTRITIONAL hipertensi dll), sering ada ggn

INTERVENTION IN ELDERLY WITH intelektual(daya ingat memori dan


MALNUTRITION 20 MARET 2018 kecerdasan/kognitif), problem
ekonomi(tidak produktif), problem
MALNUTRISI sosial(ditinggal keluarga)—sering
ada gangguan psikologi(depresi),
1. kenapa harus concern malnutrisi ketergantungan fisik
pada lansia? sakit jantung diobati 10. prevalensi malnutrisi—dieropa 50
jantungnya aja, dm diobati dmnya persen >60 tahun keatas juga alami
aja sehingga gizi dikesampingkan malnutrisi
2. geriatri—pendekatan holistik dan 11. malnutrisi—cost akan panjang—
komprehensif(status gizi dan status biaya kesehatan meningkat
mental) 12. makin bertambah usia—malnutrisi
3. malnutrisi—sering rawat inap juga meningkat—karna perub
4. penyebab malnutrisi—paling sering fisiologi—misal rongga mulut(gigi
infeksi yang lainnya keganasan, banyak tanggal, sekresi liur
komorbid, diabetes, ginjal dsb) menurun, kemampuan mastikasi
5. tegakkan infeksi pada usia lanjut— menurun dan susah menelan,
susah perubahan cita rasa makanan yang
6. kalau dewasa—ada demam, enak berkurang)
alkaliphosfatase meningkat 13. paling tinggi malnutrisi adalah pada
7. pada lansia yang infeksi=leukosit rumah sakit
kadang normal, tidak demam, tapi 14. pasien geriatri yang dilakukan
tandatandanya infeksi pada lansia tindakan operasi, usg—itukan harus
adalah=ada perubahan berpuasa yang berulang2—bisa
perilaku(nafsu makan berkurang, turunkan asupan gizi
aktivitas kehidupan jadi pasif, berat 15. malnutrisi meningkat sesuai umur
badan cenderung menurun, 16. kenapa nutrisi penting pada usia
compulsion(kebingungan atau lanjut? karna nutrisi menentukan
derilium akut)) kualigas hidup pada usia lanjut!!
8. malnutrisi—massa otot menurun, 17. makin malnutrisi berat—
kelemahaan secara fisik karna malnourished makin panjang
cadangan fisiologisnya menurun, 18. dirumah sakit—rawan infeksi
asupan protein menurun, proses nosoklomial
penyembuhan luka lama 19. nutrisi—bisa terjadi pada lansia yang
9. pasien obesitas juga!!
geriatri=multipatologi(minimal 2 20. malnutrisi—ketidakseimbangan
penyakit kronis atau lebih), usia >60 antara asupan protein dan energi
tahun, ada 1/2 sindrom geriatri, sehingga ada gangguan fungsi tubuh
comorbid cukup banyak(penyakitnya bisa gizi lebih dan gizi kurang
banyak 2/3 penyakit kronis misal dm
21. gizi kurang—kurus 30. kondisi akut(puasa terlalu lama karna
22. gizi lebih—obesitas(masa lemak abis operasi)
lebih banyak daripada masa 31. imobilisasi, fraktur, struk, tirah
otot/malah ga ada) baring—akses makanan terhambat
23. asupan protein harian—44,74 32. lihat pengaruh obat yang
persen—tapi masih dibawah rata2!! diberikan(ada ga obat yang pengaruh
tapi yang normal pada laki2 62 dan nafsu makan),
pada perempuan.. (ada di slide) polifarmasi=pemberian >5 macam
24. kalori normal laki2 obat
lansia=1800/kal/hari 33. emosi depresi, alkoholik, ggn
perempuan=1400kkal/haru menelan, paranodi dll—pengaruhi
25. tapi masih ada yang dibawah 1000 weight loss pada lansia
26. sulitnya screening malnutrisi yang 34. pasien geriatri—harus super sabar
merupakan proses kronik pada lansia 35. pada pasien geriatri—atur jadwalnya
karna adanya=1. faktor waktu— tiap hari, atur makananya, misal jam
(dibutuhkan waktu yang cukup untuk 8 jam—olahraga, 9=makan cemilan
menentukan status gizi seorang kentang atau roti, jam 12=makan
lansia) intervensi perlakuan, 2. nasi jam 3—cemilan, jam 6–makan
kurangnya kesadaran akan malam, jam 8–cemilan. jam 9–tidur
pentingnya pemeriksaan status gizi, malam, jam minum obat juga diatur
3. susah untuk dapat informasi yang 36. risiko malnutrisi—kondisi
valid karna adanya ggn kognitif, kelemahan(misal struk), kondisi
memori sudah terganggu fungsi sosial ekonomi
recall menurun 37. penyebab geriatri kehilangan
27. screening(penapisan)—hanya 2 BB/malnutrisi—ada di slide
pertanyaan(1. apakah ada penurunan 38. muscle atrofi—risiko sarkopenia
nafsu makan(kalau ya—resiko 39. skor MNA— jika >= 24 masih baik,
malnutrisi), 2. apakah ada penurunan dicek ulang setelah satu penyakit
berat badan(kalau ya—lakukan akut terlewati misal pneumonia akut
assesment atau pengkajian stat jika sembuh
gizi(cari data antropometri bb lp lp 40. 17-23,5–kalau ga ada penurunan bb
pt(wasted atrofi ga? kalau iya— screening ulang tiap 3 bulan
resiko ggn gizi), apakah sedentary 41. malnutrisi <17
life, pasif, atau gemar berolahraga 42. lansia ada ggn gizi lakukan
ga? tanya kondisi finansial sosial penapisan awal kalau ada ggn nafsu
ekonomi makan dan penurunan bb— lakukan
28. MNA—mini nutrien assement MNA, lalu kemudian pmx lain
29. penyakit kronik progressif— contoh pmx penunjang(lab=hb(ada
malignansi, ckd, gagal ginjal, chf anemia ga), albumin(hipo)), pmx
dll—bisa akibatkan malnutrisi fisik(otot wasted)
43. asupan gizi secara oral berkurang, fluid harus 1 sampe 1/2 diuresis air
standar 60 persen!! kalau diberikan kencing, 3. ada tanda dehidrasi ga, 4.
makanan harus habis 60 persen!! ada tanda hiperglikemia ga(karna
kalau kurang—PERIKSA ada ggn overload nutrisi) dll(ada di slide)
GIT, kalau ga ada berikan nutrisi 53. parenteral nutrition—
secara enteral komplikasi(hiperglikemia, urin
44. kalau ada ggn fungsi GIT—berikan tinggi, elektrolis
lewat nutrisi parenteral (lewat infus), terganggu(hiperkalemi), overload
jika pake infusnya <1 bulan(akses cairan(makanya harus dibalance
pendek) pake yang vena perifer, antara cairan yang masuk dan keluar)
kalau lebih pake yang vena sentral 54. parenteral nutrition—sesuaikan
45. kalau ada penurunan bb > 5 persen kondisi indikasinya, lihat
(diagram pohon ada di slide) osmolalitas, lihat interaksi antar obat
46. sebisa mungkin kasih
nutrisi=peroral(oral nutrition)
47. oral nutrition—1. lihat kemampuan KERAPUHAN/FRAILTY
menelan(dicek ada hambatan atau
infeksi(candidiasis oropharingeal) 1. manifestasi klinis yang khas=cara
atau tidak, 2. makanan harus berjalan alamin perlambatan(slow
bervariasi sehari 3x kasih cemilan 3x gait speed)
48. hindari perut kosong lebih dari 12 2. tahapan frailty—kuat, prefrailt, fase
jam karna sering terjadi frailty
hipoglikemia(tiba2 pagi2 keringat 3. fase kuat—masih kuat misal ada
dingin, ga bangun2) infeksi(dirawat ga butuh waktu lama,
49. buat suasana makan yang sembuhnya cepat)
menyenangkan 4. prefrailty—homeostasis berkurang,
50. enteral nutrition—selang masih bisa reversible
ngt(invasive dan non invasive) 5. frailty—susah kembali ke
51. enteral nutrition—syarat=kalau ada normal(irreversible)—sindrom gagal
pasien anoreksia(hilang nafsu makan puluh(sukit diperbaiki secara medis,
karna depresi, demensia), pasien hanya bisa hambat progresifitas)
masih mau makan tapi ga mencapai 6. indeks CHS—minimal 2—perfrailty,
60 persen, pasien penyakit kalau 3 atau lebih—masuk ke frailty
akut/kronik, kontraindikasi=ada ggn 7. manifestasi klinis frailty=1. adanya
GIT(perforasi akut, bleeding ileus, penurunan BB 4/5 kg dalam 1 tahun,
keganasan)—pilihannya parenteral 2. kelelahan sepanjang hari lebih dari
52. enteral nutrition monitoring—1. 1bulan yang tidak ada obatnya, 3.
adakah keluhan abdominal kelemahan—periksa pake hand pick
distension(kembung mual yang strail(suruh tarik pegas), 4. slow gait
didapat pada jalur enteral), 2. intake speed—kecepatan jalan yang
semakin pelan, kecepatan berjalan—
turun, resiko jatuh(karna ada 17. pengamatan kebutuhan dasar
hipertensi, ggn visual, aritmia), kalau lansia(ada 3–kemampuan berjalan
jatuh bisa osteoporosis(imobilisasi secara mandiri, kemmapuan
lama), 5. aktivitas fisik yang keseimbangan tubuh secara mandiri,
menurun secara significant kemampuan kognitif)
8. kriteria lain—SOF(cukup simple), 18. cegah infeksi—kasih vaksin
tapi lebih sering pake CHS influenza pneumonia herpes zoster
9. SOF—minimal 2 kondisi klinis
masuk ke frailty!!
10. sarcopenia—kehilangan massa otot, SINDROM GAGAL PULIH
sehingga muscle strenght menurun
dan performance phisicalnya 1. menggambarkan keadaan penurunan
menurun progresif irreversible
11. staging sarcopenia—ada di slide!!! 2. stadium dimana kondisi penyakitnya
12. sarcopenia—diagnosis periksa udah sulit diperbaiki!! kategorinya
antropometri tapi pmx ini bukan misal aids, cancer(udah metastasis),
parameter tunggal!!(karna misal tb= hemodialisis(cuci darah), chf(gagal
ga valid karna lansianya bisa aja jantung kronik) stadium 4, gagal
skoliosis) ginjal kronis stadium 5, pasien
13. muscle strenght—diukur pake alat ... sirosis hepatis dekompersata
strength(?) 3. ada 4 tanda—aktifitas
14. time up and go test—untuk lihat menurun(misal gagal jantung—
performa motorik—diukur pake aktifitas dikit aja dah sesak),
alat(sejauh 3 meter berbalik arah, malnutrisi misal gagal ginjal—
hitung) kalau kurang 10 detik berarti tosikuremia—gastropati
masih bagus 10-19 itu iremikum(muntah2) jadi malnuturisi,
ketergantungan ringan >20 depresi(pasrah karna penyakitnya
ketergantungan, >30 ketergantungan dah sulit untuk sembuh), penurunan
berat kognitif(memori kecerdasan
15. resiko sarcopenia—nutrisi—kurang menurun)
asupan, lansia pasif(muscle mass 4. misal=autoimun disease—butuh
gabagus), penyakit gagal organ dll imunosupressan—gabisa lepas dari
16. pencegahan—asupan protein harus obat—termasuk gagal pulih
cukup 1 sampe 1/2 kkal/kgbb/hari.
jika hemodialisis(kebutuhan protein
berbeda), exercise aerobik(olahrgaa
ringan misal dia duduk kasih beban
dikaki terus angkat turun angkat
turun gitu)
(LENGKAP) ASPEK GIZI PADA 19. infus yang berkalori—dextrose ada
GERIATRI 29 MARET 2018 5% dan 10 %
20. 5%—1 klabot
1. problem gizi pada lansia—mungkin 21. 1 klabot—100 kalori—kalau
karna ada perubahan anatomi, 20tetes/menit—akan habis akan 8
perubahan fisiologi, dan perubahan jam, maka sehari semalam—bisa
mental/depresi habis 3 botol
2. faktor risiko malnutrisi—penurunan 22. 3 botol=300 kalori, padahal
pencernaan, panca indra sudah kebutuhan 2000!!
bermasalah, sekresi saliva berkurang 23. 25 gram—100 kalori
3. makan sedikit2—telusurii tidak mau 24. 1 gram—4 kalori
atau tidak bisa? 25. angka kecukupan gizi—hasil survey
4. asupan gizi pada lansia= rendah rata-rata gizi yang dibutuhkan suatu
kalori, tinggi protein kelompok tertentu, dan akan
5. pasien rawat inap—perhatikan dievaluasi setiap 5 tahun. hal itu
asupan!! berikan NGT—pemberian kenapa AKG setiap orang berubah2
makanan cair lewat selang 26. penyebab pasien dirs, ada risiko
6. yang paling banyak sumber energi= malnutrisi= 1. pasien yang sudah
lemak—9,2 kkal. protein, karbo= 4,1 dipasang infus, mindsetnya infus
kkal sudah makan, jadi gak makan lagi, 2.
7. kebutuhan gizi—tergantung umur, perubahan suasana dari rumah ke rs
aktivitas, gizi, berat badan, jenis 27. identifikasi malnutrisi—pasien
kelamin masuk rumah sakit—screening
8. faktor psikososial—telah pensiun nutrisi!!
dari pekerjaannya, jauh dari sumber 28. screening—upaya menemukan
jualan makanan(lansia susah jalan) beresiko malnutrisi atau sudah
9. kebutuhan pasien lansia dan dewasa malnutisi, paling gampang=ada
bedanya? pada dewasa—2000 penurunan BB ga?
kalori(karbohidrat, protein, lemak) 29. pasien sepsis—katabolisme tinggi
10. pada lansia sakit(geriatri)—pake 30. assesment—menilai faktor risiko,
ngt—100 gram=175 kalori mengidentifikasi masalah, misal
11. 1 piring nasi=4 piring bubur pasien lansia dengan penyakit
12. 4 piring=175 kalori hipertensi, DM
13. 1 gelas jus=60 kalori 31. assesment—tentukan tujuan lalu
14. pada minuman 1 cc=1 kalori buatkan perhitungan gizi, terakhir
15. harus <2ka dievaluasi(menunjukkan perbaikan
16. 1 gelas susu=200 cc, kalau diberikan atau ngga)—jangan lupa
3 gelas=600 kalori dimonitoring
17. pemberian makan pada pasien 32. assesment—ABCD(antropomentri,
sakit=start low go slow biokimiawi, clinical, diet
18. infus nacl—tak ada kalori
history(anamnesis gizi—tanyakan bisa migrasi ke tempat lain—bisa
kok bisa malnutrisi)) patologis
33. kalau gabisa pake BMI(karna gabisa 47. sonde—cairan uang dimasukkan ke
berdiri), yang dilakukan dalam ngt(formula umum=susu
tentukan=berat badan, lingkar (bukan sari makanan!))
lengan(bisa buat estimasi berat 48. sari makanan=komponen karbo,
badan) protein, lemak, sudah dipisahkan
34. untuk ngukur BMI bisa pake sendiri2 gitu
bedscale 49. screening—assesment(kenapa harus
35. arm span—ngukur rentang lengang ABCD?—karna ga khas
36. kebutuhan gizi—kebutuhan energi penyakitnya—misal=orang dengan
dan BMR turun odem(gaharus hipoalbumin) orang
37. geriatri—GAPERLU SUPLEMEN!! gds tinggi(ga harus dm) hb turun (ga
misal vitamin c(kebutuhan harus karna anemia))
normal=60-70 mg/hari)—kalau 50. abis assesment—rencanakan!! hitung
kelebihan=bisa kena ke ginjal kebutuhan kalori pake basal
38. makanan seimbang—bervariasi—ga metabolisme dan rumus empirik, lalu
butuh suplemen lagi!! dibagi2 kebutuhan makronutriennya,
39. obat bisa pengaruhi absorpsi zat lalu modifikasi jenisnya, untuk diet
gizi!! DM(diatur jadwal jenis jumlah)
40. serat—bisa cegah penyakit kronis— 51. makan porsi kecil tapi sering—
untuk memperlancar BAB— hiperemesis, gastritis
sehingga memperbaiki absorpsi dan 52. contoh kasus 1(pada slide)—
reabsorpsi assesment—overweight, hipertensi
41. serat—bisa atasi DM—serat=susah untuk rekomendasi diet—kalori
dicerna—proses absorpsi lama intake dibatasi(pada makanan
42. fungsi serat untuk kasus DM— berlemak), kurangi nacl (bisa bikin
mengenyangkan—meninggalkan tensi naik), perbanyak serat
lambung lebih lama karna serat 53. kecap manis, saos tomat, sambal,
gabisa diabsorpsi—jadi ga gampang royco, bumbu masakan—
lapar!!! mengandung Na—tekanan darah
43. serat=indeks glikemiknya rendah bisa tinggi
44. prinsip diet=modifikasi konsistensi 54. lansia bb ideal= tinggi - 100 cm
apakah padat lunak atau cair
45. kerugian diet cair—kandungan gizi
rendah!!
46. saluran cerna berfungsi?? kasih lewat
enteral!! kalena saluran cerna—ada
flora usus—kalau ga difungsikan
(LENGKAP) REHABILITASI MEDIK kalinya—biasanya untuk usia muda
PADA GERIATRI ADA 3 PPT yang fraktur
14. WALKER—tak keluarkan energi,
1. sarcopeni—massa otot rendah kekurangan=naik turun susah,
2. gait change—1. double limb tempat harus luas, kelebihan=lebih
support—gak napak, langkah kedua stabil, depan walker bisa berikan tas
kaki melebar, 2. shorter stride 15. WHEELCHAIRS—dipake kalau
length—panjang langkah pendek lansia gabisa jalan, wheelchairs itu
3. faktor risiko jatuh—memakai obat PILIHAN TERAKHIR, kalau
sedatif(obat tidur), gangguan lansinya bisa jalan gausah pake
keseimbangan wheelchairs!!!!
4. pada lansia, semua mengalami 16. orthosis dan footwear—lower
perubahan—penglihatan, heels
pendengaran, kardio, pulmo, gastro, 17. occupational therapy—untuk
endokrin aktivitas sehari2, bagaimana caranya
5. latihan fisik—DOMINAN mandi, pakai baju, melatih fungsi
6. ambulatory assitive—alat bantu jalan tangan
7. orthosis—pake alas yang datar 18. pasien arthritis—join protection
8. preventing falls—cegah jatuh techniques—pegangan disendok itu
9. latihan fisik—untuk tingkatkan dibesarkan biar makannya gasusah
kekuatan, luas gerak sendi, 19. speech pathology—belajar bicara,
keseimbangan dan koordinasi menelan
10. physical exercise—luas gerak 20. psychosocial support—kehilangan
sendiri—karna pada geriatri sendi2 pekerjaan, keluarga, fungsi—bisa
kaku bikin stres
11. ambulatory assistive—alat bantu 21. preventing falls—diajari latihan
yang aman dan praktis—kadang keseimbangan dengan physioball—
pada pasien geriatri—sering menolak harus dengan pengawasan—dudukin
untuk pake alat bantu karna tidak dibola lalu digerakkan, terus dia
percaya diri(merasa cacat), harus menyeimbangi sendiri
tujuan=untuk kurangi nyeri dan 22. massa tulang rendah—osteopenia—
perbaiki fungsi -1 s/d -2,5
12. contoh ambulatory—CANE— 23. latihan W—bisa smape 8-10
sebenarnya kurang bagus karna hitungan, tujuan=untuk kuatkan
tumpuan cuma satu, yang lebih otot2 lansia—untuk cegah bungkuk
bagus itu yang TRIPOT 24. latihan bergeser dinding—untuk
13. CRUTCHES—jarang diberikan, pertahankan keseimbangan dan
karna usia udah >65, karna karna koordinasi—gaboleh menahan
kalau pakai crutches—energi yang nafas—karna bisa meningkatkan
dikeluarkan lebih besar 1,5 tekanan intrakranial
25. latihan duduk—untuk latihan kamar tidur harus hangat, kabel
keseimbangan dan koordinasi juga harus tapi(untuk hindari jatuh)
14. tim sosial medis—untuk pantau
rumah biar lebih aman untuk pasien
PAIN geriatri

1. terapi modalitas—laser terapi—bisa


untuk kurangi nyeri REHABILITAS MEDIK PADA
2. akut—berikan terapi dingin DEMENSIA(cuma gambar2 doang)
3. sub akut atau kronis—berikan terapi
panas 1. barbell 1 kg 2kg—untuk kekuatan
4. lansia—bermasalah dengan dingin—
karna bisa jadi sendi kaku, otot nyeri
5. HIGH TENS—untuk block saraf OSTEOARTHRITIS
perifer
6. LOW TENS—bantu keluarkan 1. anterior posterior drawer test—untuk
endorfin di otak—akan kurangi nyeri ACL dan PCL
juga 2. grade 0-2 berikan terapi konservatif
7. terapi panas superficial(dikulit 3. grade 3-4 lakukan pembedahan
menyengat)—kalau nyeri—kalau 4. latihan strenghthening—
dirumah—bisa berikan botol air isometric=tanpa menggerakkan
panas, tapi hati2 sensasi sensori sendi(cuma nekan doang),
sudah terganggu—bisa bikin luka isotonic=dengan menggerakkan
bakar sendi
8. terapi panas infrared—panasnya 5. pasien OA—paling bagus yang
ga nyengat di kulit tapi dia bisa pertama BERENANG atau JALAN
sampe otot, bisa untuk stroke DI AIR, 2. sepeda statik(yang
9. masalah DM—terapi harus hati2 nopang pantat, lutut jadi tanpa
10. ngurangi nyeri dan spasme otot— beban), 3. KNEE brace—tengahnya
berikan TERAPI PANAS bolong untuk mefiksasi patella,
11. kalau murni cuma ngurangi nyeri— besi—untuk pemindahan beban dari
berikan TENS tubuh kepaha langsung kebetis(tidak
12. ELEKTROSIMULASI—tujuan— ke lutut)
untuk ransang otot2 yang lemah 6. UNTUK SOAL—kaya di blok
misal pada stroke, bell spasy muskulo!!
13. buat rumah jadi aman—pakai lapisan
anti licin(yang dari palstik), harus
ada pegangan, kalau ada LOW BACK PAIN
tangga(harus ada pegangan) anak
tangga berikan warna yang cerah,
1. keluhan paling sering pada
geriatri=nyeri punggung dan nyeri
lutut
2. keropos—bisa sebabkan skoliosis
dan kifosis
3. naik sepeda—dengan punggung
yang lurus
4. jalan kali—bisa 2-3x/minggu, 30
menit
(LENGKAP) ACUTE CONFUSIONAL 13. penyebab ekstracerebral—menjadi
STATE dominan pada geriatri dan seringkali
muncul diawal misal=sepsis dan
1. sindrom geriatri—mortilitas paling infeksi pada usia lanjut—
tinggi derilium(penurunan kesadaran) akan
2. pasien geriatri ke rs—30 %karna muncul duluan
penurunan kesadaran 14. ekstra cerebral(non cerebral)—pada
3. waktu datang baik2 aja sadar, tapi usia muda(penurunan kesadaran
dalam perkembangannya terjadi bersama penurunan organ lain) misal
penurunan kesadaran, apalagi ketika pneumonia berat—lama2 jadi sepsis
dirawat di intensif(angkanya sampe dan penurunan kesadaran, nah
80%) penurunan kesadaran ini akan
4. post op—risiko derilium 10%, muncul bersamaan dengan
apalagi ortopedic op—sampe 40 komplikasi yang ada misal=gagal
%(resiko derilium besar) ginjal akut
5. acute confusion state=resiko 15. pada lansia—jika alami
mortaliti besar hipoksia/penurunan perfusi
6. 80% gatau sebabnya otak/hipoglikemi—akan turun
7. penting—kalau ada pasien lansia kesadaran karna faktor GABA dan
dengan derilium—pasien akan asetilkolin—derilium!!
panjang masa rawatnya dan juga 16. bedanya dgn demensia?—sama2
dapat meningkatkan resiko untuk masalahnya di asetilkolin, yang bikin
alami komplikasi yaitu isk, beda=ada plak2 cerebri—ganggu
decubitus, inkontinensia urin, neurotransmitter!!
pneumonia, orthostatik, kontraktum 17. faktor ekstracerebral yang sering jadi
8. penurunan kesadaran—salah satu penyebab—infeksi, dm, ggn
penyebab inkontinensia akut karna elektrolit
gangguan pengaturan berkemih yang 18. derilium faktor intracerebral—paling
kacau banyak struk
9. pasien akan alami penurunan kondisi 19. pasien derilium—periksa
fisik dan recognitif yang lama intracerebral dulu baru
10. meningkatkan resiko demensia yang ekstracerebral!!
tadinya ga ada gangguan kognitif 20. obat—bisa akibatkan derilium
jadi ada gangguan kognitif hiperaktifaajadi hipoaktif, pasien
11. untuk menghadapi derilium yang hiperaktif ketika kasih haloperidol
penting adalah deteksinya (ada malah jadi hipoaktif!
resiko derilium atau tidak) 21. derilium—bisa karna kondisi
12. patogenesis derilium—pada usia umumnya alami penurunan karna
lanjut, ada pada cerebral dan diluar sepsis, dehidrasi, hipoglikemi,
cerebral(ekstracerebral) hiperglikemia, obat2
22. etiologi derilium=multiple gangguan memori, orang
23. pasien derilium ada 3 bentuk— demensia—pasti ngerjain MMSE
gelisah(halusinasi), dengan sungguh2 walaupun gabisa
bingung(disorientasi), 31. derilium—akut, naik turun, susah
hipoaktif(seharian tidur lemes, hanya konsentrasi, memori jangka pendek
bangun ketika disuruh makan) terganggu, penurunan kesadaran,
24. derilium hipoaktif—tinggi mortalitas muncul halusinasi, tatalaksana susah,
karna sering kurang diperhatikan mengendalikan perilaku susah, yang
oleh dokter, ngantuk, tidur seharian penting=kenali apakah seseorang
25. derilium hiperaktif—gaduh gelisah punya faktor resiko derilium dan
sepanjang hari seperti psikosis, susah apakah faktor risikonya bisa
diinfus. pemberian diazepam dikoreksi atau tidak
meperberaf derilium 32. faktor risiko derilium=laki2 usia 65
26. pada geriatri—semua obat diberikan tahun—bisa alami derilium lebih
dengan dosis paling kecil kecuali tinggi
antibiotik—dosis optimal 33. faktor risiko lain—gangguan kognitif
27. derilium—onset akut, naik turun(hari 34. faktor risiko lain—pasien punya
ini gelisah besok tenang besoknya penyakit multiple—misal gangguan
gelisah lagi), susah konsentrasi, fungsi ginjal, hepar, diabetes, cve,
diajak ngomong ngelantur, kontak pasien yang sering jatuh atau
mata tak ada, disorganizing thinking, mobilitas rendah
pikiran loncat2, penurunan kesadaran 35. faktor risiko lain—parkinson, kurus,
28. derilium, demensia, dan depresi— albumin rendah(risiko lebih tinggi)
sering pada lansia 36. pasien yang sebelumnya sudah alami
29. depresi—kronik(ada faktor penurunan status fungsional—
pencetus), biasanya gamau ngerjain gampang kena derilium!!
MMSE 37. yang bisa dikoreksi—fungsi
30. demensia—kronik, jalan terus meski penglihatan dan pendengaran!!
pelan, biasanya ketahuan saat sudah 38. lansia—kalau nutrisi terganggu—
demensia sedang, kadang ga makan protein yang banyak!! support
kelihatan, ketahuan demensia ketika dari keluarga untuk makan
test MMSE kesadaran baik sampe 39. kalau gamau minum—dijadwal
demensia tahap akhir, demensia minumnya
alzheimer(kondisi baik orangnya 40. kalau albumin kurang—suruh diet
sehat, tapi kongitif turun tapi dengan tinggi protein
berjalannya waktu kalau sel2 41. orang dengan tidak banyak kegiatan,
cerebralnya terganggu—pusat terisolasi dengan lingkungan—risiko
menelan, motorik terganggu), pada derilium besar!!
demensia=ga ada halusinasi(kecuali 42. restrain(diikat)—untuk kendalikan
yang demensia lewy body), ada gelisah
43. pemasangan kateter 55. terapi derilium—1. assesment, 2.
44. multiple drugs—ga disediakan lihat reversible ga—kalau iya
orientasi waktu, lingkungan ga diperbaiki, 3. komplikasi diatasi, 4.
berikan situasi yang memudahkan kalau ada komplikasi lihat
mengenali waktu storage(kemampuan) kognitif—
45. yang bisa dikoreksi lagi—fungsi kalau ada masalah perbaiki sampai
ginjal—kalau bisa diobati ya diobati, dia sehat!!
kalau perlu hemodialisa(tapi 56. pasien derilium—gabisa andalkan
pertimbangan lebih panjang, kalau dari obat aja!! perlu perawatan yang
dihemodialisa begitu aja—malah baik—high quality nursing
banyak kerugiannya!!) 57. bikin lingkungan pasien yang baik!!
46. depresi dan rawat inap terlalu harus diperhatikan, jangan sering2
lama—risiko derilium pindah rumah, pindah tempat
47. faktor resiko ditambah faktor 58. untuk obat—hati2 dengan obat!
presipitasi(pencetus)= jadi derilium jangan ngasih obat yang banyak!!
48. faktor pencetus(presipitasi)— hati2 dengan obat antikolinergik!!
polifarmasi kaya obat diazepam, 59. kita bisa milih satu obat buat
rumah yang ga ada sinar matahari, ngobatin beberapa penyakit
merokok, infeksi, sepsis, ggn nutrisi, misal=beta blocker—bisa untuk
ggn fungsi jantung, syok hipertensi, penyakit jantung
kardiogenic(pasien masih sadar iskemik(oksigenasi bisa jadi cukup),
penuh)—bisa meninggal mendadak gagal hati(bisa untuk turunkan
49. post operasi, nyeri, kanker—bisa jadi tekanan aorta), asma
derilium 60. discreening pake perfusion
50. fraktur dan jatuh—misal udah tua assesment
sekali(faktor risiko), dan jatuh(faktor 61. diagnosis dehidrasi pada usia
presipitasi)=bisa jadi derilium lanjut—susah!! yang bikin
51. pemeriksaan fisik—vital sign! karna sulit=tensi masih bagus tapi dia
syok septik dan syok kardiogenic— dehidrasi!! bisa lihat dehidrasi pada
salah satu tandanya adalah lansia dari proporsi antara sel darah
penurunan kesadaran dan plasma
52. periksa juga=oksigenasinya(respirasi 62. prognosis—ada yang recovery baik,
rate), kadar glukosa(hipo/hiper), ada juga yang meninggal, tapi ada
periksa juga ada retensi urin/ ga, juga yang masih derilium sampe 12
kalau pada laki2—mungkin ada bph, bulan(nah ini di assesment ke
kalau wanita—mungkin ada tumor keluarganya—fungsi vegetatif harus
53. periksa darah rutin, urin rutin, ct scan diatur, makan pake NGT)—
54. elektrolit jangan lupa diperiksa tatalaksana komprehensif
juga!!
63. farmakoterapi—haloperidol mulai 12. dikasih 1 macam obat baru nanti
dosis paling kecil 1/2 ml, 1ml, 5ml— bervariasi
berikan intramuskular 13. obat yang paling sering
menyebabkan pasien dirawat ke
igd—obat diabetes melitus dan obat
GANGGUAN KESEIMBANGAN DAN kardiovaskular(antitrombotik dan
JATUH antikoagulan). urutan paling tinggi
adalah warfarin(karna ada anti
1. resiko jatuh—dikasih alofuring iskemik)
2. resiko jatuh meningkat =jika usia 14. 1. warfarin—bisa sebabkan bleeding
lebih >75 tahun gastrointestinal
3. kalau risiko derilium=pada usia >65 15. 2. insulin—karna hipoglikemi, dosis
tahun ga salah tapi karna pasiennya!
4. komplikasi=fraktur, gagal 16. 3. aspilet—antitrombotik
berjalan(karna takut jatuh lagi) 17. 4. oad—oral antidiabetik
5. risiko jatuh=overweight dan 18. keseimbangan dan jatuh—terapinya
overwasted polifarmasi!
6. propioseptik terganggu—ketika naik 19. muskuloskeletal—pmx penting dari
tangga—sudah merasa sampai tapi hipotensi ortostatik
sebenarnya belum 20. hipotensi orthostatik—perbandingan
7. kontrol postural/fungsi tekanan darah duduk dan berdiri
keseimbangan—ketika kita bisa 20mmhg. risiko tinggi jika tekanan
berdiri dan berjalan—karna ada darah tinggi
keseimbangan, tapi pada 21. pencegahan jatuh—1. exercise
lansia=jalannya udah berubah, kalau 22. pemeriksaan apakah boleh pergi
pada perempuan—langkahnya kemana2 pada lansia ggn
kecil2, laki2—jalannya melebar keseimbangan dan jatuh—pake time
8. dizzines—merasa melayang, vertigo, up and go test—duduk jalan 3 meter
hipotensi ortostatik dihitung berapa detik, jika >20 detik
9. untuk obat—dosisnya dari kecil dulu boleh, tapi suruh hatii!!
10. obat yang sebabkan jatuh—yaitu
obat2 kardiovaskular, obat
antidepresan, oral antidiabetes, dan IMOBILISASI
obat diuretik
11. obat diuretik sebabkan jatuh karna= 1. imobilisasi=suatu keadaan dimana
turunkan tekanan darah dengan pasien ga bisa bergerak secara
cepat, diuretik kuat(furosemid), alamiah selama 3 hari/ lebih
kasih diuretik jangan waktu mau 2. gerak anatomis dan fisiologisnya
tidur/malam!! karna kalau ngompol hilang
bisa jatuh
3. faktor risiko 1. kontraktur—bisa 13. komplikasi lain—kelemahan otot(3
terjadi pada keadaan otot baik dan hari dirawat—pengurangan massa
hanya luka2 saja otot progresif)
4. 2. demensia berat—terutama 14. lansia yang decubitus—kulit tipis,
alzheimer pada tahap awal masih kelembapan kurang, lemak kurang,
kaya orang normal tapi lama2 akan otot kurang
penurunan kognitif dan imobilisasi 15. bed rest total—pulang gabisa jalan
5. 3. osteoporosis—yang nyeri sekali— 16. kalau dirawat—direhab secepat
biasanya ga mau gerak—pake mungkin
preparat bifosphonat diinjeksikan 17. pengkajian imobilisasi—1. lamanya
akan jadi membaik, imobilisasi imobilisasi—makin lama
lama—bisa sebabkan osteoporosis imobilisasi—recovery juga akan
juga makin lama
6. 4. ulkus pada diabetes varikosus 18. malas makan—makin hipoalbumin
decubitus, ulkus decubitus—lokasi 19. pasien usia lanjut—cendrung
spesifik imobilisasi—evaluasi bab 3 hari
7. 5. fraktur—jika dioperasi—quality of sekali, eval ronki paru, eval urin,
life bisa baik eval decubitus
8. kalau punya pasien jatuh—lihat 20. tatalaksana—imobilisasi, hindari
rontgennya! tirah baring total miring kanan
9. ada kasus pasien lansia jatuh, dibawa miring kiri, latihan gerakan pasif,
ke ortopedi dibawa jalan masih bisa beri kasur decubitus, beri
diberikan suplemen tapi pain ga antikoagulan
hilang2—lalu di rehab—tapi tambah
lama tambah sakit, ternyata caput
femoris udah rusak—yang terjadi ULKUS DEBITUS
sebelumnya kungkin incomplit
fraktur, ketika direhab canus belum 1. komplikasi akhir pada imobilisasi
tumbuh 2. decubitus—kulit yang dehidrasi,
10. frailty—gamau makan turun bb 1 massa otot berkurang, pembuluh
tahun dan gampang capek darah aterosklerosis, aliran darah ke
11. depresi—bisa bikin imobilisasi juga distal sudah snagat berkurang, kalau
12. komplikasi imobilisasi—paling tekanan bertambah—iskemik—
bahaya efek jangka pendek— decubitus
trombosis—sesak wheezing 3. sering di tonjolan tulang, siku, tumit
meninggal(emboli paru), paling 4. tekanan normal=32-40
sering deep vein trombosis/DVT(di 5. decubitus tipe
ekstremitas). makanya evaluasi terminal=decubitusnya udah gede2
ekstremitas—inferior=oedem,
bengkak, nyeri—semua unilateral!!
(LENGKAP) DOSIS 27 Maret 2018 17. yang berikatan dgn reseptor
sedikit—respon kecil
1. pasien infeksi=antibiotik empirik 18. jika obat jumlah besar tapi ga semua
2. infeksi saluran nafas bisa berikatan dengan reseptor—
bawah=antibiotik akan timbulkan efek ketempat
makrolide(empirik) jadi pilihan— reseptor lain—sehingga muncul
contohnya eritromisin, azitromisin toksisitas!!
3. azitromisin—tablet 500 mg, 19. kejenuhan reseptor—bisa sebabkan
diberikan 3x sehari—jadi 1500 mg vasokonstriktor—kongestan untuk
4. dosis—takaran yang diterima pasien hilangkan edem, justru malah
yang masuk kedalam plasma dan rebound—bisa malah makin besar
sirkulasi ditentukan jumlahnya lagi!!!
5. farmakologi—ADME (absorpsi, 20. jumlah reseptor yang aktif bisa
distribusi, metabolisme, eksresi) dihitung konsentrasinya dalam
6. obat ketika siap di absorpsi—obat plasma berapa
pasti dalam keadaan larutan baru 21. setelah di absorpsi—akan diikat
terjadi absorpsi protein plasma(albumin tiap orang
7. obat—ngga semua dalam bentuk beda2)
cairan paling banyak tablet dan 22. jika orang dgn hipoalbumin—obat
kapsul bebas banyak disirkulasi—toksisitas
8. tablet—untuk jadi larutan butuh 23. dosis lazim—dosis yang umum pada
beberapa proses dewasa yang dapat menimbulkan
9. proses tablet ke larut—butuh efek terapi, contoh paracetamol—
waktu—standarnya 20 menit, dosis lazimnya 500 mg(dosis dewasa
sehingga minum tablet 20 menit baru 20 tahun dan 50 tahun sama, berat
mulai absorpsi badan 40 atau 50 kg itu sama
10. kalau sirup—langsung absorpsi dosisnya)
11. proses pecah—bisa dibuat 5 atau 10 24. jika berat badan lebih—500 mg tidak
menit akan kekurangan, sebenarnya udah
12. obat supositoria—terkemas dalam cukup!!
bahan lemak—hangat—-narik 25. pasien geriatri—untuk kemanan
panas—lalu melebur harus lebih kecil dari dosis lazimnya
13. melebur—butuh waktu juga buat dari dewasa, teegantung aktivitas
larut lansia
14. krim gel salep—buat topikal, ga 26. dosis lazim—amilodipin untuk
dibutuhkan suatu absorpsi cuma hipertensi—dosis lazim—tersedia
lokal aja, jadi kalau untuk sistemik tablet 5mg dan 10 mg—jadi dosis
baru harus ada absorpsi lazimnya diantara 5 sampe 10 mg,
15. topikal—kortikosteroid 1% atau 2 % tergantung tekanan darah yang di
16. aktif—tak berikatan dengan apapun targetkan
27. 5 mg atau 10 mg—itu sebenarnya biasanya dosisnya sama, 3. jenis
udah aman kelamin (obat hormon), 4. ras(terkait
28. kalau dibawah 5 mg—kurang astirasi sitokrom p450, kalau
bermakna!! astriasinya cepat—konsentrasi obat
29. lebih 10 mg—berlebihan!! cepat berkurang—butuh dosis yang
30. waktu paruh dalam plasma—bisa lebih!!), 5. obesitas
dihitung!! disebut t1/2 39. 7. keadaan patologi—pada saluran
31. waktu paruh 4 jam—dalam plasma 4 cerna—buat nutupin ulkus—
jam tinggal setengahnya, maka dia nutupnya pake sucralfat(untuk
habis 8 jam!! dispepsia, luka) kalau sucralfat
32. obat—ada minimal efektivitas, mulai diberikan bersamaan dengan
menimbulkan respon terapi setelah metoclopramide(obat antiemetik,
konsetrasinya mencapai 5 mempercepat peristaltik)—jadi
mikogram/cc(misalnya) nutupin ulkusnya sebentar aja!!
33. jika obat dengan waktu paruh 4 jam, 40. metoclopramide dan omeprasol(10
durasi(respon terapi) 8 jam— mg)—absorpsi sebentar karna dosis
diberikan berapa sehari supaya tetap omeprazol dikit didarah—sehingga
berikatan dengan reseptor?? maka harus diberikan 20 mg!!
minimal diebrikan 3 kali!! 41. tidak semua obat dapat diabsoprsi
34. kalau 1x dosissnya 25 mg, bisa karena dimungkinkan bisa terikat
diberikan 75-100 mg sehari!! oleh obat tambahan
35. azitromisin—kapsul 500 mg(dosis 42. ofloksasin 500 mg peroral dan
lazim) vena—beda!! biasanya vena lebih
36. waktu paruh(t1/2) lebih dari 10 cepat
jam—maka pemebriannya cuma 1 43. diazepam 10 mg dosis besar—
kali aja udah cukup!! kalau diberikan digunakan untuk kasus emergensi—
3x sehari jadi 1500–terlalu besar— misal diazepam clysma masukin
resiko memperburuk hepar dengan secara perenteral dan rectal(harus
proses yang lama(ga cuma sehari dalam bentuk cair)—anti kompulsi!!
dimakan doang) 44. emergency juga bisa pake injeksi
37. antibiotik—gaboleh terjadi flukatif 5mg/ml
dalam plasma, jika konsentrasinya 45. kalau ga emergency—sirup
turun dalam plasma terlalu banyak— 2mg/5ml. tablet—2 mg 5 mg
bisa resistensi!! konsentrasi kecil tapi 46. dossis maksimal—dosis dalam
bakteri masih banyak mabang batas besar—bisa trjadi
38. fakor penderita= 1. umur—pada toksisitas, tapi bukan berarti gaboleh
bayi—proses metabolisme belum diberikan sesuai kasusnya!!
matur, 2. berat badan—biasanya 47. dosis besar—biasanya dikasih tanda
dikaitkan dengan umur(biasnaya 48. dosis maksimal—batasan untuk
pada anak2), kalau pasien dewasa kasus emergency
49. pasien diabetes—metoformin—kalau makanya dikasih alumunium dan
monoterapi ditinggikan—resiko, jadi magnesium diberikan bersamaan!!
dibutuhkan 2 obat yang 54. ibuprofen 200 mg, kalau
dikombinasi—untuk efek setengahnya 100mg= 50 %
potensiasiasi supaya lebih kuat!! 55. parasetamol 500 mg, kalau
50. penambahan obat—syaratnya setengahnya 200 mg= 50 %
mekanismenya beda—resiko beda— 56. 100 + 200 mg—bisa jadi 100
tapi efeknya jauh lebih besar!! persen—dosis ga berlebih dan
51. kasus sesak nafas—membuat saluran kurang
nafas melebar—dibutuhkan 57. dosisnya sama tapi efek sampingnya
bronkodilator—yaitu salbutamol— lebih kecil!!
kalau ditinggikan—resiko!! untuk 58. 10-15 kg/BB, dengan berat badan 30
kurangi spasme—bisa kg– bisa diberikan 300 sampai 450
direlaksasikan, untuk relaksasi yang mg, boleh diberikan antara itu tapi
dipake—antikolinergik!! tersedianya cuma 500 mg—itu
52. antikolinergik(spasmolitik), gimana? bisa dipake ngga?—bisa
antiinflamasi, kok!! 500/450x100%=10%—
salbutamol(bronkodilator)—KASUS kelebihan 10%—masih bisa dipake
EMERGENCY AJA YANG DIA 59. kalau kelebihan 10 % sampe 20 %—
GABISA DIATASI DENGAN 1 gapapa kelebihan dna masih relatif
OBAT aman, tapi syaratnya obat tersebut
53. tujuan kombinasi=1. memperluas harus punya indeks terapi besar
spektrum(kerja obat sinergis)—
khususnya antibiotik—cegah
pemecahan beta laktam— LANSIA
kotrimoksasol dengan trimetoprin,
cephalosforin dengan metronidazole 1. klirens kreatinin—untuk nentuin
2. potensiasi, 3. mencegah efek dosis
samping(kerja obat antagonis) misal 2. klirens—berapa jumlah obat yang
haloperidol—resikonya bisa dieksresikan
EBS(ekstrapiramidal sindrom)—buat 3. dibandingkan dengan klirens normal
cegah itu bisa diatasi dengan x 100 %. kalau klirens kreatinin
kombinasi amitriptilin!! contoh lain menurun 50 mg/dl—dosis harus
antasida(banyaknya kombinasi turun setengahnya—supaya ga
antara alumunium dan toksisitas
magnesium)—kalau alumunium
doang—bisa sebabkan diare karna
nyerap air salncerna, tingkatkan
peristaltik, kalau magnesium—
hambat peristaltik, konstipasi nah
(LENGKAP) PENYAKIT TULANG PADA 3. konsekuensi paling susah—ga
GERIATRI 22 MARET 2018 mandiri(ketergantungan),
disabilitas(gabisa apa2),
1. tulang normal—epifisis metapisis death(fraktur=alami kematian lebih
dan diapisis cepat, bukan frakturnya tapi jadi
2. epipisis—zona trabekula, kortek infeksi, diabetes
tulang, kompak bone 4. klasifikasi—primer(ga disebabkan
3. dalam tulang— oleh penyakit lain)—paling sering
modelling(pertambahan tulang jadi pada usia muda
lebih panjang dan tebal bayi sampe 5. sekunder(diabetes, gagal ginjal,
30 tahun, setelah itu tak tambah), arthritis rhematodi, obatan
remodelling—tulang rusak ganti kortikosteroid masa panjang)
tulang muda, tjd pada zono 6. tipe 1—akibat penurunan esterogen,
trabekula—sel yang berperan yaitu kena di trabekula
sel osteoklas sifatnya fagosit sel tua 7. tipe 2—senilis, kena di korteks
dan rusak, osteoklas keluarkan 8. khas—derajat hilangnya tulang pasca
kopling faktor, pengaruhi osteoblas menopause. pasca
yang imatur jadi matur, osteoklas menopause=penurunan tulang drastis
selese—jadi lakuna hostage— 9. pake kb hormonal—percepat
tugasnya digantikankan oleh osteoporosis
osteoblas 10. osteoposis—tulang yang terbentuk
4. resorbsi lebih sedikit dari tulang yang
5. reversal—osteoklas apoptosis diabsorpsi!!
tugasnya digantikan oleh osteoblas 11. penyebab= imobilisasi(jangan tirah
6. osteoblas—isi matriks ke sekungan baring lama), senilis(kemampuan
nanaya oseosit osteoblas menurun), penurunan
7. osteosit—sangat lunak, dilanjutkan kalsium(pada lansia—makannya
fase mineralisasi(dipengaruhi dari lebih banyak karbohidrat, tapi daging
osteoblas dgn pengeluaran sitokin ikan kurang. intake makanan rendah.
IL-6 shg yang tadinya lunak jadi absorpsi usus berkurang), kadar vit D
keras) rendah—aktivitas terbatas, kulit
8. osteoblas pergi dinding sel keriput— vit D berkurang, penyakit
9. saluran komunikasi antar tulang komorbid
12. gambaran klinis—awalnya silent
disease, sampai akhirnya merasa
OSTEOPOROSIS(Paling banyak) nyeri setelah fraktur
13. pmz penunjang—lab(ga khas),
1. penyakit tulang sistemik—penurunan rontgen polos(gambaran vertebrae
kepadatan tulang tepi radioopaq tapi tengahnya
2. osteoporosis=salah satu dari sindrom
geriatri
radiolusen), gold 7. duduk ke berdiri harus dibantu
standar(densitometri tulang)—DXA 8. langkah melebar karna lemah
14. gambar khas osteoporosis—fraktur 9. pmx penunjang—radiologi khasnya
kompresi zona losser
15. DXA—gram/cm persegi
16. skor ada 2
17. untuk pasien <50 tahun=pake z PAGET TULANG(osteoitis deforman)
score(artinya kepadatan tulang
dibandingkan dengan sesama 1. peningkatan resorbsi(aktivitas
usianya) osteoklas meningkat)
18. untuk lansia=pake t score (artinya 2. aktivitas osteoblas tak normal—
kepadatan tulang dibandingkan terbentuk tulang yang ga sama
dengan lansia dan dewasa dengan tulang sebelumnya, dan
normal(sekitar usia 30 tahun yang vaskularisasi berlebihan—jadi
masa tulangnya paling bagus) mudah fraktur
19. sehat jika diatas -1 3. gambaran klinis=awalnya ga ada
20. osteopenia jika -1 sampe -2,5 gejala sampe nanti tulang membesar,
21. osteoporosis berat—bila ditemukan bisa tumbuh dikepala(helm gamuat,
adanya fraktur topi gamuat)
22. ttx—assesment geriatri, penilaian 4. bisa pake bifosfonat, kalsitonin
secara komprehensif, resiko jatuh, 5. paget disease—bisa jadi osteoplasi—
jenis osteoporosis ada fraktur atau lalu terakhir jadi osteosarkoma
tidak
23. bifosfonat—hambat aktivitas
osteoklas PENYAKIT KEGANASAN TULANG

1. malignansi—sering pada usia lanjut


OSTEOMALASIA(SOFT BONE) 2. keganasan primer—osteosarkoma—
prognosis buruk!!
1. proses resorpsi— normal, proses 3. osteosarkoma—gambaran seperti
formasi(pembentukan osteoid)— bunga kol
tidak normal
2. tulang jadi lunak
3. bb turun, otot lemah, nyeri tulang, metastase keganasan ke tulang
tulang melengkung(harus sangga
1. sering dari sarkoma, ca mamae,
berat badan)
bronkus, prostat, tiroid, ginjal
4. gambaran pseudofraktur (padahal ga
2. gambaran klinis—butuh analgetik
fraktur)
kuat jenis opioid
5. gambaran klinisnya—sering di salah
3. sklerotik—radioopaq, litik—
artikan dengan rematik
radiolusen
6. radiolusen di daerah skapula, pelvis
4. kondisi malignansi, tumor cell 3. fraktur coles—karna trauma ringan
mengeluarkan OAF(aktivasi misal jatuh posisi tangan menahan
osteoklas), OBL(inhibitor tubuh
osteblas)—jadi semuanya 4. minggu 3 ke 4—nyeri hilang
membentuk gambaran osteolitik 5. faktor resiko fraktur—kepadatan
masa tulang, kerapuhan fisik, risiko
jatuh(konfusio—kebingunan karna
OSTEOMIELITIS obat2), pengalihan
pengaruh(dipanggil cucu)
1. kronik jika > 6 minggu 6. lokasi fraktur—terbanyak tidak
2. perkontinuitatum—misal abses dikamar mandi!!!! kamar
didekatnya bisa nyebar ketulang, makan(mungkin karna karpet
perhematogen—jarang tergulung, mainan cucu)
3. penurunan gerakan—karna nyeri 7. mengembalikan pasien pada keadaan
4. diagnosa pasti dengan biopsi tulang dan fungsi sebelum fraktur
5. pengobatan utama—antibiotik sesuai 8. dicapai dengan operasi, non operatif,
kultur(paling ngga 5 hari)—nunggu mobilisasi dini
hasil kulturnya dikasih antibiotik 9. fraktur=tirah baring—komplikasi
empiris aja bisa jadi DVT, ulkus decubitus,
trombosis, atrofi otot

OSTEOMIELITIS KRONIS

1. bisa dari TBC


2. sinus kronik—keluarkan pus terus
menerus
3. involukrum—pertumbuhan tulang
baru
4. tuberkulosa—pengobatan >= 6 bulan
5. difus hipoiocdifus

SEMUA PENYAKIT DIATAS RESIKO


UNTUK:

FRAKTUR USIA LANJUT

1. paling sering dari osteoposis jadi


fraktur
2. fraktur leher femur—terpenting
karna sendi utama untuk berjalan
(LENGKAP) GERONTOLOGI: GERIATRI lihat faktor resiko ekstrinsik dan
SOSIAL 22 MARET 2018 instrinsik, lihat sasaran utama, lihat
teori
1. menua=sesuatu yang pasti 16. perempuan 89 tahun, pedagang, TD
2. menua=bukan sickness karna aging 200/90, nadi 70, 38 celcius, hpl
process tapi merupakan proses masih bagus, mmse bagus, gds
natural phenomenon, ada teori sosial tinggi, diajak bicara tapi
dan genetic biological ganyambung jawabannya, kegagalan
3. sel akan mengalami detoriasi dan usaha—terapi yang diberikan? A.
pengurangan kemudian jadi diazepam B. edukasi(supaya ga
kematian jualan), C. minta lebih banyak
4. tidak hyanadakah disabilitas berdoa, D. rujuk ke psikiatri, E.
impairment atau rawat sakitnya
5. impairment—adanya kekursngan
atau kecatatan/sel atropi, mewakili
biologi
6. disabilitas—peran dalam
berkomunikasi berkurang
7. handicap—kecacatan dalam
beraktivitas
8. frailty—cadangan fungsi diawal
akan berjalan sepanjang waktu dan
semakin berkurang seiring
berjalannya waktu
9. gerontologi—lebih luas, tidak untuk
lansia yang sakit
10. penting untuk memeriksa lansia—
utamakan kualitas
11. gerontologi=usia bukan patokan
12. disability and functional
handicap=targetnya penyakit
terminal
13. gerontologi—dilihat dari
segininteraksi sosial, ekonomi, daya
dukung, lingkungan dan keluarga
14. aspek lingkungan dan daya dukung
ekonomi—masih lemah
15. pada lansia perlu adanya psbk—
pendekatan berbasis keluarga—
bagaimana kita melihat kualitas
hidup, menjaga cadangan fisiologis,
(SUDAH) NEUROLOGI GERIATRI 16 dikamar(tampaknya tidur(karna
MARET 2018–PPT DARI PSIKIATRI ngorok) tapi sebenarnya ga tidur),
NEURO YA! tidur tapi tidurnya ga dalam(merasa
tidak tidur)
1. yang dibahas=depresi dan gangguan 9. gejala umum depresi yang sering
psikotik pada geriatri pada lansia=sulit tidur, nafsu makan
2. pada geriatri—kasus depresi cukup turun atau ga ada nafsu
tinggi, kenapa? karna=udah banyak makan(makan sedikit perut udah
penyakit, tenaga udah berkurang, terasa penuh)
penghasilan juga udah mulai 10. depresi—dikacaukan oleh penyakit
berkurang, anak2nya sudah banyak fisik
yang sukses(sehingga cuma tinggal 11. ada pasien sampe 1 bulan dia ga
berdua dirumah, ditambah lagi jika makan hanya minum tok—jadi kurus
pasangannya meninggal—makin kering tinggal tulang doang—
kesepian—kasus depresi tinggi) padahal ini tuh gangguan depresi!
3. dilingkungan sekitar—banyak tapi dianggap cuma ada gangguan
kawan2 sebaya yang meninggal—tak pencernaan(dianggap dispepsia)
ada lagi tempat untuk ngobrol 12. depresi pada lansia—tampilannya
dengan teman sebayanya macam2, sehingga ada istilah
4. depresi pada lansia gejalanya tidak pseudodemensia—gangguan fungsi
khas!! kognitif yang nyata tapi bukan karna
5. kalau pada usia dewasa, gejala kelainan organik!! melainkan
umum ada 3A(Afek depresi, disebabkan karna depresi—sehingga
Anhedonia, Anergia) dia ga ingat apa2, kalau ga ditangani
6. Afek depresi—perasaan sedih pada dengan baik—lama2 akhirnya akan
dewasa itu tampak afeknya murung, jadi demensia yang sebenarnya!!
tapi pada lansia tak tampak dianggap keluarga cuma proses
7. Anhedonia—tidak adanya minat penuaan biasa~ sehingga
terhadap hal2 yang dulu dia sukai penangannya ga optimal sampe
8. Anergia—tidak adanya akhirnya meninggal karna ga mau
energi/mudah lelah, sehingga gejala2 makan
ini kadang tumpang tindih dengan 13. demensia—gangguan fungsi
gejala2 penyakit fisik(anhedonia kognitif karna ada kelainan organik
ataupun anergia)—kalau dokter ga di otak
waspada ga akan kenali kalau itu 14. nafsu makan kurang—karna secara
gejala depresi, maka harus cari gejala fisiologis proses absorpsi dan
tambahan lain pada lansia metabolisme menurun, disamping itu
misal=sulit tidur, walaupun udah masih ada gejala depresi yang tak
berhari2 tetap ga bisa tidur— tampak
keluarga ga mengenali kalau dia sulit 15. depresi=ringan, sedang, berat
tidur, dia cuma duduk berbaring
16. depresi ringan dan sedang—bisa goes slow, kekurangan fluoksetin—
disertai dengan gejala ada efek gangguan tidur, ada
somatik(misal=nafsu makan gangguan lambung, sehingga harus
menurun, keluhan fisik lain, hati2 diberikan pada pasien yang
gangguan tidur) gangguannya sulit tidur berat dan
17. depresi berat—disertai gejala ada gangguan
psikotik—umumnya serasi dengan lambung(misal=dispepsia parah)
afek! (misal=kalau ada halusinasi— 21. kalau psikotik—dikasih
mendengar suara2 atau melihat antipsikotik=haloperidol(dosisnya 5-
bayangan2–sebabkan lansia 15mg/hari dalam dosis terbagi bisa
bertambah sedih, merasa bertemu 2x atau 3x—pada lansia 2,5 mg/hari
dengan ayahnya, misal saudara yang atau 3x1 mg), risperidon(dosis
sudah meninggal, bahkan tidurpun dewasa 2x2 atau 2x3 mg/hari, berarti
bertemu oleh orang2 yang sudah kalau pada lansia dimulai pada 1 mg)
meninggal) halusinasinya 22. kalau lansia dengan gangguan
mengatakan sebentar lagi akan mati lambung—diberikan antasida dulu
hadi dia semakin sedih nanti diberi jarak untuk obat depresi
18. depresi berat dengan psikotik—kalau 23. sulit tidur—diberikan pada pagi
sangat mengganggu dan menancam hari—malamnya diberikan
jiwa—terapi pilihan utama yaitu benzodiazepin
ECT(electrocompulsive therapy)— 24. kalau ga ada gangguan jantung—
tapi ECT dalam guideline diberikan antidepresan golongan
ditempatkan paling akhir karna trisiklik/tetrasiklik contoh
intervensi yang ada efek samping amitriptilyne atau maprotiline
yang merugikan—karna buat pasien 25. amitriptilyne dan maprotiline—
kejang dianggap obat sampah pada luar
19. tapi ECT—dalam waktu satu minggu negeri, tapi efeknya untuk gangguan
depresi berat itu sudah akan cepat tidur bagus, kalau ada gangguan
membaik, tapi lansia kan banyak lambung juga diberikan ini efeknya
penyakit, jadi takut efek sampingnya bagus tapi kecuali kalau ada
juga gangguan jantung maka gaboleh
20. dala guideline pertama yang diberikan!
diberikan—antidepresan yang 26. ECT—harus pakai anestesi—
dianjurkan adalah golongan makanya jarang pada rumah sakit
SSRI(selective serotonin reactive jiwa yang berikan ECT
inhibitor) misal=fluoksetin dosisnya 27. perbedaan proses penuaan dan
1/3 sampe 1/2 dosis dewasa, dosis depresi—pada lansia depresi yang
dewasanya=20-60 mg/hari. maka lebih menonjol adalah gejala2
kalau 1/3 atau 1/2 nya—pada lansia tambahan! karna anhedonia dan
mulai dari dosis kecil!!—start slow
anergia harus digali lagi, afek juga 36. depresi lansia—sering berakhir
tak tampak bunuh diri—karna udah perawatan
28. gangguan depresi—bisa terjadi karna penyakit fisik, tapi depresinya ga
pemakaian obat-obatan jangan dihiraukan
panjang, maka tiap lansia depresi— 37. gangguan psikotik pada lansia—
lakukan skrining obat2an! dilihat dari perilaku kalau
misal=obat antihipertensi pembicaraannya dan perilakuknya
penggunaan jangka panjang aneh kacau, waham,
29. ketika diberikan obat antidepresan halusinasi(halusinasi harus ditanya
dan depresinya udah membaik—obat munculnya saat kapan, kalau saat
antihipertensinya dilanjutkan juga mau tidur dan saat bangun tidur—
gapapa kemungkinan besar hanya
30. tapi kalau udah dikasih obat fisiologis!!)
antidepresan dan perbaikannya ga 38. kalau halusinasi saat terjaga—maka
signifikan—obat antihipertensinya psikotik, macamnya bisa skizofrenia.
harus diganti dengan yang lain!! kalau pada wanita geriatri—udah
31. obat antihipertensi—reserpine, menopause—bisa muncul
golongan beta blocker, ace- paranoia(gangguan waham menetap
inhibitor(lebih jarang) tipe paranoid, umumnya kena pada
32. psikofarmaka penggunaan jangka wanita, merasa pasangannya
panjang—bisa juga sebabkan depresi selingkuh!)
pada lansia! 39. terapi psikotik—antipsikotik—
33. obat jantung misal=digoksin juga dosisnya 1/3 sampe 1/2 dosis dewasa
bisa sebabkan gangguan depresi pada (mulainya) nanti lama2 dinaikkan
lansia 40. pengobatan gangguan depresi dan
34. selain obat2an, evaluasi juga psikotik—anjurannya minimal 6
penyakit fisik yang secara langsung bulan!!! kalau kurang dari 6 bulan—
bisa sebabkan depresi misal=tumor sebulan sembuh eh kambuh lagi!!
otak, struk
35. pada lansia—umumnya kesepian—
ga ada tempat untuk curhat, maka
kalau akan berikan psikoterapi pada
lansia tu agak sulit! maka kita
sebagai dokter memberikan
psikoterapi supportif ventilasi atau
katarsis(membiarkan kesempatan
lansia untuk curhat—karna dia cukup
puas ada yang mau mendengarkan
dia curhat—dia udah merasa senang)
(SUDAH) KULIAH PENGANTAR disease!!(misal hipertensi dan
GERIATRI 13 MARET 2018 diabetes pada usia 60 tahun—masuk
ke geriatri) jadi gabisa cuma satu
1. geriatri = identik dengan kronik penyakit tok ketika dikatakan geriatri
disease 14. pada geriatri—rehabilitatif lebih
2. proses menua—tidak mesti terkait besar, preventif tidak terlalu
umur saja, tapi tergantung kondisi dominan(misal pencegahan
biologisnya influenza, pneumonia dll),
3. yang dilihat—cadangan fisiolgis kuratif(bisa sembuh 100% atau tidak
misal ketika menghadapi stress tuh itu tergantung kondisi masing2 misal
gimana jika lakukan operasi—lihat prognosis
4. jika cadangan fisiologis baik—secara apakah akan lebih baik atau tidak
biologis dia masih MUDA dengan lihat kondisinya)
5. pada geriatri—hampir semua sel2 15. laki2 38 persen, wanita 62 persen
alami degenerasi bisa sel otot tulang 16. lansia dengan harapan hidup lebih
dll tinggi—karna ketahanan terhadap
6. karna pertambahan usia— stress
kemampuan ginjal 1% pertahun 17. pada laki2 lebih panjang umur tapi
menurun—karna ada perubahana angka ketergantungan lebih tinggi
tingkat sel, ntah karna secara mental, kognitif, dan
pembentukannya sedikit dibanding obat(quality of life ga baik)
penguraian 18. heart disease—mortilitas paling
7. remaja=pembentukan tulang lebih tinggi!!
tinggi, pada geriatri=lebih banyak 19. keganasan—nomor 2—pada usia
penguraiannya lanjut, pada wanita biasanya ca
8. usia geriatri—jatuh—bisa kenapa2 mamae, pada laki2 ca paru
9. tiap manusia—punya cadangan 20. penyakit spesifik pada usia lanjut—
fisiologis, jadi tergantung. misal ada alzheimer disease!
infeksi bakteri—belum tentu sakit. 21. alzheimer disease—degenerasi pada
jadi pada orang yang cadangan otak(hampir semua kena)—
fisiologisnya tinggi—tidak sakit gangguan tak hanya fungsi kognitif
10. cadangan fisiologis pada geriatri tapi juga perilaku
menurun—akibatnya reflek 22. beda kalau struk hanya pada lokasi
menurun, sel otot tipe gerak cepat tertentu
menurun 23. alzheimer tak ada chronic disease—
11. aging process—mulai pada usia 30 itu kaya orang sehat aja—cuma
tahun sering pergi kemana2(hilang) pelan2
12. gerontologi—bicara geriatri dari segi nanti fungsi kognitifnya akan turun
apa aja 24. bbsd—cuma gangguan perilaku aja!!
13. ciri2 geriatri yang cadangan
fisiologisnya turun—multiple
25. diabetes mellitus—penyebab dari kalau edema normal dan dikasih
struk, hipertensi dll diuretik—malah tambah dehidrasi
26. tatalaksana—tidak hanya masalah 31. comprehensive geriatric
penyakit, tapi banyak yang lain misal assessment—kebanyakan pasien
depresi(diagnosis status mental) geriatri karna sindrom
27. gangguan status fungsional—misal geriatri(imobility, falls—tiba2 jatuh,
pasien struk, pulang kerumah tidur gelisah/confusion—ga bisa
minumkan obat, ga lihat ada tidur saking gelisahnya—sampe
perbaikan fungsi atau tidak(tiduran keluarganya juga gabisa tidur—itu
aja gabisa duduk)—dibiarkan sampe bisa berhari2, konstipasi)
tahap berat—bisa terkena decubitus 32. sindrom geriatri—satu gejala bisa
28. maka kalau ada pasien geriatri— mutltiple kausa. jadi kalau derilium
status fungsional harus jangan berpikir itu hanya gangguan
dipertahankan agar tetap mandiri!!! pada saraf pusat. inkontinesia urin—
dicari dan diterapi dengan rehab itu bisa aja karna prostatnya
medik(misal struk=ototnya membesar
diperkuat) 33. edema anasarka—ada proteinuria,
29. geriatri ketika pasca dislokasi—jika hipoalbumin, hiperglikemi—
dibiarkan tiduran terus bisa jadi diagnosisnya sindrom nefrotika
fraktur disease malnutrisi kontraktur kalau pada usia muda—banyak
dll, jadi prevention status fungsional gejala bisa karna 1 kausa)
harus dipikirkan 34. pasien geriatri—kalau obat banyak—
30. usia lanjut—multiple patologi, compliance akan rendah(susah taat
atypical presentation(usia muda=jika minumnya) sehingga harus pinter2!
infeksi gejalanya demam, kalau usia jadi misal kalau hipertensi—kasih
lanjut demam ga ada!! karna sistem obat yang minumnya kurang dari 2
imun udah kali sehari
tumpul/imunosenensens—limfosit 35. pasien dengan penyakit yang
turun), cadangan fisionya turun, pada banyak—misal heart failure,
lansia—jika odem kaki—kalau coronary heart disesase, pneumoni,
curiga gagal jantung periksa dulu ada osteoarthritis, riwayat sebelumnya
ga hepatomegali. kalau gagal ginjal diabetes melitus dengan pemberian
periksa ada ga anemi, peningkatan insulin(insulin diberikan 2 kali
kreatinin dan protein, sirosis juga sehari) waktu masuk tensinya 130/70
bisa—kalau ga ada—itu edemanya terkontrol dengan obat—mana yang
NORMAL karna katup vena pada penyakit akut mana yang penyakit
lansia ga terlalu baik—cenderung kronis? jawabnya=yang gawat
stasis cairan—akibatkan edema dan pneumonia, kronis=dm, hipertensi,
bisa juga edemanya karna obat. nah dan osteoarthrtis
36. kronik—harus kendalikan pada 51. cadangan fungsional—itu
keadaan semula ketika dia datang berdasarkan tingkat selnya, apakah
karna seorang pasien dengan dm— buruk atau abim
jika kena infeksi—faktor resiko 52. bagaimana kita mencegah penuaan?
gawat(misal hiperosmolar ketotik), dengan mencegah stress oksidatif
heart failure—mobilitas terganggu— 53. glikosilasi—buangan glukosa pada
jadi butuh rehab, pneumoni—tak pasien diabetes
butuh rehab 54. diabetes—merupakan premature
37. diabetes doang—ga perlu rehab aging
38. oa—perlu rehab 55. untuk meningkatkan survivor
39. setting limit—pasien tiba2 jatuh dan geriatri—bisa dengan pengurangan
fraktur—TIDAK OPERASI!! karna restriksi kalori 30-40%
resikonya lebih tinggi, fisiknya ga
mendukung!
40. kurang penglihatan—suruh pake
kacamata! karna kalau geriatri ga
lihat apapun—bisa alami depresi,
gangguan kognitif
41. susah dengar—pake earing aid
42. anamnesis pasien geriatri—instruksi
ditulis satu2 gitu
43. lansia—harus punya banyak teman,
kegiatan—biar ga stress
44. obat—harus kenali efek samping
terutama obat untuk kardiovaskular
dan diabetes melitus misal—insulin,
oad, warfarin
45. oa—tanyakan rumahnya seperti apa
bersih ga gede ga
46. polidipsi—sering haus, pada orang
tua biasanya malas minum—bisa
dehidrasi
47. fisik sehat, tapi quality of lifenya
buruk—biasanya karna depresi
48. sampe usia 60–masih di(?)
49. geriatri usia >60–penanganan
utamanya untuk cegah nekros
50. kalsium lewat 60 sudah harus di(?)
(SUDAH) AGING PROCESS 15 MARET disebut dengan healty aging,
2018 (PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA caranya? caranya—lakukan
PROSES MENUA) exercise(tak hanya olahraga fisik tapi
kognitif, psikologi, dan jiwa)—akan
1. ketika tubuh tak adekuat bertahan tingkatkan cadangan fisiologis!
terhadap respon internal dan dimulai sejak muda
eksternal—gejala atau keluhan tak 12. kapasitas fungsional residu—
spesifik—diagnosa sulit pada geriatri meningkat setelah exercise
2. definisi lansia—ada awal, 13. curah jantung dan stroke volume—
pertengahan akhir—ada menurut juga meningkat setelah exercise
who dan depkes 14. nutrisi juga sangat berpengaruh
3. proses menua—diatas 40 tahun udah terhadap cadangan fisiologis,
mulai terlihat makanan yang memperberat kerja
4. aging proses—dari tingkat sel insulin, glukagon—bisa resiko
sampai sistem organ terkena penyakit metabolik
5. proses aging—sebenarnya dimulai 15. cadangan fisiologis yang menurun—
sejak sel itu matur itu bervariasi tergantung gaya hidup
6. secara fisik baru tampak diatas 40 dan protein yang dihasilkan gen pada
tahun—itu dulu tahun 1964 tingkatan molekuler
7. kalau sekarang—usia 35 sudah 16. geriatri—obat yang diberikan harus
tampak proses degeneratif—seperti dengan penyesuaian dosis—karna
penyakit metabolik karna lifestyle— berkaitan dengan fungsi metabolisme
akan pengaruhi aging proses pada dan clearance pada sistem eksresi
sistem seluler dan sistem organ 17. proses aging—yang utama pada
8. menua—fragile=rapuh mitokondria(fungsinya mengawali
9. faktor resiko—pengurangan sebagian serangkaian apa yang terjadi pada
besar cadangan fisiologis yang mekanisme lain termasuk dna
sebenarnya bisa ditabung. kalau kita damage, cell cycle regulation, signal
menginginkan dalam program transduction, telomere dll (ada
healthy aging—usia harapan dan dislide)—itu semua berperan
kualitas hidup bisa meningkat terhadap terjadinya aging—dan itu
10. healthy aging—meningkatkan semua adalah TARGET TERAPI
cadangan fisiologis sejak muda THDP PERUBAHAN
sampai tua 100%—ketika sel dan DEGENERATIF
organ alami pengunduran atau 18. menunda proses aging—bisa
degeneratif—cadangan fisiologis tingkatkan usia harapan hidup—tapi
tinggal 50%—pengaruhi fragilitas masih dalam batas penelitian
dalam sistem organ 19. mitokondria—merupakan mesin
11. kalau cadangan fisiologisnya energi sel—sekaligus menghasilkan
200%—saat kemunduran fungsi
setengahnya—masih ada 100%—itu
radikal bebas. makin tua=radikal tergantung kerusakannya—kalau
makin numpuk gabisa mengendalikan bisa terjadi
20. mitokondria—dalamnya juga ada keganasan atau pembelahan yang
antioksidan endogen tak terkendali, kalau apoptosis
21. mitokondria—mempengaruhi meningkat—bisa sebabkan kelainan
spontaneous mutagenesis— pada siklus sel—siklus dan kematian
mitokondria adalah satu-satunya sel tak seimbang!—inilah yang
organella yang punya dna sehingga mengawali proses degeneratif
ketika mitokondria rusak—akan 25. exercise—menghasilkan energi dari
pengaruhi coding dari protein2 yang mitokondria, mitokondria juga
akan pengaruhi enzim2 meningkatkan terjadinya radikal
bioenergetik(nanti jadi berubah— bebas, sehingga orang yang
tak akan bisa jalankan fungsi seperti berolahraga selain menghasilkan
semula(power supply menurun) dan antioksidan endogen yang
juga pengaruhi antioksidan—radikal mengontrol radikal bebas, orang
bebas akan bertambah yang tak yang berolahraga tadi juga bisa
hanya menyerang mitokondria tapi mengkonsumsi nutrisi antioksidan
juga protein lain yang berkaitan eksogen sehingga kapasitas fisik
dengan terjadinya apoptosis(jalur yang lain meningkat, tapi dari sisi sel
apoptosis mitokondria itu melalui tetap bisa mengkontrol radikal
sitokrom c, sehingga jalur ini akan bebas! ketika diberikan antioksidan
mengakibatkan kerusakan massive eksogen—akan kurangi kecepatan
pada tingkat sel—maka terjadilah degeneratif
apoptosis) 26. gerontogenes—gen yang berkaitan
22. cell cycle regulation—ketika terjadi dengan proses penuaan—sifatnya
proses penuaan, yang meregulasi segmental karna ada beberapa gen
siklus sel yaitu cancer supressor yang terlibat langsung pada
cyclic (ada banyak), MAP kinase, transkripsi, replikasi, dan repair—
protein p-21, protein p-16, p-53, ini proteinnya dikode oleh gen yang
kemudian ketika radikal bebas disebut gerontogene, kalau dia alami
meningkat—bisa mengganggu polimorfisme—maka kemudian akan
proses regulasi protein sel—kalau pengaruhi proses aging akan lebih
terganggu—siklus sel tak terkontrol! cepat, contoh warner, bloom, cocaine
23. siklus sel ada 2 jalur, sel akan alami sindrom
pembelahan tapi kalau belum tepat 27. ada 2 jenis ada yang onsetnya tua
dia akan direpair, kalau gabisa— dan muda
akan terjadi apoptosis yang ngatur 28. onset muda—pada bayi—belom 12
adalah guardian of the cell atau p-53 tahun dah tua, tak hanya wajah tapi
24. p53 alami kegagalan untuk me-repair fungsi tubuh juga alami degenerasi
dan mengendalikan siklus sel—jadi
29. onset tua—warner sindrom—15 kanker atau sel germinal. sel
tahun ke 48 tahun karna mutasi atau normal=gapunya telomerase!!
polimorfisme pada dna helicase 35. trankripsi, translasi, modifikasi post
30. faktor yang lain—yaitu translasi—ketiga protein ini yang
telomere(yaitu ujung dari kromosom mengatur regulasinya—berkaitan
yang berfungsi untuk stabilitas dgn radikal bebas dan spontaneuous
kromosom dan cegah degradasi mutagenesis
kromosom dari proses enzimatik, 36. insulin reseptor(IRS)—dia punya
melekatkan nucleus ke matrik struktur model 3 dimensi—yang tak
nuclear dan memungkinkan dna bisa dihasilkan dari translasi—maka
untuk replikasi secara lengkap, jadi dipackage oleh retikulum endo dan
telomer ga hanya berkaitan dengan aparatus golgi—untuk kemudian
jam biologis tapi juga berkaitan dilakukan modifikasi post
dengan fungsi kromosom dan dna translational membentuk struktur
31. fungsi telomer sebagai jam biologi primer, sekunder, beta helik, alpha
pada sel—tiap kali terjadi kemudian akan merubah jadi struktur
pembelahan sel—telomer akan 3 dimensi, kalau berlebih bisa
memendek sebanyak 100 basepair membentuk struktur 4 dimensi.
32. pada manusia 8-14 kilo basepair— walaupun ga ada polimorfisme,
kalau terus memendek—sensecent struktur dan protein yang dihasilkan
cel akan punya telomer yang lebih sama, tapi dalam modifikasi post
pendek pada sequence yang tranlaslasi menjadi struktur protein
repertitive(terpotong terus) yaitu yang lekukannya atau codenya
ttagg! berbeda—maka ini akan jadi tak
33. telomer sequencenya selalu berfungsi!!
repetitive atau berulang—yang 37. jika terjadi perubahan binding site
terpotong antara ligand dan reseptor—akan
34. sehingga ketika sel jadi lebih aktif pengaruhi terjadinya perubahan pada
membelah—misal karna gaya sinyal selanjutnya—tranduksi sinyal
hidup—banyak sel mati—respon TAK AKAN TERJADI. ini terjadi
tubuh akan tingkatkan pembelahan pada diabetes tipe 2—bukan
sel—tapi disisi lain telomer akan insulinnya yang ga berfungsi, tapi
pendek—akan pengaruhi percepatan adalah reseptornya yang ga
proses degeneratif, tapi telomer sensisitf—sehingga insulin
sequence yang ttagg bisa diproduksi terus tapi ga bisa
disambungkan kembali oleh enzim ditangkap oleh reseptornya karna
telomerase—siapa yang punya terjadi kegagalan modifikasi post
enzimnya? yang punya enzim translasinya!
telomerase yaitu imortal sel/sel 38. insulin—jika irsnya baik, tapi jalur
kebawah (ada posforilasi, tirosin
kinase) kalau ada perubahan—maka perfusi(berkaitan dengan demensia,
ga terjadi proses selanjutnya(misal derilium)
pada diabetes terjadi tranlokasi dari 2. monoamin oksidase—enzim yang
glut 4 dan 2) kalau glutnya ga memecah neurotransmitter terutama
muncul kepermukaan gulanya ga dopamin(fight of flight) dan
akan masuk ke sel dan ga bisa serotonin(untuk ketenangan=tidur
dioksidasi!!—nah ini tuh berkaitan nyenyak, kemampuan kendalikan
dengan proses degeneratif!! psikis),
39. tiap sel—punya program sel dead 3. transmisi impuls(neurotransmitter)—
yang berbeda lambatnya proses sentral dna dan
40. sel darah merah tiap 120 hari—akan waktu reaksi(keluar ujian)
apoptosis, tapi tiap sel kematiannya
berbeda dengan sel darah merah
41. pada aging—terjadi perubahan KOGNITIF
program sel dead yang tadinya 120
hari tadi jadi lebih cepat—berkaitan 1. kalau sudah tua—fungsi intelektual
dengan adanya faktor yang sulit ditingkatkan!
menentukan proses apoptosis 2. memori saat ini mudah
42. faktor yang menentukan proses hilang(terutama pada demensia),
apoptosis—jalur sedangkan yang lama mudah ingat
internal=mitokondria , jalur karna sudah tersimpan diambang
eksternal=fas ligan(fasL) bawah sadar
43. kalau dna damage atau kerusakan
dna gabisa diapa-apakan pada
p53(pilihannya hanya apoptosis atau SISTEM SARAF TEPI
tak bisa dikendalikan)—sel
1. ketidakseimbangan posisi—dideteksi
mundur—apoptosis berjalan, sel
oleh sistem keseimbangan
membelah terus dalam keadaan yang
propioreseptor misal mata,
tak direpair—akan jadi ganas
telinga(rvo)—reseptor
44. farmakoterapi pada geriatri—
keseimbangan—akan pengaruhi
polifarmasi
lansia—jadi mudah jatuh karna
ketidakseimbangan—kalau jatuh—
PROSES MENUA lebih rapuh untuk jatuh berulang—
lebih rentan terhadap penyakit
1. pada sistem saraf pusat—aliran darah geriatri(pengaruhi kapasitas
otak terhambat(karna aterosklerosis), fungsional organ tubuh)—bisa
reseptor glukokortikoid(berkaitan imobilitas—(pengaruhi banyak
dengan modifikasi post sistem organ)
translational), autoregulasi 2. berkurangnya sensitivitas termal—
mudah complusion, mudah dingin
3. berkurangnya amplitudo aksi 1. terjadi pengisian ventrikel kiri
potensial(untuk transmisi impuls— berkurang—karna kemampuan
jadi ambangnya menurun)—karna pacemaker nodus sa berkurang!
mielinisasi(selaput mielin berubah2 2. ada fase diastolik ejeksi cepat, ejeksi
dan ada yang rusak)—pengaruhi lambat—ketika pacemaker nodus sa
jalur aferen eferen yang jalurnya ke berkurang fungsinya—maka
medula spinalis dan otak—respon pengisian ventrikel berkurang—akan
cepat tanggap nya berkurang pengaruhi volume preload yang akan
pengaruhi stroke volume,
kontraktilitas miokard nya juga
fungsi penglihatan menurun dan volume afterload
meningkat—mudah terjadi
1. lensa, otot penyangga lensa, saraf hipertrofi atrium karna dia yang
otot bola mata—yang berkaitan mengkompensasi terhadap
penurunan fungsi penglihatan kelemahan ventrikel. tapi ventrikel
juga bisa hipertrofi kalau volume
afterloadnya menurun, peningkatan
fungsi pendengaran tahanan perifer, dan tekanan darah
tinggi
1. kesulitan membedakan sumber bunyi
3. kontraksi dan relaksasi lebih lama—
dan noise—mudah kecelakaan
karna pacemaker yang terhambat
2. perubahan tulang pendengaran—
4. respon inotropik dan kronotropik
keseimbangan terganggu, tuli
terhadap stimulasi beta adrenergik
konduktif, dan sensoris
pada kontraksi otot jantung
5. inhibitor beta-adrenergik—misal
propanolol
INDRA PENGECAPAN DAN PENGHIDU
6. heart rate pada orang tua—menurun
1. asin manis—ketika mencicipi karna kemampuan konduksi dari
makanan, kita udah ngerasa tapi pacemaker sampe serabut purkinje
orang tua belum nya menurun
2. pada lansia harus kurangi garam
3. biasanya tak merasa bahwa dia yang
PEMBULUH DARAH
alami kemunduran
4. biasanya merasakan masakan jadi ga
1. berkaitan dengan fungsi arteri sampe
enak gitu karna ga ada rasanya
vena
2. arteri(yang paling banyak tunika
intima, jar elastis, dan otot polos)—
SISTEM KARDIOVASKULER
fungsi untuk resistensis
tekanan(kalau dari ventrikel tekanan
120, tapi sampe arteriol tuh gaboleh
120, jadi dia vasodilatasi optimal 7. reflek batuk—berkaitan dengan
sehinga dia bisa turunkan tekanan fungsi reseptor, transmisi dan fungsi
darah sistolik dari 120 jadi 90) silia—berkaitan dengan perokok,
3. kalau arteri nya arteroskelerosis— iritan
gabisa turunkan tekanan sampe 8. volume residu meningkat—
arteriol(fungsi arteriol=distribusi menurunnya kemampuan difusi—
darah kerbagai organ, nah tiap organ faktor yang mempengaruhi—ada 7
tuh berbeda, misal liver 27%, otak yaitu rasio ventilasi perfusi,
14%, ginjal 21%, kulit 5%, kalau ketebalan membran difusi, luas
tekanan gabisa distop, arteriol gabisa permukaan kelarutan dalam lemak,
menyalurkan dengan baik—akan rasio ventilasi perfusi menurun pada
terjadi penurunan distribusi darah ke saat tua
organ yang diperlukan) 9. jar elastis—digantikan dengan jar
4. arteriol—berkaitan dengan fungsi fibrosis—membran difusi jadi
endotel menebal—kemampuan difusi
5. terganggunya kapiler=tak bisa menurun—volume yang tersisa
melaksanakan fungsi difusi meningkat!
10. rasio ventilasi perfusi—pa oksigen
menurun
sitem respirasi 11. mekanika bernafas—butuh otot,
sarkopenia(kemunduran otot rangka
1. penurunan fevi detik pertama dan fvc baik fungsi maupun jumlah, tak
2. fevi detik pertama menurun akan hanya otot pada ekstremitas tapi juga
akibatkan—obstruksi jalan nafas otot pernafasan—ekspirasi dan
3. fvc—berkaitan dengan kemampuan inspirasi cepat dangkal—difusi
complience paru, karna semakin tua berkurang, jalan nafas mudah
jar elastis akan digantikan dengan jar menurun dan kolaps akibat tirah
fibrosis terutama kalau kena infeksi baring lama—akibatkan obstruksi
atau karna penyakit akibat kerja— infeksi jalan nafas!!
asbestosis dan silikosis
4. fevi detik pertama dan fvc—bisa
ditingkatkan kapasitasnya untuk TERMOREGULASI
cegah degenerasi—dengan cara
exercise 1. pneuomonia pada orang tua ga
kardiorespirasi(parameternya vo2 demam!! karna termoregulasinya
maks) jelek—karna reseptor termoregulasi
5. vo2 maks—diliat setiap 3 bulan, yang ada dikulit, penghantaran suhu
kalau ga bertambah—berarti exercise inti ke kulit oleh arterivenosa, dan
salah!! distribusi darah ke kulit alami
6. exercise berkaitan dengan frekuensi, kemunduran
intensitas, siklus, durasi
2. hipotalamus juga menurun sebagai 1. > 25 tahun—kecepatan metabolisme
pusat pengaturan termoregulasi menurun 1 persen pertahun, maka
3. lemak subkutan juga menurun optimalkan fungsi metabolisme pada
sebagai isolasi panas sehingga dia ga sebelum usia 25
demam!!
4. batuk juga ga kaya pada anak2–nafas
ga cepat dan retraksi dinding dada ga GFR
ada, padahal nafas cepat sama
retraksi itu merupaakn kompensasi!! 1. aksentuasi pelepasan ADH
kalau ga ditangani—kualitas hidup sebagai..... perfusi(ada di slide)—
jelek orangtua rentan dehidrasi dan
5. geriatri—ga mau makan—infeksi asidosis karna respon ADH
intestinal—sulit menelan, ga berkurang
ngomong, karna imobilitas 2. dehidrasi—osmolalitas meningkat—
respon ADH yang tak cepat
tangkap—respon haus ga ada—
SISTEM GASTROINTESTINAL mudah dehidrasi
3. mudah asidosis—berkaitan dgn
1. pada orang tua mudah terjadi gerd— fungsi pernafasan dan eksresi, walau
karna terganggunya respon cedera dia ga ada penyakit yang berkaitan
pada mukosa lambung—lebih susah dengan asidosis misal dm
lagi asupan nutrisinya—sebagai 4. transmisi impuls pada saluran
faktor resiko terjadinya penyakit!! kencing terjadi perpanjangan waktu
2. walau makan udah sedikit tapi proses refraksi
pencernaannya lama—karna 5. hiperplasi prostat—berkurangnya
enzimatik menurun—pencernaan sekresi prostat di urin dan
substrat menurun pengosongan kandung kemih tak
3. merawat pasien geriatri—berikan aja sempurna—sehingga mudah
makan cair/parenteral!! tanpa inkontinentia, urgensi
melibatkan fungsi enzimatik
4. berkurangnya kontraksi kolon—sulit
bab HORMON
5. absorpsi kalisum berkurang—
berkaitan dengan kontraksi otot dan 1. kemampuan pankreas turun,
irama jantung(karna ada antagonis cadangan enzimatik turun—sehingga
kalsium) kalau udah tua—batasi konsumsi
6. sulit menelan—karna enzim gula!
pencernaan dan saliva berkurang 2. hormon T3—berkaitan dengan
metabolisme tiroksin
3. peningkatan hormon paratiroid—
METABOLISME terjadi osteoporosis karna kalsium
dikeluarkan dari tulang oleh
paratiroid
4. ovarium failure—gejala khasnya
adalah pada klimakterium(proses
senilis, setelah menopause)—terjadi
degenerasi organ dan hormon
esterogen dan progesteron yang
berkaitan dengan fungsi
anabolik(bermasalah pada
pembentukan sel2 baru)

MUSKULOSKELETAL

1. osteopenia—kalsium meningkat—
karna hormon paratiroid meningkat

KULIT

1. mudah decubitus

IMUNITAS

1. produk antibodi menurun tapi


autoantibodi meningkat—rentan
remathoid arthritis(karna respon dari
autoantibodi)
2. il-6 meningkat—inflamasi
menyeluruh pada banyak organ
3. il-6–berpengaruh pada hepsidin—
absorpsi terhadap besi menurun—
bisa jadi anemia
(LENGKAP) KULIAH PROBLEM 11. komorbiditas—DM tipe 2 non obese,
SEPSIS USIA LANJUT—INFEKSI PADA hipertensi
USIA LANJUT
workshop 2
workshop 1
1. aspilet dan
1. problem-geriatri, pneumonia, DM, clopidogrel=antitrombotik
hipertensi 2. seseorang yang low intake=ga selalu
2. status fungsional sudah menurun, malnutrisi
pasien sebelumnya bisa aktivitas 3. mmse—23=mild demensia
dengan baik, target status 4. bagaimana menilai nutrisi TN y?
fungsi=bisa beraktivitas dengan baik pake MNA!!
sebelumnya
3. resiko decubitus—diukur dengan 1. paling sering sepsis, merupakan
melihat=kesadaran, aktifitas, respon sistemik heart rate meningkat,
keadaan umum, dan inkontinensia demam, syok, penurunan kesadaran
urin. pada skenario skor 15–risiko 2. sepsis pada usia lanjut menjadi
sedang sering karena= involusi timus,
4. assesment—pneumonia—dikasih banyak komorbiditas(DM),
antibiotik, bronkodilator, mukolitik, malnuteisi, degeneratif, pola
antipiretik resistensi kuman thdp antibiotik di
5. tambahan ttx=bisa oksigen RS semakin tinggi
6. ttx awal—dm(karena bisa 3. gejala klinis sistemik demam
meningkatkan viskositas—bisa jadi dehidrasi—karna infeksi
hipertensi!! komplikasi 4. lamanya pengobatan—cenderung
hiperglikemia pada glukosa(osmotik alami
diuresis)—hiperosmolal ketotik— 5. kreatinin naik, derilium, fungsi liver
resiko tinggi mengalami dehidrasi terganggu—bisa karna sepsis
dan syok!! 6. sepsis pada usia lanjut—jadi berat
7. pasien syok hipovolemia yang karna udah imunonesense jika
diare—pastikan perfusi cairan baik diabetes—komplikasi akut dan
monitor tekanan darah dan jumlah kronik
urin!! 7. sepsis—paling bayak karna
8. diuretik luar biasa pada lansia—bisa perawatan dirumah sakit
sebabkan syok hipovolemik(urin 8. status kognitif—misal demensia—
sangat banyak)—monitor—urin mudah infeksi
harus berkurang—tensi nanti akan 9. polifarmasi—steroid—mudah kena
baik—glukosa akan baik infeksi karna sistem imun disupresi!!
9. diabetes—sistem imun sangat turun 10. sindroma geriatri—inkontinensia
10. diabetes bisa tereksaserbasi shg bisa urin—mudah kena infeksi—karna
jadi hiperosmolar ketotik!! imunitas pada geriatri rendah
11. malnutrisi inanisi—gampang infeksi 1. stress ulcer
12. agen infeksi multiple!! pseudomonas 2. terjadi vaskular deep(?)—kalau ada
aeroginosa—paling sering!!! iskemik infeksi lama—mudah alami
13. ISK dan ISP—PALING SERING perdarahan—biasanya keluhan nyeri
14. ISK—kompleks(pemberat)—paling perut
banyak pada geriatri—misal infeksi 3. ggn malabsorpsi
dengan batuk, infeksi dengan prostat 4. malnutrisi
hipertrofi 5. mudah konstipasi
15. ISP(infeksi sal napas)—
kormobidnya lebih tinggi dari ISK
16. geriatri yang dirawat dirumah— IMOBILISASI
PALING BANYAK ISK
1. bisa sebabkan dvt, dekubitus,
sarkopenia kontraktur,
DERILIUM, KONFUSIO AKUT— konstipasi(bisa perdarahan intestinal)
penyebab tersering infeksi isk batu sal kemih
2. quick shofa dan shofa score—untuk
1. perubahan aliran, darah keotak, ggn tentukan sepsis atau ngga kalau
neurotransmitter, atrofi otak— cenderung turun—berarti sepsis
cendrung alami derilium, postural 3. tatalaksana—1. resusitasi
instability(jatuh) cairan(initial resusitation) tapi hati2
2. atrofi otak—tak hanya pada lansia!! pastikan jantung dan ginjal baik,
karna kalau berlebihan bisa
timbulkan odem paru!! 2. antibiotik,
PROBLEM RESPIRASI infeksi harus dikontrol(jika ada luka
terbuka), 3. vasoaktif(norepinefrin,
1. otot saluran nafas mudah atrofi vasopressin)
2. igA di mukosa sudah berkurang 4. dm nefropati kreatinin 3–sesuaikan
produksinha antibiotik!!
3. pneumoni anak—gampang dilihat 5. kontrol obat—cairan linger laktat
RR meningkat, retraksi tapi orang bersama seftriakson—bermasalah
tua tak mudah dilihat!! 6. h2 block—misal ranitidin
4. lansia pneumoni—dahak bisa cimetidin—resiko derilium, saran—
terkumpul di rongga dada—stridor, omeprasol desomeprasol
ronki tak hilang2 7. sepsis—cenderung gula darah naik
5. iga di perm mukosa berkurang walau ga dm, glukosa kontrol—
produksina target <180
8. sangat kurus dan ga mau makan—
resiko metabolisme lambat, insulin
PROBLEM SALURAN CERNA rendah kalau langsung dikasih kalori
yang cukup (1700) insulin akan
langsung naik—refeeding sindrom— DIABETES MELITUS PADA USIA
hiperkalemia LANJUT
9. hiperkalemia—terapinya insulin
10. haloperidol—ga terlalu disarankan 1. kriteria diabetes melitus—GDP lebih
11. obat dengan makanan—misal ada dari 126, GDS lebih dari 200,
pasien fibrilasi dan penyakit jantung polidipsi, poliuri, polifagi
iskemik —dikasih warfarin, 2. DM dewasa dan lansia beda!! kalau
interaksinya bisa dengan makanan, lansia ada geriatric giant, ggn
warfarin dengan sayuran hijau kognitif—efek beda kalau lansianya
12. penurunan status fungsional—waktu DM
pulang ga ada handicap!! 3. sindroma geriatri—ada
13. tatalaksana sarkopenia—1. 16(imobilisasi, inkontinensia urin,
rehabilitasi sarkopenia—resistance infeksi, imun defisiensi, inanisi, dll),
training, 2. vitamin D, 3. protein tambahannya frailty dan sarcopenia
14. jika ada konstipasi—kontrol harus 4. sarcopenia—terkait dengan
bisa BAB maksimal 3 hari tatalaksana DM pada usia lanjut
15. ISK—gausah pake kateter!! 5. patogenesis—pabrik
16. untuk konstipasti—berikan insulin(pankreas). ketika glukosa
laksansia—harus rutin berikan 3 hari meningkat ditangkap reseptor yang
17. intinya mobilisasi sedini mungkin ada di otot(tapi reseptornya
18. setting goals of care—epidemiologi berkurang)—pada lansia
suatu penyakit penting untuk sarkopenia—terjadi resistensi insulin
memberikan gambaran ke keluarga 6. DM—sarannya dikasih buah
pasien 7. IGF-1 dan DHEAS—turun sampe
19. prognosis jelek jika—1. ada 50%
kormobiditas kronik yang multiple— 8. manifestasi—poliuri, polifagi, dan
bisa hitung pake charlson polidipsi—JARANG PADA
comorbidity index, 2. indikasi masuk LANSIA!!!!—respon fisiologis
HCU sudah berkurang, datang udah
20. geriatri—kena pneuomoni tapi komplikasi—ulkus, angina pektoris,
kormobiditas kronik ga ada— retinopati, mual muntah, sindrom
prognosis baik!! uremikum, makanya oenting harus
21. lebih tinggi kormobiditas kronik!! screening!! biar ga ada komplikasi
22. dekubitus ditentukan oleh=keadaan 9. neuropati—ransang panas dll udah
umum kesadaran aktivitas ga kerasa
inkontinensia 10. komplikasi akhir DM—paling
23. dekubitus grade 1—belom ada luka ditakutkan adlaah GAGAL
24. dekubitus kalau dah sampe epidermis GINJAL!! keluhannya cuma MUAL
endodermis—grade? MUNTAH(kreatinin 9, ureum 183,
igfr < 15)—tidak normal
11. kebanyakan pasien DM—datang 26. Gangguan ginjal—
dengan komplikasi KONTRAINDIKASI METFORMIN
12. ketoasidosis DM—mual muntah, TAPI DIKASIH SULFONILUREA
high blood glucose—komplikasi 27. tapi sulfonilurea(glibenclamide)—
13. riwayat dm keluarga, hipertensi— tapi risiko hipoglikemia tinggi
penapisan(screening DM) 1 tahun 28. jika GDS bawah 75—dikasih
sekali Dextrose 40 %, 10%, 5%—1/4
14. tatalaksana DM—comprehensive botol—intravena
geriatric assesment— 29. kriteria whipple(hipoglikmia)—
MULTIDISIPLIN!! misal makan siang terlambat—pusing,
psikolog(kemungkinan depresi bisa lemas, keringat dingin, gemetaran,
bikin insomnia) drop—biasanya dikasih minum yang
15. susah mulai tidur(ansietas), manis
depresi(gampang tidur tapi gampang 30. hipoglikemi—lebih bahaya!! bisa
bangun) meninggal tiba2
16. tatalaksana DM—langkah pertama— 31. sulfonilurea(glibenclamide)—untuk
modification lifestyle(merubah pola lansia—2,5 mg(dosis max 5 mg)
hidup)—olahraga, pengurangan berat 32. insulin—dikasih jika modifikasi
badan(biar ga resistensi insulin) gaya hidup dan metformin 3 bulan ga
17. lansia—pola makan menurun berefek
18. lansia yang DM—makan jumlah 33. insulin—ketergantungan, diberikan
jenis jadwal yang tepat secara intramuskular
19. makanannya—setengah sayur 34. impedition—kurang penglihatan—
seperempat karbo seperempat protein akibatnya nanti salah ambil obat
20. terapi diet—tidak mampu 35. insulin rapid—diberikan 3 kali sehari
menyiapkan makanan(paling sering) 36. insulin long acting—diberikan 1 kali
21. pada lansia biasanya terjadi sehari—mengcover insulin basal—
impaksi—3-4 hari susah BAB diberikan sebelum tidur
22. olahraga minimal— 37. insulin long rapid—diberikan 2 kali
berjalan(120menit/minggu) dan sehari
berenang 38. insulin basal dan dicover dengan
23. berjalan—pake alas kaki yang metformin—bisa diberikan
tertutup dan nyaman(jangan sempit 39. GDP jika meningkat—diberikan
karna bisa luka) insulin rapid—mengcover
24. obat lini pertama metformins— kecukupan insulin setelah makan
meningkat insulin, ransang reseptor 40. screening kognitif—tanya orientasi
25. efek metformin—efek samping mual waktu dll
muntal boating perasaan tak nyaman 41. polifarmasi—obat >3
diperut
42. kalau ga minum obat DM misal
metformin—risiko gagal ginjal
tinggi
43. pasien DM—kejadian ISK
meningkat
44. DM—kontrol gula, tekanan darah,
lemak

INKONTINENSIA URIN

1. bahasa lain=ngompol, beser


2. inkontinensia urin—keluarnya urin
tak terkendali tanpa perhatikan
frekuensi dan jumlah
3. inkontinensia urin—risiko ISK tinggi
4. kateter—diganti seminggu sekali—
kalau ngga diganti bisa jadi sepsis—
jadi multiple organ failure
5. pada lansia—sfingternya udah lemah
6. derilirum—sering inkontinensia urin
karna penurunan kesadaran tadi jadi
ga kerasa
7. bladder training—biasanya pada
lansia yang pake kateter lama terus
dicopot—langsung di bladder
training
8. habit traning—diajarin waktu
pipisnya kapan aja
9. fenilpropanolamin—jarang
digunakan karna risiko struke
10. pesudoefedrin—ransang sistem saraf
simpatik
11. pembedahan augmentation
cytoplasti—risiko tinggi
derilium(gasadar) makanya dipikir
matang2

Anda mungkin juga menyukai