Sebagian besar kasus keracunan organofosfat mudah ditegakkan karena informasi riwayat
minum pestisida sering mudah didapatkan melalui heteroanamnesis. Diagnosis keracunan
organofosfat terkadang sulit untuk dilakukan jika tidak ada informasi "pasti" yang menyatakan
pasien telah minum organofosfat, karena gejala keracunan organofosfat terkadang mirip dengan
keracunan carbamate.
Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang cermat akan sangat membantu menegakkan
diagnosis.
Diagnosa keracunan organofosfat dibuat berdasar kecurigaan klinis, anda klinis dengan
karateristik adanya bau pestisida, gejala mual, muntah, diare, pusing (dizziness), nyeri kepala,
hipersalivasi, otot mengalami fasiculasi, tampak agitasi, berkeringat banyak, penurunan kesadaran,
pupil miosis, dan ter-jadi gangguan pernapasan.
Gejala-gejala tersebut dapat digolongkan sebagai berikut:
Overstimulasi muscarinic:
1. Bradikardia
2. Bronchorrhea
3. bronchospasm
4. diarhea
5. hipotensi
6. lacrimasi
7. miosis
8. hipersalivasi
9. urinasi
10. vomiting.
1. agitasi
2. midriasis
3. berkeringat
4. takikardia
1. fasiculasi
2. kelemahan otot
3. paralisis
Pemeriksaan EKG dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya aritmia atau prolong QT interval.
Detail praktis tindakan eliminasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah di bawah ini:
1. Lavage Lambung
(Kumbah Lambung) dilakukan dengan memberikan 5 ml cairan/kgBB dengan sonde
lambung no. 40 (dewasa) dan no. 28 (anak). Tindakan ini akan menurunkan absorpsi bahan
organofosfat hingga 52% bila dilakukan dalam waktu 5 menit, dan dapat menurunkan
absorbsi bahan organofosfat hingga 26% bila dilakukan dalam 30 menit dan hanya 16%
bila dilakukan 1 jam setelah minum bahan organofosfat. Namun, harus diwaspadai
komplikasi aspirasi (10%) dan perforasi/salah masuk (1%).
2. Arang aktif
Dapat diberikan dalam larutan secara oral, dengan dosis 1 gram/kgBB. Tindakan ini efektif
menurunkan absorpsi bahan organofosfat hingga 73% bila diberikan dalam 5 menit, 51%
bila dilakukan dalam waktu 30 menit, dan 36% bila dilakukan dalam waktu 1 jam. Perlu
diwaspadai efek samping mual, muntah, diare dan konstipasi.
Eliminasi bahan organofosfat juga dapat dilakukan dengan metode forced emesis dan
hemodialisis. Pembahasan lebih lanjut tentang tindakan eliminasi organofosfat dapat dibaca lebih
lanjut di buku EIMED BIRU PAPDI.
1. Resusitasi
2. Pemberian oksigen
3. Pemberian atropin
4. Asetilkolinerase reactivator (oxime)
Atropin (iv) dapat diberikan secara infus dengan dosis 0.02-0.08 mg/kg selama 30
menit atau dosis intermiten 2 mg tiap 15 menit sampai hipersekresi terkendali. Efek
takikardia dihindari dengan pemberian diltiazem atau propranolol.
STUDI KASUS